Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS PERBEDAAN ANTARA KARYA CERPEN

MAHASISWA DENGAN KARYA CERPEN TERKENAL MILIK


UMAR KAYAM

KELOMPOK 10

I KETUT SUARJAYA SAPUTRA


AHMAD AZRIEL

XI MIPA 1
UMAR KAYAM

Umar Kayam (30 April 1932 – 16 Maret 2002) adalah seorang penulis, budayawan, dan akademisi.
Ia berkarya sebagai Guru Besar Fakultas Sastra (kini Fakultas Ilmu Budaya) di Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta. Kayam terkenal oleh karena novelnya, Para Priyayi (1991), dan kumpulan
esainya yang terbit di Tempo dan Kedaulatan Rakyat.

Tentang karya-karyanya, Kayam mengatakan, "semuanya itu menggelinding dalam upaya


memahami gejala dan memaparkan usaha pemahaman itu. Proses penggelindingan itu tidak
dilihatnya sebagai suatu proses Sysiphian, yakni bagai Sysiphus (dalam mitologi Yunani) yang kena
kutukan dewa terus-menerus harus mengangkat kembali batu besar yang dengan terengah-engah
telah berhasil dibawa ke puncak bukit untuk kemudian akan dijatuhkan kembali." Syiphus menurut
Kayam, "adalah alegori nasib manusia modern yang gelisah mencoba-coba. Dialog yang lahir dari
proses perekmbangan yang Sysiphian adalah ingin menaklukkan berbagai medan dan kancah."
Kayam menegaskan, ia bukan seperti itu. Ia tidak ingin menaklukkan apa pun, melainkan hanyalah
ingin menjelajah kemungkinan-kemungkinan.[7]

 Seribu Kunang-kunang di Manhattan (kumpulan cerpen, 1972)


 Totok dan Toni (cerita anak, 1975)
 Sri Sumarah dan Bawuk (1975)
 Seni, Tradisi, Masyarakat (kumpulan esai, 1981)
 Sri Sumarah (kumpulan cerpen, 1985, juga terbit dalam edisi Malaysia, 1981)
 Semangat Indonesia: Suatu Perjalanan Budaya (bersama Henri Peccinotti, 1985)
 Para Priyayi (novel, 1992)
 Parta Karma (kumpulan cerpen, 1997)
 Jalan Menikung (novel, 2000)
 Cerpen-cerpennya diterjemahkan oleh Harry Aveling dan diterbitkan dalam Sri Sumarah and
Other Stories (1976) dan From Surabaya to Armageddon (1976).
 Mangan Ora Mangan Kumpul (kumpulan kolom, 1990)
 Sugih Tanpa Banda (kumpulan kolom, 1994)
 Mandhep Ngalor Sugih-Mandep Ngidul Sugih (kumpulan kolom, 1998)
 Lebaran di Karet, di Karet (kumpulan cerpen, 2002)

ANALISIS KARYA MAHASISWA DENGAN KARYA UMAR KAYAM


Struktur Cerpen Karya Siswa Cerpen Karya Penulis
Terkenal
Tema “Penjelajahan di Tengah hutan” Dalam cerpen Secangkir Kopi
dan Sepotong Donat
Di Cerita ini ,seorang pemuda mengangkat tema tentang
bernama jack yang ingin kesadaran. Kesadaran yang
menjelajahi hutan untuk dimaksud adalah kesadaran
melihat pemandangan indah. yang muncul dari
ketidaksadaran dalam
menjalankan kebiasaan sehari-
hari orang-orang New York,
yaitu minum kopi pada pagi hari
tanpa mengetahui tujuan dari
kebiasaan tersebut melaluui
tokoh Jim. Selain itu, melalui
tokoh Peggy dan Bung Kakatua,
cerpen ini juga mengangkat
tentang hati dalam menemukan
kesadaran cintanya.
Alur Alur : “Maju” Alur : “Maju”

Pada cerita ini penggambaran bagaimana kebiasaan mengopi


alurnya secara maju, karena orang new York di pukul 10 pagi
berawal dari seorang pemuda sampai pukul 11
yang berkeinginan untuk pagi,diceritakan tentang Bung
melihat pemandangan hutan Kakaktua mulai menulis surat
yang indah dengan menelusuri kepada Peggy dan ketika Jim
belantara hutan dan lanjut mulai memasuki Fluffy- Donut.
masuk kedalam goa untuk
sekalian melihat harta karun.
Latar  LATAR TEMPAT  LATAR TEMPAT
Hutan belantara, Goa. Toko Fluffy-Donut.

 LATAR WAKTU  LATAR WAKTU


Siang,malam.sebab jack Jam 10 Pagi.
terjebak di goa berhari-
hari.

Tokoh dan Penokohan  JACK  PEGGY


Rasa ingin tau,semangat Emosional,pekerja
keras,pemendam

 BUNG KAKATUA
Terlalu terobsesi
dengan Peggy(rasa
sukang),

 JIM
Kritis,disiplin.

Sudut Pandang Sudut pandang orang ketiga Sudut pandang orang ketiga

Sudut pandang yang digunakan Cerpen secangkir kopi dan


dalam cerpen ini adalah sudut sepotong donat ini
pandang orang ke tiga sebagai menggunakan sudut pandang
pengamat orang ketiga serba tahu.
Amanat Pesan yang dapat diambil dari Amanat cerpen di atas
cerpen tersebut adalah adalah jadilah orang yang
pentingnya mengetahui sesuatu mempunyai prinsip. Sebab
sebelum melakukannya dan kita berfikir sebelum
menghargai apa yang sudah kita bertindak.
miliki

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa perbedaan dari kedua cerpen tersebut lumayan berbeda dalam segi stuktur
cerpen,karya cerpen milik mahasiswa lebih sederhana dibandingkan dengan cerpen Umar
Kayam.Struktur cerpen yaitu Orientasi,komplikasi evaluasi dan resolusi dibuat dengan kata-kata yang
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari,sehingga mudah di pahami oleh para pembaca.

Konflik yang terdapat pada cerpen mahasiswa tidak terlalu besar sedangkan karya cerpen terkenal milik
Umar Kayam lumayan susah untuk dicermati,terikat dengan tatabahasa.Tetapi terdapat arti atau makna
dari kata-kata yang disampaikan sehingga menyentuh perasaan emosional.

Anda mungkin juga menyukai