3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan
diselesaikan pada pembelajaran peserta didik SMK
Nama Mahasiswa : Rahmilda Sutrianingsih
Asal Sekolah : SMKN PP 5 Konawe
Masalah pembelajaran adalah: Kesenjangan antara tujuan yang
direncanakan dengan realisasi pencapaian oleh peserta didik. Tujuan pembelajaran terbagi pada dua hal yaitu capaian kompetensi (KD/TP) dan proses pencapaian kompetensi (proses belajar). Pada terminologi ABCD (Audience, Behavoir, Condition and Degree), maka B dan D merupakan representasi capaian kompetensi, sedangkan C adalah proses pencapaiannya.
Identifikasi masalah adalah: proses menemukan kesenjangan yang terjadi
pada peserta didik sebagaiaman definisi maslah pembelajaran.
Eksplorasi penyebab masalah adalah: Mengidentifikasi semua kemungkinan
penyebab terjadinya kesenjangan pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik. Penyebab tersebut dapat bersumber dari metode yang diterapkan oleg guru, sarana prasarana pembelajaran, lingkungan belajar, sikap dan perilaku guru, lingkungan sosial dan keluarga, dan diri peserta didik yang bersangkutan.
Penentuan penyebab masalah adalah: proses memilah dan menentukan
penyebab yang paling dominan atas timbulnya kesenjangan pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik. Jika penyebab ini diatasi, maka harapannya penyebab lain yang tereksplorasi akan selesai dengan sendirinya. Hasil eksplorasi penyebab Masalah Akar N masalah (disalin dari kolom Analisis akar penyebab terpilih penyebab o. hasil eksplorasi penyebab masalah yang akan masalah masaah pada LK 1.2) diselesaikan
Rendahnya hasil belajar peserta didik, Rendahnya
dipengaruhi oleh faktor: hasil belajar A. Hasil Wawancara peserta didik 1. Guru Fisika - Mrtode pembelajaran tidak cocok dengan karakteristik materi. - Peserta didik malas mengerjakan tugas - Peserta didik takut mengajukan pertanyaan Rendahnya hasil belajar peserta - Kurangnya minat dan motivasi didik disebabkan oleh metode pembelajaran guru yang tidak belajar pesera didik cocok dengan karakteristik - Kurangnya pemahaman konsep materi yang diajarkan, sehingga peserta didik membuat peserta didik kurang - Kurangnya keaktifan peserta Metode memahami materi yang disajikan. didik dalam pembelajaran mengajar Hal ini bersesuaian dengan - Kurangnya kemampuan literasi guru tidak Slameto (2010:54) yang cocok menuliskan bahwa salah satu 1 peserta didik dengan yang mempengaruhi hasil belajar - Kemampuan matematika dasar karakteristik peserta didik adalah metode kurang sehingga menyulitkan materi. mengajar. Begitupun Menurut untuk materi perhitungan Ruseffendi (Ahmad Susanto, 2. Peserta Didik 2014) menuliskan bahwa salah - Perhitungan fisika sangat rumit satu faktor yang mempengaruhi - Fisika banyak menggunakan hasil belajar peserta didik adalah model penyajian materi yang rumus-rumus. diajarkan. - Sulit menghafalkan rumus fisika - Tugas yang sulit dipahami - Kurang paham dengan materi yang diajarkan B. Hasil Kajian Literatur 1. Rendahnya hasil belajar peserta didik dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: *Menurut Ruseffendi (Ahmad Susanto, 2014) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu: (1) Kecerdasan Anak, (2) Kesiapan atau Kematangan, (3) Bakat Anak, (4) Kemauan Belajar, (5) Minat, (6)Model Penyajian Materi Pelajaran, (7) Pribadi dan Sikap Guru, (8) Suasana Pengajaran, (9) Kompetensi Guru, (10) Masyarakat. Menurut Slameto (2010:54) salah satu yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik adalah metode mengajar. [2]
Rendahnya keterampilan proses sains
peserta didik dipengaruhi oleh faktor: A. Hasil Wawancara Guru Fisika 1. Guru jarang menerapkan Rendahnya kemampuan metode praktikum kolaborasi peserta didik 2. Guru kurang mengeksplorasi disebabkan oleh guru yang jarang keterampilan proses sains menggunakan metode praktikum. Materi yang peserta didik seharusnya dibarengi dengan B. Hasil Kajian Literatur praktikum tapi tidak dilakukan Rendahnya keterampilan proses guru. Hal ini sesuai dengan yang sains peserta didik dapat dituliskan Sifah dan Sumarno disebabkan oleh beberapa faktor, Guru jarang (2016); bahwa tidak tepatnya antara lain: menggunaka metode atau model 2 n metode pembelajaran yang diberikan Menurut Sifah dan Sumarno praktikum dapat membuat rendahnya (2016); tidak tepatnya metode keterampilan proses sains atau model pembelajaran yang peserta didik. Tidak jauh berbeda diberikan dan kurangnya dengan Soekarno (2013) yang pembiasaan melakukan menyatakan bahwa metode keterampilan proses sains pada pembelajaran yang hanya proses pembelajaran oleh guru. menekankan penguasaan konsep Minimnya prasarana laboratorium tidak akan melatih keterampilan (Jack, 2013) proses sains peserta didik. metode pembelajaran hanya menekankan penguasaan konsep serta kegiatan pembelajaran yang belum mengeksplorasi keterampilan proses sains speserta didik (Sukarno, et.al, 2013).
A. Hasil Wawancara Guru Fisika Rendahnya kemampuan
1. Guru jarang membuat kelompok kolaborasi peserta didik diskusi dipengaruhi oleh faktor guru 2. Guru kurang mengeksplorasi yang jarang mengaktifkan kemampuan kolaborasi peserta kelompok belajar. Dimana guru didik selalu menerapkan metode B. Hasil Kajian Literatur ceramah dalam penyampaian Rendahnya kolaborasi pesera didik materi, tanpa memberikan dalam pembelajaran dapat kesempatan peserta didik untuk disebabkan oleh beberapa faktor, diskusi dalam kelompok antara lain: membuat peserta didik terbiasa Syamsuddin (2022) menemukan dengan kerja individu sehingga bahwa kemampuan kolaborasi kemampuan kolaborasi peserta peserta didik masih tergolong Guru jarang didik tidak tereksplor. Hal ini ada membuat rendah karena adanya penerapan kesesuaian dengan hasil 3 diskusi model pembelajaran yang masih penelitian yang dilakukan oleh belajar bersifat konvensional Syamsuddin (2022) menemukan tidak adanya pengembangan bahwa kemampuan kolaborasi kemampuan kolaborasi dalam peserta didik masih tergolong belajar (Ulhusna et al., 2020) [5] rendah karena adanya penerapan Kurangnya dukungan dan fasilitas model pembelajaran yang masih dari guru yang kurang aktif dalam bersifat konvensional. Begitupun mendukung dan memfasilitasi kata Lei (2018) yang menuliskan kerja sama antar pesera didik. (Lei bahwa metode mengajar guru et al., 2018) yang kurang aktif dalam Pengelompokan pesera didik yang mendukung dan memfasilitasi tidak efektif (Lou et al., 1996). kerja sama antar pesera didik membuat kemampuan kolaborasinya rendah.