Bab 45. Lalu Lintas & Penyortiran Protein Intrasel
Bab 45. Lalu Lintas & Penyortiran Protein Intrasel
PERAN EIOMEDIS Ha1 ini menghasilkan dua cabang penyortiran yang disebut
cabang sitosolik dan cabang retikulum endoplasma kasar
Protein harus berpindah dari poliribosom ke banyak tempat (REK) (Gambar 45-1). Penyortiran ini terjadi karena protein
berbeda di dalam sel untuk melakukan fungsi khususnya. yang disintesis di poliribosom terkait-membran mengandung
Sebagian protein dipersiapkan untuk menjadi komponen suatu peptida sinyal (signal peptide) y"ng memerantarai
organel tertentu, sedangkan yang lain diarahkan ke sitosol perlekatan poliribosom pada membran RE. Rincian lebih
atau untuk diekspor, dan sebagian lagi akan ditempatkan jauh tentang peptida sinyal disajikan kemudian. Protein
di berbagai membran sel. Jadi, terdapat lalu-lintas protein yang disintesis di poliribosom bebas tidak memiliki
intrasel. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa peptida sinyal k|usus ini dan disalurkan ke dalam sitosol.
aparatus Golgi berperan besar dalam menyortir protein Di sitosol, protein ini diarahkan ke mitokondria, nukleus,
untuk menentukan tujuannya yang tepat. Hal penting yrng dan peroksisom oieh sinyal spesifik-atau tetap berada di
perlu dipahami adalah bahwa agar dapat mencapai lokasinya sitosol jika protein tersebut tidak memiliki sinyal. Setiap
yang tepat, protein umumnya mengandung inforrnasi protein yang mengandung sekuens bertarget yang kemudian
(sinyal atau sekuens penyandi) yang mengarahkan protein dikeluarkan disebut praprotein. Pada sebagian kasus. juga
tersebut ke tempat yang tepat. Setelah sejumlah sinyal terjadi pengeluaran peptida kedua, dan dalam hal ini protein
tersebut diketahui, menjadi jelas bahwa penyakit tertentu awal dinamai sebagai prapropotein (mis. praproalbumin;
terjadi akibat mutasi yang memengaruhi sinyal-sinyal ini. Bab 49).
Di bab ini kita memL,ahas laiu lintas intrasel protein dan Protein yang disintesis dan disortir di cabang RE kasar
p€nyort;rannya serta secara singkat mendiskusikan sebagian (Gambar 45-2) mencakup banyak protein yang diarahkan
penyakit yang ditimbulkan oleh adanya kelainan dalam ke berbagai membran (mis. membran RE, aparatus Golgi,
proses ini. Iisosom, dan membran plasma) dan untuk disekresikan.
Enzim lisosom juga termasuk. Oleh karena itu, protein
BANYAK PROTEIN DIARAHKAN KE semacam ini dapat berada di membran atau lumen RE
TEMPATNYA YANG TEPAT OLEH SEKUENS atau mengikuti rute transpor utama protein intrasel ke
SINYAT aparatus Golgi. Penyortiran lebih lanjut protein tertentu
(yang diperantarai sinyal) berlangsung di aparatus Golgi
Jalur-jalur biosintesis protein di sel dapat dianggap sebagai sehingga menyebabkan protein tersebut disalurkan ke
satu sistem penyortiran yang besar. Banyak protein lisosom, membran aparatus Golgi, dan tempat lain. Protein
membawa sinyal (biasanya, tetapi tidak selalu, berupa yang ditetapkan untuk disalurkan ke membran plasma
sekuens spesifik asam amino) yang mengarahkan protein ini atiu lnt'uk disekresikan melalui aparatus Golgi, tetapi
ke tempat tujuan untuk menjamin bahwa protein tersebur umumnya dianggap tidak membawa sinyal penyortiran
akan sampai di membran atau kompartemen sel yang tepat; spesifik; protein-protein ini diyakini mencapai tujuannya
sinyal-sinyal ini merupakan komponen mendasar bagi sistem dengan defaub.
penyortiran. Sekuens sinyal biasanya dikenali dan berinteraksi . Keseluruhan jalur RE + aparatus Golgi ---+ membran
dengan bagian-bagian komplementer protein vang berlungsi plasma sering disebut jalur sekretorik atau eksositotik.
sebagai reseptor untuk protein yang mengandungnya. Proses-proses yang berlangsung di rute ini akan mendapat
Keputusan penting tentang penyortiran sudah dilakukan perhatian khusus. Sebagian besar protein yang mencapai
secara dini pada biosintesis protein, saat pro[ein spesifik aparatus Golgi atau membran plasma diangkut dalam
disintesis di poliribosom (bebas maupun terkait-membr:rn). vesikel transpor; penjeiasan singkat mengenai pembentukan
s22
BAB 45: LALU tINTAS & PENYORTIRAN PROTEIN INTRASEL / 523
e5 t I
U. '> I
"4/.Enoosom
/--,/
u, awal
I
Vesikel
,^ Granula
( W ) penyimpanan
li
,r-.-1-l\ PraIisosom
{lv transpor
konstitutif
(ekskretorik) /
v sekretorik
I
f .(/,qt^u
endosom akhir)
ffi io \
Lisosom
^
0'
I
@
/
@
- \r
/o
Aparatus
Golgi
On Ot
:-/
\-U \
r@ ffi
v
o\; \
@
\-
@
Retikulum
endoplasma
matriks dan mencegah kesalahan pelipatan atau agregasi, Tarbel4S-1. Sebagian gambaran umum impor protein
sementara interaksi dengan sistem mt-Hsp60-Hsp i 0 ke organell
memastikan pelipatan yang tePat. Protein-protein terakhir
ini mirip dengan chaperonin GroEL bakteri, suatu subkelas
molekul pengantar yang membentuk susunan kompleks
mirip-sangkar yang terdiri dari struktur cincin heptamerik.
Agar interaksi protein impor dengan pengantar di atas dapat
berlangsung, hidrolisis ATP diperlukan.
Rincian bagaimana praprotein mengalami translokasi
belum sepenuhnya diketahui. Terdapat kemungkinan
bahwa potensial listrik yang berkaitan dengan membran
mitokondria bagian dalam menyebabkan Perubahan
konformasi di praprotein-tidak terlipat (unfold preprotein)
yang sedang ditranslokasikan. Hal ini membantu menarik
protein tersebut masuk. Selain itu, kenyataan bahwa matriks
lebih negatif daripada ruang antarmembran dapat "menarik"
terminal amino praprotein yang bermuatan positif untuk
masuk ke dalam matriks. Diperlukan kontrak erat antara
bagian-bagian membran di membran dalam dan luar yang rData dari McNew JA, Coodman JM. Ihe targeting and assembly of
rerlibat dalam rranslokasi. peroxisomal proteins: some old rules do not apply. Trends Biochem Sci
Keterangan di atas menjelaskan jalur utama protein 1998;21:151. Dicetak ulang dengan izin dari Elsevier
Gambar 45-3. Cambaran skematis yang menunjukkan kemungkinan peran Ran dalam impor kargo yang
membawa sinyal NLS. (.1 ) Terbentuk kompleks sasaran ( ketika reseptor NLS (cr, suatu importin) berikatan
dengan kargo NLS dan faktor penambat (F). (2)Terjadi penambatan di bagian filamentosa yang menonjol
dari NPC. Ran-CDP tertambat secara independen. (3) Pemindahan ke kanal translokasi terpicu ketika
RanCEF mengubah Ran-CDP menjadi Ran-CTP. (4) NPC mengatalisis translokasi kornpleks sasaran.
(5) Ran-CTP didaur ulang menjadi Ran-CDP oleh RanCAP yang tertambat. (6) Ran-CTP mengganSSu
kompleks sasaran dengan berikatan ke bagian di p vang tumpang tindih dengan tempat pengikatan.
(7) Kargo NLS terlepas dari cr, dan Ran-CTP dapat terlepas dari B. (B) Faktor cr dan B didaur ulang ke
sitoplasma. lnset: Tombol translokasi Ran padam (oil) di sitoplasma dan berfungsi (on) di nukleus. Ran-
CTP mendorong translokasi yang diarahkan oleh Nt-S dan NES. Namun, Ran sitoplasma diperkaya dalarn
Ran-CDP (OFF) oleh suatu RanCAP aktii dan Ran nukleus diperkaya dalam Ran-CTP (ON) oleh CEF
aktif. RanBPl nrendorong aktivitas yang berlawanan dari kedua faktor tersebut. Hubungan langsung Ran
sitoplasma dan nukleus terjadi melalui NPC oleh suatu mekanisme ulang-alik yang belum diketahui. Pi,
fosfat anorganik; NLS, nuclear localization srgnal; NPC, kompleks pori nukleus; CEF, guanine nucleotide
exchange factor; CAP, guanine-activating protein; NES, nuclear export signa|. BP, protein pengikat
(Dicetak ulang dengan izin dari Coldfarb DS. Whose finger is on the switch? Science 1997;276:1814. I-lak cipta O
i 99l AAAS. Dicetak ulang dengan izin).
BAB 45: LALU LINTAS & PENYORTIRAN PROTEIN INTRASEL I 527
GDP yang terikat padanya (keadaan terikat pada GTP PTS2R. Komplels, yang terbentuk kemudian berinteraksi
bersifat aktif; iihat pembahasan tentang protein G di Bab 42). dengan suatu reseptor membran, Pexl4p. Terdapat juga
Asimetri antara nukleus dan sitoplasma-dalam kaitannya protein-protein yang terlibat dalam pemindahan lebih lanjut
dengan salah satu dari kedua molekul ini yang terikat ke protein ke dalam matriks. Sebagian besar protein membran
Ran-diperkirakan sangat penting untuk memahami peran perolsisom terbukti tidak mengandung kedua sekuens sasaran
Ran dalam memindahkan komplei<s ke satu arah menembus tersebut, tetapi tampaknya mengandung sekuens pengarah
NPC. Jika molekul kargo dibebaskan di da,lam nukleus, yang lain. Sistem impor dapat menangani oligomer utuh
importin mengalir balik ke sitoplasma untuk digunakan (mis. katalase tetramerik). Impor protein matriks memerlukan
kembali. Gambar 43-5 meringkaskan sebagian hal pokok ATII sementara impor protein membran tidak demikian.
proses-proses tersebut. Ketertarikan mengenai impor protein ke dalam peroksi-
GTPase monomer kecil lainnya (mis. ARF, ILab, Ras, som didorong oleh studistudi tentang sindrom Tnllweger.
dan Rho) penting dalam berbagai proses sel, misalnya Keadaan ini muncul sejak lahir dan ditandai oleh gangguan
pembentukan dan pemindahan vesikel (ARF dan Rab; lihat saraf berat dan pasien seringkali meninggal dalam waktu
bawah), proses pertumbuhan dan diferensiasi tertentu (Ras), setahun. Jumlah peroksisom dapat bervariasi dari hampir
dan pembentukan sitoskeleton aktin. Proses yang melibatkan normal hingga sama sekali tidak ada pada sebagian pasien.
GTP dan GDP juga sangat penting dalam pemindahan Temuan biokimiawi mencakup akumulasi asam lemak
protein menembus membran RE (lihat bawah). rantai yang sangat panjang, kelainan sintesis asam empedu,
Protein yang serupa dengan importin, disebut dan penurunan plasmalogen yang mencolok. Penyakit ini
sebagai eftsportin, berperan dalam ekspor sejumlah besar dipercayai disebabkan oleh mutasi di gen-gen yang menyandi
makromolekul dari nukleus. Molekul kargo untuk diekspor protein tertentu-apa yang disebut sebagai peroksin-yang
membawa nuclear ex?ort sigzal (NESs). Protein-protein berperan dalam berbagai tahap biogenesis peroksisom
Ran terlibat dalam proses ini, dan kini dipastikan bahwa (misalnya impor protein yang dijelaskan sebelumnya), atau
proses impor dan ekspor memiliki sejumlah kesamaan. di gen-gen yang menyandi enzim peroksisom itu sendiri. Dua
adrenoleukofisrofi
keadaan lainnya yang terkait erat adalah
SEBAGIAN BESAR KASUS SINDROM neonatus dan penyakit Refsum infantilis. Sindrom
ZETLWEGER DISEBABKAN OIEH MUTASI Zellweger dan kedua keadaan ini mencerminkan suatu
spektrum dengan gambaran yang tumpang-tindih, dengan
DI GEN YANG BERPERAN DAIAM
sindrom Zellweger adalah jenis yang paling parah (banyak
BIOGENESIS PEROKSISOM protein yang terkena) dan penyakit Refsum infandlis yang
Peroksisom adalah organel penting yang berperan dalam paling ringan (hanya satu atau beberapa protein yang
terkena). Tabel 45-2 mencantumkan sebagian gambaran
aspek-aspek metabolisme banyak molekul, termasuk asam
penyakit ini dan penyakit-penyakit terkait.
lemak dan lipid lain (mis. plasmalogen, kolesterol, asam
empedu), purin, asam amino, dan hidrogen peroksida.
Peroksisom dibungkus oleh satu membran dan mengandung HIPOTESIS SINYAI MENJELASKAN
lebih dari 50 enzim; katalase dan urat olaidase adalah BAGAIMANA POTIRIBOSOM BERIKATAN
enzim penanda bagi organel ini. Protein-protein organel ini DENGAN RETIKULUM ENDOPTASMA
disintesis di poliribosom sitosol dan mengalami pelipatan
sebelum diimpor. Ja-trur impor dari sejumlah protein dan Seperti ditunjukkan sebelumnya, cabang RE kasar adalah
enzimnya telah diteliti, dan sebagian merupakan komponen cabang kedua yang terlibat dalam sintpsis dan penyortiran
matril<s dan yang lain adalah komponeri membran. Paling protein. Di cabang ini, protein disintesis di poliribosom
sediktt dua perorisomal-ma*i^tc targeting sequence (PTS) terkait-membran dan dipindahkan ke lumen RE kasar
telah berhasil diungkapkan. Salah satunya, PTSI, adalah sebelum disortir lebih lanjut (Gambar 45-2).
suatu tripeptida (yi., Ser-Lys-Leu [SKL], tetapi variasi dari Hipotesis sinyal diajukan oleh Blobel dan Sabatini,
rangkaian ini sudah terdeteksi) yang terletak di terminal sebagian untuk menjelaskan perbedaan antara poliribosom
karboksil sejumlah protein matriks, terrnasuk katalase. Yang bebas dan poliribosom terkait-membran. Mereka
lain, PTS2, terdiri dari sekitar 26*36 asam amino, yang mendapatkan bahwa protein yang disintesis di poliribosom
ditemukan pada paling sedikit empat protein matriks (mis. terkait-membran mengandung suatu perpanjangan pepdda
tiolase) dan, tidak seperti PTSI, mengalami pemotongan (peptida sinyal) di terminal amino yang memerantarai
setelah masuk ke dalam matriks. Protein yang mengandung perlekatan protein dengan membran RE. Seperti disebutkan
sekuens PTSI membentuk kompleks dengan protein sebelumnya, protein yang keseluruhan sintesisnya
reseptor larut (PTSIR) dan prptein yang mengandung berlangsung di poliribosom bebas tidak memiliki sinyal
kompleks sekuens PTS2 berikatan dengan yang lain, yaitu peptida ini. Suatu aspek penting pada hipotesis sinyal
528 / BAGIAN Vl: TOPIK KHUSUS
Tabel 45-2. Gangguan akibat kelainan peroksisomr recognition particle (SRP, partikel pengenal sinyal) yang
menghambat translasi lebih lanjut setelah sekitar 70 asam
amino telah terpolimerisasi (40 asam amino terbenam dalam
subunit ribosom besar dan 30 asam amino telah terpajan).
Penghambatan ini disebut sebagai elongation d'nest
(penghentian proses pemanjangan rantai polipeptida). SRP
mengandung enam protein dan berkaitan dengan sebuah
RNA 75 yang berhubungan erat dengan famili Alu sekuens
DNA berulang (Bab 35). Blok yang ditimbulkan oleh SRP
tidak dilepaskan sampai kompleks SRP-peptida sinyal-
poliribosom melekat pada protein yang disebut docbing
protein (protein penambat; SRP-R, resePtor untuk SRP) di
membran RE; oleh karena itu, SRP menuntun peptida sinyal
rDiproduksi ulang dengan izin, dari Seashore MR, Wappner R5
ke SPR-R dan mencegah peiipatan prematur dan ekspulsi
Primary Carc and Clinical Mediclne. Appleton & Lange, 1996
protein yang sedang disintesis ke dalam sitosol.
')MlM = N4endelian lnheritance ln Man. Setiap angka menunjukkan suatu
referensi, tempat informas; mengenai masing-masing dari penyakit di atas SRP-R adalah protein membran integral yang terdiri
dapat ditemukan. dari subunit ct dan B. Subunit cr mengikat GDP dan subunit
p menembus membran. Ketika kompleks peptida sinyal-
SRP berinteraksi dengan reseptot pertukaran GDP untuk
adalah bahwa hipotesis ini menyatakan-yang kemudian
GTP akan terstimulasi. Bentuk reseptor ini (yang berikatan
terbukti-bahwa semua ribosom memiliki struktur yang
dengan GTP) memiliki afinitas tinggi terhadap SRP dan
sama dan bahwa perbedaan antara ribosom yang terikat-
karenanya membebaskan peptida sinyal, yang berikatan
membran dan ribosom bebas semata-mata karena protein
dengan perangkat translokasi (translokon) yang juga terdapat
pembawa pada ribosom terikat-membran memiliki pePdda
sinyal. Banyak penelitian yang membuktikan hiporesis ini.
di membran RE. Subunit o kemudian menghidrolisis
GTPnya, memulihkan GDP dan menuntaskan siklus GTP-
Karena banyak protein membran disintesis di poliribosom
terkait-membran, hipotesis sinyal berperan penting dalam
GDP Sifat satu arah (unidirectionali4t) dari siklus ini
membantu merangsang interaksi poliribosom dan peptida
konsep pembentukan membran. Sebagian karakteristik
sinyalnya dengan membran RE dalam satu arah maju.
peptida sinyal diringkaskan pada Tabel 45-3.
Tiranslokon terdiri dari tiga protein membran (komplelis
Gambar 45-4 menggambarkan hal-hal pokok yang
berkaitan dengan aliran protein yang disekresikan melalui
Sec6l) yang membentuk kanal penghantar protein di
membran R-E yang dapat dilewati oleh protein yang baru
membran RE. Gambar ini menggabungkan pokok-pokok
dibentuk. Kanal ini tampaknya membuka hanya jika
dari hipotesis sinyal yang asli dan penelitian selanjutnya.
terdapat peptida sinyal dan mempertahankan konduktans
mRNA untuk protein semacam ini menyanc{i suatu pePtida
melalui membran RE ketika menutup. Sifat hantaran kanal
sinyal di terminal amino (dinamai juga leader sequence,
in! telah diukur secara eksperimental.
sinyal insersi transien, sekuens sinyal, atau prasekuens).
Penyisipan peptida sinyal ke dalam kanal penghantar,
Hipotesis sinyal mengajukan bahwa protein disisipkan ke
dalam membran RE pada saat yang sama sewaktu mRNAnya
sementara ujung yang lain dari protein induk masih
melekat pada ribosom, yang disebut "penyisipan (insersi)
sedang ditranslasikan di poliribosom, apa yang disebut
kotranslasional". Proses pemanjangan bagian lain protein
sebagai insersi kotranslasional. Sewaktu muncul dari
subunit besar ribosom, peptida sinyal dikenalt oleh signal
mungkin mempermudah lewatnya protein yang baru
dibentuk menembus lapisan-ganda lipid karena ribosom
tetap melekat pada membran RE. Oleh karena itu, terbentuk
RE kasar (atau bertabur ribosom). Protein penting dijaga
agar tetap berada dalam keadaan tidak-terlipat sebelum
masuk ke kanal penghantar-jika tidak, protein tersebut
mungkin tidak dapat memiliki akses ke kanal tersebut.
Selama sintesis protein yang mengandung peptida sinyal,
ribosom tetap melekat pada RE, tetapi kemudian dilepaskan
dan terurai menjadi kedua tipe subunitnya .iika proses
selesai. Peptida sinyal dihidrolisis oleh peptidase sinyal,
yang terietak di sisi luminal membran RE (Gambar 45-4),
dan kemudian tampaknya cepat diuraikan oleh protease.
BAB 45: LALU LINTAS & PENYORTIRAN PROTEIN INTRASEL I s29
-dE
cl D fl t fi{D ur
sRP ------> wll
i ,h*J-H_ffi
Peptidase sinyal
Gambar 45-4. Diagram hipotesis sinyal untuk transpor protein yang disekresikan menembus membran RE. Sekuens
asam amino protein ditentukan oleh ribosom yang menyintesis suatu protein bergerak di sepanjang mRNA.(mRNA
diwakili oleh garis antara 5'dan 3'). Kodon AUC menandai permulaan pesan untuk protein; garis berarsir yang
terdapat setelah AUC mewakili kodon untuk sekuens sinyal. Sewaktu protein tumbuh keluar dari subunit ribosom
yang leb ih besar, sekuens s inya I menjad i terpajan dan d iikat oleh signal recogn ition pafticle (S RP). Translasi dihambat
sampai kompteks berikatan dengan "protein penambat" (docking protein), yang juga disebut SRP-R (diwakili oleh
batang hitam) di membran RE. Terdapat juga reseptor (batang abu-abu) untuk ribosom itu sendiri. lnteraksi ribosom
dan rantai peptida yang sedang tumbuh dengan membran RE menyebabkan terbukanya kanal melalui tempat protein
tersebut dipindahkan ke ruang interior RE. Selama translokasi, sekuens sinyal sebagian besar protein dikeluarkan
oleh suatu enzim yang disebut "peptidase sinyal", yang terletak di permukaan luminal membran RE. Protein lengkap
kemuclian dibebaskan oleh ribosom yang kemudian terurai menjadi kedua komponennya, yaitu subunit ribosom
besar dan kecil. Protein berakhir di dalam RE. Lihat teks untuk rincian lebih lanjut. (Sedikit dimodifikasi dan diproduksi
ulangdenganizindari MarxJL. Newlymadeproteinszipthroughthecell.sciencelgSO;207:164. HakciptaOl9S0olehAmerican
Association for the Advancement of Science).
Sitokrom P450 (Bab 52), suatu protein integral Terdapat bukti bahwa transposon di membran RE
membran RE, tidak menembus membran secara sempurna. berperan dalam transpor retrograd berbagai molekul
Protein ini berada di membran dengan peptida sinyalnya dari lumen RE ke sitosol. Molekul-molekul ini mencakup
yang masih utuh. Sitokrom dicegah menembus membran glikopeptida, oligosakarida, dan glikoprotein yang tidak
oleh suatu sekuens asam amino yang disebut hah- atat stop' terlipat atau salah terlipat. Sebagian molekul ini diuraikan
nansfer signal (sinyal berhenti/stop). di proteasom (lihat bawah). Oleh karena itu, terdapat lalu-
Protein sekretorik dan protein yang ditentukan berada lintas dua-arah melalui membran RE.
di membran sebelah distal RE akan menembus lapisan
ganda membran secara sempurna dan dikeluarkan ke PROTEIN MENGIKUTI BEBERAPA
dalam lumen RE. Rantai N-glikan, jlka ada, ditambahkan RUTE UNTUK DISISIPKAN KE DATAM
(Bab 46) sewaktu protein ini melintasi bagian dalam
ATAU DITEKATKAN PADA MEMBRAN
membran ffi proses yang disebut "glikosilasi
-5ux1u RETIKUTUM ENDOPTASMA
kotranslasional". Kemudian, protein berada di lumen
aparatus Golgi, tempat terjadinya perubahan-perubahan Rute yang diikuti oleh protein agar dapat tersisip ke dalam
lebih lanjut pada rantai glikan (Gambar 45-9) sebelum membran RE adalah sebagai berikut:
protein didistribusikan di dalam sel atau disekresikan.
Terdapat bukti kuat bahwa peptida sinyal berperan dalam A. INSERSI KOTRANSLASIONAL
proses penyisipan protein ke dalam membran RE. Protein
mutan yang mengandung pepdda sinyal yang berubah, Gambar 45-5 memperlihatkan berbagai cara bagaimana
yaitu asam amino hidrofobik diganti oleh asam amino protein didistribusikan dalam membran plasma. Secara
hidrofilik, tidak disisipkan ke dalam membran RE. Protein khusus, tetminal amino protein tertentu (mis. reseptor
nonmembran (mis., o-globin), yaitu tempat peptida sinyal LDL) dapat ditemukan pada permukaan ekstrasitoplasma,
dilekatkan oleh rekayasa genetik dapat disisipkan ke dalam sementara untuk protein y^ng lain (mis. resePtor
lumen RE atau bahkan disekresikan. asialoglikoprotein), terminal karboksil yang terdapat pada
53O / BAGIAN Vl: TOPIK KHUSUS
PERMUKAAN
N TRASITOPLASMA
).-
tp
F $;:a;"
1' N
I
hl
Berbagai pengangkut (mis glukosa)
N
"#s"kff
Reseptor IGF-l
Neuramidase influenza Reseptor terkait-protein G
dan insulin
Reseptor asialglikoprotein
Reseptor transferrin
Rantai HLA-DR yang tidak berubah
Reseptor LDL
Rantai berat HLA-A
Hemaglutinin influenza
Gambar 45-5. Variasi cara protein disisipkan ke dalarn menrbran. Skema ini, yang menggambarkan sejumlah
orientasi yang clapat terjadi, mcn-rperlihatkai-i segmen-segmen protein di dalam membran sebagai n-heliks dan
segmen lain sebagai garis. Reseptor LDL yang hanya sekali menembus membran dan terminal aminonya terdapat di
bagian eksterior, disebut prolein transmenrbran tipe L Reseptor asialoglikoprotein yang.luga menembus membran
satu kali tetapi dengan terminal karboksildi sehelah eksterior, disebut protein transmembran tipe ll. Sitokrom P450
(tidak diperlihatkan) adalah contoh protein transmembran tipe lll; peletakannya serupa dengan protein tipe l, protein
tipe ini tidak memiliki sekr,rens sinyal yang dapat dipotong. Berbagai pengangkut yang diperlihatkan (mis, glukosa)
menembus membran beberapa kali dan disebut proteirr transmembran tipe lV; protein ini juga disebut protein
membran politopik. (N, terminal amino; C, terminal karboksil). (Diadaptasi, dengan izin, dari Wickner WT, Lodish HF-
.1985
Multiple mechanisms of protein insertion into and acioss memL:ranes. Science 19t15;230:400. Hak cipta O oleh the American
Association for the Advancement of Science).
permukaan ini. Proses-proses biosintesis awal pada membran Peletakan pengangkut (mis. untuk glukosa) yang lebih rumit
RE harus diketahui untuk me njelaskan hal ini. Reseptor LDL dapat dijelaskan oleh kenyataan bahwa a-heliks transmembran
memasuki membran RE dengan cara yang serupa dengan yang dapat berfungsi sebagai sekuens insersi yang tidak terpotong
dilakukan oleh protein sekretorik (Cambar 45-4); sebagian dan sebagai hah-nansfer signal secan bertuiut-turut. Masing-
reseptor ini menyeberangi membran RE, peptida sinyalnya masing pasangan segmen heliks disisipkan sebagai suatu jepit
dipotong, dan terminal aminonya menonjol ke daiam rambut'. Sekuens yang menentukan struktur suatu protein
lumen. Namun, reseptor ini dipertahankan di membran di membran disebut sekuens topogenik Seperti dijelaskan
karena mengandung suatu segmen yang sangat hidrofobik, di Gambar 45-5, trga protein di atas adalah contoh protein
hah/stop nansfer signal. Sekuens ini membentuk segmen transmembran tipe l, tipe II, dan tipe IV.
transmembran protein dan merupakan domain pengikat
rnembrannya. Bagian kecil membran RE, tempat beradanya B. SINTESIS PoLIRIBosoM BEBAS &
reseptor LDL yang baru disintesis, kemudian membentuk PERI. EKATANNYA PADA MEMBRAN
tonjolan {buds ffi berupa komponen suatu vesikel transpor, RETIKuLUM ENDoPLASMA
mungkin dari elemen translasional RE (Gambar 45-2). Salah satu contoh adalah sitokrom br, yang memasuki
Seperti dijelaskan selanjutnya daiam pembahasan tentang membran R-E secara spontan.
asimetri protein dan lipid dalam pembentukan membran,
letak reseptor di membran R.E dipertahankan di vesikel, yang C. RETENSI DI ASPEK LUMINAL RETIKULUM
akhirnya menyatu dengan membran plasma. Sebaliknya, ENDoPL,A.SMA oLEH SEKUENS ASAM AMINO
reseptor asialoglikoprotein memiliki sebuah seknens SPESIFIK
insersi internal yang masuk ke dalam membran, tetapi Sejumlah protein memiliki sekuens asam amino KDEL
tidak dipotong. Sekuens ini
berfungsi sebagai jangkar, (Lys-Asp-Glu-Leu) di terminai karboksilnya. Sekuens ini
dan terminal karboksilnya dikeluarkan melalui membran. menentukan bahwa protein akan melekat pada perm.'Laan
BAB 45: LALU LINTAS & PENYORTIRAN PROTEIN INTRASEL / sst
Lisosom
'r-
Permukaan
<,
Vesikel
penyimpanan sekreiorik
dalam RE secara longgar. BiP pengawall Chaperone (lihar bergantung pada sinyal pengarah, sementara tanda panah
bawah) adalah salah saru dari prorein ini. Protein yang vertikal terbuka mencerminkan tahap-tahap yang bergantung
mengandung KDEL mula-mula bergerak ke Golgi, pada sinyal spesifik. Oleh karena itu, aliran protein tertentu
berinteraksi di sana dengan protein reseptor KDEL spesifik, (termasuk protein membran) dari RE ke membran plasma
dan kemudian kembali dalam vesikel transpor menuju RE, (disebut' bulh flma' karena tidak selektif) mungkin terjadi
tempat protein ini terlepas dari reseptor. tanpa melibatkan sekuens pengarah apapun, yi. melalui
D. TRANSPoR RETRoGR,AD DARI APARATUS
default. Di pihak lain, penyisipan protein residen ke
membran Golgi dan RE bergantung pada sinyal spesifik
Goler (mis. KDEL atau sekuens hab-transfer tntuk RE). Demikian
Beberapa protein tanpa-KDEL lain yang ditetapkan juga, pemindahan banyak enzim ke lisosom bergantung pada
untuk membran RE juga bergerak ke Golgi dan kemudian sinyal Man 6-P (Bab 46), dan masuknya protein ke dalam
kembali, meialui transpor vesikular retrograd, ke RL untuk granula sekretorik mungkin melibatkan suatu sinyal. Thbel
disisipkan di sana (lihat bawah). 45-4 mertngkaskan informasi mengenai sekuens-sekuens
Alinea berikut akan memperlihatkan bahwa berbagai
rute berperan dalam penyusunan protein-protein membran
Tabel 45-4. Beberapa senyawa atau sekuens yang
RE; situasi serupa mungkin berlaku untuk membran lain
mengarahkan protein ke organel spesifik
(mis. membran mitokondria dan membran plasma). Pada
beberapa kasus sudah diketahui adanya sekuens pengarah
yang pasti (mis. sekuens KDEL).
Topik biogenesis membran dibahas lebih lanjut di bab
ini.
yang diketahui teriibat dalam mengarahkan berbagai protein Tabel45-6. Sebagian molekul pendamping dan enzim
ke tempat yang tepat di dalam sel. yang terlibat dalam pelipatan. Keduanya terletak
di retikulum endoplasma kasar
PENDAMPTNG (CHAPERONEI ADATAH
SUATU PROTEIN YANG MENCEGAH
KESALAHAN PETIPATAN & INTERAKSI
NONPRODUKTIF PROTEIN LAIN
Dalam jalur sekretorik, tahap keluar dari RE mungkin
merupakan tahap penentu/pembatas laju reaksi. Dalam
konteks ini, ditemukan bahwa protein tertentu berperan
dalam peny'usunan atau pelipatan protein lain tanpa protein (immunoglobulin heaay chain binding protein, BiP)
itu sendiri menjadi komponen protein yang terlibat. Protein terletak di lumen RE. Protein ini akan mengikat rantai
semacam ini dinamai cbaperone (pendamping) molekular; berat imunoglobulin yang salah-lipat (abnormal) dan
sejumlah sifat penting protein ini dicantumkan di Thbel 45- protein tertentu lainnya serta mencegah protein tersebut
5, dan nama-nama beberapa prorein yang penting dalam dari RE sehingga dapat diuraikan. Molekul pendamping
RE dicantumkan di Tabe| 45-6. Pada hakikatnya' protein penting lainnya adalah kalneksin, suatu protein pengikat
ini menstabilk^n zat antata yang tidak terlipat atau setengah kalsium yang terletak di membran RE. Protein ini mengikat
terlipat, memberi waktu pada zat antara untuk melipat dengan beragam protein, termasuk antigen histokompatibilitas
benar, dan mencegah interalai yang ddak tepat sehingga campuran (MHC) dan bermacam-macam protein serum.
pembentukan struktur nonfungsional dapat dicegah. Sebagian Seperti disebutkan pada Bab 46, kalneksin mengikat
besar moiekul pendamping memperlihatkan aktivitas spesies glikoprotein ter-monogiikosilasi yang terjadi selama
AIPase dan mengikat ADP serta AIP Aktivitas ini penting pemrosesan glikoprotein, yang akan daiam RE sampai
untuk efek molekul pendamping dalam pelipatan. Kompleks glikoprotein terlipat dengan benar. Kalretikulin yang juga
pendamping-ADP sering memiliki afinitas tinggi terhadap merupakan protein pengikat kalsium memiliki sifat serupa
protein yang ddak-terlipat, yang jika terikat, merangsang dengan kalneksin; protein ini tidak terikat-membran.
pembebasan ADP untuk digantikan oleh AIII Selanjutnva, Moiekul pengawal tidak saja berupa protein di lumen RE
kompleks pendamping-AlB membebaskan segmen-segmen yang berkaitan dengan pelipatan protein yang tepat. TerdaPat
protein yang telah melipat dengan bena! dan siklus yang dua enzim yang berperan aktif dalam pelipatan. Protein
melibatkan pengikatan ADP dan AIP ini diulangi sampai disulfida isomerase (PDI) menyebabkan penggantian cepat
terjadi pembebasan protein yang telah teriipat sempurna. ikatan-ikatan disulfida sampai diperoleh susunan yang tePat.
Dalam pembahasan tentang penyorriran protein Peptidil prolil isomerase (PPI) mempercePat pelipatan
mitokondria telah diperkenalkan beberapa contoh molekul protein yang mengandung prolin dengan mengkatalisis
pengawal. Protein pengikat rantai berat imunoglobulin isomerisasi cis-trans ikatan-ikatan X-Pro, dan X adalah
residu asam amino apapun.
Tabel 45-5. Beberapa sifat protein pendampinS.
PENIMBUNAN PROTEIN YANG SAIAH.
LIPAT DI RETIKULUM ENDOPTASMA
DAPAT MENYEBABKAN RESPONS
PROTEIN YANG TIDAK TERLIPAT
Homeostasis di RE penting agar sel berfungsi normal. Jika
pelipatan protein di RE dipengaruhi oieh berbagai faktor
(mis. kadar Ci- yang abnormal, perubahan status redoks,
mutasi, berbagai penyakit), RE dapat mendeteksi hal ini.
Terjadi pengaktivan mekanisme-mekanisme pembentuk
sinyal di RE yang mencakup peningkatan kapasitas pelipatan
(mis. peningkatan sintesis molekul pengawal dan protein
yang berperan dalam pelipatan yang disebutkan di atas), dan
respons lain untuk memulihkan terjadi pengaktivan ialur
kematian sel (apoptosis). Proses keseluruhan ini disebut
BAB 45: LALU LINTAS & PENYORTIRAN PROTEIN INTRASEL / 533
respons protein yang tidak terlipat (unfolded protein UBIKUITIN APATAH MOI.EKUI KUNCI
response). Hal ini memiliki cakupan berbeda dibandingkan DALAM PENGURAIAN PROTEIN
topi\ yang akan dibahas berikut ini.
Grdapat dua jalur utama penguraian protein dalam
PROTEIN YANG SAIAH.IIPAT eukariot. Satu jalur melibatkan protease lisosom dan tidak
MENGALAMI PENGURAIAN memerlukan ATP Jalur lain melibatkan ubikuitin dan
dependen ATP. Jalur ini berperan besar dalam penguraian
TERKAIT RETIKULUM ENDOPTASMA
protein, dan terutama berkaitan dengan pembuangan
(ENDOP AS MrC RET,CU LU M- ASSOCTATED
protein salah-iipat dan enzim regulatorik dengan waktu-
DEGRADATION, ERAD) paruh yang singkat. Penelitian tentang ubikuitin telah
berkembang pesat, dan ubikuitin diketahui terlibat dalam
Protein yang salahJipat di.jumpai pada banyak penyakit
regulasi siklus sel (penguraian siklin), perbaikan DNA,
genetik (mis. CFTR pada fibrosis kistik; lihat Bab 39).
pengaktifan NFrcB (lihat Bab 49), penciutan otot, infeksi
Protein yang salahJipat di I{E secara selektifakan diangkut
virus, dan banyak proses fisiologis dan patologis lainnya.
kembali menembus RE untuk memasuki proteasom yang
Ubikuitin adalah protein kecil (V5 asam amino), sangat
ada di sitosol. Thanspor retrograd menembus membran
terkonservasi, dan berperan kunci dalam menandai berbagai
RE mungkin berlangsung melalui translokon (kompleks Sec
protein yang selanjutnya akan diuraikan di proteasom.
5l) yang dijelaskan di atas. Tianspor ini dapat dijalankan
Mekanisme perlekatan ubikuitin pada protein sasaran (mis.
oleh AIPase yang ada di proteasom karena struktur-struktur
bentuk CFTR yang salahJipat, protein yang berperan dalam
ini dapat ditemukan berada saling berdekatan dengan RE.
timbulnya fibrosis kistik; lihat Bab 40) diperlihatkan di
Molekul pengawal yang terdapat di lumen RE dan di sitosol
Gambar 45-8 dan melibatkan tiga enzim: enzim pengaktii
mengarahkan protein salah-lipat ini ke proteasom. Sebelum
enzim pengkonjugat, dan ligase. Terdapat sejumlah tipe enzim
memasuki proteasom, sebagian besar protein mengalami
pengkonjugat, dan yang mengejutkan, terdapat sekitar 500
ubikutinasi dan dibawa ke proteasom oleh protein pengikat
Iigase yang berbeda. Enzim yang terakhir yang menentukan
poliubikuitin. Proses di atas disebut sebagai ERAD dan
spesifisitas substrat. Jika molekul ubikuitin telah melekat
diringkaskan di Gambar 45-7.
pada protein, sejumiah molekul lain juga melekat sehingga
protein sasaran mengaiami poliubikuitinisasi. Diperkirakan
Peptida
bahwa paling sedikit empat molekul ubikuitin harus melekat
agar molekul sasaran mengalami penguraian di proteasom.
A Ubikuitin dapat dipotong dari protein sasaran oleh enzim-
enzim deubikuitinisasi dan ubikuitin yang telah bebas dapat
t5-Proteasom digunakan kembali.
te Poliubikuitin
PROTEIN YANG TETAH MENGALAMI
UBIKUITINISASI DIURAIKAN
DI PROTEASOM
{ Protein sasaran yang telah mengalami ubikuitinisasi
memasuki proteasom yang terletak di sitosol. Proteasom
adalah suatu struktur besar yang relatif silindris dan
terdiri dari sekitar 28 subunit yang tersusun dalam empat
tumpukan cincin yang masing-masing terdiri dari 7 subunit.
Struktur ini memiliki rongga di bagian tengah yang dilapisi
oleh sedikitnya tiga protease berbeda. Protein sasaran harus
melewati bagian tengah ini agar dapat diuraikan menjadi
Gambar 45-7. Diagram skematis proses-proses pada ERAD. Suatu peptida-peptida kecil yang kemudian keluar: dari proteasom
protein sasaran (yang mungkin salah-lipat atau terlipat normal) (Gambar 45-7). Protein terlipat dengan normal atau
mengalami transpor retrograd melalui translokon ke dalam sitosol, abnormal adalah substrat bagi proteasom. Molekul ubikuitin
tempat protein ini mengalami poliubikuitinasi. Setelah mengalami
poliubikuitinasi, protein memasuki proteasom untuk mengalami
yang teiah dibebaskan dapat didaur ulang. Proteasom
penguraian di dalamnya menjadi peptida-peptida kecil yang akan berperan penting dalam menyajikan peptida-peptida kecil
keluar dan mungkin menjalani beberapa nasib. Molekul ubikuitin yang dihasilkan oieh degradasi berbagai virus dan molekul
yang terlepas kemudian didaur ulang. lain kepada molekul histokompatibilitas mayor kelas I,
534 / BAGIAN Vl: TOPIK KHUSUS
pembentukan tunas vesikel dari preparat Golgi yang diinku- Tabap 4: Penguraian selubung (melibatkan
basi bersama sitosol dan AIP dapat diamati. Pengembangan disosiasi ARF dan lapisan koatomer) setelah GTP
pendekatan genetik untuk mempelajari vesikel pada ragi terhidrolisis; pelepasan selubung diperiukan agar
juga berperan krusial. Gambarannya komplei<s dan memiiiki Fusi dapat terjadi.
tata-namanya sendiri (Tabel 45-7) serta melibatkan berbagai Thhap 5: Perlekatan vesikel dicapai melalui anggora suaru
protein membran dan sitosol, GTB AIB dan faktor-faktor famili protein integral yang disebut v-SNARE, yang
tambahan. menempelkan vesikel sewaktu pembentukan tunas
Tianspor vesikel anterograd dapat dianggap terjadi dalam berlangsung. v-SNARE berpasangan dengan r-SNARE
delapan tahap, terutama berdasarkan proposal yang diajukan di membran sasaran untuk menambatkan vesikel.
oleh Rothman dan rekan-rekan (Gambar 45-9). Konsep
Diperkirakan bahwa tahap 4 dan 5 berkaitan erat dan
dasarnya adalah bahwa seriap vesikel transpor memiliki
bahwa tahap 4 mengikuti tahap 5, dengan ARF dan lapisan
penanda alamat khas yang terdiri dari satu atau lebih protein
koatomer secara cepat terlepas setelah penambatan.
v-SNARE,, sementara masing-masing membran sasaran
mengandung satu atau lebih protein I-SNARE padanannya, Tahap 6: Padakompleks SNARE berpasangan kemudian
yaitu protein yang berinteraksi dengan protein v-SNARE. terbentuk perangkat fusi umum; perangkat ini
mencakup ATPase (NSF; NIM-sensitiue factor) dan
Thhap 1: Pembentukan selubung dimulai ketika ARF protein SNAP (soluble I'ISF attachmentfactor). SNAP
diaktifkan oleh pengikatan pada GTB dan ditukar mengikat kompleks SNARE (reseptor SNAP), yang
dengan GDP Hal ini menyebabkan terikatnya ARF memungkinkan NSF berikatan.
terkait-GTP dengan reseptor puratifnya (berarsir di Thhap 7 Hidrolisis ATP oleh NSF penting untuk fusi,
Gambar 45-9) di membran donor. suatu proses yang dapat dihambat oleh NEM (,4/-
Tahap 2: ARF terkait-membran merekrut protein etilmaleimida). Protein dan kalsium rertentu lainnya
selubung yang terdiri dari lapisan koatomer (coa- yang dibutuhkan.
tomer) dari sitosol, yang membenruk suatu tunas Thhap 8: Grjadi transpor retrograd unruk memu-
berselubung. lai kembali siklus. Thhap terakhir ini dapat meng-
Tabap 3: Pelepasan tunas dalam suatu proses yang gunakan protein tertentu atau mendaur-ulang v-
melibatkan asil-KoA-dan mungkin ATP-untuk SNARE. Nokodazol, yakni suatu agen pengganggu
menuntaskan pembentukan vesikel berselubung.
- mikrotubulus, menghambat tahap ini.
Vesikel
o bersel ubu ng
&,ESS
'@
trffi-@..]l
Mcmbran Membran
donor $asaran
(mis. RE) (mis. CGN)
Gambar 45-9. Model tahap{ahap dalam satu siklus transpor vesikel anterograd. Siklus berawal di
sisi kiri bawah gambar, tempat dua molekul ARF diwakili oleh bentuk oval kecil yang mengandung
CDP. Tahaptahap dalam siklus dijelaskan dalam teks. Sebagian besar singkatan yang digunakan di
sini dijelaskan pada Tabel 45-7. Peran protein Rab dan Secl (lihat teks) dalam proses keseluruhan
tidak dijelaskan di gambar ini (CCN, cis-Colgi network; BFA, Brefeldin A) (Diadaptasi dari RothmanJE.
Mechanisms ol intracellular protein transpott. Nature 1 994;322:255) (sumbangan E Degen).
536 / BAGIAN Vl: TOPIK KHUSUS
klatrin; dua vesikel Pertama di sini disebut vesikel tftursPor. dengan yang dijelaskan sebelumnya. Contohnya, satu v-
Tidak diragukan lagi bahwa banyak jenis vesikel lain yang SNARE disebut sinaptobrevin dan dua I-SNARE disebut
belum ditemukan. Vesikel COPI berperan dalam uanspor sintalsin dan SNAP 25 (synaptosome-asociated protein 25
dua-arah dad RE ke Golgi dan sebaliknya' sementara vesikel kDa). Toksin botulinum B adalah salah satu toksin yang
COPU terutarna terlibat dalam transpor pada arah yang paling mematikan yang diketahui dan penyebab keracunan
pertama. Vesikel-vesikel berselubung-klatrin masing-masing makanan yang paling serius. Salah satu komponen dari toksin
terlibat dalam transpor dari jaringan trans-Golgi ke prdisosom ini adalah protease yang tampaknya hanya memutuskan
dan dari membran plasma ke endosom, Selelisi molekul kargo sinaptobrevin sehingga menghambat pembebasan asetilkolin
oleh vesikel tampaknya merupakan fungsi protein selubung. di taut neuromuskular dan dapat mematikan, bergantung
Molekul katgo dapat berinteraksi dengan protein selubung pada dosis toksin yang tertelan.
baik secara langsung atau melalui protein perantara yang melekat (h) Meskipun model di atas menjelaskan vesikel yang
pada protein selubung, dan molekul-molekul ini kemudian tidak berselubung-klatrin, namun banyak dari proses yang
menjadi terbungkus di dalam vesikel masing-masing' diurakan sebelumnya berlaku, paling tidak secara prinsip,
(c) Metabolit jamur brefeldin A mencegah GTP bagi vesikel berselubung-klatrin.
berikatan dengan ATP pada tahap I sehingga menghambat
seluruh proses pembentukan selubung. Dengan adanya PEMBENTUKAN MEMBRAN ADATAH
metabolit ini, aparatus Golgi tampak mengalami disintegrasi PROSES YANG RUMIT
disertai lenyapnya fragmen-fragmen. Brefeldin menyebabkan
hal ini, mungkin dengan menghambat pertukaran nukleotida Grdapat banyak membran sel, dan masing-masing memiliki
gunain yang terjadi pada tahap 1' gambaran spesifik. Tidak ada skema yang dapat menjelaskan
(d) GTP-y-S (suatu analog GTP yang tidak dapat ,.."t" ,n.-uaskan mengenai pembentukan salah satu dari
dihidrolisis dan sering digunakan dalam penelitian tentang berbagai membran ini. Mekanisme penyisipan awal berbagai
peran GTP dalam proses biokimia) menghambat pelepasan protein ke dalam membran RE telah dibahas sebelumnya.
selubung dari vesikel sehingga terjadi penimbunan vesikel tanspor protein, termasuk protein membran, ke berbagai
berselubung. bagian sel di dalam vesikel juga telah diuraikan' Beberapa
(e) Suatu famili protein mirip-Ras yang disebut famili hal umum mengenai pembentukan membran masih perlu
protein Rab diperlukan pada beberapa tahap transpor protein dibahas.
intrasel, sekresi, dan endositosis. Protein-protein ini adalah
GTPase monomerik kecil yang melekat pada permukaan Sewoktu Pembentukqn Membrqn
sitosolik membran melalui rantai geraniigeranil. Protein ini Berlongsung, Asimetri Protein &
berikatan dengan tunas vesikel dalam keadaan terikat-GTP Lipid Tetop Dipertohonkon
(tidak diperlihatkan di Gambar 45-9). Famili protein lainnya
(Secl) berikatan dengan I-SNARE dan mencegah interaksi Vesikel yang terbentuk dari membran RE dan aparatus
dengan I-SNARE dan v-SNARE komplementernya. Jika Golgi, baik secara alami mauPun dengan homogenisasi,
BAB 45: LALU LINTAS & PENYORTIRAN PROTEIN INTRASEL / 537
Bagaimanapun, telah banyak kemajuan yang telah dicapai; Tahel 45-9. Beberapa 8an88uan akibat mutasi di gen
Tabel 45-8 meringkaskan sebagian hal penting pada yang menyandi protein yang terlibat dalam transpor
pembentukan membran yang telah diketahui hingga saat membran intrasell
ini.
RINGKASAN
Banyak protein diarahkan ke tujuannya oleh sekuens
sinyal. Penyortiran telah dilakukan ketika protein
dipisahkan antara poliribosom sitosol dan poliribosom
terkait-membran berdasarkan ada-tidaknya suatu
lDimodifikasi dari Olkonnen VM, lkonen E. Cenetic clefects of intracellular
peptida sinyal. membrane tansport. N Engl J Med 2000;343:1 095. Penyakit terkait tertentu
Telah dijelaskan jalur-jalur impor protein ke dalam lainnya yang tidak tercantum di sini juga disertakan dalam jurnal ini Penl'akit
mitokondria, nukleus, peroksisom, dan retikulum sel I cliuraikan di Bab 46. Sebagian besar penyakit yang tercantum di atas
REFERENSI
Koehler CM. New developments in mitochondrial assembly. Ann Tiombetta ES, Parodi*AJ. Q"dity control and protein folding in
Rev Cell Dev Biol 2004;20:309. the secretory pathway. Ann Rev Celi Dev Biol2O03;19:649.
Lee MCS, et al. Bi-directional protein uansport berween the ER Van Meer G, Sprong H. Membrane lipids and vesicular traffic.
and Golgi. Ann Rev Cell Dev Btol2004;20:87 .
Curr Opin Cell Biol 2004;16:373.
Lodish H, et aL. Molecular Cell Biology, ed ke-5. 'WlI Freeman &
Vance DE, Vance J. Biochemisny of Lipids, Lipoproteins, and
Co.,2004.
Membranes, ed ke-4. Elsevier, 2002.
Owen DJ, Collins BM, Evans PR. Adaptors for clathrin coats:
\Wiedemann N, Frazier A-E, Pfanner N. The protein import
structure and function. Ann Rev Cell Dev Biol2004;20:153.
Romisch K. Endoplasmic-reticulum-associated degradation. Ann machinery of mitochondria. J Biol Chem 2004;279:14473.
Rev Cell Dev Biol 2005;21:435. Zaidiu SK et al. Intranuclear trafficking: organization and assembly
Schroder M, Kaufman RJ. The mammalian unfolded protein of regulatory machinery for combinatorial biologicd control. J
response. Ann Rev Biochem 2005;7 4:7 39. Biol Chem 2004;279 :43363.