Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN GEMBALA DAN MAJELIS

DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM


JEMAAT YANG DILAYANI

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah


Manajemen Human Relanationaship

Oleh :

ZETY K MANDACAN
NIM : 02386101011

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPEMIMPINAN KRISTEN


SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA ERIKSON – TRITT
MANOKWARI – PAPUA BARAT
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul "Hubungan Gembala dan Majelis dalam
Melaksanakan Program Jemaat yang Dilayani." Makalah ini
disusun sebagai upaya untuk lebih memahami peran krusial yang
dimainkan oleh gembala gereja dan majelis gereja dalam
membentuk serta menjalankan program-program yang bertujuan
memenuhi kebutuhan jemaat.

Kehidupan gereja sebagai tubuh Kristus tidak lepas dari harmoni


antara pemimpin rohaniah, yang diwakili oleh gembala gereja, dan
pengelola gereja, yang terdiri dari majelis gereja. Gembala yang
berfokus pada pelayanan rohaniah dan majelis yang terlibat dalam
aspek administratif memiliki peran yang saling melengkapi.
Sejalan dengan visi dan misi gereja, kolaborasi yang efektif antara
keduanya menjadi pondasi utama dalam menciptakan program-
program jemaat yang relevan dan bermakna.

Penulis menyadari bahwa setiap gereja memiliki dinamika dan


konteks yang berbeda-beda, namun makalah ini diharapkan dapat
memberikan pandangan umum yang dapat diterapkan dan
disesuaikan dengan realitas setempat. Oleh karena itu, penulis
berharap pembaca dapat mengambil manfaat dari setiap informasi
yang disajikan dan mengaplikasikannya sesuai dengan kebutuhan
dan situasi gereja masing-masing.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan
dan inspirasi dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan kontribusi positif untuk memperkaya
pemahaman kita akan pentingnya kerja sama antara gembala dan
majelis dalam melaksanakan program-program jemaat yang
dilayani.

Manokwari, 27 November 2023

Penulis,

Zety K Mandacan

Page ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Bab I Pendahuluan 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penulisan 6
Bab II Pembahasan 7
A. Dinamika Hubungan antara Gembala dan Majelis dalam
Konteks Pelaksanaan Program Jemaat 7
B. Peran Gembala dan Majelis dalam Perencanaan, Pelaksanaan,
dan Evaluasi Program-Program Jemaat 8
C. Dampak Interaksi antara Gembala dan Majelis terhadap
Keberhasilan dan Efektivitas Program-Program Jemaat 10
D. Identifikasi Hambatan atau Tantangan yang Muncul Dalam
Kerja Sama Antara Gembala dan Majelis serta Solusi atau
Rekomendasi12
E. Pengaruh Hubungan Gembala dan Majelis terhadap
Pertumbuhan dan Perkembangan Jemaat 14

Bab III Penutup 16


Kesimpulan 16
Daftar Pustaka 17

Page iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gembala merupakan bagian terpenting dalam sebuah
organisasi gereja, memiliki peran sentral dalam membimbing
dan membentuk jemaat. Karena Gembala merupakan
seorang pemimpin atau panutan bagi domba-domba, anak-
anak dan orang-orang sekitarnya, gembala bertanggung
jawab atas pelayanan pastoral, pengajaran Alkitab, dan
pemeliharaan spiritual jemaat. Gembala harus menjadi
contoh yang baik, bukan hanya menjadi contoh yang baik
tetapi mengarahkan kawanannya ke jalan yang benar.
Gembala yang baik akan bertanggung jawab terhadap
kepemimpinannya. Menjadi seorang gembala bukan hanya
dalam konteks kinerja tetapi pada perbuatan atau
pelayanan.
Majelis Gereja merupakan badan tetap dalam jemaat
yang bertugas melaksanakan pelayanan gerejawi. Dalam hal
ini Majelis Gereja memiliki tugas dan tanggungjawab salah
satu diantaranya ialah mengadakan perkunjungan ke
anggota jemaat. Majelis jemaat memiliki peran yang hampir
sama dengan seorang Gembala. Majelis juga membantu
Gembala dalam menjalankan tugasnya menggembalakan
jemaat. Selain itu, mengatur dan memimpin serta
melakukan kunjungan kepada jemaat adalah tugas penting
seorang majelis jemaat.

Hubungan yang baik antara gembala dan majelis


sangat penting untuk keberlanjutan dan keberhasilan
program-program jemaat. Sinergi antara gembala dan
majelis gereja memiliki peran kunci dalam membentuk
strategi, mengambil keputusan, dan mengimplementasikan
program-program yang dapat memberikan dampak positif
bagi jemaat. Kolaborasi antara Gembala dan Majelis seperti,
pemahaman bersama visi dan misi gereja, konsultasi dan
dialog terbuka, penetapan prioritas bersama, pengambilan
keputusan kolaboratif, penggunaan bakat dan sumber daya
Gereja, implementasi program bersama, pemantauan dan
evaluasi berkala dan pemberdayaan jemaat.
Dalam zaman now, hamba Tuhan diperhadapkan
dengan berbagai macam perubahan yang begitu cepat dan
tantangan yang begitu banyak dalam pelayanannya. Hamba
Tuhan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan jemaat yang
sangat kompleks. Hamba Tuhan bukan hanya dituntut
untuk dapat memenuhi kebutuhan spiritual jemaatnya,

Page 4
namun juga dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan yang lain dari jemaatnya.
Ada banyak gereja yang memperlakukan hamba
Tuhannya seperti karyawan atau pegawai yang dapat
diperintah untuk melakukan segala sesuatu yang diminta
oleh majikannya. Kadang apa yang diminta tidak sesuai
dengan tugas dan tanggungjawab seorang hamba Tuhan.
Hamba Tuhan juga dituntut menjadi orang yang serba
bisa dalam pelayanan yang diembannya. Hamba Tuhan
dituntut untuk dapat menjalankan semua tugas pelayanan
penggembalaan dengan maksimal. Apabila hamba Tuhan
gagal dan lalai untuk menjalankan kewajibannya dengan
maksimal maka akan menghadapi berbagai macam
konsekuensi, mulai diperingatkan hingga diberhentikan dari
pelayanannya.
Semua tantangan dan tuntutan dalam pelayanan
tidak boleh membuat hamba Tuhan tawar hati dan
mengambil keputusan untuk mundur dan meninggalkan
pelayanan. Oleh karena itu, hamba Tuhan harus
mempersiapkan diri dengan baik dan melengkapi diri
dengan segala macam keterampilan dan kemampuannya
baik dalam hal berkhotbah, melayani visistasi, melayani
orang yang sulit dalam gereja, melayani kaum LGBT, dan
melayani kaum muda agar ia akan dapat menjawab
kebutuhan jemaat dan mampu bertahan dalam arena dunia
pelayanan yang semakin kompetitif dalam zaman now.
Hamba Tuhan harus menjalani tugas dan panggilannya
dengan setia sampai Tuhan datang.
Program jemaat sangat penting bagi gereja karena
membantu membangun dan memelihara kehidupan
rohaniah, sosial, dan pelayanan gereja secara keseluruhan.
Dengan menjalankan program jemaat dengan baik akan
membangun pertumbuhan rohani dan juga memperkuat visi
dan misi gereja.
Hubungan yang baik antara gembala dan majelis gereja
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan
jemaat. Pengaruh dari hubungan gembala dan majelis
terhadap jemaat seperti pembinaan rohani, kepemimpinan
yang konsisten, kesejahteraan dan keseimbangan jemaat,
pelayanan menjadi efektif, keterbukaan komuniasi antara
gembala, majelis dan warga jemaat, kedewasaan dan
pertumbuhan jemaat, dan yang terakhir pelayanan yang
berkelanjutan.

Page 5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan antara gembala dan majelis dalam
melaksanakan program jemaat yang dilayani?
2. Apa peran gembala dan majelis dalam merencanakan,
mengorganisir, dan mengimplementasikan program-
program jemaat?
3. Bagaimana interaksi antara gembala dan majelis
memengaruhi efektivitas pelaksanaan program jemaat?
4. Apa hambatan atau tantangan yang mungkin muncul
dalam kerja sama antara gembala dan majelis dalam
melaksanakan program-program jemaat?
5. Bagaimana dampak hubungan gembala dan majelis
terhadap pertumbuhan dan perkembangan jemaat yang
dilayani?

C. Tujuan Penulisan
1. Menganalisis dan menjelaskan dinamika hubungan
antara gembala dan majelis dalam konteks pelaksanaan
program jemaat.
2. Menjelaskan peran gembala dan majelis dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program-
program jemaat.
3. Menilai dampak interaksi antara gembala dan majelis
terhadap keberhasilan dan efektivitas program-program
jemaat.
4. Mengidentifikasi hambatan atau tantangan yang
mungkin muncul dalam kerja sama antara gembala dan
majelis serta menawarkan solusi atau rekomendasi
untuk mengatasi masalah tersebut.
5. Menganalisis bagaimana hubungan gembala dan majelis
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jemaat
yang dilayani.

Page 6
BAB III
PEMBAHASAN

A. Dinamika Hubungan antara Gembala dan Majelis dalam


Konteks Pelaksanaan Program Jemaat
Untuk menganalisis dan menjelaskan dinamika
hubungan antara gembala dan majelis dalam konteks
pelaksanaan program jemaat, kita dapat
mempertimbangkan beberapa aspek yang relevan. Program
jemaat umumnya merujuk pada berbagai kegiatan, ibadah,
dan inisiatif yang dilaksanakan oleh suatu jemaat gereja.
Berikut adalah beberapa poin yang dapat dipertimbangkan:
1. Komunikasi dan Keterlibatan:
 Gembala: Gembala gereja memiliki peran penting
dalam merancang dan mengarahkan program-program
jemaat. Komunikasi yang efektif dari gembala kepada
majelis dan jemaat dapat meningkatkan pemahaman
dan keterlibatan.
 Majelis: Majelis gereja bertanggung jawab atas
mendukung dan mengimplementasikan visi dan
program-program yang diusulkan oleh gembala. Peran
majelis dalam menyampaikan aspirasi dan kebutuhan
jemaat juga krusial.

2. Pengambilan Keputusan Bersama:


 Gembala: Pada beberapa gereja, gembala dapat
terlibat dalam pengambilan keputusan bersama
dengan majelis. Ini memastikan bahwa program-
program yang dijalankan mencerminkan nilai-nilai
dan kebutuhan jemaat.
 Majelis: Majelis, sebagai perwakilan jemaat, memiliki
tanggung jawab untuk memberikan masukan dan
perspektif dalam pembuatan keputusan terkait
program-program gereja.

3. Pemahaman Visi Bersama:


 Gembala: Menyampaikan visi gereja kepada majelis
dan memastikan bahwa ada pemahaman bersama
tentang tujuan dan arah gereja.
 Majelis: Memastikan bahwa visi tersebut
mencerminkan aspirasi dan kebutuhan jemaat. Jika
diperlukan, majelis dapat membantu merumuskan
dan menyesuaikan visi tersebut.

Page 7
4. Pelaksanaan Program:
 Gembala: Bertanggung jawab atas penyelenggaraan
program dan kegiatan jemaat, serta memberikan
arahan rohaniah dan pastoral.
 Majelis: Terlibat dalam pelaksanaan praktis program,
mengelola sumber daya, dan memberikan dukungan
operasional.

5. Evaluasi dan Koreksi:


 Gembala: Mengevaluasi efektivitas program dan
kegiatan, serta memastikan bahwa tujuan rohaniah
tercapai.
 Majelis: Terlibat dalam proses evaluasi dan
memberikan masukan untuk perbaikan. Dapat
memberikan saran dan koreksi jika ada perubahan
yang diperlukan.

6. Pengelolaan Konflik:
 Gembala dan Majelis: Dalam konteks hubungan
manusiawi, konflik mungkin timbul. Penting untuk
memiliki mekanisme penyelesaian konflik yang sehat
dan transparan, dengan keterlibatan kedua belah
pihak.

7. Doa dan Dukungan Rohani:


 Gembala dan Majelis: Kehidupan rohani dan doa
dapat menjadi dasar untuk membangun hubungan
yang kuat. Gembala dan majelis dapat bersama-sama
mendoakan keberhasilan program dan pertumbuhan
rohaniah jemaat.

B. Peran Gembala dan Majelis dalam Perencanaan,


Pelaksanaan, dan Evaluasi Program-Program Jemaat
Dalam konteks perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi program-program jemaat, peran gembala dan
majelis sangat penting untuk mencapai kesuksesan dan
pertumbuhan rohaniah jemaat. Berikut adalah penjelasan
mengenai peran keduanya dalam setiap tahap tersebut:
1. Perencanaan Program Jemaat:
 Gembala:
a) Merumuskan visi dan misi gereja serta
menetapkan tujuan rohaniah jangka panjang.

Page 8
b) Mengidentifikasi kebutuhan dan aspirasi jemaat
melalui komunikasi dan pemahaman yang
mendalam.
c) Mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan
rohaniah dan memandu proses perencanaan.

 Majelis:
a) Mendukung gembala dalam mengidentifikasi
kebutuhan jemaat dan menentukan prioritas
program.
b) Berpartisipasi dalam proses perencanaan dengan
memberikan masukan dan perspektif dari sudut
pandang majelis dan jemaat.
c) Menentukan anggaran dan sumber daya yang
dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan
program.

2. Pelaksanaan Program Jemaat:


 Gembala:
a) Memberikan arahan rohaniah dan bimbingan
pastoral selama pelaksanaan program.
b) Terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan gereja
dan memastikan bahwa program mencerminkan
nilai-nilai dan ajaran rohaniah gereja.
c) Memastikan bahwa komunikasi yang efektif
terjalin dengan jemaat selama pelaksanaan.

 Majelis:
a) Bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya,
termasuk anggaran, personel, dan fasilitas yang
diperlukan untuk program.
b) Memfasilitasi koordinasi dan kolaborasi antara
berbagai departemen atau kelompok dalam gereja.
c) Menyediakan dukungan operasional dan logistik
untuk keberhasilan program.

3. Evaluasi Program Jemaat:


 Gembala:
a) Mengevaluasi dampak rohaniah dan pastoral dari
program-program yang telah dilaksanakan.
b) Terlibat dalam proses refleksi dan analisis untuk
menentukan keberhasilan program dan
mengidentifikasi area perbaikan.
c) Memberikan arahan dan doa untuk jemaat selama
proses evaluasi.

Page 9
 Majelis:
a) Mengelola proses evaluasi secara praktis,
melibatkan feedback dari berbagai pihak terkait
program.
b) Meninjau anggaran dan alokasi sumber daya
untuk memastikan efisiensi dan keberlanjutan
program.
c) Menyediakan wadah untuk umpan balik dari
jemaat dan mendukung langkah-langkah
perbaikan.

4. Koordinasi dan Kolaborasi:


 Gembala dan Majelis:
a) Bekerja sama dalam koordinasi dan kolaborasi
untuk memastikan keberlanjutan dan keterlibatan
jemaat.
b) Berpartisipasi dalam pertemuan rutin untuk
membahas perkembangan program dan
memecahkan masalah jika ada.
c) Memastikan bahwa semua program mencerminkan
visi bersama dan tujuan rohaniah gereja.

5. Pelayanan Pastoral:
 Gembala dan Majelis:
a) Menyediakan pelayanan pastoral selama
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program.
b) Mendukung anggota jemaat yang mungkin
memerlukan bimbingan atau dukungan khusus
selama periode program.
c) Bersama-sama membimbing jemaat menuju
pertumbuhan rohaniah.

C. Dampak Interaksi antara Gembala dan Majelis terhadap


Keberhasilan dan Efektivitas Program-Program Jemaat
Interaksi yang positif antara gembala dan majelis
dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap
keberhasilan dan efektivitas program-program jemaat.
Berikut adalah beberapa dampak positif dari hubungan yang
baik antara gembala dan majelis:
1. Keselarasan Visi dan Tujuan:
Interaksi yang baik memastikan keselarasan visi dan
tujuan antara gembala dan majelis. Hal ini membantu
dalam merumuskan program-program yang mendukung

Page 10
pertumbuhan rohaniah sesuai dengan nilai-nilai dan
ajaran gereja.

2. Kolaborasi Efektif:
Hubungan yang positif mendorong kolaborasi yang
efektif antara gembala dan majelis dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi program. Kolaborasi ini
memperkuat implementasi program dan memastikan
bahwa sumber daya digunakan dengan bijak.

3. Koordinasi yang Lancar


Interaksi yang baik memfasilitasi koordinasi yang
lancar antara gembala dan majelis. Koordinasi yang baik
menghindari ketidakjelasan dan konflik yang dapat
merugikan pelaksanaan program.

4. Dukungan Spiritual dan Pastoral:


Gembala dan majelis yang berinteraksi positif
memberikan dukungan spiritual dan pastoral kepada
jemaat. Ini menciptakan lingkungan yang mendukung
pertumbuhan rohaniah dan pelayanan pastoral yang
lebih efektif.

5. Pemahaman yang Mendalam tentang Kebutuhan Jemaat:


Interaksi yang intens membantu dalam memahami
kebutuhan dan aspirasi jemaat dengan lebih baik.
Program-program yang dirancang berdasarkan
pemahaman yang mendalam ini cenderung lebih relevan
dan efektif.

6. Pengambilan Keputusan Bersama:


Gembala dan majelis yang berinteraksi positif
cenderung terlibat dalam pengambilan keputusan
bersama. Keputusan yang diambil secara kolektif
mencerminkan aspirasi dan perspektif yang lebih luas,
meningkatkan dukungan jemaat terhadap program-
program gereja.

7. Evaluasi dan Pembelajaran Kontinu:


Interaksi yang baik memfasilitasi proses evaluasi yang
konstruktif. Gembala dan majelis dapat belajar dari
pengalaman program sebelumnya dan melakukan
perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan
efektivitas di masa mendatang.

Page 11
8. Pertanggungjawaban dan Transparansi:
Hubungan yang positif mendorong
pertanggungjawaban dan transparansi dalam
pelaksanaan program. Ini menciptakan kepercayaan di
antara jemaat dan memotivasi partisipasi aktif.

9. Pemecahan Konflik yang Konstruktif:


Interaksi yang baik membantu dalam penanganan
konflik secara konstruktif. Dengan saling mendukung
dan menghormati, gembala dan majelis dapat mengatasi
perbedaan pendapat dengan cara yang memperkuat,
bukan melemahkan, program gereja.

10. Pertumbuhan Jemaat:


Kesinambungan hubungan yang baik antara gembala
dan majelis mendukung pertumbuhan jemaat, baik dari
segi jumlah maupun pertumbuhan rohaniah.

D. Identifikasi Hambatan atau Tantangan yang Muncul


Dalam Kerja Sama Antara Gembala dan Majelis serta
Solusi atau Rekomendasi
Kerja sama antara gembala dan majelis dapat
menghadapi beberapa hambatan atau tantangan. Berikut ini
adalah beberapa masalah yang mungkin muncul, beserta
solusi atau rekomendasi untuk mengatasi mereka:
1. Komunikasi yang Kurang Efektif:
 Hambatan: Gembala dan majelis mungkin memiliki
gaya komunikasi yang berbeda, sehingga sulit untuk
saling memahami.
 Solusi: Adakan pertemuan rutin antara gembala dan
majelis untuk membahas isu-isu dan memastikan
pemahaman yang jelas. Komunikasi terbuka dan
transparan sangat penting.

2. Perbedaan Visi atau Prioritas:


 Hambatan: Gembala dan majelis mungkin memiliki
pandangan atau prioritas yang berbeda terkait arah
dan fokus gereja.
 Solusi: Selenggarakan sesi perencanaan strategis
bersama untuk menyamakan visi dan menetapkan
prioritas bersama. Diskusikan tujuan jangka panjang
dan singkat serta bagaimana keduanya dapat saling
mendukung.

Page 12
3. Ketidakseimbangan Tanggung Jawab:
 Hambatan: Terjadi ketidakseimbangan dalam
pembagian tanggung jawab, yang dapat
mengakibatkan kelebihan beban pada salah satu
pihak.
 Solusi: Tentukan peran dan tanggung jawab masing-
masing dengan jelas. Pastikan bahwa pembagian
tugas dilakukan secara adil dan sesuai dengan
keahlian dan kapasitas setiap individu atau kelompok.

4. Ketidakpastian Keuangan:
 Hambatan: Keterbatasan sumber daya keuangan
dapat menjadi hambatan bagi rencana dan program
yang diusulkan oleh gembala atau majelis.
 Solusi: Bentuk tim atau komite keuangan untuk
mengelola dan mengawasi keuangan gereja. Selain itu,
cari sumber daya tambahan melalui dana
penggalangan, kerjasama dengan komunitas, atau
pencarian hibah.

5. Tantangan Pastoral:
 Hambatan: Tantangan pastoral seperti konflik di
antara jemaat atau kebutuhan pastoral yang kompleks
dapat menjadi beban tambahan.
 Solusi: Sediakan waktu untuk mendiskusikan
masalah pastoral dan identifikasi solusi bersama.
Membangun tim pastoral yang kuat dan mendukung
juga dapat membantu mengatasi tantangan ini.

6. Kurangnya Keterlibatan Jemaat:


 Hambatan: Kurangnya partisipasi dan keterlibatan
jemaat dapat menghambat pertumbuhan dan
pelayanan gereja.
 Solusi: Aktifkan jemaat untuk terlibat dalam berbagai
aspek pelayanan gereja. Buat program-program yang
menarik dan relevan untuk meningkatkan partisipasi,
dan libatkan mereka dalam pengambilan keputusan
gereja.

7. Perubahan Lingkungan atau Budaya:

Page 13
 Hambatan: Perubahan dalam lingkungan sosial atau
budaya dapat mempengaruhi gereja dan memerlukan
penyesuaian.
 Solusi: Selalu terbuka terhadap perubahan dan
pertimbangkan untuk merespons secara fleksibel.
Lakukan penilaian rutin tentang kebutuhan dan
dinamika komunitas agar dapat merespons dengan
tepat waktu.

E. Pengaruh Hubungan Gembala dan Majelis terhadap


Pertumbuhan dan Perkembangan Jemaat
Hubungan antara gembala dan majelis dalam konteks
pelayanan gereja dapat memiliki dampak yang signifikan
pada pertumbuhan dan perkembangan jemaat. Berikut
adalah beberapa elemen yang perlu dianalisis:
1. Komunikasi dan Keterlibatan:
 Komunikasi yang Efektif: Komunikasi terbuka dan
efektif antara gembala dan majelis sangat penting.
Gembala perlu mengkomunikasikan visi, nilai-nilai,
dan tujuan gereja dengan jelas kepada majelis,
sehingga semua dapat bergerak sejalan.
 Keterlibatan Majelis: Majelis yang terlibat aktif dalam
keputusan-keputusan gereja dan kegiatan pelayanan
dapat merasa lebih terhubung dengan visi dan misi
gereja.

2. Pemimpinannya Gembala:
 Pemimpin Spiritual: Gembala perlu menjadi pemimpin
rohaniah yang memberikan arahan dan dukungan
spiritual kepada jemaat. Pemimpinan yang memadai
dapat memberikan inspirasi dan dukungan yang
diperlukan untuk pertumbuhan spiritual jemaat.
 Kepemimpinan Teladan: Gembala yang menjadi
teladan dalam kehidupan rohaniah, etika, dan
integritas dapat memberikan dampak positif pada
majelis dan jemaat.

3. Pengembangan Talenta dan Pelayanan:


 Identifikasi dan Pemberdayaan Talenta: Hubungan
yang baik antara gembala dan majelis dapat
memfasilitasi identifikasi dan pengembangan bakat
dan karunia anggota jemaat. Pemberdayaan anggota
untuk menggunakan karunia mereka dalam

Page 14
pelayanan gereja dapat memperkaya kehidupan
gereja.
 Pembinaan Pemimpin: Gembala perlu membimbing
dan memotivasi para pemimpin di dalam majelis,
mendukung mereka dalam pengembangan
kepemimpinan dan pelayanan mereka.

4. Pemeliharaan Kesehatan Rohani dan Emosional:


 Perhatian terhadap Kesehatan Rohani: Gembala perlu
memperhatikan kesehatan rohani dan emosional
majelis. Pembinaan dan dukungan pastoral yang baik
dapat membantu anggota majelis melewati tantangan
dan krisis.
 Pengelolaan Konflik: Ketika konflik muncul,
penanganan yang bijaksana dan damai dapat
mencegah dampak negatifnya terhadap pertumbuhan
jemaat.

5. Fokus pada Penginjilan dan Pertumbuhan Jemaat:


 Strategi Penginjilan: Kerjasama antara gembala dan
majelis dalam merancang dan melaksanakan strategi
penginjilan dapat mempercepat pertumbuhan gereja.
 Perhatian terhadap Pertumbuhan Kualitatif: Selain
pertumbuhan jumlah, penting juga untuk
memperhatikan pertumbuhan kualitatif, seperti
pertumbuhan spiritual dan kedewasaan dalam iman.

Page 15
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

1. Hubungan yang sehat dan saling mendukung antara gembala


dan majelis adalah kunci untuk keberhasilan program jemaat.
Kolaborasi, komunikasi terbuka, dan pemahaman bersama
akan membentuk dasar yang kuat untuk pertumbuhan
rohaniah dan keberlanjutan jemaat.
2. Keberhasilan program jemaat tidak hanya tergantung pada
rencana yang baik, tetapi juga pada kolaborasi yang efektif
antara gembala dan majelis dalam menerjemahkan rencana
menjadi tindakan yang nyata.
3. Melalui pendekatan kolaboratif, komunikasi terbuka, dan
pendekatan proaktif terhadap solusi, gembala dan majelis
dapat mengatasi hambatan yang muncul dan membangun
kerja sama yang kuat untuk meningkatkan keberhasilan dan
efektivitas program-program jemaat.
4. Melalui pemahaman yang mendalam, komunikasi yang efektif,
dan komitmen untuk kerjasama, hubungan yang positif antara
gembala dan majelis dapat menjadi katalisator bagi
pertumbuhan dan perkembangan yang berkelanjutan dalam
konteks pelayanan jemaat.

Page 16
DAFTAR PUSTAKA

Tindball, Derek J. Teologi penggembalaan. Malang: Yayasan


Penerbit Gandum Mas, 1986.

Wongso, Peter, Theologia Pengembala. Malang: Sekolah Alkitab


Asia Tenggara, 1996.

Sidjabat, B.S. Membangun Pribadi Unggul. Yogyakarta: Andi


OFFset, 2015.

Lawrenc, Bill. Menggembalakan dengan Hati. Yogyakarta: ANDI,


2004.

Ismail, Faisal. Dinamika Kerukunan Antar Umar Beragama.


Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 201.

Munawar, Said Agil Husain Al. Fikih Hubungan Antar Agama.


Jakarta, Ciputat Press, 2003.

Page 17

Anda mungkin juga menyukai