Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MATA

KULIAH ILMU
PENDIDIKAN
<LEMBAGA
PENDIDIKAN
INFORMAL DAN
UPAYA PERBAIKAN
PENDIDIKAN
INFORMAL=
MAKALAH MATA
KULIAH ILMU
PENDIDIKAN
<LEMBAGA
PENDIDIKAN
INFORMAL DAN
UPAYA PERBAIKAN
PENDIDIKAN
INFORMAL=
MAKALAH MATA
KULIAH ILMU
PENDIDIKAN
<LEMBAGA
PENDIDIKAN
INFORMAL DAN
UPAYA PERBAIKAN
PENDIDIKAN
INFORMAL=
MAKALAH MATA
KULIAH ILMU
PENDIDIKAN
<LEMBAGA
PENDIDIKAN
INFORMAL DAN
UPAYA PERBAIKAN
PENDIDIKAN
INFORMAL=
MAKALAH MATA KULIAH PENGANTAR PENDIDIKAN
“ PENDIDIKAN FORMAL, INFORMAL, DAN NONFORMAL”

Dosen Pengampu : Jefri Faizal S.Pd,l.,.M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 8
1. Bahran Saib Suryadi Hasibuan
2. Noa Putri waruwu
3. Jaira Hannum Harahap
4. Roisyah Hasibuan
5. Indah Hayati Siregar
6. Dianri Amelia Nasution

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA
INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN
TAHUN 2023/2024

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………...........
1 .1 Latar Belakang………………………………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..
2.1 Defenisi Pendidikan Formal, Informal, dan Non Formal……………………………
2.3 Ciri-Ciri pendidikan Formal, Informal, dan Non Formal……………………………
2.3 Contoh pendidikan Formal, Informal, dan Non Formal ……………………………..
2.4 Persamaan pendidikan Non Formal dan Formal…………………………………….
2.5 Perbedaan pendidikan Non Formal dan Formal…………………………………….
2.6 Peran lembaga pendidikan Formal, Informal, dan Non Formal……………………..
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………
KESIMPULAN………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan banyak
kemudahan dan limpahan rezeki-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas kelompok
dalam membuat makalah yang berjudul “Pendidikan Formal, Informal, dan Non Formal”

Kami sadar betul dalam pembuatan makalah ini tak lepas dari bantuan teman teman
dan Bapak Jefri Faizal S.Pd.,i,. M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar
Pendidikan yang sudah membimbing kelompok kami .

Selain itu, makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Kiranya, kami berharap adanya saran dan
kritik untuk makalah yang baru kami buat. Terakhir, kami berharap semoga makalah bisa
memberi manfaat yang banyak bagi pembaca.

Padang sidimpuan

Kelompok 8

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang harus dimiliki oleh orang – orang di era
modern seperti ini. Tidak dapat dipungkiri lagi pada dasarnya pendidikan dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup, dengan adanya pendidikan banyak orang yang dapat merasakan
keuntungan atas apa yang mereka dapatkan dari belajar pada sebuah lembaga pendidikan.
Dalam proses mendapatkan pendidikan terbagi dalam 3, yaitu pendidikan formal, informal
dan non formal yang ketiga nya merupakan bagian dari continuing education dan lifelong
education (Shogai Kyoiku),
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang di dapatkan oleh masyarakat melalui
sekolah mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menegah atas.
Dimana pendidikan formal wajib belajar selama 12 tahun dan mengenal batasan usia di setiap
jenjang pendidikan.
Pendidikan informal merupakan pendidikan yang dilakukan di keluarga dan lingkungan
yang dilakukan secara mandiri oleh orang tua kepada anggota keluarga secara sadar dan
bertanggung jawab.
Pendidikan non formal ialah pendidikan yang tidak di peroleh dari pendidikan informal
dan formal, kebanyakan pendidikan non formal ini di berikan kepada anak anak usia dini
seperti Pendidikan Al – Quran di pedesaan, berbagai jenis kursus, bimbingan belajar dan
pendidikan kesetararaan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pendidikan formal,informal, dan nonformal ?


2. Apa perbedaan pendidikan formal, informal, dn nonformal ?
3. Apa peran lembaga pendidikan formal, informal, dan nonformal ?

1.2 Tujuan
Jalur pendidikan di Indonesia meliputi jalur pendidikan formal, nonformal dan
informal. Ketiganya memiliki perbedaan yang saling mengisi dan melengkapi. Seperti
sudah dijelaskan bahwa jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik
untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan
tujuan pendidikan. Karenanya pemerintah mengundangkan jalur pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Formal, Non-Formal, dan Informal


1. Pendidikan formal
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan formal didefinisikan
sebagai berikut “pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi”.
a. Pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan,
menumbuhkan sikap dasar yang di perlukan dalam masyarakat, serta mempersiapkan
peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
b. Pendidikan menengah adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakatnyang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal-balik
dengan lingkungan sosial budaya, dan alam sekitar, serta dapat mengembangkan
kemampun lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi.
c. Pendidikan tinggi adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk menjadi
anggota masyarakat yang memiliki tingkat kemampuan tinggi yang bersifat akademik dan
atau profesinal sehingga dapat menerapkan, mengembangkan dan /atau menciftakan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni dalam rangka pembangunan nasional dan meningkatkan
kesejahtraan manusia.
Sedangkan menurut Axin (1976) (Soedomo, 1989) mendefinisikan pendidikan formal
sebagai kegiatan belajar yang di sengaja, baik oleh warga belajar maupun pembelajarnya
didalam suatu latar yang di struktur sekolah.
Sehubungan dengan pendidikan formal tersebut, menurut faisal (1981) berpendapat
bahwa pendidikan formal adalah pendidikan sistem persekolahan. Disampin itu, ia juga
mencoba memberi ciri-ciri pendidikan formal secara lebih rinci, yakni terstandardisasi
legalitas formalnya, jenjangya, lama belajarnya, paket kurikulumnya, persyaratan
pengelolannya, persyaratan usia dan tingkat pengetahuan peserta didiknya, perolehan dan
keberartian ijazahnya, prosedur evaluasi belajarnya, sekuensi penyajian materi dan latihan-
latihannya, persyaratan presensinya, waktu liburannya, serta sumbangan pendidikanya.

Ciri- ciri pendidikan Formal yaitu :


a. Merupakan sistem persekolahan
b. Berstruktur
c. Berjenjang
d. Penyelenggaraannya disengaja.

Contoh pendidikan Formal yaitu :


1. Taman Kanak- Kanak (TK)
2. Sekolah Dasar (SD)
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
4. Sekolah Menengah Atas (SMA)
5. Perguruan Tinggi (PT)
2. Pendidikan nonformal
Pendidikan nonformal dapat didefinisikan sebagai jalur pendidikan di luar pendidikan
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang (Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003). Sedangkan menurut Axin (1976) (Soedomo, (1989), pendidikan nonformal
adalah kegiatan belajar yang disegaja oleh warga belajar dan pembelajar di dalam suatu latar
yang diorganisasi (berstruktur) yang terjadi di laur sistem persekolahan.
Adapun menurut Faisal (1981) pendidikan nonformal mempunyai ciri sebagai
berikut:
a. Berjangka pendek pendidikannya
b. Program pendidikannya merupakan paket yang sangat khusus
c. Persyaratan pendaftarannya lebih fleksibel
d. Sekuensi materi lebih luwes
e. Tidak berjenjang kronologis
f. Perolehan dan keberartian ijazah tadak seberapa terstandardisasi. Contoh: kursus,
penataran, dan latihan.

Sementara itu, menurut Kleis et al. (1986) (Nurdin, (1988), ciri-ciri pendidikan
nonformal adalah sebagai berikut:
a. Biasanya berkaitan dengan misi yang mendesak dan praktis
b. Tempat pendidikan bisanya diluar kelas atau di situasi belajar yang sebenarnya
c. Bukti memiliki ilmu pengetahuan di nilai dari keterampilannya, bukan dari sertifikatnya
d. Biasanya tidak terlalu terikat dengan ketentuan yang ketat
e. Isi, staf atau strukturnya tidak terorganisasi
f. Peserta biasanya bersifat sukarela
g. Biasanya merupakan aktivitas sampingan
h. Pelajaran jarang bertingkat dan berurutan
i. Biaya pendidikan biasanya lebih murah dari pendidikan formal
j. Persyaratan penerimaan pesertanya lebih ringan
Dari pendapat Klies, et al. (1986) mengenai ciri-ciri pendidikan nonformal, jika di
terapkan di Indonesia perlu penyesuaian. Contohnya ciri nomor 3 di mana “bukti memiliki
ilmu pengetahuan tidak di nilai dari sertifikatnya, tetapi dari keterampilannya”, kenyataan
yang sering kita lihat di negeri kita bahwa pada pendidkan nonformal kursus Inggris
misalnya, sertifikat TOEFL di perlukan untuk melanjutkan pendidikan S-2 atau S-3. Di
samping itu, terdapat tumpang-tindih, seperti ciri-ciri nomor 4 dan 12, keduanya menjelaskan
hal yang sama, yaitu ketentuan tidak ketat (luwes). Pada ciri no. 6 “peserta biasanya bersifat
sukarela”, sebaiknya tidak di camtumkan karena pada setiap pendidikan yang diikuti,
baikpendidikan nonformal, formal, ataupun informal, peserta bersifat sukarela.

Contoh pendidikan Non Formal yaitu :


1. Lembaga kursus dan pelatihan
2. Kelompok belajar
3. Pusat kegiatan belajar masyarakat
4. Majelis taklim
5. Satuan pendidikan sejenis

3. Pendidikan informal
Pendidikan informal menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah jalur
pendidikan kelurga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Sementara menurut Axin (1976) (Soedomo, (1989), pendidikan informal adalah pendidikan
di mana warga belajar tidak sengaja belajar dan pembelajar tidak sengaja untuk membantu
warga belajar.
Ciri- ciri pendidikan informal yaitu :
a. Sama sekali tidak terorganisasi
b. Tidak bejenjang kronologis
c. Tidak ada ijazah
d. Tidak diadakan dengan maksud menyelenggarakan pendidikan
e. Lebih merupakan hasil pengalaman belajar individual mandiri
Contoh pendidikan Informal yaitu :
Pendidikan budi pekerti, pendidikan agama, pendidikan etika, pendidikan sopan
santun, pendidikan moral, dan sosialisasi dengan lingkungan.

4. Persamaan antara pendidikan nonformal dan pendidikan formal


Persamaan antara pendidikan nonformal dan pendidikan formal antara lain:
a. Berbeda dengan pendidikan informal, medan pendidikan keduanya memang diadakan
untuk menyelenggarakan pendidikan yang bersangkutan
b. Mareri pendidikan deprogram secara tertentu
c. Ada peserta didik tertentu yang di harapkan datang ke bidangnya
d. Mempunyai jam belajar tertentu
e. Diadakan evaluasi pelaksanaan programnya
f. Diselenggarakan pemerintah dan/atau swasta.

5. Perbedaan antara pendidikan nonformal dan formal


Perbedaan antara pendidikan nonformal dan formal antara lain mengenai tempat,
penjenjangan, waktu, umur peserta didik, orientasi studi, materi, penyajian materi, evaluasi,
ijazah, persyaratan kelembagaan, perlengkapan, pengajar, peserta didik, dan biaya. Pada
prinsipnya, ketentuan pendidikan formal lebih ketat dari pada ketentuan pendidikan
nonformal.

B. Peranan Lembaga Pendidikan Formal, Nonformal, dan Informal


1. Lembaga pendidikan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak, di lingkungan kelurga anak
mendapatkan pengaruh sadar. Karena itu keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua,
yang bersifat informal dan kodrati. Keluarga juga sebagai lingkungan pendidikan yang
pertama sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak. Karena didalam keluarga,
anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma.
Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, agama, dan
kepercayaan, nilai moral, norma sosial dan pandangan hidup yang di perlukan peserta didik
untuk dapat berperan dalam keluarga dan dalam masyarakat.
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang bersipat kodrati, karena orang tua sebagai
pendidik dan anak sebagai terdidik terdapat hubungan darah.
Fungsi Lembaga Pendidikan Keluarga Yaitu:
1. Merupakan pengalaman pertama bagi masa kanak-kanak, pengalaman ini merupakan
faktor yang sangat penting bagi perkembangan berikutnya, khususnya dalam
perkembangan pribadinya.
2. Pendidikan di lingkungan keluarga dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk
tumbuh dan berkembang. Kehidupan emosional ini sangat penting dalam pembentukan
pribadi anak.
3. Di dalam keluarga akan terbentuk pendidikan moral. Keteladanan orang tua di dalam
bertutur kata dalam berprilaku sehari-hari akan menjadi wahana pendidikan moral bagi
anak di dalam keluarga tersebut, guna membentu manusia susila.
4. Di dalam keluarga akan tumbuh sikap tolong-menolong, tenggan rasa, sehingga
tumbuhlah kehidupan kelurga yang damai dan sejahtra.
5. Kelurga merupakan lembaga yang memegan berperan dalam meletakkan dasar-dasar
pendidikan agama.
6. Di dalam konteks membangun anak sebagai mahluk individu diarahkan agar anak dapat
mengembangkan dan menolong dirinya sendiri.

2. Lembaga pendidikan sekolah


Sekolah bukan semata-mata sebagai konsumen, tetapi juga ia sebagai produsen dan
pemberi jasa yang sangat erat hubunganya dengan pembangunan. Pembangunan tidak
munkin berhasil dengan baik tanpa didukung oleh tersedianya tenaga kerja yang memadai
sebagai produk pendidikan. Karena itu sekolah perlu dirancang dan dikelola dengan baik.
Dalam hal ini Kemdikbud menetapkan masalah-masalah pendidikan sebagai berikut:
a. Satuan
Satuan pendidikan adalah satuan dalam sistem pendidikan nasional yang merupakan
wahana belajar baik di sekolah-sekolah maupun di luar sekolah.
b. Jenis
Jenis pendidikan adalah satuan pendidikan yang di kelompokkan sesuai dengan sifat
dan tujuannya. Jenis pendidikan dalam sistem pendidikan nasional terdiri dari
Pendidikan sekolah dan Pendidikan luar sekolah.
c. Jenjang
Jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yang berkelanjutan, yang di tetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan bahan pengajaran
dan cara menyajikan bahan pengajaran. Jenjang pendidikan sekolah terdiri dari
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Disamping jenjang
pendidikan itu dapat di adakan pendidikan prasekolah, yang tidak merupakan
prasyarat untuk memasuki pendidikan dasar.

3. Lembaga pendidikan masyarakat


Masyarakat adalah salah satu lingkungan pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap
perkembangan pribadi seseorang. Pandangan hidup cita-cita bangsa, sosial budaya dan
perkembangan ilmu pengetahuan akan mewarnai keadaan masyarakat tersebut. Masyarakat
mempunyai peranan yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Peran yang
telah di sumbangkan dalam rangka tujuan pendidikan nasional yaitu berupa ikut membantu
menyelenggarakan pendidikan (dengan membuka lembaga pendidikan swasta), membantu
pengadaan tenaga biaya, prasarana dan sarana, menyediakan lapangan kerja, biaya,
membantu pengembangan profesi baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Peranan masyarakat tersebut dilaksanakan melalui jalur perguruan swasta, dunia usaha,
kelompok profesi dan lembanga swasta nasional lainnya. Dalam sistem pendidikan nasional
masyarakat ini di sebut “pendidikan kemasyarakatan”.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pendidikan adalah usaha manusia dalam meningkatkan pengetahuan tentang alam
sekitarnya. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan jalur formal, non formal, dan infrormal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Ketiga aspek tersebut merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan pendidikan dan
prestasi belajar seseorang. Dalam pergaulannya di masyarakat, individu harus mempunyai etika
dan sopan santun. Untuk mendapatkan pembelajaran sopan santun dan etika ini dimulai dari
pendidikan non formal dalam keluarga, dari pendidikan formal di sekolah dan pendidikan
informal di masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif ( ella deffi
Lestari (ed.)). CV jejak. https://books.google.co.id/books

https://www.academia.edu/19894523 /-pendidikan_informal_formal_nonformal.

AB II
PEMBAHASAN……………
………………………………
………………………... 2
2.1 Definisi Pendidikan
Informal………………………
……………………………... 2
2.1.1 Definisi Pendidikan
Informal Menurut Para
Ahli………………………..….
2
2.1.2 Ciri-ciri Pendidikan
Informal………………………
……………………….. 3
2.1.3 Contoh Pendidikan
Informal………………………
………………………... 4
2.2 Alasan Mengapa
Diperlukannya Pendidikan
Informal………………………
…… 4
2.3 Argumen tentang
Pendidikan Informal di
Indonesia……………………
………… 5
2.4 Upaya-upaya Perbaikan
Pendidikan I
AB II
PEMBAHASAN……………
………………………………
………………………... 2
2.1 Definisi Pendidikan
Informal………………………
……………………………... 2
2.1.1 Definisi Pendidikan
Informal Menurut Para
Ahli………………………..….
2
2.1.2 Ciri-ciri Pendidikan
Informal………………………
……………………….. 3
2.1.3 Contoh Pendidikan
Informal………………………
………………………... 4
2.2 Alasan Mengapa
Diperlukannya Pendidikan
Informal………………………
…… 4
2.3 Argumen tentang
Pendidikan Informal di
Indonesia……………………
………… 5
2.4 Upaya-upaya Perbaikan

Anda mungkin juga menyukai