Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN KELOMPOK (6)

Pertemuan IV Hukum Agraria

Dosen Pengampu :

Dr. Soefyanto, S.H., M.M, M.Hum.

oleh :

Salma Putri Syifa (11190480000062)

Shafiyah Laila Andini (11190480000052)

Muhammad Zaidan Amanullah (11190480000067)

Achmad Syahriel Rizky (11190480000056)

Muhammad Shalahuddin Akbar (11190480000058)


Negara Indonesia merupakaan negara dengan corak agraris dan amritim, ini diberikan
oleh tuhan yang maha esa. Jadi kita harus mensyukuri bumi air dan luar angkasa ini merupakan
nikmat tuhan. Kita harus mampu mengelola bumi air dan luar angkasa tersebut harus sebaik
baiknya. Hadir lah hukum agraria yang tujuannya harus sejalan dengan tujuan kemaslahatan
bersama.

Pada masa penjajahan belanda, belanda membuat uu agrarian dengan tujuan memuluskan
tujuan belanda agar terus mendapatkan keuntungan dari bumi air Indonesia. Hukum pada masa
belanda juga memiliki kekurangan pada kepastian hukumnya.

Setelah merdeka Indonesia membuat uu agrarian dengan cara memperbarui dan


mengganti uu agrarian yang dibentuk oleh belanda pada masa itu. Uu agrarian ini dibuat dengan
harapan berdasarkan keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia. Pada undang
undang dasar juga tercantum tujuan negara Indonesia yang menyatakan melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Hukum agraria merupakan keseluruhan hukum dikarenakan dia menyangkut hukum


perdata atau tata perdata, ada juga hukum tata negara, hukum tata usaha negara. Diberbagai
hukum itu mengatur wewenang wewenang nah jadi ketika kita membaca hukum agrarian harus
punya pemandu untuk menafsirkan hukum tersebut. Jika kita sudah memiliki pedoman, maka
tidak akan terjadi salah pemaknaan dalam uu agrarian.

Dasar kostitusional pembentukan dan perumusan Undang-Undang Pokok Agraria


tertuang dalam Pasal 33 dalam UUD 1945. Perumusan Pasal 33 dalam UUD 1945 berbunyi,
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.

Dua hal pokok dari pasal di atas ialah, bahwa sejak awal negara telah diterima untuk ikut
campur dalam pengaturan sumber daya alam sebagai alat produksi dan pengaturan tersebut
adalah dalam rangka untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Penghubungan keduanya
bersifat saling berkait sehingga penerapan yang satu tidak dapat mengabaikan yang lain. Dalam
memori penjelasan atas rancangan UUPA disebutkan bahwa tujuan pokok UUPA ialah :
Meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan hukum agraria nasional yang akan merupakan alat
untuk membawakan kemakmuran, kebahagiaan dan keadilan bagi negara dan rakyat tani dalam
rangka masyarakat yang adil dan makmur.

Lahirnya Undang Undang Pokok Agraria (UUPA) pada tanggal 24 September 1960
merupakan peristiwa penting di bidang agraria dan pertanahan di Indonesia. Dengan lahirnya UU
No. 5 Tahun 1960 tentang UUPA tersebut kebijakan-kebijakan pertanahan di era pemerintahan
kolonial belanda mulai ditinggalkan.

Undang-undang yang disusun di era pemerintahan Presiden Soekarno ini menggantikan


Agrarische Wet 1870 yang terkenal dengan prinsip domein verklaring (semua tanah jajahan yang
tidak dapat dibuktikan kepemilikannya berdasarkan pembuktian hukum barat, maka tanah
tersebut dinyatakan sebagai tanah milik negara/milik penjajah belanda).

UUPA merupakan produk hukum pada era Orde Lama yang menghendaki adanya
perubahan dan pembaharuan di bidang agraria dan pertanahan serta menghendaki terwujudnya
pembangunan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kebijakan pemerintahan pada saat itu
lebih diupayakan untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sebagaimana telah
digariskan dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945, bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Lahirnya UU ini sudah lama dicita-citakan pemerintah yaitu untuk
merombak seluruh sistem dan filosofi Agraria di Indonesia.

Dasar terbentuknya hukum agrarian, ada dekrit presiden tgl 5 juli 1959 dekrit yang
mengembalikan pancasila, piagam Jakarta yang menjiwai dan menjadi dasar pembentukan uu
agrarian. Ada juga manifesto politik terkait dengan garis garis besar haluan negara . juga uu
dasar yang mengatur pembentukan uu.

Dahulu tahun 45, ketuhanan dalam menjalankan syariat2 islam menjadi ketuhanan yang
maha esa. Dengan dekrit presiden tgl 5 juli piagam Jakarta dapat tempat yang lebih jelas yaitu
sebagai jiwa dan merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan undang undang dasar.Manifesto
politik, dalam pidato presiden merupakan penjelasan resmi dari dekrit presiden yang membuat
garis haluan besar negara.

Hukum agraria itu mengatur mengatur disini itu menentukan dan mengatur hubungan
badan hukum antara orang terkait bumi, air dan luar angkasa.Mengatur hubungan orang dengan
orang yang berbuat hukum terkait bumi air tanah.

Batas kewenangan negara uud 45, hal yang diatur oleh negara jangan melanggar hak
asasi manusia serta menimbulkan kerugian bagi rakyat. Jika terjadi pelanggaran maka seluruh
rakyat Indonesia akan kehilangan kepercayaan hukum terhadap negara yang sendirinya
melanggar hukum itu sendiri.

Tanah punya fungsi sosial yaitu Fungsi sosial hak atas tanah merupakan suatu upaya
jaminan pelaksanaan pembangunan yang merata demi kepentingan umum sebagaimana yang
telah diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1946 pasal 33
Ayat(3).

Anda mungkin juga menyukai