Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Skizofrenia Paranoid merupakan suatu gangguan mental yang mempengaruhi


perubahan suasana hati seseorang serta sikap. Tidak mudah menginterpretasi sebuah
gangguan mental karena kita harus mengenang masa lalu yang kelam, yang tidak ingin kita
ingat, yang ingin dikubur dalam-dalam dan lupakan, selain itu kita bisa membaca pola serta
mendiskusikan gangguan tersebut kepada yang profesional untuk dapat mewujudkan serta
memvisualisasikan apa yang dialami ke dalam sebuah karya. Namun kejadian yang traumatis
tersebut yang mengingatkan kita terhadap suatu perasaan yang sedang dirasakan atau bahkan
sudah dilupakan dan bagaimana keinginan kita terwujudkan dalam proses melalui gangguan
kecemasan.
Melalui proses penciptaan melalui pameran dan tugas akhir yang sudah dilakukan
penulis, konsep penciptaan Skizofrenia Paranoid sebagai ide penciptaan seni grafis cetak
tinggi sudah menjabarkan ke dalam bentuk katalog, dan bedah karya. Sedangkan bagaimana
Skizofrenia Paranoid yang divisualisasikan ke dalam bentuk karya seni grafis sudah terjawab
pada sebelas karya yang dibuat dengan gaya surealisme murni dan pengerjaan menggunakan
teknik grafis cetak tinggi dan menggunakan medium mix media. Karya seni grafis berjumlah
11 dengan variasi ukuran yang berbeda-beda. Pameran dilaksanakan secara offline di Galeri
FIB UB ruang 1.2.
Melalui proses penciptaan ini penulis mendapatkan beberapa kendala saat
pengerjaannya seperti apa yang dibayangkan sebelumnya berbeda dengan realita yang terjadi.
Seperti contohnya adalah penggunaan teknik cetak tinggi yang awalnya bermaksud untuk
menonjolkan objek karya, tetapi yang terjadi adalah kebalikannya, dimana mix media
menjadi lebih menonjol dari pada hasil cukil cetak tingginya. Ada juga penempatan
komposisi yang tidak sesuai, seperti pada latar yang tampak terlalu ramai hingga membuat
kesan grafisnya hilang. Tetapi dengan kesalahan tersebut penulis respon dengan
menambahkan typography pada latarnya untuk menunjang unsur estetika. Saat proses
penataan karya pun menjadi kendala seperti kurangnya tata peletakan karya yang kurang
sesuai dengan denah rancangan tata display karya.
Tantangan yang ditemukan saat pelaksanaan pameran adalah bagaimana untuk
mengatasi kekurangan pada dinding galeri, namun hal tersebut masih belum terlaksana
dengan baik karena penulis tidak merespon hal tersebut dengan baik dan kurang mampu
untuk menciptakan ruang pameran yang hidup. Tantangan lainnya ditemukan selama proses
penciptaan ini adalah bagaimana cara memperlakukan kanvas dengan baik, karena saat
pengerjaan karya ternyata ada kanvas yang kurang rapat pemasangannya, dan kayu spanram
yang tidak sempurna lurus pada sisi nya. Hal tersebut sebenarnya dapat diperbaiki apabila
penulis lebih teliti pada proses pemasangan kanvasnya.
Selama pelaksanaan pameran ini, penulis menemukan bahwa mimpi bisa dijadikan
sebagai sebuah karya yang bersifat edukatif. Melalui proses penciptaan penulis mendapatkan
hal-hal yang baru dalam proses berkesenian, bagaimana kesalahan-kesalahan yang dilakukan
selama proses penciptaan bisa menjadi sebuah bekal untuk proses berkesenian kedepannya
dan juga bagaimana kita sebagai seorang perupa bisa mendapatkan sebuah ide penciptaan
dari hal-hal yang sangat dekat dengan kita yaitu pada penciptaan kali ini ide penciptaan yang
diambil adalah gangguan mental yang dialami oleh penulis sendiri. Selain itu penulis juga
mendapatkan sedikit pengetahuan mengenai proses penerimaan diri sendiri atas traumanya
yang terjadi.

5.2 Saran

Melalui penciptaan karya seni tugas akhir ini, penulis merasa banyak kekurangan
dalam memvisualisasikan sebuah trauma, karena mungkin proses perjalanan sebuah trauma
yang dialami penulis berbeda dengan interpretasi seorang yang ahli di bidangnya. Maka dari
itu, penulis merasa bahwa tulisan ini bisa menjadi sebuah pembangkit untuk para perupa
lainnya yang ingin membuat karya berdasarkan gangguan mental yang dialami.
Ada juga saran untuk perupa lainnya yang ingin mencoba menggabungkan teknik
grafis cetak tinggi dengan teknik menggunakan mix media kolase, penulis sarankan untuk
mengkomposisikan dengan baik sebelum diaplikasikan pada karya, karena apabila telah
diaplikasikan akan sulit untuk diubah kembali. Saat melakukan sebuah pameran pun harus
dipikirkan secara seksama, bagaimana keadaan ruang pamer tersebut dan bagaimana juga
cara untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang ada pada galeri.

Anda mungkin juga menyukai