Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

“KONSEP KLINIK PRATAMA & UTAMA”

DOSEN FASILITATOR
Ns.Asfeni, S.Kep,M.Kes

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

Sofia Reztika Putri 20031064 Aulia Sakinah 21031011


Fauzan 20031068 Sarah Puspita Sari 21031014
Rastiana Efinda 20031066 Selfia Noor Indhah 21031015
Elsa Sanusi 20031067 Triska Yuana R 21031016
Putri Indriani Nst 20031071 Tri Aulia 21031017
Esty Thaya 20031073 Restia Asmita 21031018
Nadia Arneliscia 20031053 Redho Ikhsan 21031054
Dwi Wulandari 20031085 Rahmapasha Shelvia D 21031055
Yudha Pratama 20031090 Herna Oktavidewi 21031101
Bagus Zakaria Witama 20031009 Auza Mahira 21031057
Desriana Fadilah 20031004 Westi Kurnia 21031058
Niken Retno Wulan 20031006 Aurora Dhiva Putri 21031059
Riski Wahyuni 20031003 Niken Titis Pramesty 21031060
Selveria Ruthmala 20031032 Ika Nurlia Ningsih 21031061
Latifah Nurul Istiqomah 20031016 Fahmi Triadi 21031042
Dera Pratama Sixseprian 21031043

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
2023
PEMBAHASAN
1.1 Manajemen Pelayanan Kesehatan
Manajemen pelayanan kesehatan merupakan proses rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan dengan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan yang ditetapkan.
Mutu pelayanan kesehatan diantaranya kehandalan, tanggung jawab, efesiensi
atau efektifitas.
Manajemen pelayanan kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk
mengatur para petugas kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna meningkatkan
kesehatan masyarakat melalui program kesehatan." Dengan kata lain manajemen
kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen umum dalam sistem
pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi objek dan sasaran
manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan masyarakat. (Notoatmodjo, 2003).
Manajemen yang diterapkan di jajaran Departemen Kesehatan, lebih mengacu
kepada konsep yang disampaikan G. Terry, yaitu melalui fungsi-fungsi
perencanaan. (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan pelaksanaan
(actuating), pengawasan dan pengendalian (controlling).

Klinik merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang yang menyediakan


medis dasar dan atau spesialistik. Klinik dibagi menjadi dua jenis yaitu klinik
pratama dan klinik utama. Klinik wajib terhadap dan melaporkan kepada Dinas
Kesehatan dalam rangka . dan pelaporan yang oleh pemberi kesehatan dilakukan
dalam rangka dan pengawasan pelayanan kesehatan di Indonesia (Meianti, A
2018)

1.2 Jenis Klinik


1) Klinik Pratama
Klinik pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medic
dasar yang dilayani oleh dokter umum dan dipimpin oleh seorang dokter umum.
Berdasarkan perijinannya klinik ini dapat dimiliki oleh badan usaha ataupun
perorangan.
2) KlinikUtama
Klinik utama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medic
spesialistik atau pelayanan medic dasar dan spesialistik. Spesialistik berarti
mengkhususkan pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
golongan umur, organ atau jenis penyakit. tertentu. Klinik ini dipimpin seorang
dokter spesialis ataupun dokter gigi spesialis. Berdasarkan perijinannya klinik ini
hanya dapat dimiliki oleh badan usaha berupa CV, ataupun PT.
1.3 Perbedaan Klinik Utama dan Pratama
Perbedaan menurut (Permenkes RI No.9, 2014) :
1) Klinik Pratama
Klinik pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medic dasar
yang dilayani ole dokter mum dan dipimpin oleh seorang dokter mum. Berdasarkan
perijinannya klinik ini dapat dimiliki ole badan usaha ataupun perorangan.
2) KlinikUtama
Klinik utama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medic spesialistik
atau pelayanan medic dasar dan spesialistik. Spesialistik berarti mengkhususkan
pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ
atau jenis penyakit tertentu. Klinik in dipimpin seorang dokter spesialis ataupun dokter
gigi spesialis. Berdasarkan perijnannya klinik ini hanya dapat dimiliki oleh badan usaha
berupa CV, ataupun PT. Adapun perbedaan antara klinik pratama dan klinik utama
adalah:
a. Pelayanan medis pada klinik pratama hanya pelayanan medis dasar, sementara pada
klinik utama mencangkup pelayanan medis dasar dan spesialis;
b. Pimpinan klinik pratama adalah dokter atau dokter gigi, sementara pada klinik
utama pimpinannya adalah dokter spesialis atau dokter gigi spesialis;
c. Layanan di dalam klinik utama mencangkup layanan rawat inap, sementara pada
klinik pratama layanan rawat inap hanya bole dalam hal klinik berbentuk badan
usaha;
d. Tenaga medis dalam klinik pratama adalah minimal dua orang dokter atau dokter
gigi, sementara dalam klinik utama diperlukan satu orang spesialis untuk masing-
masing jenis pelayanan.
Adapun bentuk pelayanan klinik dapat berupa:
a. Rawat jalan;
b. Rawat inap;
c. One day care;
d. Home care;
e. Pelavanan 24 jam dalam 7 hari.

Perlu ditegaskan lagi bahwa klinik pratama yang menyelenggarakan rawat inap,
harus memiliki izin dalam bentuk badan usaha. Mengenai kepemilikan klinik, dapat
dimiliki secara perorangan ataupun badan usaha. Bagi klinik yang menyelenggarakan
rawat inap maka klinik tersebut harus menyediakan berbagai fasilitas yang mencakup:

a) ruang rawat inap yang memenuhi persyaratan;


b) minimal 5 bed, maksimal 10 bed, dengan lama inap maksimal 5 hari;
c) tenaga medis dan keperawatan sesuai jumlah dan kualifikasi;
d) dapur gizi dan
e) pelayanan laboratorium klinik pratama (Permenkes RI No.9, 2014).
1.4 Kewajiban Klinik
Kewajiban-kewajiban yang harus dimiliki setiap kelinik meliputi:
1) Memberikan pelayanan yang mengutamakan kepentingan pasien, dengan seuai standar
profesi, standar pelayanan dan strandae prosedur oprasional. Juga memberikan pelayanan
yang bermutu dana man bagi pasien.
2) Melayani pelayanan gawat darurat pada pasien dengan sesuai kemampuan tanpa
meminta uang muka terlebih dahulu, atau mengutamakan kepentingan pasien.
3) Mendapatkan persetujuan atau memperoleh persetujuan tindak medis.
4) Menyelenggarakan rekam medis.
5) Melaksanakan system rujukan.
6) Tidak menerima atau menolak keinginan pasien yang tidak sesuai. dengan standar
profesi, etika dan peraturan perundang-undangan.
7) Menghormati hak pasien.
8) Melakukan dan melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya.
9) Memiliki peraturan internal dan standar prosedur oprasional.
10) Melaksanakan program pemerintahan di bidang kesehatan.

1.5 Kewajiban Pihak Penyelenggara Klinik


Pihak penyelenggara klinik memiliki kewajiban yaitu:
1. Memasang nama dan klasifikasi klinik;
2. Membuat dan melaporkannya kepada dinas kesehatan daftar tenaga medis dan tenaga
kesehatan lain yang bekerja di Klinik dengan menyertakan:
a. nomor Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) bagi tenaga
medis;
b. nomor surat izin sebagai tanda registrasi atau Surat Tanda Registrasi (STR), dan
Surat Izin Praktik (SIP) atau Surat Izin Kerja (SIK) bagi tenaga kesehatan lain.
3. melaksanakan pencatatan untuk penyakit-penyakit tertentu dan melaporkan kepada
dinas kesehatan kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan program pemerintah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. (Permenkes RI No.9, 2014).

1.6 Bangunan dan Ruangan Klinik


Klinik diselenggarakan pada bangunan yang permanen dan tidak bergabung
dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya. Dan juga bangunan klinik harus
memenuhi persyaratan lingkungan shat sesuai ketentuan peraturan
perundangundangan. Bangunan klinik juga harus memperhatikan fungsi, keamanan,
kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan
keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang
usia lanjut. Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:
1. Ruang pendaftaran/ruang tunggu
2. Ruang konsultasi
3. Ruang administrasi
4. Ruang obat dan bahan habis pakai untuk klinik yang melaksanakan pelayanan farmasi
5. Ruang tindakan
6. Ruang/pojok asi
7. Kamar mandi/wc
8. Ruangan lainnya sesai kebutuhan pelayanan (Permenkes RI No. 9, 2014).

1.7 Prasarana Klinik

Berdasarkan permenkes RI No.9, 2014 tentang klinik disebutkan bahwa prasarana klinik
meliputi:

1. Instalasi air
2. Instalasi listrik
3. Instalasi sirkulasi udara
4. Sarana pengelolaan limbah
5. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
6. Ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap
7. Sarana lainnya sesuai kebutuhan.

Prasarana sebagaimana dimaksud di atas harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi
dengan baik.

1.8 Ketenagaan klinik


Ketenagaan Klinik rawat jalan terdiri atas tenagamedis, tenaga keperawatan, tenaga
kesehatan lain, dan tenaga non kesehatan sesuai dengan kebutuhan. Untuk
klinik pratama tenaga medis pada Klinik pratama yang memberikan pelayanan kedokteran
paling sedikit terdiri dari 2 (dua) orang dokter dan/atau doktergigi sebagai pemberi
pelayanan. Jenis, kualifikasi, dan jumlah Tenaga Kesehatan lain serta tenaga non
kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis pelayanan yang diberikan
oleh Klinik. Setiap tenaga medis yang berpraktik di Klinik harus mempunyai Surat
Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.Klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang
memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan. Peralatan medis dan nonmedis
harus memenuhi standar mutu, keamanan, dan keselamatan.
1.9 Perjanjian klinik
Perjanjian kerjasama yang tertulis di bidang pelayanan kesehatan sangat penting
dalam menjalankan sebuah klinik kesehatan. Perjanjian antara Klinik kesehatan dengan
dokter yang berpraktik memberikan aturan, hak dan kewajiban kepada masing-masing pihak.
Sehingga apabila terjadi wanprestasi para pihak dapat mengetahui dan bertanggung jawab.
Penelitian ini mengangkat dua permasalahan yang juga menjadi tujuan penulisan yaitu
pelaksanaan perjanjian kerjasama antara Klinik Padma Bahtera Medical Center dengan para
dokter dalam hal kerjasama pelayanan kesehatan. Yang kedua yakni upaya penyelesaian
terjadinya penyelesaian dalam perjanjian kerjasama antara Klinik Kesehatan Padma Bahtera
Medical Center dengan dokter. Penelitian ini termasuk penelitian hukum empiris yang
bersifat deskriptif dengan menggunakan jenis data primer dan sekunder. Berdasarkan hasil
penelitian bahwa dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama antara klinik dengan dokter di
Klinik Padma Bahtera Medical Center Denpasar, semua Dokter yang berpraktik di Klinik
mempunyai kontrak/perjanjian kerjasama yang tertulis mengenai kerjasama pelayanan
kesehatan. Yang mengatur hubungan hukum antara Klinik dengan Dokter sehingga memberi
aturan kepada masing-masing pihak dan kelancaran operasional Klinik. Selama pelaksanaan
perjanjian kerjasama, tidak semua operasional berjalan dengan lancar dan harmonis. Upaya
penyelesaian apabila terjadi perselisihan dalam perjanjian kerjasama, para pihak terlebih
dahulu menyelesaikan gangguan tersebut melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
Namun apabila salah satu pihak baik Klinik ataupun Dokter merasa belum puas dengan hasil
keputusan musyawarah tersebut maka pihak klinik menyarankan penyelesaian secara non
litigasi yaitu dengan cara mediasi untuk menyelesaikan penyelesaian tersebut.
Sebagaimana diketahui dalam sebuah perjanjian kerjasama Perlu dilampirkannya akte
perjanjian kerjasama antara Klinik Kesehatan dengan Dokter. Ray Wijaya mengemukakan
beberapa Hal yang perlu dicantumkan dalam kerangka sebuah surat Perjanjian, yaitu:
1. Judul
2. Pembukaan
3. Komparisi
4. Premis/Recital
5. Isi perjanjian
6. Penutup
7. Tanda tangan para pihak.Perjanjian kerjasama pelayanan kesehatan antara Klinik
Padma Bahtera Medical Centre Denpasar dengan Dokter, memuat (tujuh) pasal yang
mengatur berbagai kalusula para pihak guna Memberikan pelayanan
kesehatan.Perjanjian Kerjasama antara Klinik Kesehatan dengan para Dokter dalam
rangka kerjasama pelayanan kesehatan di Klinik Padma Bahtera Medical Centre,
melampirkan akta perjanjian Kerjasama. Jadi bentuk perjanjian kerjasama antara
Klinik Kesehatan dengan Dokter adalah secara tertulis. Dengan adanya Perjanjian
secara tertulis, maka pihak Klinik dengan Dokter Masing-masing dilindungi haknya.
Masing-masing pihak Memperoleh kepastian hukum.Hubungan yang terbentuk antara
dokter dengan klinik Kesehatan yaitu hubungan perburuhan (doctor in) dan hubungan
Yang berdasar perjanjian/kontrak (doctor out). Hubungan yang Didasarkan perjanjian,
yang dikenal dengan kontraktual. Dokter Berhak menggunakan fasilitas yang ada di
dalam Klinik dan Menyediakan fasilitas untuk dokter. Dalam hal ini, tanggung Jawab
bukan berada pada rumah sakit, tetapi ditangan dokter ituSendiri. Seorang dokter out
bekerja secara mandiri dan bebas, tidak untuk dan atas nama klinik. Hubungan ini
seringkali terjadi Pada rumah sakit swasta, begitu juga dengan klinik
kesehatan.6Dalam ketentuan Pasal 51 Undang-Undang No.29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran memberikan ketentuan Mengenai dokter atau dokter gigi dalam
melaksanakan praktik Kedokteran mempunyai kewajiban.
 Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan Standar operasional prosedur
serta kebutuhan medis
Apabila tidak tersedia alat kesehatan atau tidak mampu Melakukan suatu
pemeriksaan/pengobatan, bisa merujuPasien ke dokter/sara na kesehatan lain yang
mempunyai Kemampuan lebih baik
Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang Pasien, bahkan setelah pasien
itu meninggal dunia
 Melakuka pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, Kecuali bila ia yakin ada
orang lain yang mampu Melakukannya
 Mengikuti perkembangan ilmu kedokteranPerjanjian Kerjasama antara Klinik Padma
Bahtera Medical Centre dengan Dokter dilakukan berdasarkan asas
kebebasanBerkontrak sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1338 ayat (1)
KUHPerdata bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah, Berlaku sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Asas kebebasan berkontrak ini berarti
bahwa hukum perjanjian
 Memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada para pihak untuk Mengadakan
perjanjian apa saja asal tidak melanggar ketertiban Umum dan kesusilaan. Perjanjian
kerjasama antara Klinik dengan Dokter harus ada pengaturan hukum secara pasti,
sehingga kedua belah pihak tahu akan kewajiban dan haknya akibat adanya Perjanjian
tersebut.Dalam perjanjian kerjasama antara Klinik Padma Bahtera Medical Centre
dengan dokter, dokter menyatakan bahwa Melakukan tugas pengabdian profesi
sebagai pelayanan kesehatan Yang menggunakan sarana dari Klinik. Apa yang
dilakukan olehDokter maupun Klinik di Klinik Padma Bahtera Medical Centre Sudah
memenuhi peraturan maupun ketentuan perundang-Undangan yang berlaku. Namun
dalam praktiknya terdapatBeberapah hal yang menyimpang dari perjanjian maupun
Aturannya sehingga menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak. Perjanjian
kerjasama antara Klinik Kesehatan Padma Bahtera Medical Centre dengan para
Dokter, sebagaimana hasil penelitian Semua berdasarkan akta perjanjian kerjasama
yang dibuat tanpa Notaris dan atas kesepakatan kedua belah pihak.

PERALATAN KLINIK

Pasal 11

(1) Klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang memadai sesuai
dengan jenis pelayanan yang diberikan.
(2) Peralatan medis dan nonmedis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
standar mutu, keamanan, dan keselamatan.
(3) Selain memenuhi standar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) peralatan medis harus
memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
Pasal 12
Peralatan medis yang digunakan di klinik harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi penguji dan pengkalibrasi yang
berwenang.
Pasal 13
Peralatan medis yang menggunakan radiasi pengion harus mendapatkan izin sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 14
Penggunaan peralatan medis untuk kepentingan penegakan diagnosis, terapi dan rehabilitasi
harus berdasarkan indikasi medis.
Prasarana Pasal 10
(1) Prasarana klinik meliputi:
a. instalasi air;
b. instalasi listrik;
c. instalasi sirkulasi udara;
d. sarana pengelolaan limbah;
e. pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
f. ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap; dan
g. sarana lainnya sesuai kebutuhan.
(2) Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dalam keadaanterpelihara dan
berfungsi dengan baik.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa klinik merupakan fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan dan menediakan pelayanan meds dasar dan atau spesialistik,
diselenggarakan ole lebih dari satu jenis tenaga kesehatan. Ada dua jenis klinik antara lain :
Klinik pratama yaitu klinik yang menyelenggarakan pelayanan medic dasar yang dilayani
oleh dokter umum dan dipimpin oleh seorang dokter umum. Dan Klinik utama yaitu klinik
yang menyelenggarakan pelayanan medic spesialistik atau pelayanan medic dasar dan
spesialistik.
B. Saran
Sangat dibutuhkan dan diharapkan implementasinya sesai strategi dan pemerintah berperan
sebagai regulasi serta pengawasan dan pembinaan agar mutu sarana pelayanan kesehatan
memenuhi standard.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan, 2009, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2009
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit,
Meianti, A., Rohman, H., & Mayretta, A. (2018). Perencanaan Implementasi Unit Kerja
Rekam Medis Untuk Klinik Pratama Pancasila Baturetno Wonogiri. Jurnal Manajemen
Informasi Kesehatan Indonesia, 6(2), 135-141.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9 Tahun 2014 Tentang Klinik. 2014

Fazri, I. A. (2019). Perancangan Interior Klinik Gigi Anak Di Bandung


(Doctoral,dissertation, Universitas Komputer Indonesia)

Kemenkes RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2014 Tentang Klinik.

Kemenkes RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2014 Tentang Klinik.

Gusman,D.(2018).TUMPAH TINDIH DALAM PROSES PERIZINAN KLINIK PRATAMA


DI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
KOTA PADANG 1(2).

Anda mungkin juga menyukai