PELENGKUNGAN BATANG
Kelompok 4B
Anggota : A. Ronny Yanssen 10.0400
Dede Nurhuda 13.0655
Hamim Haerullah 13.1230
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2014
ABSTRAK
1
DAFTAR ISI
Abstrak …………………………………………………………............................... 1
Daftar Isi ………………………………………………………………....................... 2
Daftar Gambar ……………………………………………………………………... 3
Daftar Tabel ……………………………………………………………………………... 4
BAB 1 Pendahuluan ………………………………………………….………………...... 5
1.1 Latar belakang ………………………………………...…………………… 5
1.2 Tujuan ……………………………………………………………………... 6
1.3 Mamfaat …………………………...………………………………………… 6
BAB 2 Landasan Teori …………………………………...……………………….... 7
BAB 3 Metodologi Percobaan ……………………………………………………. 11
3.1 Alat dan Bahan Percobaan ……………………………………………. 11
3.2 Jalannya Percobaan ……………………………………………………. 13
BAB 4 Hasil dan Pembahasan ……………………………………………………. 14
4.1 Hasil Pengamatan ……………………………………………………………. 14
4.2 Tugas Akhir ……………………………………………………………. 16
BAB 5 Penutup ……………………………………………………………………. 19
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………. 19
5.2 Saran ……………………………………………………………………. 19
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………. 20
Lampiran ……………………………………………………………………………. 21
2
DAFTAR GAMBAR
3
DAFTAR TABEL
4
BAB 1
PEDAHULUAN
5
1.2. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari proses porcobaan ini adalah:
Menetukan modulus elastisitas (E) dari zat padat dengan pelenturan
Meberi informasi kepada mahasiswa dari batas kemapuan suatu bahan
dalam menahan suatua beban, serta kemapuan elastisitas suatu bahan yang
setelah beban dilepaskan
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
Kuantitas E, yaitu rasio unit tegangan terhadap unit regangan, adalah modulus
elastisitas bahan atau sering disebut modulus Young. Nilai E untuk berbagi bahan disajikan
pada percobaan berikut. Karena unit regangan ε merupakan bilangan tanpa dimensi (rasio
dan satuan panjang, maka E mempunyai satuan yang sama dengan tegangan yaitu N/m2 .
untuk banyak bahan-bahan teknik, modulus elastisitas dalam tekanan mendekati sama
dengan modulus elastisitas dalam tarikan. Perlu dicatat bahwa perilaku bahan dibawah
pemebebanan yang akan kita bahas dalam percobaan ini dibatasi hanya pada daerah kurva
tegangan regangan.
Kebanyakan benda adalah elastis sampai ke suatu gaya yang tertentu besarnya,
dinamakan batas elastis. Jika gaya yang dikerjakan/diberikan pada benda lebih kecil dari
batas elastisnya, benda akan kembali ke bentuk semula jika gaya dihilangkan. Tetapi jika
gaya yang diberikan melampui batas elastis, benda tak akian kembali ke bentuk semula,
melainkan secara permanen berubah bentuk Modulus Elastisitas beberapa zat.
Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalya segera setelah
gaya luar yang diberikan kepada benda tersebut dibebaskan.
Berdasarkan elastisitasnya ada tiga macam benda, yaitu sebagai berikut:
Elastisitas sempurna (elastic), yaitu benda yang tepat kembali seperti semula jika gaya luar
dihilangkan.
Elastisitas sebagian, yaitu benda yang dapat kembali ke kedudukan atau keadaan semula,
tetapi hanya sebagian. Di alam, umumnya benda bersifat elastic sebagian.
Tidak elastic sama sekali (plastik),yaitu benda yang tidak berusaha kembali ke bentuk
semula jika gaya luar dihilangkan.
Benda yang dikenai gaya tertentu akan mengalami perubahan bentuk., perubahan bentuk
bergantung pada arah dan letak gaya0gaya tersebut diberikan. Ada tiga jenis perubahan
bentuk, yaitu regangan, mampatan, dan geseran.
Sifat elastisitas bahan adalah kemampuan suatu benda atau bahan untuk kembali ke bentuk
semula segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda tersebut dihilangkan. Contoh
benda elastic, antara lain pegas dan karet. Dalam mempelajari sifat elastisitas bahan
dikenal adanya besaran tegangan, renggangan, dan modulus elastisitas.
7
Modulus Young didefinisikan sebagai hasil bagi antara tegangan (stress) dan regangan
(strain).
Stress, dengan simbol , didefinisikan sebagai gaya per satuan luas:
. .
= =
48. 4. . ℎ.
Keterangan:
B = beban (kg)
L = panjang batang uji dari tumpuan satu ketumpuan yang lain
b = lebar batang
I = momen inersia batang terhadap garis notral
8
Teganan
a) Tegangan Tarik
Tegangan tarik pada umumnya terjadi pada rantai, tali, paku keling, dan
lain-lain. Rantai yangdiberi beban W akan mengalami tegangan tarik yang besarnya
tergantung pada beratnya.
b) Tegangan Tekan
Tegangan tekan terjadi bila suatu batang diberi gaya (F) yang saling
berlawanan dan terletakdalam satu garis gaya. Misalnya, terjadi pada tiang
bangunan yang belum mengalamitekukan, porok sepeda, dan batang torak.
Tegangan tekan dapat ditulis.
c) Tegangan Geser
Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya yang
berlawanan arah,tegak lurus sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada
penampangnya tidak terjadimomen. Tegangan ini banyak terjadi pada konstruksi.
Misalnya: sambungan keling, gunting,dan sambungan baut. Tegangan geser terjadi
karena adanya gaya radial F yang bekerja pada penampang normaldengan jarak
yang relatif kecil, maka pelengkungan benda diabaikan. Untuk hal ini
teganganyang terjadi adalah apabila pada konstruksi mempunyai n buah paku
keling, maka sesuaidengan persamaan dibawah ini tegangan gesernya adalah
d) Tegangan Lengkung
Misalnya, pada poros-poros mesin dan poros roda yang dalam keadaan
ditumpu. Jadi,merupakan tegangan tangensial.
e) Tegangan Puntir
Tegagan puntir sering terjadi pada poros roda gigi dan batang-batang torsi
pada mobil, jugasaat melakukan pengeboran. Jadi, merupakan tegangan trangensial.
9
Regangan
Regangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang dengan
panjang awal. Contohnya benda yang menggantung pada tali, menimbulkan gaya tarik
pada tali, sehingga tali memberikan perlawanan berupa gaya dalam yang sebanding
dengan berat beban yang dipikulnya (gaya aksi = reaksi).
10
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
2. Klem Penjepit
3. Kait
4. Skala
11
5. Beban
12
3.2 Jalannya Percobaan
1. Untuk panjang L, masing-masing m kali ( beberapa batang yang di beri oleh
asisten)
2. Ukur lebar (b) dan tebal (n) batang masing-masing (p) dan (n) tempat untuk
diambil rata-ratanya
3. Timbanglah masing-masing beban.
4. Letakkan batang diatas tunpuan, letakan tumpuan k dengan kaitnya kira-kira
ditengah-tengah batang
5. Letakan skala sehingga menempel pada permukaan kait
6. Baca kedudukan skala dalam keadaan bebean nol.
7. Tambahkan beban, setiap kali satu beban baca kedudukan skala
8. Kurangi beban, tiap kali pengurangan baca kedudukan skala
13
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lebar : 16 mm
Tebal : 0.9 mm
Tabel pengamatan:
Simpangan
NO Keping
Penambahan (mm) Pengurangan
1 1 1 15
2 2 3 13
3 3 6 10
4 4 9 8
5 5 10 7
6 6 13 3
7 7 15 1
8 8 17 0
14
Batang kayu ( Posisi Tebal )
Simpangan
NO Keeping
Penambahan (mm) Pengurangan
1 1 2 9
2 2 3 8
3 3 5 7
4 4 6 6
5 5 7 5
6 6 8 4
7 7 9 3
8 8 10 2
Simpangan
NO keping
Penambahan (mm) Pengurangan
1 1 3 21
2 2 6 20
3 3 9 18
4 4 14 14
5 5 16 12
6 6 19 9
7 7 21 5
8 8 24 1
15
4.2 Tugas Akhir
1. Hitung modulus elastisitas untuk tiap batang.
2. Berilah pembahasan percobaan ini ( sumber kesalahan, ketelitian cara
percobaan,panjang h, jumlah beban dsb ).
3. Perlukah mengatur panjang batang? Terangkan !
JAWAB :
Diketahui :
F1 = 4,5 mm = 0,0045 m F2 = 0,0045m
B = 3551,2 gr = 3,55 kg
h = 1,1cm = 0,011 m
b = 1,09 cm = 0,0109 m
L1 = 60 cm = 0,60 m
L2 = 45 cm = 0,45 m
BL³
f =
4 E bh ³
Batang I :
3,55 . 0,6
0,0045 =
4 E . (0,011 . 0, 0109) ³
0,7668
0,0045 =
4 E . 1,7 . 10 –12
16
4 E . 1,7 . 10–12 . 0,0045 = 0,7668
0,7668
E =
4 . 7,65 . 10 –15
0,7668
E =
30,6 . 10 –15
E = 0,025 . 10 –15
Batang II :
3,55 . 0,045³
0,0045 =
4 E . (0,011 . 0, 0109) ³
0,032
0,0045 =
4 E . 1,728 . 10 –12
0,032
E =
4 . 7,78 . 10 –15
17
0,7668
E =
31,12 . 10 –15
E = 0,00102 . 10 –15
Sumber ketelitian :
- Berat beban dapat diketahui dengan teliti.
- Terlihat kelenturan / lengkungan batang yang diukur.
3. Panjang batang perlu diukur karena apabila makin panjang ukuran batang dengan
tumpuan makin besar pula kelenturannya.
18
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan, bahwa kemampuan pelengkungan
setiap batnag penguji tersebut berbeda beda, hal ini ditunjukan dengan kemampuan
pelengkungan dari batang besi lebih besar dari batang kayu, namun kemampuan
elastisitas atau kemampuan untuk kembali ke bentuk semula pada batng besi lebih
rendah dari batang kayu, hal ini ditunjukan oleh pada saat keadaan tanpa beban setelah
percobaan, batang besi tidak menunjukan nilai nol (0) pada sekala melainkan
menunjujan angka 0,5, sedangkan pada batang kayu pada saat percobaan maupun
setelah percobaan pada kondisi tanpa beban pada sekala menunjukan angka nol (0), hal
ini menunjukan bahwa kemampuan elastisitas batang kayu lebih baik dari pada batang
besi namun untuk pelengkungan batang besi lebih unggul dari pada kayu.
5.2 Saran
Pada percobaan ini sangat di perlikan kempuan membaca sekala yang sangan
baik dari praktikan, yakni dalam membaca skala yang yang di tinjukan jarum penunjuk
yang terhubung pada kait. Sebelum melakukan percobaan pastikan jarum penunjung
menunjukan angka nol (0) atau setabil, pada sekala sebelum batang penguju di berikan
beban.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://gambaru-gambate.blogspot.com/2012/03/modulus-elastisitas.html
http://www.scribd.com/doc/57947105/Pendahuluan
http://fisika-ogiwahyudi.blogspot.com/2009/12/bab-3-elastisitas.html
http://4stutiekapratiw.blogspot.com/2012/11/fisika-semester-1.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Modulus_Young
20
LAMPIRAN
21