Anda di halaman 1dari 10

CHAPTER REPORT

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ilmu Kewarganegaraan

Topik : Kedudukan Civics Sebagai Ilmu

Dosen Pengampu : Shilmy Purnama, M. Pd.

Disusun oleh :

Nandari Sabiananta : F1221231005


Dina : F1221231009
Bernadeta Paustina Olivia : F1221231017
Nabila Syafitri : F1221231037

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas chapter report dengan topik "Kedudukan Civics Sebagai Ilmu" dengan tepat waktu.
Laporan disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Kewarganegaraan. Selain itu, Chapter Report
ini bertujuan menambah wawasan tentang Ilmu Kewarganegaraan serta Ilmu Politik dan Pendidikan
Kewarganegaraan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Shilmy Purnama, M.Pd. selaku dosen Mata Kuliah
Ilmu Kewarganegaraan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya Chapter Report ini. Terus terang kami sampaikan kepada pembimbing mata
kuliah Ilmu Kewarganegaraan Ibu Shilmy Purnama, M.Pd. bahwa dalam chapter report ini masih
terbatas dan belum sepenuhnya, namun tidak menutup kemungkinan pada kesempatan kami berusaha
melaporkan hasil diskusi yang kami dapat mungkin pada kesempatan lain kami akan berusaha untuk
membaca dan melaporkan lebih banyak lagi.

Kami menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Pontianak, 15 September 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................................

A. CIVICS SEBAGAI ILMU POLITIK...............................................................................................................

B. CIVICS SEBAGAI ILMU KEWARGANEGARAAN....................................................................................

BAB III PENUTUP...............................................................................................................................................

A. KESIMPULAN................................................................................................................................................

B. SARAN.............................................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................................

iii

BAB I

PENDAHULUAN
Secara etimologis, Civics berasal dari kata Civicus (Bahasa Latin) yang searti dengan
citizens (Bahasa Inggris) yang dapat diartikan: Warga negara; Petunjuk dari sebuah kota;
Sesama warga negara, sesama penduduk, orang setanah air; Bawahan atau kaula.

Pada zaman imperium Romawi, Civics diartikan sebagai kehormatan, yaitu


sebagaimana yang terdapat dalam istilah Civics Ramanus Sum yang artinya aku warga negara
Romawi. Kehormatan terletak dimilikinya hak-hak istimewa seperti ikut serta dalam
pemerintah yang tidak dimiliki orang lain yang bukan warga negara Romawi.

Civics didefinisikan sebagai studi yang berhubungan dengan tugas-tugas pemerintah


dan hak kewajiban warga negara. Dalam Dictionary or Education (Somantri, 1976:45)
dinyatakan bahwa Civics merupakan unsur ilmu politik atau cabang ilmu politik yang
berkaitan dengan hak dan kewajiban warga negara. Salah satu artikel tertua yang
merumuskan definisi Civics adalah majalah “Education” pada tahun 1886 yang memberikan
batasan Civics sebagai berikut: suatu ilmu tentang kewarganegaraan yang berhubungan
dengan manusia sebagai individu dalam suatu perkumpulan yang terorganisir dalam
hubungannya dengan negara (Soemantri, 1976:45).

Civics sebagai bagian dari ilmu politik mengambil bagian isi ilmu politik yang berupa
demokrasi politik (Somantri: 1976:23). Demokrasi politik merupakan focus pelajaran Civics.
Kiranya pendapat ini tepat karena civics seperti yang dimaksudkan oleh Dimon
membicarakan status warga negara dan aktivitasnya yang berkaitan erat dengan fungsi
politik.

Istilah Ilmu Kewarganegaraan atau civics sangat erat hubungannya dengan sejarah
timbulnya civics di Yunani. Istilah civics juga tidak dapat dipisahkan dengan istilah politik.
Oleh karena itu, civics dan ilmu politik itu berkaitan erat, maka dipandang perlu kajian secara
mendalam tentang bagaimana hubungan antara civics dengan ilmu politik dan ilmu
kewarganegaraan (civics education).

Selain itu, politik atau ilmu politik mempunyai hubungan erat dengan ilmu
kewarganegaraan (civics). Hubungan tersebut dapat ditelaah dari kedudukan civics sebagai
cabang dari ilmu politk. Sebagaimana definisi civics yang dikemukakan oleh Carter Van
Good, “the element of political science or that branch of political science dealing with right
and duties of citizen”. Selain hubungannya dengan ilmu politik civics juga memiliki
hubungan erat dengan civic education, hal ini dilatari dengan kelahiran civic education oleh
pelajaran civics, melaikan karena alasan civics education sebagai praktek dari kajian-kajian
civics. Dengan kata lain civics bersifat teoritis dan pendidikan kewarganegaraan bersifat
praktis.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Kedudukan Civics sebagai Ilmu Politik

Secara etimologis kata politik berasal dari bahasa yunani polis yang dapat berarti
kota atau Negara kota. Dari kata polis ini kemudian diturunkan kata-kata lain seperti
“polites” (warganegara) dan “politikos” nama sifat yang berarti kewarganegaraan (civics).
Dan “politike techne” untuk kemahiran politik serta “politke episteme” untuk ilmu politik.
Kemudian orang romawi mengambil oper perkataaan yunani itu menamakan pengetahuan
tentang Negara (pemerintah) “ars politca” artinya kemahiran (kunst) tentang masalah-
masalah kenegaraan. Ilmu politik dapat diartikan sebagai ilmu Negara yang didalamnya
dibahas atau dikaji tentang hubungan sesame individu warga Negara yang diatur oleh hukum,
hubungan antara individu dengan kelompok, dengan Negara dan hubungan Negara dengan
Negara. Sedangkan lipman mengemukakan pengertian ilmu politik adalah ilmu negara yang
didalamnya bertalian dengan hubungan antar individu dengan individusatu sama lain yang
diatur oleh Negara dengan undang-undang, dan hubungan antar individu dengan kelompok
orang dengan Negara.

Patut dicamkan bahwa hubungan hubungan civics dengan ilmu politik tidak semata-
mata berkaitan dengan asal-usul istilah civics yang berhubungan erat dengan politik. Namun
lebih jauh dari itu, hubungan civics dengan ilmu politik dapat ditelaah atau dikaji dari sisi
substansi atau pokok dari civics tiu sendiri. Dalam hal ini, patut dingat kembali pengertian
civics sebagaimana yang dikemukakan oleh checter van good yakni“ elemen atau bagian
bagian atau cabang dari ilmu politk yang membahas tentang hak dan kewajiban sebagai
warga Negara.

Dilihat dari sisi tujuan civics atau ilmu kewarganegaraan, dimana civics bertujuan
untuk membentuk warga Negara yang baik (to be good citizenship). Civics sebagai bagian
dari disiplin ilmu politik memiliki persyaratan-persyaratan ilmu, walaupun belum sampai
pada teori-teori sebab civics membahas tentang hubungan manusia dengan manusia dan juga
masalah- masalah individu. Dalam kaitannya civics sebagai ilmu, perlu diketahui bahwa
setiap jenis pengetahuan memiliki ciri-ciri spesifik mengenai apa (ontology), bagaimana
(epistemology) dan untuk apa (aksiologi). Ketiga tersebut merupakan satu kesatuan dan saling
berkaitan serta saling ketergantungan. Jadi, ilmu merupakan alat yang digunakan manusia
untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kehidupannya. Civics
menyelidiki manusia. Kita tentu sadar bahwa manusia adalah mahluk yang memiliki
perasaan, emosi, akal, citra rasa, kemauan yang berbeda-beda. Hal inilah yang menyebabkan
kesulitan mengadakan pengukuran terhadap perbuatan-perbuatan manusia terutama adanya
factor-faktor rasional dan irrasional.

3
Tujuan pembelajaran civics yakni pembentukan warganegara yang baik. Warga
Negara yang baik tersebut salah satunya harus berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat
dan negaranya. Untuk membentuk warganegara partisipatif yakni warga Negara yang mampu
melibatkan diri dalam konteks pembangunan masyarakat, bangsa dan Negara, maka
pendidikan politik (political education) bagi setiap warga Negara merupakan syarat harus
dipenuhi atau dilaksanakan dengan baik.

Dalam suatu Negara yang demokratis, partisipasi warga Negara merupakan syarat
pokok atau utama yang mesti dilakukan oleh setiap warga negaranya dalam prsoses politik.
Mewujudkan kehidupan masyarakat yang demokratis dengan sendirinya akan mengalami
hambatan manakala warga negaranya tidak partisipatif dalam proses dan kegiatan
pengambilan keputusan negaranya. Namun sebaliknya, jika warga Negara mampu melibatkan
dirinya atau ikut serta dalam proses pengambilan keputusan politik, maka akan mendorong
terwujudnya kehidupan masyarakat yang demokratis.

Pendidikan politik berfungsi untuk memberikan isi dan arah serta pengertian kepada
proses penghayatan nilai-nilai yang sedang berlangsung. Hal ini berarti bahwa pendidikan
politik menekankan kepada upaya pemahaman tentang nilai-nilai dan norma-norma yang
membina dan mengembangkan diri guna ikut serta dalam kehidupan pembangunan bangsa
dan Negara (endang sumantri; 2003). Dapat ditegaskan bahwa pendidikan politik adalah
proses penurunan atau pewarisan nilai-nilai dan norma-norma dari ideology suatu Negara
yang dilakukan dengan sadar, terorganisir, terencana, dan berlangsung secara berkelanjutan
dari suatu generasi kepada generasi berikutnya dalam rangka membangun watak bangsa
(nation character building).

Dalam konteks Negara kita, Indonesia, yang berdasarkan pancasila, maka pendidikan
politik diarahkan agar warga Negara memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap nilai-
nilai dan norma-norma dasar ideologi nasional yakni pancasila, sehingga mampu
dilaksanakan dalam kehidupan nyata sehari-hari secara nalar dan bertanggung jawab.
Pendidikan politik sangat penting untuk membangun kesadaran warganegara untuk memiliki
kemampuan berpartisipasi dalam pembangunan masyarakatdan bangsanya. Pendidikan
politik yang dilaksanakan dengan baik, terencana, terprogram, terarah, terkendali,
terkoordinasi, akan berkontribusi positif bangsa pengembangan kesadaran politik atau melek
politik (political literacy) mengapa demikian? Sebab hakekat pendidikan politik adalah
meningkatkan kesadaran rakyat atau warga negara akan hak dan tanggung jawabnya sebagai
warga Negara.

B. Kedudukan Civics Sebagai Ilmu Kewarganegaraan

Civics dalam perkembangannya menunjukkan bahwa ilmu kewarganegaraan ini dapat


berkembang dan tumbuh jika menjalin hubungan yang saling memperkaya antara berbagai
disiplin ilmu social dan bahkan “trans” disiplin karena pendekatan multidisiplin sebagai salah
satu cirinya. Atas dasar itu ilmu kewarganegaraan tersebut memberikan pemahaman dasar-
dasar teoritik tentang kewarganegaraan.

4
Ilmu Kewarganegaraan sebagai suatu istilah telah banyak mengalami perubahan.
Paling tidak, sejak diperkenalkannya pendidikan dalam rangka nation and character building
telah dikenal istilah Burgerkunde, Ilmu Kewarganegaraan, Kewarganegaraan, Civics,
Kewargaan Negara, Pendidikan Kewargaan Negara dan dalam Pasal 37 ayat 1 Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikenal dengan istilah
Pendidikan Kewarganegaraan.

Kewargaan Negara sebagai suatu istilah dipakai secara resmi pada tahun 1967 dengan
Instruksi Direkur Jendral Pendidikan Dasar Nomor 31 tahun 1967 tanggal 28 Juni 1967. Dari
Seminar Nasional Pengaiaran dan Pendidikan Civics di Tawangmangu Surakarta 1972
ditegaskan bahawa Civics diganti dengan Ilmu Kewargaan Negara. Ilmu Kewarganegaraan
sebagai mata kuliah pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
dibedakan dengan Pendidikan Kewargaan Negara yang merupakan terjemahan dari Civics
Education.

Ilmu Kewarganegaraan adalah suatu disiplin ilmu yang objek studinya mengenai
peranan warga negara dalam bidang spiritual, sosial ekonomi, politis, yuridis, kultural dan
hankam sesuai dan sejauh yang diatur dalam Pembukaan dan UUD 1945. Pendidikan
Kewarganegaraan adalah suatu program pendidikan yang tujuan utamanya membina warga
Negara yang lebih baik menurut syarat-syarat, criteria dan ukuran ketentuan Pembukaan
Unang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang bahannya salah satunya
diambilkan dari Ilmu Kewarganegaraan. Dengan demikian, apabila dicermati lebih jauh, Ilmu
Kewarganegaraan dan Pendidikan Kewarganegaraan memiliki persamaan dan perbedaan.
Persamaan antara Ilmu Kewarganegaraan dan Pendidikan Kewarganegaraan terletak pada
objek materianya, yakni warga negara, khususnya demokrasi politik atau peranan warga
Negara, hubungan warga Negara dengan Negara. Perbedaan Ilmu Kewarganegaraan dan
Pendidikan Kewarganegaraan terletak pada objek formanya atau focus perhatiannya. Ilmu
Kewarganegaraan sebagai ilmu yang deskriptif, sehingga pusat perhatiannya pada deskripsi
peranan warga Negara dan hubungan warga egara dengan Negara. Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai ilmu yang bersifat normative, sehingga pusat perhatiannya terletak
pada pembinaan peranan warga negara atau pendewasaan warga negara.

Ilmu Kewarganegaraan (Civics) dalam. perkembangannya sebagai ilmu memiliki


banyak definisi antara lain:

a) Civics: the study of city government and the duties of citizens (The Advanced Learner's
Dictionary of Current English, 1954)

b) Civics: the element of political science or that science dealing with right and duties of
citizens (Dictionary of Education, 1956)

c) Civics: the departement of political science dealing with rights and duties of citizens
(Webster's New Collegiate Dictionary, 1954)

5
d) Civics : the science right and duties of citizenship, esp, as the subjec of a school course ( A
Dictionary of American,1956 )

e) Civics : Science of government (Webster's New Coneise Dictionary)

f) Civics : the science of citizenship-the relation of man to man in organized collection-the


individual to the State (Creshore. Education.VII, 18861887)

g) Civics : the study of government and citizenship that is, the duties right and priviledge of
citizens (Edmonson, 1968)

Dari definisi tersebut kiranya dapat disimpulkan bahwa Civics atau Ilmu
Kewarganegaraan menyangkut hal-hal sebagai berikut: Kedudukan dan peranan warga
negara, Hak dan kewajiban warga negara, Pemerintahan, Negara, dan Sebagai bagian dari
Ilmu Politik, mengambil bagian demokrasi politik (political democracy).

Baik civics atau IKN maupun PKN bertujuan untuk membentuk warga Negara yang
baik, warga Negara yang kreatif, warga Negara yang kritis dan warga Negara partisipatif.
Warga Negara yang bertanggung jawab (civic responsibilities) mengandung arti bertanggung
jawab terhadap dirinya sendiri,terhadap Tuhannya, terhadap manusia lain, terhadap
llingkungan alam, serta masyarakat dan bangsa dan negaranya. Warga Negara yang cerdas
(civic intelligence) dalam arti cerdas secara moral, cerdas secara spiritual, dan cerdas
emosional. Warga Negara yang kritis adalah warga Negara yang memiliki kepekaan tinggi
terhadap berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan masyarakat dan negaranya, serta
kemauan kuat dalam memberikan alternative pemecahan masalah tersebut. Kemudian warga
Negara yang partisipatif yakni warga Negara yang penuh kesadaran yang tinggi untuk
melibatkan diri atau ikut serta dalam proses pengambilan keputusan, mengingat membuat
keputusan merupakan salah satu kompetensi atau kemampuan dasar warga Negara. Adapun
kemampuan dasar lainya adalah memperoleh informasi serta menggunakan informasi,
ketertiban, berkomunikasi, kerjasama,dan melakukan berbagai macam kepentingan secara
benar.

Pengetahuan kewarganegaraan berkenaan dengan subsatnsi atau informasi yang harus


diketahui oleh warga Negara, seperti pengetahuan tentang system politik, pemerintahan,
konstitusi, undang-undang, hak dan kewajiban sebagai warga Negara, dan sebagainya.
Keeterampilan kewarganegaraan berkaitan dengan kemampuan atau kecakapan intelektual,
sosial, dan psikomotorik. Keterampilan intelektual yang penting bagi terbentuknya warga
Negara yang berwawasan luas, efektif, dan bertanggung jawab, antara lain keterampilan
berfikir yang kritis meliputi keterampilan mengidentifikasi dan mendeskrisikan; menjelaskan
dan menganalisa; mengevaluasi menentukan dan mempertahankan sikap atau pendapat
berkenaan dengan persoalan-persoalan public.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kedudukan civic sebagai ilmu adalah sebuah ilmu yang membicarakan tentang hubungan
manusia dengan manusia lainya dalam perkumpulan perkumpulan yang terorganisasi antara
individu individu dan juga dengan negara nya seperti kedudukan civics sebagai ilmu
kewarganegaraan dan juga kedudukan civics dalam ilmu politik ekonomi dan lain lain.

Kedudukan civics sebagai ilmu juga mempunyai isi yang mempelajari tentang hubungan
antar warganegara dan hubungan warganegara dengan negara secara terminologis civics
adalah sesuatu yang berkaitan dengan tugas pemerintah dan hak serta kewajiban warga
negara nya kedudukan civic sebagai ilmu juga merupakan tonggak dari kajian dan menjadi
sebuah pembelajaran yang mempelajari praktik dari sebuah negara demokrasi. Kedudukan
civic sebagai ilmu merupakan sebuah pengembangan dari ilmu kewarganegaraan yang lebih
menekankan kepada praktik kewarganegaraan, guna mempersiapkan generasi muda sebagai
warga negara dengan memberikan pengetahuan, budaya dan keterampilan kewarganegaraan.

B. Saran

Demikianlah chapter report yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Pada saat pembuatan chapter report ini, kami menyadari bahwa
banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan
lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan

Kami mnyarankan kepada pembaca tentang pentingnya civics sebagai ilmu yang harus
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Agar kehidupan masyarakat menjadi lebih tertata.
Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Nurul Febrianti, M.Pd. (2020). CIVICS, CIVIC EDUCATION, CITIZENSHIP EDUCATION.
Universitas Esa Unggul.
https://www.academia.edu/29690404/HUBUNGAN_ANTARA_CIVICS_CIVIC_EDUCATI
ON_DAN_CITIZENSHIP_EDUCATION?source=swp_share

Dra. Hj. Sri Wuryan, M.Pd. Syaifullah, S.Pd., M.Si. (2008). Ilmu Kewarganegaraan (Civics).
Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewaganegaraan

Wilfie. (2023). HUBUNGAN CIVICS DENGAN ILMU POLITIK DAN PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN (CIVIC EDUCATION).

https://wilfie26.blogspot.com/2013/12/hubungan-civics-dengan-ilmu-politik-dan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai