LEAD APRON
Oleh :
M. TOHRI GAZALI
NIM:17.01.045
Radiologi”.
Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas Praktek Kerja
kepada:
1. Ibu Dr. Hargianti Dini Iswandari, drg., MM., selaku Ketua STIKES Widya
Husada Semarang.
2. Ibu Nanik Suraningsih, S.ST., M.Kes., selaku Ketua Prodi D-III Teknik
3. Ibu/Bapak Dosen pengajar serta Staf Prodi D-III Teknik Rontgen Stikes
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
ii
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
2.1 Radisi.............................................................................................................3
2.2 Sinar-X........................................................................................................... 3
3.2 Saran........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tabung sinar-X (Bushberg dkk, 2012)..............................................4
PENDAHULUAN
energi dalam bentuk gelombang atau partikel yang dipancarkan oleh sumber
radiasi atau zat radioaktif. Radiasi dipancarkan dari sumber radiasi ke segala
arah. Semakin dekat tubuh dengan sumber radiasi maka paparan radiasi
radiasi tersebut dapat dilakukan dengan menjaga jarak pada tingkat yang
Alat pelindung diri (APD) merupakan suatu alat yang dipakai untuk
harus tersedia
pada suatu fasilitas radiodiagnostik adalah lead apron, pelindung tiroid,
paparan hingga sekitar 10% karena sinar-X yang tersebar adalah insiden
pada apron pada sudut miring. Ketebalan normal untuk lead apron adalah
KEMENKES, No. 12, (2009) Uji lead apron bertujuan untuk menjamin bahwa
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Radiasi
energi dalam bentuk gelombang atau partikel yang dipancarkan oleh sumber
radiasi atau zat radioaktif. Radiasi dipancarkan dari sumber radiasi ke segala
arah. Semakin dekat tubuh dengan sumber radiasi maka paparan radiasi
radiasi tersebut dapat dilakukan dengan menjaga jarak pada tingkat yang
2.2 Sinar-X
keadaan
dimana energi elektron sebagian besar diubah menjadi panas (99%) dan
Keterangan gambar :
1. Soket kabel
2. Masukkan tabung sinar-X
3. Bellow ekspansi
4. Pelindung timah
5. Minyak transformator
6. Katoda
7. Port keluaran
8. Anoda
9. Gulungan stator
10. Anoda rotor
Efek biologis dari radiasi pada manusia terjadi baik pada individu yang
diradiasi sendiri (efek somatik) atau pada keturunan mereka (efek keturunan
atau genetik). Efek somatik dibagi menjadi efek deterministik (juga dikenal
sebagai reaksi jaringan) dan efek stokastik, di mana turun temurun dan
genetik semua efeknya berasal dari stokastik saja (Dance dkk, 2014)
a. Efek Deterministik
ambang ini bervariasi dari satu efek ke efek lainnya. Efek deterministik
dapat terjadi beberapa jam atau beberapa hari setelah terpapar (mis.
mata).
b. Efek Stokastik
Efek stokastik, di sisi lain adalah efek probabilistik. Ini berarti bahwa
dapat terjadi. Efek stokastik utama yang menjadi perhatian pada tingkat
radiologi diagnostik tipikal adalah kanker dan efek genetik. Ini adalah efek
macam sumber radiasi yang berada di luar tubuh manusia, dan dapat
macam sumber radiasi yang berada di luar tubuh manusia, dan dapat
2015).
1. Pembenaran (justifikasi)
pembenaran.
2. Optimisasi
serendah mungkin.
3. Pembatasan dosis
yang jelas untuk prosedur yang lebih subyektif ini dan juga
Nilai Batas Dosis (NBD) yang saat ini berlaku diberikan pada Tabel
2.1. Nilai pada aplikasi dosis efektif adalah NBD untuk penyinaran
dan digunakan oleh pekerja radiasi yang relevan, terutama dokter spesialis
proteksi radiasi dimaksudkan untuk memastikan agar nilai batas dosis bagi
a. Apron
timah hitam harus diberi tanda permanen dan jelas pada apron tersebut.
b. Pelindung tiroid
c. Sarung tangan
d. Kacamata
Kacamata yang terbuat dari bahan yang setara dengan 1 mm Pb.
e. Pelindung gonad
kesetaraan timah hitam harus diberi tanda permanen dan jelas pada
apron tersebut. Proteksi ini harus dengan ukuran dan bentuk yang sesuai
f. Tirai Pb
radiasi. Jika lead apron tidak digunakan harus disimpan di rak khusus apron
dengan posisi lead apron terlentang. Lead apron harus di radiografi atau
dikorosi setiap tahun untuk kerusakan. Jika retak, sobek, atau berlubang,
kendali mutu. Uji lead apron bertujuan untuk menjamin bahwa peralatan
peletakan lead apron Pb sebaiknya tidak dilipat dan digantung karena dapat
terlentang.
di monitor (Bushong, 2017). Jika ada cacat pada area yang tidak kritis yang
jumlah semua cacatnya melebihi 670 mm2, atau setara dengan lubang
mm2, atau setara dengan lubang bundar berdiameter 3,8 mm (Lambert dkk,
2018). Menurut Oyar, (2012), lubang pada daerah sensitif tidak boleh lebih d
ari 2 mm dan retakan atau patahan pada daerah sensitif dan tidak sensitif tid
a. Lead apron dibagi menjadi empat kuadran kemudian diberi tanda atau
3.1.
pemeriksaan.
b. Letakkan lead apron kuadran 1 diatas imaging plate atau kaset yang
sudah di siapkan.
c. Lakukan ekposi sebanyak 3 kali dengan 80 kV, 320 mA, dan 50 ms pada
e. Melakukan pengukuran dan evaluasi dari hasil pengujian lead apron dan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk penyimpanan lead apron tidak tidak boleh di gantung dan dilipat
sebagai peralatan proteksi radiasi. Jika lead apron tidak digunakan harus
disimpan di rak khusus apron dengan posisi lead apron terlentang. Selain itu
lead apron juga harus di uji untuk menjamin bahwa peralatan proteksi
3.2 Saran
Perawatan yang baik dan benar serta pengujian lead apron tiap