Laporan Word - Kelompok 1 - Hasil Pemeriksaan K3 Di Balai Yasa Yogyakarta
Laporan Word - Kelompok 1 - Hasil Pemeriksaan K3 Di Balai Yasa Yogyakarta
MATA KULIAH
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat , rahmat, taufik
dan hidayah-NYA sehingga sampai saat ini kita masih diberikan nikmat iman dan
kesehatan. Sholawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW yang
telah menjadi suri tauladan sehingga menuntun kita pada zaman yang terang ini.
Kuliah Kerja Lapangan ini merupakan metode untuk meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan Taruna/ i dangan metode study banding antara materi yang diajarkan di
kampus dan keadaan di lapangan. Oleh karena itu, laporan ini disusun sebagai
pertanggungjawaban Taruna/ i atas pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan.
Laporan yang kami buat ini sebagai bukti bahwa taruna/i sudah melaksanakan kuliah
kerja lapangan dengan baik dengan pemenuhan penilaian terhadap mata kuliah K3.
Kami juga berharap supaya laporan ini mampu berguna serta bermanfaat dalam
meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait Kuliah Kerja Lapangan.
Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................4
1.3 Manfaat...............................................................................................................5
1.4 Lokasi..................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................17
3.2 Saran.................................................................................................................17
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Disebut Kuliah Kerja Lapangan karena kegiatan kuliah dilaksanakan diluar kelas
dan diluar kampus yaitu di Balai Yasa Perkeretaapian Yogyakarta untuk memperoleh
pengalaman, pemahaman dan pengetahuan secara langsung dari operator dan
pembimbing yang berpengalaman. Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan merupakan metode
inovatif PPI Madiun dalam pengembangan pengetahuan dan pemahaman yang
dilaksanakan di luar kampus.
4
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dilaksanakan Kuliah Kerja Lapangan di Balai Yasa Yogyakarta
adalah:
1.3 Manfaat
Bagi Taruna :
1. Membantu menciptakan SDM yang unggul dan berdaya saing global sesuai dengan
kompentensi dan bidang perkeretaapian.
5
2. Membantu instansi dalam meningkatkan pemahaman para calon perawat sarana
perkeretaapian yang nantinya akan menjadi operator dan regulator di Bidang
perkeretaapian.
1.4 Lokasi
Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Balai Yasa Yogyakarta Jl.
Kusbini No.1, Demangan, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55221
6
BAB II
PELAKSANAAN KULIAH KERJA LAPANGAN
Pada tahun 1942 diambil alih oleh pemerintahan Jepang dan perkeretaapian
menjadi perusahaan kereta api pemerintah tugas pokoknya waktu itu sama dengan di
awal dibangun yakni melaksanakan overhaul lokomotif, gerbong dan kereta. Pada
tanggal 28 September 1945 perkeretaapian diambilalih oleh Pemerintah Indonesia.
Tanggal pengambilalihan ini kemudian ditetapkan sebagai HARI KERETA API dan
mana perusahaannya adalah Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI),
sedangkan nama bengkel sendiri di ubah menjadi Balai Karya tetapi tugas pokoknya
masih sama yakni melaksanakan overhaul lokomotif, gerbong dan kereta. Pada tahun
1959 Balai Karya diubah lagi menjadi Balai Yasa Traksi dan tugas pokoknya hanya
melaksanakan overhaul lokomotif.
Luas tanah BalaiYasa Pengok adalah 128.800 m2 (12.88 Ha); luas bangunan
43.700 m2 (4.37 Ha); daya listrik dari PLN 1.100 KVA; daya listrik cadangan (genset)
500 KVA dan 225 KVA; daya tampung air 835 m3; sistem telekomunikasi TOKA 29
lines, Telkom 2 lines dan HT 30 unit; sistem jaringan komputer Wireless (Hot Spot WI-
FI didukung sofware sistem perawatan lokomotif kereta api (siperloka), sistem pegawai
kereta api (sipeka), dan sistem logistik kereta api (siloka).
7
2.2 Tugas Balai Yasa
Secara garis besar tugas pokok Balai Yasa Pengok adalah :
8
Untuk lokomotif Diesel Hidrolik (DH) sebelum dibawa ke BalaiYasa Pengok
dilakukan pemeliharaan di dipo masing-masing untuk harian, 500 jam, 1000 jam, 2000
jam, 4000 jam dan 8000 jam. Jika lokomotif DH sudah berdinas selama 12.000 jam
maka lokomotif tersebut masuk BalaiYasa Pengok untuk dilakukan SPA, dan jika
lokomotif sudah berdinas selama 24.000 jam maka lokomotif tersebut masuk BalaiYasa
Pengok untuk dilakukan PA.
9
a. Perawatan harian
b. Perawatan bulanan;
c. Perawatan 6 (enam) bulanan; dan
d. Perawatan tahunan.
Fasilitas yang baik akan menunjang sistem perawatan yang maksimal sehingga
menghasilkan standard kelayakan operasi oleh karena itu tempat perawatan saran harus
terdapat:
10
A. Jalur untuk perawatan
Adalah jalur yang digunakan sebagai tempat sarana melintas untuk masuk ataupun
keluar serta perawatan sarana. Terdiri atas:
1. Jalur masuk dan keluar, digunakan untuk masuk dan keluarnya sarana
perkeretaapian. Syarat terhubung dengan jalur Kereta Api, dilengkapi dengan
fasilitas operasi Kereta Api, dapat terpisah atau menyatu antara jalur masukan
keluar.
2. Jalur stabling digunakan untuk tempat stabling Sarana Perkeretaapian sebelum dan
sesudah dilakukan perawatan atau yang akan dioperasikan. Syarat tidak
menggunakan jalur masuk, jalur keluar, dan/atau jalur pelaksanaan perawatan dapat
menampung jumlah Sarana Perkeretaapian sebelum dan sesudah perawatan, serta
sesuai dengan kebutuhan, terlindungi dari tindakan perusakan dan pencurian.
3. Jalur pelaksanaan perawatan berfungsi untuk melakukan kegiatan Perawatan Sarana
Perkeretaapian mulai dari bagian rangka bawah sampai dengan bagian atas Sarana
Perkeretaapian. Dibedakan menjadi jenis normal dan kolong. Syarat berada di
dalam bangunan utama untuk perawatan, memiliki sistem drainase, sistem
penerangan yang memadai, mudah untuk melakukan perawatan, dapat digolongkan
berdasarkan jenis perawatan, memiliki ketinggian rel yang rata atau sama (levelling
track)-, dan memiliki tanda yang berbeda untuk area berjalan dan area bekerja.
4. Jalur perpindahan, digunakan untuk melakukan perpindahan Sarana Perkeretaapian
antarjalur pada Tempat Perawatan Sarana Perkeretaapian. Syarat memudahkan
perpindahan Sarana Perkeretaapian, memiliki sistem drainase, mudah dalam
perawatan dan mudah dioperasikan.
5. Jalur pemeriksaan, digunakan untuk melakukan kegiatan Pemeriksaan Sarana
Perkeretaapian sebelum dan sesudah dilakukan perawatan. Terbagi menjadi jalur
untuk statis dan dinamis. Syarat memiliki akses untuk memeriksa komponen bagiah
bawah dan atas Sarana Perkeretaapian, memiliki penerangan yang memadai;
11
B. Bangunan utama untuk perawatan
Bangunan utama untuk perawatan yakni tempat fasilitas dan kegiatan perawatan
dilakukan dari mulai pemeriksaan, pembongkaran, perbaikan, dan pemasangan. Dalam
bangunan utama biasanya terdapat ruang penyimpanan bagi komponen baru untuk
pergantian, ruang pembangkit listrik, tempat pengolahan limbah dll. Syarat:
Dalam hal jalur dan bangunan yang terdapat pada tempat perawatan kereta kususnya
balai yasa sesuai PM 18 tahun 2019 maka terdapat banyak jenis dan syarat ketentuan
yang terbuat. Hal ini mengarah pada managemen K3 para pekerja. Dalam pelaksanaan
perawatan sistem managemen K3 penting dikaranakan sebagai penegndalian para
pekerja dalam melakukan kegiatan sehingga hasil yang di dapat akan maksimal.
C. Pengujian Sarana
Tahap ini adalah tahap terakhir sebelum sarana dapat dioperasikan. Pengujian
dilakukan untuk mengetahui kondisi sarana apakah laya untuk dioperasikan. Dalam
pengujian sarana untuk di Balai Yasa Yogyakarta sendiri melakukan tiga jenis
pengujian yaitu pengujian rancang bangun, pengujian statis dan pengujian dinamis.
Pengujian rancang bangun untuk memastikan apakah kondisi teknis sarana di desain
sesuai dengan dilapangan. Pengujian statis adalah pengujian dilakukan dengan kondisi
sarana diam seperti pengujian hujan/kebocoran, ruang batas, berat, pembebanan,
keretakan, dan uji pengereman. Untuk pengujian dinamis dilakukan dalam kondisi
12
sarana berjalan seperti uji pengereman, getaran, pembebanan dan kemampuan tarik,
percepatan, dan sirkulasi. Setelah itu ada final testing yaitu pengujian sarana dengan
menjalankan sarana di lintas madiun solo karena lintas dianggap paling baik.
2.4 Manajemen K3
Sistem manajemen K3 merupakan bagian penting dari sistem manajemen
perusahaan yang bertujuan mengendalikan risiko terkait kegiatan kerja. Dengan begitu
dapat tercipta tempat kerja yang efisien, produktif, dan aman. Ditinjau dari aspek
organisasi, sistem manajemen K3 jadi salah satu cara untuk mengontrol bahaya di
tempat dan lingkungan kerja.
13
Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja ada beberapa pendapat. Faktor yang
merupakan penyebab terjadinya kecelakaan pada umumnya dapat diakibatkan oleh 4
faktor penyebab utama (Husni:2003) yaitu:
1. Cidera fatal (fatality), Adalah kematian yang disebabkan oleh cidera atau penyakit
akibat kerja
2. Cidera yang menyebabkan hilang waktu kerja (Loss Time Injury), Adalah suatu
kejadian yang menyebabkan kematian, cacat permanen, atau kehilangan hari kerja
selama satu hari kerja atau lebih.
3. Cidera yang menyebabkan kehilangan hari kerja (Loss Time Day), Adalah semua
jadwal masuk kerja yang mana karyawan tidak bisa masuk kerja karena cidera,
tetapi tidak termasuk hari saat terjadi kecelakaan. Juga termasuk hilang hari kerja
karena cidera yang kambuh dari periode sebelumnya.
4. Tidak mampu bekerja atau cidera dengan kerja terbatas (Restricted duty), Adalah
jumlah hari kerja karyawan yang tidak mampu untuk mengerjakan pekerjaan
rutinnya dan ditempatkan pada pekerjaan lain sementara atau yang sudah di
modifikasi.
14
5. Cidera dirawat di rumah sakit (Medical Treatment Injury), Kecelakaan kerja ini
tidak termasuk cidera hilang waktu kerja, tetapi kecelakaan kerja yang ditangani
oleh dokter, perawat, atau orang yang memiliki kualifikasi untuk memberikan
pertolongan pada kecelakaan.
6. Cidera ringan (first aid injury), Adalah cidera ringan akibat kecelakaan kerja yang
ditangani menggunakan alat pertolongan pertama pada kecelakaan setempat, contoh
luka lecet, mata kemasukan debu, dan lain-lain.
7. Kecelakaan yang tidak menimbulkan cidera (Non Injury Incident), Adalah suatu
kejadian yang potensial, yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja atau penyakit
akibat kerja kecuali kebakaran, peledakan dan bahaya pembuangan limbah.
15
6. Factor kebakaran: yakni penyediaan alat APAR terhadap kegiatan yang bisa
membahayakan dan menimbulkan kebakaran.
7. Factor listrik: keadaan saluran kabel dan penataannya sesuai dan berbahaya atau
tidak terhadap pnempatan yang telah dibuat dengan kegiatan produksi.
8. Factor sanitasi: mengenai saluran pembuangan kusunya air dan kotoran bekas
prodksi.
9. Factor APD: penggunaan alat pelindung terhadap bahaya yang muncul pada
kegaiatn produksi yang dilakukan baik bahaya kecil sampai besar.
16
BAB III
PEMBAHASAN
17
fasilitas yang tersdia cukup baik. Di sana terdapat atap berventilasi yang besar di
atas. Juga terdapat lubang angin untuk menukar udara.
5. Penerangan (Ilumination)
Penerangan yang cukup menjadi faktor penting untuk menjaga kondisi para
pekerja. Di Balai Yasa Yogyakarta sendiri memiliki penerangan yang cukup. Di
siang hari terdapat cahaya matahari yang menerangi bagian workshop Balai
Yasa Yogyakarta. Selain cahaya matahari, disana juga dilengkapi lampu yang
membantu penerangan di malam hari atau saat cuaca mendung.
18
itu di tanah, batu, lautan, bahkan daerah bersalju. Akan tetapi, untuk
mengantisipasi adanya pertumbuhan bakteri kita dapat menanganinya dengan
mencuci tangan dengan sabun ataupun dengan hand sanitizer, bisa juga dengan
menyemprotkan alcohol pada tempat yang terindikasi pertumbuhan bakteri.
Kondisi existing di balai yasa terkait factor biologi bakteri yaitu baik, tidak
adanya tempat atau bagian yang kotor yang menjadi penyebab pertumbuhan
virus maupun bakteri dan untuk fasilitas terdapat banyak tempat untuk mencuci
tangan.
4. Cacing
Cacing adalah sebutan bagi hewan bilateral yang biasanya memiliki tubuh
seperti tabung silindris yang panjang, tidak memiliki ekstremitas, dan tidak
memiliki mata. Cacing sendiri memiliki berbagai macam jenis. Hewan ini juga
dapat menyebabkan kita sakit yaitu cacingan. Di Balai Yasa Yogyakarta kondisi
existing terkait cacing sendiri tergolong baik. Untuk fasilitas juga tersedia
dengan baik yaitu peralatan kebersihan dan tempat mencuci tangan agar
terhindar dari cacingan.
19
Setelah melakukan observasi di Balai Yasa Yogyakarta dapat dilihat bahwa tata
letak atau ruang kerja dibangun dengan baik, dimana setiap pekerjaan tidak
dilakukan pada area yang sama. Hal ini membuat pekerjaan terlihat rapih, aman,
dan professional. Kondisi existing dilapangan baik. Fasilitas tersedia dengan
baik.
4. Beban Kerja
Ketika melakukan kkl di Balai Yasa Yogyakarta kemarin kami melihat bahwa
tidak ada pressure atau membuat para pekerjanya merasa terbebani. Disana juga
ketika waktu istirahat atau adzan semua pekerja akan menghentikan
pekerjaannya untuk sejenak dan beristirahat. Kondisi existing baik, fasilitas
untuk tempat beristirahat juga tersedia.
20
Kondisi debu di Balai Yasa Yogyakarta kurang baik, terdapat banyak temuan
debu. Banyak alat yang masih tertutup debu, selain itu banyak debu yang
dihasilkan dari kotoran maupun karat yang dihasilkan oleh lokomotif.
2. Tumpahan Oli
Masih terdapat banyak bekas oli yang tercecer di lantai. Terdapat banyak cairan
oli yang terdapat dilantai. Hal tersebut memiliki resiko yang dapat
mencelakakan pekerja.
3. Kebocoran Gas
Di dalam Balai Yasa Yogyakarta tidak ditemukan adanya kebocoran gas, karena
didalam balai yasa tidak terdapat penggunaan gas di dalamnya.
3.6 Kebakaran
1. Electrical (Sistem Perkabelan)
Kondisi perkabelan di balai yasa yogyakarta baik, tertata dengan rapi dan
menggunakan alat yang sesuai standart. Terdapat perlengkapan yang menunjang
sistem perkabelan di balai yasa Yogyakarta.
2. Kondisi Penempatan Bahan Kimia (Tangki, Bahan Bakar, Oli, dll)
Kondisi penempatan bahan kimia tertata sangat baik, terdapat tempat tempat
penyimpanan minyak tersebut dan memiliki fasilitas yang memadai. Akan tetapi
beberapa hal masih terdapat tempat tempat yang kurang layak. Terkadang juga
terdapat ceceran atau tumpahan minyakk saat memindah tempat minyakk
tersebut.
3. Sumber Api Langsung (Pengelasan, Gerindra)
Sumber api langsung dikontrol dengan baik, paada bagian cutting dan las
dipastikan disekitarnya tidak ada benda benda yang mudah terbakar
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hasil dari observasi mengenai K3 ini dapat disimpulkan di BALAI YASA
YOGYAKARTA dalam aspek K3 masih ada beberapa yang belum terpenuhi dengan
baik, dari manajemen K3 balai yasa Yogyakarta sudah menyediakan aspek aspek K3
dengan lengkap akan tetapi kurangnya kesadaran dari pekerja yang mengakibatkan
kurang maksimal nyapenerapakan K3.
3.2 Saran
Saran dari kelompok kami, untuk manajemen K3 di BALAI YASA
YOGYAKARTA lebih berfokus pada penghimbauan kepada pekerja untuk
melaksanakan aspek K3 dengan baik dan sesuai prosedur serta meningkatkan fungsi
pengawasan terhadap pekerja yang tidak menggunakan APD sesuai dengan prosedur.
22