Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PROTEKSI RADIASI
KODE MATA KULIAH : FIN202

UJI EFEKTIFITAS APRON TIMBAL

Nama : Hilmy Tegar Septiawan

NIM : 413231201

Kelas : 2M / Kelompok 5

Waktu Praktikum : Sabtu, 2 Maret 2024 (09:00-10:40)

Tempat Praktikum : Laboratorium RSKI

Dosen Pengampu : Ghinaa Rihadatul A F, S.Tr.Kes

DIV TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2024

Halaman 1 dari 8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM


Tujuan dari praktikum Alat Pelindung Diri (APD) Radiasi Pengion pada kegiatan ini
yaitu:
1. Memahami prosedur penyimpanan dan penggunaan apron timbal
2. Mengidentifikasi kerusakan yang ada pada apron timbal
3. Menguji efektivitas dari apron timbal.

1.2 DASAR TEORI


Praktikum Alat Pelindung Diri (APD) Radiasi Pengion berfokus pada uji
efektivitas apron. Materi mencakup pengenalan apron timbal, prosedur penyimpanan
apron timbal, prosedur penggunaan apron timbal, dan uji efektivitas apron. Setelah
menyelesaikan praktikum ini diharpakan mampu menjelaskan alat pelindung diri
radiasi pengion yakni apron timbal dan cara menguji efektivitasnya.
Perlengkapan proteksi radiasi wajib disediakan oleh Pemegang Izin dan
digunakan oleh pekerja radiasi yang relevan, terutama dokter spesialis radiologi dan
dokter yang berkompeten lainnya. Penggunaan perlengkapan proteksi radiasi
dimaksudkan untuk memastikan agar nilai batas dosis bagi pekerja tidak terlampaui.
Selain itu, seluruh pekerja radiasi pada radiodiagnostik juga harus menggunakan
peralatan pemantau dosis perorangan. Sesuai dengan fungsinya, peralatan ini
membantu dalam memperkirakan dosis radiasi yang diterima oleh pekerja yang
menggunakan peralatan pemantau ini. Perlengkapan proteksi radiasi yang harus
tersedia pada suatu fasilitas radiodiagnostik, salah satunya adalah alat pelindung diri
(APD) radiasi pengion (Hiswara Eri, 2015).
Alat pelindung diri (APD) adalah alat yang memiliki kemampuan untuk
melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari
potensi bahaya di tempat kerja. APD yang biasa digunakan oleh pekerja radiasi adalah
apron timbal. Menurut Grover et al (2002) Apron timbal merupakan celemek timbal
yang dirancang untuk melindungi tubuh dari bahaya radiasi, biasanya dalam konteks
pencitraan medis.
Menurut Peraturan Kepala Bapeten No. 8 Tahun 2011, bahwa setiap
penyelenggara pelayanan harus memiliki alat proteksi radiasi yang memenuhi standart
sesuai ketentuan yang berlaku. Berdasarkan ketentuan tersebut, ketebalan minimum
apron pelindung harus setara dengan 0,25 mm Pb dan ukurannya harus memberikan
perlindungan yang cukup pada bagian badan dan gonad dari radiasi langsung.
Ketebalan ini efektif untuk menahan radiasi pada 100 kV (Kartikasari et al, 2011).
Apron dibuat dari bahan yang ringan dan fleksibel, yang setara dengan 0,25
mm - 1,25 mm Pb. Selain itu, mampu menahan paparan radiasi dan memiliki
ketebalan minimum 0,35 mm Pb untuk bagian depan dan 0,25 mm Pb untuk bagian
samping dan belakang tubuh. Penyimpanan atau peletakan apron timbal tidak boleh
dilipat dan digantung, karenadapat menyebabkan kerusakan yang akan mengurangi
fungsinya sebagai peralatan proteksi radiasi. Meletakkan apron di atas punggung
kursi, menggantungkan apron di hanger, menjatuhkan apron di lantai dan melipat

Halaman 2 dari 8
apron di atas meja pemeriksaan dapat membuat kerusakan pada apron seperti robekan
atau patahan yang mengakibatkan terjadinya kebocoran paparan radiasi.
Apron timbal memainkan peran penting dalam perlindungan radiasi
perorangan di Intalasi Radiologi. Apron timbal digunakan di ruang pemeriksaan
selama pemeriksaan radiologi berlangsung dan fungsi khususnya adalah untuk
sebagai perisai atau pelindung terhadap radiasi sekunder, serta dirancang untuk
melindungi sekitar 75% dari sumsum tulang merah yang radiosensitive. Apron timbal
digunakan di berbagai prosedur pemeriksaan radiologi seperti angiografi, fluoroskopi,
pesawat mobile dan stasioner (Kartikasari et al, 2011). Maka dari itu perlu pengujian
atau pengukuran efektivitas apron yang sebaiknyab dilakukan dalam waktu 12-18
bulan sekali. Dengan mengekspos bagian depan, samping dan belakang apron masing-
masing dibagi menjadi tiga bagian. Tebal kesetaraan timah hitam harus diberi tanda
secara permanen dan jelas pada apron tersebut dan diberi tanda bila ada kekusutan,
ketidakakuratan atau kerusakan pada bagian apron. Hasil citra apron yang telah
diekspos akan menghasilkan warna putih terang, bila berwarna hitam maka apron
mengalami kebocoran.

Halaman 3 dari 8
BAB II
METODOLOGI

2.1 ALAT DAN BAHAN


1. Pesawat Sinar-X dan console
2. Kaset / imaging plate
3. CR workstation
4. CR Reader
5. Apron timbal
6. Alat tulis
7. Penggaris
8. CD/DVD Drive

2.2 LANGKAH KERJA


1. Lakukan persiapan peralatan dan bahan yang digunakan untuk praktikum APD
Radiasi Pengion
2. Letakkan apron timbal yang akan diteliti dengan membentangkan di atas meja
pemeriksaan
3. Beri tanda identitas apron dan dibagi menjadi 3 bidang, yaitu bidang A, B dan C
4. Periksa apron secara keseluruhan dan teliti kondisi fisik seperti kekusutan dan
kerusakan
5. Beri tanda pada bagian yang rusak
6. Letakkan kaset di bawah apron yang sudah diberi tanda di atas meja pemeriksaan
7. Atur FFD 100 cm, arah sinar vertical tegak lurus terhadap apron
8. Atur kolimasi menyesuaikan ukuran kaset yang digunakan
9. Atur faktor eksposi 60 kVp dan 10 mAs
10. Lakukan eksposi pada setiap bidang apron
11. Proses kaset / imaging plate dengan memindai di CR reader
12. Ulangi langkah-langkah di atas untuk semua bidang apron
13. Jika ada bidang yang bocor maka lakukan pengukuran di bidang tersebut
14. Pengukuran pada bidang yang bocor dengan dimensi luas yaitu panjang
kebocoran dikalikan dengan lebar bidang yang bocor. Cara mengasumsi luasan
kebocoran dengan mencari bidang terpanjang dan terlebar dari bidang yang mencari
bidang terpanjang dan terlebar dari bidang yang mengalami kerusakan

Halaman 4 dari 8
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 HASIL PRAKTIKUM

Tabel 1. Hasil pengujian efektivitas apron timbal


Kondisi Hasil pengukuran
Identitas Dokumentasi Hasilcitra
No fisik Kerusakan Panjang Lebar Luas
apron kondisi fisik (mm) (mm) (mm2)
apron
1.

APRON Baik Tidak ada 350 430 1.505x10^2


BIRU 2

2.

Tidak ada
APRON Baik 350 430 1.505x10^2
MERAH 3

1.2 PEMBAHASAN
Pada praktium proteksi radiasi ini menganalisa apakah ada keretakan pada
apron timbal yang ada di laboratorium radiologi RSKI. Jadi apron biru 2 kondisi
fisiknya baik tidak terdapat kerusakan saat di ekspose hasil citranya ada seperti bitnik-
bintik pada hasil citra itu bisa jadi ada kebocoran pada apron timbal. Dan apron merah
3 kondisi fisiknya baik tidak terdapat kerusakan saat di ekspose hasil citranya terdapat
gelembung-gelembung tetapi tidak terjadi keretakan pada timbal.
Untuk merawat apron timbal, pertama, bersihkan secara teratur dengan
menggunakan sabun lembut dan air. Hindari penggunaan bahan pembersih yang
bersifat abrasif agar tidak merusak lapisan timbal. Selain itu, pastikan untuk
menyimpan apron di tempat yang kering dan hindari paparan langsung terhadap sinar
matahari untuk mencegah perubahan warna dan kerusakan lebih lanjut. Jika ada noda,
segera bersihkan dengan cara yang disarankan oleh produsen apron. Selalu periksa
apron secara berkala untuk memastikan tidak ada kerusakan atau keausan
yang signifikan.

Halaman 5 dari 8
Prosedur penggunaan apron timbal melibatkan beberapa langkah penting:
1. Pemeriksaan Awal
Sebelum digunakan, periksa apron timbal untuk memastikan tidak ada
kerusakan atau retak yang dapat mengurangi keefektifannya. Pastikan
juga bahwa ikatan atau kancingnya berfungsi dengan baik.
2. Persiapan Pengguna
Pastikan pengguna memahami cara memakai apron dengan benar.
Pastikan apron melindungi area yang diinginkan dengan rapat dan
nyaman.
3. Pemakaian dengan Benar
Kenakan apron timbal dan pastikan menutupi area yang perlu dilindungi,
seperti tubuh bagian depan. Pastikan penggunaan yang sesuai dengan
ukuran dan panjang apron.
4. Hindari Kontaminasi
Pastikan apron tidak terkontaminasi dengan bahan berbahaya. Hindari
menyentuh bahan beracun dan membersihkan apron jika terjadi
kontaminasi.
5. Penyimpanan yang Tepat
Setelah digunakan, simpan apron di tempat yang kering dan aman.
Hindari penyimpanan di tempat yang panas atau terkena sinar matahari
langsung.
6. Perawatan dan Pemeriksaan Berkala
Bersihkan apron secara teratur sesuai petunjuk produsen. Periksa apron
secara berkala untuk memastikan tidak ada kerusakan atau aus yang dapat
mengurangi keefektifannya.
7. Pelatihan dan Kesadaran
Pastikan pengguna apron telah menjalani pelatihan tentang penggunaan
yang benar dan menyadari risiko terkait bahan kimia atau lingkungan
kerja mereka.
8. Pemilihan Apron yang Tepat
Pastikan apron yang digunakan sesuai dengan jenis bahan kimia atau
risiko yang mungkin dihadapi. Apron timbal umumnya digunakan untuk
melindungi dari zat kimia yang korosif.

Halaman 6 dari 8
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dalam penggunaan apron timbal, keselamatan pengguna sangat bergantung
pada prosedur yang tepat. Langkah-langkah seperti pemeriksaan awal, pemakaian
yang benar, dan pemilihan apron yang sesuai dengan risiko kimia menjadi kunci
utama. Penting untuk menjalani pelatihan dan memiliki kesadaran tentang potensi
risiko dalam lingkungan kerja serta memahami langkah-langkah perawatan dan
penyimpanan yang benar. Dengan demikian, pengguna dapat memastikan bahwa
apron timbal tidak hanya efektif dalam melindungi tubuh dari bahan berbahaya, tetapi
juga memberikan lapisan perlindungan yang optimal.

Perawatan berkala dan pemeriksaan rutin terhadap apron timbal menjadi aspek
penting dalam menjaga fungsionalitas dan integritasnya. Dengan memastikan
kebersihan dan ketepatan penyimpanan apron, pengguna dapat mencegah kerusakan
yang mungkin terjadi seiring waktu. Keseluruhan, kombinasi dari prosedur
penggunaan yang benar, pelatihan, pemilihan apron yang tepat, serta perawatan rutin
akan memberikan perlindungan maksimal bagi pengguna dalam menghadapi potensi
risiko kimia dalam lingkungan kerja.

4.2 SARAN
Untuk memastikan penggunaan apron timbal yang optimal, pertama-tama
disarankan untuk menyelenggarakan pelatihan reguler bagi semua pekerja yang
berpotensi menggunakan apron tersebut. Pelatihan ini harus mencakup prosedur
pemakaian yang benar, pemilihan apron yang sesuai dengan risiko kerja, serta
kesadaran akan potensi bahaya bahan kimia. Selain itu, memastikan ketersediaan
peralatan pemeriksaan dan perawatan apron di tempat kerja dapat membantu
pengguna dalam merawat dan memastikan keandalan perlindungan.

Sebagai langkah lebih lanjut, perusahaan dapat mengimplementasikan kebijakan


rutin pemeriksaan apron dan peralatan pelindung diri lainnya. Hal ini melibatkan
peninjauan berkala terhadap keadaan apron, serta penggantian jika ditemukan
kerusakan atau keausan yang signifikan. Pihak manajemen juga dapat mendukung
inisiatif keamanan dengan memastikan lingkungan kerja sesuai dengan standar
keselamatan industri dan menyediakan sumber daya yang cukup untuk pelaksanaan
pelatihan dan perawatan perlengkapan pelindung diri..

Halaman 7 dari 8
DAFTAR PUSTAKA
BAPETEN. (2011). Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X
Radiologi Diagnostik dan Intervensional. Perka BAPETEN No. 8
Republik Indonesia

Mori H, Koshida K, Ishigamori O, Matsubara K. (2014). Evaluation of the


effectiveness of X-ray protective aprons in experimental and practical
fields. Radiol Phys Technol 7(1):158-66

Halaman 8 dari 8

Anda mungkin juga menyukai