Anda di halaman 1dari 10

AVERTEBRATA AIR

Oleh:
Muhammad ayyub mulawarman_2240101035
Muhammads amiruddi_22401010
Jela thomas_22401010
Viktor sampe K_2240101035
Awi Putra djibu2-2401010

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
Pendahuluan
Dalam beberapa dekade terakhir, permintaan akan produk-produk perikanan telah
meningkat secara signifikan sebagai sumber protein hewani. Budidaya perikanan menjadi
solusi penting untuk memenuhi kebutuhan akan ikan dan seafood yang berkualitas. Populasi
ikan di lautan telah mengalami penurunan yang signifikan karena eksploitasi berlebihan. Hal
ini mendorong pertumbuhan budidaya perikanan sebagai cara untuk mengurangi tekanan
terhadap sumberdaya laut yang semakin terbatas. Konsumen semakin memperhatikan
kualitas dan keamanan pangan. Budidaya sistem longline dan rakit dapat memberikan kontrol
lebih besar terhadap kondisi budidaya dan pemeliharaan ikan, yang pada gilirannya dapat
memastikan kualitas dan keamanan produk perikanan.
Sistem longline dan rakit diketahui mampu meningkatkan efisiensi produksi ikan
dibandingkan dengan metode budidaya tradisional. Hal ini menjadikan mereka alternatif yang
menarik bagi para petani ikan untuk meningkatkan hasil produksi mereka.Perikanan
konvensional seringkali memiliki dampak negatif pada lingkungan, seperti overfishing,
degradasi habitat laut, dan pencemaran. Sistem budidaya longline dan rakit dapat dirancang
dengan lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan, sehingga mengurangi dampak tersebut.
Penggunaan teknologi budidaya seperti longline dan rakit dapat meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan komunitas nelayan, terutama di daerah pesisir yang sangat bergantung pada
perikanan.
Budidaya sistem longline dan rakit terus mengalami perkembangan teknologi yang
mendorong inovasi dalam metode budidaya perikanan. Ini menciptakan peluang untuk
penelitian dan pengembangan yang lebih lanjut.
Tujuan Budidaya Sistem Longline:
1. Meningkatkan Produksi: Tujuan utama budidaya sistem longline adalah meningkatkan
produksi ikan laut untuk memenuhi permintaan pasar yang terus tumbuh.
2. Pengelolaan Sumber Daya: Longline dapat membantu dalam pengelolaan sumber
daya ikan dengan memungkinkan budidaya spesies tertentu secara terkendali,
sehingga mengurangi tekanan terhadap stok ikan liar.
3. Pengendalian Risiko Predator: Longline dapat memberikan perlindungan terhadap
predator seperti hiu, yang sering kali menjadi ancaman bagi stok ikan yang
dibudidayakan.
4. Pengaturan Lingkungan: Sistem ini memungkinkan pengendalian lingkungan
budidaya seperti suhu dan kadar oksigen, sehingga menciptakan kondisi yang lebih
optimal bagi pertumbuhan ikan.
Manfaat Budidaya Sistem Longline:
1. Produksi yang Stabil: Longline dapat memberikan produksi ikan yang lebih stabil
karena ikan tertangkap secara berkala, tidak seperti penangkapan ikan liar yang bisa
tidak terduga.
2. Pendapatan dan Pekerjaan: Sistem ini dapat menciptakan sumber pendapatan dan
lapangan kerja, terutama bagi komunitas pesisir yang menggantungkan diri pada
sektor perikanan.
3. Produk yang Berkualitas: Ikan yang dibudidayakan dalam sistem longline sering kali
memiliki kualitas yang lebih baik karena mereka diberi makanan yang terkontrol dan
4. memiliki lebih sedikit kerusakan fisik dibandingkan dengan ikan yang ditangkap
secara konvensional.
Tujuan Budidaya Sistem Rakit:
1. Optimasi Ruang: Tujuan utama budidaya sistem rakit adalah mengoptimalkan
penggunaan ruang di perairan laut yang terbatas, sehingga lebih banyak ikan dapat
dibudidayakan dalam area yang sama.
2. Perlindungan Ikan: Rakit memberikan perlindungan bagi ikan yang dibudidayakan
dari predator, sehingga meningkatkan tingkat kelangsungan hidup mereka.
3. Pemantauan yang Lebih Baik: Budidaya dalam sistem rakit memungkinkan
pemantauan yang lebih baik terhadap kesehatan dan pertumbuhan ikan, yang dapat
membantu dalam pengambilan keputusan manajemen.
Manfaat Budidaya Sistem Rakit:
1. Konservasi Ruang: Sistem rakit membantu mengurangi tekanan terhadap habitat
alami dengan memanfaatkan area yang sudah ada di perairan, tanpa perlu mengubah
lingkungan secara signifikan.
2. Pendapatan Lokal: Budidaya sistem rakit dapat menciptakan peluang ekonomi di
komunitas pesisir dan membantu memerangi kemiskinan.
3. Pangan Berkelanjutan: Memelihara ikan dalam sistem rakit dapat berkontribusi pada
produksi pangan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip dasar budidaya sistem longline dan rakit dalam konteks perikanan
laut?
2. Apa kelebihan dan kendala dari sistem budidaya longline dalam produksi ikan laut?
3. Apa kelebihan dan kendala dari sistem budidaya rakit dalam produksi ikan laut?
4. Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap keberhasilan budidaya sistem longline dan
rakit?
5. Bagaimana manajemen dan pemeliharaan yang efektif dapat meningkatkan
keberhasilan dalam budidaya kedua sistem ini?
6. Apa potensi ekonomi dari budidaya sistem longline dan rakit dalam mendukung
industri perikanan?
7. Bagaimana kedua sistem ini dapat berkontribusi pada tujuan keberlanjutan dalam
budidaya perikanan dan perlindungan lingkungan laut?
8. Apa perbandingan antara efisiensi produksi, pengelolaan risiko, dan dampak
lingkungan antara sistem longline dan rakit?
9. Bagaimana perkembangan teknologi memengaruhi budidaya sistem longline dan
rakit?
10. Bagaimana peran kedua sistem ini dalam menjawab tantangan global terkait
ketersediaan pangan dan pengelolaan sumber daya laut?
Sistem Budidaya Longline
Tujuan utama dari konsep sistem budidaya longline adalah meningkatkan produksi
ikan dengan cara yang lebih terkendali dan efisien. Metode ini memungkinkan petani ikan
untuk fokus pada spesies ikan tertentu, mengurangi risiko predator, dan memantau
lingkungan budidaya untuk memastikan kondisi yang optimal bagi pertumbuhan ikan. Sistem
longline juga dapat membantu dalam pengelolaan sumber daya perikanan yang lebih
berkelanjutan dengan mengurangi penangkapan ikan liar yang berlebihan. Konsep sistem
budidaya longline adalah metode budidaya ikan yang menggunakan tali panjang yang
ditanam di perairan laut.
Komponen Utama Sistem Longline
1. Sistem budidaya longline melibatkan beberapa komponen utama yang berperan
penting dalam operasinya. Berikut ini adalah komponen utama dalam sistem longline:
2. Tali Panjang (Longline): Tali panjang merupakan komponen utama dalam sistem
longline. Tali panjang ini dapat berkisar dari beberapa ratus hingga beberapa ribu
meter, tergantung pada skala operasi budidaya. Tali panjang ini terbuat dari bahan
yang tahan terhadap lingkungan laut seperti stainless steel atau plastik. Tali panjang
ini ditempatkan di perairan laut dengan salah satu ujungnya diikatkan pada rakit atau
perangkat pengapung.
3. Umpan (Bait): Umpan digunakan untuk menarik ikan target yang ingin dibudidayakan
ke tali panjang. Umpan ini dapat berupa ikan hidup, potongan ikan, cumi-cumi,
kerang, atau jenis umpan lainnya yang sesuai dengan spesies ikan yang
dibudidayakan. Umpan ini ditanam atau digantungkan pada tali panjang dengan jarak
tertentu.
4. Kail atau Perangkap: Kail atau perangkap digunakan untuk menangkap ikan yang
tertarik oleh umpan. Kail biasanya terbuat dari bahan yang tajam dan kuat dan
ditempatkan pada tali panjang dengan jarak tertentu di antara umpan. Ketika ikan
memakan umpan, kail dapat menembus mulut atau tubuh ikan, dan ikan akan
terjebak.
5. Alat Pengait Ikan: Alat ini digunakan untuk mengaitkan ikan yang terjebak di tali
panjang. Alat ini dapat berupa jala, kawat, atau jenis alat lainnya yang memungkinkan
petani ikan untuk mengambil ikan dengan mudah dari tali panjang.
6. Rakit atau Perangkat Pengapung: Rakit atau perangkat pengapung digunakan untuk
menjaga agar tali panjang tetap mengapung di permukaan air atau terapung di
kedalaman tertentu di laut. Perangkat ini dapat berupa pelampung besar atau struktur
terapung lainnya yang menopang tali panjang.
7. Sistem Pemantauan: Beberapa operasi budidaya longline menggunakan sistem
pemantauan yang canggih, termasuk sensor dan teknologi GPS, untuk melacak lokasi
tali panjang dan mendapatkan informasi tentang kondisi lingkungan.
8. Peralatan Pemeliharaan: Pemeliharaan sistem longline melibatkan peralatan seperti
kapal, perahu, atau alat penangkapan ikan yang digunakan untuk memeriksa dan
mengelola tali panjang, mengambil ikan, dan melakukan perawatan umpan.
9. Peralatan Keselamatan: Keselamatan petani ikan sangat penting dalam operasi
budidaya longline. Peralatan keselamatan seperti pelampung, jaring pengaman, dan
peralatan penyelam harus tersedia untuk menghindari kecelakaan di laut.
Keuntungan dan Keruguian Sistem Longline
Sistem budidaya longline memiliki sejumlah keuntungan dan kerugian yang perlu
dipertimbangkan oleh petani ikan atau pemangku kebijakan. Berikut adalah beberapa
keuntungan dan kerugian utama dari sistem longline:
Keuntungan Sistem Longline:
1. Produksi yang Konsisten: Sistem longline menghasilkan produksi ikan yang lebih
konsisten dan dapat diprediksi dibandingkan dengan penangkapan ikan liar. Ini karena
ikan tertangkap secara berkala, sehingga memungkinkan perencanaan produksi yang
lebih baik.
2. Pengendalian Risiko: Karena ikan tertangkap di kail pada tali panjang, risiko predator
seperti hiu dapat dikurangi. Ini membantu dalam mengurangi kerugian yang
disebabkan oleh serangan predator.
3. Manajemen Lingkungan: Petani ikan dapat mengatur lingkungan budidaya seperti
suhu air dan kadar oksigen lebih baik dalam sistem longline. Hal ini memungkinkan
kontrol yang lebih besar terhadap faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan ikan.
4. Selektivitas Spesies: Sistem ini dapat dikonfigurasi untuk menangkap spesies ikan
tertentu, sehingga memungkinkan petani ikan untuk fokus pada spesies yang memiliki
nilai komersial yang tinggi.
5. Pemantauan yang Lebih Baik: Budidaya dalam sistem longline memungkinkan
pemantauan yang lebih baik terhadap kesehatan ikan dan kondisi lingkungan. Ini
memungkinkan tindakan cepat dalam mengatasi masalah yang mungkin timbul.

Kerugian Sistem Longline:


1. Biaya Awal yang Tinggi: Biaya awal yang tinggi terkait dengan pembangunan dan
pemasangan tali panjang serta peralatan yang diperlukan seperti kapal dan perangkat
pengapung.
2. Pemeliharaan yang Diperlukan: Sistem longline memerlukan pemeliharaan yang
intensif, termasuk perawatan umpan, penggantian kail yang rusak, dan perawatan
peralatan.
3. Pengaruh Lingkungan: Perubahan cuaca dan lingkungan laut seperti badai atau
gelombang besar dapat mempengaruhi operasi longline dan merusak tali panjang.
4. Dampak Lingkungan: Penggunaan longline dapat berdampak pada lingkungan laut
jika tidak diatur dengan baik. Misalnya, dapat menyebabkan penangkapan ikan yang
tidak sengaja atau mempengaruhi populasi spesies non-target.
5. Ketergantungan pada Umpan: Ketergantungan pada umpan yang mungkin harus
dibeli atau ditangkap secara terpisah dapat menyebabkan biaya tambahan.
Sistem Budidaya Rakit
Sistem budidaya rakit, juga dikenal sebagai budidaya karamba, adalah metode
budidaya ikan yang melibatkan penggunaan struktur rakit terapung sebagai wadah untuk
menumbuhkan dan memelihara ikan di dalam perairan, baik air tawar maupun laut. Ini adalah
salah satu bentuk budidaya akuakultur yang umum digunakan di seluruh dunia.
Komponen utama Sistem Rakit
Berikut adalah beberapa komponen dan prinsip dasar dalam sistem budidaya rakit:
1. Rakit (Karamba): Rakit adalah struktur terapung yang berfungsi sebagai kandang atau
wadah tempat ikan dibudidayakan. Rakit biasanya terbuat dari bahan seperti kayu,
bambu, atau plastik. Mereka memiliki jaring atau dinding terbuka yang
memungkinkan air mengalir bebas melalui karamba, menyediakan pasokan oksigen
dan membuang limbah.
2. Ikan: Spesies ikan yang dibudidayakan dalam rakit dapat bervariasi sesuai dengan
tujuan budidaya dan kondisi lokal. Beberapa spesies umum yang dibudidayakan
meliputi tilapia, lele, bandeng, kerapu, dan masih banyak lagi.
3. Umpan: Umpan adalah makanan yang diberikan kepada ikan dalam rakit untuk
memastikan pertumbuhan dan kesehatan yang baik. Umpan dapat berupa pelet ikan,
makanan hidup seperti cacing, plankton, atau jenis pakan lainnya yang sesuai dengan
spesies ikan yang dibudidayakan.
4. Peralatan Pemeliharaan: Pemeliharaan yang baik diperlukan dalam budidaya rakit. Ini
termasuk peralatan seperti jaring untuk mengambil ikan, pemberian umpan,
pemantauan kondisi air, dan pengendalian lingkungan.
5. Pengendalian Lingkungan: Pengendalian faktor lingkungan seperti suhu air, kadar
oksigen, kebersihan air, dan kerapatan ikan sangat penting untuk menjaga kesehatan
ikan dan mengoptimalkan pertumbuhan mereka.
Keuntungan dan Kerugian Sistem Rakit
Sistem budidaya ikan dalam rakit atau karamba memiliki sejumlah keuntungan dan
kerugian yang perlu dipertimbangkan oleh petani ikan dan pemangku kebijakan. Berikut
adalah beberapa keuntungan dan kerugian utama dari sistem budidaya ikan dalam rakit:
Keuntungan Sistem Budidaya Ikan dalam Rakit:
1. Pengendalian Lingkungan: Petani ikan dapat lebih baik mengontrol kondisi
lingkungan dalam rakit, termasuk suhu air, kadar oksigen, dan kualitas air. Hal ini
dapat menghasilkan kondisi yang lebih optimal bagi pertumbuhan ikan.
2. Optimasi Ruang: Sistem rakit memungkinkan penggunaan ruang yang efisien,
terutama di perairan yang tidak dapat digunakan untuk budidaya darat. Ini membantu
mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan sumber daya perairan.
3. Perlindungan dari Predator: Rakit memberikan perlindungan bagi ikan dari serangan
predator laut seperti hiu atau burung pemangsa. Ini dapat mengurangi kerugian yang
disebabkan oleh serangan predator.
4. Pemantauan yang Lebih Baik: Pemantauan terhadap kesehatan ikan dan kondisi
lingkungan dapat dilakukan secara lebih efisien dalam sistem rakit. Ini
memungkinkan tindakan cepat dalam mengatasi masalah yang mungkin timbul.
5. Keberlanjutan: Dengan manajemen yang baik, sistem budidaya ikan dalam rakit dapat
berkontribusi pada keberlanjutan sektor perikanan dengan mengurangi tekanan
terhadap stok ikan liar dan menghasilkan produk perikanan yang lebih berkelanjutan.
Kerugian Sistem Budidaya Ikan dalam Rakit:
1. Biaya Awal yang Tinggi: Biaya awal yang tinggi terkait dengan pembangunan dan
instalasi rakit, peralatan, dan infrastruktur yang diperlukan dapat menjadi hambatan
bagi petani ikan yang baru memulai usaha ini.
2. Pemeliharaan yang Diperlukan: Budidaya ikan dalam rakit memerlukan pemeliharaan
yang intensif, termasuk pemantauan kondisi air, pemberian makanan, pembersihan
karamba, dan pengendalian penyakit ikan.
3. Dampak Lingkungan: Penggunaan rakit dapat berdampak pada lingkungan jika tidak
diatur dengan baik. Misalnya, limbah dari rakit dapat mempengaruhi kualitas air di
sekitarnya, dan peningkatan kerapatan ikan dalam rakit dapat menghasilkan
peningkatan risiko penyakit dan polusi.
4. Ketergantungan pada Umpan: Sistem rakit memerlukan pasokan umpan yang
berkelanjutan. Ketergantungan pada umpan yang mungkin harus dibeli atau ditangkap
secara terpisah dapat menyebabkan biaya tambahan.
5. Peraturan: Budidaya ikan dalam rakit dapat tunduk pada regulasi dan perizinan yang
ketat di beberapa daerah, dan tidak selalu cocok untuk semua lokasi.
Perbandingan Antara Sistem Longline dan Rakit
Perbandingan antara sistem budidaya longline dan sistem budidaya rakit melibatkan
sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan tergantung pada tujuan, lokasi, dan kondisi
spesifik dari budidaya perikanan yang diinginkan. Berikut adalah perbandingan antara kedua
sistem ini berdasarkan beberapa faktor kunci:
1. Ruang dan Lokasi:
 Longline: Longline cocok untuk penggunaan di perairan yang dalam dan terbuka.
Mereka memanfaatkan ruang di permukaan laut atau di dasar laut untuk menarik ikan
dengan tali panjang yang dapat mencapai beberapa ratus hingga beberapa kilometer.
 Rakit: Sistem rakit cocok untuk penggunaan di perairan dangkal seperti sungai,
danau, atau perairan tambak. Mereka biasanya ditempatkan di atas permukaan air dan
tidak memanfaatkan ruang di dasar laut.
2. Ketersediaan dan Biaya Infrastruktur:
 Longline: Membutuhkan investasi awal yang lebih tinggi dalam infrastruktur seperti
kapal, tali panjang, dan peralatan tambahan. Ini mungkin memerlukan lebih banyak
sumber daya finansial.
 Rakit: Lebih mudah dan lebih murah untuk membangun rakit dan menginstalnya di
perairan yang dangkal. Biaya awalnya cenderung lebih rendah.
3. Keberlanjutan:
 Longline: Dengan manajemen yang baik, sistem longline dapat berkontribusi pada
keberlanjutan dengan mengurangi tekanan terhadap stok ikan liar. Mereka dapat
digunakan untuk budidaya spesies yang telah terancam atau terlalu banyak ditangkap
di alam liar.
 Rakit: Rakit juga dapat mendukung keberlanjutan dengan mengurangi penangkapan
ikan liar, tetapi ini tergantung pada spesies yang dibudidayakan dan manajemen yang
tepat.
4. Kendala dan Risiko Lingkungan:
 Longline: Meskipun longline dapat mengurangi risiko serangan predator, mereka juga
memiliki potensi untuk menangkap spesies non-target atau menimbulkan kerusakan
lingkungan, terutama jika tali panjang yang rusak dibiarkan di laut.
 Rakit: Rakit memiliki dampak lingkungan yang lebih terbatas daripada longline.
Namun, masalah seperti polusi air dan akumulasi limbah di sekitar rakit masih perlu
diwaspadai dan dikelola.
5. Kelangsungan Hidup Ikan:
 Longline: Longline dapat digunakan untuk budidaya spesies yang lebih besar dan
kurang rentan terhadap perubahan suhu air.
 Rakit: Rakit cocok untuk budidaya spesies ikan yang lebih kecil, seperti ikan air
tawar, dan dapat menjadi pilihan yang baik untuk budidaya ikan di perairan dangkal.
Manajemken dan Pemeliharan Sistem Longline dan Rakit
Manajemen dan pemeliharaan yang baik sangat penting dalam budidaya ikan baik
dalam sistem longline maupun rakit. Ini akan membantu memastikan kesehatan ikan,
efisiensi produksi, dan keberlanjutan operasi. Berikut adalah panduan umum untuk
manajemen dan pemeliharaan kedua sistem tersebut:
1.Manajemen dan Pemeliharaan Sistem Longline:
 Pemantauan Kualitas Air: Pemantauan rutin terhadap kualitas air seperti suhu, kadar
oksigen, pH, dan salinitas adalah penting untuk memastikan kondisi yang optimal
bagi ikan. Ini bisa dilakukan dengan sensor dan peralatan pemantauan yang sesuai.
 Pemberian Makanan: Pastikan ikan menerima makanan yang cukup dan sesuai
dengan spesies yang dibudidayakan. Kontrol pemberian makanan untuk menghindari
overfeeding atau underfeeding.
 Pengendalian Lingkungan: Pengaturan kedalaman tali panjang dan lokasi penempatan
longline dapat menjadi faktor penting dalam mengoptimalkan lingkungan budidaya.
 Pengendalian Predator: Jika ada risiko serangan predator seperti hiu, pertimbangkan
penggunaan perangkat pengaman atau strategi lain untuk melindungi ikan yang
dibudidayakan.
 Pemeliharaan Tali Panjang: Pemeriksaan dan pemeliharaan tali panjang secara berkala
penting untuk mengganti kail yang rusak, mengganti umpan yang habis, dan
memperbaiki kerusakan pada tali panjang.
 Pemantauan Kesehatan Ikan: Amati tanda-tanda penyakit atau stres pada ikan, seperti
perubahan warna, gejala klinis, atau tingkah laku yang aneh. Tindakan pengobatan
atau pemisahan ikan yang sakit mungkin perlu dilakukan.
 Manajemen Populasi: Kontrol kerapatan ikan di tali panjang untuk menghindari
overpopulation yang dapat mengganggu pertumbuhan dan kesehatan ikan.
2.Manajemen dan Pemeliharaan Sistem Rakit:
 Pemantauan Kualitas Air: Pemantauan berkala terhadap kualitas air seperti suhu,
oksigen terlarut, dan pH penting untuk memastikan kondisi air yang sesuai bagi ikan.
 Pemberian Makanan: Berikan pakan dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
ikan dan periksa apakah semua ikan mendapatkan cukup makanan.

 Pembersihan dan Pemeliharaan Karamba: Rutin bersihkan karamba untuk


menghindari akumulasi limbah ikan dan sisa makanan. Ini membantu mencegah
peningkatan polusi air.
 Pemantauan Kesehatan Ikan: Pemantauan kesehatan ikan termasuk pengamatan visual
terhadap ikan dan pemantauan tanda-tanda penyakit. Tanggapi tanda-tanda penyakit
dengan cepat

Studi Kasus

Anda mungkin juga menyukai