Disusun oleh :
WIDYASWORO SALSA AMELIA
P1337425220024
A. TEKNIK EKSTRAKSI
Posisi Posisi beak pada buccal Posisi beak pada labial Posisi beak pada buccal
Beak dan palatal masuk dan palatal masuk sampai dan palatal masuk
sampai bifurkasi servical sampai bifurkasi
Posisi Posisi handle pinch Posisi handle pinch grasp Posisi handle pinch
Handle grasp grasp
Gambar
Posisi Posisi beak pada buccal Posisi beak pada labial dan Posisi beak pada buccal
Beak dan lingual masuk sampai lingual masuk sampai dan lingual masuk
bifurkasi servical sampai bifurkasi
Posisi Posisi handle membentuk Posisi handle membentuk Posisi handle membentuk
Handle sudut 90 derajat sudut 90 derajat sudut 90 derajat
Gambar
B. VERBALISASI TINDAKAN DARI ILUSTRASI KASUS
VERBALISASI TINDAKAN:
1. Operator berdiri di
depan kanan pasien
(posisi jam 8).
2. Keringkan daerah gusi
yang akan diberi
anestesi topical.
3. Ambil 2 cotton pellet
dan jepit menggunakan
pinset.
4. Kemudian pinset yang
sudah menjepit cotton
pellet tersebut dipegang
dengan tangan kiri dan
tangan kanan
menyemprotkan CE
ILUSTRASI KETERANGAN VERBALISASI TINDAKAN
KLINIS
pada cotton pellet
tersebut hingga
terbentuk kristal es
(posisi operator saat
menyemprotkan CE
berada di belakang
pasien).
5. Letakkan cotton pellet
yang sudah disemprot
CE pada tangan kanan
dan setelah itu ambil
kedua cotton pellet
tersebut menggunakan
tangan kiri.
6. Letakkan cotton pellet
pertama pada bagian
palatal dijepit dengan
jari telunjuk, kemudian
meletakkan cotton
pellet kedua pada
bagian bukal dijepit
dengan ibu jari hal ini
dilakukan pada gigi 65
menggunakan tangan
kiri
7. Gunakan tang anak gigi
anterior rahang atas.
8. Masukkan beak sampai
bawah bifurkasi gigi 65
dan lakukan gerakan
rotasi, luksasi dan
ekstraksi dengan hati-
hati karena gigi tetap
sudah tumbuh.
9. Setelah gigi keluar dari
soketnya, letakkan gigi
tersebut pada
nierbekken
10. Kemudian soket diberi
tampon dan pasien
diinstruksikan untuk
menggigit tampon
tersebut.
ILUSTRASI KETERANGAN VERBALISASI TINDAKAN
KLINIS
Gigi 62 tersebut sudah ALASAN EKSTRAKSI :
goyang derajat 3 dan gigi Gigi 62 tidak dilakukan
kolateralnya (52) belum ekstraksi dikarenakan :
goyang 1. Gigi kolateral yaitu
gigi 52 belum goyang
2. Gigi pengganti dari
gigi 62 belum muncul
3. Walaupun derajat
kegoyangan gigi 62
sudah derajat 3, tetapi
gigi penggantinya
belum erupsi
Jika gigi 62 tetap dilakukan
ekstraksi,maka akan
mengakibatkan gigi permanen
tidak ada yang menuntun
untuk erupsi dan gigi 63
bergeser dan akan mengisi
ruang yang kosong
VERBALISASI TINDAKAN:
1. Operator berada di
depan kanan pasien
(posisi jam 8)
2. Melakukan observasi
terlebih dahulu pada
gigi 62 dan gigi
kolateralnya yaitu 52
3. Melihat gigi
kolateralnya yaitu gigi
52 apakah sudah ada
benih gigi permanen
yang akan tumbuh dan
memeriksa derajat
kegoyangannya
4. Pada kasus ini, gigi
kolateralnya (gigi 52)
masih terlihat baik,
tidak terdapat benih
gigi permanen dan
tidak goyang
5. Sedangkan pada gigi
62, sudah goyang
derajat 3 dan benih
gigi permanen belum
ada. Maka pada kasus
ILUSTRASI KETERANGAN VERBALISASI TINDAKAN
KLINIS
ini tidak diperlukan
tindakan pencabutan.
VERBALISASI TINDAKAN:
1. Operator berada di
depan kanan pasien
(posisi jam 8)
2. Siapkan spuit dan
ampul yang berisi
cairan obat anestesi
yang akan digunakan
3. Lalu pindahkan semua
larutan anestesi dari
leher ampul dengan
cara mengetuk bagian
leher ampul, Kemudian
teknik untuk
mematahkan ampul
yaitu menggunakan
kedua tangan kanan
dan kiri dengan posisi
telunjuk dengan
telunjuk jempol dengan
jempol, dan titik ampul
berada diatas.
Kemudian patahkan
ampul
4. Selanjutnya buka
plastic yang
ILUSTRASI KETERANGAN VERBALISASI TINDAKAN
KLINIS
membungkus spuit dan
buka tutup yang ada
pada jarum
hipodermik.
5. Masukkan jarum
hipodermik ke dalam
ampul dengan cara
membentuk sudut 45°,
lalu tarik piston
perlahan hingga obat di
dalam ampul masuk ke
dalam tabung spuit.
Jika obat di dalam
ampul sudah berpindah
ke spuit, tutup jarum
hipodermik kembali
mengguanakan
tutupnya
6. Keluarkan udara yang
ada pada tabung
dengan menekan
piston. Setelah itu
ketuk-ketuk tabung
spuit untuk
menghilangkan
gelembung yang ada di
dalamnya.
7. Operator menyuntikan
bahan anastesi pada
bagian mukosa labial
gigi 21 (anastesi
infiltrasi labialis)
8. Kemudian tunggu
beberapa menit sampai
gusi terasa agak
menebal/menjadi putih
pucat.
9. Jika obat anestesi
sudah bekerja, operator
memasukkan tang anak
gigi anterior rahang
atas ke daerah cervical
dan melakukan gerakan
rotasi, luksasi dan
ekstraksi.
10. Setelah gigi keluar dari
soketnya, soket diberi
tampon dan pasien di
ILUSTRASI KETERANGAN VERBALISASI TINDAKAN
KLINIS
instruksikan untuk
menggigit tampon
tersebut.
VERBALISASI TINDAKAN:
1. Operator berada di
depan kanan pasien
(posisi jam 8)
2. Operator melakukan
observasi terlebih
dahulu pada gigi 85
(gigi kolateral)
3. Operator melihat gigi
kolateralnya apakah
sudah ada benih gigi
permanen yang akan
tumbuh dan memeriksa
derajat kegoyangannya
4. Pada kasus ini, gigi
kolateralnya (gigi 85)
masih dalam keadaan
baik, tidak terdapat
benih gigi permanen
dan tidak goyang
sehingga tidak perlu
dilakukan tindakan
pencabutan pada gigi
85.
E. PENUTUP
Diskusi praktikum diakhiri dengan penjelasan lebih rinci dan penambahan materi yang
kurang dari presentasi yang dilakukan mahasiswa oleh Drg Irma.