BAB 1
PENDAHULUAN
yang berkualitas, serta sebaliknya. Lingkungan kerja juga berbanding lurus dengan kualitas
produk yang dihasilkan, dalam banyak situasi. Masalah-masalah yang ada dalam
lingkungan kerja yaitu tidak tercapainya konsep 5S, yaitu Seiri (ringkas), Seiton (rapi),
Seiso (resik), Seketsu (rawat) dan Shitsuke (rajin). Masalah ini merupakan masalah yang
muncul dalam banyak perusahaan seperti halnya pada perusahaan PT Hartono Istana
Teknologi. PT Hartono Istana Teknologi merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak
dalam bidang produksi elektronik merek Polytron, salah satu produsen elektronik lokal
ternama. Untuk memaksimalkan produksi dan memenuhi demand, maka masalah produksi
diatas harus dilakukan perbaikan. Perbaikan yang sesuai dengan masalah tersebut yaitu
dengan metode Kaizen.
Kaizen adalah metode yang dapat digunakan dalam meningkatkan kualitas produk suatu
perusahaan. Dipelopori oleh pemikir-pemikir asal Jepang, metode ini sudah terbukti dalam
waktu yang lama. Konsepnya sederhana dan tidak membutuhkan banyak alat dalam analisis
yang menjadikan metode ini salah satu konsep dasar bagi perusahaan-perusahaan dalam
meningkatkan kualitas produk mereka (Wiratmani, 2015).
Dengan diterapkannya metode Kaizen dan 5S diharapkan dapat membawa perusahaan
berada pada tingkat produk cacat serendah mungkin hingga mencapai konsep teratas dalam
aplikasi Kaizen dalam industri: zero defect (tanpa cacat).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kaizen
Kaizen adalah salah satu strategi holistik dalam menerapkan Lean Manufacturing pada
sebuah perusahaan. Istilah Kaizen berasal dari bahasa Jepang yaitu kata KAI, yang berarti
berubah, dan ZEN yang berarti baik. Secara harafiah, Di dalam bidang industri, Kaizen
merupakan suatu strategi yang dipergunakan untuk melakukan peningkatan berkelanjutan
ke arah yang lebih baik terhadap proses produksi, kualitas produk, pengurangan biaya
operasional, mengurangi pemborosan hingga peningkatan keamanan kerja.
Penerapan strategi Kaizen dalam sebuah perusahaan memerlukan usaha dan kerjasama
dari semua level karyawan perusahaan mulai dari level terendah sampai dengan manajemen
tertinggi. Penerapan strategi Kaizen lebih difokuskan pada perbaikan-perbaikan yang
berskala kecil-menengah sehingga proyek-proyek perbaikan dapat dilakukan dengan cepat
dan tepat sasaran. Rata-rata proyek-proyek Kaizen diselesaikan dalam waktu yang singkat
(jangka waktu mingguan) dan tidak memerlukan biaya besar. Metode-metode yang
dipergunakan dalam identifikasi proyek-proyek Kaizen antara lain adalah metode DMAIC
dan PDCA (Wiratmani, 2015).
b. Kaizen yang berorientasi pada kelompok, dilaksanakan oleh gugus kendali mutu untuk
memecahkan masalah, analisis, melaksanakan dan menetapkan standar atau prosedur
baru.
c. Kaizen yang berorientasi pada individu yang disampaikan dalam bentuk saran, dimana
seseorang harus bekerja lebih pintar jika tidak mau bekerja keras.
Kaizen adalah konsep tunggal dalam manajemen Jepang yang paling penting dan
merupakan kunci sukses Jepang dalam persaingan global. Dalam konsep kaizen, tidak ada
satu hari pun berlalu tanpa adanya suatu tindakan penyempurnaan (Takazaki Group, 2000).
Penggunaan Kaizen dalam perusahaan dapat dimulai dengan menyadari bahwa setiap
perusahaan mempunyai masalah, dan masalah tersebut dipecahkan dengan membentuk
kebudayaan perusahaan dimana setiap orang dapat mengajukan masalahnya dengan bebas
(Imai, 1998).
2.4 PDCA
PDCA (plan-do-check-act) adalah metode manajemen empat langkah yang berulang
yang digunakan dalam bisnis untuk pengendalian dan peningkatan proses dan produk
secara terus menerus (Continuous Improvement). Seringkali dikenal sebagai lingkaran
Deming circle/cycle/wheel, Shewhart cycle, control circle/cycle, atau plan-do-study-act
(PDSA). Siklus PDCA juga dikenal sebagai sistem untuk mengembangkan pemikiran
kritis, dan dengan itu, metode ilmiah. Deming menggunakan konsep dari siklus Plan-Do-
Study-Act (siklus PDSA) dengan mengganti konsep PDCA, karena menemukan bahwa
fokus pada Check lebih lanjut tentang implementasi suatu perubahan. (Montgomery, 1998)
Prinsip dasar metode ilmiah dan PDCA adalah iterasi. Begitu hipotesis dikonfirmasi,
pengulangan siklus tersebut secara berkali-kali akan memperluas pengetahuan lebih jauh.
Mengulangi siklus PDCA dapat membawa penggunanya lebih dekat ke tujuan, biasanya
merupakan operasi dan keluaran yang sempurna atau dikatakan tidak ada yang mengalami
kekurangan lagi.
PDCA adalah salah satu teknik dalam Total Quality Management yang memungkinkan
organisasi melakukan perbaikan dalam proses dan metode sambil terus mengevaluasi
hasilnya selama proses tersebut terus dilaksanakan. Manfaat yang bisa didapat yaitu:
1. Meminimalkan biaya
Dengan menggunakan teknik PDCA memungkinkan bisnis untuk menguji
perubahan proses dalam skala kecil sebelum mengeluarkan biaya pada metode yang
mungkin tidak sesuai atau yang memerlukan penyesuaian.
2. Versatilitas
Banyak manfaat yang ditawarkan proses ini. Bukan hanya kepada manufaktur
segala, namun juga memudahkan pekerjaan lean accounting dan alokasi sumber daya.
Teknik PDCA memungkinkan perusahaan untuk mencoba proses dengan batasan waktu
untuk menganalisis metode baru sebelum menerapkannya di seluruh papan.
3. Pemberdayaan Karyawan
Metode ini memungkinkan perusahaan untuk mengajak setiap karyawan dari
berbagai level untuk terlibat sehingga akan terciptanya kerjasama tim yang lebih baik.
Hubungan kerja yang menghargai setiap ide maupun pendapat karyawan tanpa melihat
dari level kedudukan merupakan hal terpenting dalam metode ini. (Montgomery, 1998).
2. Eksekusi - Do
Sebagai lanjutan dari perencanaan solusi, dilakukan suatu tahapan trial untuk dapat
menguji validitas solusi yang direncanakan. Setelah trial yang dilakukan berhasil dan
2.7 Manfaat
Penerapan Budaya 5S
Beberapa manfaat dari penerapan prinsip 5S antara lain (e-journal.uajy.ac.id):
Menciptakan suasana tempat kerja yang lebih efisien dengan pengembangan
berkelanjutan.
Meningkatkan produktivitas perusahaan.
Meningkatkan kenyamanan karyawan.
Mengurangi bahaya di tempat kerja.
Penghematan biaya.
Alat bukti kredibilitas perusahaan.
2.8 Waste
Terdapat 7 macam jenis limbah (waste) yang sering terjadi dalam industri manufaktur,
diantaranya :
1. Waste of Overproduction (Produksi yang berlebihan)
Pemborosan yang terjadi karena kelebihan produksi baik yang berbentuk jadi maupun
setengah jadi tetapi tidak ada pesanan. Alasan yang biasanya terlibat dalam jenis limbah
ini adalah waktu persiapan yang lama, tingkat kecacatan produksi tinggi, dan produksi
safety stock berlebihan.
2. Waste of Inventory (Inventori)
Pemborosan yang terjadi karena akumulasi barang jadi, setengah jadi dan/atau mentah
yang berlebihan di semua tahap produksi sehingga memerlukan tempat, modal,
pengawasan dan dokumentasi yang berlebihan.
3. Waste of Defects (Cacat / Kerusakan)
Pemborosan yang terjadi karena buruknya kualitas atau adanya kerusakkan (defect)
sehingga diperlukan perbaikan. Ini akan menyebabkan biaya tambahan yang berupa
biaya tenaga kerja, komponen yang digunakan dalam perbaikan dan biaya-biaya lainnya.
4. Waste of Transportation (Pemindahan/Transportasi)
Pemborosan yang terjadi karena tata letak (layout) produksi yang buruk, setup tempat
kerja yang kurang baik sehingga diperlukan pemindahan tak perlu dari satu tempat ke
tempat lainnya.
5. Waste of Motion (Gerakan)
Pemborosan yang terjadi karena gerakan pekerja dan/atau mesin yang tidak perlu dan
tidak memberikan nilai tambah terhadap produk tersebut. Contohnya peletakan
komponen yang jauh dari jangkauan operator.
6. Waste of Waiting (Menunggu)
Pemborosan waktu karena tidak melakukan pekerjaan disebut menunggu. Alasannya
yang sering muncul adalah karena proses yang tidak seimbang sehingga ada pekerja
maupun mesin yang harus mengunggu untuk melakukan pekerjaannya, kerusakan mesin,
suplai komponen yang terlambat, hilangnya alat kerja ataupun menunggu keputusan atau
informasi tertentu.
7. Waste of Overprocessing (Proses yang berlebihan)
Pemborosan yang menyebabkan biaya produksi melebihi ambang batas normal disebut
overprocessing karena menambah proses dan waktu yang bisa dialokasikan dengan lebih
baik. Kualitas memang penting namun yang lebih penting adalah bagaimana menjamin
kualitas pada saat pembuatan dan bukan pada saat setelahnya (inspeksi). Contohnya
adalah proses inspeksi berulang kali, proses persetujuan yang harus melewati banyak
orang dan proses pembersihan. (Takazaki Group,2000).
Tujuh Pemborosan atau seven Waste ini disingkat dalam bahasa Inggris
menjadi “TIMWOOD”, yaitu :
T ransportation →Transportasi
I nventory →Inventori
M otion →Gerakan
W aiting →Menunggu
O verprocessing →Proses yang berlebihan
O verproduction →Produksi yang berlebiha
D efect →Kerusakan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV
Indonesia ini sudah memiliki tenaga kerja lebih dari 10000 karyawan dengan total area
pabrik sebesar 69 hektar.
Hingga saat ini, PT. Hartono Istana Teknologi memiliki 3 pabrik utama, dengan salah satu
pabriknya berlokasi di Sayung, Kudus dengan luas 450.000 m 2 yang memproduksi kulkas
dan mesin cuci. Produk yang diproduksi di pabrik ini, bersama dengan pabrik yang
memproduksi alat elektronik pribadi, rumah dan speaker, didistribusikan ke seluruh
Indonesia dan bahkan sudah sampai ke luar negeri seperti daerah ASEAN (Kompas, 2018).
Berikut adalah hasil analisis lini produksi dan metode distribusi di PT. Hartono Istana
Teknologi menurut prinsip kaizen dan 5S menggunakan lembar checklist:
karyawan
Melakukan standarisasi
terhadap praktek 3S 0 1 2 3 4
(Seiri, Seiton, dan Seiso)
Staf terlatih dan sepenuhnya
memahami prosedur 5S
Standar 5S jelas ditampilkan
Alat manajemen visual
mengidentifikasi jika
pekerjaan selesai
Udara bersih dan tidak
SEIKETSU berbau
Lokasi dan intensitas
penerangan cukup
Pakaian kerja yang
digunakan tidak kotor dan
rapi
Terdapat upaya yang jelas
dalam menghindari
kekotoran
Terdapat sistem dan
prosedur tertulis tentang 5S
di area-area kerja
Berikut adalah analisis pengunaan metode PDCA dalam perusahaan PT. Hartono
Istana Teknologi:
1. PDCA
Dalam perencanaan implementeasi 5S dalam sistem kerja sehari-hari, suatu
perencanaan kegiatan perusahaan haruslah diimplementasikan untuk dapat
memfokuskan kegiatan pekerjaan. Perencanaan dapat berupa visi, misi, tujuan dan
sasaran perusahaan, dan akan digunakan untuk menentukan target yang dicapai
dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan. Bentuk perencanan dari PT. Hartono Istana
Teknologi adalah sebagai berikut:
2. Do
Pelaksanaan kegiatan 5S dalam internal PT. Hartono Istana Teknologi adalah
sebagai berikut:
1. Seiri (Pemilahan)
SEIRI
Membedakan antara apa yang
Catatan Temuan
dibutuhkan dan tidak dibutuhkan
Terdapat prosedur tertulis untuk Terdapat prosedur yang kurang jelas terhadap
eliminasi atau pembuangan item-item proses eliminasi dan/atau pembuangan barang tak
tidak terpakai terpakai
Terdapat barang yang tidak dibutuhkan Tidak terdapat barang yang tidak diperlukan di
pada dinding/ papan bulletin dinding/papan buletin
Pada gang, tangga, dan sudut bebas item masih
Gang, tangga, sudut bebas item terdapat sampah-sampah kecil yang tidak
dibersihkan
WIP atau parts di area kerja Terdapat 1 produk WIP
Semua mesin dan/atau peralatan berada
Peralatan yang dipakai cukup beragam dan teratur
dalam kondisi terpakai secara teratur
Semua item tidak terpakai mudah Rata-rata barang yang tidak terpakai mudah
diidentifikasi diidentifikasi oleh pekerja sekitar
Seiri adalah pengaplikasian metode pemilahan dan tingkat kerapian dalam area
kerja yang ada. Dalam lingkup kerja PT. Hartono Istana Teknologi, dapat dilihat
bahwa ada beberapa bagian kerapian yang dapat ditingkatkan, antara lain peletakan
benda yang tidak berkaitan dengan pekerjaan secara tidak rapi. Akibat yang dapat
terjadi ialah:
Gerak kerja terganggu
Pemborosan waktu untuk mencari benda yang diperlukan
Efisiensi pemindahan produk produksi berkurang
Menyulitkan manajemen untuk menjaga kualitas proses produksi
SEITON
Sebuah tempat untuk segala sesuatu dan segala
No Catatan Temuan
sesuatu di tempatnya
Terdapat indikator yang jelas tentang status kualitas Indikator batasan inventory yang ada kurang jelas untuk
13
minimum dan maksimum inventory menjelaskan kualitas maksimum dan minimum.
Tempat penyimpanan perkakas teridentifikasi secara Sudah cukup lengkap identiifikasi tempat penyimpanan
14
jelas serta mudah diambil/dikembalikan dan dapat dilakukan perbaikan.
Seiton berarti menyusun dan meletakan bahan sesuai dengan tempatnya agar
mudah ditemukan kembali atau dijangkau bila diperlukan. Situasinya yaitu ada
beberapa alat yang tidak memiliki tempat penyimpanan dan label identifikasi. Akibat
dari hal tersebut adalah:
Sulitnya mencari kembali alat yang akan digunakan
Waktu pengerjaan produk per lini produksi meningkat
Menurnunnya motivasi dan budaya kerja karyawan
SEISO
Sampah dan daur ulang dikumpulkan dan dibuang Masih banyak sampah daur ulang yang belum
16
dengan benar diperlakukan dengan tepat, tetapi ada yang sudah.
Daerah bersama dibersihkan dan dipelihara secara Sudah terdapat jadwal kebersihan dan dilaksanakan secara
17
teratur teratur
18 Semua lantai selalu bersih dan mengkilap Lantai kurang terawat dan tidak mengkilap
19 Semua mesin - mesin selalu bersih dan mengkilap Mesin-mesin sangat berdebu
Pembersihan selalu dilakukan berdasarkan aktivitas
20 Pembersihan sudah sesuai checklist
checklist
Terdapat rotasi tanggung jawab pembersihan dalam
21 Terdapat rotasi tanggung jawab, namun kurang terlihat.
area kerja yang ditentukan
Tempat kerja yang bersih dan teratur telah menjadi Terdapat kebiasaan untuk menjaga kebersihan, namun
22
kebiasaan dari semua karyawan kurang dijalankan secara efektif.
Seiso berarti membersihkan semua fasilitas dan lingkungan kerja dari kotoran.
Situasinya adalah kebersihan di daerah masih kurang terawat. Akibat dari hal tersebut
adalah:
Ruang kerja yang tidak nyaman
Lingkungan menjadi tidak sehat
Menurunkan produktivitas
SEIKETSU
Mencegah daerah dari memiliki kondisi operasi
No Catatan Temuan
normal
23 Staf terlatih dan sepenuhnya memahami prosedur 5S Belum dilakukannya training mengenai konsep 5S
Alat manajemen visual mengidentifikasi jika pekerjaan Terdapat alat manajemen visual untuk menandakan
25
selesai bahwa pekerjaan selesai, namun minimal.
SHITSUKE
32 Pembersihan dan pekerjaan prosedur standar diikuti Pembersihan sudah sesuai checklist
33 Dokumentasi 5S dan instruksi yang saat ini Belum ada dokumentasi dan instruksi kerja
Terdapat peraturan dan prosedur tertulis tentang 5S Terdapat prosedur tertulis tentang 5S, namun terdapat
37
yang dipahami oleh semua karyawan beberapa karyawan yang kurang memahami.
Peraturan dan prosedur tentang 5S sudah dihargai, namun
Peraturan dan prosedur tertulis tentang 5S
38 masih terdapat beberapa karyawan yang belum
dihargai/diakui dan diikuti oleh semua karyawan melaksnakan dengan baik.
3. Check
Pada tahapan ini, dilakukan pengecekan atau penilaian terhadap hasil dari kerja yang
telah dilakukan. Pengecekan yang dilakukan yaitu pengecekan secara langsung dengan
menggunakan lembar audit yang diamati secara langsung. Hasil pengamatan yang
dilakukan yaitu ditunjukkan pada tabel audit. Pada tabel tersebut ditunjukkan bahwa masih
terdapat beberapa kegitan yang belum terenuhi.
4. Action
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, maka penerapan 5S harus dilakukan secara
serius dan diperhatikan secara teratur. Peran semua orang yang bekerja dalam perusahaan
sangat besar dalam hal pencapaian 5S yang baik, maka dari itu semua pekerja harus mampu
menyadari apa yang harus dilakukan.
Seperti telah dijelaskan dalam bab ini, bahwa konsep kaizen (continous improvement)
merupakan suatu metode yang harus dilaksanakan pada suatu perusahaan dan sangat
bermanfaat bagi perusahaan tersebut guna dijadikan acuan yang hasilnya sangat
berpengaruh terhadap kualitas atau kualitas produk, apabila konsep ini dijalankan dengan
sebenar-benarnya oleh semua pihak perusahaan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penerapan 5S sangat perlu dilakukan dalam lingkungan kerja agar usaha yang dibangun
bisa berkembang dan mendapatkan citra yang baik dari masyarakat, sehingga dapat
meningkatkan kinerja pegawai atau kualitas. Berdasarkan hasil dari pengumpulan dan
pengolahan data yang telah dilakukan di bagian gudang PT. Hartono Indonesia Teknologi,
maka dapat disimpulkan:
Budaya 5S belum diimplementasi dan dalam tahap mempertahankan budaya 5S.
Jumlah skor budaya 5S yang diamati sebesar 82/152, yang berarti sudah mulai
melaksanakan budaya 5S secara benar dengan pendekatan formal.
Penerapan PDCA pada PT. Hartono Indonesia Teknologi juga sudah cukup baik.
Kondisi gudang saat ini cukup baik dan mempermudah aktivitas didalamnya, seperti:
- Mempermudah menemukan barang yang dicari.
- Mengurangi kegiatan pencarian barang.
- Mengetahui jumlah barang yang dimiliki.
- Menjaga umur barang yang dimiliki.
5.2 Saran
Adapun saran yang tepat untuk budaya 5S pada PT. Hartono Istana Teknologi, yaitu:
- Penerapan budaya 5S dilaksanakan dan dievalusi agar mengetahui perkembangan
budaya 5S pada gudang.
- Pendisiplinan karyawan dalam perusahaan
DAFTAR PUSTAKA