Anda di halaman 1dari 8

Kata Sketsa Vol.

Tema karya : "bebas"

Tema ditujukkan untuk mengolah sketsa tiap pertemuan mingguan.

Pematerian selasa, 2 Maret 2021

Judul Materi : Orisinalitas Karya untuk Pameran

Pemateri : monokromonkey

Moderator : ojandeui

Co-host : Romy F Saputra

Kata Sketsa merupakan sebuah kegiatan berkarya sketsa sebagai perancangan karya seni rupa.
Kata Sketsa ini awalnya diadakan pertama kali pada bulan Maret tahun 2017 lalu, dengan format yang
berujung memfokuskan pada diskusi dalam proses berkarya, lokakarya singkat dan juga apresiasi sesama
seniman.

Dengan materi yang sebelumnya dibawakan oleh (Zazot_Artwork), yaitu pembahasan tema
“Ilustrasi atau lukis?”. Berdasarkan kesimpulan dari semua bahasan yang disampaikan beliau, dapat
disimpulkan. Lukisan dalam ilmu yang mudah dimengertinya yaitu adalah karya yang berasal dari murni
ekspresi atau pribadi seorang seniman misalkan karya tersebut hanya menampilkan sebuah perwujudan
dari nilai-nilai estetis atau yang bersifat monumental/pajangan, sedangkan ilustrasi merupakan karya
yang memiliki daya aplikasi atau pemecahan suatu masalah baik itu menggunakan teks ataupun judul yang
ditetapkan seperti ilustrasi cover, ilustrasi karakter, ataupun penggambaran suatu suasana yang
direpresentasikan.

Akan tetapi mengenai pembahasan sekarang, kita akan membahas lebih lanjut mengenai
bagaimana karya tersebut memiliki ciri khas dan memiliki “Orisinalitas Karya” dan lebih penyesuaian masa
tersendiri, maka kalau begitu kita langsungkan saja dari pemateri yang kami undang yaitu
“Monokromonkey” untuk memecahkan masalahnya, dipersilahkan.

Sebelum pematerian dimulai, peserta diminta untuk menjelaskan terlebih dahulu pemahaman
awal dalam sebuah orisinalitas karya. Menurut Sari Hasanah, orisinil itu berasal dari pemikiran kita sendiri
yang berdasarkan dari ide. Kalau misalkan adanya referensi, dan kita tambahkan, modifikasi, dikemas lagi
maka itu bisa disebut statement dari Orisinalitas Karya.

Menurut Faris Fathurahman, dalam pemaknaan ilustrasi seperti komik. Apapun itu bisa dari cerita,
gambar siapapun yang lebih mendahului dan memliliki ciri khas maka hal tersebut bisa dibilang sudah
sesuai dengan orisinalitas karya.

Dengan demikian dari berbagai pemaparan bahasan dari peserta, pemateri kita kali ini
(Monokromonkey) menjelaskan. Bahwa sebuah karya pasti memiliki apropriasi, apropriasi adalah
mengubah objek/ide sang seniman menjadi sebuah klaim identitas karya baik itu teks, visual, konteks yang
berasal dari konsep yang sudah ada, atau dari ekspresi kita sendiri. Tergantung dari niat, ketekunan dan
tujuan yang dia dapatkan dengan pengalaman hidupnya.
Dicontohkan dengan berpegang teguh dengan apa yang kalian miliki, seperti membuat karya
ilustrasi dari apel, baik fungsi, visual dan lain-lain sudah pasti dapat disimpulkan sebagaimana bahwa karya
apapun pasti membutuhkan kualitas dari pemahaman mandiri setiap seniman.

Wijdan bertanya( Pendidikan Geografi), Apakah karya bisa dibilang hanya diberlakukan sesuai
elemen-elemen seninya dan mutlak? misalkan still life pasti disesuaikan dengan stylenya yaitu
murni/lukis. Dijawab dari perkataan monokromonkey, “tergantung”.

(Muklay)
Berdasarkan gambar diatas jikalau kita melihat fungsi atau logika, sudah pasti karya yang
belum diaplikasikan sebelumnya kita bisa melihat sebagai ilustrasi. Bagaimana tetapi kalau kita ubah
menjadikannya karya yang monumental atau satu, dan sebagai estetika saja apakah bisa disebut murni?
Bisa juga, jawabnya Monokromonkey.
(Hardantee)
Sebelumnya kalau kita lihat dari segi gambar yang ditampilkan, misalkan sebelumnya
gambar tumbuhan. Dan akhirnya menjadi pengaplikasian sebagai cover buku itu bisa dibilang sebagai
fungsi ilustrasi yang menyentuh seni rupa terapan. Akan tetapi bagaimana jika karya tersebut hanya
dipajang dan utuh? Apa bisa disebut kembali menjadi murni?
Etika, Estetika, Logika. Adalah tiga pilar ilmu baru yang pembentuk kita setelah memahami apa itu
perbedaaan mudah dari ilustrasi (terapan) maupun lukis (murni). Cara kita memperlakukan karya kita
seperti apa, bagaimana cara kita berproses karya itu perlu adanya pemahaman yang tidak hanya berpusat
pada satu paham, melainkan sudah pasti berkembang seiring zaman. Tiga pilar tersebut bisa dibilang
adalah suatu pernyataan dalam karya yang hanya bisa dimiliki dari pemikiran seorang seniman maupun
desainer (pembuatnya). Dan apabila kita bahas satu persatu seperti misalkan etika seniman, dijelaskan
bahwa karya murni atau ilustrasi itu merupakan bagaimana kita memperlakukan karya, sosial dan kualitas
dengan demikian suatu proses yang meliputinya akan menyesuaikan dengan kehendak sang seniman.

Dalam Estetika, adapun yang disebut daya arti sebuah karya yaitu “selera”, karya harus bisa diolah
sesuai orisinalitas karya yang dimunculkan dari intensitas pribadi sang seniman. Sehingga arti
pembentukan diri menjadi value yang membuat standar estetika yang dapat disukai oleh orang lain. Indah
pun akan terbentuk sendirinya dan tidak harus selalu bagus dan layak, akan tetapi sesuai estetika yang
dimunculkan dari pribadi sang seniman yang membentuk hubungan baru dengan apresiator.

Begitu juga yang terakhir yaitu dengan logika, fungsi dan pemahaman ekspresi sebuah karya baru
bisa kita tentukan pada perbedaan yang kita harapkan. Misalkan setelah kita membuat karya murni
seperti lukisan, akan tetapi ada yang ingin memfungsikan sebagai desain kaos (t-shirt) dan si seniman
menetapkan itu sebagai bagian murni dirinya atau seni rupa milik apropriasi pribadinya. Maka kita pun
mengikuti apa yang ditentukan olehnya. Tetaapi untuk melalui penentuan tersebut harus dilalui dari
persepsi sang seniman juga apa yang mempengaruhinya.

Jadi jangan bingung, inti dari semua bahasan yang kita coba ringkas ini. Dalam artian kita sudah
ada di zaman yang dimana kita berkarya kontemporer, atau sudah tidak memiliki batasan kuno seperti
apakah ini “Murni” atau “Terapan?”, hal itu hanya bisa ditentukan dari ketiga pilar tersebut yang dimiliki
sang seniman/desainer. Maka untuk kalian yang kedepannya akan berpartisipasi dalam pameran,
dipersilahkan untuk mencoba mempertanggungjawabkan value yang ingin kalian bawa baik itu sebagai
illustrator, pelukis, arsitektur, komikus, animator, dll. Itu semua hanya bisa ditentukan oleh pemahaman
kalian sendiri, karena seni rupa selama ini terus berkembang tidak seperti halnya klaim sebuah agama,
adat, maupun budaya.

Begitu saja, apabila ada pertanyaan dan lain-lainnya, maka kami harapkan untuk mengikuti
pertemuan zoom minggu depan untuk persiapan pameran yang mendatang “Kata Sketsa Exhibition 2021.

Dengan demikian saya menutup acara Kata Sketsa vol 1-6, ditahun 2020 – 2021. Saya berterima
kasih banyak, semoga dapat dimengerti segala materi, pencapaian, dan berbagai ilmu yang diharapkan.

Salam seni, salam budaya!


(Monokromonkey)

Anda mungkin juga menyukai