Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 13, Oktober 2023

PEMBELAJARAN BERORIENTASI LIFE SKILL


DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI KIMIA ORGANIK

Oleh:
Suyanto
SMA Negeri 1 Rowosari Kabupaten Kendal
Email: pak.yanto@gmail.com

ABSTRAK

Pembelajaran pada bidang kimia, terutama tentang Kimia Organik dianggap


mata pelajaran yang banyak konsep yang terkesan menjenuhkan, banyak hambatan
yang ditemui dalam proses belajar, sehingga belajar menjadi sesuatu yang tidak
menyenangkan. Pembelajaran Kimia Organik melalui pembelajaran berorientasi
pada life skill perlu dikembangkan. Jika guru memperturutkan keinginan
pembelajaran kimia organik dengan presentasi dari peserta didik yang bagus, maka
perserta didik dituntut untuk menciptakan produk yang dapat untuk menunjang
kehidupannya atau dapat mengatasi tantangan dalam kehidupannya nanti, sehingga
pembelajaran ini adalah pembelajaran yang masalahnya kongkrit dari kehidupan
sehari-hari.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, saya menetapkan
pembelajaran yang berorientasi life skill perlu dikembangkan, karena dengan
pembelajaran model ini tujuan lebih nyata, meningkatkan ketrampilan peserta didik
dalam membantu menghadapi tantangan hidup dan tentunya sangat menantang bagi
peserta didik, serta pada akhirnya dapat meningkatkan prestasinya.
Dalam pembelajaran yang berorientasi pada ketrampilan life skill, langkah-
langkah guru adalah sebagai berikut: guru menyampaikan tujuan pembelajaran
materi kimia organik dan menyampaikan ketrampilan life skill yang harus dimiliki
diiringi dengan memotivasi peserta didik, menyajikan informasi kepada peserta
didik tentang materi pelajaran, membagi peserta didik ke dalam beberapa
kelompok, membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat peserta didik
mengerjakan tugas, mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang dipelajari dan
atau mempresentasikan hasil kerjanya, memberi penghargaan pada hasil belajar
peserta didik, baik individu maupun kelompok
Pada saat peserta didik mempresentasikan hasil lembar kerja (LK) sesuai
dengan produk yang dihasilkan dan setelah terjadi tanya jawab dengan kelompok
lain maka tugas guru pada akhir presentasi dari tiap-tiap kelompok memberikan
penguatan tentang pembahasan pada saat presentasi dari kelompok tersebut.
Dari hasil di atas, saya menyarankan bahwa life skill peserta didik perlu
diperhatikan. Dengan demikian, guru harus mengembangkan pembelajaran yang
berorientasi pada life skill. Dengan pembelajaran tersebut dapat memotivasi belajar
peserta didik dan mengatasi kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran khususnya
pelajaran kimia yang membutuhkan konsentrasi dan motivasi belajar yang tinggi
akan lebih menyenangkan.
Kata Kunci : kimia organik, ester, life skill, presentasi, motivasi

83
Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 13, Oktober 2023

ABSTRACT

Learning in the field of chemistry, especially organic chemistry, is


considered a subject with many concepts that seem tedious, many obstacles are
encountered in the learning process, so that learning becomes something that is not
fun. Learning Organic Chemistry through life skills oriented learning needs to be
developed. If the teacher fulfills the wishes of learning organic chemistry with good
presentations from students, then students are required to create products that can
support their lives or overcome challenges in their later lives, so that this learning
is learning with concrete problems from everyday life.
Based on the considerations above, I determine that life skills-oriented
learning needs to be developed, because with this learning model the goal is more
real, improving students' skills in helping them face life's challenges and of course
it is very challenging for students, and ultimately can improve their achievements.
In learning that is oriented towards life skills, the teacher's steps are as follows: the
teacher conveys the learning objectives of organic chemistry material and conveys
the life skills that must be possessed accompanied by motivating students,
presenting information to students about the subject matter, dividing students into
several groups, guiding study groups when students work on assignments,
evaluating learning outcomes regarding the material studied and/or presenting the
results of their work, giving awards to students' learning outcomes, both individual
and group
When students present the results of the worksheet (LK) according to the product
produced and after a question and answer session with other groups, the teacher's
task at the end of the presentation for each group is to provide reinforcement
regarding the discussion during the group's presentation.
From the results above, I suggest that students' life skills need to be
considered. Thus, teachers must develop learning that is oriented towards life skills.
With this learning, it can motivate students' learning and overcome student boredom
in the learning process, especially chemistry lessons which require concentration
and high learning motivation will be more enjoyable.
Keywords: organic chemistry, esters, life skills, presentation, motivation

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Prestasi kimia khususnya Kimia Organik kelas XII MIPA sering kali rendah.
Terbukti pada tahun pelajaran 2021/2022 nilai ulangan harian Kimia Organik
maksimal 87, minimal 35, nilai rata-rata 64, dan prosentasi ketuntasan 52 persen.
Sehingga masih ada 48 persen yang peserta didik yang belum tuntas. Materi Kimia
Organik sangat luas, meliputi Senyawa Turunan Alkana, Benzene dan Turunannya,
dan Makromolekul. Hal tersebut membosankan bagi peserta didik. Apalagi
motivasi peserta didik yang rendah.
Daya dukung materi Kimia Organik di SMA Negeri 1 Rowosari kurang
memadai. Bahan-bahan kimia untuk yang mendukung praktik kimia organik sangat
terbatas. Di laboratorium hanya tersedia aseton, asam sulfat teknis, asam cuka

84
Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 13, Oktober 2023

teknis, alkohol 70 persen. Oleh karena itu Ppmbelajaran Kimia Organik di SMA
Negeri 1 Rowosari biasanya banyak dilakukan secara teoritis. Ataupun jika ada
praktik merupakan praktik sesuai dengan tuntutan kurikulum saja. Misalnya praktik
tentang membandingkan sifat zat atau pembuatan zat. Itupun dengan keterbatasan
bahan kimia.
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi prestasi peserta didik, salah
satunya factor internal peserta didik itu sendiri. Faktor internal biasanya berupa:
1) kondisi psikologis peserta didik ketika belajar yang memang belum bahkan
tidak ada motivasi untuk menerima pelajaran.
2) kejenuhan dalam belajar akan menyebabkan peserta didik sulit memahami
suatu materi, peserta didik mendengar namun hanya sebatas mendengarkan
saja, tidak merekamnya dan masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Jadi,
peserta didik akan kesulitan untuk berkonsentrasi ketika kondisi peserta didik
sudah jenuh. Tidak timbul kerjasama yang baik antara indera yang bekerja
dalam belajar.
3) Tidak merasa senang dengan subyek yang dipelajari dan
4) tidak mengetahui manfaat yang dipelajari.
Peserta didik masih kurang semangat untuk bekerjasama dan sharing antar
anggota dalam pemecahan suatu masalah karena bermula dari kurang termotivasi
sehingga belajar menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan serta kurangnya
keterampilan memecahkan masalah yang dimiliki peserta didik. Menurut Broling
(1989) life skill atau kecakapan hidup adalah interaksi berbagai pengetahuan dan
kecakapan yang sangat penting dimiliki seseorang sehingga mereka dapat hidup
mandiri.
Anwar (2006:42) yang menyatakan bahwa memiliki kecakapan hidup akan
membuat kita berhasil di lingkungan manapun berada. Hal tersebut dikarenakan
anak mempunyai bekal yang dapat digunakan untuk mengatasi setiap masalah yang
dihadapinya. Dengan kecakapan hidup yang dimiliki, anak tidak tidak akan merasa
kesulitan dalam berinteraksi dan beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang
ditemuinya.
Selain itu pembelajaran yang selama ini dikembangkan belum
mengakomodasi tentang perkembangan peserta didik dimasa depan, dalam hal ini
pendidikan tentang kecakapan hidup atau life skill. Pembelajaran yang berorientasi
life skill akan dapat memotivasi peserta didik untuk belajar suatu hal yang
merupakan kebutuhan hidupnya. Dengan pembelajaran seperti itu akan
mewujudkan pembelajaran yang lebih bermakna. Dan pada gilirannya nanti peseta
didik akan meningkatkan prestasi belajarnya.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan permasalahan
pada penelitian ini adalah ;
1. Bagaimanakah proses pembelajaran peserta didik kelas XII MIPA 1 SMA
Negeri 1 Rowosari tahun pelajaran 2022-2023 berorientasi life skill
meningkatkan prestasi khususnya dalam proses pembelajaran menjadi lebih
jelas dan menarik?
2. Bagaimanakah proses pembelajaran peserta didik kelas XII MIPA 1 SMA
Negeri 1 Rowosari tahun pelajaran 2022-2023 berorientasi life skill

85
Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 13, Oktober 2023

meningkatkan motivasi peserta didik dan pembelajaran praktik yang lebih


bermanfaat ?
3. Bagaimanakah proses pembelajaran peserta didik kelas XII MIPA 1 SMA
Negeri 1 Rowosari tahun pelajaran 2022-2023 berorientasi life skill
meningkatkan prestasi dalam meningkatkan nilai kerjasama dan
berkomunikasi sehingga dapat mengembangkan keterampilan hidup ?

LANDASAN TEORI
Konsep dan Indikator Life Skill
Life skill meliputi kombinasi dari pengetahuan, nilai, sikap dan
keterampilan, dengan penekanan pada pokok keterampilan yang terkait dengan
pemikiran kritis dan pemecahan masalah, manajemen diri, keterampilan
berkomunikasi, dan keterampilan antar personal (Rahmawati dan Yonata, 2012:49).
Pendidikan kecakapan hidup dapat menghantarkan manusia-manusia Indonesia
memasuki era globalisasi dengan kemampuan kompetitif yang tinggi. Life skill
harus diajarkan sejak duduk dibangku sekolah agar peserta didik lebih terlatih untuk
melatih kemampuan life skill yang mereka miliki (Yulianingrum dan Rahayu,
2013:2).
Setelah dilakukan survey tentang life skill yang dibutuhkan, diperoleh 5
indikator yang akan diamati dalam penelitian ini. Indikator ini diambil dari hasil
survey tentang kecakapan hidup terbanyak yang dibutuhkan oleh siswa. Indikator
ini meliputi;
(1) lebih jelas pada materi yang disampaikan,
(2) tertarik materi yang disampaikan,
(3) kecakapan menggali dan menemukan informasi sehingga lebih termotivasi,
(4) kecakapan mengolah informasi sehingga lebih bisa bermanfaat,
(5) kecakapan berkomunikasi,
(6) bekerjasama,
(7)mengembangkan ketrerampilan hidup.
Pembelajaran Meningkatkan Prestasi Belajar
Setelah peserta didik termotivasi untuk belajar suatu hal dan peserta didik
juga menemukan belajar secara yang efektif dan efisien, tentunya hasil belajar
siswa akan meningkat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Joko Purnomo (
2015:21) bahwa hasil belajar siswa tergolong sangat bagus. Melalui pendidikan
kecakapan hidup mampu meningkatkan kecakapan personal dan kecakapan sosial
serta prestasi belajar.
Motivasi Peserta Didik Meningkat
Menurut Siti Nurhidayah, dkk (2016:34) dalam penelitianya menyimpulkan
program life skill berpengaruh signifikan terhadap motivasi siswa untuk
meningkatkan prestasi. Dengan pembelajaran yang berorientasi life skill peserta
didik mempuyai harapan dalam memecahkan masalah dalam hidupnya kelak, atau
lebih bermakna. Hal ini lah yang menimbulkan motivasi dalam belajar.
Nampak dalam pembelajaran yang melalui presentasi dari hasil kerja
kelompok ternyata meningkatkan motivasi peserta didik. Hal itu tampak dari
peserta didik saat mempresentasikan hasil kerja dalam belajar kimia organik aktif
mengikuti setiap tahapan pembelajaran.

86
Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 13, Oktober 2023

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan pada
peserta didik kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 1 Rowosari tahun pelajaran 2022-
2023 pada materi kimia organik. Pembelajaran kimia mencakup persoalan yang
sangat luas, mulai dari kebijakan pemerintah, kompetensi guru, teknisi
laboratorium, laboran, proses belajar mengajar, siswa, infrastuktur dan keterlibatan
orang tua. Jika mempelajari kimia dianggap sulit, maka permasalahan ini
kemungkinan besar terkait dengan komponen-komponen tersebut. Selain
komponen-komponen ini, kesulitan belajar juga dapat muncul dari karakteristik
materi pelajaran kimia itu sendiri yang sebagian besar konsepnya bersifat abstrak..
Demikian pula konsep dalam materi Kimia organik bersifat abstrak. Hal ini
akan mempersulit penguasaan konsep bagi peserta didik. Dalam pembelajaran
kimia khususnya kimia organik dirasa sangat membosankan. Sehingga mereka
kurang bersemangat belajar, seperti berbicara dengan teman, bermain-main sendiri.
Dan pada akhirnya nilai ulangan kimia organik tidak memenuhi harapan.
Pembelajaran Berorientasi Life skill
Menurut Depdiknas Kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki
seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar
tanpa rasa tertekan, kemudian proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi
sehingga akhirnya mampu mengatasinya.Pembelajaran berorientasi Life skill
adalah pembelajaran yang dilakukan dimana langkah-langkah pembelajaran serta
pada akhir pembelajaran berorientasi pada ketrampilan hidup (Life skill).
Jika melihat dari definisi model pengembangan life skill di atas, nampak
jelas bahwa pengembangan kecakapan hidup (life skill) berusaha untuk lebih
mendekatkan pendidikan dengan kehidupan sehari-hari seorang anak, dan
mempersiapkannya menjadi orang dewasa yang dapat hidup dengan baik di
manapun dia berada. Secara umum, tujuan dari pengembangan kecakapan hidup
(life skill) adalah untuk memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu
mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya di
masa datang.
Dengan pembelajaran yang berorientasi Life skill ini akan tumbuh minat
dan motivasi belajar peserta didik. Melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan,
keingintahuan akan suatu masalah akan berkembang yang pada gilirannya akan
menumbuhkan minat akan masalah itu dan selanjutnya semangat belajarnya akan
bertambah.
Dalam pembelajaran yang berorientasi Life skill ini peserta didik akan
diajak untuk menumbuhkan berbagai hal sesuai dengan manfaat pendidikan life
skill, yakni:
(1) Menemukan solusi. Peserta didik akan belajar menemukan solusi suatu
permasalahan dengan baik.
(2) Berfikir kreatif dan kritis. Para peserta didik belajar berfikir kreatif untuk
menghasilkan produk yang diiginkan. Serta kritis dalam memperoleh
kebenaran data.
(3) Mengendalikan emosi. Para peserta didik harus dapat mengendalikan emosi,
terutama dalam berinteraksi dalam kelompoknya. Dengan emosi yang

87
Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 13, Oktober 2023

terkendali mereka lebih mudah untuk mengerjakan dan menyelesaikan sesuatu


hal.
(4) Mengendalikan stres. Mengendalikan stres sangat penting untuk dilakukan
agar hidup yang dijalani tidak menjadi beban.
(5) Trampil dalam mengambil keputusan. Peserta didik belajar untuk melakukan
berbagai hal degan cepat termasuk mengambil keputusan.
(6) Mudah beromunikasi. Komunikasi sosial sangat dibutuhkan karena dengan
komunikasi, seseorang bisa menjalin pertemanan dengan baik. Selain itu
komunikasi yang baik juga dapat digunakan untuk bekerjasama dalam
membuat suatu hal.
Hambatan/kelemahan dalam implementasi pembelajaran berorientas Life
skill antara lain sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kegiatan ini memakan waktu lama dan belum ada kepastian
bahwa peserta didik akan tetap bersemangat.
2. Kelas harus lebih kecil, jumlah siswanya harus sedikit sebab setiap
individu memerlukan perhatian.
3. Perencanaan harus benar-benar teliti agar mudah dikerjakan oleh peserta
didik serta menjamin keselamatan kerja siswa.
4. Sulit membawa peserta didik untuk turut aktif ambil bagian secara merata.
5. Kurang ada jaminan bahwa setiap individu akan sampai pada tujuan yang
telah diharapkan.
Kelebihan pembelajaran berorientas Life skill adalah sebagai berikut:
1. Peserta didik akan berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Peserta didik mengalami proses untuk mendapatkan konsep, rumusan atau
keterangan tentang sesuatu sehingga siswa dapat memahaminya.
3. Dapat menstimuli dan menambah adanya kemungkinkan peserta
didik mengembangkan sikap ilmiahnya dan dapat merangsang rasa ingin
tahu pada diri siswa.
4. Peserta didik akan memperoleh pengertian yang benar-
benar dihayati karena peserta didik sendiri menemukan konsep
atau generalisasi dari hasil pekerjaannya sendiri.
5. Dapat menambah stimuli dalam memunculkan pengertian peserta
didik tentang suatu konsep atau prinsip
lebih mantap sehingga memungkinkan siswa untuk dapat menerapkannya
dalam masalah lain yang relevan.
6. Peserta didik dilatih dalam kegiatan yang diperlukan oleh seorang sains.
7. Kemungkinan menambah motivasi yang besar peserta
didik dalam memanfaatkan lingkungan secara maksimal sebagai sumber
belajar.
Pembelajaran Berorientasi Life Skill : Kimia organik
Dalam Pembelajaran berorientasi Life Skill, langkah-langkah guru adalah
sebagai berikut:
1.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran materi Kimia Organik diiringi
dengan memotivasi peserta didik.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi Kimia Organik yaitu :
a. Mendeskripsikan pengertian akana, alkena, dan alkuna.

88
Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 13, Oktober 2023

b. Mengidentifikasikan rumus kimia alkana, alkena, dan alkuna.


c. Mengidentifikasikan pengertian turunan alkana.
d. Mengindentifikan gugus fungsi turunan alkana
Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran materi Kimia Oganik serta tugas-
tugas yang harus diselesaikan, termasuk praktik yang harus dikerjakan. Serta
meminta usulan praktik life skill kepada peserta didik. Kemudian memberi
memotivasi peserta didik dengan penguat memberi rasa percaya diri.
2.Menyajikan informasi kepada peserta didik tentang materi pelajaran
Bahan Organik sangat diperlukan manusia dalam kehidupan sehari-hari dari
sandang, pangan, maupun papan memerlukan bahan organik, khususnya turunan
alkana hingga karbohidrat, protein, dan lemak .Senyawa organik dapat diperloleh
dari alam atau disitesis oleh manusia..
3.Membagi peserta didik kedalam beberapa kelompok
Jumlah peserta didik kelas XII IPA 1 adalah 32 dibagi kedalam 6 kelompok
berdasarkan tempat duduk peserta didik, kemudian peserta didik mengelompokkan
diri kedalam kelompok.
4.Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat peserta didik
mengerjakan tugas
Setelah terbentuk 6 kelompok belajar berikutnya guru memberikan LK
(Lembar Kerja), sesuai dengan daftar berikut:
Kelompok 1: Alkohol
Kelompok 2: Eter
Kelompok 3: Aldehida
Kelompok 4: Keton
Kelompok 5: Asam karboksilat
Kelompok 7: Ester
4.Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang dipelajari dan atau
mempresentasikan hasil kerjanya
Pada saat peserta didik mempresentasikan hasil lembar kerja (LK) sesuai
dengan tema yang didapat dan setelah terjadi tanya jawab dengan kelompok lain
maka tugas guru pada akhir presentasi dari tiap-tiap kelompok memberikan
penguatan tentang pembahasan pada saat presentasi dari kelompok tersebut.
Karena materi Kimia ini cukup luar maka presentasi dibagi menjadi 3
pertemuan. Setiap pertemuan ada 2 kelompok yang melakukan presentasi:
Pertemuan 1 untuk kelompok 1 dan 2
Pertemuan 2 untuk kelompok 3 dan 4
Pertemuan 3 untuk kelompok 5 dan 6
5.Memberi penghargaan pada hasil belajar peserta didik, baik individu
maupun kelompok
Guru memberikan penghargaan pada hasil belajar peserta didik baik individu
maupun kelompok dengan memberikan tanda bintang pada lembar pengamatan
sehingga setiap peserta didik akan diketahui antara peserta didik yang aktif dan
peserta didik yang kurang aktif.
6.Mempersiapkan praktik Life Skill
Guru memandu berdiskusi tentang hasil diskusi tentang manfaat beberapa
senyawa organik sesuai yang telah dideskusikan dan meminta mengusulkan praktik

89
Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 13, Oktober 2023

memanfaatkan senyawa tersebut. Kemudian siswa memberikan beberapa usulan.


Dari beberapa usulan tersebut diputuskan untuk membuat eskrem rasa buah.
Adapun mekanisme kerja diserahkan kepada kelompok masing-masing, tergantung
kreatifitas kelompok.
7.Praktik membuat ice cream
Guru mengawasi setiap kelompok dalam pembuatan es kream. Dengan
sesekali memberikan arahan agar es kream cepat terbentuk.
8.Memberi penghargaan pada hasil belajar peserta didik, baik individu
maupun kelompok.
Guru memberikan penghargaan baik kepada individu maupun kelompok
dengan memberikan tanda bintang pada lembar pengamatan sehingga setiap peserta
didik akan diketahui antara peserta didik yang aktif dan peserta didik yang kurang
aktif.
Langkah-Langkah Pembelajaran:
Langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai berikut:
A. Sebelum masuk ke materi Kimia Organik, pada pertemuan sebelumnya guru
sudah memberi penugasan ke peserta didik untuk mengamati adanya senyawa
organik disekitar peserta didik, yang dipakai sehari-hari.
B. Jumlah peserta didik kelas XII IPA 1 adalah 34 dibagi kedalam 6 kelompok.
C. Setelah terbentuk 6 kelompok belajar berikutnya guru memberikan LK
(Lembar Kerja).
D. guru pada akhir presentasi dari tiap-tiap kelompok memberikan penguatan
tentang pembahasan pada saat presentasi dari kelompok tersebut.
E. Guru membimbing pada praktik pembuatan es krim.
F. Guru memberikan penghargaan pada hasil belajar peserta didik baik individu
maupun kelompok.
Pelaksanaan Pembelajaran adalah sebagai berikut:
A. Pembelajaran diawali dengan guru mengucapkan salam,
B. Apersepsi ( doa, absensi)
Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa, selanjutnya
guru akan mengabsen kehadiran peserta didik.
C. Memperkenalkan materi Kimia Organik dengan mendeskripsikan. Kemudian
mengajak siswa untuk menyebutkan contok senyawa organik di lingkugan
sekitar. Serta membicarakan tugas-tugas yang harus diselesaikan, dan praktik
yang harus dikerjakan.
D. Pemberian motivasi kepada siswa dalam belajar kimia organik khususnya
Turunan alkana.
E. Penyampaian tujuan pembelajaran
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi kelangkaan (scarcity)
yaitu :
1. Mendeskripsikan pengertian akana, alkena, dan alkuna.
2. Mengidentifikasikan rumus kimia alkana, alkena, dan alkuna.
3. Mengidentifikasikan pengertian turunan alkana.
4. Mengindentifikan gugus fungsi turunan alkana
F. Pre tes untuk mengetahui pemahaman awal siswa tentang Kimia Organik
G. Sebelum masuk ke materi Kimia Organik, pada pertemuan sebelumnya guru

90
Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 13, Oktober 2023

sudah memberi penugasan ke peserta didik untuk mengamati adanya senyawa


organik di sekitarnya, atau yang digunakan sehari-hari.
H. Jumlah peserta didik kelas XII IPA 1 adalah 34 dibagi kedalam 6 kelompok
dengan bedasarkan tempat duduk peserta didik.
I. Setelah terbentuk 6 kelompok belajar berikutnya guru memberikan LK (Lembar
Kerja), siswa mengerjakan LK berdasarkan kelompok masing-masing.
Kelompok 1: LK 1. Alkohol
Kelompok 2: LK 2. Ester
Kelompok 3: LK 3. Aldehida
Kelompok 4: LK 4. Keton
Kelompok 5: LK 5. Asam karboksiat
Kelompok 6: LK 6. Ester
J. Pada saat peserta didik mempresentasikan hasil lembar kerja (LK) sesuai
dengan tema yang didapat dan setelah terjadi tanya jawab dengan kelompok
lain maka tugas guru pada akhir presentasi dari tiap-tiap kelompok
memberikan penguatan tentang pembahasan pada saat presentasi dari
kelompok tersebut. Presentasi dibagi menjadi 3 pertemuan.
Pertemuan 1 untuk kelompok 1 dan 2
Pertemuan 2 untuk kelompok 3 dan 4
Pertemuan 3 untuk kelompok 5 dan 6
K. Guru memberikan penghargaan pada hasil belajar peserta didik baik individu
maupun kelompok dengan memberikan tanda bintang pada lembar pengamatan
sehingga setiap peserta didik akan diketahui antara peserta didik yang aktif dan
peserta didik yang kurang aktif.
L. Guru membimbing praktik membuat es krim.
M. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian yang Dicapai
Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok dan kelompok
yang lain menanggapi, pada saat presentasi guru akan menilai peserta didik melalui
lembar observasi hasil belajar peserta didik baik individu maupun kelompok
dengan memberikan tanda bintang pada lembar pengamatan sehingga setiap peserta
didik akan diketahui antara peserta didik yang aktif dan peserta didik yang kurang
aktif mulai dari penilaian sikap yang meliputi : toleran, aktif, dan kerjasama,
penilaian pengetahuan yang dilakukan secara tertulis dan penilaian ketrampilan
yang meliputi : Kemampuan peserta didik dalam menginformasikan hasil laporan
tentang Kimia Organik dalam hal ini pada pembuatan krim, Kesesuian antara materi
presentasi dengan pembuatan Kimia Organik, Media yang disajikan sesuai dengan
Kimia Organik, Kemampuan menjawab pertanyaan sesuai dengan materi Kimia
Organik. Setelah selesai presentasi dari tiap-tiap kelompok guru akan memberi
penguatan materi dari materi presentasi kelompok yang baru saja maju
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
Peserta didik menjadi lebih memahami materi Kimia Organik, sehingga
diharapkan setelah pembelajaran materi ini peserta didik akan muncul jiwa kratif

91
Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 13, Oktober 2023

dan mandiri untuk menciptakan produk dari sumberdaya yang ada dari potensi
daerahnya atau Indonesia secara luas.
Kondisi awal sebelum diterapkannya pembelajaran yang berorientasi life
skill pemahaman peserta didik masih rendah yang berpengaruh pada prestasi
peserta didik yang belum mencapai KKM yaitu 73, yyang hanya 35 %. Hal tersebut
ditandai dengan ketika proses pembelajaran berlangsung masih banyak siswa yang
tidak mau bertanya apabila ada materi yang kurang jelas atau membingungkan,
dalam pembelajaran masih banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan
dari guru, dan siswa yang tidak mau menjawab pertanyaan dari guru. Pada
pelaksanaan pembelajaran yang berorientasi life skill motivasi peserta didik
meningkat ditandai dengan peserta didik yang sudah banyak bertanya dan
menjawab pertanyaan dari temannya saat presentasi dengan sukarela dan sudah
merata tidak lagi didominasi oleh siswa yang aktif dan pintar saja. Demikian juga
siswa yang masih tidak memperhatikan pada saat pembelajaran sudah berkurang
jumlahnya tanpa harus diingatkan untuk tidak berisik. Kemudian untuk pemahaman
belajar peserta didik juga mengalami peningkatan nilai dari sebelumnya. Hal ini
ditandai dengan sudah lebih 76 % peserta didik yang mendapatkan nilai diatas
KKM yaitu 73.
Pembelajaran berorientasi life skill dapat meningkatkan kerjasama peserta
didik dalam menyelesaikan lembar kerja. Kebersamaan itu penting dalam
Pembelajaran yang berorientsi life skill. Jika kelompok tidak kompak, akan
tertinggal dari yang lain. Peserta didik harus aktif jika pekerjaan ingin selesai.
Dengan pembelajaran berorientasi life skill ini tampak peserta didik aktif
berkomunikasi antarpeserta didik dan dengan guru. Jadi, secara tidak langsung,
pembelajaran berorientasi life skill dapat mengembangkan kemampuan komunikasi
peserta didik. Dari keadaan tersebut nampak bahwa motivasi peserta didik dalam
belajar kimia organik dengan pembelajaran yang berorientasi life skill meningkat.
Pembelajaran Efektif dan Efisien
Meskipun materi kimia organik sedikit rumit, akan tetapi dengan
pembelajaran yang berorientasi life skill dapat motivasi dan pada gilirannya
pembelajaran ini dipandang lebih efektif dan efisien. Disebut efektif karena
pembelajaran ini lebih mudah dilaksanakan dan menghemat waktu. Efisiensi
maksudnya pembelajaran ini terlihat dari keterlibatan guru yang tidak terlalu
banyak, guru tidak terlalu lelah dan sibuk karena hanya berperan sebagai motivator
dan fasilitator dalam proses pembelajaran.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Peserta didik kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 1 Rowosari tahun pelajaran
2022-2023 ini dapat meningkatkan motivasi peserta didik melalui
pembelajaran berorientasi life skill.
2. Peserta didik kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 1 Rowosari tahun pelajaran
2022-2023 dapat meningkatkan pembelajaran yang efektif da efisien.
3. Peserta didik kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Rowosari tahun pelajaran 2022-
2023 menunjukkan peningkatan prestasi belajar kimia organik. Hal ini

92
Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 13, Oktober 2023

ditandai dengan sudah lebih 76 % peserta didik yang mendapatkan nilai di


atas KKM yaitu 73.
Rekomendasi
Berdasarkan simpulan di atas, dapat diajukan saran sebagai berikut.:
1. Untuk meningkatkan prestasi dan menunjang kreatifitas peserta didik,
kemampuan guru dalam pembelajaran yang berorientsi life skill perlu
dikembangkan.
2. Untuk memotivasi belajar peserta didik dan mengatasi kejenuhan siswa
dalam proses pembelajaran pembelajaran yang berorientasi pada life skill
perlu dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar.2006.Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung:CV Alfabeta
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2020. Modul Pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud.
Lenny Nuraeni (2018), Kurikulum Berorientasi pada Kecakapan Hidup AUD,
Fakultas Ilu Pendidikan IKIP Siliwangi
Siti Nurhidayah, Andi Tri Haryono, Leonardo Budi Hasiholan (2016), Pengaruh
program life skill,fasilitas sekolah dan kemampuan guru terhadap motivasi
siswa untuk meningkatkan prestasi (study empiris pada siswa kelas xi sma
pgri 2kayen)
http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/MS/article/view/430/0
Nurmasari , Novita,. Supartono,.Sri Mantini Rahayu Sedyawati.2014. Keefektifan
Pembelajaran Berorientasi Chemoentrepreneurship Pada Pemahaman
Konsep dan Kemampuan Life Skill Siswa, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia,
Vol 8, No. 1, 2014, hlm 1289-1299. Semarang: Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Press
Purnomo J, (2015). Pendidikan Kecakapan Hidup (PHK) Pada Pembelajaran
Matematika Untuk Meningkatkan Kecakapan Personal dan Kecakapan Sosial
Serta Prestasi Belajar Siswa SMA. Pedagogia : Jurnal Pendidikan, 4(1), 75-
80. https://doi.org/10.21070/pedagogia.v4i1.75
Rahmawati, A. dan Yonata, B., 2012, Keterampilan Sosial Siswa Pada Materi
Reaksi
Reduksi Oksidasi melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together (NHT) SMA Negeri 9 Surabaya, Unesa Journal of
Chemical Education, Vol 1, No 1, Hal: 47-55.
Yulianingrum dan Rahayu, Y.S., 2013, Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu Tipe
Webbed Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill) Pada Tema Suara Kelas
VII SMP Al-Amal Surabaya, Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa, Vol 1, No 1,
Hal: 1-7.

93

Anda mungkin juga menyukai