Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

DI BALAI YASA YOGYAKARTA


Mata Kuliah
SISTEM MANAJEMEN K3

Disusun oleh Kelompok 4

DIMAS ARDIANSYAH
ELI UTAMI
KEVIN MORATTY
LELY APRILIA
RAFIF ANUGRAH

Dosen Pengampu :
DR. EDI NURSALAM

PROGRAM DIPLOMA III TEKNOLOGI MEKANIKA PERKERETAAPIAN


POLITEKNIK PERKERETAAPIAN INDONESIA MADIUN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat , rahmat, taufik dan
hidayah-NYA sehingga sampai saat ini kita masih diberikan nikmat iman dan kesehatan.
Sholawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi
suri tauladan sehingga menuntun kita pada zaman yang terang ini.
Kuliah Kerja Lapangan ini merupakan metode untuk meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan Taruna/ i dengan melihat apa yang yang sudah diajarkan di kampus dengan
realita lapangannya. Oleh karena itu, laporan ini disusun sebagai pertanggungjawaban
Taruna/ i atas pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan.
Program studi Teknologi Mekanika Perkeretaapian melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja
Lapangan di Balai Yasa Yogyakarta. Harapannya Taruna/i memiliki pengetahuan mengenai
perawatan berkala yang ada pada balai yasa Yogyakarta yang mana terdapat pengujian juga
baik statis dan dinamis hingga sarana dianggap layak operasi. Kemudian tidak kalah
pentingnya adalah Kesehatan dan keselamatan kerja yang ada di balai yasa Yogyakarta
sebagai pokok bahasan pada kegiatan ini.
Laporan yang kami buat ini sebagai bukti bahwa taruna/i sudah melaksanakan kuliah
kerja lapangan dengan baik dengan pemenuhan penilaian terhadap mata kuliah SMK3. Kami
juga berharap supaya laporan ini mampu berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan
pengetahuan sekaligus wawasan terkait Kuliah Kerja Lapangan .

Madiun, 23 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Maksud dan Tujuan.............................................................................................................5
1.3 Manfaat......................................................................................................................................5
1.4 Lokasi.........................................................................................................................................5
1.5 Jadwal Kegiatan........................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................7
PELAKSANAAN KULIAH KERJA LAPANGAN...........................................................................7
2.1 Sejarah Instansi...................................................................................................................7
2.2 Tugas Balai Yasa..................................................................................................................7
2.3 Manajemen K3.....................................................................................................................8
2.4 Lingkungan kerja..............................................................................................................10
BAB III...............................................................................................................................................12
HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................................................12
BAB IV...............................................................................................................................................20
PENUTUP..........................................................................................................................................20
4.1 Kesimpulan................................................................................................................................20
4.2 Saran..........................................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan kesempatan untuk mengembangkan potensi
dalam hal berfikir, keterampilan, dan kepribadian serta pandangan masa depan, karena terjadi
interaksi antara mahasiswa dengan objek belajar secara langsung. Diharapkan dengan
program ini dapat meningkatkan kualitas.
Kuliah Kerja Lapangan merupakan salah satu metode pembelajaran di PPI Madiun.
Kuliah Kerja Lapangan ini di fokuskan mengenai Manajemen K3 yang ada di balai yasa
perkeretaapian khususnya Yogyakarta, karena taruna/i prodi Teknologi Mekanika
Perkeretaapian yang nantinya akan di tempatkan untuk menjadi tenaga perawat dan
pemeriksa sarana perkeretaapian yang handal dan profesionalitas di operator perkeretaapian.
Sistem keselamatan kerja pada Balai Yasa Yogyakarta perlu diamati dengan adanya program
KKL ini. hal ini bertujuan untuk menambah pemahaman kita kaitannya dengan materi selama
di kelas dengan apa yang terjadi di lapangan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Dalam melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan terdapat tujuan sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan tentang perawatan sarana dan SOP dalam bekerja
2. Mengetahui penerapan manajemen K3 selama perawatan sarana KA di Balai Yasa
Yogyakarta

1.3 Manfaat
Manfaat bagi Taruna
1. Mendapatkan pengalaman belajar secara langsung sistem manajemen K3 pada Balai
Yasa Yogyakarta.
2. Menambah kemampuan membuat laporan tertulis dengan baik sesuai dengan
pedoman tata cara penulisan laporan Kuliah Kerja Lapangan.
Manfaat bagi PPI Madiun
1. Dengan adanya Kuliah Kerja Lapangan ini Taruna/i dapat mengenalkan Politeknik
Perkeretaapian Indonesia kepada stakeholder.
2. Membuka interaksi antara Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun dengan
instansi yang bersangkutan dalam hal pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan.

Manfaat Instansi/Tempat Kuliah Kerja Lapangan


1. Membantu menciptakan SDM yang unggul dan berdaya saing global sesuai dengan
kompentensi dan bidang perkeretaapian.
2. Membantu instansi dalam meningkatkan pemahaman para calon perawat sarana
perkeretaapian yang nantinya akan menjadi operator dan regulator di Bidang
perkeretaapian.

1.4 Lokasi
Pelaksanaan kuliah kerja Lapangan dilaksanakan di Balai Yasa Yogyakarta berlokasi di
Jl. Kusbini No.1, Demangan, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55221

1.5 Jadwal Kegiatan


Adapun kegiatan kuliah kerja lapangan di Balai Yasa Yogyakarta sebagai berikut :
Hari/Tanggal Uraian Kegiatan Tempat Kegiatan
Kamis, 16 November 2023 1. Penjelasan tentang Aula dan Workshop Balai
safety induction di Yasa Yogyakarta
Balai Yasa
Yogyakarta
2. Sambutan oleh Pihak
Balai Yasa
Yogyakarta
3. Sambutan oleh
Bapak Henry Widya
4. Mengamati
perawatan sarana KA
dan SOP Manajemen
K3 di Balai Yasa
Yogyakarta

BAB II
PELAKSANAAN KULIAH KERJA LAPANGAN
2.1 Sejarah Instansi
Balai Yasa Pengok, Yogyakarta dibangun pada tahun 1914 oleh Nederland Indische
Spoorweg Maatschapij (NIS), namanya waktu itu adalah Centraal Werkplaats dan tugas
pokoknya adalah melaksanakan overhaul lokomotif, gerbong dan kereta. Pada tahun 1942
diambil alih oleh pemerintahan Jepang dan perkeretaapian menjadi perusahaan kereta api
pemerintah tugas pokoknya waktu itu sama dengan di awal dibangun yakni melaksanakan
overhaul lokomotif, gerbong dan kereta. Pada tanggal 28 September 1945 perkeretaapian
diambilalih oleh Pemerintah Indonesia. Tanggal pengambilalihan ini kemudian ditetapkan
sebagai HARI KERETA API dan mana perusahaannya adalah Djawatan Kereta Api
Republik Indonesia (DKARI), sedangkan nama bengkel sendiri di ubah menjadi Balai
Karya tetapi tugas pokoknya masih sama yakni melaksanakan overhaul lokomotif,
gerbong dan kereta. Pada tahun 1959 Balai Karya diubah lagi menjadi Balai Yasa Traksi
dan tugas pokoknya hanya melaksanakan overhaul lokomotif. Luas tanah BalaiYasa
Pengok adalah 128.800 m2 (12.88 Ha); luas bangunan 43.700 m2 (4.37 Ha); daya listrik
dari PLN 1.100 KVA; daya listrik cadangan (genset) 500 KVA dan 225 KVA; daya
tampung air 835 m3; sistem telekomunikasi TOKA 29 lines, Telkom 2 lines dan HT 30
unit; sistem jaringan komputer Wireless (Hot Spot WI-FI didukung sofware sistem
perawatan lokomotif kereta api (siperloka), sistem pegawai kereta api (sipeka), dan sistem
logistik kereta api (siloka).

2.2 Tugas Balai Yasa


Secara garis besar tugas pokok Balai Yasa Pengok adalah :
1. Merencanakan dan melaksanakan program pemeliharaan serta perbaikan lokomotif,
baik Pemeliharaan Akhir (PA), Semi Pemeliharaan Ahir (SPA), perbaikan/rehabilitasi
(PB/RH), maupun modifikasi (MOD) ;
2. Menjamin kualitas hasil pemeliharaan dan perbaikan lok ;
3. Melayani perbaikan kerusakan lok dari Dipo dan mempertahankan lok yang siap
operasi di lintas ;
4. Pemeliharaan fasilitas kerja ;
5. Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta melaporkan realisasi anggaran
pemeliharaan dan perbaikan ;
6. Melaksanakan hasil rekayasa teknik lokomotif ;
7. Pendayagunaan SDM dan Umum.
Pemeliharaan lokomotif-lokomotif disini dilakukan secara berkala, untuk lokomotif
Diesel Electrik (DE) sebelum dibawa ke BalaiYasa Pengok dilakukan pemeliharaan di dipo
masing-masing untuk harian, 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun. Jika lokomotif
DE sudah menempuh jarak 325.000 km atau 2 tahun maka lokomotif tersebut masuk
BalaiYasa Pengok untuk dilakukan SPA, dan jika lokomotif sudah menempuh jarak 650.000
km atau 4 tahun maka lokomotif tersebut masuk BalaiYasa Pengok untuk dilakukan PA.
Untuk lokomotif Diesel Hidrolik (DH) sebelum dibawa ke BalaiYasa Pengok dilakukan
pemeliharaan di dipo masing-masing untuk harian, 500 jam, 1000 jam, 2000 jam, 4000 jam
dan 8000 jam. Jika lokomotif DH sudah berdinas selama 12.000 jam maka lokomotif tersebut
masuk BalaiYasa Pengok untuk dilakukan SPA, dan jika lokomotif sudah berdinas selama
24.000 jam maka lokomotif tersebut masuk BalaiYasa Pengok untuk dilakukan PA.
2.3 Manajemen K3
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pendekatan yang
bertujuan untuk melindungi karyawan, mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit akibat
kerja, serta menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Manajemen K3 mencakup
berbagai kegiatan dan praktik yang dirancang untuk mencegah kecelakaan kerja, melindungi
kesehatan karyawan, dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan keselamatan dan
kesehatan kerja

Tujuan Manajemen K3
1. Meningkatkan perlindungan K3 yang telah terencana, terstruktur, terintegrasi, dan
terukur sehingga pelaksanaannya dapat berlangsung secara efektif.
2. Mengantisipasi dan menekan risiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja dengan melibatkan partisipasi pekerja, manajemen, dan/atau serikat pekerja (jika
ada).
3. Menciptakan tempat dan lingkungan kerja yang aman, nyaman, serta efisien sehingga
dapat meningkatkan produktivitas kerja.
4.

Manfaat Penerapan Manajemen K3 di Perusahaan


1. Memberikan perlindungan pada karyawan
Perusahaan mempunyai banyak aset, tetapi salah satu aset terpenting adalah pekerja
atau sumber daya manusia. Penerapan SMK3 di perusahaan berfokus pada bagaimana
memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja dengan melindungi bentuk kesalahan
proses kerja yang bisa merugikan (fisik, materi, maupun psikis). Dengan begitu,
tingkat kecelakaan kerja dapat ditekan, pekerja merasa aman, dan perusahaan juga
diuntungkan.
2. Mentaati aturan dan perundang-undangan yang berlaku
Menjalankan bisnis tidak bisa sembarangan. Perusahaan harus menaati aturan dan
perundang-undangan yang berlaku demi kelancaran bisnis. Sikap demikian turut
membentuk citra positif perusahaan di mata publik. Sudah jadi rahasia umum jika
perusahaan mengabaikan prosedur K3 kerap mendulang masalah dengan pekerja,
masyarakat setempat, maupun pihak berwenang.
3. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan
Untuk melakukan kerja sama bisnis dengan pelanggan, mitra bisnis, maupun
pemerintahan, salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah perusahaan telah
menerapkan SMK3 atau sertifikat sejenis. Hal tersebut menjadi jaminan bahwa
seluruh proses yang berlangsung di dalam perusahaan berjalan tertib dan aman
sehingga risiko produksi barang rusak atau cacat dapat ditekan.
Angka kecelakaan kerja yang rendah juga membuktikan perusahaan mampu
beroperasi penuh dan dalam kondisi normal. Ini menjamin bagaimana perusahaan
mampu menyediakan stok sesuai permintaan pelanggan secara kontinu atau terus
menerus. Dengan begitu kerja sama bisnis dapat berlangsung dalam waktu lama.
4. Membangun sistem manajemen yang efektif
Penerapan SMK3 secara cermat akan membangun sistem manajemen K3 yang efektif
dan tertata. Contoh, adanya dokumentasi untuk menunjukkan semua kegiatan
perusahaan terorganisir, terarah, dan sudah menempati jalur yang tepat. Dokumentasi
yang rapi juga dapat menjadi bukti jika ditemukan ketidaksesuaian di lapangan.

SMK3 pun dilakukan dengan mengikuti alur kerja atau flow chart. Semua tahapan
proses sudah dijelaskan secara runtut, mulai dari perencanaan, pengendalian, peninjauan
kembali, feedback, perbaikan, dan pencegahan. Dengan proses yang teratur dan sistematis,
sistem manajemen yang efisien dan efektif akan terbentuk.

Sistem manajemen K3 berperan penting dalam melindungi tenaga kerja, serta menjamin
keselamatan, keamanan, dan kesehatan kerja. Maka, semua komponen yang berpartisipasi
aktif dalam perusahaan harus memiliki persepsi serupa dan pemahaman mendalam terkait
K3. Berbekal pengetahuan cukup, kesadaran akan pentingnya K3 dapat terbangun sehingga
risiko kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja berkurang.
2.4 Lingkungan kerja
Lingkungan kerja diartikan sebagai segala sesuatu yang berada disekitar tenaga kerja
yang dapat mempengaruhi dirinya dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan.
Lingkungan kerja yang lestari dan manusiawi adalah faktor pendorong bagi kegairahan dan
efisiensi kerja. Kondisi lingkungan kerja yang kurang baik dan melebihi toleransi manusia
untuk menghadapinya tidak saja akan menurunkan produktivitas kerja, tetapi juga akan
menjadi sebab terjadinya penyakit akibar kerja, pencemaran lingkungan, cacat dan bahkan
kematian

Lingkungan kerja tersebut dapat di bagi 2 yaitu :


1. Lingkungan fisik seperti bangunan dan fasilitas yang di sediakan serta letak gedung
dan prasarananya.
2. Sedangkan lingkungan non fisik adalah rasa aman dari bahaya, aman dari pemutusan
kerja, loyalitas baik kepada atasan maupun sesama rekan kerja dan adanya rasa
kepuasan kerja di kalangan pegawai. (Wursanto, 2005:288).

Untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik adapun hal-hal yang perlu di perhatikan
adalah :
a. Bangunan tempat kerja
b. Ruang kerja yang lega
c. Ventilasi untuk pertukaran udara
d. Tersedianya peralatan kerja yang memadai
e. Tersedianya tempat-tempat untuk melakukan ibadah keagamaan
f. Tersedianya tempat untuk melepas lelah
g. Tersedianya sarana angkutan khusus maupun umum untuk karyawan yang nyaman
dan mudah di peroleh.

Syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Permenaker No. 5


Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja meliputi:
1. Pengendalian Faktor Fisika dan Faktor Kimia agar berada di bawah NAB.
2. Pengendalian Faktor Biologi, Faktor Ergonomi, dan Faktor Psikologi Kerja agar
memenuhi standar.
3. Penyediaan fasilitas Kebersihan dan sarana Higiene di Tempat Kerja yang bersih dan
sehat.
4. Penyediaan personil K3 yang memiliki kompetensi dan kewenangan K3 di bidang
Lingkungan Kerja.
5. Sesuai Pasal 4, pelaksanaan syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja bertujuan untuk
mewujudkan Lingkungan Kerja yang aman, sehat, dan nyaman dalam rangka
mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
6. Pelaksanaan syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja dilakukan melalui kegiatan:
7. Pengukuran dan pengendalian Lingkungan Kerja.
8. Penerapan Higiene dan Sanitasi.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kunjugan kali ini untuk melihat dan mengetahui secara rinci bagaimana prosedur dan
penerapan K3 di PT. Balai Yasa, seperti penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) disetiap
bagian tempat kerja karyawan. Setiap kelompok taruna didampingi oleh satu orang petugas
dari PT. Balai Yasa sehingga memudahkan mahasiswa untuk bertanya seputar K3 di PT. Balai
Yasa.

Tingkat bahaya di Balai Yasa Yogyakarta sangat kecil, hal tersebut terbukti bahwa
sejak tahun 2007 tingkat kecelakaan kerja di Balai Yasa Yogyakarta sangat minim, bahkan
bisa dikatakan tidak pernah ada kecelakaan kerja. Hal tersebut dapat terjadi karenakesadaran
akan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Balai Yasa Yogyakarta sangat tinggi.Kesadaran
tersebut dibangun Balai Yasa Yogyakarta dengan sosialisasi terhadap parapekerjanya, baik
secara lisan melalui training maupun secara tertulis melalui slogan,spanduk maupun banner.
Sosialisasi secara tertulis tersebut sangat jelas terlihat ketika kamimasuk ke dalam bengkel
Balai Yasa Yogyakarta. Dimana banyak dilihat slogan - sloganyang berkaitan dengan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja, bahkan juga terdapat instruksikerja yang tertempel di
mading setiap sudut ruangan. Untuk penanganan jika terjadikecelakaan kerja, Balai Yasa
Yogyakarta juga menyediakan Alat Pemadam Api Ringan(APAR) di setiap sudut ruangan,
dan jumlahnya dapat dikatakan mencukupi kebutuhan.Selain APAR juga disiapkan jalur
evakuasi jika terjadi kecelakaan kerja seperti kebakaran maupun gempa bumi, jalur tersebut
berwarna hijau

Untuk tingkat resiko di Balai Yasa Yogyakarta juga dapat dikatakan kecil, namunhal
hal tertentu masih dapat terjadi dan tidak boleh diabaikan. Ada 3 jenis tingkat resikoyaitu
Low Risk (resiko rendah), Medium Risk (resiko menengah), dan High Risk
(resikotinggi)Low Risk adalah resiko terjadinya bahaya pada tingkat rendah, seperti
licinnyatempat kerja pada saat membersihkan mesin lokomotif. Hal itu diatasi dengan
menggunakansepatu boot agar tidak licin. Low Risk ini adalah tingkat resiko pekerjaan yang
menimbulkankecelakaan kerja ringan. Sementara itu Medium Risk adalah tingkat resiko
terjadinya bahay apada tingkat menengah, seperti pada pekerjaan mengelas bagian bagian
tertentu darilokomotif. Hal tersebut dapat menimbulkan kecelakaan kerja apabila pekerja
tidakmenggunakan SOP yang benar, ataupun peralatan yang seharusnya sudah diganti.
Sehinggamenimbulkan kecelakan kerja tingkat menengah. Dan yang terakhir adalah High
Risk, yaitutingkat resiko kerja tinggi, seperti resiko mesin mesin lokomotif yang sangat besar
jatuh ketika diangkat dengan hoist. Hal tersebut dapat menimbulkan kecelakaan kerja baik
bagipekerjanya maupun kerugian terhadap mesin milik konsumen. Apabila terjadi
kecelakaankerja terhadap pekerjanya dapat menimbulkan kecacatan kepada pekerjanya,
karena mesintersebut sangat besar dan jatuh pada ketinggian. Akan tetapi ketiga resiko
tersebut dapat dicegah dengan melakukan perawatan dan perbaikan fasilitas di Balai Yasa
Yogyakartasecara kontinyu. Dan hal tersebut sudah dilakukan oleh Departemen Fasilitas
Balai YasaYogyakarta

CHECK LIST
PENERAPAN K3 DI BALAI YASA YOGYAKARTA

Faktor Lingkungan Fasilitas


No Kondisi Existing Hasil Pemeriksaan
Kerja Tersedia

1 Faktor Fisika
A.Getaran Baik Ada Getaran terjadi saat uji penggerak
lokomotif di Balay Yasa
Yogyakarta
B.Bising (Noise) Baik Ada Penyebab terjadinya getaran pada
adalah karena sedang melakukan
pengujian pada lokomotif di Balay
Yasa Yogyakarta.
C.Iklim Kerja Baik Ada Ruang Rapat: Suhu ±28℃
Bangunan Balai Yasa: Suhu ±34℃
D.Ventilasi Baik Ada Setiap ruangan di Balai Yasa
mempunyai fasilitas ventilasi.
Faktor Lingkungan Fasilitas
No Kondisi Existing Hasil Pemeriksaan
Kerja Tersedia

E.Penerangan Baik Ada Setiap ruang konferensi dilengkapi


(Illuminstion) dengan penerangan tambahan yang
tidak terlalu redup.
2 Faktor Biologi
A.Virus Baik Tidak ada Tidak ada tanda bahwa ruangan
menyebabkan penyakit apa pun.

B.Jamur Baik Tidak ada Tidak ada tanda bahwa ruangan


menyebabkan penyakit apa pun.
C.Bakteri Tidak baik Ada Diare: ada salah satu pekerja yang
masih meminum air sumur
D.Cacing Baik Tidak ada Tidak ada tanda bahwa ruangan
menyebabkan penyakit apa pun.
3 Faktor Ergonomi
A.Posisi Kerja Baik Ada Posisi pekerjaan yang dilaksanakan
berdasarkan pekerjaan , jarak antar
pekerjaan , pekerjaan berdekatan
B.Sistem Kerja Baik Ada Sistem kerja dengan target selesai
Overhaul ± 15 ℎ𝑎𝑟𝑖 Namun ada
waktu istirahat saat bekerja Sholat
dan makan
C.Tata Letak (Ruang Baik Ada Pengaturan jarak antara pekerjaan
Kerja) yang satu dengan pekerjaan yang
lain jauh : Lokasi pekerjaan
pengelasan Jauh dari pekerjaan
Pengisian bahan bakar
D.Beban Kerja Baik Ada Target Selesai Overhaul ± 15 ℎ𝑎𝑟𝑖
tetapi apabila bekerja terdapat jeda
istirahat, sholat dan makan
4 Faktor Psikologi
A.Hubungan dengan Baik Saling Mengingatkan rekan kerja
Faktor Lingkungan Fasilitas
No Kondisi Existing Hasil Pemeriksaan
Kerja Tersedia

orang (Relationship) yang tidak menggunakan APD,-


Bekerja Gotong royong
B.Hubungan dengan Baik Mobilisasi komponen yang akan
pekerjaan dirawat cepat dengan menggunakan
forklip
C.Hubungan dengan Baik Semua Pekerja Menggunakan APD
lingkungan kerja berdasarkan Perkerjaan yang
dilakukan
5 Faktor Kimia
A.Debu Tidak baik Masker Terdapat debu di beberapa tempat
Mesin yang berputar di dekatnya
Kondisi higienis
B.Tumpahan Oli Baik Spil kit Membersihkan oli

C.Kebocoran Gas Baik Tidak menemukan Indikasi


Kebocoran Gas
6 Kebakaran
A.Elektrical (Sistem Baik Kabel telah dipasang dan disusun
Perkabelan) dengan rapih sehingga tidak
mengganggu pekerjaan
B.Kondisi Penempatan Baik Bak Ditempatkan di yang telah
Bahan Kimia (Tangki ditentukan
bahan bakar, Oli, dll)
C.Sumber Api Langsung Baik Ada proses pengelasan, namun
(Pengelasan, Gerinda) tidak menghasilkan banyak
kembang api
7 Listrik Baik Listrik yang terdapat di balaiyasa
baik dan mencukupi untuk berbagai
pekerjaan di sana
Faktor Lingkungan Fasilitas
No Kondisi Existing Hasil Pemeriksaan
Kerja Tersedia

8 Sanitasi
A.Water Supply tersedia ada

B.Tempat Pembuangan tersedia ada Di beberapa tempat telah


Kotoran dan Sampah disediakan tepat pembuangan
sampah

C.Sanitasi Makanan tersedia ada Untuk tempat sampah telah dipisah


pisah sesuai dengan jenisnya

D.Fasilitas Kebersihan Toilet atau WC: menggunakan


(Toilet, WC, Ruang toilet kering sehingga tetap bersih
Makan, Kantin, Loker
kerja, Tempat Ibadah dll)

Keterangan:
Kondisi Eksisting:: Baik / Tidak Baik

Fasilitas Tersedia: Ada / Tidak Ada


CHECK LIST
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
PENERAPAN K3 DI BALAI YASA YOGYAKARTA

No Jenis APD Standar Ketersediaan Hasil Pemeriksaan

1 Alat Pelindung Kepala


Helm Safety Sesuai ada Disediakan cukup banyak
helm sevety untuk para
pekerja dan pengunjung
2 Alat Pelindung Mata dan Muka
Face Shield (Pelindung Sesuai
wajah)
Safety Glasses Kacamata las Setiap pekerjaan mengelas
(Kacamata Pengaman) telah disediakan kacmata
3 Alat Pelindung Pernapasan
Pernafasan Respirator Sesuai Masker kain, masker
(Masker) respirator
4 Alat Pelindung Telinga
Sesuai Earplug
Ear Plug/ Ear Muff

5 Alat Pelindung kaki


Sesuai Para pekerja telah
Safety Shoes (Sepatu
menggunakan savety shoes
Pelindung)

6 Alat Pelindung Tangan


Sesuai Sarung tangan las, Bebrpa pekera
katun menggunakan sarung
Glove (Sarung Tangan)
tangan untuk jenis
pekerjaannya
7 Alat Pelindung Badan / Tubuh
Sesuai Tali
Wearpack
No Jenis APD Standar Ketersediaan Hasil Pemeriksaan

ada Disediakan rompi yang


Rompi
berupa tali berwarna oren

Appron
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Usaha Balai Yasa Yogyakarta dalam melakukan tindakan Kesehatan dan
KeselamatanKerja sangat baik. Dari dilakukannya sosialisasi lisan maupun tertulis
kepada para pekerjanya,sampai melakukan perawatan dan perbaikan secara kontinyu
yang dilakukan oleh DepartemenFasilitas Balai Yasa Yogyakarta. Karena itu, layaklah
Balai Yasa Yogyakarta berserfitikasi ISO 9001 pada tahun 2010

Penyediaan Fasilitas dan Sarana K3 sudah baik yaitu telah tersedianya fasilitas
fasilitas penting seperti penyediaan APD, kotak P3K, sarana MCK, mushola, ruang
ganti, locker room, kantin, koperasi, rest area dan smoking area.

4.2 Saran
1. Untuk pegawai, gunakan APD dan patuhilah peraturan karena aturan dibuat
untuk melindungi pegawai dari hal-hal yang tidak diinginkan
2. Perlu adanya perencanaan APD yang lebih baik agar tidak kehabisan stock,
terutama untuk APD yang consumable seperti masker dan sarung tangan.
Sehingga tidak ada lagi alasan bagi pegawai untuk tidak mengenakan APD
saat bekerja.

Anda mungkin juga menyukai