Dalam reaksi kimia yang terjadi dalam suatu sistim, akan mengikut
definisi yang menunjukkan zat kimia akan dikonsumsi karena ada reaksi
atau timbul zat baru sebagai produk. Bila terjadi reaksi kimia ganda
yang simultan, maka zat kimia produk oleh suatu reaksi dapat
dikonsumsi membentuk zat baru oleh reaksi berikutnya. Jadi jumlah zat
produk maupun zat dikonsumsi merupakan akumulasi dari resultansi
reaksi yang berkompetisi. Untuk menghitung produk keseluruhan dari
berbagai zat diperlukan laju produksi individu zat setiap reaksi sehingga
diperoleh laju reaksi bersih.
Laju produksi zat s oleh semua reaksi kimia R s yang terjadi dalam
sistem dapat didefinisikan:
Rs = Nkeluars – Nmasuks
Rumus ini dapat digunakan untuk membangun persamaan neraca zat.
Apabila ada dua reaksi kimia yang melibatkan zat s dengan masing-
masing laju produksi R’s dan R”s, maka persamaan neraca zat dapat
ditulis:
Nkeluars = Nmasuks + Rs = Nmasuks + R’s + R”s
Contoh 3.11
Untuk mereduksi Fe3O4 direaksikan dengan gas H2. Reaksi yang
berlangsung adalah:
Fe3O4 + H2 → 3FeO + H2O (1)
FeO + H2 → Fe + H2O (2)
Bila 4 mol/jam H2 dan 1 mol/jam Fe3O4 dimasukkan ke reaktor, dalam
keadaan tunak diperoleh keluaran 0,1 mol/jam Fe3O4 dan 2,5 mol Fe.
Hitung keluaran reaktor.
Penyelesaian:
Fe3O4 hanya bereaksi pada reaksi (1), sehingga
R”Fe3O4 = 0 dan RFe3O4 = R’Fe3O4
RFe3O4 = 0,1 – 1 = -0,9 mol/jam
Dengan cara yang sama diperoleh:
RFe = R”Fe
RFe = 2,5 – 0 = 2,5 mol/jam
Dari stokiometri reaksi (1) diperoleh:
R’H2 = R’Fe3O4 = -0,9 mol/jam
R’H2O = -R’Fe3O4 = 0,9 mol/jam
R’FeO = -3R’Fe3O4 = 2,7 mol/jam
=========
3.2.1 Stokiometri yang Digeneralisasi
Apabila σs adalah koefisien stokiometri zat s pada reaksi kimia, maka
harga σs < 0 untuk reaktan dan σs > 0 untuk produk. Keberadaan zat s
dalam reaksi ganda dinayatakan dalam koefisien stokiometri. Untuk
membedakan zat s terlibat dalam reaksi mana, maka simbol koefisien
stokiometri dimodifikasi menjadi termasuk dalam indeks yang
menunjukkan reaksi. σsr artinya koefisien stokiometri zat s pada reaksi
ke-r. Laju reaksi zat s dalam reaksi ke-r, maka dapat didefinisikan:
R sr
rr= s = 1, 2,3, .. .. S
σ sr
dimana: Rsr = laju produksi s dengan reaksi r
Dari definisi ini, maka laju produksi bersih zat s dengan R reaksi kimia
adalah:
R R
R s= ∑ Rsr = ∑ σ sr r r
r=1 r=1 (3.8)
Persamaan ini menerangkan secara jelas hubungan antara laju reaksi
dari reaksi kimia R yang terjadi dalam sistem dan laju produksi pada
berbagai zat.
Contoh 3.11
Tinjau kembali sistem reaksi berikut:
Fe3O4 + H2 → 3FeO + H2O (1)
FeO + H2 → Fe + H2O (2)
Misalkan zat kimia yang terlibat dalam reaksi diberi indeks sebagai
berikut:
s=1 Fe3O4; s=2 FeO; s=3 Fe; s=4 H2; s=5 H2O
Dan reaksi-reaksi juga diberi indeks.
Koefisien stokiometri reaksi 1 ditulis seperti berikut:
σ11 = -1; σ21 = 3; σ31 = 0;σ41 = -1; σ51 = 1
Koefisien stokiometri reaksi 2 adalah:
σ12 = 0, σ22 = -1; σ32 = 1;σ52 = 1
Laju produksi Fe3O4 dan Fe berdasarkan laju reaksi r1 dan r2 adalah:
RFe3O4 = R1 = σ11r1 + σ12r2 = -r1
RFe = R3 = σ31r1 + σ32r2 = r2
Laju produksi FeO yang melibatkan kedua reaksi adalah:
RFeO = R2 = σ21r1 + σ22r2 = 3r1 – r2
Dari definisi laju produksi zat netto dapat ditulis dalam persamaan
neraca mol yang umum untuk zat s yang melibatkan sebanyak R reaksi
kimia adalah:
R
N keluar
s =N masuk
s + ∑ σ sr r r
r=1 s = 1, 2, 3, . . . ., S
Persamaan ini dapat dirumuskan dalam satuan massa :
R
F keluar
s =F masuk
s +Ms ∑ σ sr r r
r=1 s = 1, 2, 3, . . . ., S
Dari hubungan di atas dapat dilihat, untuk sistem yang melibatkan S
komponen dengan sejumlah R reaksi kimia berlangsung simultan, dapat
dibuat s buah neraca komponen dengan melibatkan variabel reaksi rr.
Contoh 3.13
Klorinasi benzen menghasilkan campuran mono-, di-, tri- dan
quadrosubsitusi melalaui reaksi berantai sebagai berikut:
C6H6 + Cl2 C6H5Cl+ HCl
C6H5Cl+ Cl2 C6H4Cl2 + HCl
C6H4Cl2 + Cl2 C6H3Cl3 + HCl
C6H3Cl3 + Cl2 C6H2Cl4 + HCl
Produk utama yang diinginkan adalah triklorobenzen, tetapi produk lain
tak dapat dihindari. Misalkan perbandingan umpan molar Cl2 terhadap
benzen adalah 3,6 : 1, diperoleh komposisi produk:
C6H6 = 1%; C6H5Cl = 7% C6H4Cl2= 12%
C6H3Cl3 = 75%
C6H2Cl4 = 5%
Bila laju umpan 1000 mol/jam benzen masuk ke reaktor, hitung laju
produk utama dan produk samping.
Penyelesaian:
Dalam sistem ada 4 reaksi yang simultan yang masing-masing
mempunyai laju reaksi. Kemudian ada 9 variabel alur sehingga
diperoleh 13 variabel. Selanjutnya ada 7 neraca zat, 4 komposisi, 1
perbandingan umpan dan 1 basis. Dari informasi ini dapat diperoleh
derajat kebebasan yaitu:
Derajat Kebebasan = 13 – 7 - 4 - 1 - 1 = 0
Diketahui laju alir benzen (N1benzen) = 1000 lb/jam.
Laju alir Cl2 (N2) = (3,6/1) x 1000 = 3600 mol/jam, maka neraca zat
dapat ditulis:
Benzen : 0,01N4 = N1benzen – r1
C6H5Cl0,07N4 = 0 + r1 – r2
C6H4Cl2 0,12N4 = 0 + r2 – r3
C6H3Cl3 0,75N4 = 0 + r3 – r4
C6H2Cl4 0,05N4 = 0 + r4
Cl2 N3Cl2 = N2Cl2 – r1 – r2 – r3 – r4
HCl N3HCl = 0 + r1+ r2 + r3 + r4
Bila dijumlahkan persamaan 1 sampai 5 diperoleh:
N4 = N1 = 1000 mol/jam
Dari neraca:
benzen: 0,01(1000) = 1000 – r1 r1 = 990 mol/jam
C6H5Cl0,07(1000) = 0 + 990 – r2 r2 = 920 mol/jam
C6H4Cl2 0,12(1000) = 0 + 920 – r3 r3 = 800 mol/jam
C6H3Cl3 0,75(1000) = 0 + 800 – r4 r4 = 50
Jadi diperoleh :
N3Cl2 = 3600 – 990 - 920 – 800 – 50 = 840 mol/jam
dan N3HCl = 0 + 990 + 920 + 800 + 50 = 2760 mol/jam
Jadi jumlah C6H3Cl3 yang dihasilkan = 0,75(1000) = 750 mol/jam
===========
Dari contoh soal ini dapat dilihat bahwa nilai numerik laju reaksi
tergantung pada harga koefisien stokiometri. Walaupun demikian laju
masuk dan keluar zat tidak terpengaruh.
Penyelesaian:
Derajat kebebasan 1
Dari tabel derajat kebebasan menunjukkan bahwa persoalan ini tidak
dapat diselesaikan untuk 7 variabel. Namun untuk sekedar contoh,
dicoba untuk menyelesaikannya.
Ambil basis 100 mol/jam, sehingga:
N masuk
1 −N keluar
1 100−N keluar
1
X 1 =0 , 6= =
N masuk 100
1
atau N keluar
1 =40 mol / jam
Neraca zat:
1-butene N keluar
1 = 100 – r1 + r3 = 40
cis-butene N keluar
c −2 =0 + r1 – r2
trans-butene N keluar
t−2 =0 + r2 – r3
N keluar keluar
c −2 =0 ,25 ( N 1 +N keluar keluar
c −2 +N t−2 )
= 0,25[(100-r1 +r 3 )+(r 1 −r 2 )+(r 2−r 3 )]
=25 mol/jam
Dari neraca cis- diperoleh: r1 – r2 = 25 mol/jam
Neraca 1-butene r1 – r3 = 60 mol/jam
Sehingga :
N keluar
t−2 = r2 – r3 = (r1 – r3) – (r1 – r2)
= 60 – 25 = 35 mol/jam
Jadi dapat menghitung semua variabel alur tanpa menghitung semua laju
reaksi. Laju reaksi hanya bertindak sebagai perhitungan antara dalam
perhitungan variabel alur, jadi tanpa menentukan laju reaksi persoalan
dapat diselesaikan. Dengan bantuan hubungan antara ini, maka derajat
kebebasan dapat berkurang.
Dari problem di atas diperoleh bahwa penyelesaian keseluruhan
dapat dinyatakan dalam dua kuantitas laju reaksi yang berbeda yaitu:
r’ = r1 – r3
dan r” = r1 – r2
Kedua kuantitas ini memenuhi untuk persamaan reaksi:
cis-2-butene trans-2-butene
trans-2-butene 1-butene
Apabila hanya ada dua reaksi, dan dua variabel laju reaksi, maka
problem diatas mempunyai derajat kebebasan nol, yang berarti semua
alur dan variabel dapat dihitung.
Untuk membuktikannya, ditulis persamaan neraca zat:
1-butene N keluar
1 = 100 – r’ 1
cis-butene N keluar
c −2 =0 + r’ 2
trans-butene N keluar
t−2 =0 + r’1 – r’2
Dengan basis 100 mol/jam butene dan konversi terspesifikasi, neraca zat
pertama menghasilkan r’1 = 60 mol/jam. Neraca cis-2-butene
digabungkan dengan 25% komposisi terspesifikasi, maka diperoleh r’2 =
25 mol/jam, sehingga:
N keluar
t−2 = 0 + 60 – 25 = 35 mol/jam.
Jadi dua himpunan reaksi tersebut diatas memberikan harga laju variabel
yang sama, ini berarti kedua himpunen reaksi tersebut ekivalen.
Himpunan reaksi kimia yang dapat direduksi menjadi himpunan kimia
ekivalen dengan jumlah reaksi yang lebih sedikit disebut dependent.
Suatu himpunan reaksi dependent mengandung satu atau lebih reaksi
yang berlebihan (redundant) yang dapat dihilangkan tanpa memberi
akibat perubahan penyelesaian persamaan neraca. Suatu reaksi disebut
independent jika tidak mungkin lagi mereduksi himpunen tersebut
menjadi himpunan equivalen dengan jumlah reaksi lebih sedikit.
Aturan umum untuk mengenali “independent” suatu reaksi; suatu
himpunan disebut independent jika masing-masing reaksi dalam
himpunan melibatkan paling tidak satu komponen yang tidak terdapat
pada reaksi sisa lainnya.
3.2.2 Fraksi Hasil
Fraksi hasil suatu reaksi ganda dapat dituliskan :
R
− ∑ σ sr r r
r=1
X s= masuk
Ns
Fraksi hasil Ypq pada produk p dari reaktan q didefinisikan sebagai rasio
produksi netto produk P dengan laju produksi maksimum yang mungkin
diperoleh, jika seluruh laju pengurangan reaktan q dialokasikan untuk
menghasilkan p saja.
Rp
Y pq =
R maks
p
Rmaks
p = laju produksi maksimum produk p pada nilai laju pengurangan
(konsumsi) reaktan q.
Contoh 3.16
Reaktan etilen oksida digunakan dalam produksi glikol, dengan proses
oksidasi parsial etilen dengan udara berlebih melalui katalis Pt. Reaksi
utama adalah:
2C2H4 + O2 2C2H4O
Reaksi samping dapat juga terjadi:
2C2H4 + O2 2CO2 + 2H2O
Anggap bahwa umpan mengandung 10% etilen dan konversi etilen 25%,
yield oksida 80% diperoleh dari reaktan. Hitung komposisi alur keluar
reaktor.
Penyelesaian:
Derajat kebebasan 0
Sehingga: RCMaks
2 H 2O = 2r1 = 25 mol/jam
Neraca O2 N keluar
O2 = 189 – r1 – 3r2
Neraca N2 N keluar
N2 = 711
dari neraca C2H4O r1 = 10 mol/jam
dan dari neraca C2H4 r2 = 5 mol/jam
Laju reaksi ini dapat digunakan untuk menghitung laju keluar zat yang
lainnya.
Contoh 3.17
Reduksi Fe3O4 dalam sistem aliran berlawanan arah dua tahap dengan
reaksi :
Fe3O4 + H2 3FeO + H2O
FeO + H2 Fe + H2O
Reaksi pertama sebahagian besar pada reaktor tahap 1 dan reaksi kedua
pada reaktor tahap 2. Dalam kajian plant menunjukkan bahwa bila 10
mol gas pereduksi mengandung 33% H2, 66% N2, dan 1% H2O masuk
ke tahap 2 per 1 mol produk Fe yang meninggalkan tahap 1, kemudian
produk mengandung 98%(mol) Fe diperoleh. Bila alur gas yang
dihasilkan dilewatkan ke tahap 1 dan produk antara tahap 1 berkurang
menjadi 2 % Fe. Asumsikan semua data digunakan untuk proses skala
penuh dengan daur ulang, hitung semua komposisi alur bila 10% gas
yang meninggalkan tahap 1 disingkirkan (purged) dan kondensor
difungsikan sehingga alur daur ulang hanya mengandung 0,005 frasi
mol air.
Penyelesaian:
Analisa derajat kebebasan
Sistem terdiri dari: 5 unit, 2 reaktor
Reaksi 1dan 2 pada tahap 1 (jadi ada 2 variabel laju reaksi)
Reaksi 2 pada tahap 2 (jadi ada 1 variabel laju).
Proses keseluruhan ada 3 reaksi, tetapi bila dianggap satu reaktor, maka
hanya ada 2 reaksi ( Ada 2 variabel laju reaksi = reaksi independent),
himpunan 3 reaksi disebut dependent karena reaksi tahap 1 identik
dengan reaksi pada tahap 2.
Neraca keseluruhan melibatkan 6 zat (ada 6 persamaan neraca zat).
Tabel analisa derajat kebebasan
Jumlah Pencam Tahap Tahap Pemba- Konden Proses
pur 2 1 gi sor
Variabel 9 10+1 9+2 9 7 30
Neraca 3 5 6 3 3 20
Komposisi spesifik 3 4 1 - 1 5
Hubungan
Pembagi - - - 2 - 2
Purge - - - 1 - 1
Perb. Gas/produk - 1 - - - 1
Derjat kebebasan 3 1 4 3 3 1
Basis -1
Dari tabel derajat kebebasan dapat diambil satu basis di reaktor tahap 2,
dan perhitungan dimulai pada tahap ini.
Basis pada alur 11 adalah 1000 mol/jam (N11 = 1000 mol/jam)
Dari perbandingan gas/produk (10:1) diperoleh: N1 = 100 mol/jam
Pada tahap 2 ada satu reaksi:
FeO + H2 Fe + H2O
Peneracaan dapat dibuat:
H2O N 3H 2O = 0,01(1000) + r”
2
N2 N 5N 2 = 660 mol/jam
H2 N 5H 2 = 234 – r’ – r’
1 2
H2O N 5H 2O = 106 + r’ + r’
1 2
Fe 0,02(100) = 0 + r’2
FeO 0,98(100) = 0 + 3r’1 – r’2
Fe3O4 0 = N4 – r’1
Dari neraca Fe diperoleh r’2 = 2 mol/jam dan dari neraca FeO diperoleh
r’1 = 100/3 mol/jam, sehingga N4 = 100/3 mol/jam dan
N5 = (N5N2, N5H2, N5H2O) = (660, 198,67, 141,33)
H2 N 6H 2=N 10
H 2 – r1 – r2
H2O N 6H 2O +N 8 =N 10
H 2O + r1 + r2
Fe 0,98N1= 0 + r2
FeO 0,02N1 = 0 + 3r1 – r2
Fe3O4 0 = N 4 – r1
Dimana r1 dan r2 laju reaksi keseluruhan dari dua reaksi yang
independent.
Dari perhitungan terdahulu telah diperoleh:
N1 = 100 mol/jam
N4 = 100/3 mol/jam
N6 =(N6N2, N6H2, N6H2O) = (66, 19.867, 14,133) mol/jam
Neraca keseluruhan mempunyai derajat kebebasan 5, dengan
diketahuinya 5 laju alir, persamaan neraca keseluruhan semestinya dapat
diselesaikan. Mengikut pada persamaan-persamaan di atas diproleh:
Dari neraca Fe r2 = 98 mol/jam
FeO r1 = 100/3 mol/jam
Tetapi dengan diketahuinya laju reaksi dan N1, maka neraca FeO
redundant, sementara itu neraca H2O masih mengandung dua variabel
tak diketahui
14 , 133+N 8 =N 10
H 2O + 98 + 100/3
Neraca Fe3O4 hanya dijumpai pada reaktor tahap 2, sehingga hanya satu
neraca Fe3O4 yang diproleh untuk penyelesaian.
Setelah dihitung neraca di reaktor tahap 1, tahap 2 dan pembagi, neraca
yang telah digunakan adalah:
Neraca Fe3O4 1 buah
FeO 2
Fe 2
H2 3
H2O 3
N2 3
Dari tabel jumlah neraca di atas, dapat dilihat bahwa setelah membuat
neraca pada reaktor tahap 1 dan 2, masih tersedia 6 necara komponen
pada keseluruhan sistem. Tetapi sebenarnya hanya tersis 3 persamaan
neraca yaitu untuk H2, H2O dan N2. Setelah melakukan neraca pada
reaktor tahap 1, tahap 2 dan pemisah, neraca F 3O4, FeO dan Fe telah
digunakan, sehingga penggunaan komponen F3O4, FeO dan Fe pada
nerac keseluruhan menjadi redundant (berlebihan).
Untuk memastikan ini ditinjau kembali neraca F3O4, FeO dan Fe pada:
Reaktor tahap 1:
Fe3O4 : 0 = N4 – r’1
FeO : 0,98N2 = 0 + 3r’1 – r’2
Fe : 0,02N2 = 0 + r’2
Reaktor tahap 2
FeO : 0,02N1 = 0,98N2 – r”2
Fe : 0,98N1 = 0,02N2 + r”2
Dengan menjumlahkan neraca komponen reaktor tahap 1 dan 2
diproleh:
Fe3O4 : 0 = N4 – r’1
FeO : 0,02N1 = 0 + 3r’1 – r’2 –r”2
Fe : 0,98N1 = 0 + r’2 + r”2
Dari hubungan yang telah didefinisikan sebelumnya yaitu:
r1 = r’1 dan r2 = r’2 + r”2, terlihat hasil penjumlah neraca
komponen pada tahap 1 dan 2 identik dengan neraca keseluruhan.
Contoh 3.18
Untuk pemisahan uranium U dan zirkonium Zr direaksikan unsur ini
dengan HCl, menurut diagram alir berikut ini. 10 mol/jam campuran
90% Zr-10% U direaksikan dengan alur HCl yang mengandung
sebagian air untuk menghasilkan logam klorida menurut reaksi:
U + 3HCl UCl3 + 3/2 H2
Zr + 4HCl ZrCl4 + 2 H2
U dan Zr semuanya bereaksi dengan HCl, dan jumlah HCl yang
diumpan ke reaktor adalah dua kali dari jumlah yang diperlukan secara
stokiometri. UCl3 adalah padatan sehingga dapat keluar langsung dari
reaktor 1, zat lainnya akan dialirkan ke reaktor 2. ZrCl 4 direaksikan
dengan uap agar terbentuk ZrO2 padat menurut reaksi:
ZrCl4 + 2H2O ZrO2 + 4HCl
Reaksi berjalan sempurna dan ZrO2 padat dipisahkan dari produk gas
lainnya.
Proses berikutnya adalah mendaur ulang HCl, yang dimulai dengan
memisahkan gas H2 pada unit absorber dengan menggunakan larutan
H2O(10%) - HCl (90%) untuk mengabsrobsi HCl. Dari absorber
diperoleh larutan HCl 50% yang selanjutnya larutan tersebut dipekatkan
pada unit striper untuk menghasilkan larutan HCl pekat (90%) yang
selanjutnya dilairkan ke unit pencampur untuk ditambah dengan larutan
HCl segar, sedangkan larutan yang keluar dari bagian bawah (HCl 10%
- H2O 90%) didaur ulang ke absorber sebagai pelarut.
Hitung semua laju setiap alur dan komposisinya, anggap semua
komposisi dalam % mol.
Penyelesaian:
Ada 2 reaktor, reaktor 1 ada 2 reaksi dan reaktor 2 ada 1 reaksi, jadi
reaksi independent. Untuk neraca keseluruhan, ketiga reaksi ini harus
dimasukkan. Derajat kebebasan untuk proses ini dapat dilihat pada tabel
berikut.
Dari tabel menunjukkan bahwa perhitungan dapat dimulai pada unit
striper dan keseluruhan. Bila dimulai perhitungan pada unit striper,
maka alur 8 dan 9 dapat dihitung, maka derjat kebebasan di absorber
menjadi 1. Selanjutnya alur 10 dapat dihitung dan derjat kebebasan di
pencampur menjadi 1. Jadi perhitungan tidak dapat dilanjutkan. Oleh
sebab itu dipilih neraca keseluruhan sebagai awal perhitungan.
(xr=¿ x1r¿)(x1r¿)(.¿)(.¿) ¿
¿ dimana r = 1, 2, 3, ....., R
adalah linier dependent bila ada himpunan konstanta αr, r = 1, 2, 3,....,R
tidak semua sama dengan nol, sehingga
R
∑ αr x sr =0
r=1 s = 1, ....., S
Bila hanya himpunan konstanta αr yang memenuhi kondisi αr = 0, r =
1, ...., R, maka himpunan vektor-vektor tersebut tak terhubungkan secara
linier (TTSL).
Contoh a
( 2 ¿) ¿ ¿ ¿
Vektor x1 =¿ adalah terhubungkan secara linier (TSL),
sebab konstanta α1 =1 dan α2 = -2 dapat dikalikan kepada anggota vektor
tersebut.
(1)x11 + (-2)x12 = (1)(2) + (-2)(1) = 0
(1)x21 + (-2)x22 = (1)(2) + (-2)(1) = 0
Contoh b
x 1=¿ ( 1 ¿ )( 0 ¿ )( 0 ¿ ) ¿ ¿¿
¿
Vektor x1, x2 dan x3 adalah TTSL, karena tidak mungkin penjumlahan
vektor tersebut menjadi nol apabila mengalikan vektor tersebut dengan
konstanta-konstanta α1, α2 dan α3. Vektor tersebut dapat menjadi nol
dengan cara sebagai berikut:
α 1 ¿ ( 1¿ )( 0 ¿ ) ( 0 ¿ ) ¿ ¿
¿
Vektor-vektor sub-himpunan TTSL dari himpunan vektor dependent
(TSL) disebut sebagai basis dari himpunan TSL bila setiap vektor
himpunan induknya dapat dinyatakan sebagai kombinasi liner dari
anggota sub-himpunan.
x 1= ¿ ( 1 ¿ ) ¿ ¿ ¿
Contoh, himpunan vektor ¿
adalah TSL. Sub-himpunan terdiri dari x 1 dan x2 adalah himpunan
vektor TTSL, karena α1 dan α2 yang bukan nol, sehingga α1x1 + α2x2
¿¿ ( 1 ¿ ) ¿
α ¿
¿
Selanjutnya dapat dilihat bahwa:
R R−1
∑ σ sr rr = ∑ σ sr rr ' ; s = 1, 2, .. . .. ., S
Jadi : r=1 r=1
(3.10)
Subsitusi persamaan (3.9) ke persamaan (3.10) diperoleh:
( )
R' R R'
R s= ∑ σ sr r r + ∑ ∑ σ rd σ sr rd
r=1 d =R '+1 r=1
( )
R' R
R s= ∑ σ sr r r + ∑ α rd r d ; s = 1, 2, . .. , S
atau r=1 d=R ' +1
R'
r ' r =r r + ∑ α rd r d
didefinisikan: r=1
R'
R s= ∑ σ sr r ' r
maka r=1
(3.11)
Hasil di atas menunjukkan bahwa sub-himpunan reaksi dengan koefisien
stokiometri TTSL akan menghasilkan laju produksi zat yang sama
dengan himpunan lengkap.
σ 2=¿ ( 12 ¿ )( 22 ¿) ¿¿
σ σ ¿
untuk reaksi 2 (j=2) ¿ ;
σ 1=¿ ( 13 ¿ )( 23 ¿) ¿¿
σ σ ¿
untuk reaksi 3 (j =3) ¿
Untuk ketiga vektor ini, dapat dicari αk yang bukan nol sehingga:
3
∑ α k σ k =0
k =1
(1)¿ (−1¿ )( +1 ¿ ) ¿ ¿
¿
jadi koefisien stokiometri reaksi di atas adalah TSL
Contoh 3.20
Tinjau kembali contoh 3.18
U + 3HCl UCl3 + 3/2 H2
Zr + 4HCl ZrCl4 + 2 H2
ZrCl4 + 2H2O ZrO2 + 4HCl
Dari aturan umum, ketiga reaksi adalah TTSL sebab zat U, Zr dan ZrO2
hanya terjadi dalam salah satu reaksi.
Penentuan koefisien:
Komponen Indeks Reaksi
U 1 U + 3HCl UCl3 + 3/2 H2
Zr 2 Zr + 4HCl ZrCl4 + 2 H2
ZrO2 3 ZrCl4 + 2H2O ZrO2 + 4HC
UCl3 4
ZrCl4 5
HCl 6
H2 7
H2O 8
(σ=¿−1¿)(0 ¿)(1 0¿)(−3¿)( /2¿) ¿ σ=¿(0¿)−1¿)(0 ¿)(1 −4¿)(2 ¿¿ σ=¿(0¿) (1¿)0 (−1¿)(4 0¿) ¿
1 2 3
¿ ; ¿ ;
Dari ketiga vektor ini jelaslah TTSL sebab hanya ada tiga komponen
¿
pertama yang dikaji, sehingga tidak ada harga α1, α2 dan α3 yang bukan
nol, sehingga:
(-1)α1 + (0) α2 + (0)α3 = 0
(0) α1 + (-1) α2 + (0)α3 = 0
(0) α1 + (0) α2 + (1)α3 = 0
Vektor strokiometri disusun menjadi matrik 8 x 3
(−1 0 ¿)(0 -1 0¿)( 0 1¿)( 0 ¿)(0 1 -¿)(3 -4 ¿)(3/2 0¿)¿
¿
Penentuan TTSL dengan aturan umum dilakukan dengan: mencari satu
baris (komponen) yang memiliki satu harga parameter yang bukan nol
pada kolom (reaksi) yang berbeda. Walaupun demikian tidak selalu
didapatkan baris yang langsung memenuhi kriteria di atas. Kalau bentuk
susunan tidak seperti diatas, maka perlu dibuat susunan baru sehingga
diperoleh R (banyaknya jumlah reaksi) baris pertama mengandung
koefisien yang bukan nol dalam satu diagonal.
Tahapan operasi dalam membuat susunan baru:
a. Perkalian satu kolom susunan dengan suatu konstanta
b. Mempertukarkan letak baris susunan
c. Mempertukarkan letak kolom susunan
d. Menambahkan satu kolom dengan kolom lainnya.
Prosedur reduksi susunan dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tahap A.
Tinjau kolom pertama, bagi setiap elemen kolom tersebut dengan
elemen paling atas.
Tahap B.
Tambahkan hasil perkalian kolom pertama dengan konstanta pengali
yang sesuai, dengan masing-masing kolom lainnya sehingga elemen
paling atas pada masing-masing kolom menjadi nol.
Contoh 3.21
Produksi gas CO2 dibuat dengan mereaksikan uap air dengan gas
metana.
CH4 + CO2 2CO + 2H2
CO + H2O CO2 + H2
CH4 + H2O CO + 3 H2
CH4 + 2H2O CO2 + 4H2
Gas yang disintesa digunakan untuk menghasilkan metanol dengan
reaksi:
CO + 2 H2 CH3OH
Untuk meminimumkan reaksi samping melalui alur di atas, gas sintesa
diharapkan memiliki sedikit kelebihan H 2. Oleh sebab itu reformer
dioperasikan dengan :
- komposisi gas umpan: 50% CH4, 35% H2O dan 15% CO2
- Produks gas sintesa dengan H2 :CO = 2.2 : 1
- Konversi gas metan 80%
Hitung komposisi dari gas sintesa.
Penyelesaian:
( 1 0 0 0 ¿ ) ( 1 1 1 2 ¿ ) ( − 2 -1 -1 - 2 ¿ ) ( 0 -1 -1 - 2 ¿ ) ¿
Hasilnya adalah: ¿
Lanjutkan reduksi pada kolom 2
Tahap A: Kolom ke dua tak berubah (elemen paling atas sudah nol)
Tahap B: Tujuan membuat nol elemen baris kedua pada kolom 3.
Kalikan kolom dua dengan +1 kemudian masing-masing elemen
tambahkan pada kolom 3. Kalikan kolom ke dua dengan -2 dan
tambahkan dengan kolom ke empat. Kalikan kolom kedua dengan -1
dan tambahkan ke kolom pertama.
Hasil operasi tersebut adalah:
|CH 4
¿ |H 2 O
|H 2
Kolom 3 dan 4 sudah nol sehingga reduksi telah selesai. Kolom yang
TTSL adalam kolom 1 dan 2, berarti dari himpunan reaksi hanya 2
reaksi yang TTSL.
Dari kolom 1 dan 2 diperoleh reaksi yang TTSL:
CO + 3 H2 CH4 + H2O
CO + H2O CO2 + H2
Dengan telah diketahui reaksi TTSL, maka dapat dibuat tabel analisa
derajat kebebasan.
Variabel 8(komponen) + 2(reaksi TTSL) = 10
Pers. Neraca 5
Variabel terspesifikasi
-komposisi : 2
-konversi : 1
- H2:CO : 1
Total 9
Derajat kebebasan 1
Pilih basis perhitungan sehingga diperoleh derjat kebebasan = 0
Pilih basis : 100 mol/jam CO produk.
Dari perbandingan Nkeluar H2: NkeluarCO= 2,2 , diperoleh: NkeluarH2 = 220
Dari koefisien stokiometri diperoleh persamaan neraca komponen:
CH4 NkeluarCH4 = 0,5 Nmasuk + r1
H2O NkeluarH2O = 0,35 Nmasuk + r1 – r2
CO2 NkeluarCO2 = 0,15 Nmasuk + r2
CO 100 = 0 - r1 – r2
H2 220 = 0 -3r1 + r2