Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“KISAH TELADAN UMAR BIN KHATTAB”

DISUSUN OLEH :
 Naurah Putri Salsabila
 Nur Afiah Anugrah
 Riska Aulia Putri
 Rahmat Afandy Ruslan
 Muh Imam Abdul Aziz
 Moh. Hidayat Pratama

XII. PANGERAN DIPONEGORO

UPT SMAN 3 TAKALAR


2023
KISAH TELADAN UMAR BIN KHATTAB
Umar bin Khattab adalah sosok yang selalu mengingat Allah SWT. Selain itu beliau juga
menghormati dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW. Sifat ini dapat kita teladani
supaya kita menjadi orang yang bertakwa dan selalu menaati perintah Allah SWT. Umar bin
Khattab adalah sosok yang pemberani.
Umar bin Khattab lahir di Kota Makkah empat tahun sebelum kelahiran Nabi Muhammad
SAW. Umar memiliki nama lengkap Umar bin Khattab bin Nufail keturunan Abdul Uzza Al-
Quraysi dari suku Adi. Umar bin Khattab masuk Islam pada tahun kelima setelah kenabian
serta menjadi sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW juga menjadi khalifah setelah Abu
Bakar Ash-Shiddiq. Setelah masuk Islam, Umar menjadi orang kepercayaan Nabi
Muhammad SAW sekaligus penasihat utamanya.

Umar bin Khattab dikenal sebagai pemimpin yang sangat disayangi rakyatnya karena
perhatian dan tanggung jawabnya kepada rakyat, kebiasaannya ialah melakukan pengawasan
langsung dan sendirian berkeliling kota mengawasi kehidupan rakyatnya. Ia juga dikenal
sebagai sosok yang bijaksana dan jenius. Karena karakternya itulah Umar semakin dihormati
di kalangan masyarakat Arab sehingga kaum Quraisy memberinya gelar “Singa Padang
Pasir”. Umar bin Khattab juga mendapat julukan Abu Faiz karena kecerdasan dan
kecepatannya dalam berpikir.
Karakter Umar bin Khattab adalah pemberani, berwatak keras, dan tidak memiliki rasa
gentar, serta tutur bahasanya halus serta fasih. Umar bin Khattab memiliki peran yang besar
dalam sejarah umat Islam berkat perluasan wilayah, di samping kebijakan-kebijakan
politiknya yang lain.
Ketika Abu Bakar Ash-Shiddiq jatuh sakit dan akan menemui ajalnya, akhirnya para
sahabat berdiskusi. Akhirnya para sahabat menghadap Abu Bakar dan memintanya untuk
menetapkan penggantinya. Kemudian Abu Bakar Ash-Shiddiq memanggil Usman bin Affan
dan meminta pendapat kepada Usman mengenai siapa yang layak dijadikan penggantinya
Usman mengusulkan nama Umar bin Khattab. Kemudian Abu Bakar memerintahkan untuk
menuliskan surat wasiat tentang penggantinya yaitu Umar bin Khattab. Setelah Abu Bakar
meninggal, kemudian para sahabat sepakat untuk membuat Umar bin Khattab sebagai
khalifah. Umar diangkat menjadi khalifah pada tahun 634 M. Sejarah mencatat, pada
pertempuran Yarmuk terjadi daerah Damaskus sekitar 20 ribu pasukan Islam berhasil
mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di
Asia kecil bagian selatan
Umar bin Khattab melakukan aktivitas reformasi secara administratif dan mengontrol
kebijakan-kebijakan publik. Ia juga menyelenggarakan sensus di seluruh wilayah kekuasan
Islam dan pada tahun 638, Umar memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Makkah dan
Masjid Nabawi di Madinah serta memulai proses kodifikasi hukum Islam. Tahun ke-17
hijriah, Umar bin Khattab mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya
mulai dihitung saat peristiwa hijrah.
Sifat Umar selama menjalankan kepemimpinannya. Ia bahkan mengorbankan waktu
tidurnya demi hajat rakyat sebagai tanggung jawabnya sekaligus wujud taat kepada Allah
SWT sebagai seorang hamba.
Diceritakan dalam Kisah Hidup Umar ibn Khattab yang ditulis oleh Mustafa Murrad, Umar
dikenal sebagai sosok pemimpin yang rajin beribadah demi hajat rakyatnya. Beberapa kali
disaksikan Jenderal Suku Kindah Mu'awiyah bin Khudayj, Umar kerap terjaga tiap siang dan
malam.
Suatu waktu, Mu'awiyah bin Khudayj mendatangi Umar pada waktu Zuhur. Kemudian
Umar pun berkata padanya, "Sungguh celaka ucapanku, atau sungguh celaka prasangkaku.
Jika aku tidur siang hari, aku telah menyia-nyiakan amanah rakyatku. Jika aku tidur siang
hari, aku telah menyia-nyiakan kesempatanku dengan Tuhanku. Bagaimana aku bisa tidur di
kedua waktu ini, wahai Mu'awiyah?".
Mu'awiyah pun kemudian melihat keadaan Umar yang terlihat sangat kelelahan dan
mengantuk dalam duduknya. Kemudian ia yang tidak tega bertanya, "Tidakkah kau tidur,
wahai Amirul Mukminin?”. Umar pun kembali menjawab dengan pernyataan yang sama,
"Bagaimana mungkin aku bisa memejamkan mataku? Jika aku tidur di waktu malam, aku
akan menyia-nyiakan kesempatanku dengan Allah".
Tidak hanya Mu'awiyah yang menjadi saksi kepemimpinan Umar yang sayang dengan
rakyatnya tersebut. Salah seorang sahabat nabi yang tidak disebutkan namanya pun
menceritakan hal serupa bahwa Umar bahkan berpuasa demi hajat rakyatnya. "Umar bin
Khattab adalah tetangga terdekatku. Aku tidak pernah mempunyai tetangga dan orang-orang
di sekitarku sebaik Umar. Malam-malam Umar adalah salat dan siang harinya adalah puasa
demi hajat rakyatnya," katanya.
Tidak hanya untuk hajat rakyatnya, Umar juga merelakan waktu tidurnya untuk beribadah
pada Allah SWT. Dikisahkan, Umar pernah meminta istrinya untuk menyiapkan bejana air
pada suatu malam. Ternyata, bejana berisi air tersebut tujuannya untuk membuatnya tetap
terjaga demi berdzikir sepanjang malam.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai