Anda di halaman 1dari 8

Sugiarto et al./Perancangan Sistem Manajemen Keamanan Pangan…/Jurnal Titra, Vol. 10, No. 2, Juli 2022, pp.

337–344

Perancangan Sistem Manajemen Keamanan Pangan


ISO 22000:2018 pada PT Megaprint Citra Mandiri

Lie Angela Sugiarto1, Jani Rahardjo2

Abstract: Food safety is an important issue for PT Megaprint Citra Mandiri because the
company produces food packaging and wants to expand production to pharmaceutical
packaging. But in reality, the company has not implemented the ISO 22000 food safety
standard in the company. This problem can be answered by designing a food safety
standard management system ISO 22000:2018. The purpose of this design is to design a
food safety management system by fulfilling documents. The first step is to conduct a gap
analysis to determine the current condition of the company. Based on the analysis, the
company only met 5.7% of the applicable standards according to ISO 22000:2018. Then do
the design of documents that are still lacking and make improvements to several
documents so that they are in accordance with the existing standard clauses. . After the
fulfillment of the documents, a gap analysis is carried out again to measure the
improvement of the appropriate documents. Document fulfillment has an impact on the
company, which has increased by 85.9% with document fulfillment by 91.6%.

Keywords: food safety management system; ISO 22000:2018; gap analysis

Pendahuluan Selain itu, kepemilikan sertifikasi iso 22000 dapat


membantu perusahaan untuk memperluas pasarnya
PT. Megaprint Citra Mandiri merupakan ke pasar global. Standar ISO 22000 merupakan
perusahaan yang bergerak di dalam industri printing standar sistem manajemen keamanan pangan untuk
dan kemasan yang telah berdiri sejak tahun 2009. memberikan jaminan keamanan produk yang
Perusahaan ini melakukan sistem produksi diproduksi. Penerapan ISO 22000 dapat membantu
berdasarkan make to order sesuai dengan jumlah perusahaan dalam mengidentifikasi dan
permintaan konsumen. PT. Megaprint Citra Mandiri mengendalikan bahaya yang berkaitan dengan
berfokus pada security printing, namun selama ini keamanan pangan (Edwin [1]). ISO 22000 telah
jumlah permintaan yang tinggi ada pada produksi berlaku sejak tahun 2005 dan diperbaharui pada
kemasan penutup gelas dan kemasan kapas. Selain tahun 2018. Perbedaan ISO 22000 versi 2005 dan
itu, perusahaan juga menerima produksi kemasan 2008 terdapat pada klausul delapan, yaitu agar
kertas obat, kemasan makanan, dan lainnya. Salah organisasi merencanakan proses dan mengkontrol
satu wujud komitmen perusahaan untuk kemanan pangan yang ada di pada tingkat
memberikan keamanan pangan pada produk yaitu
teknisnya.
dengan memiliki standar kualitas yang telah
terkualifikasi internasional seperti ISO 22000. Metode Penelitian
Perusahaan saat ini telah memiliki sertifikasi ISO
9001. Namun, PT. Megaprint Citra Mandiri belum
Metode yang digunakan untuk menyelesaikan
memiliki standar ISO 22000, meskipun 80 persen
kemasan yang diproduksi di perusahaan berkaitan permasalahan dalam penelitian ini yaitu dengan
dengan industri pangan. Saat ini konsumen belum melakukan pengamatan kondisi perusahaan, studi
pernah meminta ataupun menanyakan mengenai literatur, analisis gap awal, perancangan dokumen
standar ISO 22000 kepada perusahaan. Oleh karena dan melakukan verifikasi, analisis gap akhir, dan
itu, perusahaan ingin mempersiapkan terlebih membuat kesimpulan. Penjelasan dari setiap
dahulu standar ISO 22000, sehingga jika nanti ada tahapan penelitian yang dilakukan sebagai berikut:
konsumen yang memintanya perusahaan telah
memiliki bukti telah tersertifikasi standar iso 22000. Pengamatan Kondisi Perusahaan

Tahap awal penelitian dilakukan dengan melakukan


1,2Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri,
pengamatan kondisi perusahaan. Pengamatan
Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
60236. Email: lieangela.sg@gmail.com, jani@petra.ac.id kondisi perusahaan dilakukan secara langsung ke
perusahaan dan wawancara dengan person in charge
(PIC) yang mengurus ISO di perusahaan.

337
Sugiarto et al./Perancangan Sistem Manajemen Keamanan Pangan…/Jurnal Titra, Vol. 10, No. 2, Juli 2022, pp. 337–344

Pengamatan dilakukan di seluruh area pabrik, Analisis Gap Akhir


sehingga peneliti mendapatkan gambaran proses
bisnis di perusahaan. Kemudian wawancara Tahapan keenam adalah analisis gap akhir. Analisis
digunakan untuk menggali lebih dalam gap akhir bertujuan untuk mengetahui kembali
permasalahan yang ada di perusahaan yang kelengkapan dokumen. Analisis gap akhir dilakukan
berkaitan dengan sistem manajemen keamanan menggunakan checklist. Dokumen yang telah
pangan. lengkap dapat digunakan perusahaan untuk
mendapatkan sertifikasi ISO 22000:2018.
Studi Literatur
Membuat Kesimpulan
Langkah kedua yang dilakukan dalam penelitian
adalah studi literatur. Studi literatur dilakukan Tahapan terakhir adalah membuat kesimpulan yang
dengan mencari beberapa buku digital, materi dari dari keseluruhan penelitian. Kesimpulan berisikan
perusahaan, dan jurnal mengenai sistem manajemen hal yang telah dilaksanakan dan hasil dari
keamanan pangan. Buku-buku, materi dari perancangan pembuatan dokumen sistem
perusahaan, dan jurnal yang diperoleh digunakan manajemen keamanan pangan. Kesimpulan ini akan
sebagai landasan dasar teori dalam penyusunan menjawab perumusan masalah yang telah
penelitian ini. ditentukan di awal.

Analisis Gap Awal Hasil dan Pembahasan

Langkah ketiga yang dilakukan dalam penelitian Analisis Gap Awal


adalah analisis gap awal. Gap analysis merupakan
salah satu metode untuk mengetahui apa yang telah Analisis gap awal ini akan membandingkan kondisi
terjadi saat ini dengan keinginan atau kondisi tujuan, perusahaan saat ini dengan standar keamanan
serta penyebab kesenjangan antara keduanya pangan yang dapat dilihat dari kesesuaiannya
(Aksorn dan Hadikusumo [2]). Analisis akan dengan klausul ISO 22000:2018. Checklist yang
dilakukan menggunakan checklist sesuai dengan berisikan penjelasan klausul dan sub klausul ISO
kondisi perusahaan saat ini dengan meminta data 22000:2018 akan digunakan untuk membantu
perusahaan dan melakukan wawancara. Tujuan dari melakukan analisis. Pengisian checklist dilakukan
analisis gap awal pada PT Megaprint Citra Mandiri dengan melakukan wawancara kepada pihak yang
yaitu untuk mengetahui dokumen apa saja yang bertugas untuk mengurus ISO di perusahaan.
telah ada dan belum ada sesuai dengan ketentuan
Tabel 1. Hasil analisis gap awal
klausul ISO 22000:2018.
Klausul ISO 22000 Presentase Presentase
Perancangan Dokumen ISO 22000:2018
Sesuai Tidak Sesuai
Langkah keempat yang dilakukan dalam penelitian Klausul 4 "Konteks 0% 100%
adalah melakukan perancangan dokumen ISO
22000:2018. Checklist yang telah dilakukan pada Organisasi"
tahap analisis gap awal akan dijadikan acuan untuk Klausul 5 8% 92%
membuat dokumen yang belum ada maupun
"Kepemimpinan"
dokumen yang perlu diperbaiki pada PT Megaprint
Citra Mandiri. Dokumen akan dibuat dengan Klausul 6 0% 100%
melakukan pengamatan langsung di perusahaan "Perencanaan"
dan wawancara dengan pihak perusahaan.
Klausul 7 30% 70%

Verifikasi Dokumen ke Perusahaan "Dukungan"


Klausul 8 3% 97%
Tahapan kelima dalam penelitian ini adalah
"Operasi"
memverifikasi setiap dokumen yang telah dibuat.
Konfirmasi ke perusahaan dilakukan untuk Klausul 9 0% 100%
memastikan dokumen yang dibuat telah sesuai atau "Evaluasi Kinerja"
belum. Dokumen yang telah disetujui nantinya akan
Klausul 10 0% 100%
disimpan dan dapat diimplementasikan oleh
perusahaan, sedangkan dokumen yang tidak "Peningkatan"
disetujui akan diperbaikan sehingga sesuai dengan
perusahaan.

338
Sugiarto et al./Perancangan Sistem Manajemen Keamanan Pangan…/Jurnal Titra, Vol. 10, No. 2, Juli 2022, pp. 337–344

Perhitungan gap analisis kesesuaian dilakukan


dengan menghitung jumlah checklist yang sesuai
dengan keadaan dan klausul kemudian dibagi
dengan jumlah keseluruhan checklist yang ada pada
klausul. Sedangkan, perhitungan gap analisis tidak
sesuai dilakukan dengan menghitung jumlah
checklist yang tidak sesuai dengan klausul kemudian
dibagi dengan jumlah keseluruhan checklist yang ada
pada klausul tersebut. Pada klausul 4 mengenai
konteks organisasi terdapat 7 checklist pertanyaan,
perusahaan belum mencapai kesesuaian sama
sekali. Perhitungan untuk klausul 4 menjadi nol
dibagi dengan tujuh. Kemudian untuk presentase
ketidaksesuaian didapatkan dari jumlah klausul
yang tidak sesuai berjumlah tujuh dibagi dengan
jumlah keseluruhan checklist klausul 4 yang
berjumlah tujuh. Berdasarkan Tabel 1 menunjukan
bahwa perusahaan memiliki presentase
ketidaksesuaian lebih besar dibandingkan
kesesuaian dari hasil pertanyaan mengenai
kesesuaian dan ketidaksesuaian sesuai dengan ISO
22000.

Pada klausul 5 mengenai kepemimpinan terdapat 12


checklist pertanyaan, perusahaan sudah mencapai
kesesuaian sebesar 8%, sedangkan ketidaksesuaian
mencapai 92%. Pada klausul 6 mengenai
perencanaan terdapat 9 checklist pertanyaan,
Gambar 1. Matriks SWOT
perusahaan juga belum mencapai kesesuaian. Pada
klausul 7 mengenai dukungan terdapat 23 checklist Gambar 1 merupakan hasil analisis SWOT dan
pertanyaan, perusahaan sudah mencapai kesesuaian strategi. Hasil SWOT yang dibuat ini terbatas karena
sebesar 30%, sedangkan ketidaksesuaian mencapai hanya melakukan wawancara dengan PIC yang
70%. Pada klausul 8 mengenai operasi terdapat 86 bertanggung jawab mengurus ISO. SWOT yang telah
checklist pertanyaan, perusahaan sudah mencapai dijabarkan akan membantu perusahaan dalam
kesesuaian sebesar 3%, sedangkan ketidaksesuaian menyusun strategi untuk mengatasi permasalah
mencapai 97%. Pada klausul 9 dan 10 mengenai internal dan eksternal dari perusahaan. Selain itu,
evaluasi kinerja dan peningkatan terdapat 5 checklist isu eksternal dan internal yang telah diidentifikasi
pertanyaan untuk klausul 9 dan 3 checklist akan membantu perusahaan dalam membuat
pertanyaan untuk klausul 10, perusahaan juga dokumen ISO lainnya.
belum mencapai kesesuaian tersebut.
Perancangan Klausul 5 “Kepemimpinan”
Perancangan Klausul 4 “Konteks Organisasi”
Klausul 5 berisikan mengenai kepemimpinan. Pada
Klausul 4 berisikan mengenai konteks organisasi. klausul 5 akan dibahas seputar manajemen puncak
Pada klausul 4 akan dibahas seputar isu internal dan yang bekaitan dengan manajemen organisasi,
eksternal perusahaan, kebutuhan dan harapan dari bagaimana manajemen puncak harus
pihak berkepentingan, ruang lingkup sistem mengkomunikasikan dan berkomitmen untuk
manajemen keamanan pangan. Kondisi saat ini memastikan sistem manajemen keamanan pangan
perusahaan belum memenuhi kesesuaian dari telah dipahami, diterapkan di seluruh organisasi.
klausul 4 mengenai konteks organisasi. Pada sub Kondisi saat ini perusahaan baru memenuhi
klausul 4 menjelaskan mengenai visi-misi kesesuaian sebesar 8% dari klausul 5 mengenai
perusahaan, isu internal dan eksternal, memahami kepemimpinan. Perusahaan belum menerapkan
kebutuhan dan harapan dari pihak yang sistem manajemen keamanan pangan, manajemen
berkepentingan, ruang lingkup, dan proses bisnis. puncak baru memulai komitmen untuk menerapkan
Salah satu sub klausul yang akan dibahas yaitu hal tersebut. Salah satu sub klausul yang akan
mengenai isu internal dan eksternal perusahaan dibahas yaitu mengenai kebijakan keamanan
perlu diindentifikasi untuk dapat membantu pangan. Kebijakan keamanan pangan termasuk
perusahaan mengetahui kondisi internal dan dalam dokumen wajib yang dimiliki perusahaan
eksternal perusahaan. untuk melakukan sertifikasi ISO 22000.

339
Sugiarto et al./Perancangan Sistem Manajemen Keamanan Pangan…/Jurnal Titra, Vol. 10, No. 2, Juli 2022, pp. 337–344

Kebijakan keamanan pangan perusahaan yaitu mengenai keamanan pangan, diharapkan pernah
untuk senantiasa memenuhi dan meningkatkan mengikuti seminar mengenai keamanan pangan dan
kepuasan pelanggan perusahaan, maka perusahaan lebih baik jika memiliki sertifikasi.
berkomitmen untuk selalu menjamin produk yang
bermutu yang dijelaskan sebagai berikut: Perancangan Klausul 6 “Perencanaan”
1. Perusahaan bertekad untuk mengutamakan
kepuasan pelanggan terhadap mutu dan Klausul 6 berisikan mengenai perencanaan. Pada
keamanan produk. klausul 6 akan dibahas seputar manajemen risiko
2. Perusahaan bertekad untuk selalu memenuhi yang dapat terjadi dan tindakan yang dilakukan
persyaratan Sistem Manajemen Kemananan untuk mengatasi yang berkaitan dengan sistem
Pangan dan Mutu baik yang disyaratkan pada manajemen keamanan pangan. Selain itu, akan
spesifikasi produk, jasa, pelanggan, maupun dibahas juga mengenai sasaran keamanan pangan
peraturan yang berlaku. yang ingin dicapai perusahaan dan cara langkah
3. Perusahaan bertekad untuk memastikan yang dilakukan untuk mencapainya. Kondisi saat ini
melakukan komunikasi dengan baik,
perusahaan belum memenuhi kesesuaian dari
menerapkan, dan memelihara yang terkait
klausul 6 mengenai perencanaan. Perusahaan harus
dengan Sistem Manajemen Kemananan Pangan
menentukan risiko yang mungkin terjadi dan
dan Mutu pada seluruh tingkat organisasi.
4. Perusahaan bertekad mencapai setiap sasaran langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi
Sistem Manajemen Kemananan Pangan dan risiko tersebut. Dalam melakukan analisis risiko
Mutu yang telah ditetapkan secara terukur. dapat menggunakan alat bantu failure mode and
5. Perusahaan bertekad untuk selalu meilakukan effect analysis (FMEA).
tinjauan secara berkala dan melakukan
peningkatan berkesinambungan terhadap Tabel 2. Indikator FMEA
persyaratan Sistem Manajemen Kemananan
Pangan ISO 22000:2018 dan Sistem Manajemen Nilai Severity Detecability Occurences
Mutu. 1&2 Dampaknya Eror selalu Tidak
sangat kecil terdeteksi diketahui
Kemudian perusahaan harus memastikan bahwa
kemungkinan
seluruh proses memiliki penanggung jawab dengan
wewenang dalam melakukan penerapan keamanan nya
pangan pada proses. Perusahaan telah memilikis 3&4 Dampaknya Eror sangat Kemungkinan
struktur organisasi, namun belum memliki struktur kecil mungkin kecil terjadi
tim untuk tim keamanan pangan. Gambar 2
terdeteksi
merupakan struktur tim keamanan pangan.
5&6 Dampaknya Eror mungkin Jarang terjadi
jarang terdeteksi
7&8 Dampaknya Eror Sering terjadi
besar kemungkinan
kecil
terdeteksi
9 & 10 Dampaknya Eror tidak Sangat sering
sangat besar terdeteksi terjadi
Gambar 2. Struktur tim keamanan pangan
Tabel 2 adalah indikator yang akan digunakan untuk
Struktur tim keamanan pangan tersebut harus melakukan penilaian dengan FMEA. Analisa risiko
dikomunikasikan ke seluruh organisasi agar seluruh dapat dilakukan sesuai dengan strandar prosedur
pekerja mengetahui. Struktur tim keamanan pangan yang telah ditetapkan perushaan. Setelah
terdiri dari manajemen puncak sebagai pimpinan melakukan penilaian terhadap potensi terjadinya
tertinggi. Manajemen puncak yang dimaksud adalah risiko perusahaan, perlu melakukan penetapan nilai.
Direktur perusahaan. Kemudian tim akan dipimpin
Penetapan nilai RPN akan menentukan potensi
oleh ketua tim keamanan pangan. Dibawahnya akan
risiko yang terjadi berada di golongan low, medium,
terdapat satu orang koordinator dari bagian PPIC,
produksi, QC, purchasing¸teknik. Setiap koordinator atau high. RPN dengan nilai sebesar 0-49 termasuk
akan menjadi perwakilan departemen/ bagian dalam golongan low risk. RPN dengan nilai sebesar
tersebut dalam berkoordinasi mengenai keamanan 59-99 termasuk dalam golongan medium risk. RPN
pangan pada fungsi operasional perusahaan. Setiap dengan nilai sebesar 100 atau lebih termasuk dalam
pihak yang terlibat didalam struktur tim keamanan golongan high risk. Risiko yang termasuk dalam
pangan diwajibkan untuk memiliki kompetensi golongan high risk akan diprioritaskan untuk

340
Sugiarto et al./Perancangan Sistem Manajemen Keamanan Pangan…/Jurnal Titra, Vol. 10, No. 2, Juli 2022, pp. 337–344

diberikan saran atau usulan untuk mencegah risiko bagian staff untuk pekerja procurement memiliki job
tersebut muncul dengan saran yang akan diberikan. requirement minimal lulusan D3 / S1 dari segala
Risiko pertama yang tergolong dalam high risk jurusan, memiliki pengalaman dibidang PPIC.
adalah pada proses produksi, dimana jumlah
persediaan bahan baku yang dibutuhkan terbatas. Perusahaan yang akan atau sudah menerapkan ISO
Hal ini akan menggangu operasional produksi 22000 dapat menetapkan standar kompetensi
perusahaan. Tentunya jumlah persediaan bahan kepada pekerjanya yang bertujuan untuk
baku yang terbatas mengakibatkan kekurangan menunjang tanggung jawab pekerjaan yang
bahan baku untuk diproduksi. Bahan baku plastik dilakukan yang merujuk pada sistem manajemen
saat ini memang sedang sulit untuk dibeli, sehingga keamanan pangan. Standar kompetensi diberikan
supplier pun terhambat juga dalam pengiriman. kepada seluruh pekerja dari berbagai level jabatan.
Kontrol yang dapat dilakukan adalah melakukan Standar kompetensi yang ditetapkan meliputi
komunikasi secara rutin ke supplier untuk pendidikan, keahlian, pengalaman kerja. Standar
mengetahui posisi bahan baku sudah berada dimana. kompetensi yang telah ditetapkan juga perlu untuk
Tindakan yang dapat dilakukan adalah memiliki dilakukan penilaian untuk mengetahui pekerja
stok untuk bahan yang sering digunakan lebih tersebut memang memiliki kompetensi yang telah
banyak untuk meminimalkan kekurangan bahan ditetapkan. Jika kompetensi yang telah ditetapkan
baku. Risiko kedua yang tergolong high risk juga belum terpenuhi, perusahaan perlu memfasilitasi
berada pada proses produksi yang dikarenakan dengan mengadakan pelatihan dengan melalui
mesin yang mengalami downtime atau kerusakan. workshop, seminar, dan lainnya.
Mesin yang mengalami kerusakan akan
mengakibatkan proses produksi mengalami Perusahaan juga perlu memberikan kesadaran
penundaan dalam melakukan produski. kepada seluruh pekerja atau pihak yang terlibat di
Penyebabnya karena mesin yang digunakan sudah perusahaan mengenai sistem manajemen keamanan
berusia, beberapa mesin pada perusahaan sudah pangan. Seluruh karyawan atau pihak yang terlibat
lama digunakan dan belum diperbaharui. Kontrol harus dipastikan memahami kebijakan keamanan
yang dapat dilakukan adalah melakukan perbaikan pangan, sasaran keamanan pangan, kontribusi, dan
terhadap mesin yang rusak dengan menyediakan dampak ketidaksesuaian terhadap sistem keamanan
teknisi. Tindakan yang dapat dilakukan dengan pangan perusahaan. Perusahaan dapat memberikan
melakukan perawatan secara berkala atau rutin dukungan dalam memberikan kesadaran kepada
sehingga meminimalkan mesin yang sudah berusia karyawan dengan memberikan pelatihan mengenai
lebih cepat rusak. hal yang relevan dengan sistem keamanan pangan.
Perusahaan dapat secara rutin melakukan
Perancangan Klausul 7 “Pendukung” pemantauan kinerja yang dilakukan dari laporan
harian, sehingga bisa dilihat target kerja yang
Klausul 7 berisikan mengenai dukungan/support. ditetapkan telah dipenuhi atau tidak. Komunikasi
Pada klausul 7 akan dibahas seputar dukungan yang yang terstruktur di perusahaan juga dapat
diperlukan atau diberikan untuk mencapai tujuan membantu dalam mendapatkan informasi yang baik.
sistem manajemen keamanan pangan yang telah Perusahaan perlu mengatur struktur dalam
ditentukan. Dukungan dapat berasal dari sumber berkomunikasi dalam internal dan eksternal.
daya internal maupun eksternal sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Dukungan untuk Selain itu, informasi terdokumentasi sendiri menjadi
tercapainya terdiri atas sumber daya manusia, salah satu prasayat dari sistem manajemen
infrastruktur, lingkungan kerja, ketentuan dan keamanan pangan dan dokumen harus memadai
pengendalian untuk penyedia eksternal. Hal lain dan sesuai untuk digunakan, serta dilindungi.
yang diperlukan untuk menunjang adalah Perusahaan sendiri memiliki dokumen untuk
kompetensi dari pekerjanya, kesadaran atas aktivitas umum dan setiap departemen. Dokumen
keamanan pangan, komunikasi, dan pengendalian yang ada tebagi atas dokumen intruksi kerja (IK) dan
informasi terdokumentasi. dokumen standar operasional prosedur (SOP). Oleh
karena itu, setiap dokumen yang dimiliki
Sumber daya dimulai dari job requirement yang perusahaan harus diberikan no dokumen untuk
dibutuhkan perusahaan untuk menjadi pekerja di mempermudah pengendalian dokumen tersebut.
perusahaan. Seluruh pekerja harus dipastikan Dokumen yang dimiliki perusahaan harus
memenuhi ketentuan job requirement yang telah dikendalikan. Pengendalian dokumentasi berisikan
ditetapkan untuk menunjang mereka dalam tentang tata cara dokumentasi, cara
memenuhi tanggung jawab pekerjaanya. Selain job memperbaharui, dan prosedur pengendalian
requirement, terdapat job description sebagai acuan informasi. Dokumen dianggap sah jika telah disetujui
pekerja dalam melakukan pekerjaan. Contohnya oleh direktur.

341
Sugiarto et al./Perancangan Sistem Manajemen Keamanan Pangan…/Jurnal Titra, Vol. 10, No. 2, Juli 2022, pp. 337–344

Perancangan Klausul 8 “Operasi” menetukan bahaya, penyebab, tindakan pencegahan,


penetuan keparahan dari bahaya tersebut.
Klausul 8 berisikan mengenai operasi perusahaan.
Pada klausul 8 akan dibahas mengenai mengenai Tabel 3. Penentuan peluang dan keparahan
perencanaan dari proses operasi yang dilakukan
perusahaan dan cara mengontrol atau Nilai Peluang Keparahan
mengendalikan proses dari operasi. Proses operasi Low Kemungkinan Dampak kecil
yang dimaksudkan dimulai dari material datang
kecil terjadi
hingga produk jadi diditribusikan ke konsumen.
Pada klausul 8 perusaahaan diminta melakukan Medium Jarang terjadi Dampak sedang
implementasi atas perencanan yang telah
dirancangkan pada klausul 6. Perusahaan juga perlu High Sering terjadi Dampak besar
melakukan pemenuhan prasyrat program dasar dan
memiliki kesiagapan dalam menangani keadaan
darurat. Selain itu, perusahaan perlu untuk
mengendalikan bahaya yang mungkin terjadi pada Tabel 3 merupakan nilai untuk penentuan analisa
rantai keamanan pangan dari proses operasi yang bahaya yang mungkin terjadi. Penentuan bahaya
dijalankan perusahaan. sendiri terbagi menjadi dua yaitu peluang dan
keparahan. Dari penilaian antara peluang dan
Program prasyarat merupakan salah satu hal yang keparahan akan menghasilkan matrix untuk
akan dibahas pada sub klausul 8.2. Perusahaan menentukan tingkat bahaya.
dituntut untuk menentukan, mengimplementasikan,
menerapkan, memelihara, dan memperbaharui Tabel 4. Matrix penentuan keparahan tingkat bahaya
program prasyarat untuk bisa memfasilitasi
terjadinya kemungkinan kontaminasi. Kontaminasi Peluang Keparahan
dari bahaya keamanan pangan pada produk, proses Low Medium High
produksi, dan lingkungan kerja. Dalam menerapkan
Low Bahaya Bahaya Bahaya
program prasyarat, perusahaan harus memastikan
kesesuaian dengan persyaratan pelanggan, regulasi, rendah rendah sedang
dan peraturan lainnya. Program prasyarat dapat Medium Bahaya Bahaya Bahaya
diimplementasikan di seluruh sistem produksi, baik
rendah sedang tinggi
sebagai program umum maupun untuk program
pada produk tertentu saja. Perusahaan sendiri telah High Bahaya Bahaya Bahaya
menjalankan atau memiliki sesuai hal yang perlu sedang tinggi tinggi
dipertimbangkan dalam menerapkan program
prasyarat seperti kebersihan dan lainnya.
Tabel 4 merupakan matrix untuk menentukan
Kemudian jika perusahaan mengalami kejadian tingkat keparahan bahaya. Proses yang memiliki
darurat telah sigap melakukan tindakan yang harus keparahan dengan tingkat tinggi akan
dilakukan. Kesigapan dalam penanganan darurat ditindaklanjuti dengan penetuan titik pengendalian.
dapat meminimalkan risiko dari kejadian darurat, Setelah dilakukan identifikasi bahaya, maka akan
termasuk dampak keamanan pangan. Hal ini perlu dilakukan pengendalian. Titik pendalian disebut
dilakukan tinjauan untuk mengetahui kejadian juga dengan critical control point yaitu titik dimana
seperti apa saja yang mungkin terjadi pada bahaya yang berkaitan dengan keamanan pangan
perusahaan. Perusahaan sendiri juga perlu dapat dicegah, dihindari, sehingga batasan titik
memfasilitasi peralatan untuk kejadian darurat dapat diterima. Pada tahapan akan diketahui
seperti alat pemadam api dan lainnya. apakah termasuk proses critical control point atau
non critical control point.
Pada klausul 8 juga dibahas mengenai pengendalian
bahaya. Sub klausul ini membahas mengenai Tingkat bahaya tinggi terdapat pada proses
langkah untuk melakukan analisis bahaya dan penerimaan bahan baku, proses packing dan
rencana pengendalian yang dapat dilakukan, serta distribusi. Dari 2 proses ini yang merupakan CCP
mengendalikan titik kritis bahaya yang dapat terjadi. adalah proses packing dan distribusi dikarenakan
Bahaya pada produk mungkin terjadi seperti bahaya pada proses packing dan distribusi tidak memiliki
kimia, bahaya fisik, dan bahaya mikroorganisme. tahapan atau proses lanjutan yang dapat
Pada setiap proses dari penerimaan bahan baku meminimalkan bakteri mati. Oleh karena itu
hingga distribusi perlu dilakukan analisa untuk dilakukan perencanaan proses packing dan distribusi

342
Sugiarto et al./Perancangan Sistem Manajemen Keamanan Pangan…/Jurnal Titra, Vol. 10, No. 2, Juli 2022, pp. 337–344

untuk dilakukan penentuan dan tindakan korektif itu, perusahaan dapat melakukan pembaharuan
untuk melakukan perbaikan. HACCP ini memiliki dalam sistem manajemen keamanan pangan pada
ruang lingkup akan mengidentifikasi risiko bahaya produk dengan melakukan tinjauan bahaya yang
hanya dari aktivitas produksi saat pengolahan bahan memungkinkan terjadi.
baku menjadi barang jadi.
Pada sub klausul 10.2 akan membahas mengenai
Perancangan Klausul 9 “Evaluasi Kinerja” tindakan korektif dan ketidaksesuaian. Tindakan
korektif yang dapat dilakukan perusahaan jika
Klausul 9 berisikan mengenai evaluasi kinerja di ditemukan produk yang tidak sesuai dengan
perusahaan. Pada klausul 9 akan dibahas seputar melakukan retur atau pengembalian produk dari
tata cara pemantauan, penjadwalan audit internal konsumen ke perusahaan. Pada sub klausul 10.3
untuk evaluasi, dan tata cara tinjauan manajemen. akan membahas mengenai peningkatan
Klausul ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja berkelanjutan. Perusahaan dapat melakukan
yang telah dilakukan di perusahaan apakah telah peningkatan berkelanjutan dengan melakukan
selaras atau belum dengan tujuan yang ingin dicapai pertimbangan dari input pihak internal maupun
perusahaan. Evaluasi yang dilakukan akan menjadi eksternal.
dasar untuk dilakukanya peningkatan di
perusahaan. Pemantauan, pengukuran, analisis, dan Analisis Gap Akhir
evaluasi dibahas pada sub klausul 9.1. Dalam
melakukan hal yang telah disebutkan sebelumnya Analisis gap akhir dilakukan untuk mengetahui
akan dibuat ke dalam standard operating procedure sejauh mana klausul yang telah sesuai dan klausul
(SOP). Evaluasi kinerja yang ada akan berisikan mana yang belum sesuai dengan dokumen ISO
mengenai pencapaian sasaran keamanan pangan 22000:2018. Hasil analisis gap akhir sama seperti
perusahaan. Pada SOP evaluasi kinerja akan analisis gap awal, yang membedakan hanya hasil
terdapat tata cara melakukan evaluasi dan dokumen setelah dilakukan pemenuhan dokumen.
yang diperlukan untuk melakukan evaluasi.
Tabel 5. Hasil analisis gap akhir
Kemudian sub klausul 9.2 membahas mengenai
audit internal. Audit internal merupakan penilaian Klausul ISO Presentase Presentase
yang dilakukan secara independen oleh perusahaan 22000:2018 Sesuai Tidak Sesuai
untuk mengevaluasi aktivitas yang telah dilakukan
oleh perusahaan. Audit internal bertujuan untuk Klausul 4 100% 0%
mengetahui sejauh mana sistem manajemen
"Konteks
keamanan pangan telah sesuai diimplementasi pada
perusahaan. Penilaian dilakukan oleh departemen Organisasi"
yang berbeda di perusahaan, sehingga salah satu Klausul 5 100% 0%
departemen menjadi auditor dan departemen
"Kepemimpinan"
lainnya menjadi auditee. Audit internal dapat
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah Klausul 6 100% 0%
dirancang perusahaan, dengan menyesuaikan "Perencanaan"
jadwal pekerja sehingga tidak bertabrakan. Tinjuan
manajemen diperlukan dalam sistem keamanan Klausul 7 62.5% 37.5%
manajemen pangan untuk mengetahui sudah "Dukungan"
berjalan dengan rencana atau belum. Manajemen Klausul 8 79% 21%
perlu untuk memantau hasil dari sistem manajemen
keamanan pangan yang telah dijalankan agar bisa "Operasi"
membantu mengarahkan atau memberi masukan Klausul 9 100% 0%
untuk peningkatan. "Evaluasi

Perancangan Klausul 10 “Peningkatan” Kinerja"


Klausul 10 100% 0%
Klausul 10 berisikan mengenai peningkatan yang
"Peningkatan"
dapat dikembangkan di perusahaan. Pada klausul 10
akan dibahas seputar ketidaksesuaian yang terjadi
dan tindakan korektif yang dapat dilakukan. Tabel 5 merupakan hasil dari analisis gap akhir.
Perusahaan dapat terus melakukan peningkatan Setiap klausul mengalami peningkatan dalam
dalam kesesuaian, kecukupan, dan keefektifan pemenuhan dokumen ISO 22000:2018. Klasul 4, 6, 9,
dalam sistem manajemen keamanan pangan. Selain dan 10 mengalami peningkatan 100%. Hal ini

343
Sugiarto et al./Perancangan Sistem Manajemen Keamanan Pangan…/Jurnal Titra, Vol. 10, No. 2, Juli 2022, pp. 337–344

dikarenakan pada klausul 4 telah dilakukan keenam menjelaskan tentang risiko bahaya, sasaran
pemenuhan dokumen isu eksternal dan internal keamanan pangan. Klausul ketujuh menjelaskan
perusahaan. Selain itu dilakukan identifikasi tentang organisasi harus menyediakan sumber daya
harapan dan kebutuhan dari pemangku kepentingan yang memadai hingga kompetensi sumber daya.
di perusahaan, bisnis proses, dan ruang lingkup. Klausul kedelapan menjelaskan tentang operasional
Pada kalusul 5 telah ditambahkan struktur yang dilakukan mulai dari merancangkan,
organisasi untuk tim keamanan pangan. Klausul 6 mengendalikan kegiatan operasi. Klausul
juga telah dipenuhi dengan pembuatan dokumen kesembilan menjelaskan tentang internal audit dan
klausul 10 mengenai peningkatan. Setelah
SWOT analisis, sasaran keamanan pangan
dilakukan pemenuhan dokumen terdapat
perusahaan. Pada klausul 7 masih terdapat
peningkatan pada klausul 4,6,9 dan 10 sebesar 100%.
ketidaksesuaian akibat dari dokumen eksternal. Klausul 5 mengalami peningkatan kesesuaian
Perusahaan tidk menggunakan bantuan dari pihak sebesar 92%. Klausul 7 mengalami peningkatan
eksternal dalam proses produksi, sehingga belum sebesar 32.5%, dimana masih terdapat
memerlukan dokumen prosedur untuk penyedia ketidaksesuaian dokumen sebesar 37.5 akibat belum
ekternal. Klausul 8 di perusahaan telah perlunya dokumen pengendali untuk penyedia
ditambahkan analisis bahaya, penentuan titik kritis ekternal. Klausul 8 mengalami peningkatan sebesar
dan HACCP sehingga dapat meminimalkan risiko 76% dan terdapat ketidaksesuaian sebesar 21%. Hal
bahaya mungkin terjadi. Pada klasul 9 dan 10 telah ini dikarenakan belum terimplementasinya rencana
dilakukan penambahan dokumen untuk audit pengendalian bahaya dan pengecekan secara berkala
internal dan form produk retur sebagai bentuk dari proses operasi.
tindakan korektif dari ketidaksesuaian.
Daftar Pustaka
Simpulan
1. Edwin, E., Manajemen Keamanan Pangan
Perancangan pemenuhan dokumen dimulai dari dengan ISO 22000, 2019, retrieved from
klausul empat hingga sepuluh. Klausul keempat https://isoindonesiacenter.com/manajemen-
menjelaskan tentang organisasi harus menentukan keamanan-pangan-dengan-iso-22000/ on 28
isu internal dan eksternal yang dapat berdampak March 2022.
pada organisasi dalam menerapkan sistem 2. Aksorn, T. dan Hadikusumo B. H. W., Gap
manajemen keamanan pangan. Klausul kelima Analysis Approach for Contstruction Safety
menjelaskan tentang kewajiban yang harus Program Improvement, International Journal
dilakukan oleh manajemen puncak dan kebijakan of Business Administration, 12(1), 2007, pp.
yang diterapkan di organisasi. Selanjutnya klausul 77-94.

344

Anda mungkin juga menyukai