Anda di halaman 1dari 3

Gading Galuh Pamungkas

C1AA20039
Sarjana keperawatan 4 A
Keperawatan Gerontik
Dosen Pengampu : Teten Tresnawan S.Kp., M.Kep

A. Definisi Kualitas Hidup


Kualitas hidup menurut World Health Organization (WHO) adalah persepsi
seseorang dalam konteks budaya dan norma yang sesuai dengan tempat hidup
orang tersebut serta berkaitan dengan tujuan, harapan, standar dan kepedulian
selama hidupnya.
Kualitas hidup diartikan sebagai istilah yang merujuk pada emosional, sosial dan
kesejahteraan fisik seseorang serta kemampuan aktifitas dalam kehidupan sehari-
hari, kualitas hidup dapat dikategorikan atas; kualitas hidup buruk dengan skor 0-
50 dan kualitas hidup baik 51-100 Donald, (2009).
Kualitas hidup menjadi istilah yang umum untuk menyatakan setatus kesehatan,
kendati istilah ini juga memiliki makna khusus yang memungkinkan penentuan
rangking penduduk menurut aspek objektif maupun subjektif pada status
kesehatan. Kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan Health-related Quality
Of Life (HQL) mencakup keterbatasan fungsional yang bersifat fisik maupun
mental, dan ekspresi positif kesejahtraan fisik, mental, serta spiritual. HQL dapat
digunakan sebagai sebuah ukuran integrative yang menyatukan mortalitas dan
morbidilitas, serta merupakan indeks berbagai unsur yang meliputi kematian,
morbidilitas, keterbatasan fungsional, serta keadaan sehat sejahtra (well-being)
MichealJ.Gibney, (2009).
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup
Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup adalah:
a. Usia
b. Usia sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang karena manusia.
Semakin tua usia Anda, semakin rendah kualitas hidup Anda. Penuaan,
Perasaan putus asa bahwa keadaan akan menjadi lebih baik di masa depan
Ayo Seperti Ryff dkk Singer (2011) orang dewasa mengungkapkan
kesejahteraan yang lebih tinggi paruh baya
c. Pendidikan
Pendidikan juga merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas hidup, hal
ini adalah Wahl dkk. (2004) belajar. Menemukan bahwa kualitas hidup
meningkat seiring bertambahnya ketinggian tingkat pendidikan yang
diperoleh orang tersebut. Itu sebabnya hal itu terjadi masyarakat yang
berpendidikan rendah merasa kurang percaya diri dan merasa tidak
berguna.
d. Status Pernikahan
Orang yang menikah memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi sebagai
lajang. Karena pasangan suami istri tahu lebih bahagia dengan pasangan
yang selalu bersamanya.
e. Keluarga
Keluarga juga merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas hidup.
Individu yang memiliki keluarga yang utuh dan harmonis akan lebih tinggi
kualitas hidupnya. Dikarenakan keluarga dapat memberikan dukungan dan
kasih sayang untuk meningkatkan kualitas hidup.
f. Kesehatan fisik (biologis) dan kemampuan fungsional
g. Kesehatan psikologis, kesejahteraan diri, serta kepuasan hidup
h. Jejaring sosial, aktivitas, dan partisipasi
i. Keadaan lingkungan hidup dan kondisi sosio-ekonomi
C. Pengukuran Kualitas Hidup
Selama beberapa dekade terakhir, pengukuran kualitas hidup telah menjadi kunci
untuk mengevaluasi pasien maupun klien, serta memprediksi hasil dari tritmen
yang diberikan kepada mereka, dan pada masa saat ini, alat ukur kualitas hidup
dapat dibagi menjadi dua kategori utama yakni (Coccossis dkk, 2009) :
1) Instrumen generik (general), mengukur kualitas hidup sebagai sebuah
konsep multidimensional dengan dimensi budaya, dimensi sosial, dimensi
psikologis, serta dimensi kesehatan fisiologis terkandung di dalamnya,
cocok untuk digunakan dalam populasi umum. Salah satu bentuk paling
terkenal adalah kuesioner WHOQOL-100.
2) Instrumen spesifik-penyakit, sering disebut HRQOL (Health Related
Quality Of Life) mengukur area spesifik dari kesehatan fisik, fungsi
fisiologis dari tubuh dan kualitas hidup yang relevan dengan penyakit
tertentu atau tritmen tertentu.
D. Upaya-upaya pemerintah Indonesia yang sudah dilakukan sebagai
upaya mensejahterakan lansia demi terciptanya kualitas hidup yang
diharapkan
Upaya yang telah dilakukan di Indonesia untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan pada lansia antara lain :
a. Pelayanan geriatri di rumah sakit
b. Pelayanan kesehatan di puskesmas
c. Pendirian home care bagi lansia yang berkebutuhan khusus
d. Adanya Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia atau Pos
Pembinaan Terpadu (Posbindu).
Pelayanan kesehatan ini tidak hanya memberikan pelayanan pada pada upaya
kuratif, melainkan juga menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif.
Berbagai pelayanan kesehatan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kualitas
hidup lansia.

Anda mungkin juga menyukai