Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGANTAR ILMU FIQIH


MATERI :
SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ILMU FIQIH

DOSEN PENGAMPU :
Benies Husaeni, M.pd.
DI SUSUN OLEH :
Ananda finky widyalita (86230230109)
Saepul umar (86230230035)
UNIVERSITAS PRIMAGRAHA SERANG
BANTEN2023/2024
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah senatiasa kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pengantar ilmu
pendidikan dengan judul “PENGANTAR ILMU FIQIH”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
para pihak yang dengan tulus memberikan doa saran dan kritik sehingga makalah
ini dapat terselesaikan Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna dikarenakan batasnya pengalaman dan pengetahuan yang
kami miliki, Oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran danmasukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak, akhirnya kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………...………………i
Daftar Isi.………………………………………………..……….....……..….…..ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.………………….…………………………………....1
B. Rumusan Masalah………………………...…………………………………….2
C. Tujuan Masalah…..…………………………………………………….……….3
BAB II PEMBAHASAN
Sejarah perkembangan dan peradaban islam
A. Periode Rasulullah……….……………...…………….…………….…….…….4
B. Periode Makkah………………..…………...……………………….…….…….5
C. Periode Madinah…….…………………..…………..…………..…….…....…...6
D. Periode sahaba …….…………………..…………..…………..……...…....…...6
E. Periode tadwin…….…………………..…………..…………..………….....…...6
F. Periode taqlid
(sebab-sebab taqlid dan aktifitas ulama taqlid) ………………..…………......…...6
BAB III
PENUTUP……..…..………………………..…………………………..………..7
DAFTAR PUSTAKA……..……………………….………...…………………..8
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Ilmu fiqih adalah salah satu disiplin ilmu yang sangat penting kedudukannya
dalamkehidupan umat islam. Fiqih termasuk ilmu yang muncul pada masa awal
berkembang agamaislam. Secara esensial, fiqih sudah ada pada masa Nabi SAW,
walaupun belum menjadisebuah disiplin ilmu tersendiri. Karena Semua persoalan
keagamaan yang muncul waktu itu,langsung ditanyakan kepada Nabi SAW. Maka
seketika itu solusi permasalahan bisa terobati,dengan bersumber pada Al Qur’an
sebagai al wahyu al matlu dan sunnah sebagai alwahyughoiru matlu. Baru
sepeninggal Nabi SAW, ilmu fiqh ini mulai muncul, seiring dengantimbulnya
permasalahan-permasalahan yang muncul dan membutuhkan sebuah hukummelalui
jalan istimbat.Generasi penerus Nabi Muhammad SAW tidak hanya berhenti pada
masakhulafa’urrosyidin, namun masih diteruskan oleh para tabi’in dan ulama’
sholihin hinggasampai pada zaman kita sekarang ini. Perkembangan ilmu fiqih, bisa
kita kualifikasikansecara periodik sesuai dengan kesepakatan para ulama. Yaitu ada
empat, diantaranya :Pertama adalah masa kemunculan dan pembentuakn dasar-dasar
islam, perode ini mencakupmasa Nani SAW dan bisa juga disebut sebagai masa
turunnya al qur’an atau wahyu. Keduaadalah masa pembangunan dan
penyempurnaan, pada periode ini mencakup masa sahabat dantabi’in hingga
pertengahan qurun ke empat hijriyah. Yang ke tiga adalah masa taqlid dan jumud,
pada periode ini berkisar antara pertengahan abad ke empat hingga abad ke tiga
belashijriyah. Keempat adalah masa kebangkitan, periode ini berkisar dari abad tiga
belas hinggasekarang.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian periode Rosulullah ?
2. Bagaimana pengertian periode Mekkah ?
3. Bagaimana pengertian periode Madinah ?
4. Bagaimana pengertian periode sahabat ?
5. Bagaimana pengertian periode tadwin ?
6. Bagaimana pengertian periode taqlid (sebab-sebab taqlid dan aktifitas ulama
taqlid)?

C. Tujuan masalah
1. Mengetahui pengertian periode Rosulullah
2. Mengetahui pengertian periode Mekkah
3. Mengetahui pengertian periode Madinah
4. Mengetahui pengertian periode sahabat
5. Mengetahui pengertian periode tadwin
6. Mengetahui pengertian periode taqlid (sebab-sebab taqlid dan aktifitas ulama
taqlid)
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian periode Rasulullah


Priode Perkembangan Fiqih pada masa Rosulullah
Periode ini dimulai sejak diangkatnya Nabi Muhammad SAW menjadi Nabi dan
Rasul sampai Nabi Muhammad SAW wafat. Periode ini sangat singkat sekali, hanya
sekitar23 tahun. Akan tetapi pengaruhnya sangat besar terhadap perkembangan ilmu
fiqh. MasaRasulullah inilah yang mewariskan sejumlah nash-nash hukum baik dari
Al-Qur’an maupunAl-Sunnah, mewariskan prinsip-prinsip hukum islam baik yang
tersurat dalam dalil-dalil kullimaupun yang tersirat pada Al-Qur’an dan Al-
Sunnah.Periode Rasulullah ini dibagi menjadi dua masa yaitu : masa Mekkah dan
masaMadinah. Pada masa Mekkah, diarahkan untuk memperbaiki akidah, karena
akidah yang benar inilah yang menjadi pondasi dalam hidup. Oleh karena itu, dapat
kita pahami apabilaRasulullah pada masa itu memulai da’wahnya dengan mengubah
keyakinan masyarakat yangmusyrik menuju masyarakat yang berakidah tauhid,
membersihkan hati dan menghiasi diridengan Akhlakul Karimah, Masa Mekkah ini
dimulai pada saat diangkatnya nabi MuhammadSAW menjadi Rasul sampai beliau
hijrah ke Madinah yaitu dalam waktu kurang lebih selama12 tahun. Setelah hijrah,
barulah turun ayat-ayat yang mewahyukan perintah untuk melakukan puasa, zakat
dan haji diturunkan secara bertahap. Ayat-ayat ini diwahyukan ketika munculsebuah
permasalahan, seperti kasus seorang wanita yang diceraikan secara sepihak
olehsuaminya, dan kemudian turun wahyu dalam surat Al-Mujadilah.Pada zaman
Rasulullah-pun ternyata Ijtihad itu dilakukan oleh Rasulullah dan jugadilakukan
oleh para sahabat, bahkan ada kesan Rasulullah mendorong para sahabatnya untuk
berijtihad seperti terbukti dari cara Rasulullah sering bermusyawarah dengan para
sahabatnyadan juga dari kasus Muadz bin Jabal yang diutus ke Yunan. Hanya saja
Ijtihad pada zamanRasulullah ini tidak seluas pada zaman sesudah Rasulullah,
karena banyak masalah-masalahyang ditanyakan kepada Rasulullah kemudian
langsung dijawab dan diselesaikan olehRasulullah sendiri
B. Pengertian periode Makkah
a. Periode Makkah Periode pertama dalam periode Nabi ialah periode Makkah,
yakni masa selama Rasulullah SAW menetap dan berkedudukan di Makkah selama
12 tahun dan beberapa bulan, semenjak beliau diangkat menjadi Nabi hingga
beliau berhijrah ke Madinah. Dalam masa ini, umat Islam masih sedikit dan masih
lemah, belum dapat membentuk dirinya sebagai suatu umat yang mempunyai
kedaulatan dan kekuasaan yang kuat. Nabi telah mencurahkan tauhid ke dalam
jiwa masing-masing individu dalam masyarakat arab serta menjauhkan manusia
dari menyembah berhala menuju penghambaan yang nyata, disamping beliau
menjaga diri dari aneka rupa gangguan bangsanya. Pada masa ini belum banyak
hal-hal yang mendorong Rasulullah SAW untuk mengadakan hukum atau undang-
undang. Oleh karena itu, tidak ada ayat-ayat hukum di dalam surat Makkiyah seperti
surat Yunus, Ar-Ra’du, Yasin, Al-Furqon dan sebagainya. Kebanyakan ayat-ayat
makkiyah berisikan hal-hal yang orientasinya akidah, akhlak dan sejarah

C. Pengertian periode Madinah


Periode Madinah
Periode kedua ialah periode Madinah, Yakni masa Nabi SAW telah berhijrahke
Madinah, dan Nabi menetapkan di Madinah selama 10 tahun sampai
wafatnya.Dalam masa inilah umat Islam berkembang dengan pesatnya dan
pengikutnya terusmenerus bertambah. Mulailah Nabi SAW membentuk suatu
masyarakat Islam yang
berkedaulatan. Karena itu timbulah keperluan untuk mengadakan syari’at
danperhubungan antara anggota masyarakat satu dengan lainnya dan
perhubunganmereka dengan umat yang lainnya, baik dalam masa damai ataupun
dalam masaperang. Dalam hubungan inilah disyari’atkan hokum hukum
perkawinan, thalaq,wasiat, jual beli, sewa, hutang-piutang, dan sermua transaksi.
Demikian juga yangberhubungan dengan pemeliharaan keamanan dalam
masyarakat, dengan adanyahukum kriminil dan lain sebagainya individu dan sebagai
masyarakat dalamhubungannya dengan masyarakat yang lebih luas, antara seantero
manusia di dunia.Karena itulah surat-surat Madinah, seperti Surat Al-Baqoroh, Ali
Imran, An Nisa’ Al Maidah, Al Anfal, At Taubah, An Nur, Al Ahzab, banyak
mengandung ayat-ayathukum disamping mengandung ayat-ayat aqidah, akhlak,
sejarah dan lain-lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Dalam Periode
Makkah hampirtidak didapatkan indikasi yang berarti, karena masa ini merupakan
masapembentukan pondasi ketauhidan Islam. Ayat-ayat yang diturunkan adalah
ayat-ayat aqidah. Berbeda dengan masa Madinah di mana ayat-ayat tentang hukum
danpranata sosila mendominasi, sehingga indikasi penetapan hukum terlihat lebih
jelas. Selanjutnya suatu hal yang nyata terjadi adalah bahwa Nabi telah
berbuatsehubungan dengan turunnya ayat-ayat Al-quran yang mengandung hukum
(ayat-ayat hukum). Tidak semua ayat hukum itu memberikan penjelasan yang
mudahdifahami untuk kemudian dilaksanakan secara praktis sesuai dengan
kehendakAllah. Karena itu Nabi memberikan penjelasan mengenai maksud setiap
ayat hukumitu kepada umatnya, sehingga ayat-ayat yang tadinya belum dalam
bentuk petunjukpraktis, menjadi jelas dan dapat dilaksanakan secara praktis. Nabi
memberikanpenjelasan dengan ucapan, perbuatan, dan pengakuannya yang
kemudian disebutsunnah Nabi. Apakah hukum-hukum yang bersifat amaliah yang
dihasilkan olehNabi yang bersumber kepada al-quran itu dapat disebut fiqih.

D. Pengertian periode sahabat


Periode sahabat ini dimulai dari wafatnya Rasulullah SAW sampai akhir abad
pertama hijrah. Pada masa sahabat, Islam telah menyebar luas misalnya ke negeri
Persia, Irak,Syam dan Mesir. Negara-negara tersebut telah memiliki kebudayaan
yang tinggi, mempunyaiadat-adat kebiasaan tertentu, peraturan-peraturan dan ilmu
pengetahuan. Bertemunya Islamdengan kebudayaan di luar Jazirah Arab ini
mendorong pertumbuhan Fiqh Islam pada periode-periode selanjutnya. Bahkan juga
mendorong ijtihad para sahabat. Seperti misalnyakasus Usyuur (bea cukai barang-
barang impor), kasus mualaf dan lain-lain pada zaman Umar bin Khatab.Adapun
cara berijtihad para sahabat adalah pertama-tama dicari nash-nya dalam Al-Qur’an,
apabila tidak ada, dicari dalam Hadist, apabila tidak ditemukan baru berijtihad
dengan bermusyawarah di antara para sahabat. Inilah bentuk Ijtihad jama’i. Apabila
mereka bersepakat terjadilah ijma sahabat. Keputusan musyawarah ini
kemudian menjadi seluruh umat secara formal. Khalifah Umar bin Khatab misalnya
mempunyai dua caramusyawarah, yaitu : ”Musyawarah yang bersifat khusus dan
musyawarah yang bersifatumum”. Musyawarah yang bersifat khusus beranggotakan
para sahabat Muhajirin danAnshor, yang bertugas memusyawarahkan masalah-
masalah yang berkaitan dengankebijaksanaan pemerintah. Adapun musyawarah
yang bersifat umu dihadiri oleh seluruh penduduk Madinah yang dikumpulkan di
Mesjid, yaitu apabila ada masalah yang sangat penting.Walaupun demikian tidaklah
menutupi kemungkinan adanya ijtihad para sahabatdalam masalah-masalah yang
sifatnya pribadi, tidak berkaitan secara langsung dengankemaslahatan umum.
Mereka menanyakan masalahnya kepada salah seorang sahabat Nabidan diberikan
jawabannya. Dalam masalah-masalah ijtihadnya termasuk dalam hal-hal yang belum
ada nash-nya para sahabat berijtihad. Metode yang digunakan pada masa
sahabatdalam berijtihad melalui beberapa cara diantaranya :
1. Dengan semata pemahaman lafaz yaitu memahami maksud yang terkandung
dalamlahir lafaz. Umpamanya bagaimana hukum membakar harta anak yatim.
Ketentuanyang jelas dalam Al Quran hanya larangan memakan harta anak yatim
secara aniaya,sedangkan hukum membakarnya tidak ada. Karena semua orang itu
tahu bahwamembakar dan memakan harta itu sama dalam hal mengurangi atau
menghilangkanharta anak yatim, maka keduanya juga sama hukumnya yaitu haram.
Cara inikemudian disebut penggunaan metode mafhum.
2. Dengan cara memahami alasan atau illat yang terdapat dalam suatu kasus
(kejadian)yang baru, kemudian menghubungkannya kepada dalil nash yang
memiliki alasan atauillat yang sama dengan kasus tersebut. Cara ini kemudian
disebut metode qiyas. Jadi, pada masa sahabat ini sudah ada tiga sumber hukum
yaitu Al-Qur’an, Alsunnahdan Ijtihad sahabat. Ijtihad terjadi dengan ijtihad jama’i
dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan kemaslahatan umum dan dengan
ijtihad fardhi dalam hal-hal yang bersifat pribadi. Untuk bentuk ijtihad fardhi, ada
kemungkinan terjadi perbedaan pendapat dikalangan para sahabat,

E. Pengertian periode tadwin


Periode Tadwin
Pemerintah Islam pasca keruntuhan Daulah Umayyah segera digantikan oleh Daulah
Abbasiah. Masa Abbasiah ini disebut juga masa Mujahidin dan masa pembukuan
fikih, karena pada masa ini terjadi pembekuan dan penyempurnaan fikih. Pada masa
Abbasiyyah, yang dimulai dari pertengahan adab ke-2 H sampai peretngahan abad
ke-4 ini, muncul usaha-usaha pembukuan al-Sunnah, fatwa-fatwa sahabat, dan
tabi’in dalam bidang fikih, tafsir, ushul al-fiqh. Pada masa ini pada lahir para tokok
dalam istinbat dan perundangan-undangan Islam. Masa ini disebut Masa Keemasan
Islam yang ditandai dengan berkembangannya ilmu pengetahuan yang pengaruhnya
dapat dirasakan hingga sekarang. Pada masa ini muncul pula mazhab-mazhab fikih
yang banyak mempengaruhi perkembangan hukum Islam. Diantaranya : Imam
Malik, Abu Hanifah, Imam Syaf’i, Ahmad Bin Hambal Faktor utama yang
mendorong perkembangan hukum Islam adalah berkembanganya ilmu pengetahuan
di dunia Islam. Berkembangnya ilmu pengetahuan di dunia Islam disebabkan oleh
hal-hal berikut. Pertama, adanya penterjemahan buku-buku Yunani, persia, Romawi,
dan sebagainya, ke dalam bahasa Arab. Faktor lain yang mempengaruhi
berkembanganya pemikiran adalah luasnya ilmu pengetahuan. Faktor lainnya adalah
adanya upaya umat Islam untuk meles tarikan al-Qur’an, baik yang dicatat, termasuk
yang dikumpulkan dalam satu mushaf, maupun yang dihafal.

E. Pengertian periode taqlid


Periode taqlid ini dimulai dari abad 10-11 M (310 H). periode ini adalah periode di
mana semangat ijtihad mutlak para ulama sudah pudar dan mandek. Semangat
kembali kepada sumber-sumber pokok tasyri’, dalam rangka menggali hukum-
hukum dari teks al-Qur’an dan sunnah dan semangat mengistimbat hukum-hukum
terhadap suatu masalah yang belum ada ketetapan hukumnya dari nash dengan
menggunakan dalil-dalil syara’, sudah pudar dan mandek. Mereka hanya mengikuti
hukum-hukum yang telah dihasilkan oleh imam-imam mujtahid terdahulu.[1]

Pada periode ini kondisi perjalanan fiqih islam sangat buruk sekali. Padahal periode
ini adalah fase terpanjang dalam sejarah fiqih islam, mengalami kemunduran dan
jumud. Jika di zaman generasi pertama kita bisa melihat para fuqaha yang sibuk
menggali fiqih mencari illat, dan berijtihad maka pada periode ini para ulamanya
sudah beralih profesi menjadi taklid buta, padahal memiliki kemampuan untuk
menempuh jalan para pendahulunya sehingga terhentinya kegiatan Ijtihad.
Sebab-sebab Taqlid
Tumbuh dan berkembangnya mentalitas taqlid pada periode ini disebabkan beberapa
faktor baik internal maupun eksternal. Tidak satupun faktor yang dianggap sebagai
penyebab utama dan tidak semua faktor itu dapat diidentifikasikan. Dibawah ini
beberapa poin darii sebagian faktor-faktor tersebut.
a. Fanatisme Bermadzhab ( Ta’ashub )
Dalam hal ini para pengikut madzhab merespon dan menyikapi madzhab yang
dianutnya secara berlebihan, sampai-sampai ada yang berani mendahulukan
pendapat imam madzhab daripada redaksi nash yang jelas.[1]

b. Instabilitas Sosial dan Politik


Kondisi Negara dan pemerintahan diawal periode ini sudah mulai terpecah
belah. berarti juga penurunan dibidang tasyri. Pada gilirannya disintegrasi juga
menjadi fariabel kusus perangsang tumbuh suburnya fanatic madzhab.
c. Terpecah-Pecahnya Daulah Islamiyah ke dalam Beberapa Kerajaan yang antara
Satu dengan lainnya Saling Bermusuhan
d. Terpecahnya Imam-Imam Mujtahid menjadi Beberapa Madzhab y
ang Mempunyai Corak Sendiri-Sendiri.
e. Umat Islam mengabaikan sistem kekuasaan perundang-undangan, sementara
disisi lain mereka juga tidak mampu merumuskan peraturan yang bisa menjamin
agar seseorang tidak ikut berijtihad kecuali yang memang ahli dibidangnya.
f. Para ulama’ dilanda krisis moral yang menghambat mereka sehingga tidak bisa
sampaii kepada level orang-orang yang melakukan ijtihad.
BAB III
PENUTUP

Demikian makalah ini kami buat dengan kesungguhan. Bila ada kata yang
menyinggung atau tidak sesuai dengan fakta yang ada, kami meminta maaf yang
setulus-tulusnya. Terima kasih kepada para pembaca yang mau dan bersedia
untuk membaca makalah ini dan kami juga menunggu kritik dan saran untuk
membuat makalah ini menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini bisa menjadi
alat yang bias menambah ilmu pengetahuan tentang “ Sejarah singkat perkembangan
ilmu fiqih ‘’
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
DAFTAR PUSTAKA

Mudrika Blogs, April 2010,


http://driexx.blogspot.com/2010/04/perkembangan-fiqih-pada-masa-sahabat.html
Ibrahim Lubis, Mei 2012,
http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/05/pengertian-ilmu-fiqih.html
Wahyu Setiawan , Okt 2011
http://ilmukamu.wordpress.com/2011/10/11/sejarah- perkembangan-fiqh-pada-
masa-nabi-muhammad-saw/
Zheba Ulil, Maret 2013
http://zhebaul
Muhaimin, Tadjab dan Abd. Mujib. 1994. Dimensi-dimensi Studi Islam. Surabaya:
Karya
Abditama.
Abd. Hakim, Atang, Drs., MA., dkk, Metodologi Studi Islam, Bandung: PT
Remaja
Rosdakarya Offset. 2008.

Anda mungkin juga menyukai