Anda di halaman 1dari 3

PELAYANAN ANESTESI

No. Dok : 184/SPO/III/2023


No. Revisi : 3
SPO
Tanggal : 23 Maret 2023
Halaman : 1 dari 2

UPTD Puskesmas
Wahyoto
Candilama

Anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan nyeri/ sakit secara lokal


tanpa disertai hilangnya kesadaran. Pemberian anestesi lokal dapat
dilakukan dengan teknik anestesi permukaan (penyemprotan di atas
1. Pengertian
selaput mukosa, contohnya chlorethyl) dan anestesi infiltrasi
(penyuntikan anestesi lokal langsung di sekitar tempat lesi secara
blokade lingkar/ intradermal atau subkutan).
Sebagai acuan dalam menerapkan langkah-langkah pemberian
2. Tujuan
anestesi.
Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Candilama Nomor
3. Kebijakan
044/SPO/III/2023 tentang Pelayanan Anestesi.
4. Referensi Permenkes no.43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
A. Petugas memberikan penjelasan kepada pasien/ keluarga
mengenai prosedur yang akan diberikan.
B. Petugas menanyakan kesediaan pasien/ keluarga untuk menjalani
prosedur anestesi lokal.
C. Petugas meminta keluarga/ pasien menandatangani informed
consent.
D. Untuk anestesi permukaan dengan chlorethyl.
1. Petugas mempersiapkan alat dan bahan.
2. Petugas melakukan cuci tangan dan menggunakan sarung
tangan steril.
3. Petugas menentukan tempat/ lokasi yang akan dilakukan
anestesi.
4. Petugas mengocok botol chlorethyl agar homogen.
5. Petugas menyemprotkan chloroethyl dengan jarak semprotan 5-
10 cm dari daerah/ lokasi yang akan dianestesi.
6. Petugas menunggu 1-2 menit, lokasi anestesi siap untuk
dilakukan tindakan selanjutnya.
7. Untuk tindakan gigi, Petugas menyemprotkan chlor ethyl ke
5. Prosedur
kapas kemudian menempelkan kapas tersebut ke lokasi gigi
yang akan dicabut.
E. Untuk anestesi infiltrasi/ blok dengan lidokain 2%.
1. Petugas mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan.
2. Petugas mengisi spuit dengan lidokain 1%. Ukuran spuit dan
jumlah lidokain yang disesuaikan dengan luas dan dalam area
anestesi.
3. Petugas melakukan desinfeksi daerah anestesi dengan kasa
yang sudah diberi larutan antiseptik alkohol 70%.
4. Petugas memasukkan jarum di salah satu sudut area
pembedahan.
5. Petugas mengarahkan ke kanan, melakukan aspirasi, jarum
dicabut (tetapi tidak sampai lepas dari kulit) sambil obat
dikeluarkan.
6. Petugas membelokkan jarum ke arah kiri, lakukan aspirasi,
jarum dicabut sambil obat dikeluarkan.
7. Petugas memasukkan jarum di sudut yang berseberangan
dengan sudut tadi.

1/2
8. Petugas mengarahkan ke kanan, melakukan aspirasi, jarum
dicabut (tetapi tidak sampai lepas dari kulit) sambil obat
dikeluarkan.
9. Petugas membelokkan jarum ke arah kiri, melakukan aspirasi,
jarum dicabut sambil obat dikeluarkan.
10. Petugas melanjutkan penyuntikan ketiga tepat di atas garis
yang akan diinsisi.
11. Petugas melakukan massage dan menunggu beberapa saat.
12. Petugas mengecek dengan menjepitkan pinset di daerah yang
teranestesi.
13. Jika keadaan anestesi belum juga terjadi, evaluasilah beberapa
hal berikut.
a. Apakah lokasi penyuntikan sudah sesuai dengan anatomi
persyarafan?
b. Apakah ada riwayat alkoholik?
c. Apakah benar yang disuntikkan adalah obat anestesi atau
obat anestesi yang sudah kadaluarsa?
d. Hati-hati, sediaan vial sering tertukar dengan aquabides atau
obat anestesi dalam vial yang sudah pernah dipakai atau tidak
dipakai dalam waktu lama akan mengurangi daya
anestesinya.

6. Diagram Alir -
1. Ruang tindakan dan gawat darurat
7. Unit Terkait 2. Ruang KIA
3. Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut

Rekaman Historis Perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan

1 Nama dan NIP Kepala dr.Budi Mulyanto 17 Juli 2018


UPTD Puskesmas NIP.196710242007011016
Candilama

2 Nama Kepala UPTD Wahyoto 28 Desember 2022


Puskesmas Candilama

3 No Dok SPO 184/SPO/III/2023 23 Maret 2023

1/3

Anda mungkin juga menyukai