Anda di halaman 1dari 18

Robert K.

Murray, MD, PhD

PERAN EIOMEDIS Ha1 ini menghasilkan dua cabang penyortiran yang disebut
cabang sitosolik dan cabang retikulum endoplasma kasar
Protein harus berpindah dari poliribosom ke banyak tempat (REK) (Gambar 45-1). Penyortiran ini terjadi karena protein
berbeda di dalam sel untuk melakukan fungsi khususnya. yang disintesis di poliribosom terkait-membran mengandung
Sebagian protein dipersiapkan untuk menjadi komponen suatu peptida sinyal (signal peptide) y"ng memerantarai
organel tertentu, sedangkan yang lain diarahkan ke sitosol perlekatan poliribosom pada membran RE. Rincian lebih
atau untuk diekspor, dan sebagian lagi akan ditempatkan jauh tentang peptida sinyal disajikan kemudian. Protein
di berbagai membran sel. Jadi, terdapat lalu-lintas protein yang disintesis di poliribosom bebas tidak memiliki
intrasel. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa peptida sinyal k|usus ini dan disalurkan ke dalam sitosol.
aparatus Golgi berperan besar dalam menyortir protein Di sitosol, protein ini diarahkan ke mitokondria, nukleus,
untuk menentukan tujuannya yang tepat. Hal penting yrng dan peroksisom oieh sinyal spesifik-atau tetap berada di
perlu dipahami adalah bahwa agar dapat mencapai lokasinya sitosol jika protein tersebut tidak memiliki sinyal. Setiap
yang tepat, protein umumnya mengandung inforrnasi protein yang mengandung sekuens bertarget yang kemudian
(sinyal atau sekuens penyandi) yang mengarahkan protein dikeluarkan disebut praprotein. Pada sebagian kasus. juga
tersebut ke tempat yang tepat. Setelah sejumlah sinyal terjadi pengeluaran peptida kedua, dan dalam hal ini protein
tersebut diketahui, menjadi jelas bahwa penyakit tertentu awal dinamai sebagai prapropotein (mis. praproalbumin;
terjadi akibat mutasi yang memengaruhi sinyal-sinyal ini. Bab 49).
Di bab ini kita memL,ahas laiu lintas intrasel protein dan Protein yang disintesis dan disortir di cabang RE kasar
p€nyort;rannya serta secara singkat mendiskusikan sebagian (Gambar 45-2) mencakup banyak protein yang diarahkan
penyakit yang ditimbulkan oleh adanya kelainan dalam ke berbagai membran (mis. membran RE, aparatus Golgi,
proses ini. Iisosom, dan membran plasma) dan untuk disekresikan.
Enzim lisosom juga termasuk. Oleh karena itu, protein
BANYAK PROTEIN DIARAHKAN KE semacam ini dapat berada di membran atau lumen RE
TEMPATNYA YANG TEPAT OLEH SEKUENS atau mengikuti rute transpor utama protein intrasel ke
SINYAT aparatus Golgi. Penyortiran lebih lanjut protein tertentu
(yang diperantarai sinyal) berlangsung di aparatus Golgi
Jalur-jalur biosintesis protein di sel dapat dianggap sebagai sehingga menyebabkan protein tersebut disalurkan ke
satu sistem penyortiran yang besar. Banyak protein lisosom, membran aparatus Golgi, dan tempat lain. Protein
membawa sinyal (biasanya, tetapi tidak selalu, berupa yang ditetapkan untuk disalurkan ke membran plasma
sekuens spesifik asam amino) yang mengarahkan protein ini atiu lnt'uk disekresikan melalui aparatus Golgi, tetapi
ke tempat tujuan untuk menjamin bahwa protein tersebur umumnya dianggap tidak membawa sinyal penyortiran
akan sampai di membran atau kompartemen sel yang tepat; spesifik; protein-protein ini diyakini mencapai tujuannya
sinyal-sinyal ini merupakan komponen mendasar bagi sistem dengan defaub.
penyortiran. Sekuens sinyal biasanya dikenali dan berinteraksi . Keseluruhan jalur RE + aparatus Golgi ---+ membran
dengan bagian-bagian komplementer protein vang berlungsi plasma sering disebut jalur sekretorik atau eksositotik.
sebagai reseptor untuk protein yang mengandungnya. Proses-proses yang berlangsung di rute ini akan mendapat
Keputusan penting tentang penyortiran sudah dilakukan perhatian khusus. Sebagian besar protein yang mencapai
secara dini pada biosintesis protein, saat pro[ein spesifik aparatus Golgi atau membran plasma diangkut dalam
disintesis di poliribosom (bebas maupun terkait-membr:rn). vesikel transpor; penjeiasan singkat mengenai pembentukan

s22
BAB 45: LALU tINTAS & PENYORTIRAN PROTEIN INTRASEL / 523

Protein menciptakan berbagai mutan yang berhasil memperjeias


Mitokondria proses-proses mendasar yang terlibat. Sebagian besar
Nukleus kemajuan dibuat dalam studi tentang protein yang rerdapar
(1) Sitosolik
Peroksisom di matriks mitokondria, misalnya subunit F, AIPase. Hanya
Sitosolik jalur impor protein matriks yang akan dibahas secara rinci
Poliribosom di sini.
Membran RE Dari poliribosom di sitosol, protein matrils harus
Membran AG melewati membran dalam dan luar mitokondria untuk
(2) RE kasar Membran plasma mencapai tujuannya. Perjalanan melewati kedua membran
Sekretorik ini disebut translokasi. Protein-protein ini memiliki suatu
Enzim lisosom sekuens leader terminaJamino (prasekuens) dengan panjang
sekitar 20-50 asam amino, yang tidak terlalu terkonservasi,
Gambar 45-1. Diagftm dua cabang penyortiran protein yang tetapi amfipatik dan mengandung banyak asam amino
berlangsung melalui sintesis di (1) poliribosom sitosol dan (2) yang hidrofobik dan berrnuatan positif (mis. Lys atau Arg).
poliribosom terbungkus-membran. Protein mitokondria yang Prasekuens tersebut setara dengan suaru peprida sinyal yang
tercantum dikode oleh gen-gen nukleus. Sebagian sinyal yang memerantarai perlekatan poliribosom pada rnembran R-E
digunakan dalam penyortiran lebih lanjut protein-protein ini (lihat bawah), tetapi dalam hal ini mengara-hkan protein ke
dicantumkan di Tabel 45-4 (RE, retikulum endoplasma; AC,
matriks; jika sekuens leader diporons, prorein tersebut tidak
aparatus Colgi).
akan mencapai tujuannya di matriks.
Tianslokasi diyakini terjadi secara pascatranslasi,
partikel penting ir.ri akan diberikan kemudian. Protein lain setelah protein matriks dibebaskan dari polirisobom sitosol.
yang ditetapkan untuk disekresikan diangkut dalam vesikel Sebelum translokasi, terjadi interaksi dengan sejumlah
sekretorik (Gambar 45-2). Vesikel ini mencolok di pankreas protein sitosol yang berfungsi sebagai cbaperones (molekul
dan kelenjar tertenru lainnya. Mobilisasi dan pengeluaran pengantar/pendamping; lihat bawah) dan sebagai faktor
ini diatur dan sering disebur "regulated secretion",
vesikel pengarah.
sementara jalur sekretorik yang melibatkan vesikel transpor Terdapat dua kompleks translokasi yang jelas terletak
dinamai "konstitutif '. di membran luar dan dalam mitokondria, masing-masing
Pendekatan-pendekatan eksperimental yang memberi- disebut TOM (translocase-of-the-outer membrane) dan
kan pengertian besar tentang proses yang dijelaskan di bab TIM (trans lo case-of-th e- inner mem b rane). Masing-masing
ini mencakup (1) pemakaian mutan ragi; (2) penerapan kompleks telah dianalisis dan terbukti keduanya terdiri
teknik DNA rekombinan (mis. menyebabkan mutasi atau dari sejumlah protein yang sebagian di antaranya berfungsi
eliminasi sekuens tertentu pada protein, atau penyisipan sebagai reseptor bagi protein yang datang dan protein yang
sekuens baru ke protein); dan (3) pengembangan sisrem in lain sebagai komponen (mis. Tom40) pori transmembran
vitro (mis. untuk meneliti translokasi di RE dan mekanisme yang harus dilewati oleh protein-protein ini. Protein harus
pembentukan vesikel). berada dalam keadaan tidak terlipat agar dapat melewaii
Penyortiran protein yang termasuk dalam cabang sitosol kompleks, dan hal ini mungkin terjadi karena pengikatan
di atas akan dijelaskan berikut ini yang dimulai dengan (dependen-ATP) pada beberapa protein pengantar.
protein mitokondria. Peran protein pengantar dalam pelipatan protein dibahas
kemudian di bab ini. Di mitokondria, protein ini berperan
MITOKONDRIA MENGITUPOR & dalam translokasi, penyortiran, pelipatan, penJ'usunan, dan
MENYINTESIS PROTEIN penguraian protein yang diimpor. Untuk impor diperlukan
srlatv proton motiae force (daya gerak proton) melintasi
Mitokon&ia mengandung banyak protein. Tiga belas membran bagian dalam; gaya ini terbenruk dari potensial
protein (terutama komponen membran pada rantai transpor listrik di antara kedua sisi membran (bagian dalam negatif)
elektron) disandi oleh genom mitokondria dan disintesis dan grafien pH (lihat Bab l3). Sekuens leader yang
di organel tersebut dengan menggunakan sistem pembentuk bermuatan positif dapat dibantu menembus membran
protein miliknya sendiri. Namun, sebagian besar (paling oleh muatan negatif di matriks. Prasekuens dipotong di
tidak beberapa ratus) dikode oleh gen nukleus, disintesis matriks oleh ruatrix-Ttrocessing peqttidase (MPP). Kontak
di luar membran mitokondria pada poliribosom sitosol, dengan molekul pengantar lein yang terdapat di matriks
dan harus diimpor. Sel ragi terbukti merupakan sistem merupakan hal yang esensial agar keseluruhan proses impor
yang sangat bermanfaat untuk menganalisis mekanisme berlangsung tuntas. Interaksi dengan mt-Hsp7O (H.p =
impor protein mitokondria, sebagian karena kita dapat heat shoch protein) memasnkan impor yang tepat ke dalam
524 / BAGIAN Vl:TOPIK KHUSUS

e5 t I
U. '> I
"4/.Enoosom
/--,/
u, awal
I

Vesikel
,^ Granula
( W ) penyimpanan

li
,r-.-1-l\ PraIisosom
{lv transpor
konstitutif
(ekskretorik) /
v sekretorik

I
f .(/,qt^u
endosom akhir)

ffi io \
Lisosom
^

0'
I
@
/
@

- \r
/o
Aparatus
Golgi
On Ot
:-/
\-U \
r@ ffi
v
o\; \
@
\-
@
Retikulum
endoplasma

Gambar 45-2. Diagram cabang retikulum endoplasma kasar pada penyortiran


protein. Protein yang baru disintesis disisipkan ke dalam membran atau lumen RE
dari poliribosom terkait-membran (lingkaran-lingkaran hitam kecil yang menepel
pada sitosolik RE). Protein-protein yang diangkut keluar RE (ditunjukkan oleh tanda
panah hitam solid) melakukannya dari elemen transisional yang tak mengandung
riboro.. Protein ini kemudian mengalir melalui berbagai subkompartemen Colgi
sampai mencapai TCN, pintu keluar Colgi. Di TCN, protein dipisah-pisahkan dan
disoitir. protein yang disekresikan berkumpul di granula penyimpanan sekretorik
untuk kemudian dikeluarkan, seperti diperlihatkan di sisi kanan gambar. Protein
yang ditetapkan untuk membran plasma atau yang disekresikan secara konstitutif
diangkut ke permukaan sel dalam vesikel transpor, seperti ditunjukkan di bagian
atas lengah gambar. Sebagian protein dapat mencapai permukaan sel melalui
endosom awal dan akhir. Protein lain memasuki pralisosom (endosom akhir) dan
secara selektif dipindahkan ke lisosom. Jalur endositik yang diperlihatkan di bagian
kiri atas gambar dibahas di bagian lain bab ini. Pemindahan dari aparatus colgi
ke RE tidak diperlihatkan pada skema ini (CcN, cis-Colgi network; TGN, trans-Colgr
network) (Sumbangan E. Degen).
BAB 45: LALU LINTAS & PENYORTIRAN PROTEIN INTRASEL / 525

matriks dan mencegah kesalahan pelipatan atau agregasi, Tarbel4S-1. Sebagian gambaran umum impor protein
sementara interaksi dengan sistem mt-Hsp60-Hsp i 0 ke organell
memastikan pelipatan yang tePat. Protein-protein terakhir
ini mirip dengan chaperonin GroEL bakteri, suatu subkelas
molekul pengantar yang membentuk susunan kompleks
mirip-sangkar yang terdiri dari struktur cincin heptamerik.
Agar interaksi protein impor dengan pengantar di atas dapat
berlangsung, hidrolisis ATP diperlukan.
Rincian bagaimana praprotein mengalami translokasi
belum sepenuhnya diketahui. Terdapat kemungkinan
bahwa potensial listrik yang berkaitan dengan membran
mitokondria bagian dalam menyebabkan Perubahan
konformasi di praprotein-tidak terlipat (unfold preprotein)
yang sedang ditranslokasikan. Hal ini membantu menarik
protein tersebut masuk. Selain itu, kenyataan bahwa matriks
lebih negatif daripada ruang antarmembran dapat "menarik"
terminal amino praprotein yang bermuatan positif untuk
masuk ke dalam matriks. Diperlukan kontrak erat antara
bagian-bagian membran di membran dalam dan luar yang rData dari McNew JA, Coodman JM. Ihe targeting and assembly of
rerlibat dalam rranslokasi. peroxisomal proteins: some old rules do not apply. Trends Biochem Sci

Keterangan di atas menjelaskan jalur utama protein 1998;21:151. Dicetak ulang dengan izin dari Elsevier

yang ditujukan untuk matriks mitokondria. Namun,


protein-protein tertentu tersisip ke dalam membran luar
mitokondria yang difasilitasi oleh kompleks TOM. Protein kompleks dengan massa sekitar 30 kali massa ribosom dan
lain berhenti di ruang antarmembran, dan sebagian terselip terdiri dari sekitar i00 protein berbeda. Garis tengah sebuah
di membran dalam. Sementara sebagian lainnya berlanjut NPC adalah sekitar 9 nm, tetapi dapat bertambah hingga
ke matriks dan kemudian kembali ke membran dalam atau sekitar 28 nm. Molekul yang lebih kecil daripada sekitar 40
ruang antarmembran. Sejumlah protein mengandung dua kDa dapat melewati kanal NPC melalui difusi, tetapi untuk
sekuens sinyal-satu untuk memasuki matriks mitokondria molekul yang lebih besar tersedia mekanisme translokasi
dan yang lain untuk memerantarai relokasi selanjutnya (mis. khusus. Mekanisme-mekanisme ini sedang diteliti secara
ke membran dalam). Protein mitokondria tertentu tidak mendalam, tetapi beberapa fitur penting telah berhasil
mengandung prasekuens (mis. sitokrom c, yang terletak di terungkap.
ruang antarmembran), dan protein lainnya mengandung Di sini kita terutama akan membahas impor
prasekuens internd. Secara keseluruhan, pr-otein makromolekul tertentu ke dalam nukleus. Gambaran umum
menggunakan mekanisme dan rute untuk mencapai tujuan yang muncul adalah bahwa protein yang akan dipindahkan
akhir protein tersebut di mitokondria. (molekul kargo) membawa suatu nuclear localization
Gambaran umum yang berlaku untuk impor protein ke szgzal (NLS). Salah satu contoh NLS adalah sekuens asam
dalam organel, termasuk mitokondria dan beberapa organel amino (Pro),-(Lys)<-Ala-Lys-Val yang jelas mengandung
lain yang akan dibahas di bawah, diringkaskan di Thbel 45- 1 . banyak residu Lisin basa. Moiekul kargo akan berinteraksi
dengan salah satu famili protein iarut yang disebut importin,
IMPORTIN & EKSPORTIN BERPERAN bergantung pada NLS yang dikandungnya' Kompleks ini
DAIAM PENGANGKUTAN kemudian bersandar (docks) di NPC. Famili protein lainnya
MAKROMOTEKUL MASUK & KETUAR yang disebut Ran memiliki fungsi regulatorik penting dalam
interaksi kompleks dengan NPC dan dalam translokasinya
NUKTEUS
menembus NPC. Protein-protein Ran adalah GTPase
Pada sebuah sel eukariot yang aktil diperkirakan terdapat monomerik kecil di nukleus, dan seperti GTPase lainnya,
lebih dari satu juta makromolekul per menit yang diangkut berada dalam bentuk terikat-GTP atau terikat-GDP Protein
antara nukleus dan sitoplasma. Berbagai makromolekul ini ini sendiri diatur oleh guanine nucleotide exchange factor
mencakup histon, protein ribosom dan subunit ribosom, (GEF; mis. protein RCC1 pada eukariot), yang terletak di
faktor transkripsi, dan molekul mRNA. Tianspor ini nukleus, dan guanine-actiuating protein (GLP) Ran, yang
berlangsung dua arrh dan terjadi melalui kompleks pori terutama terdapat di sitoplasma. Konformasi dan aktivitas
nukleus (nuclearpore completc,NPc). NPC adalah struktur molekul Ran bervariasi bergantung pada apakah GTP atau
526 / BAGIAN Vl:TOPIK KHUSUS

Gambar 45-3. Cambaran skematis yang menunjukkan kemungkinan peran Ran dalam impor kargo yang
membawa sinyal NLS. (.1 ) Terbentuk kompleks sasaran ( ketika reseptor NLS (cr, suatu importin) berikatan
dengan kargo NLS dan faktor penambat (F). (2)Terjadi penambatan di bagian filamentosa yang menonjol
dari NPC. Ran-CDP tertambat secara independen. (3) Pemindahan ke kanal translokasi terpicu ketika
RanCEF mengubah Ran-CDP menjadi Ran-CTP. (4) NPC mengatalisis translokasi kornpleks sasaran.
(5) Ran-CTP didaur ulang menjadi Ran-CDP oleh RanCAP yang tertambat. (6) Ran-CTP mengganSSu
kompleks sasaran dengan berikatan ke bagian di p vang tumpang tindih dengan tempat pengikatan.
(7) Kargo NLS terlepas dari cr, dan Ran-CTP dapat terlepas dari B. (B) Faktor cr dan B didaur ulang ke
sitoplasma. lnset: Tombol translokasi Ran padam (oil) di sitoplasma dan berfungsi (on) di nukleus. Ran-
CTP mendorong translokasi yang diarahkan oleh Nt-S dan NES. Namun, Ran sitoplasma diperkaya dalarn
Ran-CDP (OFF) oleh suatu RanCAP aktii dan Ran nukleus diperkaya dalam Ran-CTP (ON) oleh CEF
aktif. RanBPl nrendorong aktivitas yang berlawanan dari kedua faktor tersebut. Hubungan langsung Ran
sitoplasma dan nukleus terjadi melalui NPC oleh suatu mekanisme ulang-alik yang belum diketahui. Pi,
fosfat anorganik; NLS, nuclear localization srgnal; NPC, kompleks pori nukleus; CEF, guanine nucleotide
exchange factor; CAP, guanine-activating protein; NES, nuclear export signa|. BP, protein pengikat
(Dicetak ulang dengan izin dari Coldfarb DS. Whose finger is on the switch? Science 1997;276:1814. I-lak cipta O
i 99l AAAS. Dicetak ulang dengan izin).
BAB 45: LALU LINTAS & PENYORTIRAN PROTEIN INTRASEL I 527

GDP yang terikat padanya (keadaan terikat pada GTP PTS2R. Komplels, yang terbentuk kemudian berinteraksi
bersifat aktif; iihat pembahasan tentang protein G di Bab 42). dengan suatu reseptor membran, Pexl4p. Terdapat juga
Asimetri antara nukleus dan sitoplasma-dalam kaitannya protein-protein yang terlibat dalam pemindahan lebih lanjut
dengan salah satu dari kedua molekul ini yang terikat ke protein ke dalam matriks. Sebagian besar protein membran
Ran-diperkirakan sangat penting untuk memahami peran perolsisom terbukti tidak mengandung kedua sekuens sasaran
Ran dalam memindahkan komplei<s ke satu arah menembus tersebut, tetapi tampaknya mengandung sekuens pengarah
NPC. Jika molekul kargo dibebaskan di da,lam nukleus, yang lain. Sistem impor dapat menangani oligomer utuh
importin mengalir balik ke sitoplasma untuk digunakan (mis. katalase tetramerik). Impor protein matriks memerlukan
kembali. Gambar 43-5 meringkaskan sebagian hal pokok ATII sementara impor protein membran tidak demikian.
proses-proses tersebut. Ketertarikan mengenai impor protein ke dalam peroksi-
GTPase monomer kecil lainnya (mis. ARF, ILab, Ras, som didorong oleh studistudi tentang sindrom Tnllweger.
dan Rho) penting dalam berbagai proses sel, misalnya Keadaan ini muncul sejak lahir dan ditandai oleh gangguan
pembentukan dan pemindahan vesikel (ARF dan Rab; lihat saraf berat dan pasien seringkali meninggal dalam waktu
bawah), proses pertumbuhan dan diferensiasi tertentu (Ras), setahun. Jumlah peroksisom dapat bervariasi dari hampir
dan pembentukan sitoskeleton aktin. Proses yang melibatkan normal hingga sama sekali tidak ada pada sebagian pasien.
GTP dan GDP juga sangat penting dalam pemindahan Temuan biokimiawi mencakup akumulasi asam lemak
protein menembus membran RE (lihat bawah). rantai yang sangat panjang, kelainan sintesis asam empedu,
Protein yang serupa dengan importin, disebut dan penurunan plasmalogen yang mencolok. Penyakit ini
sebagai eftsportin, berperan dalam ekspor sejumlah besar dipercayai disebabkan oleh mutasi di gen-gen yang menyandi
makromolekul dari nukleus. Molekul kargo untuk diekspor protein tertentu-apa yang disebut sebagai peroksin-yang
membawa nuclear ex?ort sigzal (NESs). Protein-protein berperan dalam berbagai tahap biogenesis peroksisom
Ran terlibat dalam proses ini, dan kini dipastikan bahwa (misalnya impor protein yang dijelaskan sebelumnya), atau
proses impor dan ekspor memiliki sejumlah kesamaan. di gen-gen yang menyandi enzim peroksisom itu sendiri. Dua
adrenoleukofisrofi
keadaan lainnya yang terkait erat adalah

SEBAGIAN BESAR KASUS SINDROM neonatus dan penyakit Refsum infantilis. Sindrom
ZETLWEGER DISEBABKAN OIEH MUTASI Zellweger dan kedua keadaan ini mencerminkan suatu
spektrum dengan gambaran yang tumpang-tindih, dengan
DI GEN YANG BERPERAN DAIAM
sindrom Zellweger adalah jenis yang paling parah (banyak
BIOGENESIS PEROKSISOM protein yang terkena) dan penyakit Refsum infandlis yang
Peroksisom adalah organel penting yang berperan dalam paling ringan (hanya satu atau beberapa protein yang
terkena). Tabel 45-2 mencantumkan sebagian gambaran
aspek-aspek metabolisme banyak molekul, termasuk asam
penyakit ini dan penyakit-penyakit terkait.
lemak dan lipid lain (mis. plasmalogen, kolesterol, asam
empedu), purin, asam amino, dan hidrogen peroksida.
Peroksisom dibungkus oleh satu membran dan mengandung HIPOTESIS SINYAI MENJELASKAN
lebih dari 50 enzim; katalase dan urat olaidase adalah BAGAIMANA POTIRIBOSOM BERIKATAN
enzim penanda bagi organel ini. Protein-protein organel ini DENGAN RETIKULUM ENDOPTASMA
disintesis di poliribosom sitosol dan mengalami pelipatan
sebelum diimpor. Ja-trur impor dari sejumlah protein dan Seperti ditunjukkan sebelumnya, cabang RE kasar adalah
enzimnya telah diteliti, dan sebagian merupakan komponen cabang kedua yang terlibat dalam sintpsis dan penyortiran
matril<s dan yang lain adalah komponeri membran. Paling protein. Di cabang ini, protein disintesis di poliribosom
sediktt dua perorisomal-ma*i^tc targeting sequence (PTS) terkait-membran dan dipindahkan ke lumen RE kasar
telah berhasil diungkapkan. Salah satunya, PTSI, adalah sebelum disortir lebih lanjut (Gambar 45-2).
suatu tripeptida (yi., Ser-Lys-Leu [SKL], tetapi variasi dari Hipotesis sinyal diajukan oleh Blobel dan Sabatini,
rangkaian ini sudah terdeteksi) yang terletak di terminal sebagian untuk menjelaskan perbedaan antara poliribosom
karboksil sejumlah protein matriks, terrnasuk katalase. Yang bebas dan poliribosom terkait-membran. Mereka
lain, PTS2, terdiri dari sekitar 26*36 asam amino, yang mendapatkan bahwa protein yang disintesis di poliribosom
ditemukan pada paling sedikit empat protein matriks (mis. terkait-membran mengandung suatu perpanjangan pepdda
tiolase) dan, tidak seperti PTSI, mengalami pemotongan (peptida sinyal) di terminal amino yang memerantarai
setelah masuk ke dalam matriks. Protein yang mengandung perlekatan protein dengan membran RE. Seperti disebutkan
sekuens PTSI membentuk kompleks dengan protein sebelumnya, protein yang keseluruhan sintesisnya
reseptor larut (PTSIR) dan prptein yang mengandung berlangsung di poliribosom bebas tidak memiliki sinyal
kompleks sekuens PTS2 berikatan dengan yang lain, yaitu peptida ini. Suatu aspek penting pada hipotesis sinyal
528 / BAGIAN Vl: TOPIK KHUSUS

Tabel 45-2. Gangguan akibat kelainan peroksisomr recognition particle (SRP, partikel pengenal sinyal) yang
menghambat translasi lebih lanjut setelah sekitar 70 asam
amino telah terpolimerisasi (40 asam amino terbenam dalam
subunit ribosom besar dan 30 asam amino telah terpajan).
Penghambatan ini disebut sebagai elongation d'nest
(penghentian proses pemanjangan rantai polipeptida). SRP
mengandung enam protein dan berkaitan dengan sebuah
RNA 75 yang berhubungan erat dengan famili Alu sekuens
DNA berulang (Bab 35). Blok yang ditimbulkan oleh SRP
tidak dilepaskan sampai kompleks SRP-peptida sinyal-
poliribosom melekat pada protein yang disebut docbing
protein (protein penambat; SRP-R, resePtor untuk SRP) di
membran RE; oleh karena itu, SRP menuntun peptida sinyal
rDiproduksi ulang dengan izin, dari Seashore MR, Wappner R5
ke SPR-R dan mencegah peiipatan prematur dan ekspulsi
Primary Carc and Clinical Mediclne. Appleton & Lange, 1996
protein yang sedang disintesis ke dalam sitosol.
')MlM = N4endelian lnheritance ln Man. Setiap angka menunjukkan suatu
referensi, tempat informas; mengenai masing-masing dari penyakit di atas SRP-R adalah protein membran integral yang terdiri
dapat ditemukan. dari subunit ct dan B. Subunit cr mengikat GDP dan subunit
p menembus membran. Ketika kompleks peptida sinyal-
SRP berinteraksi dengan reseptot pertukaran GDP untuk
adalah bahwa hipotesis ini menyatakan-yang kemudian
GTP akan terstimulasi. Bentuk reseptor ini (yang berikatan
terbukti-bahwa semua ribosom memiliki struktur yang
dengan GTP) memiliki afinitas tinggi terhadap SRP dan
sama dan bahwa perbedaan antara ribosom yang terikat-
karenanya membebaskan peptida sinyal, yang berikatan
membran dan ribosom bebas semata-mata karena protein
dengan perangkat translokasi (translokon) yang juga terdapat
pembawa pada ribosom terikat-membran memiliki pePdda
sinyal. Banyak penelitian yang membuktikan hiporesis ini.
di membran RE. Subunit o kemudian menghidrolisis
GTPnya, memulihkan GDP dan menuntaskan siklus GTP-
Karena banyak protein membran disintesis di poliribosom
terkait-membran, hipotesis sinyal berperan penting dalam
GDP Sifat satu arah (unidirectionali4t) dari siklus ini
membantu merangsang interaksi poliribosom dan peptida
konsep pembentukan membran. Sebagian karakteristik
sinyalnya dengan membran RE dalam satu arah maju.
peptida sinyal diringkaskan pada Tabel 45-3.
Tiranslokon terdiri dari tiga protein membran (komplelis
Gambar 45-4 menggambarkan hal-hal pokok yang
berkaitan dengan aliran protein yang disekresikan melalui
Sec6l) yang membentuk kanal penghantar protein di
membran R-E yang dapat dilewati oleh protein yang baru
membran RE. Gambar ini menggabungkan pokok-pokok
dibentuk. Kanal ini tampaknya membuka hanya jika
dari hipotesis sinyal yang asli dan penelitian selanjutnya.
terdapat peptida sinyal dan mempertahankan konduktans
mRNA untuk protein semacam ini menyanc{i suatu pePtida
melalui membran RE ketika menutup. Sifat hantaran kanal
sinyal di terminal amino (dinamai juga leader sequence,
in! telah diukur secara eksperimental.
sinyal insersi transien, sekuens sinyal, atau prasekuens).
Penyisipan peptida sinyal ke dalam kanal penghantar,
Hipotesis sinyal mengajukan bahwa protein disisipkan ke
dalam membran RE pada saat yang sama sewaktu mRNAnya
sementara ujung yang lain dari protein induk masih
melekat pada ribosom, yang disebut "penyisipan (insersi)
sedang ditranslasikan di poliribosom, apa yang disebut
kotranslasional". Proses pemanjangan bagian lain protein
sebagai insersi kotranslasional. Sewaktu muncul dari
subunit besar ribosom, peptida sinyal dikenalt oleh signal
mungkin mempermudah lewatnya protein yang baru
dibentuk menembus lapisan-ganda lipid karena ribosom
tetap melekat pada membran RE. Oleh karena itu, terbentuk
RE kasar (atau bertabur ribosom). Protein penting dijaga
agar tetap berada dalam keadaan tidak-terlipat sebelum
masuk ke kanal penghantar-jika tidak, protein tersebut
mungkin tidak dapat memiliki akses ke kanal tersebut.
Selama sintesis protein yang mengandung peptida sinyal,
ribosom tetap melekat pada RE, tetapi kemudian dilepaskan
dan terurai menjadi kedua tipe subunitnya .iika proses
selesai. Peptida sinyal dihidrolisis oleh peptidase sinyal,
yang terietak di sisi luminal membran RE (Gambar 45-4),
dan kemudian tampaknya cepat diuraikan oleh protease.
BAB 45: LALU LINTAS & PENYORTIRAN PROTEIN INTRASEL I s29

-dE
cl D fl t fi{D ur
sRP ------> wll
i ,h*J-H_ffi
Peptidase sinyal

Reseptor ribosom Reseptor sinyal

Gambar 45-4. Diagram hipotesis sinyal untuk transpor protein yang disekresikan menembus membran RE. Sekuens
asam amino protein ditentukan oleh ribosom yang menyintesis suatu protein bergerak di sepanjang mRNA.(mRNA
diwakili oleh garis antara 5'dan 3'). Kodon AUC menandai permulaan pesan untuk protein; garis berarsir yang
terdapat setelah AUC mewakili kodon untuk sekuens sinyal. Sewaktu protein tumbuh keluar dari subunit ribosom
yang leb ih besar, sekuens s inya I menjad i terpajan dan d iikat oleh signal recogn ition pafticle (S RP). Translasi dihambat
sampai kompteks berikatan dengan "protein penambat" (docking protein), yang juga disebut SRP-R (diwakili oleh
batang hitam) di membran RE. Terdapat juga reseptor (batang abu-abu) untuk ribosom itu sendiri. lnteraksi ribosom
dan rantai peptida yang sedang tumbuh dengan membran RE menyebabkan terbukanya kanal melalui tempat protein
tersebut dipindahkan ke ruang interior RE. Selama translokasi, sekuens sinyal sebagian besar protein dikeluarkan
oleh suatu enzim yang disebut "peptidase sinyal", yang terletak di permukaan luminal membran RE. Protein lengkap
kemuclian dibebaskan oleh ribosom yang kemudian terurai menjadi kedua komponennya, yaitu subunit ribosom
besar dan kecil. Protein berakhir di dalam RE. Lihat teks untuk rincian lebih lanjut. (Sedikit dimodifikasi dan diproduksi
ulangdenganizindari MarxJL. Newlymadeproteinszipthroughthecell.sciencelgSO;207:164. HakciptaOl9S0olehAmerican
Association for the Advancement of Science).

Sitokrom P450 (Bab 52), suatu protein integral Terdapat bukti bahwa transposon di membran RE
membran RE, tidak menembus membran secara sempurna. berperan dalam transpor retrograd berbagai molekul
Protein ini berada di membran dengan peptida sinyalnya dari lumen RE ke sitosol. Molekul-molekul ini mencakup
yang masih utuh. Sitokrom dicegah menembus membran glikopeptida, oligosakarida, dan glikoprotein yang tidak
oleh suatu sekuens asam amino yang disebut hah- atat stop' terlipat atau salah terlipat. Sebagian molekul ini diuraikan
nansfer signal (sinyal berhenti/stop). di proteasom (lihat bawah). Oleh karena itu, terdapat lalu-
Protein sekretorik dan protein yang ditentukan berada lintas dua-arah melalui membran RE.
di membran sebelah distal RE akan menembus lapisan
ganda membran secara sempurna dan dikeluarkan ke PROTEIN MENGIKUTI BEBERAPA
dalam lumen RE. Rantai N-glikan, jlka ada, ditambahkan RUTE UNTUK DISISIPKAN KE DATAM
(Bab 46) sewaktu protein ini melintasi bagian dalam
ATAU DITEKATKAN PADA MEMBRAN
membran ffi proses yang disebut "glikosilasi
-5ux1u RETIKUTUM ENDOPTASMA
kotranslasional". Kemudian, protein berada di lumen
aparatus Golgi, tempat terjadinya perubahan-perubahan Rute yang diikuti oleh protein agar dapat tersisip ke dalam
lebih lanjut pada rantai glikan (Gambar 45-9) sebelum membran RE adalah sebagai berikut:
protein didistribusikan di dalam sel atau disekresikan.
Terdapat bukti kuat bahwa peptida sinyal berperan dalam A. INSERSI KOTRANSLASIONAL
proses penyisipan protein ke dalam membran RE. Protein
mutan yang mengandung pepdda sinyal yang berubah, Gambar 45-5 memperlihatkan berbagai cara bagaimana
yaitu asam amino hidrofobik diganti oleh asam amino protein didistribusikan dalam membran plasma. Secara
hidrofilik, tidak disisipkan ke dalam membran RE. Protein khusus, tetminal amino protein tertentu (mis. reseptor
nonmembran (mis., o-globin), yaitu tempat peptida sinyal LDL) dapat ditemukan pada permukaan ekstrasitoplasma,
dilekatkan oleh rekayasa genetik dapat disisipkan ke dalam sementara untuk protein y^ng lain (mis. resePtor
lumen RE atau bahkan disekresikan. asialoglikoprotein), terminal karboksil yang terdapat pada
53O / BAGIAN Vl: TOPIK KHUSUS

PERMUKAAN
N TRASITOPLASMA

).-
tp

F $;:a;"
1' N

I
hl
Berbagai pengangkut (mis glukosa)

N
"#s"kff
Reseptor IGF-l
Neuramidase influenza Reseptor terkait-protein G
dan insulin
Reseptor asialglikoprotein
Reseptor transferrin
Rantai HLA-DR yang tidak berubah

Reseptor LDL
Rantai berat HLA-A
Hemaglutinin influenza

Gambar 45-5. Variasi cara protein disisipkan ke dalarn menrbran. Skema ini, yang menggambarkan sejumlah
orientasi yang clapat terjadi, mcn-rperlihatkai-i segmen-segmen protein di dalam membran sebagai n-heliks dan
segmen lain sebagai garis. Reseptor LDL yang hanya sekali menembus membran dan terminal aminonya terdapat di
bagian eksterior, disebut prolein transmenrbran tipe L Reseptor asialoglikoprotein yang.luga menembus membran
satu kali tetapi dengan terminal karboksildi sehelah eksterior, disebut protein transmembran tipe ll. Sitokrom P450
(tidak diperlihatkan) adalah contoh protein transmembran tipe lll; peletakannya serupa dengan protein tipe l, protein
tipe ini tidak memiliki sekr,rens sinyal yang dapat dipotong. Berbagai pengangkut yang diperlihatkan (mis, glukosa)
menembus membran beberapa kali dan disebut proteirr transmembran tipe lV; protein ini juga disebut protein
membran politopik. (N, terminal amino; C, terminal karboksil). (Diadaptasi, dengan izin, dari Wickner WT, Lodish HF-
.1985
Multiple mechanisms of protein insertion into and acioss memL:ranes. Science 19t15;230:400. Hak cipta O oleh the American
Association for the Advancement of Science).

permukaan ini. Proses-proses biosintesis awal pada membran Peletakan pengangkut (mis. untuk glukosa) yang lebih rumit
RE harus diketahui untuk me njelaskan hal ini. Reseptor LDL dapat dijelaskan oleh kenyataan bahwa a-heliks transmembran
memasuki membran RE dengan cara yang serupa dengan yang dapat berfungsi sebagai sekuens insersi yang tidak terpotong
dilakukan oleh protein sekretorik (Cambar 45-4); sebagian dan sebagai hah-nansfer signal secan bertuiut-turut. Masing-
reseptor ini menyeberangi membran RE, peptida sinyalnya masing pasangan segmen heliks disisipkan sebagai suatu jepit
dipotong, dan terminal aminonya menonjol ke daiam rambut'. Sekuens yang menentukan struktur suatu protein
lumen. Namun, reseptor ini dipertahankan di membran di membran disebut sekuens topogenik Seperti dijelaskan
karena mengandung suatu segmen yang sangat hidrofobik, di Gambar 45-5, trga protein di atas adalah contoh protein
hah/stop nansfer signal. Sekuens ini membentuk segmen transmembran tipe l, tipe II, dan tipe IV.
transmembran protein dan merupakan domain pengikat
rnembrannya. Bagian kecil membran RE, tempat beradanya B. SINTESIS PoLIRIBosoM BEBAS &
reseptor LDL yang baru disintesis, kemudian membentuk PERI. EKATANNYA PADA MEMBRAN
tonjolan {buds ffi berupa komponen suatu vesikel transpor, RETIKuLUM ENDoPLASMA
mungkin dari elemen translasional RE (Gambar 45-2). Salah satu contoh adalah sitokrom br, yang memasuki
Seperti dijelaskan selanjutnya daiam pembahasan tentang membran R-E secara spontan.
asimetri protein dan lipid dalam pembentukan membran,
letak reseptor di membran R.E dipertahankan di vesikel, yang C. RETENSI DI ASPEK LUMINAL RETIKULUM
akhirnya menyatu dengan membran plasma. Sebaliknya, ENDoPL,A.SMA oLEH SEKUENS ASAM AMINO
reseptor asialoglikoprotein memiliki sebuah seknens SPESIFIK
insersi internal yang masuk ke dalam membran, tetapi Sejumlah protein memiliki sekuens asam amino KDEL
tidak dipotong. Sekuens ini
berfungsi sebagai jangkar, (Lys-Asp-Glu-Leu) di terminai karboksilnya. Sekuens ini
dan terminal karboksilnya dikeluarkan melalui membran. menentukan bahwa protein akan melekat pada perm.'Laan
BAB 45: LALU LINTAS & PENYORTIRAN PROTEIN INTRASEL / sst

Lisosom

'r-

Permukaan

<,
Vesikel
penyimpanan sekreiorik

Gamhar 45-6. Aliran protein membran dari retikulum endoplasma (RE) ke


permukaan sel. Tanda panah horizontal menandai tahaptahap yang diperkirakan
tidak bergantung pada sinyal sehingga mencerminkan aliran besar (bulk flow).
Tanda panah vertikal terbuka di kotak menandakan retens; protein y.rng menetap
di membran organel yang bersangkutan. Tanda panah vertikal terbuka di luar
kotak menunjukkan transpor yang diperantarai sinyal menuju lisosom dar-r granula
penyimpanan sekretorik (Diproduksi ulang dengan izin dari Pfeffer SR, Rothman
lE. Biosynthetic protein transport and sorting by the endoplasmic reticulum and
Colgl. Annu Rev Biochem 1987;56:829. Hak cipta O oleh Annual Reviews. www.
annualreviews.org. Dicetak ulang dengan izin).

dalam RE secara longgar. BiP pengawall Chaperone (lihar bergantung pada sinyal pengarah, sementara tanda panah
bawah) adalah salah saru dari prorein ini. Protein yang vertikal terbuka mencerminkan tahap-tahap yang bergantung
mengandung KDEL mula-mula bergerak ke Golgi, pada sinyal spesifik. Oleh karena itu, aliran protein tertentu
berinteraksi di sana dengan protein reseptor KDEL spesifik, (termasuk protein membran) dari RE ke membran plasma
dan kemudian kembali dalam vesikel transpor menuju RE, (disebut' bulh flma' karena tidak selektif) mungkin terjadi
tempat protein ini terlepas dari reseptor. tanpa melibatkan sekuens pengarah apapun, yi. melalui
D. TRANSPoR RETRoGR,AD DARI APARATUS
default. Di pihak lain, penyisipan protein residen ke
membran Golgi dan RE bergantung pada sinyal spesifik
Goler (mis. KDEL atau sekuens hab-transfer tntuk RE). Demikian
Beberapa protein tanpa-KDEL lain yang ditetapkan juga, pemindahan banyak enzim ke lisosom bergantung pada
untuk membran RE juga bergerak ke Golgi dan kemudian sinyal Man 6-P (Bab 46), dan masuknya protein ke dalam
kembali, meialui transpor vesikular retrograd, ke RL untuk granula sekretorik mungkin melibatkan suatu sinyal. Thbel
disisipkan di sana (lihat bawah). 45-4 mertngkaskan informasi mengenai sekuens-sekuens
Alinea berikut akan memperlihatkan bahwa berbagai
rute berperan dalam penyusunan protein-protein membran
Tabel 45-4. Beberapa senyawa atau sekuens yang
RE; situasi serupa mungkin berlaku untuk membran lain
mengarahkan protein ke organel spesifik
(mis. membran mitokondria dan membran plasma). Pada
beberapa kasus sudah diketahui adanya sekuens pengarah
yang pasti (mis. sekuens KDEL).
Topik biogenesis membran dibahas lebih lanjut di bab
ini.

PROTEIN BERJATAN MEIAIUI BERBAGAI


KOMPARTEMEN SEt UNTUK MENCAPAI
TUJUAN SPESIFIKNYA
Gambar 45-6 memperlihatkan suatu skema yang mewakili
kemungkinan aliran protein sepanjang rute RE + aparatus
Golgi - membran plasma. Tanda panah horizontal
menanda-kan tahap-tahap transpor yang mungkin tidak N LS, nuclear /oca Iization signal; PIS, peroxisomal-matrix targeting sequence
532 / BAGIAN Vl: TOPIK KHUSUS

yang diketahui teriibat dalam mengarahkan berbagai protein Tabel45-6. Sebagian molekul pendamping dan enzim
ke tempat yang tepat di dalam sel. yang terlibat dalam pelipatan. Keduanya terletak
di retikulum endoplasma kasar
PENDAMPTNG (CHAPERONEI ADATAH
SUATU PROTEIN YANG MENCEGAH
KESALAHAN PETIPATAN & INTERAKSI
NONPRODUKTIF PROTEIN LAIN
Dalam jalur sekretorik, tahap keluar dari RE mungkin
merupakan tahap penentu/pembatas laju reaksi. Dalam
konteks ini, ditemukan bahwa protein tertentu berperan
dalam peny'usunan atau pelipatan protein lain tanpa protein (immunoglobulin heaay chain binding protein, BiP)
itu sendiri menjadi komponen protein yang terlibat. Protein terletak di lumen RE. Protein ini akan mengikat rantai
semacam ini dinamai cbaperone (pendamping) molekular; berat imunoglobulin yang salah-lipat (abnormal) dan
sejumlah sifat penting protein ini dicantumkan di Thbel 45- protein tertentu lainnya serta mencegah protein tersebut
5, dan nama-nama beberapa prorein yang penting dalam dari RE sehingga dapat diuraikan. Molekul pendamping
RE dicantumkan di Tabe| 45-6. Pada hakikatnya' protein penting lainnya adalah kalneksin, suatu protein pengikat
ini menstabilk^n zat antata yang tidak terlipat atau setengah kalsium yang terletak di membran RE. Protein ini mengikat
terlipat, memberi waktu pada zat antara untuk melipat dengan beragam protein, termasuk antigen histokompatibilitas
benar, dan mencegah interalai yang ddak tepat sehingga campuran (MHC) dan bermacam-macam protein serum.
pembentukan struktur nonfungsional dapat dicegah. Sebagian Seperti disebutkan pada Bab 46, kalneksin mengikat
besar moiekul pendamping memperlihatkan aktivitas spesies glikoprotein ter-monogiikosilasi yang terjadi selama
AIPase dan mengikat ADP serta AIP Aktivitas ini penting pemrosesan glikoprotein, yang akan daiam RE sampai
untuk efek molekul pendamping dalam pelipatan. Kompleks glikoprotein terlipat dengan benar. Kalretikulin yang juga
pendamping-ADP sering memiliki afinitas tinggi terhadap merupakan protein pengikat kalsium memiliki sifat serupa
protein yang ddak-terlipat, yang jika terikat, merangsang dengan kalneksin; protein ini tidak terikat-membran.
pembebasan ADP untuk digantikan oleh AIII Selanjutnva, Moiekul pengawal tidak saja berupa protein di lumen RE
kompleks pendamping-AlB membebaskan segmen-segmen yang berkaitan dengan pelipatan protein yang tepat. TerdaPat
protein yang telah melipat dengan bena! dan siklus yang dua enzim yang berperan aktif dalam pelipatan. Protein
melibatkan pengikatan ADP dan AIP ini diulangi sampai disulfida isomerase (PDI) menyebabkan penggantian cepat
terjadi pembebasan protein yang telah teriipat sempurna. ikatan-ikatan disulfida sampai diperoleh susunan yang tePat.
Dalam pembahasan tentang penyorriran protein Peptidil prolil isomerase (PPI) mempercePat pelipatan
mitokondria telah diperkenalkan beberapa contoh molekul protein yang mengandung prolin dengan mengkatalisis
pengawal. Protein pengikat rantai berat imunoglobulin isomerisasi cis-trans ikatan-ikatan X-Pro, dan X adalah
residu asam amino apapun.
Tabel 45-5. Beberapa sifat protein pendampinS.
PENIMBUNAN PROTEIN YANG SAIAH.
LIPAT DI RETIKULUM ENDOPTASMA
DAPAT MENYEBABKAN RESPONS
PROTEIN YANG TIDAK TERLIPAT
Homeostasis di RE penting agar sel berfungsi normal. Jika
pelipatan protein di RE dipengaruhi oieh berbagai faktor
(mis. kadar Ci- yang abnormal, perubahan status redoks,
mutasi, berbagai penyakit), RE dapat mendeteksi hal ini.
Terjadi pengaktivan mekanisme-mekanisme pembentuk
sinyal di RE yang mencakup peningkatan kapasitas pelipatan
(mis. peningkatan sintesis molekul pengawal dan protein
yang berperan dalam pelipatan yang disebutkan di atas), dan
respons lain untuk memulihkan terjadi pengaktivan ialur
kematian sel (apoptosis). Proses keseluruhan ini disebut
BAB 45: LALU LINTAS & PENYORTIRAN PROTEIN INTRASEL / 533

respons protein yang tidak terlipat (unfolded protein UBIKUITIN APATAH MOI.EKUI KUNCI
response). Hal ini memiliki cakupan berbeda dibandingkan DALAM PENGURAIAN PROTEIN
topi\ yang akan dibahas berikut ini.
Grdapat dua jalur utama penguraian protein dalam
PROTEIN YANG SAIAH.IIPAT eukariot. Satu jalur melibatkan protease lisosom dan tidak
MENGALAMI PENGURAIAN memerlukan ATP Jalur lain melibatkan ubikuitin dan
dependen ATP. Jalur ini berperan besar dalam penguraian
TERKAIT RETIKULUM ENDOPTASMA
protein, dan terutama berkaitan dengan pembuangan
(ENDOP AS MrC RET,CU LU M- ASSOCTATED
protein salah-iipat dan enzim regulatorik dengan waktu-
DEGRADATION, ERAD) paruh yang singkat. Penelitian tentang ubikuitin telah
berkembang pesat, dan ubikuitin diketahui terlibat dalam
Protein yang salahJipat di.jumpai pada banyak penyakit
regulasi siklus sel (penguraian siklin), perbaikan DNA,
genetik (mis. CFTR pada fibrosis kistik; lihat Bab 39).
pengaktifan NFrcB (lihat Bab 49), penciutan otot, infeksi
Protein yang salahJipat di I{E secara selektifakan diangkut
virus, dan banyak proses fisiologis dan patologis lainnya.
kembali menembus RE untuk memasuki proteasom yang
Ubikuitin adalah protein kecil (V5 asam amino), sangat
ada di sitosol. Thanspor retrograd menembus membran
terkonservasi, dan berperan kunci dalam menandai berbagai
RE mungkin berlangsung melalui translokon (kompleks Sec
protein yang selanjutnya akan diuraikan di proteasom.
5l) yang dijelaskan di atas. Tianspor ini dapat dijalankan
Mekanisme perlekatan ubikuitin pada protein sasaran (mis.
oleh AIPase yang ada di proteasom karena struktur-struktur
bentuk CFTR yang salahJipat, protein yang berperan dalam
ini dapat ditemukan berada saling berdekatan dengan RE.
timbulnya fibrosis kistik; lihat Bab 40) diperlihatkan di
Molekul pengawal yang terdapat di lumen RE dan di sitosol
Gambar 45-8 dan melibatkan tiga enzim: enzim pengaktii
mengarahkan protein salah-lipat ini ke proteasom. Sebelum
enzim pengkonjugat, dan ligase. Terdapat sejumlah tipe enzim
memasuki proteasom, sebagian besar protein mengalami
pengkonjugat, dan yang mengejutkan, terdapat sekitar 500
ubikutinasi dan dibawa ke proteasom oleh protein pengikat
Iigase yang berbeda. Enzim yang terakhir yang menentukan
poliubikuitin. Proses di atas disebut sebagai ERAD dan
spesifisitas substrat. Jika molekul ubikuitin telah melekat
diringkaskan di Gambar 45-7.
pada protein, sejumiah molekul lain juga melekat sehingga
protein sasaran mengaiami poliubikuitinisasi. Diperkirakan
Peptida
bahwa paling sedikit empat molekul ubikuitin harus melekat
agar molekul sasaran mengalami penguraian di proteasom.
A Ubikuitin dapat dipotong dari protein sasaran oleh enzim-
enzim deubikuitinisasi dan ubikuitin yang telah bebas dapat
t5-Proteasom digunakan kembali.

te Poliubikuitin
PROTEIN YANG TETAH MENGALAMI
UBIKUITINISASI DIURAIKAN
DI PROTEASOM
{ Protein sasaran yang telah mengalami ubikuitinisasi
memasuki proteasom yang terletak di sitosol. Proteasom
adalah suatu struktur besar yang relatif silindris dan
terdiri dari sekitar 28 subunit yang tersusun dalam empat
tumpukan cincin yang masing-masing terdiri dari 7 subunit.
Struktur ini memiliki rongga di bagian tengah yang dilapisi
oleh sedikitnya tiga protease berbeda. Protein sasaran harus
melewati bagian tengah ini agar dapat diuraikan menjadi
Gambar 45-7. Diagram skematis proses-proses pada ERAD. Suatu peptida-peptida kecil yang kemudian keluar: dari proteasom
protein sasaran (yang mungkin salah-lipat atau terlipat normal) (Gambar 45-7). Protein terlipat dengan normal atau
mengalami transpor retrograd melalui translokon ke dalam sitosol, abnormal adalah substrat bagi proteasom. Molekul ubikuitin
tempat protein ini mengalami poliubikuitinasi. Setelah mengalami
poliubikuitinasi, protein memasuki proteasom untuk mengalami
yang teiah dibebaskan dapat didaur ulang. Proteasom
penguraian di dalamnya menjadi peptida-peptida kecil yang akan berperan penting dalam menyajikan peptida-peptida kecil
keluar dan mungkin menjalani beberapa nasib. Molekul ubikuitin yang dihasilkan oieh degradasi berbagai virus dan molekul
yang terlepas kemudian didaur ulang. lain kepada molekul histokompatibilitas mayor kelas I,
534 / BAGIAN Vl: TOPIK KHUSUS

kebanyakan protein yang ditetapkan untuk membran plasma


atau untuk disekresikan tampaknya tidak mengandung
'o sinyal spesifik, dan mencapai tujuannya dengan defaah.
ATP
HS
AMP + PPi
€' Aporotus Golgi Terlibot dolqm Glikosilosi &
r- I /--\
Penyortiron Protein
Lq"fc-'-€! Aparatus Golgi memiliki dua peran penting dalam sintesis
i ." . *s-G) membran. Pertama. struktur ini berperan dalam pemrosesan
)"-*
,$' o
,.-6)
\-'l
rantai oligosakarida membran dan glikoprotein terkait-N
lainnya serta juga mengandungenzirn yang berperan dalam O-
r-: -r
glikosilasi (lihat Bab 46). Kedua, struktur ini berperan dalam
I

t uql-. - "- G, /v\A penyortiran berbagai protein sebelum protein disalurkan ke


" HZN
-
LYS Pr
tujuannya di dalam sel. Semua bagian aparatus Golgi ikut
(E3)
\_/ tr
F.." ,F,
HS_(E2) ser-ta dalam peran pertama, sementara trans-Golgi terutama
,ilov
terlibat dalam peran kedua dan sangat banyak mengandung
ffi+[-*n-LYS^ Pr vesikel. Karena peran utamanya dalam transpor protein'
i_
,i Polrubrkurtrnrsasr selama tahun-tahun terakhir ini telah banyak diiakukan riset
i
tentang pembentukan dan nasib vesikel transpor.
1io tl
irl:iHi,$$'.1-[ji.rr C-NH-LyS^'a zrPr
Suqtu Model Vesikel yong Tidok
Berselubung-Klotrin Melibofkqn SNARE &
Gambar 45-8. Rangkaian reaksi dalam penambahan ubikuitin ke Foktor Loin
protein sasaran (Ub, ubikuitin; Fl, enzim pengaktif; E2, enzim
pengkonjugat; E3, ligase; LYS azvrzt Pr, protein sasaran). Dalam Vesikel terletak di jantung transpor intrasel banyak protein.
reaksi yang dikatalisis oleh E1, gugus COO terminal karboksil Baru-baru ini dicapai kemajuan dalam pemahaman ten-
pada ubikuitin dihubungkan rr-relalui ikatan tioester dengan gugus
rang proses-proses yang berperan dalam pembentukan dan
SH pada Ei. Dalam reaksi yang dikatalisis oleh E2, ubikuitin yang
telah aktif dipindahkan ke gugus SH pada E2. Dalam reaksi vang transpor vesikel. Hal ini dapat terjadi karena diterapkannya
dikatalisis oleh E3, ubikuitin dipindahkan dari E2 ke gugus c-amin,r sejumiah pendekatan. Kemajuan-kemajuan ini mencakup
Lisin pada protein sasaran. Proses ubikuitinisasi ini kemudiart diciptakannya sistem bebas-sel untuk mempeiajari pem-
diulang sehingga terbentuk rantai pol iubikuitin. bentukan vesikel. Contohnya, dengan mikroskop elektron,

yakni suatu langkah utama dalam penyajian antigen kepada


Tabel 45-7. Faktor yang berperan dalam
limfositT.
pembentukan vesikel yang tidak berselubung-klatrin
dan pengangkutannya
VESIKET TRANSPOR ADALAH PEMAIN
KUNCI DAIAM LALU.LINTAS PROTEIN t
a
INTRASET
Sebagian besar protein yang disintesis di poliribosom terkait-
membran dan ditetapkan untuk menuju aparatus Golgi
atau membran plasma mencapai tempat-tempar ini daiam
vesikel transpor. Mekanisme pasti bagaimana protein 1'ang
dibentuk di RE kasar dimasukkan ke dalam vesikel ini tidak
diketahui. Vesikel yang terlibat dalam pengangkutan dari
RE ke aparatus Goigi dan sebaliknya-dan dari Golgi ke
menbran piasma-umumnya bebas-klatrin, tidak seperti
vesikel berselubung yang berperan dalarn endositosis (lihat
pembahasan tentang reseptor LDL di Bab 25 dan 26).
Agar lebih jelas, vesikel yang tidak berselutrung-klatrin
dalam buku ini disebut vesikel transpor. Terdapat bukti
bahwa protein yang ditetapkan untuk membran aparatus
Golgi rnengandung sekuens sinyal spesifik. Di pihak lain,
BAB 45: LALU LINTAS & PENYORTIRAN PROTEIN INTRASEt / 535

pembentukan tunas vesikel dari preparat Golgi yang diinku- Tabap 4: Penguraian selubung (melibatkan
basi bersama sitosol dan AIP dapat diamati. Pengembangan disosiasi ARF dan lapisan koatomer) setelah GTP
pendekatan genetik untuk mempelajari vesikel pada ragi terhidrolisis; pelepasan selubung diperiukan agar
juga berperan krusial. Gambarannya komplei<s dan memiiiki Fusi dapat terjadi.
tata-namanya sendiri (Tabel 45-7) serta melibatkan berbagai Thhap 5: Perlekatan vesikel dicapai melalui anggora suaru
protein membran dan sitosol, GTB AIB dan faktor-faktor famili protein integral yang disebut v-SNARE, yang
tambahan. menempelkan vesikel sewaktu pembentukan tunas
Tianspor vesikel anterograd dapat dianggap terjadi dalam berlangsung. v-SNARE berpasangan dengan r-SNARE
delapan tahap, terutama berdasarkan proposal yang diajukan di membran sasaran untuk menambatkan vesikel.
oleh Rothman dan rekan-rekan (Gambar 45-9). Konsep
Diperkirakan bahwa tahap 4 dan 5 berkaitan erat dan
dasarnya adalah bahwa seriap vesikel transpor memiliki
bahwa tahap 4 mengikuti tahap 5, dengan ARF dan lapisan
penanda alamat khas yang terdiri dari satu atau lebih protein
koatomer secara cepat terlepas setelah penambatan.
v-SNARE,, sementara masing-masing membran sasaran
mengandung satu atau lebih protein I-SNARE padanannya, Tahap 6: Padakompleks SNARE berpasangan kemudian
yaitu protein yang berinteraksi dengan protein v-SNARE. terbentuk perangkat fusi umum; perangkat ini
mencakup ATPase (NSF; NIM-sensitiue factor) dan
Thhap 1: Pembentukan selubung dimulai ketika ARF protein SNAP (soluble I'ISF attachmentfactor). SNAP
diaktifkan oleh pengikatan pada GTB dan ditukar mengikat kompleks SNARE (reseptor SNAP), yang
dengan GDP Hal ini menyebabkan terikatnya ARF memungkinkan NSF berikatan.
terkait-GTP dengan reseptor puratifnya (berarsir di Thhap 7 Hidrolisis ATP oleh NSF penting untuk fusi,
Gambar 45-9) di membran donor. suatu proses yang dapat dihambat oleh NEM (,4/-
Tahap 2: ARF terkait-membran merekrut protein etilmaleimida). Protein dan kalsium rertentu lainnya
selubung yang terdiri dari lapisan koatomer (coa- yang dibutuhkan.
tomer) dari sitosol, yang membenruk suatu tunas Thhap 8: Grjadi transpor retrograd unruk memu-
berselubung. lai kembali siklus. Thhap terakhir ini dapat meng-
Tabap 3: Pelepasan tunas dalam suatu proses yang gunakan protein tertentu atau mendaur-ulang v-
melibatkan asil-KoA-dan mungkin ATP-untuk SNARE. Nokodazol, yakni suatu agen pengganggu
menuntaskan pembentukan vesikel berselubung.
- mikrotubulus, menghambat tahap ini.

Vesikel
o bersel ubu ng

&,ESS

'@

trffi-@..]l
Mcmbran Membran
donor $asaran
(mis. RE) (mis. CGN)

Gambar 45-9. Model tahap{ahap dalam satu siklus transpor vesikel anterograd. Siklus berawal di
sisi kiri bawah gambar, tempat dua molekul ARF diwakili oleh bentuk oval kecil yang mengandung
CDP. Tahaptahap dalam siklus dijelaskan dalam teks. Sebagian besar singkatan yang digunakan di
sini dijelaskan pada Tabel 45-7. Peran protein Rab dan Secl (lihat teks) dalam proses keseluruhan
tidak dijelaskan di gambar ini (CCN, cis-Colgi network; BFA, Brefeldin A) (Diadaptasi dari RothmanJE.
Mechanisms ol intracellular protein transpott. Nature 1 994;322:255) (sumbangan E Degen).
536 / BAGIAN Vl: TOPIK KHUSUS

Brefeldin A Menghombqt Proses sebuah vesikel berinteraksi dengan membran sasarannya'


Pembentukon Selubung protein Rab menggeser protein Secl dan interaksi v-SNARE
dengan I-SNARE mudah terjadi. Tampaknya famili protein
Uraian-uraian berikut ini akan memperluas dan memperjelas Rab dan Secl mengatur kecepatan pembentukan vesikel
hal sebelumnya. dan saling berlawanan. Protein Rab diibaratkan sebagai pedal
(a) Untuk ikut serta dalam tahap 1, ARF mula-mula gas (throttle) dan protein Secl sebagai pedal rem (dampers)
harus dimodifikasi dengan penambahan asatn miristat dalam keseluruhan proses pembentukan vesikel.
(C14:0), dengan menggunakan miristil-KoA sebagai donor (0 Penelitian-penelitian dengan menggunakan protein v-
asil. Miristoilasi adalah salah satu dari sejumlah modifikasi dan I-SNARE yang diubah bentuknya menjadi vesikel lapis
pascatranslasi yang dikataiisis oleh enzim, yang melibatkan ganda terpisah menunjukkan bahwa keduanya membentuk
penambahan lipid tertentu ke residu spesifik protein, SNAREpin, yi. kompleks SNARE yang menghubungkan
dan mempermudah pengikatan protein pada permukaan dua membran (vesikel). Diperlukan SNAP dan NSF untuk
sitosolik membran atau vesikel. Modifikasi yang lain adalah membentuk SNAREpin, tetapi jika telah terbentuk SNAREpin
penambahan pdmitat, farnesil, dan geranilgeranil; dua tampaknya dapat menyebabkan fusi sPontan membran pada
molekul terakhir adalah poliisoprenoid yang masing-masing suhu fisiologis, yang mengisyaratkan bahwa SNAREpin adalah
mengandung 15 dan 20 atom karbon. perangkat minimal yang diperlukan untuk fusi membran.
(b) Terdapat setidaknya tiga jenis vesikel berselubung yang (g) Fusi vesikel-vesikel sinaps dengan membran plasma
telah diketahui: COPI, COPil, dan vesikel berselubung- neuron melibatkan serangkaian kejadian yang seruPa

klatrin; dua vesikel Pertama di sini disebut vesikel tftursPor. dengan yang dijelaskan sebelumnya. Contohnya, satu v-
Tidak diragukan lagi bahwa banyak jenis vesikel lain yang SNARE disebut sinaptobrevin dan dua I-SNARE disebut
belum ditemukan. Vesikel COPI berperan dalam uanspor sintalsin dan SNAP 25 (synaptosome-asociated protein 25
dua-arah dad RE ke Golgi dan sebaliknya' sementara vesikel kDa). Toksin botulinum B adalah salah satu toksin yang
COPU terutarna terlibat dalam transpor pada arah yang paling mematikan yang diketahui dan penyebab keracunan
pertama. Vesikel-vesikel berselubung-klatrin masing-masing makanan yang paling serius. Salah satu komponen dari toksin
terlibat dalam transpor dari jaringan trans-Golgi ke prdisosom ini adalah protease yang tampaknya hanya memutuskan
dan dari membran plasma ke endosom, Selelisi molekul kargo sinaptobrevin sehingga menghambat pembebasan asetilkolin
oleh vesikel tampaknya merupakan fungsi protein selubung. di taut neuromuskular dan dapat mematikan, bergantung
Molekul katgo dapat berinteraksi dengan protein selubung pada dosis toksin yang tertelan.
baik secara langsung atau melalui protein perantara yang melekat (h) Meskipun model di atas menjelaskan vesikel yang
pada protein selubung, dan molekul-molekul ini kemudian tidak berselubung-klatrin, namun banyak dari proses yang
menjadi terbungkus di dalam vesikel masing-masing' diurakan sebelumnya berlaku, paling tidak secara prinsip,
(c) Metabolit jamur brefeldin A mencegah GTP bagi vesikel berselubung-klatrin.
berikatan dengan ATP pada tahap I sehingga menghambat
seluruh proses pembentukan selubung. Dengan adanya PEMBENTUKAN MEMBRAN ADATAH
metabolit ini, aparatus Golgi tampak mengalami disintegrasi PROSES YANG RUMIT
disertai lenyapnya fragmen-fragmen. Brefeldin menyebabkan
hal ini, mungkin dengan menghambat pertukaran nukleotida Grdapat banyak membran sel, dan masing-masing memiliki
gunain yang terjadi pada tahap 1' gambaran spesifik. Tidak ada skema yang dapat menjelaskan
(d) GTP-y-S (suatu analog GTP yang tidak dapat ,.."t" ,n.-uaskan mengenai pembentukan salah satu dari
dihidrolisis dan sering digunakan dalam penelitian tentang berbagai membran ini. Mekanisme penyisipan awal berbagai
peran GTP dalam proses biokimia) menghambat pelepasan protein ke dalam membran RE telah dibahas sebelumnya.
selubung dari vesikel sehingga terjadi penimbunan vesikel tanspor protein, termasuk protein membran, ke berbagai
berselubung. bagian sel di dalam vesikel juga telah diuraikan' Beberapa
(e) Suatu famili protein mirip-Ras yang disebut famili hal umum mengenai pembentukan membran masih perlu
protein Rab diperlukan pada beberapa tahap transpor protein dibahas.
intrasel, sekresi, dan endositosis. Protein-protein ini adalah
GTPase monomerik kecil yang melekat pada permukaan Sewoktu Pembentukqn Membrqn
sitosolik membran melalui rantai geraniigeranil. Protein ini Berlongsung, Asimetri Protein &
berikatan dengan tunas vesikel dalam keadaan terikat-GTP Lipid Tetop Dipertohonkon
(tidak diperlihatkan di Gambar 45-9). Famili protein lainnya
(Secl) berikatan dengan I-SNARE dan mencegah interaksi Vesikel yang terbentuk dari membran RE dan aparatus
dengan I-SNARE dan v-SNARE komplementernya. Jika Golgi, baik secara alami mauPun dengan homogenisasi,
BAB 45: LALU LINTAS & PENYORTIRAN PROTEIN INTRASEL / 537

memperlihatkan asimetri trarisversus baik pada protein


maupun lipidnya. Asimetri ini dipertahankan seiama fusi
vesikel transpor dengan membran plasma. Bagian dalam
vesikel setelah fusi menjadi bagian luar membran plasma, dan Permukaan eksterior
Protein membran
sisi sitoplasma vesikel tetap menjadi sisi sitoplasma membran
(Gambar 45-10). Karena asimetri rransversus membran
telah terdapat di vesikel RE jauh sebelum vesikel menyatu
dengan membran plasma, masalah besar pada pembentukan
membran adalah memahami bagaimana protein-protein
integral disisipkan ke dalam lapisan ganda lipid RE. Masalah I trg gp$
ini telah dibahas sebelumnya. 8tt'll
Lumen
Fosfolipid adalah kelas utama lipid di membran. \-"dp
*
Enzim yang berperan dalam sintesis fosfolipid terletak di N' F
tu Sitoplasma
Protein
permukaan sitoplasmik sisterna RE. Sewaktu disintesis
di tempat tersebut, fosfolipid mungkin menyusun dirinya
integral ;s$
menjadi lapisan bimolekular yang secara termodinamis stabil Membran -Yt,ri'drir
sehingga memperbesar membran dan mungkin mendorong
terlepasnya vesikel lipid darinya. Diperkirakan bahwa
vesikel-vesikel ini bergerak ke sisi yang lain, dan memberikan
vesikel
I
lipid vesikel tersebut ke membran lain; namun, tidak banyak
yang diketahui tentang hal ini. Seperti diindikasikan di atas,
protein sitosol yang menyerap fosfolipid dari satu membran
dan melepaskannya ke membran lain (yi. pboEholipid
exchange proteins; protein penukar fosfolipid) dibuktikan
ada; protein tersebut mungkin ikut berperan menentukan
komposisi lipid spesifik di berbagai membran.

Lipid & Protein Mengolomi Pergontion


dengon Kecepoton Berbedq di Membrqn
yong Berbedq
Telah dibuktikan bahwa waktu-paruh lipid membran RE
hati tikus umumnya lebih singkat daripada waktu-paruh
proteinnya sehingga laju pergantian lipid dan protein
tidak bergantung satu sama lain. Memang, Iipid yang
berbeda terbukti memiliki waktu-paruh yang berbeda.
Selain itu, waktu-paruh protein dari berbagai membran
ini sangat bervariasi, dan sebagian protein memperlihatkan
waktu-paruh yang singkat (bilangan jam) dan yang lain
edngan waktu paruh lama (bilangan hari). Oleh karena itu,
masing-masing lipid dan protein membran RE tampaknya
disisipkan relatif secara independen; hal ini juga berlaku
untuk banyak membran.
Oleh karena itu, biogenesis membran adalah suatu Camhar 45-10, Fusi sebuah vesikel dengan membran plasma
mempertahankan orientasi setiap protein integral yang terbenam
proses rumit yang masih perlu dipelajari lebih jauh. Salah
di lapisan-ganda vesikel. Pada awalnya, terminal amino protein
satu indikasi kerumitan ini adalah jumlah modifikasi menghadap ke lumen atau rongga dalam dari sebuah vesikel.
pascatranslasi yang mungkin dialami oleh protein membran Setelah fusi, terminal amino terletak pada permukaan eksterior
sebelum mencapai tahap matang. Modifikasi-modifikasi ini membran plasma. Orientasi bahwa protein belum dibalik dapat
mencakup proteolisis, pembentukan multimer, glikosilasi, dirasakan dengan melihat bahwa ujung yang lain dari molekul,
terminal karboksil, selalu terendam dalam sitoplasma. Lumen
penambahan jangkar glikofosfatidilinositol (GPI), suifasi
vesikel dan bagian luar sel setara satu dengan yan Iain secara
pada gugus tirosin atau karbohidrat, fosforilasi, asilasi, topologis. (Digambar ulang dan dimodifikasi dengan izin dari Lodish HF,
dan prenilasi-suatu daftar yang jelas belum lengkap. Rothman JE. The assembly of cell membranes. Sci Am 1979;240:43).
538 / BAGIAN Vl: TOPIK KHUSUS

Bagaimanapun, telah banyak kemajuan yang telah dicapai; Tahel 45-9. Beberapa 8an88uan akibat mutasi di gen
Tabel 45-8 meringkaskan sebagian hal penting pada yang menyandi protein yang terlibat dalam transpor
pembentukan membran yang telah diketahui hingga saat membran intrasell
ini.

Berbogoi Gongguon yqng Teriodi Akibot


Mufosi di Gen yong Menyondi Protein
yong Berperon dqlom Tronspor lntrosel
Sebagian penyakitini dicantumkan di Tabel 45-9; penyal<:t
kelompok ini
umumnya memengaruhi fungsi lisosom.
Sejumlah mutasi lain yang memengaruhi transpor protein
intrasel juga pernah dilaporkan tetapi tidak disertakan di sini.

RINGKASAN
Banyak protein diarahkan ke tujuannya oleh sekuens
sinyal. Penyortiran telah dilakukan ketika protein
dipisahkan antara poliribosom sitosol dan poliribosom
terkait-membran berdasarkan ada-tidaknya suatu
lDimodifikasi dari Olkonnen VM, lkonen E. Cenetic clefects of intracellular
peptida sinyal. membrane tansport. N Engl J Med 2000;343:1 095. Penyakit terkait tertentu
Telah dijelaskan jalur-jalur impor protein ke dalam lainnya yang tidak tercantum di sini juga disertakan dalam jurnal ini Penl'akit
mitokondria, nukleus, peroksisom, dan retikulum sel I cliuraikan di Bab 46. Sebagian besar penyakit yang tercantum di atas

mengenai fungsi Iisosom; pembaca dipersilakan melihat buku teks kedokteran


endoplasma
untuk memperoleh informasi mengenai manifestasi klinis penyakilpenyakit
Banyak protein yang disintesis di polirobosom terkait-
in i.
membran dibawa ke aparatus Golgi dan membran penyakit adalah nomor oMlM'
':Angka setelah masing-masing
plasma dalam vesikel transpor
Sejumlah reaksi glikosilasi terjadi di kompartemen-
kompartemen Golgi, dan protein disortir lebih lanjut di . Telah diuraikan tentang peran protein pengawal dalam
jaringan trans-Golgi. pelipatan protein serta unfolded protein response-
Kebanyakan protein yang dituiukan untuk membran . Telah diuraikan tentang Penguraian protein di retikulum
plasma dan untuk disekresikan tampaknya tidak endoplasma dan peran kunci ubikuitin dalam penguraian
memiliki sinyal spesifik-suatu mekani sme defaub. protein.
. Telah dibahas secara singkat model yang menjelaskan
pembentukan dan perlekatan vesikel transpor pada
Tabel4S-8. Gambaran utama pada pembentukan membran sasaran
membran . Telah dibahas pembentukan membran yang terbukti
merupakan suatu proses kompleks. Asimetri lipid dan
protein dipertahankan selama pembentukan membran'
' Sejumlah penyakit terbukti disebabkan oleh mutasi di
gen-gen yang menyandi protein yang terlibat dalam
berbagai aspek lalu-lintas dan penyortiran protein'

REFERENSI

Alder NN, Johnson AE. Cotranslational membrane protein


biogenesis at the endoplasmic reticulum' J Biol Chem
2004;279:22787.
Dalbey RE, von Heijne G (ed). Protein Targeting, Ttansport, and
7lanslocation. Academic Press, 2002.
i
i.lfi Ellgaard L, Helenius A. Qualiry control in the endoplasmic
reticulum. Nat Rev Mol Cell Biol 2003;4:181.
BAB 45: LALU LINTAS & PENYORTIRAN PROTEIN INTRASEL / 539

Koehler CM. New developments in mitochondrial assembly. Ann Tiombetta ES, Parodi*AJ. Q"dity control and protein folding in
Rev Cell Dev Biol 2004;20:309. the secretory pathway. Ann Rev Celi Dev Biol2O03;19:649.
Lee MCS, et al. Bi-directional protein uansport berween the ER Van Meer G, Sprong H. Membrane lipids and vesicular traffic.
and Golgi. Ann Rev Cell Dev Btol2004;20:87 .
Curr Opin Cell Biol 2004;16:373.
Lodish H, et aL. Molecular Cell Biology, ed ke-5. 'WlI Freeman &
Vance DE, Vance J. Biochemisny of Lipids, Lipoproteins, and
Co.,2004.
Membranes, ed ke-4. Elsevier, 2002.
Owen DJ, Collins BM, Evans PR. Adaptors for clathrin coats:
\Wiedemann N, Frazier A-E, Pfanner N. The protein import
structure and function. Ann Rev Cell Dev Biol2004;20:153.
Romisch K. Endoplasmic-reticulum-associated degradation. Ann machinery of mitochondria. J Biol Chem 2004;279:14473.
Rev Cell Dev Biol 2005;21:435. Zaidiu SK et al. Intranuclear trafficking: organization and assembly
Schroder M, Kaufman RJ. The mammalian unfolded protein of regulatory machinery for combinatorial biologicd control. J
response. Ann Rev Biochem 2005;7 4:7 39. Biol Chem 2004;279 :43363.

Anda mungkin juga menyukai