Oleh :
ZETY K MANDACAN
NIM : 02386101011
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul "Hubungan Gembala dan Majelis dalam
Melaksanakan Program Jemaat yang Dilayani." Makalah ini
disusun sebagai upaya untuk lebih memahami peran krusial yang
dimainkan oleh gembala gereja dan majelis gereja dalam
membentuk serta menjalankan program-program yang bertujuan
memenuhi kebutuhan jemaat.
Penulis,
Zety K Mandacan
Page ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Bab I Pendahuluan 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penulisan 6
Bab II Pembahasan 7
A. Dinamika Hubungan antara Gembala dan Majelis dalam
Konteks Pelaksanaan Program Jemaat 7
B. Peran Gembala dan Majelis dalam Perencanaan, Pelaksanaan,
dan Evaluasi Program-Program Jemaat 8
C. Dampak Interaksi antara Gembala dan Majelis terhadap
Keberhasilan dan Efektivitas Program-Program Jemaat 10
D. Identifikasi Hambatan atau Tantangan yang Muncul Dalam
Kerja Sama Antara Gembala dan Majelis serta Solusi atau
Rekomendasi12
E. Pengaruh Hubungan Gembala dan Majelis terhadap
Pertumbuhan dan Perkembangan Jemaat 14
Page iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gembala merupakan bagian terpenting dalam sebuah
organisasi gereja, memiliki peran sentral dalam membimbing
dan membentuk jemaat. Karena Gembala merupakan
seorang pemimpin atau panutan bagi domba-domba, anak-
anak dan orang-orang sekitarnya, gembala bertanggung
jawab atas pelayanan pastoral, pengajaran Alkitab, dan
pemeliharaan spiritual jemaat. Gembala harus menjadi
contoh yang baik, bukan hanya menjadi contoh yang baik
tetapi mengarahkan kawanannya ke jalan yang benar.
Gembala yang baik akan bertanggung jawab terhadap
kepemimpinannya. Menjadi seorang gembala bukan hanya
dalam konteks kinerja tetapi pada perbuatan atau
pelayanan.
Majelis Gereja merupakan badan tetap dalam jemaat
yang bertugas melaksanakan pelayanan gerejawi. Dalam hal
ini Majelis Gereja memiliki tugas dan tanggungjawab salah
satu diantaranya ialah mengadakan perkunjungan ke
anggota jemaat. Majelis jemaat memiliki peran yang hampir
sama dengan seorang Gembala. Majelis juga membantu
Gembala dalam menjalankan tugasnya menggembalakan
jemaat. Selain itu, mengatur dan memimpin serta
melakukan kunjungan kepada jemaat adalah tugas penting
seorang majelis jemaat.
Page 4
namun juga dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan yang lain dari jemaatnya.
Ada banyak gereja yang memperlakukan hamba
Tuhannya seperti karyawan atau pegawai yang dapat
diperintah untuk melakukan segala sesuatu yang diminta
oleh majikannya. Kadang apa yang diminta tidak sesuai
dengan tugas dan tanggungjawab seorang hamba Tuhan.
Hamba Tuhan juga dituntut menjadi orang yang serba
bisa dalam pelayanan yang diembannya. Hamba Tuhan
dituntut untuk dapat menjalankan semua tugas pelayanan
penggembalaan dengan maksimal. Apabila hamba Tuhan
gagal dan lalai untuk menjalankan kewajibannya dengan
maksimal maka akan menghadapi berbagai macam
konsekuensi, mulai diperingatkan hingga diberhentikan dari
pelayanannya.
Semua tantangan dan tuntutan dalam pelayanan
tidak boleh membuat hamba Tuhan tawar hati dan
mengambil keputusan untuk mundur dan meninggalkan
pelayanan. Oleh karena itu, hamba Tuhan harus
mempersiapkan diri dengan baik dan melengkapi diri
dengan segala macam keterampilan dan kemampuannya
baik dalam hal berkhotbah, melayani visistasi, melayani
orang yang sulit dalam gereja, melayani kaum LGBT, dan
melayani kaum muda agar ia akan dapat menjawab
kebutuhan jemaat dan mampu bertahan dalam arena dunia
pelayanan yang semakin kompetitif dalam zaman now.
Hamba Tuhan harus menjalani tugas dan panggilannya
dengan setia sampai Tuhan datang.
Program jemaat sangat penting bagi gereja karena
membantu membangun dan memelihara kehidupan
rohaniah, sosial, dan pelayanan gereja secara keseluruhan.
Dengan menjalankan program jemaat dengan baik akan
membangun pertumbuhan rohani dan juga memperkuat visi
dan misi gereja.
Hubungan yang baik antara gembala dan majelis gereja
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan
jemaat. Pengaruh dari hubungan gembala dan majelis
terhadap jemaat seperti pembinaan rohani, kepemimpinan
yang konsisten, kesejahteraan dan keseimbangan jemaat,
pelayanan menjadi efektif, keterbukaan komuniasi antara
gembala, majelis dan warga jemaat, kedewasaan dan
pertumbuhan jemaat, dan yang terakhir pelayanan yang
berkelanjutan.
Page 5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan antara gembala dan majelis dalam
melaksanakan program jemaat yang dilayani?
2. Apa peran gembala dan majelis dalam merencanakan,
mengorganisir, dan mengimplementasikan program-
program jemaat?
3. Bagaimana interaksi antara gembala dan majelis
memengaruhi efektivitas pelaksanaan program jemaat?
4. Apa hambatan atau tantangan yang mungkin muncul
dalam kerja sama antara gembala dan majelis dalam
melaksanakan program-program jemaat?
5. Bagaimana dampak hubungan gembala dan majelis
terhadap pertumbuhan dan perkembangan jemaat yang
dilayani?
C. Tujuan Penulisan
1. Menganalisis dan menjelaskan dinamika hubungan
antara gembala dan majelis dalam konteks pelaksanaan
program jemaat.
2. Menjelaskan peran gembala dan majelis dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program-
program jemaat.
3. Menilai dampak interaksi antara gembala dan majelis
terhadap keberhasilan dan efektivitas program-program
jemaat.
4. Mengidentifikasi hambatan atau tantangan yang
mungkin muncul dalam kerja sama antara gembala dan
majelis serta menawarkan solusi atau rekomendasi
untuk mengatasi masalah tersebut.
5. Menganalisis bagaimana hubungan gembala dan majelis
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jemaat
yang dilayani.
Page 6
BAB III
PEMBAHASAN
Page 7
4. Pelaksanaan Program:
Gembala: Bertanggung jawab atas penyelenggaraan
program dan kegiatan jemaat, serta memberikan
arahan rohaniah dan pastoral.
Majelis: Terlibat dalam pelaksanaan praktis program,
mengelola sumber daya, dan memberikan dukungan
operasional.
6. Pengelolaan Konflik:
Gembala dan Majelis: Dalam konteks hubungan
manusiawi, konflik mungkin timbul. Penting untuk
memiliki mekanisme penyelesaian konflik yang sehat
dan transparan, dengan keterlibatan kedua belah
pihak.
Page 8
b) Mengidentifikasi kebutuhan dan aspirasi jemaat
melalui komunikasi dan pemahaman yang
mendalam.
c) Mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan
rohaniah dan memandu proses perencanaan.
Majelis:
a) Mendukung gembala dalam mengidentifikasi
kebutuhan jemaat dan menentukan prioritas
program.
b) Berpartisipasi dalam proses perencanaan dengan
memberikan masukan dan perspektif dari sudut
pandang majelis dan jemaat.
c) Menentukan anggaran dan sumber daya yang
dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan
program.
Majelis:
a) Bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya,
termasuk anggaran, personel, dan fasilitas yang
diperlukan untuk program.
b) Memfasilitasi koordinasi dan kolaborasi antara
berbagai departemen atau kelompok dalam gereja.
c) Menyediakan dukungan operasional dan logistik
untuk keberhasilan program.
Page 9
Majelis:
a) Mengelola proses evaluasi secara praktis,
melibatkan feedback dari berbagai pihak terkait
program.
b) Meninjau anggaran dan alokasi sumber daya
untuk memastikan efisiensi dan keberlanjutan
program.
c) Menyediakan wadah untuk umpan balik dari
jemaat dan mendukung langkah-langkah
perbaikan.
5. Pelayanan Pastoral:
Gembala dan Majelis:
a) Menyediakan pelayanan pastoral selama
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program.
b) Mendukung anggota jemaat yang mungkin
memerlukan bimbingan atau dukungan khusus
selama periode program.
c) Bersama-sama membimbing jemaat menuju
pertumbuhan rohaniah.
Page 10
pertumbuhan rohaniah sesuai dengan nilai-nilai dan
ajaran gereja.
2. Kolaborasi Efektif:
Hubungan yang positif mendorong kolaborasi yang
efektif antara gembala dan majelis dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi program. Kolaborasi ini
memperkuat implementasi program dan memastikan
bahwa sumber daya digunakan dengan bijak.
Page 11
8. Pertanggungjawaban dan Transparansi:
Hubungan yang positif mendorong
pertanggungjawaban dan transparansi dalam
pelaksanaan program. Ini menciptakan kepercayaan di
antara jemaat dan memotivasi partisipasi aktif.
Page 12
3. Ketidakseimbangan Tanggung Jawab:
Hambatan: Terjadi ketidakseimbangan dalam
pembagian tanggung jawab, yang dapat
mengakibatkan kelebihan beban pada salah satu
pihak.
Solusi: Tentukan peran dan tanggung jawab masing-
masing dengan jelas. Pastikan bahwa pembagian
tugas dilakukan secara adil dan sesuai dengan
keahlian dan kapasitas setiap individu atau kelompok.
4. Ketidakpastian Keuangan:
Hambatan: Keterbatasan sumber daya keuangan
dapat menjadi hambatan bagi rencana dan program
yang diusulkan oleh gembala atau majelis.
Solusi: Bentuk tim atau komite keuangan untuk
mengelola dan mengawasi keuangan gereja. Selain itu,
cari sumber daya tambahan melalui dana
penggalangan, kerjasama dengan komunitas, atau
pencarian hibah.
5. Tantangan Pastoral:
Hambatan: Tantangan pastoral seperti konflik di
antara jemaat atau kebutuhan pastoral yang kompleks
dapat menjadi beban tambahan.
Solusi: Sediakan waktu untuk mendiskusikan
masalah pastoral dan identifikasi solusi bersama.
Membangun tim pastoral yang kuat dan mendukung
juga dapat membantu mengatasi tantangan ini.
Page 13
Hambatan: Perubahan dalam lingkungan sosial atau
budaya dapat mempengaruhi gereja dan memerlukan
penyesuaian.
Solusi: Selalu terbuka terhadap perubahan dan
pertimbangkan untuk merespons secara fleksibel.
Lakukan penilaian rutin tentang kebutuhan dan
dinamika komunitas agar dapat merespons dengan
tepat waktu.
2. Pemimpinannya Gembala:
Pemimpin Spiritual: Gembala perlu menjadi pemimpin
rohaniah yang memberikan arahan dan dukungan
spiritual kepada jemaat. Pemimpinan yang memadai
dapat memberikan inspirasi dan dukungan yang
diperlukan untuk pertumbuhan spiritual jemaat.
Kepemimpinan Teladan: Gembala yang menjadi
teladan dalam kehidupan rohaniah, etika, dan
integritas dapat memberikan dampak positif pada
majelis dan jemaat.
Page 14
pelayanan gereja dapat memperkaya kehidupan
gereja.
Pembinaan Pemimpin: Gembala perlu membimbing
dan memotivasi para pemimpin di dalam majelis,
mendukung mereka dalam pengembangan
kepemimpinan dan pelayanan mereka.
Page 15
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Page 16
DAFTAR PUSTAKA
Page 17