Anda di halaman 1dari 11

ESSAY

PERSPEKTIF TEORI DALAM SENI

DI SUSUN OLEH :

INTAN PUASANA (2206102030048)

Dosen Pengampu : Ismawan, S. Sn., M.Sn

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI SENI DRAMA TARI DAN MUSIK
BANDA ACEH
2023

1
BAB I
PENDAHULUAN

Seni Rupa adalah sebuah konsep atau nama untuk salah satu cabang seni yang bentuknya
terdiri atas unsur-unsur rupa yaitu: garis, bidang, bentuk, tekstur, ruang dan warna. Unsur-unsur
rupa tersebut tersusun menjadi satu dalam sebuah pola tertentu. Bentuk karya seni rupa merupakan
keseluruhan unsur-unsur rupa yang tersusun dalam sebuah struktur atau komposisi yang bermakna.
Unsur-unsur rupa tersebut bukan sekedar kumpulan atau akumulasi bagian-bagian yang tidak
bermakna, akan tetapi dibuat sesuai dengan prinsip tertentu. Makna bentuk karya seni rupa tidak
ditentukan oleh banyak atau sedikitnya unsur-unsur yang membentuknya, tetapi dari sifat struktur
itu sendiri. Dengan kata lain kualitas keseluruhan sebuah karya seni lebihpenting dari jumlah
bagian-bagiannya. Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang
bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep
garis, bidang, bentuk, volume, warna,tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Perspektif Teori

Perspektif berasal dari Bahasa Latin “perspicere” yang artinya “gambar, melihat,
pandangan”. Jika dilihat secara bahasa, perspektif adalah sudut pandang yang digunakan untuk
memahami atau memaknai permasalahan tertentu. Sebab, manusia adalah makhluk sosial yang
kerap mempunyai pendapat dan juga pandangan yang berbeda ketika berhadapan dengan suatu
hal. Oleh karena itu, seringkali ada perbedaan perspektif yang memicu terjadinya perbedaan
pendapat juga. Di dalam berbagai bidang, perspektif mempunyai arti yang cenderung berbeda-
beda, dimana hal itu disesuaikan dengan tujuannya masing-masing. Dalam kehidupan sehari-hari,
perspektif terkadang menjadi salah satu acuan untuk menentukan keputusan guna menyelesaikan
sesuatu yang sedang mereka pikirkan ataupun sedang dikerjakan.

2. Teori Subjektif dan Objektif

A. Teori Subjektif
Teori yang menyatakan bahwa adanya nilai keindahan hanya tanggapan perasaan orang
yang melihat karya tersebut. Teori ini hanya berdasarkan naluri saja untuk menyatakan indah
tanpa penjelasan ciri-ciri keindahan dari benda yang di lihatnya. Keindahan suatu karya seni
berdasarkan teori ini bisa terlihat dari perasaan dan emosi pengamat atau penikmat karya seni
tersebut. Saat melihat karya seni, orang akan beranggapan bagus, indah, sedih, senang,
menakutkan, dan emosi lainnya yang berbeda-beda sesuai dengan siapakah yang
mengamatinya. Selain bersifat subyektif (tergantung pada pengamat), teori subyektivitas juga
berkendala pada selera dan juga dimensi waktu. Setiap orang memiliki selera yang berbeda,
apa yang dilihat bagus oleh satu orang belum tentu dilihat bagus oleh orang lainnya. Terlebih
selera manusia berkembang mengikuti zaman, maka waktu juga menentukan keindahan suatu
karya. Sehingga penilaian subyektif harus dilakukan oleh pengamat seni yang profesional.

Teori Subjektif dalam berkarya seni memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Subjektivitas
Artinya di hasilkan berdasarkan penilaian dari sudut pandang pribadi. Karna itu pendapat
seseorang dengan Yang satu lainnya bisa berbeda mengenai suatu karya seni.

2. Kebebasan Ekspresi
Pembuatan karya seni di berikan kebebasan untuk mengungkapkan diri dan
mengekspresikan karyanya secara bebas. Hal ini karna pandangan subjektif di bangun dari
perasaan dan pengalaman pribadi, sehingga tidak ada kaidah yang harus di ikuti.

3. Unik dan berbeda

3
Setiap karya seni yang di hasilkan dalam teori subjektif bersifat unik dan berbeda satu sama
lain. Hal ini di karenakan bahwa karya seni tersebut tercipta dari sudut pandang pribadi,
sehingga setiap pandangan subjektif yang di bentuk oleh orang yang berbeda-beda. Akan
memunculkan karya seni dengan ciri unik yang berbeda pula.

Contoh implementasi teori subjektif dalam karya seni


1. Seni Lukis
2. Seni photografi
3. Seni Musik

Kelebihan dan kekurangan teori subjektif dalam karya seni


Kelebihannya:

1. Lebih Eksporatif
Pendekatan teori subjektif dapat membuat seniman menjadi lebih eksploratif dalam
membuat karya seni. Karna mereka bebas mengekspresikan diri secara bebas dalam karya
seni yang mereka buat.

2. Dapat menghasilkan karya yang berbeda dan unik


Seseorang memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam menilai suatu karya seni. Hal ini
dapat memunculkan karya seni yang berbeda dan unik dari setiap individu.

Kekurangannya:

1. Kurang objektif
Teori subjektif sangat terbatas dalam menghasilkan penilaian yang objektif dalam karya
seni. Hal ini di karenakan pandangan subyektif yang ada di dalamnya yang bersifat
subyektif dari pribadi masing-masing.

2. Sulit Dikomunikasikan
Karena sifatnya yang subyektif, maka sulit untuk di komunikasikan dengan baik pada
orang lain. Sehingga sulit untuk menghasilkan pemahaman yang sama antara pembuat
karya, penikmat karya, atau kritikus karya.

4
Contoh Teori Subjektif dalam karya Seni Rupa 2 Dimensi dan 3 Dimensi

1. Dalam Karya Seni Rupa 2 Dimensi

Sunflower adalah nama dari dua serial lukisan cuplikan


kehidupan karya pelukis Belanda Vincent Van Gogh. Serial
pertama, yang dieksekusi di Paris pada 1887, menggambarkan
bunga yang berada di tanah, sementara set kedua, yang
dieksekusi setahun kemudian di Arles, menampilkan seikat
bunga matahari di sebuah vas. Makna di balik lukisan
Sunflower cukup kompleks. Dengan karakteristiknya bunga
matahari yang ia lukis, mengikuti matahari sepanjang hari
dapat dianggap sebagai simbol kesetiaan dan ketekunan. Bagi
van Gogh sendiri, lukisan ini mewakili kehidupan dan
kecantikan yang sementara. Van Gogh melihat bunga matahari
sebagai simbol universal yang dihubungkan oleh semua orang,
seperti karya seni yang dapat menyatukan orang-orang dari
berbagai latar belakang. Ia percaya bahwa meskipun setiap
orang memiliki perbedaan, kita semua memiliki potensi untuk
berkilau seperti bunga matahari yang cerah dan menginspirasi.

2. Dalam Karya Seni Rupa 3


Dimensi

Candi Borobudur adalah candi agama Buddha yang


dibangun di kawasan perbukitan. Mengacu pada konsep
kosmologi. filosofi bangunan Candi Borobudur
Candi ini mencerminkan konsep kosmos dalam ajaran
Buddha, dengan struktur dan tata letaknya yang
melambangkan alam semesta dan perjalanan menuju
pencerahan. Bagian atas candi melambangkan surga,
sementara bagian bawahnya melambangkan dunia
manusia yang dipenuhi dengan penderitaan. Relief di
bagian dasar dinding candi menceritakan kisah
Karmawibhangga yang menggambarkan kehidupan,
perilaku, dan lingkungan manusia.

5
B. Teori Objektif
Teori ini menyatakan bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan nilai estetik adalah
kualitas yang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan , terlepas dari orang yang
mengamatinya. Teori ini di gagas oleh Plato dan juga Aristoteles. Plato berpendapat bahwa
keindahan seni adalah objektif dan bukan pengalaman dari pengamat. Teori objektif merupakan
teori yang bersifat universal dan dapat diterapkan di banyak bidang. Teori ini memandang bahwa
ada kebenaran yang dapat ditemukan, meskipun mungkin sulit untuk ditemukan. Dalam sains,
teori objektif digunakan untuk menemukan kebenaran tentang alam semesta. Dalam filsafat, teori
objektif digunakan untuk menemukan kebenaran tentang kehidupan manusia. Dalam politik, teori
objektif digunakan untuk menemukan kebenaran tentang sistem pemerintahan yang ideal.

Kelebihan dan kekurangan teori objektif dalam karya seni Kelebihannya:


1. Mempermudah Proses Pengambilan Keputusan
Teori objektif dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat dan obyektif.
Dalam hal ini, keputusan tidak dipengaruhi oleh faktor subjektif seperti emosi atau
pandangan individual. Dengan demikian, keputusan yang diambil lebih cenderung benar
dan objektif.
2. Menumbuhkan Keterbukaan pada Ide dan Pandangan Baru
Dalam hal ini, teori objektif cenderung tidak memihak pada satu pandangan tertentu dan
lebih membuka diri pada berbagai ide dan pandangan.

3. Memperbaiki Kualitas Penelitian dan Pengembangan

Teori objektif dapat memperbaiki kualitas penelitian dan pengembangan. Dalam hal ini,
penelitian tidak hanya didasarkan pada pandangan individual tetapi juga pada fakta dan
data yang objektif.

4. Mendukung Pemikiran Kritis

Dalam hal ini, pemikiran tidak hanya terpusat pada satu pandangan tetapi juga pada
berbagai pandangan yang berbeda. Dengan demikian, pemikiran menjadi lebih kritis dan
objektif.

5. Menumbuhkan Kepercayaan pada Sistem

Dalam hal ini, sistem tidak hanya didasarkan pada pandangan individual tetapi juga pada
fakta dan data yang objektif. Hal ini membuat sistem lebih adil dan dapat
dipertanggungjawabkan.

6. Menghasilkan Output yang Lebih Baik

Dalam hal ini, output tidak hanya didasarkan pada pandangan individual tetapi juga pada
data dan fakta yang objektif. Dengan demikian, output menjadi lebih efektif dan dapat
memenuhi kebutuhan pengguna dengan lebih baik.

6
7. Mendukung Pembangunan Yang Berkelanjutan

Dalam hal ini, pembangunan tidak hanya didasarkan pada kepentingan individu tetapi juga
pada kepentingan lingkungan dan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini membuat
pembangunan menjadi lebih efektif dan berkelanjutan.

Kekurangannya:

1. Mengabaikan Faktor

Teori objektif cenderung mengabaikan faktor subjektif seperti pengalaman pribadi, emosi, dan
pandangan individual. Hal ini dapat membuat teori objektif tidak mendukung kepentingan individu
yang lebih kecil atau spesifik.

2. Terkadang Sulit Diterapkan di Bidang yang Kompleks

Teori objektif terkadang sulit diterapkan di bidang yang kompleks seperti humaniora dan seni. Hal
ini disebabkan oleh kompleksitas subjek yang sulit untuk diukur secara obyektif.

3. Membutuhkan Waktu dan Sumber Daya yang Besar

Teori objektif membutuhkan waktu dan sumber daya yang besar untuk mendapatkan data dan fakta
yang objektif. Hal ini dapat membuat teori objektif menjadi sulit untuk dilakukan di bidang yang
membutuhkan kecepatan dan efisiensi tinggi.

4. Tidak Mampu Menjelaskan Fenomena yang Subjektif

Teori objektif tidak mampu menjelaskan fenomena yang subjektif seperti pengalaman pribadi atau
emosi. Hal ini membuat teori ini tidak dapat digunakan dalam bidang yang membutuhkan
pemahaman tentang fenomena subjektif.

5. Rentan terhadap Penyalahgunaan

Dalam hal ini, data dan fakta yang objektif dapat digunakan untuk membenarkan pandangan atau
kepentingan tertentu. Hal ini dapat menyebabkan ketidakadilan dan tidak keadilan di dalam sistem.

6. Tidak Dapat Memenuhi Kebutuhan Individu Secara Spesifik

Dalam hal ini, kepentingan individu yang lebih kecil atau subjektif dapat diabaikan oleh teori
objektif yang lebih mengutamakan fakta dan data yang objektif.

7. Tidak Mampu Memprediksi Fenomena yang Tidak Terukur

7
Teori objektif tidak mampu memprediksi fenomena yang tidak terukur seperti keputusan individu
atau ketidaksamaan sosial. Hal ini membuat teori ini tidak dapat digunakan dalam bidang yang
membutuhkan pemahaman tentang fenomena yang tidak terukur.

Contoh Teori objektif dalam karya Seni Rupa 2 Dimensi dan 3 Dimensi

1. Dalam Karya Seni Rupa 2 Dimensi

Leonardo da Vinci mulai melukis Mona Lisa


pada tahun 1503, dan lukisan itu berada di
studionya hingga akhir hayatnya pada tahun
1519. Menurut pendapat beberapa peneliti,
lukisan Mona Lisa mungkin digarap oleh da
Vinci sesekali selama beberapa tahun. Dalam
kegiatan melukisnya, da Vinci menambahkan
beberapa lapisan minyak tipis pada waktu
yang berbeda.

8
2. Dalam Karya Seni Rupa 3 Dimensi

Candi Borobudur adalah candi agama


Buddha yang dibangun di kawasan
perbukitan. Mengacu pada konsep
kosmologi Buddhis, Candi Borobudur
diibaratkan sebagai Meru atau gunung
yang menjadi penghubung antara surga
dan dunia. Gunung ini berdiri di lokasi
yang dikelilingi oleh gunung-gunung,
laut, dan sungai-sungai besar. Dengan
pertimbangan itulah, Candi Borobudur
dibangun di lokasinya saat ini, dengan
posisi dikelilingi bukit, gunung, dan
pegunungan, yaitu Gunung Merapi,
Merbabu, Andong, Sumbing, Sindoro,
Tidar, dan pegunungan Menoreh.

9
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Teori Subjektif yang menyatakan bahwa adanya nilai keindahan hanya tanggapan perasaan
orang yang melihat karya tersebut. Teori ini hanya berdasarkan naluri saja untuk menyatakan indah
tanpa penjelasan ciri-ciri keindahan dari benda yang di lihatnya. Keindahan suatu karya seni
berdasarkan teori ini bisa terlihat dari perasaan dan emosi pengamat atau penikmat karya seni
tersebut. Saat melihat karya seni, orang akan beranggapan bagus, indah, sedih, senang,
menakutkan, dan emosi lainnya yang berbeda-beda sesuai dengan siapakah yang mengamatinya.
Sedangkan menyatakan bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan nilai estetik adalah
kualitas yang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan , terlepas dari orang yang
mengamatinya. Teori ini di gagas oleh Plato dan juga Aristoteles. Plato berpendapat bahwa
keindahan seni adalah objektif dan bukan pengalaman dari pengamat. Dari kedua teori tersebut,
terdapat kelebihan dan kekurangan.

10
DAFTAR PUSTAKA

(Tesa, Dibalik Seri Lukisan “Sunflower” Karya Vincent van Gogh, 2023)

Utami, S.N. 2021. Teori Keindahan dalam Seni, Subyektif dan Obyektif.
Kompas.

Ratriani, Virdita. 2021. Ini Sejarah Dan Makna Simbolis Candi Borobudur.
Kontan.co.id.

Fiska, Rahma. Perspektif: Teknik, Jenis-jenis, dan Macamnya. Gramedia


Blog.

11

Anda mungkin juga menyukai