1)
Setyo Hardono, 2)Anton Surviyanto, 3)Winarputro Adi R, 4)Erry Pontjo
1)2)3)
Puslitbang Jalan dan Jembatan, Kementerian Pekerjaan Umum,
4)
PT. Citra Marga Nusaphala Persada Tbk
1)2)3)
Jl. A.H. Nasution No. 264 Bandung,
4)
Jl. Yos Sudarso Kav.28 Jakarta 14350
1)
setyo.hardono@pusjatan.pu.go.id; 2)anton.surviyanto@pusjatan.pu.go.id;
3)
winarputro.adi@pusjatan.pu.go.id;
Abstrak
Pada paper ini disajikan kajian efektivitas perkuatan struktur slab on pile dengan
menggunakan steel plate bonding. Kajian dilakukan berdasarkan data hasil uji beban
statik dan dinamik yang dilakukan pada jembatan sistem slab on pile P-32 S6-7 di jalan tol
Ir. Wiyoto Wiyono, MSc ruas Harbour Road (HBR). Berdasarkan data uji dapat
diperlihatkan bahwa terjadi perbaikan respon struktur jembatan baik dari data regangan,
lendutan, maupun getaran jembatan. Berdasarkan pengujian, diperoleh perbaikan respon
lendutan sebesar 37% - 76% dan respon regangan sebesar 31% - 52%. Kemudian dari uji
vibrasi diperoleh nilai Dynamic Amplification Factor (DAF) dengan rentang 1,03 – 1,08 dan
peningkatan frekuensi sebesar 6,2% - 7,7%. Setelah dilakukan perkuatan tegangan yang
dipikul oleh tulangan pada lantai jembatan sebagian ditransfer pada steel plate bonding.
Disamping itu struktur jembatan masih berada dalam batas elastis akibat pembebanan
truk saat uji beban.
Kata Kunci: Steel plate bonding, perkuatan, uji beban statik dan dinamik, slab on pile.
Abstract
The paper presents the study of effectiveness of slab on pile strengthened by steel plate
bonding. The study is based on static and dynamic load test performed on slab on pile P-
32 S6-7 in Ir. Wiyoto Wiyono, MSc toll road (Harbour Road Segment) . Based on the test,
it’s concluded that there is an improvement of structural behavior measured from strain,
deflection, also bridge vibration. Based on the field test, there is an response improvement
in deflection around 80% - 320% and strain responses around 50% -167%. From the
vibration test, Dynamic Amplification Factor (DAF) results around 1,03 – 1,08 and the
increase of frequency about 6,2% - 7,7%. After strengthened by steel plate bonding, the
tensile stress in the reinforcement is partially transferred into the steel plate. The bridge is
still in elastic limit under truck loads during the loading test.
Keywords: Steel plate bonding, strengthening, static and dynamic load test, slab on pile.
I. Pendahuluan
Jalan Tol Ruas Cawang – Jembatan Tiga (Jalan Layang Tol Ir. Wiyoto Wiyono, MSc),
yang berfungsi sebagai jalan penghubung ke Pelabuhan Tanjung Priok dan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta, merupakan salah satu ruas jalan yang sangat vital dalam
menunjang sarana sistem transportasi di Jakarta dan menunjang perekonomian nasional.
Dengan perkembangan perekonomian, peningkatan jumlah pengguna jalan tol maupun
jumlah tonase terus meningkat pada jalan layang dan pengaruh umur jembatan akan
memberikan pengaruh terhadap elemen struktur dalam menerima beban lalu lintas.
PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk, sebagai pengelola jalan tol pada ruas jalan
tersebut mempunyai kewajiban dan secara konsisten menjaga serta memelihara agar ruas
jalan tol tersebut dapat berfungsi secara optimal, aman, nyaman dan lancar serta yang
tidak kalah penting adalah masa pelayanan jalan tol tersebut harus sesuai rencana. Untuk
mencapai hal tersebut di atas, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk., perlu mengetahui
kondisi elemen struktur jalan layang setiap saat dan berkesinambungan.
Berdasarkan pemeriksan sebelumnya diketahui bahwa kondisi struktur slab on pile beton
bertulang ini telah mengalami retak selama masa layannya. Oleh karena hal tersebut,
maka dilakukan pekerjaan pemeliharaan dan perkuatan pada lantai tipe slab on pile
dengan metode steel plate bonding. Metode perkuatan ini merupakan salah satu tipe
perkuatan selain dengan penambahan penampang, FRP, eksternal prestressing [7, 10,
11].
Untuk mengetahui efektivitas sistem perkuatan ini yaitu seberapa jauh peningkatan
kapasitas dan perbaikan respon yang terjadi, maka perlu dilakukan pengujian dilapangan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa metode, salah satunya yaitu uji
pembebanan statik dan dinamik jembatan. Uji beban statik akan berupa pengukuran
lendutan jembatan saat dilakukan pemberian beban pada jembatan secara terkendali dan
terukur. Beban yang diberikan sekurangnya sama dengan beban layan jembatan sesuai
spesifikasi dan lendutan layan yang terjadi tidak melampaui batasan yang ditetapkan.
Sedangkan uji beban dinamik berupa perekaman perilaku jembatan saat menerima beban
dinamik.
Lokasi pemasangan sensor regangan (strain gauge) sebelum perkuatan dilakukan pada
baja tulangan dan beton serat bawah (Gambar 4a), sedangkan setelah perkuatan
dilakukan penambahan sensor tegangan pada steel plate (Gambar 4b). Setup instalasi
strain gauge dapat dilihat pada Gambar 4 sebagai berikut.
Kemudian akibat pembebanan kombinasi 2, lendutan maksimum yang terjadi pada tengah
bentang sebelum dilakukan perkuatan sebesar 0,42 mm dan sesudah dilakukan perkuatan
sebesar 0,10 mm. Sehingga lendutan pada tengah bentang mengalami perbaikan perilaku
sebesar 76%. Selanjutnya, pembebanan kombinasi 3, lendutan maksimum yang terjadi
pada tengah bentang sebelum dilakukan perkuatan sebesar 1,39 mm dan sesudah
dilakukan perkuatan sebesar 0,88 mm. Sehingga lendutan pada tengah bentang
mengalami perbaikan perilaku sebesar 37%. Bila direkap dalam bentuk tabel, persentase
perbaikan perilaku lendutan struktur slab on pile disampaikan pada Tabel 1.
Berikut adalah perumusan prosentase pengurangan lendutan slab on pile.
∆࢚࢛࢘ ࢙ࢋ࢚ࢋࢇࢎ ࢋ࢛࢘ࢇ࢚ࢇି∆࢚࢛࢘ ࢙ࢋ࢈ࢋ࢛ ࢋ࢛࢘ࢇ࢚ࢇ
ࡼ࢙࢘ࢋ࢚ࢇ࢙ࢋ ࢋࢍ࢛࢘ࢇࢍࢇ ࢋࢊ࢛࢚ࢇ = %
∆࢚࢛࢘ ࢙ࢋ࢈ࢋ࢛ ࢋ࢛࢘ࢇ࢚ࢇ
Bila dibandingkan terhadap lendutan izin berdasarkan AASHTO [1] yaitu sebesar L/800
(4,25 mm) maka dapat dikatakan bahwa akibat seluruh kombinasi pembebanan truk saat
uji beban, lendutan yang terjadi memenuhi persyaratan AASHTO.
menghasilkan data dikarenakan kabel yang dipasang putus pada bagian serat bawah
lantai beton.
(a) regangan baja tulangan lantai kombinasi 1 (b) regangan baja tulangan lantai
kombinasi 2
Kemudian pada pembebanan kombinasi 2 (Gambar 7b), regangan maksimum yang terjadi
pada tulangan serat bawah sebelum perkuatan sebesar 69 µε atau sama dengan
tegangan sebesar 13.8 MPa dan sesudah perkuatan sebesar 26 µε atau sama dengan
tegangan sebesar 5.2 MPa. Sehingga bila dijumlahkan dengan tegangan akibat beban
mati, maka terdapat perbaikan perilaku sebesar 50%. Sedangkan pada steel plate
bonding regangan maksimum yang terjadi sebesar 31 µε atau sama dengan tegangan
sebesar 6.2 MPa. Selanjutnya untuk pembebanan kombinasi 3 (Gambar 7c), regangan
maksimum yang terjadi pada tulangan serat bawah sebelum perkuatan sebesar 83 µε atau
sama dengan tegangan sebesar 16.6 MPa dan sesudah perkuatan sebesar 31 µε atau
sama dengan tegangan sebesar 6.2 MPa. Sehingga bila dijumlahkan dengan tegangan
akibat beban mati, maka terdapat perbaikan perilaku sebesar 52 %. Sedangkan pada
steel plate bonding regangan maksimum yang terjadi sebesar 47 µε atau sama dengan
tegangan sebesar 9.4 MPa. Berikut adalah resume persentase perbaikan perilaku
tegangan tulangan pada serat bawah pada Tabel 2.
Berikut adalah perumusan prosentase pengurangan tegangan baja tulangan serat bawah.
ࡼ࢙࢘ࢋ࢚ࢇ࢙ࢋ ࢋࢍ࢛࢘ࢇࢍࢇ ࢚ࢋࢍࢇࢍࢇ =
(࣌ࡰ ࡸା࢚࢛࣌࢘ ࢙ࢋ࢚ࢋࢇࢎ ࢋ࢛࢘ࢇ࢚ࢇ)ି((࣌ࡰ ࡸା࢚࢛࣌࢘ ࢙ࢋ࢈ࢋ࢛ ࢋ࢛࢘ࢇ࢚ࢇ)
%
࣌ࡰ ࡸା࢚࢛࣌࢘ ࢙ࢋ࢈ࢋ࢛ ࢋ࢛࢘ࢇ࢚ࢇ
Berdasarkan Tabel 2, dapat disimpulkan bahwa setelah perkuatan, tegangan yang bekerja
pada tulangan serat bawah berkurang nilainya dan ditransfer sebagian pada steel plate
bonding. Steel plate bonding yang bekerja dengan baik dalam memikul tegangan akibat
beban.
Pengujian dinamik
Dynamic Amplification Factor (DAF) dapat dicari dengan melihat pembesaran respon
dinamik struktur terhadap respon rata-ratanya [8]. Dari hasil pengukuran regangan
dinamis pada baja tulangan, sebelum dilakukan perkuatan memiliki faktor nilai beban
dinamis sebesar 1,19 dan 1,26. sedangkan setelah dilakukan perkuatan nilai DAF menjadi
1,03 dan 1,08. sehingga terindiksi setelah dilakukan perkuatan, struktur atas mengalami
peningkatan kekakuan. Sedangkan Dynamic Load Allowance (DLA) menurut persyaratan
BMS [3] adalah 1.4. Adapun perbandingan nilai DAF sebelum dan sesudah perkuatan
ditampilkan pada Tabel 3.
Dari hasil pengukuran frekuensi yang dilakukan pada saat sebelum dilakukan perkuatan
sebesar 23,68 Hz dan hasil pengukuran setelah dilakukan perkuatan sebesar 25,15 Hz.
Sehingga struktur jembatan mengalami peningkatan frekuensi sebesar 6,2%. Adapun
perbandingan frekuensi sebelum dan sesudah perkuatan untuk titik lain ditampilkan pada
Tabel 4.
IV. Kesimpulan
Dari hasil uji pembebanan yang dilakukan setelah perkuatan pada jembatan tipe slab on
pile Ruas Jalan Tol Ir. Wiyoto Wiyono, MSc. dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Setelah perkuatan, diperoleh lendutan yang terjadi pada struktur slab on pile
mengalami perbaikan respon sebesar 37 - 58%.
2. Dapat disimpulkan bahwa setelah perkuatan, tegangan yang bekerja pada tulangan
serat bawah berkurang nilainya dan steel plate bonding bekerja dengan baik dalam
memikul tegangan.
3. Dari hasil pengukuran regangan dinamis pada baja tulangan, sebelum dilakukan
perkuatan memiliki faktor nilai beban dinamis (Dynamic Amplification Factor/DAF)
sebesar 1,19 dan 1,26. Sedangkan setelah dilakukan perkuatan nilai DAF menjadi
1,03 dan 1,08. Struktur jembatan memiliki kinerja DAF sesuai dengan persyaratan DLA
dalam BMS yaitu sebesar 1,4. Meskipun sebelum perkuatan DAF memenuhi
persyaratan namun karena kondisi struktur yang retak maka diperlukan perkuatan.
4. Hasil pengujian vibrasi menunjukkan terjadi peningkatan frekuensi sebesar 6,2% -
7,7%. Hal ini menunjukkan adanya indikasi peningkatan kekakuan setelah adanya
perkuatan.
5. Sebelum perkuatan, dari hasil uji pembebanan struktur slab on pile menunjukkan
perilaku lendutan dan regangan yang kurang baik akibat kondisi struktur pelat lantai
beton bertulang yang telah mengalami retak selama masa layannya. Sedangkan
setelah dilakukan perkuatan, secara umum jembatan mengalami perbaikan perilaku
lendutan, regangan, dan kekakuan. Struktur jembatan masih berperilaku elastis,
setelah dibebani kondisi struktur kembali seperti semula (tidak terjadi respon struktur
residual).
V. Saran
Dari hasil uji pembebanan yang dilakukan setelah perkuatan pada jembatan tipe slab on
pile Ruas Jalan Tol Ir. Wiyoto Wiyono, MSc., dapat disaran sebagai berikut :
1. Pemeliharaan rutin perlu dilakukan untuk menjaga agar struktur slab on pile selalu
dalam kondisi optimal, seperti coating pada steel plate bonding, pemeliharaan
terhadap aksi vandalisme dan aksi pembakaran sampah di bawah struktur pile slab,
untuk menjamin kinerja steel plate bonding bekerja secara optimal dalam jangka
waktu panjang.