Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH FARMAKOLOGI DAN TOKSILOGI

PENGARUH OBAT PROPANOLOL TERHADAP SISTEM SARAF OTONOM

OLEH :

NAMA :URSULA OKTAVIANI SAU

NIM:224111281

KELAS:H FARMASI

DOSEN PENGAMPU:APT.OKTAVIA ,M.FARM .KLIN.

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

KUPANG
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem saraf otonom (ANS/ autonomic nervous system) berperan penting


dalam aktivitas involunter tubuh (yang diantaranya mencakup termasuk
homeostasis termoregulasi, kardiovaskular, dan gastrointestinal). ANS terbagi
kedalam dua cabang utama, yaitu sistem saraf simpatetik (SNS/ sympathetic
nervous system), yang mengendalikan respon ”fight or flight", dan sistem saraf
parasimpatetik (PNS/ parasympatethic nervous system), yang bertugas untuk
mengawasi fungsi-fungsi pemeliharaan tubuh, yang diantaranya mencakup fungsi
pencernaan dan sistem genitourinari. Aktivitas SNS dan PNS sangatlah penting
untuk fungsi kehidupan manusia. Kondisi penyakit maupun stres akibat tindakan
operasi keduanya diketahui dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan
pada ANS, bahkan bisa memicu efek yang berbahaya bagi tubuh. Dengan
demikian, tujuan selama penanganan anestetik adalah untuk memodifikasi respon
otonom normal tubuh supaya dapat menjaga pasien tetap dalam kondisi aman.
Menurut para ahli anestesi saat ini diketahui memiliki banyak obat-obatan
farmakologis yang dapat merubah aktivitas otonom; namun demikian, untuk
menggunakan obat-obatan ini, harus menelusuri pemahaman lebih jauh
bagaimana ilmu tentang anatomi dan fisiologi sistem saraf otonom.

1.2 rumusan masalah


bagaimana pengaruh obat propanol terhadap system saraf simpatik
1.3 Tujuan penelitian
Untuk mengetahui pengaruh obat propranolol terhadap sistem saraf otonom

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR

Sistem saraf otonom (ANS/ autonomic nervous system) berperan penting


dalam aktivitas involunter tubuh (yang diantaranya mencakup termasuk
homeostasis termoregulasi, kardiovaskular, dan gastrointestinal).

a. System saraf simpatik


Serabut preganglionik SNS berasal dari wilayah torakolumbalis spinalis
(Gambar 7-1). Badan sel neuron ini diketahui terletak pada materi abu-abu
(gray matter) tulang belakang, dan serabut saraf memanjang ke ganglia
berpasangan di sepanjang rantai simpatik, mengarah langsung secara lateral ke
kolumna vertebral, atau ke pleksus distal yang tidak berpasangan
(contohnya:Pleksus celiaca atau pleksus mesenterik). Serabut simpatetik
preganglionik tidak hanya bersinapsis pada ganglion di tingkat asalnya pada
korda spinalis, namun juga dapat menaiki dan menuruni ganglia berpasangan
sehingga timbul respons simpatetik yang tidak hanya terbatas pada satu
segmen saja. Neuron pascaganglionik SNS kemudian mengarah ke organ
target. Dengan demikian, serabut praganglion simpatetik biasanya secara
relatif pendek, hal ini karena ganglia simpatetik biasanya berposisi dekat
dengan sistem saraf pusat (SSP), dan serabut pascaganglionik memanjang
sebelum menginervasi organ-organ efektor

Representasi skematis sistem saraf otonom yang menggambarkan


inervasi fungsional organorgan efektor tepi dan asal anatomik saraf otonom
tepi dari tulang belakang. Pada gambar sebelah kanan, ditampilkan inervasi
persarafan simpatetik dari paravertebral ke organ efektor. Pada gambar
sebelah kiri, ditampilkan invervasi persarafan parasimpatetik dari
paravertebral ke organ efektor.Angka romawi pada saraf yang berasal dari
daerah tektum batang otak adalah mengacu pada saraf-saraf kranial yang
memberikan aliran parasimpatetik ke organ-organ efektor kepala, leher, dan
trunkus/ batang tubuh. (Dari Ruffolo R. Fisiologi dan biokimia dari sistem
saraf otonom tepi. Dalam Wingard L, Brody T, Larner J, dkk [eds].
Farmakologi Manusia: Molekular ke Klinis. St. Louis, Mosby-Year Book,

b. Sistem saraf parasimpatik adalah salah satu dari dua sistem saraf otonom
(saraf otomatis) yang mengatur respons “istirahat dan mencerna”.
Sistem saraf parasimpatik mengatur respons tubuh dalam kondisi istirahat
atau rileks setelah terjadinya ketegangan yang ditimbulkan sistem saraf
simpatik. Adapun, sistem saraf parasimpatik bekerja lebih lambat daripada
sistem saraf simpatik. Sistem saraf parasimpatik terhubung pada empat
dari 12 saraf kranial yang terhubung secara langsung ke otak.

2.2 obat propanolol yang mempengaruhi system saraf otonom


1. Propanolol

Propanolol (Medical Pharmacology Chapter 5: Adrenergic Drug)


Rumus Molekul : C16H21NO2 Berat Molekul : 241,29

Propranolol (generik), atau nama komersialnya Inderal, adalah jenis obat


golongan beta blocker untuk mengatasi penyakit darah tinggi (hipertensi),
beberapa jenis ritme detak jantung abnormal, tirotoxicosis, hemangioma kapiler,
kecemasan performa, dan tremor esensial. Obat ini juga mencegah migren, dan
serangan angina dan jantung berulang.
Penggunannya bisa lewat oral ataupun injeksi. Obat oral bisa bereaksi dalam
waktu cepat atau lama. Propanolol mulai bereaksi dalam waktu 30 menit setelah
diminum dan efek maksimalnya bekerja setelah 60-90 menit.
Efek samping yang sering terjadi adalah mual, sakit perut, dan sembelit.
Obat ini tidak boleh digunakan pada pasien yang denyut jantungnya sudah sangat
lambat dan yang menderita gagal jantung.Menghentikan penggunaan obat ini
secara tiba-tiba bisa membuat peminumnya mengalami tekanan darah lebih buruk
dibanding sewaktu belum meminum.
Obat ini bisa memperburuk asma, maka dilarang untuk pasien berpenyakit
penyerta asma. Penggunaan obat ini juga harus hati-hati oleh pasien yang
bermasalah dengan ginjal dan hati. Penderita diabetes harus hati-hati karena
propanolol bisa menurunkan gula darah sehingga mendorong terjadinya
hipoglikemia.
Overdosis propanolol bisa menyebabkan terjadinya kejang. Henti
jantung bisa terjadi karena aritmia ventrikuler mendadak, atau syok kardiogenik
yang bisa mendorong terjadinya bradikardia PEA. Karena itulah obat ini harus
hati-hati diresepkan pada penderita dengan gejala depresi dan kecenderungan
bunuh diri.
Propranolol adalah obat golongan antagonis reseptor beta adrenergik non-selektif
yang digunakan dalam terapi angina, hipertensi, infark miokard, dan aritmia. Saat
ini propranolol juga diketahui memiliki efek terapi pada berbagai kondisi non-
kardiovaskular seperti migraine, tremor esensial, kecemasan, hipertensi porta,
hipertiroid, feokromositoma, dan hemangima infantil.

Propranolol bekerja dengan menghalangi kerja katekolamin pada reseptor


adrenergik beta-1 dan beta-2. Propranolol mengalami absorpsi penuh pada
pemberian melalui rute oral. Propranolol bersifat sangat lipofilik dengan sebagian
besar bentuk aktifnya terikat pada protein plasma. Metabolisme utama oleh enzim
sitokrom P450 di hepar dan diekskresikan terutama melalui urin.

Farmakodinamik propranolol yaitu sebagai antagonis non-selektif reseptor beta


adrenergik. Mekanisme aksinya yaitu menghalangi kerja katekolamin adrenalin
dan noradrenalin pada reseptor adrenergik beta-1 dan beta-2. Dengan
memblokade reseptor beta adrenergik, propranolol menghambat efek simpatis
yang bekerja melalui reseptor tersebut.

Proses tersebut menyebabkan hambatan terhadap vasokonstriksi, hambatan


faktor angiogenik seperti VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor) dan bFGF
(basic growth factor of fibroblast), induksi apoptosis sel endotel, dan menurunkan
regulasi sistem RAA (renin-angiotensin-aldosteron). Efek yang ditimbulkan
adalah penurunan denyut jantung, kontraktilitas miokard, kebutuhan oksigen
miokardium, dan tekanan darah.
Pada angina pektoris, propranolol dapat mengurangi kebutuhan oksigen miokard
dengan menurunkan denyut jantung, tekanan darah sistolik, serta kecepatan dan
lamanya kontraksi miokardium. Pada aritmia, propranolol memiliki efek
stabilisasi potensial aksi kardiak dengan dosis yang lebih tinggi.

BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Sistem saraf otonom (ANS/ autonomic nervous system) berperan penting


dalam aktivitas involunter tubuh (yang diantaranya mencakup termasuk
homeostasis termoregulasi, kardiovaskular, dan gastrointestinal).

Propranolol bekerja dengan menghalangi kerja katekolamin pada reseptor


adrenergik beta-1 dan beta-2. Propranolol mengalami absorpsi penuh pada
pemberian melalui rute oral. Propranolol bersifat sangat lipofilik dengan sebagian
besar bentuk aktifnya terikat pada protein plasma. Metabolisme utama oleh enzim
sitokrom P450 di hepar dan diekskresikan terutama melalui urin.

Proses tersebut menyebabkan hambatan terhadap vasokonstriksi, hambatan


faktor angiogenik seperti VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor) dan bFGF
(basic growth factor of fibroblast), induksi apoptosis sel endotel, dan menurunkan
regulasi sistem RAA (renin-angiotensin-aldosteron). Efek yang ditimbulkan
adalah penurunan denyut jantung, kontraktilitas miokard, kebutuhan oksigen
miokardium, dan tekanan darah.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://repository.uki.ac.id/2786/1/sistimsarafOtonom20181.pdf
2. Morgan Ge adrenergic agonist and antagonist.
In:chilinicalanestesiologi.new York:mc hilli.2020

Anda mungkin juga menyukai