Modul 11 Ok
Modul 11 Ok
ISLAM
Oleh :
Tim Penyusun Modul PAI UNP
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2020 Universitas Negeri Padang
Seluruh dokumen di e-Learning Universitas Negeri Padang, hanya digunakan untuk kalangan
Internal Universitas, untuk kebutuhan Perkuliahan Online. Penggunaan dokumen ini di luar UNP tidak
diizinka dan tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu
dari Penulis dan Universitas Negeri Padang.
1. Deskripsi
Program Learning Outcome 2:
Mahasiswa menunjukkan sikap cinta tanah air dan setia kepada NKRI
Program Learning Outcome 3:
Mahasiswa mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan
antarumat beragama
Program Learning Outcome 5:
Mahasiswa terbiasa berpikir kritis dan menyelesaikan persoalan berbasis nilai
agama
Course Outcome (CO):
Mahasiswa mampu menganalisis Ekonomi dalam Islam dan menyelesaikan
persoalan konteks yang terkait
3. Materi
a. Konsep ekonomi: Pengertian, Dasar Hukum
1) Pengertian
Aktifitas antar manusia, termasuk aktivitas ekonomi terjadi melalui apa
yang disebut dengan muamalah (interaksi). Mu‟amalah adalah aturan-aturan
dasar hubungan antar manusia. Salah satunya adalah ekonomi. Ekonomi
Islam adalah salah satu ilmu pengetahuan yang menyoroti permasalahan
ekonomi. Namun dalam masalah ini nilai-nilai Islam menjadi landasan
dalam setiap aktifitas ekonomi.
2) Dasar
Dasar hukum Ekonomi dalam Islam adalah Al-Qur‟an, Sunnah dan Ijtihad.
Al Qur‟an banyak bicara tentang ekonomi antara lain; Q.S Al Baqarah: 188,
275, An-Nur : 37, Al – Hasyr : 7
b. Prinsip-prinsip ekonomi dalam Islam
Islam menetapkan prinsip ekonomi Islam berdasarkan kepada kaidah pokok
dalam muamalah, yaitu semuanya dibolehkan kecuali yang dilarang. Namun
secara umum ada 2 prinsip ekonomi Islam
1) Prinsip Tauhid
2) Prinsip Keseimbangan
Dari dua prinsip di atas lahir beberapa prinsip lain, antara lain sebagai berikut:
1) Barang dan jasa yang diproduksi adalah barang dan jasa yang halal.
Dasarnya adalah hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Thabrany:
“Barang siapa yang membiarkan anggurnya pada masa petikan untuk dia
jual kepada orang yang akan menjadikannya arak, maka sesungguhnya dia
menempuh api neraka dengan sengaja”.
2) Sistem organisasi produksi Islam mengisyaratkan pengadministrasian
yang teratur (Q.S 2:282):
3) Dalam pendistribusian barang dan jasa harus mengandung unsur keadilan.
Islam melarang usaha-usaha yang dapat merugikan konsumen, akibat dari
permainan harga atau distribusi yang tidak lancar. Nabi S.A.W.
menjelaskan tentang hal ini, sebagai berikut:
“Janganlah kalian menghadang barang yang dibawa (dari luar kota).
Barang siapa menghadang dan membeli dari padanya, maka apabila
penjual sampai ke pasar baginya ada hak khiyar”.
4) Perekonomian Islam menganut paham efisiensi. Konsep efisiensi
dijelaskan dalam Q.S 17:29
c. Etika dalam praktik ekonomi Islam (larangan dalam ekonomi)
1) Terlarang karena zatnya (objek transaksinya)
Suatu transaksi dilarang karena objek (barang dan/atau jasa) yang
ditransaksikan merupakan objek yang dilarang (haram) dalam hukum
agama Islam. Seperti memperjualbelikan alkohol, narkoba, organ manusia,
dll.
2) Terlarang karena selain zatnya (cara bertransaksinya)
a) Maysir
Menurut bahasa maisir berarti gampang/mudah. Menurut istilah maisir
berarti memperoleh keuntungan tanpa harus bekerja keras. Maisir sering
dikenal dengan perjudian, karena dalam praktik perjudian seseorang
dapat memperoleh keuntungan dengan cara mudah. Dalam perjudian,
seseorang dalam kondisi bisa untung atau bisa rugi. Atau dengan makna
lain semua bentuk perpindahan harta ataupun barang dari satu pihak
kepada pihak lain tanpa melalui jalur akad yang telah digariskan
Syariah, namun perpindahan itu terjadi melalui permainan, seperti
taruhan uang pada permainan kartu, pertandingan sepak bola, pacuan
kuda, pacuan greyhound dan seumpamanya. Mengapa dilarang? Karena
(1) permainan bukan cara untuk mendapatkan harta/keuntungan (2)
menghilangkan keredhaan dan menimbulkan kebencian/dendam (3)
tidak sesuai dengan fitrah insani yang berakal dan disuruh bekerja untuk
dunia dan akhirat. Judi dilarang dalam praktik keuangan Islam,
sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah Al Baqarah 219, Al
Maidah : 90.
b) Gharar/Taghrir
Sesuatu yang tidak jelas dan tidak dapat dijamin atau dipastikan
kewujudannya secara matematis dan rasional baik itu menyangkut
barang (goods), harga (price) ataupun waktu pembayaran
uang/penyerahan barang (time of delivery). Taghrir dalam bahasa Arab
gharar, yang berarti : akibat, bencana, bahaya, resiko, dan
ketidakpastian. Dalam istilah fiqh muamalah, taghrir berarti melakukan
sesuatu secara membabi buta tanpa pengetahuan yang mencukupi; atau
mengambil resiko sendiri dari suatu perbuatan yang mengandung resiko
tanpa mengetahui dengan persis akibatnya, atau memasuki kancah
resiko tanpa memikirkan konsekuensinya.
Islam mensyaratkan beberapa syarat sahnya jual beli, yang tanpanya jual
beli dan kontrak menjadi rusak, diantara syarat-syarat tersebut adalah:
Timbangan yang jelas (diketahui dengan jelas berat jenis yang
ditimbang)
Barang dan harga yang jelas dan dimaklumi (tidak boleh harga yang
majhul (tidak diketahui ketika beli).
Mempunyai tempo tangguh yang dimaklumi
Ridha kedua belah pihak terhadap bisnis yang dijalankan.
c) Riba
Riba secara bahasa bermakna ziyadah (tambahan). Dalam pengertian
lain, secara linguistik riba juga berarti tumbuh dan membesar.
Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan
dari harta pokok atau modal secara bathil. Ada beberapa pendapat dalam
menjelaskan riba, namun secara umum terdapat benang merah yang
menegaskan bahwa riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam
transaksi jual-beli maupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam, (QS. Ali
Imran:130). (QS. Al Baqarah: 275, 278-279)
Sabda Nabi Muhammad saw :
4. Kesimpulan
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang menjadikan ajaran Islam sebagai
landasannya, dasar hukumnya adalah Al-Qur‟an, Sunnah dan Ijtihad. Prinsip-
prinsip ekonomi Islam secara garis besar ada dua; prinsip Tauhid dan
keseimbangan. Dari dua prinsip tadi lahir beberapa prinsip antara lain: 1). Barang
dan jasa yang diproduksi adalah barang dan jasa yang halal. 2). Sistem organisasi
produksi Islam mengisyaratkan pengadministrasian yang teratur. 3). Dalam
pendistribusian barang dan jasa harus mengandung unsur keadilan. 4).
Perekonomian Islam menganut paham efisiensi.
Terdapat beberapa larangan dalam praktik ekonomi Islam yakni; larangan
karena zatnya, dan larangan karena selain zatnya (maysir, gharar, riba, ikrah, bai
najash, ihtikar, ghisy, tadlis dan risywah). Dalam perekmbangannya ada beberapa
praktik ekonomi kontemporer antara lain; perbankan, asransi dan digital ekonomi.
5. Daftar Bacaan
M. Quraisy Syihab. 2002. Membumikan al-Quran. Jakarta: Rajawali Press.
M. Quraisy Shihab. 2007. Wawasan Al-Qur’an. Jakarta : PT. Mizan Pustaka
Sayyid Sabiq. Fikih Sunnah.
Erwandi Tarmizi. 2018. Harta Haram Muamalat Kontemporer. Bogor : PT. Berkat
Mulia Insani.