Anda di halaman 1dari 14

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JAMBI PASCASARJANA


PROGRAM STUDI KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN

Bahan Kuliah
PENGANTAR ILMU KEPENDUDUKAN

Oleh

Prof. Dr. Ir. Suandi, M.Si


Program Studi Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Program Pascasarjana Universitas Jambi

Materi
Program KB dan Kespro
Program KB
• Pembangunan merupakan peningkatan kemampuan
untuk mengelola sumberdaya yang ada untuk
kesejahteraan penduduk.
Pengukuran Kesejahteraan
• Kesejahteraan penduduk suatu negara diukur dengan indeks
komposit dari kualitas manusia atau disebut dengan istilah PQLI.
• Physical Quality of Life Index (PQLI)/ Indeks Mutu Hidup (IMH):
indeks komposit dari tingkat kematian bayi (IMR), usia harapan
hidup (expectation of life/ei) dan persentase angka melek huruf
dari penduduk dewasa berumur 15 tahun keatas (LIT).
• Angka IMR digunakan angka 229, karena IMR terbesar didunia
adalah 229 yaitu di Gabon, sedangkan angka harapan hidup (ei)
adalah 38, karena angka (ei) terendah didunia adalah 38.
• Untuk nilai terttinggi PQLI adalah 100, sedangkan terendah adalah
0. Artinya, semakin tinggi nilai PQLI atau mendekati 100 maka
tingkat kesejahteraan (kualitas penduduk) semakin baik, dan
sebaliknya (Morris dan Leiser, 1979).
Pengukuran Lain Kesejahteraan
• Pengukuran lain Kesejahteraan adalah Human
Development Index (HDI) dengan indikator yang
tidak jauh berbeda dengan indikator yang
digunakan pada pengukuran PQLI, yaitu: tingkat
harapan hidup, tingkat melek huruf orang
dewasa, rata-rata lama sekolah dan tingkat
pendapatan perkapita (UNDP, 2004).

• Pengukuran lainnya: Human Poverty Index (HPI),


Gender Development Index (GDI), dan Gender
Empowerment Measure (GEM).
Pengukuran Lain Kesejahteraan
• HPI: empat indikator, yakni: kelahiran yang tidak dapat
bertahan sampai usia 40 tahun, tingkat buta huruf orang
dewasa, persentase penduduk yang tidak dapat memiliki
akses pada fasilitas kesehatan dan persentase balita yang
kurang makan.
• GDI: indikator proporsi penduduk laki-laki dan perempuan
pada indikator harapan hidup, melek huruf, rata-rata lama
sekolah dan proporsi penduduk laki-laki dan perempuan
memperoleh pendapatan,
• GEM: indikator persentase penduduk perempuan terlibat
dalam partai politik, jumlah pegawai profesional dan
persentase pendapatan yang diperoleh dari penduduk
perempuan (UNDP, 2004).
Kesejahteraan Ekonomi dan Material

• Kesejahteraan penduduk/keluarga dapat dibedakan


kedalam kesejahteraan ekonomi (family economic well-
being) dan kesejahteraan material (family material well-
being).
– Kesejahteraan ekonomi keluarga (family economic well-
being) misalnya, diukur dalam pemenuhan akan input
keluarga (pendapatan, upah, aset dan pengeluaran),
– Kesejahteraan material keluarga (family material well-
being) diukur dari berbagai bentuk barang dan jasa yang
diakses oleh keluarga (Ferguson, Horwood dan Beutrais:
Sumarwan dan Hira, 1993)
Kesejahteraan Kebutuhan Minimum

• Kesejahteraan penduduk/keluarga diukur


berdasarkan konsep kebutuhan minimum (kalori)
berdasarkan konversi beras yang dikonsumsi oleh
keluarga
• Penduduk/keluarga yang tergolong sejahtera
dalam arti terpenuhinya kebutuhan fisik
minimum yaitu keluarga yang sudah mampu
mengkonsumsi beras minimal 320 kg
beras/orang/tahun (perdesaan) dan 480 kg
beras/orang/tahun (perkotaan) (Sajogyo, 1996).
Pengukuran Maslow, Word Bank dan WHO

• Menurut Maslow: kesejahteraan penduduk/keluarga


diukur dari kualitas sumberdaya manusia (fisik dan
non fisik),
• Menurut Word Bank (2004) mengukur kesejahteraan
penduduk/keluarga dilihat dari proxy pengeluaran.
• Menurut World Health Organization (WHO) terdapat
enam kategori dari kesejahteraan (quality of life or
individu well-being), yakni: (1) fisik, (2) psikologis, (3)
tingkat kemandirian, (4) hubungan sosial, (5)
lingkungan dan (6) spritual (Santamarina et al.,
2002:97).
Pengukuran Kesejahteraan BkkbN dan BPS

• BPS mengukur kesejahteraan: kebutuhan minimum


(kalori) proxy pengeluaran yaitu rata-rata Rp.152.847,-
per kapita per bulan (SUSENAS, 2006),
• BKKBN kesejahteraan keluarga kedalam 3 kebutuhan:
– kebutuhan dasar (basic needs) yang terdiri dari pangan,
sandang, papan dan kesehatan,
– kebutuhan sosial psikologis (social psychological needs) yang
terdiri dari pendidikan, rekreasi, transportasi, interaksi sosial
internal dan eksternal, dan
– kebutuhan pengembangan (developmental needs) yang terdiri
dari tabungan, pendidikan khusus/kejuruan, dan akses
terhadap informasi.
Kesejahteraan Objektif dan Subjektif
• Dimensi kesejahteraan sangat luas dan kompleks karena
suatu taraf kesejahteraan tidak hanya berupa ukuran yang
dapat terlihat (visible) saja tetapi termasuk kesejahteraan
non-visible (non-material/spritual).
• Kesejahteraan penduduk dapat dilihat melalui dua
pendekatan, yakni: kesejahteraan objektif dan kesejahteraan
subjektif.
• Kesejahteraan objektif: tingkat kesejahteraan diukur secara
rata-rata dengan patokan tertentu baik ukuran ekonomi,
sosial maupun ukuran lainnya (ukuran baku).
• Kesejahteraan subjektif adalah tingkat kesejahteraan seorang
individu yang dilihat secara personal yang diukur dalam
bentuk kepuasan (Suandi, 2007).
Kesejahteraan Subjektif
• Kesejahteraan dengan pendekatan subjektif diukur dari
tingkat kebahagiaan dan kepuasan yang dirasakan oleh
masyarakat sendiri bukan oleh orang lain (Noll: Milligan
et al., 2006:22).
• Ukuran kesejahteraan subjektif merupakan ukuran
kesejahteraan yang banyak digunakan di negara maju
termasuk Amerika Serikat.
• Hasil penelitian Sumarwan dan Hira (1993) pada delapan
negara bagian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa
kesejahteraan masyarakat sangat dirasakan melalui
ukuran tingkat kepuasan finansial yang dimiliki dan
dikuasai (Milligan et al., 2006:22).
Persepsi Kesejahteraan Subjektif
• Kesejahteraan adalah wujud kebudayaan yang
terbentuk dalam proses interaksi sosial dalam
masyarakat sehingga persepsi kesejahteraan masyarakat
(desa, kota dan persepsi pemerintah) yang dipengaruhi
oleh nilai-nilai yang menjadi pedoman hidupnya untuk
mewujudkan kesejahteraan itu sendiri (Sumarti,
1999:24).
• Nilai-nilai kesejahteraan diwujudkan dari nilai-nilai lokal
yang diperoleh dari hasil sosialisasi dari nilai-nilai
budaya dan agama, sedangkan nilai-nilai kesejahteraan
dari sisi pemerintah merupakan kebijakan yang sudah
dirumuskan secara baku.
Kebahagiaan dan Kepuasan
• Pendekatan yang digunakan seseorang tentang persepsi
kesejahteraan (kesejahteraan subjektif) adalah kebahagiaan dan
kepuasan.
• Kesejahteraan subjektif melalui kebahagiaan (happiness) yaitu
perasaan berbagai peristiwa pada kelompok dan saat tertentu
dalam aksesnya dengan masyarakat dan institusi.
• Kepuasan sesorang dapat menggambarkan tingkat kemampuan
seseorang mengevaluasi suatu aksi atau dapat menjangkau
berbagai kelompok kesejahteraan
• Kepuasan (satisfaction) individu, keluarga dan atau masyarakat
dapat menggambarkan tingkat kemampuan mengkonsumsi
barang dan jasa serta harapan masa depan (Sen: Peck dan
Goodwin, 2003:17).

Anda mungkin juga menyukai