Anda di halaman 1dari 27

PRINSIP PERANCANGAN ARSITEKTUR 1

TUGAS 4

NAMA: ARIEF DARMAWAN


NIM: 220160046
KELAS: III A

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2023
1. PENGERTIAN TITIK, GARIS, BIDANG, DAN VOLUME

TITIK
Titik menandakan sebuah posisi didalam ruang dan secara konseptual titik titk tidak memiliki Panjang, lebar,
maupun tinggi, dan oleh sebab itu sifatnya statis memusat dan tak berarah. Menurut Francis D.K. Ching, titik adalah
elemen desain yang paling dasar dan sederhana. Titik dapat dianggap sebagai "titik lokasi" dalam ruang. Dalam
konteks desain, titik mewakili dimensi nol dan tidak memiliki panjang, lebar, atau tinggi. Namun, titik memiliki
potensi untuk menjadi elemen awal dalam menciptakan elemen-elemen yang lebih kompleks dalam desain arsitektur.
CONTOH:
MONUMEN TUGU PAHAWAN, SURABAYA

GARIS
Garis adalah perpanjangan dari titik yang memiliki Panjang, arah, dan posisi. Secara konseptual garis
memiliki panjang tapi tanpa lebar dan kedalaman. Jika sebuah titik secara alamiah adalah statis, maka sebuah garis
dalam menggambarkan jalur pergerakan sebuah titik mampu mengekspresikan pergerakan dan pertumbuhan secara
visual.
CONTOH:
BURJ KHALIFA, DUBAI
BIDANG
Sebuah garis jika diperpanjang ke arah selain hakikinya, makai ia akan menjadi sebuah bidang. Secara
konseptual sebuah bidang memiliki panjanng dan lebar, tetapi titak memiliki kedalaman (tinggi). Menurut Francis
D.K. Ching, dalam konteks desain arsitektur, bidang mengacu pada elemen dasar dalam bangunan dan desain yang
memiliki luas, bentuk, dan orientasi tertentu. Bidang dapat menjadi elemen tertutup, seperti dinding atau atap, atau
elemen terbuka, seperti jendela atau pintu. Dalam desain, bidang membentuk struktur dasar yang digunakan untuk
merencanakan, menggambarkan, dan memahami organisasi dan ruang dalam sebuah bangunan.
CONTOH:
THE FRAME, DUBAI

RUANG/VOLUME
Sebuah bidang yang diperpanjang ke arah selain selain naturalnya akan menjadi sebuah volume. Secara
konseptual volume memiliki tiga dimensi Panjang, lebar, dan kedalaman (tinggi). Menurut Francis D.K. Ching,
volume adalah "ruang yang dibatasi oleh permukaan tiga dimensi." Dalam pandangannya, volume adalah dimensi tiga
dari ruang fisik yang dihasilkan oleh elemen-elemen arsitektur seperti dinding, lantai, langit-langit, dan struktur
bangunan lainnya
CONTOH:
SEDNEY OPERA HOUSE, AUSTRALIA

2. PENGERTIAN TERBENTUKNYA BIDANG HORIZONTAL DAN BIDANG VERTIKAL


TERBENTUKNYA RUANG DARI BIDANG HORIZONTAL:
Bidang horizontal dan bidang vertikal adalah elemen-elemen dasar dalam desain arsitektur yang
digunakan untuk menciptakan ruang. Bidang horizontal mengacu pada permukaan datar yang membentuk
lantai dan atap, sementara bidang vertikal mengacu pada permukaan datar yang membentuk dinding dan
elemen-elemen vertikal lainnya dalam bangunan.
 BIDANG DASAR
CONTOH:
LANTAI MASJID AL JABBAR
Bidang horizontal dasar adalah lantai atau permukaan
tempat kita berjalan dan beraktivitas di dalam
bangunan.

 BIDANG DASAR YANG DINAIKKAN


CONTOH: KUIL PERSEMAYAMAN RATU HATSHEPSU
Bidang dasar yang ditinggikan adalah bidang
horizontal yang ditinggikan, seperti tangga atau
podium. Contoh: tangga menuju ke kuil untuk
menunjukkan kemegahan

 BIDANG DASAR YANG DITURUNKAN


CONTOH:
OMAH JATI, BANTEN BY ANDRA MATIN
Bidang horizontal yang diturunkan adalah seperti kolam renang
atau bathtub yang diletakkan di bawah permukaan lantai. Contoh:
Omah Jati, Banten oleh Andra Matin, yang memiliki entrance
masuk dan kolam renang yang diturunkan dari tanah .

 BIDANG ATAS
CONTOH:
YANG LIPING ARTS CENTRE
Bidang horizontal atas adalah atap bangunan, yang
menciptakan ruang tertutup
Sebuah bidang datar horizontal yang diletakkan tinggi
di atas membentuk volume ruang di antara bidang
tersebut dan permukaan tanah di bawahnya. Suatu
bidang atas membentuk suatu daerah ruang di antara
bidang tersebut dengan bidang dasarnya.

TERBNETUKNYA RUANG DARI BIDANG VERTIKAL


 BIDANG VERTIKAL TUNGGAL
Bidang vertical tunggaladalah dinding tunggal yang memisahkan ruang. Contoh: Dinding antara dua
kamar tidur dalam sebuah rumah

CONTOH:
.

 BIDANG VERTIKAL BERBENTUK


L
PLAZA DEL CAMPO, ITALY
Dinding vertikal yang membentuk sudut tumpul atau
lancip. Contoh: Plaza del Campo di Italia dengan
bangunan-bangunan yang membentuk sudut tumpul.

 BIDANG VERTIKAL BERBENTUK U

Suatu konfigurasi bentuk-U dari bidang-bidang


vertikal membentuk suatu volume ruang yang
orientasi utamanya menghadap ujung yang terbuka
dari konfigurasinya

 BIDANG-BIDANG SEJAJAR
CONTOH:

Dua buah bidang vertikal sejajar membentuk


suatu volume ruang di antaranya yang
berorientasi aksial terhadap kedua ujung terbuka
dari konfigurasinya

 4 BIDANG TERTUTUP
Empat bidang vertikal membentuk batas-batas
dari suatu ruang introvert dan mempengaruhi
daerah ruang di sekeliling pagar tersebut. Empat
bidang vertikal yang menyusun ruang tertutup
sepenuhnya, seperti dinding dalam sebuah ruang
tamu.

3. PENGERTIAN TIPE ORGANISASI RUANG


Organisasi ruang adalah cara suatu area atau wilayah disusun dan dikelola untuk memenuhi berbagai
kebutuhan fungsional, estetika, dan sosial. Organisasi ruang memiliki beberapa pola atau tata letak yang
dapat digunakan, termasuk yang Anda sebutkan di atas. Berikut penjelasan singkat tentang masing-masing
pola organisasi ruang:
 LINIER
Organisasi ruang linier mengacu pada susunan elemen-elemen ruang dalam satu garis lurus atau pola yang
mengikuti garis atau jalan tertentu. Contoh penerapan ini adalah pemukiman atau bangunan yang mengikuti
jalan atau sungai.
RUKO KOTA BARU
PARAHYANGAN

 TERPUSAT
Organisasi terpusat merupakan komposisi
terpusat dan stabil yang terdiri dari sejumlah
ruang sekunder, dikelompokkan mengeIiIingi
sebuah ruang pusat yang luas dan dominan
CONTOH: VATIKAN CITY

 RADIAL
Organisasi ruang radial memiliki pusat atau titik fokus dari
mana elemen-elemen atau struktur lain menyebar secara
simetris. Contoh yang umum adalah taman kota dengan
monumen di tengah yang dikelilingi oleh jalan dan area hijau
yang menjalar ke segala arah.
CONTOH: DUBAI INTERNATIONAL CITY

 TERCLUSTER
Organisasi ruang terclaster melibatkan penempatan
elemen-elemen dalam kelompok atau "cluster" yang
berdekatan satu sama lain. Ini menciptakan area-area
tertentu yang terfokus dengan elemen-elemen serupa
atau berhubungan.
CONTOH: KAMPUNG WARNA WARNI,
MALANG

 GRID
Organisasi ruang grid melibatkan tata letak yang
berdasarkan grid atau jaringan teratur dari jalan,
bangunan, atau zona-zona tertentu. Ini adalah
tata letak yang sering digunakan dalam
perencanaan kota modern di mana jalan-jalan
dan blok-blok berbentuk persegi atau persegi
panjang
CONTOH:
MANHATTAN GRID, NEW YORK

4. PENGERTIAN HUBUNGAN RUANG


Hubungan ruang dalam konteks arsitektur mengacu pada cara elemen-elemen bangunan, seperti dinding,
lantai, atap, dan sebagainya, berinteraksi dan terhubung satu sama lain dalam tiga dimensi (panjang, lebar,
dan tinggi) untuk menciptakan struktur fisik yang fungsional dan estetis. Hubungan ruang adalah bagian
penting dari desain arsitektur, dan mereka mencakup berbagai konsep seperti aliran ruang, hubungan antar-
ruang, dan integrasi elemen-elemen bangunan.
 RUANG DALAM RUANG

 RUANG SALING BERKAITAN

 RUANG YANG BERSEBELAHAN


 RUANG YANG DIHUBUNGKAN
DENGAN RUANG BERSAMA

5. PENGERTIAN PENCAPAIAN KE BANGUNAN


Suatu proses perjalanan( pendekatan ) menuju suatu bangunan melalui akses jalan yang disediakan atau
sudah ada
 PENCAPAIAN SECARA LANGSUNG (FRONTAL)
Pola perjalanan menuju suatu bangunan melalui akses
jalan langsung (1 sumbu) yang biasanya berbentuk
lurus
CONTOH KUIL TUA

 PENCAPAIAN SECARA TERSAMAR (OBIQUE)


Suatu pola perjalanan menuju sebuah bangunan melalui jalan yang dapat di ubah arahnya sehingga dapat
menimbulkan kesan perspektif pada akses jalan. Akses jalan biasanya bisa memperpendek dan
memperpanjang untuk sampai ke bangunan
CONTOH MASJID AGUNG SEMARANG, JAWA
TENGAH

 PENCAPAIAN SECARA BERPUTAR (SEPIRAL)


Pencapaian secara spiral ialah suatu pola perjalanan menuju sebuah bangunan dan ruang dengan cara
memutar. Sebuah jalan berputar memperpanjang urutan pencapaian dan mempertegas bentuk tiga dimensi
suatu bangunan sewaktu bergerak mengelilingi tepi bangunan. Jalan masuk bangunan mungkin dapat dilihat
dengan terputus-putus selama waktu pendekatan untuk memperjelas posisinya atau dapat disembunyikan
sampai di tempat kedatangan.

6. PENGERTIAN SIRKULASI ANTAR RUANG


Sirkulasi antar ruang adalah konsep yang digunakan dalam desain ruang interior dan arsitektur untuk
menggambarkan bagaimana orang bergerak atau berpindah antara berbagai ruang dalam suatu bangunan
atau lingkungan. Terdapat beberapa pola sirkulasi antar ruang yang umum digunakan:

 LINIER
Sirkulasi linier adalah pola yang mengikuti garis lurus atau
lintasan yang terdefinisi dalam suatu ruang. Ini dapat
mencakup koridor, lorong, atau ruang dengan pergerakan
sejajar atau berurutan.

 SPIRAL
Sirkulasi spiral melibatkan pergerakan yang mengikuti
pola spiral atau melingkar. Ini bisa digunakan untuk
menciptakan perjalanan yang panjang namun
berkelanjutan antara berbagai lantai atau tingkat dalam
suatu bangunan.
 RADIAL
Sirkulasi radial adalah pola di mana berbagai ruang
terhubung ke pusat atau titik fokus tertentu. Ini
sering digunakan dalam desain pusat perbelanjaan
atau pusat budaya, di mana berbagai toko atau
fasilitas dapat diakses dari pusat tersebut.

 GRID
Sirkulasi grid adalah pola yang mengikuti jaringan grid
atau pola kotak-kotak. Ini umumnya digunakan dalam
ruang-ruang seperti perkantoran atau laboratorium, di
mana efisiensi dan akses yang mudah ke berbagai area
sangat penting.

 JARINGAN/NETWORK
Pola sirkulasi network dapat dilihat
degan ciri sebagai berikut : berkembang ke
segala arah,dapat menyesuaikan dengan
kondisi tapak, mengarah pada ruang yang
dominan, tidak memiliki titik pusat ruang,
tidak dapat dibentuk suatu pengakhiran, Atau
suatu bentuk jaringan terdiri dari beberapa
jalan yang menghubungkan titik-titik tertentu
didalam ruang.

7. PENGERTIAN PERUBAHAN BENTUK BERATURAN DAN BENTUK TIDAK BERATURAN

 PERUBAHAN BENTUK BERATURAN


Perubahan bentuk beraturan merujuk pada modifikasi atau variasi dalam desain arsitektural yang
masih mengikuti aturan atau pola-pola geometris tertentu. Bentuk beraturan ini sering kali mengikuti
prinsip-prinsip simetri, repetisi, proporsi matematis, atau
pola-pola geometris yang terdefinisi dengan baik. Contohnya,
penggunaan jendela dengan pola-pola yang seragam,
penggunaan kolom dengan jarak yang sama, atau mengikuti
tata letak ruang yang simetris dalam suatu bangunan.

 PERUBAHAN BENTUK TAK BERATURAN.

Perubahan bentuk tak beraturan,


sebaliknya, merujuk pada variasi atau modifikasi
dalam desain yang tidak mengikuti aturan
geometris yang kaku. Bentuk ini sering kali lebih
bebas, ekspresif, dan tidak terikat oleh simetri atau
pola matematis yang kaku. Desain dengan bentuk
tidak beraturan bisa berupa kurva organik,
penggunaan material yang tidak konvensional, atau
penciptaan bentuk yang unik dan tidak terduga
dalam arsitektur

8. PENGERTIAN KOMPOSISI DESAIN


Komposisi desain adalah cara elemen-elemen visual, seperti warna, bentuk, tekstur, dan lainnya, disusun
atau disusun dalam suatu karya seni atau desain untuk menciptakan kesatuan, keseimbangan, dan efek visual
yang diinginkan. Dalam konteks elemen-elemen yang Anda sebutkan, berikut adalah pengertian masing-
masing dalam konteks komposisi desain:
 KESEIMBANGAN
Keseimbangan adalah distribusi visual yang seimbang dari elemen-elemen dalam desain. Ini bisa menjadi
keseimbangan simetris atau asimetris, tergantung pada efek yang diinginkan dalam desain.
Palladian Basilica menggunakan prinsip keseimbangan simetri, yaitu dengan menyusun elemen-elemen
bangunan seimbang di kedua sisi sumbunya

 IRAMA/ PENGULANGAN
Irama pada desain Palladian Basilica dapat ditemukan dalam pola pengulangan elemen bidang, seperti
kolom atau jendela,
Pengulangan adalah penggunaan elemen-elemen visual yang sama atau serupa secara teratur dalam desain.
Ini dapat menciptakan pola atau ritme yang menarik dan membantu mengarahkan mata penonton melalui
desain.

 PENEKANAN
Penekanan pada bangunan Palladian Basilica terdapat pada penggunaan elemen-elemen seperti kubah, fasad
utama, atau elemen arsitektur lain yang menjadi pusat perhatian dan menonjol.
Penekanan melibatkan penonjolan atau penyorotan elemen-elemen tertentu dalam desain untuk menarik
perhatian penonton. Ini dapat mencapai fokus pada elemen kunci dalam desain.
 SKALA
Skala mengacu pada ukuran relatif elemen-elemen visual dalam desain. Mengubah skala elemen dapat
membantu menarik perhatian, menciptakan hierarki, dan mencapai efek visual yang diinginkan
Prinsip skala pada bangunan Palladian Basilica terdapat pada elemen kolom

 PROPORSI
Proporsi melibatkan hubungan relatif antara ukuran, bentuk, dan posisi elemen-elemen dalam desain.
Proporsi yang seimbang dapat menciptakan estetika yang menarik dan harmonis.
Prinsip proporsi bangunan Palladian Basilica terdapat pada golden ratio dalam desain, serta perbandingan
panjang-lebar yang klasik untuk menciptakan kesan harmoni. Simetri juga sering digunakan untuk tampilan
yang seimbang. Proporsi ini adalah ciri khas arsitektur klasik.

 URUTAN
Urutan adalah cara elemen-elemen visual ditempatkan atau disusun dalam urutan tertentu untuk
membimbing mata penonton melalui desain. Ini dapat mencakup penggunaan alur visual, kontras, atau
pergerakan untuk menciptakan narasi visual.
Prinsip urutan/sequence Palladian Basilica, prinsip terdapat pada penggunaan ordo klasik seperti Doric,
Ionic, atau Corinthian dalam desain kolom dan elemen dekoratif untuk menciptakan estetika khas. Prinsip
ini penting dalam menciptakan kesan kesederhanaan dan kekuatan pada bangunan.
 KESATUAN
Penggunaan ornamen-ornamen dan elemen-elemen yang serupa membuat Palladian Basilica menjadi satu
kesatuan yang harmonis.
Kesatuan dalam komposisi desain mencakup bagaimana elemen-elemen visual saling berhubungan dan
saling mendukung untuk menciptakan perasaan keseluruhan yang kohesif. Ini melibatkan penggunaan
elemen-elemen yang konsisten dalam seluruh desain.

9. PRINSIP PENATAAN BENTUK


Prinsip penataan bentuk adalah pedoman atau konsep yang digunakan dalam desain, seni, arsitektur, dan
berbagai bidang lainnya untuk menciptakan karya seni atau produk yang memiliki tampilan yang estetis dan
fungsional. Enam prinsip penataan bentuk yang Anda sebutkan adalah prinsip dasar yang sering digunakan
dalam desain:
 SUMBU
Prinsip sumbu mengacu pada penggunaan garis atau poros imajiner yang digunakan untuk menciptakan
keseimbangan dan simetri dalam suatu desain. Sumbu dapat berupa garis vertikal, horizontal, atau
diagonal yang digunakan untuk mengorganisasi elemen-elemen dalam suatu karya.

 SIMETRI
Simetri adalah prinsip yang melibatkan pengulangan bentuk atau elemen-elemen desain pada kedua sisi
sumbu pusat. Simetri dapat menciptakan tampilan yang seimbang dan harmonis dalam desain. Ada dua
jenis simetri utama: simetri bilateral (kedua sisi identik) dan simetri radial (elemen-elemen tersebar
sekitar titik pusat).

 HIRARKI
Prinsip hirarki adalah tentang pengaturan elemen-elemen desain dalam urutan atau tingkat kepentingan.
Ini membantu mengarahkan perhatian pemirsa pada elemen-elemen tertentu dalam desain, seperti judul,
teks, atau gambar utama. Penggunaan berbagai ukuran, warna, dan posisi dapat membantu menciptakan
hierarki visual.
 DATUM
Datum adalah titik referensi atau garis panduan yang digunakan untuk menentukan posisi dan hubungan
antara elemen-elemen dalam desain. Ini membantu memastikan konsistensi dan akurasi dalam
penempatan elemen-elemen.

 PENGULANGAN
Prinsip pengulangan melibatkan penggunaan elemen-elemen desain yang sama atau serupa secara teratur
dalam suatu karya. Ini menciptakan kesatuan dan kohesi dalam desain. Pengulangan dapat berupa
bentuk, warna, tekstur, atau elemen lainnya.
 TRANFORMASI BENTUK
Prinsip transformasi bentuk melibatkan pengubahan bentuk elemen-elemen desain melalui
perubahan ukuran, rotasi, atau penggandaan. Ini dapat digunakan untuk menciptakan variasi visual
dalam desain dan menambahkan minat visual.

10. PENGERTIAN ANALOGI DALAM


Analogi dalam arsitektur merujuk pada penggunaan perbandingan atau kesamaan dengan elemen atau
konsep dari berbagai bidang atau disiplin ilmu untuk memahami atau merancang arsitektur. Beberapa jenis
analogi termasuk:
 ANALOGI MATEMATIKA
Analogi Matematika adalah keterampilan menghubungkan dua hal yang berlainan berdasarkan
keserupaannya dan berdasarkan keserupaan tersebut ditarik kesimpulan sehingga dapat digunakan sebagai
penjelas atau sebagai dasar penalaran.
CONTOH MASJID ALJABBAR, JAWA
BARAT
Menggunakan analogi matamatika pada
perhitungan desainnya yaitu bentuk kubah
kubahnya dengan menggunakan rumus aljabbar

 ANALOGI BIOLOGIS
Analogi Biologis adalah pandangan para ahli teori yang menganalogikan arsitektur sebagai analogi biologis
berpendapat bahwa membangun adalah proses biologis bukan proses estetis.

 ANALOGI ROMANTIK/ROMANTIS
Analogi Romantik/ Romantis merupakan kaidah-kaidah yang pernah ada, diurai dalam bentuk berbeda.
Masih berkiblat pada masa lalu, sebagai gambaran, diolah jauh sekali dari yang ada.
 ANALOGI BAHASA/LINGUISTIK
Analogi Bahasa/Linguistik Menganut pandangan bahwa bangunan-bangunan dimaksudkan untuk
menyampaikan informasi kepada para pengamat.

 ANALOGI MEKANIK
Analogi Mekanik bangunan seperti halnya sebuah mesin yang hanya menunjukkan apa sesungguhnya
mereka, apa yang mereka lakukan, tidak
menyembunyikan melalui kiasan yang
relevan
dengan bentuk gaya-gaya atau dengan
kata lain keindahan adalah fungsi yang
menyatakan apakah mereka itu dan apa
yang mereka lakukan.

 ANALOGI PEMECAHAN
MASALAH
Analogi Pemecahan Masalah adalah cara yang memberikan pandangan atau pesan supaya
konsep/definisi menjadi mudah atau lebih sederhana diterima akal.

 ANALOGI ADHOCIS
Analogi Adhocis: Menggunakan analogi yang unik dan spesifik untuk mengatasi tantangan desain tertentu.
Bahwa penyelesaian perancangan arsitektur dapat dilakukan dengan cara menanggapi kebutuhan langsung
dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh dan tanpa mengacu pada suatu cita-cita.
 ANALOGI DRAMATURGI
Analogi Dramaturgi adalah kegiatan-kegiatan manusia sering dinyatakan sebagai teater
(“seluruh dunia adalah panggung”) dan karena itu lingkungan buatan dapat
dianggap sebagai pentas panggung.

 ANALOGI BAHASA POLA


Analogi Bahasa Pola: Menggunakan pola bahasa atau struktur narasi sebagai inspirasi dalam desain.
Analogi Dramaturgi adalah kegiatan-kegiatan manusia sering dinyatakan sebagai teater
(“seluruh dunia adalah panggung”) dan karena itu lingkungan buatan dapat
dianggap sebagai pentas panggung.

Analogi Biologis:
Eden Project, Cornwall, Inggris: Dengan menyerupai struktur sel tanaman, bangunan ini merujuk
pada analogi biologis dalam desainnya.

Analogi Romantik/Romantis:
Palais Garnier, Paris, Prancis: Bangunan opera ini mengadopsi unsur-unsur romantis dalam arsitektur
seperti ornamen dan dekorasi yang melambangkan keindahan dan estetika.

Analogi Bahasa/Linguistik:
Bibliotheca Alexandrina, Alexandria, Mesir: Desainnya menggabungkan elemen-elemen linguistik
seperti tulisan-tulisan di dinding bangunan untuk menyampaikan pesan dan informasi.

Analogi Mekanik:
Pompidou Center, Paris, Prancis: Bangunan ini mengekspos semua elemen mekaniknya seperti pipa-
pipa, tangga berwarna-warni, dan sistem mekanik eksternal.

Analogi Pemecahan Masalah:


Torre Agbar, Barcelona, Spanyol: Desain bangunan ini menggunakan analogi pemecahan masalah
untuk menciptakan struktur yang efisien dalam penggunaan energi.

Analogi Adhocis:
Favela Santa Marta, Rio de Janeiro, Brasil: Beberapa rumah di favela ini menggunakan bahan-bahan
yang mudah diperoleh dan solusi desain unik untuk mengatasi tantangan lingkungan.

Analogi Dramaturgi:
Sydney Opera House, Sydney, Australia: Dengan bentuknya yang menyerupai perahu layar atau
bongkahan batu kapur yang muncul dari air, bangunan ini menciptakan drama visual yang menggambarkan
teater dan pertunjukan.

Analogi Bahasa Pola:


La Pedrera (Casa Milà), Barcelona, Spanyol: Desain bangunan ini mengikuti pola-pola organik dan
alamiah dalam struktur dan fasadnya.

11. PENGERTIAN PARADIGMA DALAM ARSITEKTUR


Perkembangan perancangan arsitektur sejak era pra-klasik dan sesudahnya mempelihatkan adanya
pergeseran dalam essensi paradigmanya yang dapat digunakan sebagai sumber bertema dan berteori dalam
arsitektur. Dengan demikian suatu era baru dalam perjalanan sejarah arsitektur modern telah lahir.
Paradigma-paradigma yang ada yaitu:
 PARADIGMA MITOLOGI DAN KOSMOLOGI
Paradigma ini mengambil inspirasi dari mitologi, agama, dan pandangan dunia kosmologis. Arsitek
menggunakan simbolisme dan cerita mitos sebagai dasar untuk perancangan bangunan yang mencerminkan
makna dan spiritualitas.
Kuil-kuil kuno seperti Kuil Parthenon di
Athena, Yunani, yang didedikasikan untuk
dewi Athena, mencerminkan paradigma
mitologi dengan elemen-elemen arsitektur
yang menggambarkan cerita-cerita mitologi
Yunani.

 PARADIGMA ESTETIKA
Paradigma ini menekankan keindahan dan estetika dalam desain arsitektur. Arsitek mengutamakan aspek
visual, harmoni, dan komposisi dalam menciptakan bangunan yang menarik secara estetis.

 PARADIGMA SOSIAL
Paradigma ini fokus pada aspek sosial dalam arsitektur. Arsitek mempertimbangkan bagaimana bangunan
dan lingkungan dapat memengaruhi interaksi sosial, inklusi, dan kualitas hidup masyarakat.
Guggenheim Museum di Bilbao, Spanyol, dirancang
untuk merancang transformasi sosial dan ekonomi di
daerah tersebut melalui seni dan budaya

 PARADIGMA RASIONALIS
Paradigma ini menekankan pada pemikiran logis, struktur, dan fungsi dalam desain arsitektur. Arsitek
menggunakan prinsip-prinsip rasional dan pengaturan yang efisien dalam merancang bangunan.
Gedung-gedung perkantoran modern seperti Petronas
Towers di Kuala Lumpur, Malaysia, memperlihatkan
pendekatan yang rasional dalam penggunaan ruang
dan struktur.

 PARADIGMA KULTUR
Paradigma ini menghormati dan memperhatikan warisan budaya dan nilai-nilai lokal dalam desain
arsitektur. Bangunan yang dirancang berdasarkan paradigma ini mencerminkan budaya dan tradisi
masyarakat di wilayah tersebut.

 PARADIGMA POSTMODERN
Paradigma ini mengeksplorasi keberagaman, campuran gaya, dan penggunaan unsur-unsur postmodern
dalam desain arsitektur. Bangunan dalam paradigma ini seringkali memadukan elemen-elemen dari berbagai
gaya arsitektur sebelumnya.

 PARADIGMA ENVIRONMENTALISM
Paradigma ini menekankan keberlanjutan, efisiensi energi, dan dampak lingkungan positif dalam desain
arsitektur. Arsitek berupaya menciptakan bangunan yang ramah lingkungan dan berkontribusi pada
pelestarian sumber daya alam.

Anda mungkin juga menyukai