Oleh:
Suyanto
SMA Negeri 1 Rowosari Kabupaten Kendal
Email: pak.yanto@gmail.com
ABSTRAK
83
Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 13, Oktober 2023
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Prestasi kimia khususnya Kimia Organik kelas XII MIPA sering kali rendah.
Terbukti pada tahun pelajaran 2021/2022 nilai ulangan harian Kimia Organik
maksimal 87, minimal 35, nilai rata-rata 64, dan prosentasi ketuntasan 52 persen.
Sehingga masih ada 48 persen yang peserta didik yang belum tuntas. Materi Kimia
Organik sangat luas, meliputi Senyawa Turunan Alkana, Benzene dan Turunannya,
dan Makromolekul. Hal tersebut membosankan bagi peserta didik. Apalagi
motivasi peserta didik yang rendah.
Daya dukung materi Kimia Organik di SMA Negeri 1 Rowosari kurang
memadai. Bahan-bahan kimia untuk yang mendukung praktik kimia organik sangat
terbatas. Di laboratorium hanya tersedia aseton, asam sulfat teknis, asam cuka
84
Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 13, Oktober 2023
teknis, alkohol 70 persen. Oleh karena itu Ppmbelajaran Kimia Organik di SMA
Negeri 1 Rowosari biasanya banyak dilakukan secara teoritis. Ataupun jika ada
praktik merupakan praktik sesuai dengan tuntutan kurikulum saja. Misalnya praktik
tentang membandingkan sifat zat atau pembuatan zat. Itupun dengan keterbatasan
bahan kimia.
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi prestasi peserta didik, salah
satunya factor internal peserta didik itu sendiri. Faktor internal biasanya berupa:
1) kondisi psikologis peserta didik ketika belajar yang memang belum bahkan
tidak ada motivasi untuk menerima pelajaran.
2) kejenuhan dalam belajar akan menyebabkan peserta didik sulit memahami
suatu materi, peserta didik mendengar namun hanya sebatas mendengarkan
saja, tidak merekamnya dan masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Jadi,
peserta didik akan kesulitan untuk berkonsentrasi ketika kondisi peserta didik
sudah jenuh. Tidak timbul kerjasama yang baik antara indera yang bekerja
dalam belajar.
3) Tidak merasa senang dengan subyek yang dipelajari dan
4) tidak mengetahui manfaat yang dipelajari.
Peserta didik masih kurang semangat untuk bekerjasama dan sharing antar
anggota dalam pemecahan suatu masalah karena bermula dari kurang termotivasi
sehingga belajar menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan serta kurangnya
keterampilan memecahkan masalah yang dimiliki peserta didik. Menurut Broling
(1989) life skill atau kecakapan hidup adalah interaksi berbagai pengetahuan dan
kecakapan yang sangat penting dimiliki seseorang sehingga mereka dapat hidup
mandiri.
Anwar (2006:42) yang menyatakan bahwa memiliki kecakapan hidup akan
membuat kita berhasil di lingkungan manapun berada. Hal tersebut dikarenakan
anak mempunyai bekal yang dapat digunakan untuk mengatasi setiap masalah yang
dihadapinya. Dengan kecakapan hidup yang dimiliki, anak tidak tidak akan merasa
kesulitan dalam berinteraksi dan beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang
ditemuinya.
Selain itu pembelajaran yang selama ini dikembangkan belum
mengakomodasi tentang perkembangan peserta didik dimasa depan, dalam hal ini
pendidikan tentang kecakapan hidup atau life skill. Pembelajaran yang berorientasi
life skill akan dapat memotivasi peserta didik untuk belajar suatu hal yang
merupakan kebutuhan hidupnya. Dengan pembelajaran seperti itu akan
mewujudkan pembelajaran yang lebih bermakna. Dan pada gilirannya nanti peseta
didik akan meningkatkan prestasi belajarnya.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan permasalahan
pada penelitian ini adalah ;
1. Bagaimanakah proses pembelajaran peserta didik kelas XII MIPA 1 SMA
Negeri 1 Rowosari tahun pelajaran 2022-2023 berorientasi life skill
meningkatkan prestasi khususnya dalam proses pembelajaran menjadi lebih
jelas dan menarik?
2. Bagaimanakah proses pembelajaran peserta didik kelas XII MIPA 1 SMA
Negeri 1 Rowosari tahun pelajaran 2022-2023 berorientasi life skill
85
Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 13, Oktober 2023
LANDASAN TEORI
Konsep dan Indikator Life Skill
Life skill meliputi kombinasi dari pengetahuan, nilai, sikap dan
keterampilan, dengan penekanan pada pokok keterampilan yang terkait dengan
pemikiran kritis dan pemecahan masalah, manajemen diri, keterampilan
berkomunikasi, dan keterampilan antar personal (Rahmawati dan Yonata, 2012:49).
Pendidikan kecakapan hidup dapat menghantarkan manusia-manusia Indonesia
memasuki era globalisasi dengan kemampuan kompetitif yang tinggi. Life skill
harus diajarkan sejak duduk dibangku sekolah agar peserta didik lebih terlatih untuk
melatih kemampuan life skill yang mereka miliki (Yulianingrum dan Rahayu,
2013:2).
Setelah dilakukan survey tentang life skill yang dibutuhkan, diperoleh 5
indikator yang akan diamati dalam penelitian ini. Indikator ini diambil dari hasil
survey tentang kecakapan hidup terbanyak yang dibutuhkan oleh siswa. Indikator
ini meliputi;
(1) lebih jelas pada materi yang disampaikan,
(2) tertarik materi yang disampaikan,
(3) kecakapan menggali dan menemukan informasi sehingga lebih termotivasi,
(4) kecakapan mengolah informasi sehingga lebih bisa bermanfaat,
(5) kecakapan berkomunikasi,
(6) bekerjasama,
(7)mengembangkan ketrerampilan hidup.
Pembelajaran Meningkatkan Prestasi Belajar
Setelah peserta didik termotivasi untuk belajar suatu hal dan peserta didik
juga menemukan belajar secara yang efektif dan efisien, tentunya hasil belajar
siswa akan meningkat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Joko Purnomo (
2015:21) bahwa hasil belajar siswa tergolong sangat bagus. Melalui pendidikan
kecakapan hidup mampu meningkatkan kecakapan personal dan kecakapan sosial
serta prestasi belajar.
Motivasi Peserta Didik Meningkat
Menurut Siti Nurhidayah, dkk (2016:34) dalam penelitianya menyimpulkan
program life skill berpengaruh signifikan terhadap motivasi siswa untuk
meningkatkan prestasi. Dengan pembelajaran yang berorientasi life skill peserta
didik mempuyai harapan dalam memecahkan masalah dalam hidupnya kelak, atau
lebih bermakna. Hal ini lah yang menimbulkan motivasi dalam belajar.
Nampak dalam pembelajaran yang melalui presentasi dari hasil kerja
kelompok ternyata meningkatkan motivasi peserta didik. Hal itu tampak dari
peserta didik saat mempresentasikan hasil kerja dalam belajar kimia organik aktif
mengikuti setiap tahapan pembelajaran.
86
Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 13, Oktober 2023
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan pada
peserta didik kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 1 Rowosari tahun pelajaran 2022-
2023 pada materi kimia organik. Pembelajaran kimia mencakup persoalan yang
sangat luas, mulai dari kebijakan pemerintah, kompetensi guru, teknisi
laboratorium, laboran, proses belajar mengajar, siswa, infrastuktur dan keterlibatan
orang tua. Jika mempelajari kimia dianggap sulit, maka permasalahan ini
kemungkinan besar terkait dengan komponen-komponen tersebut. Selain
komponen-komponen ini, kesulitan belajar juga dapat muncul dari karakteristik
materi pelajaran kimia itu sendiri yang sebagian besar konsepnya bersifat abstrak..
Demikian pula konsep dalam materi Kimia organik bersifat abstrak. Hal ini
akan mempersulit penguasaan konsep bagi peserta didik. Dalam pembelajaran
kimia khususnya kimia organik dirasa sangat membosankan. Sehingga mereka
kurang bersemangat belajar, seperti berbicara dengan teman, bermain-main sendiri.
Dan pada akhirnya nilai ulangan kimia organik tidak memenuhi harapan.
Pembelajaran Berorientasi Life skill
Menurut Depdiknas Kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki
seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar
tanpa rasa tertekan, kemudian proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi
sehingga akhirnya mampu mengatasinya.Pembelajaran berorientasi Life skill
adalah pembelajaran yang dilakukan dimana langkah-langkah pembelajaran serta
pada akhir pembelajaran berorientasi pada ketrampilan hidup (Life skill).
Jika melihat dari definisi model pengembangan life skill di atas, nampak
jelas bahwa pengembangan kecakapan hidup (life skill) berusaha untuk lebih
mendekatkan pendidikan dengan kehidupan sehari-hari seorang anak, dan
mempersiapkannya menjadi orang dewasa yang dapat hidup dengan baik di
manapun dia berada. Secara umum, tujuan dari pengembangan kecakapan hidup
(life skill) adalah untuk memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu
mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya di
masa datang.
Dengan pembelajaran yang berorientasi Life skill ini akan tumbuh minat
dan motivasi belajar peserta didik. Melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan,
keingintahuan akan suatu masalah akan berkembang yang pada gilirannya akan
menumbuhkan minat akan masalah itu dan selanjutnya semangat belajarnya akan
bertambah.
Dalam pembelajaran yang berorientasi Life skill ini peserta didik akan
diajak untuk menumbuhkan berbagai hal sesuai dengan manfaat pendidikan life
skill, yakni:
(1) Menemukan solusi. Peserta didik akan belajar menemukan solusi suatu
permasalahan dengan baik.
(2) Berfikir kreatif dan kritis. Para peserta didik belajar berfikir kreatif untuk
menghasilkan produk yang diiginkan. Serta kritis dalam memperoleh
kebenaran data.
(3) Mengendalikan emosi. Para peserta didik harus dapat mengendalikan emosi,
terutama dalam berinteraksi dalam kelompoknya. Dengan emosi yang
87
Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 13, Oktober 2023
88
Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 13, Oktober 2023
89
Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 13, Oktober 2023
90
Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 13, Oktober 2023
91
Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 13, Oktober 2023
dan mandiri untuk menciptakan produk dari sumberdaya yang ada dari potensi
daerahnya atau Indonesia secara luas.
Kondisi awal sebelum diterapkannya pembelajaran yang berorientasi life
skill pemahaman peserta didik masih rendah yang berpengaruh pada prestasi
peserta didik yang belum mencapai KKM yaitu 73, yyang hanya 35 %. Hal tersebut
ditandai dengan ketika proses pembelajaran berlangsung masih banyak siswa yang
tidak mau bertanya apabila ada materi yang kurang jelas atau membingungkan,
dalam pembelajaran masih banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan
dari guru, dan siswa yang tidak mau menjawab pertanyaan dari guru. Pada
pelaksanaan pembelajaran yang berorientasi life skill motivasi peserta didik
meningkat ditandai dengan peserta didik yang sudah banyak bertanya dan
menjawab pertanyaan dari temannya saat presentasi dengan sukarela dan sudah
merata tidak lagi didominasi oleh siswa yang aktif dan pintar saja. Demikian juga
siswa yang masih tidak memperhatikan pada saat pembelajaran sudah berkurang
jumlahnya tanpa harus diingatkan untuk tidak berisik. Kemudian untuk pemahaman
belajar peserta didik juga mengalami peningkatan nilai dari sebelumnya. Hal ini
ditandai dengan sudah lebih 76 % peserta didik yang mendapatkan nilai diatas
KKM yaitu 73.
Pembelajaran berorientasi life skill dapat meningkatkan kerjasama peserta
didik dalam menyelesaikan lembar kerja. Kebersamaan itu penting dalam
Pembelajaran yang berorientsi life skill. Jika kelompok tidak kompak, akan
tertinggal dari yang lain. Peserta didik harus aktif jika pekerjaan ingin selesai.
Dengan pembelajaran berorientasi life skill ini tampak peserta didik aktif
berkomunikasi antarpeserta didik dan dengan guru. Jadi, secara tidak langsung,
pembelajaran berorientasi life skill dapat mengembangkan kemampuan komunikasi
peserta didik. Dari keadaan tersebut nampak bahwa motivasi peserta didik dalam
belajar kimia organik dengan pembelajaran yang berorientasi life skill meningkat.
Pembelajaran Efektif dan Efisien
Meskipun materi kimia organik sedikit rumit, akan tetapi dengan
pembelajaran yang berorientasi life skill dapat motivasi dan pada gilirannya
pembelajaran ini dipandang lebih efektif dan efisien. Disebut efektif karena
pembelajaran ini lebih mudah dilaksanakan dan menghemat waktu. Efisiensi
maksudnya pembelajaran ini terlihat dari keterlibatan guru yang tidak terlalu
banyak, guru tidak terlalu lelah dan sibuk karena hanya berperan sebagai motivator
dan fasilitator dalam proses pembelajaran.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Peserta didik kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 1 Rowosari tahun pelajaran
2022-2023 ini dapat meningkatkan motivasi peserta didik melalui
pembelajaran berorientasi life skill.
2. Peserta didik kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 1 Rowosari tahun pelajaran
2022-2023 dapat meningkatkan pembelajaran yang efektif da efisien.
3. Peserta didik kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Rowosari tahun pelajaran 2022-
2023 menunjukkan peningkatan prestasi belajar kimia organik. Hal ini
92
Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 13, Oktober 2023
DAFTAR PUSTAKA
Anwar.2006.Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung:CV Alfabeta
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2020. Modul Pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud.
Lenny Nuraeni (2018), Kurikulum Berorientasi pada Kecakapan Hidup AUD,
Fakultas Ilu Pendidikan IKIP Siliwangi
Siti Nurhidayah, Andi Tri Haryono, Leonardo Budi Hasiholan (2016), Pengaruh
program life skill,fasilitas sekolah dan kemampuan guru terhadap motivasi
siswa untuk meningkatkan prestasi (study empiris pada siswa kelas xi sma
pgri 2kayen)
http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/MS/article/view/430/0
Nurmasari , Novita,. Supartono,.Sri Mantini Rahayu Sedyawati.2014. Keefektifan
Pembelajaran Berorientasi Chemoentrepreneurship Pada Pemahaman
Konsep dan Kemampuan Life Skill Siswa, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia,
Vol 8, No. 1, 2014, hlm 1289-1299. Semarang: Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Press
Purnomo J, (2015). Pendidikan Kecakapan Hidup (PHK) Pada Pembelajaran
Matematika Untuk Meningkatkan Kecakapan Personal dan Kecakapan Sosial
Serta Prestasi Belajar Siswa SMA. Pedagogia : Jurnal Pendidikan, 4(1), 75-
80. https://doi.org/10.21070/pedagogia.v4i1.75
Rahmawati, A. dan Yonata, B., 2012, Keterampilan Sosial Siswa Pada Materi
Reaksi
Reduksi Oksidasi melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together (NHT) SMA Negeri 9 Surabaya, Unesa Journal of
Chemical Education, Vol 1, No 1, Hal: 47-55.
Yulianingrum dan Rahayu, Y.S., 2013, Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu Tipe
Webbed Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill) Pada Tema Suara Kelas
VII SMP Al-Amal Surabaya, Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa, Vol 1, No 1,
Hal: 1-7.
93