Anda di halaman 1dari 15

Kemajuan Tekonologi Industri 4.

0
Menyebabkan Pelanggaran Kerahasiaan Data Kesehatan Di
Institusi Pelayanan Kesehatan

Disusun Oleh :
Gresia Pramestika Sutomo Putri ( 413231196 )
Muhammad Farhad Faris ( 413231188 )
Alif Majid Firdaus ( 413231200 )
Maria Meiliana ( 413231083 )

Dosen Pembimbing :
Berliana Devianti Putri, S.KM. M.Kes

Universita Airlangga
Surabaya
Tahun Ajaran 2023
A

ii
ii
DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................................................................

ABSTRAK.....................................................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................................

BAB II PENDAHULUAN...........................................................................................................

1.1. LATAR BELAKANG ....................................................................................................


1.2. TUJUAN .........................................................................................................................
1.3. MANFAAT PENELITIAN..............................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN ..............................................................................................

BAB IVANALISIS DAN PEMBAHASAN.................................................................................

BAB V PENUTUP ......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................

LAMPIRAN..................................................................................................................................

ii
Kemajuan Tekonologi Industri 4.0
Menyebabkan Pelanggaran Kerahasiaan Data Kesehatan Di
Institusi Pelayanan Kesehatan
Gresia Pramestika Sutomo Putri

Muhammad Farhad Faris

Alif Majid Firdaus

Maria Meiliana

D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan

Universitas Airlangga,Surabaya,Jawa Timur,Indonesia

Berliana Devianti Putri, S.KM. M.Kes

pramestikagresia@gmail.com

ABSTRAK

Esai ini berusaha untuk mengkaji permasalahan yang terjadi di


Indonesia tentang maraknya kasus bocornya data pribadi masyarakat. Esai ini
berfokus pada permasalahan di lingkup kesehatan, yang mana seperti
teknologi AI sangat diperlukan untuk membantu pekerjaan manusia, jika
dalam Radiologi seperti kebocoran data hasil diagnose penyakit pasien yang
telah melakukan CT- SCAN yang dapat diketahui oleh para radiografer.
Dalam hal ini, menurut hukum terjadi pelanggaran kerahasiaan data pasien
sebagaimana seharusnya data tersebut hanya dapat diketahui oleh pasien, dan
keluarga pasien. Dalam hal ini, Radiografer seharusnya tidak boleh
mengetahui hasil diagnosa pasian dan yang berkewenangan mengetahui data
tersenut hanya dokter spesialis Radiologi, akan tetapi dalam dunia pendidikan
radiologi , hasil diagnosa itu diperlukan agar mahasiswa dapat menenetukan
jenis pemeriksaan apa yang di butuhkan pasien tergantung dengan penyakit
yang di derita pasien. Di sisi lain, AI sangat menguntungkan radiografer
untuk mempercepat pemrosesan data pasien untuk mengasilkan citra yang
sesuai dengan apa yang dibutuhkan, jika tidak menggunakan AI sebagai
pembantu radiografer maka yang dirugikann dalam hal waktu tidak hanya
radiografer tetapi dokter spesialis juga akan dirugikan karena mengalami
keterlambatan waktu saat menerima hasil citra tersebut.

Kata kunci : AI, Radiografer, Kebocoran Data

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Melansir Statististika ,di tahun 2013, jumlah pengguna internet
di dunia telah mencapai 5 milliar pengguna. Meski begitu, jumlah
pengguna di setiap area berbeda beda Menariknya, Indonesia berada di
urutan keempat pengguna internet terbesar dunia, dengan jumlah
pengguna sebesar 212,9 juta, Badan Pusat Statistik menjelaskan bahwa
jumlah penduduk Indonesia telah menggunakan internet. Oleh sebab itu
kita sebagai masyarakat Indonesia yang mempunyai pelindng data data
pribadi kita oleh kementrian komunikasi dan informatika yang terus
melakukan pengawasan secara berkala berdasarkan amanat Undang
Undang informasi dan transaksi elektronik dan Peraturan Pemerintah
Penyelenggara system transaksi elektronik dan informatika juga
dibantu oleh instansi pengaws dan penegak hukum. Kementrian
komunikasi dan informatika juga memiliki wewenang dan fungsi
sebagai sebagai garda terdepan dalam menangani kebocoran data
pribadi seluruh masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu,kini kementrian
komunikasi dan informatika menjadi sorotan di tengah maraknya kasus
kebocoran data individu yang melibatkan berbagai pihak.
Dengan demikian, kita sebagai masyarakat Indonesia harus
mempercayakan perlindungan data pribadi ke kementrian komunikasi
dan nformatika, tetapi kepercayaan tersebut bisa menjadi seuatu hal
yang berbahaya. Hal ini memungkinkan kita untuk bergantung pada
orang yang kita percayai untuk jalannya kebijakan kebijakan,
peraturan, ataupun tata kelola yang ditetapkan pemerintah.
Kepercayaan juga mempunyai resiko bahwa orang yang kita percayai
tidak akan berhasil untuk kita, dan sikap pemerintah menyelesaikan
kasus kebocoran data pribadi tersebut.

1.2. Tujuan
1. Mengetahui dampak positif dan negatif penggunaan AI dalam
bidang kesehatan
2. Mengkaji Solusi untuk menanggulangi dampak negatif AI

ii
1.3. Manfaat Penulisan
Essay ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat,instansi kesehatan,pemerintah dan mahasiswa tentang
dampak positif dan negatif penggunaan AI di bidang kesehatan serta
member solusi untuk meminimalisir dampak negatif AI, dan dapat
mengimlementasikan AI di teknologi Industri 4.0 secara tepat untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada pasien di
Indonesia.

ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Artificial Intelligence (AI) atau “Kecerdasan buatan” adalah
istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan teori dan
pengembangan sistem komputer untuk melakukan tugas-tugas yang
biasanya memerlukan kognisi manusia, seperti persepsi, pemahaman
bahasa, penalaran, pembelajaran, perencanaan, dan pemecahan
masalah. Mengikuti teorema dasar informatika, istilah yang lebih baik
untuk AI adalah “augmented Intelligence,” atau memanfaatkan
kekuatan komputer dan kekuatan dokter secara bersamaan untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik bagi pasien. Panduan ini mencakup
diskusi tentang pendekatan untuk mengidentifikasi masalah dalam
praktik yang dapat memperoleh manfaat dari penerapan AI dan
masalah yang tidak dapat diuntungkan, serta metode pelatihan, validasi,
penerapan, evaluasi, dan pemeliharaan model AI.
Di Inggris dan di sebagian besar dunia, radiografi diagnostik
adalah profesi pascasarjana yang mengharuskan praktisi memiliki
keterampilan berpikir praktis dan kritis tingkat tinggi untuk
memastikan optimalisasi proses perolehan gambar dan, bekerja sama
dengan rekan ahli radiologi medis, melakukan manajemen pasien yang
tepat. jalur perawatan. Radiografi, sebagai sebuah profesi yang
bergantung pada teknologi pencitraan. Meskipun perluasan teknologi
ini bermanfaat dalam diagnosis dan pengobatan pasien, hal ini juga
mempengaruhi dan mengubah praktik radiografi dan peran
radiographer. Perubahan dan kemajuan teknologi selalu secara
langsung mempengaruhi profesi radiografi dengan praktik radiografi
yang berkembang dan beradaptasi sebagai respons terhadap
pengoperasian teknologi baru dan peluang pencitraan canggih yang
ditawarkan oleh penerapannya. Namun, kemajuan teknologi terkini
tidak berfokus pada teknologi pencitraan baru saja . Sebaliknya,
mereka berfokus pada integrasi algoritma pembelajaran mesin yang
kompleks dan sistem kecerdasan buatan dalam pengoperasian peralatan
dan proses peninjauan gambar, dan pengaruh serta pengendalian
teknologi ini pada praktik radiografi masih belum dieksplorasi.

Data pribadi dalam jumlah besar dikumpulkan dari berbagai


sumber dan dimasukkan ke dalam algoritme AI untuk tujuan medis,
sehingga menimbulkan tantangan terhadap privasi pasien. Ini adalah
studi perbandingan aturan operasional Tiongkok, Amerika Serikat, dan
Uni Eropa untuk data layanan kesehatan yang dikumpulkan dan
kemudian digunakan dalam fungsi AI, khususnya dengan fokus pada
perbedaan dan kekurangan hukum. Batasan konseptual privasi dan

ii
informasi pribadi, pengaruh perkembangan teknologi pada model
informed consent, dan konflik antara kebebasan dan keamanan dalam
aturan aliran data lintas batas merupakan permasalahan utama yang
memerlukan pertimbangan ketika mengatur data layanan kesehatan
yang digunakan untuk tujuan AI. Pada saat yang sama, penerapan AI
membawa risiko dan tantangan terhadap hak asasi manusia dan etika
medis. Misalnya, AI dapat mengancam privasi pribadi, memengaruhi
otonomi pengambilan keputusan dan martabat manusia, serta
menimbulkan diskriminasi algoritmik. Salah satu isu yang menonjol
dalam beberapa tahun terakhir adalah mengenai perlindungan hak
privasi pasien ketika AI digunakan untuk tujuan perawatan
kesehatan. Ketika privasi pasien tidak dilindungi, konsekuensi negatif,
seperti diskriminasi pekerjaan dan peningkatan biaya perawatan
kesehatan jangka panjang, lebih mungkin terjadi . Secara historis,
informasi layanan kesehatan dicatat dan disimpan dalam dokumen
fisik. Melindungi privasi sebagian besar melibatkan kerahasiaan pasien
di antara staf medis di institusi medis. Saat ini, informasi pasien
semakin banyak dicatat secara digital dan elektronik, yang sering kali
dikirim ke kumpulan informasi perawatan kesehatan yang lebih luas
dan digunakan untuk berbagai tujuan. Karena teknologi medis terkait
AI didasarkan pada pengumpulan dan penggunaan informasi pasien,
masalah perlindungan privasi menjadi semakin kompleks di era ketika
berbagi informasi menjadi semakin mudah dan menguntungkan.

ii
BAB III
METODE PENULISAN
Metode kuantitatif adalah salah satu teknik pengumpulan data
dalam penelitian yang menggunakan angka dan grafik untuk
menghasilkan hasil yang bersifat pasti dan jelas. Metode ini digunakan
untuk menjawab pertanyaan ilmiah yang dapat dikuantifikasikan atau
terkait hubungan kausalitas. Sumber berita dapat menjadi salah satu
sumber data dalam penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian kuantitatif meliputi teknik dokumen, dan triangulasi.
Berikut adalah jenis-jenis metode penelitian kuantitatif :
1. Korelasi: digunakan untuk mendeteksi sejauh mana variasi pada
suatu faktor berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih faktor
lain berdasarkan koefesian korelasi.
2. Deskriptif: digunakan untuk menggambarkan suatu fenomena
atau kejadian.
3. Kausal komparatif: digunakan untuk mengetahui kemungkinan
hubungan sebab-akibat.
4. Eksperimen: digunakan untuk mengetahui pengaruh suatu
variabel terhadap variabel lainnya.
5. Survey: digunakan untuk mengumpulkan data dari responden
melalui kuesioner atau wawancara.
6. Studi kasus: digunakan untuk mempelajari suatu kasus secara
mendalam.
7. Meta-analisis: digunakan untuk menggabungkan hasil-hasil
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Dalam melakukan penelitian kuantitatif, peneliti harus memahami
metode pengumpulan data yang digunakan dan memilih metode yang
sesuai dengan pertanyaan penelitian yang diajukan.
Tujuan dari penulisan esai ini adalah memaparkan permasalahan
teknologi AI di bidang Kesehatan dan memberikan solusi atas
permasalahan tersebut. Subjek esai ini adalah AI itu sendiri sebagai
penggerak teknologi yang membantu para tenaga medis. AI dalam
bidang radiologi membantu dalam intervensi tetapi disisi lain
meningkatnya penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam diagnosis
medis, prognosis, dan alokasi manfaat. Meskipun teknologi dianggap
netral, pengambilan keputusan secara algoritmik mampu
melanggengkan kesenjangan sosial dan menciptakan pola diskriminasi
baru.

ii
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Para pakar di Amerika Serikat pun menemukan pemeriksaan
CT scan sebagai metode terbaik untuk mendeteksi pasien Covid-19
pada tahap awal. Mereka menyatakan hasil CT scan sangat akurat
karena organ dalam bisa terlihat dalam format tiga dimensi. Dengan
demikian, dokter bisa melihat berbagai tanda dan gejala beragam
penyakit, termasuk Covid.
Menurut penelitian itu, pemeriksaan CT scan bisa menemukan pola
spesifik pada paru yang menandakan virus corona telah dua pekan
lebih bercokol di sana. Pola tersebut antara lain bintik putih buram dan
bercak-bercak. Walau gejala Covid belum muncul, pola ini sudah bisa
terlihat. Dengan deteksi dini itu, risiko penularan Covid dari seseorang
bisa berkurang.
Pemeriksaan CT scan (Computed Tomography) telah menjadi alat
bantu yang penting dalam diagnosis dan pemantauan pasien yang
diduga terinfeksi COVID-19. Meskipun pemeriksaan PCR (Polymerase
Chain Reaction) masih menjadi metode utama untuk diagnosis
COVID-19, CT scan dapat memberikan informasi tambahan yang
berguna dalam beberapa kasus.
Penggunaan CT scan dalam kasus COVID-19 harus dipertimbangkan
dengan cermat oleh tim medis yang kompeten. Selalu penting untuk
mengikuti panduan dan pedoman yang dikeluarkan oleh otoritas
kesehatan setempat dan mengikuti prosedur yang aman dalam
mengurangi risiko penyebaran penyakit.
Dalam permasalahan kebocoran data dalam bidang radiologi,
dilihat dari sudut pandang sebagai mahasiswa, mahasiswa berhak
memiliki data riwayat pasien sebagai pembelajaran mengenai
penanganan CT Scan, MRI, C-ARM, dan lain sebagainya. Hal tersebut
diperbolehkan jika keduanya telah menyetujui untuk memberikan data
pasien diberikan kepada pihak kedua tidak dengan cuma-cuma.
Untuk itu perlu ada nya Kerjasama antara rumah sakit dan
perguruan tinggi untuk mendapatkan data tersebut. Pihak perguruan
tinggi bisa membeli data dari rumah sakit secara legal, tapi tetap
dengan tujuan untuk Pendidikan.
Akan tetapi banyak orang yang tidak berwewenang yang
menyalahgunakan data pasien tersebut. Dengan ini Indonesia telah
membuat undang undang mengenai penyalahgunaan data pribadi
pasien dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah

ii
sakit (UURS) Pasal 32 huruf i yang berbunyi “ Setiap pasien
mempunyai hak untuk mendapatkan privasi dan kerahasiaan atas
penyakit yang dialami beserta data medis pasien” . Peran Peraturan
berikutnya yang bersangkutan bahwa setiap penyelenggara data pribadi
pada bidang kesehatan dalam hal ini Rumah Sakit mempunyai
kewajiban terhadap pasien yang tertuang dalam UU RS Pasal 29 ayat
(1) huruf m yang berbunyi “Setiap rumah sakit mempunyai kewajiban
untuk menghormati dan melindungi hak-hak pasien”. Bahwa setiap
rekam medis yang terdapat dan/atau dikemukakan dalam
penyelenggara pelayanan kesehatan merupakan bagian dari privasi
pasien yang sejatinya harus dijaga kerahasiaannya.

ii
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah kami
lakukan,mengenai Kemajuan Teknologi Industri 4.0 Menyebabkan
Pelanggaran Kerahasiaan Data Kesehatan Di Institusi Pelayanan
Kesehatan, Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam radiologi dan
pelayanan kesehatan secara umum memiliki manfaat yang besar, tetapi
juga membawa tantangan serius terkait dengan keamanan data dan
pelanggaran kerahasiaan pasien.. Contohnya adalah kebocoran data
pasien yang digunakan mahasiswa radiologi yang digunakan sebagai
media pembelajaran. Hal tersebut benar dilakukan apabila kedua belah
pihak telah menyetujui penggunaan data tersebut. Namun tidak semua
kasus penggunaan data pasien untuk pembelajaran AI mendapatkan
persetujuan dari pasien, yang dapat menyebabkan pelanggaran privasi
jika data tersebut disalahgunakan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya
pemantauan dan perlindungan data pasien yang dilakukan oleh pihak
Rumah Sakit. Mahasiswa yang telah mendapatkan persetujuan
penggunaan data pasien tersebut juga harus menggunakannya sesuai
kode etik yang berlaku. Peran pemerintah sendiri dalam hal ini telah
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (UURS) Pasal 32 huruf I yang berbunyi “ Setiap pasien
mempunyai hak untuk mendapatkan privasi dan kerahasiaan atas
penyakit yang dialami beserta data medis pasien”. Kemudian hal yang
dapat dilakukan adalah menerapkan pembatasan akses. Pembatasan
akses dapat menjadi langkah awal untuk mencegah serangan siber pada
sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS). Ketika akses data
rekam medis hanya diberikan kepada pihak yang berwenang, maka
risiko kebocoran data dapat diminimalisir. Namun kunci dari semua
solusi tersebut adalah kesadaran masyarakat sendiri, masyarakat perlu
sadar betapa pentingnya menjaga dan menggunakan data priabadi
dengan baik.

ii
LAMPIRAN

Lampiran 1. Halaman Judul


KODE : A
Kemajuan Tekonologi Industri 4.0
Menyebabkan Pelanggaran Kerahasiaan Data Kesehatan Di
Institusi Pelayanan Kesehatan

Dosen Pembimbing :
Berliana Devianti Putri, S.KM. M.Kes

Disusun Oleh :

Gresia Pramestika Sutomo Putri (413231196/2023)


Muhammad Farhad Faris (413231188/2023)
Alif Majid Firdaus (413231200/2023)
Maria Meiliana (413231083/2023)

UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2023

ii
Lampiran 2. Lembar Orisinalitas Karya

SURAT PERNYATAAN
ORISINALITAS

Mahasiswa vokasi yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama Ketua : Gresia Pramestika Sutomo Putri
NIM : 413231196
Program Studi : Teknologi Radiologi Pencitraan
Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga
Dengan ini menyatakan karya Scientific papper dengan judul
Kemajuan Tekonologi Industri 4.0 Menyebabkan Pelanggaran
Kerahasiaan Data Kesehatan Di Institusi Pelayanan Kesehatan ini
adalah benar-benar hasil karya intelektual mandiri dan bukan
merupakan plagiat dari karya orang lain serta belum pernah menjadi
juara dan belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apapun.
Apabila ternyata pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima
sanksi sesuai peraturan yang berlaku berupa diskualifikasi dari
kompetisi.

Surabaya, 30 Oktober 2023

Gresia Pramestika Sutomo Putri

ii
Lampiran 3. Lembar Pengesahan

LEMBAR PENGESAHAN

1. Kategori Lomba : A
2. Judul Karya : Kemajuan Tekonologi Industri 4.0 Menyebabkan
Pelanggaran Kerahasiaan Data Kesehatan Di Institusi
Pelayanan Kesehatan
3. Sub Tema :
4. Ketua Tim
a. Nama Lengkap : Gresia Pramestika Sutomo Putri
b. NIM : 413231196
c. Program Studi : Teknologi Radiologi Pencitraan
d. Instansi : Universitas Airlangga
e. Alamat Rumah : Jl. Bakung RT 001, RW 006, Sukorejo,
Blitar
f. No. Telp./WA : 08885579031
g. E-mail : pramestikagresia@gmail.com

5. Anggota Penulis : - Muhammad Farhad Faris


- Alif Majid Firdaus
- Maria Meiliana
6. Dosen :
a. Nama Dosen : Berliana Devianti Putri, S.KM. M.Kes

ii

Anda mungkin juga menyukai