Anda di halaman 1dari 5

BBLR

Nama : Yusva Maharani (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)


NIM : P07220423071
Profesi Ners
ETIOLOGI
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Prematur : 50 % yang diketahui
1. Mempertahankan suhu KOMPLIKASI diantaranya:
badan bayi a. Kehamilan ganda
2. Pengaturan dan 1. Gangguan pernapasan b. Hidramnion
pengawasan intake nutrisi a. Sindroma gangguan c. Perdarahan antepartum
(ASI) pernapasan d. Penyakit pada wanita hamil
3. Pencegahan infeksi b. Asfiksia induksi atau persalinan
4. Penimbangan berat badan c. Aspirasi mekonium prematur.
5. Pemberian oksigen d. Retrolental fibroplasia 2. SGA / KMK
6. Pengawasan jalan nafas 2. Gangguan metabolik a. Kongenital
7. Tali pusat dalam keadaan bersih a. Hipotermi b. Infeksi
b. Hipoglikemia
c. Masalah pemberian ASI
3. Gangguan imunitas
a. Gangguan imunologik
KLASIFIKASI BBLR PEMERIKSAAN b. Ikterus
Menurut harapan hidup: PENUNJANG/DIAGNOSTIK 4. Gangguan sistem peredaran
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat 1. Pemeriksaan diagnostic darah MANIFESTASI KLINIS
lahir 1.500-2,500 gram.  Leukosit a. Masalah perdarahan
2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR),  Hematokrit (Ht) b. Anemia a. Berat kurang dari 2.500 gram
berat lahir 1.000-1.500 gram.  Hemoglobin (Hb) c. Gangguan jantung b. Panjang kurang dari 45 cm
3. Bayi dengan berat badan ekstrim  Bilirubin d. Gangguan pada otak c. Lingkar dada <30 cm dan
rendah (BBLER), berat lahir < 1000 5. Gangguan cairan elektrolit lingkar kepala <33 cm
 Destrosix
gram. a. Gangguan eliminasi d. Umur kehamilan <37 minggu
 Pemantauan elektrolit ( Na,
Menurut masa gestasinya: b. Distensi abdomen e. Kulit tipis, transparan, rambut
K, CI.
1. Bayi prematur sesuai masa kehamilan c. Gangguan pencernaan lanuago banyak, lemak
(SMK) terdapat derajat prematuritas di  Pemeriksaan Analisa gas
darah. d. Gangguan elektrolit berkurang
golongkan menjadi 3 kelompok: f. Otot hipotonik lemah dan
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Bayi sangat prematur (extremely pernafasan tidak teratur dapat
prematur ): 24-30 minggu.  Pemeriksaan gula darah
 Pemeriksaan darah rutin terd=jadi apnea
b. Bayi prematur sedang (moderately prematur g. Ekstremitas : paha abduksi,
) : 31-36 minggu.  Periksaan Ballard Scor
sendi lutut fleksi
c. Borderline Premature : 37-38 minggu. h. Pernafasan 40-50 kali permenit
Bayi ini bersifat premature dan mature. dan nadi 100-140x per menit
2. Bayi prematur kecil untuk masa kehamilan
(KMK) terdapat banyak istilah untuk
menunjukkan bahwa bayi KMK dapat
menderita gangguan pertumbuhan di dalam
uterus (intra uterine growth retardation /
IUGR).
SDKI (D.0149) Resiko SDKI (D.0005) Pola nafas tidak efektif
Termoregulasi tidak efektif
b.d Imaturits neurologis.
b.d Suplai lemak subkutan
tidak memadai. SLKI (L.01004) Pola nafas
SLKI (L.14135) Termoregulasi
membaik dengan KH:
Neonatus membaik dengan PATOFISIOLOGI
KH: 1. Dispneu menurun
1. Dasar kuku sianosis menurun
2. Penggunaan otot bantu
2. Suhu tubuh meningkat Prematuritas,
3. Pengisian kapiler meningkat nafas menurun
4. Ventilasi meningkat dismaturitas,
SGA/KMK 3. Pemanjangan fase
SIKI (I. 14578) ekspirasi menurun
Regulasi termoregulasi
4. Pernafasan cuping hidung menurun
Observasi: Gangguan sirkulasi
1. Monitor suhu bayi sampai 5. Frekuensi nafas membaik
stabil (36,5 C- 37,5 C)
uretoplasenta
6. Kedalaman nafas membaik
2. Monitor suhu setiap 2 jam
3. Monitor frekuensi pernafasan SIKI (I.01014) Pemantauan Respirasi
dan nadi
4. Monitor warna dan suhu kulit
Insufisiensi plasenta Observasi:
5. Monitor tanda-tanda 1. Monitor frekuensi, irama,
hivopolemia Teraufetik:
kedalaman dan upaya
1. Pasang alat pembantu Suplai nutrient dan O2
suhu kontinu, jika perlu tidak adekuat nafas
2. Tingkatkan tingkat
2. Monitor pola nafas
asupancairan dan nutrisi yang
adekuat 3. Monitor kemampuan batuk efektif
3. Gunakan topi bayi setelah lahir Gangguan pertumbuhan 4. Monitor adanya prosukesi sputum
untuk mencegah kehilangan intraurine
panas 5. Monitor adanya sumbatan
4. Pertahankan kelembababn
jalan nafas
incubator 50% atau lebih
untuk mengurangi kehilangan BBLR 6. Palpasi kesimetrian ekspansi paru
panas karena proses evaporasi 7. Auskultasi bunyi nafas
5. Atur suhu incubator
sesuai kebutuhan 8. Monitor saturasi oksigen
6. Hangatkan terlebih dahulu 9. Monitor Saturasi oksigen
bahan- bahan yang akan kontak Kurangnya jaringan Imatur organ Imaturitas paru
dengan bayi lemak di bawah kulit pencernaan 10. Monitor nilai
7. Hindari meletakkan bayi dan struktur kulit
AGD Teraupetik
didaerah terbuka imatur Alveoli sulit
8. Sesuaikan suhu Refleks isap, telan dan 1. Atur interval pemantauan
mengembang
lingkungan dengan batuk belum respirasi sesuai kondisi pasien
kebutuhan pasien sempurna
Resiko 2. Dokumentasikan hasil
Edukasi Termoregulasi tidak pemantauan Edukasi
1. Jelaskan cara pencegahan
Pola nafas tidak
efektif (D.0149) Menyusui tidak
hipotermi karena terpapar efektif (D.0005) 1. Jelaskan tujuan dan prosedur
Intake efektif
udanga dingin pemantauan (pada orang tua
2. Demonstrasikan teknik
menurun
perawatan metode kanguru bayi)
(PMK) untuk bayi BBLR 2. Informasikan hasil pemantauan
Kolaborasi
Defisit
nutrisi
(D.0019)
Kurangnya imunoglobin

SDKI (D.0019) Defisit nutrisi berhubungan


dengan ketidakmampuan menelan makanan
Kurangnya
SLKI (L.03031) Status nutrisi bayi membaik dengan KH: imunnoglobin
1. Berat badan meningkat
2. Panjang badan meningkat
3. Kulit kering menurun Pertahanan imunologis
4. Membrane mukosa kuning menururn kurang
5. Prematuritas menurun
6. Pucat menurun
7. Kesulitan makan menurun Resiko Infeksi (D.0142
8. Lapisan lemak membaik

SIKI (I.03123) Pemantauan SDKI (D.0142) Resiko infeksi b.d Malnutrisi


nutrisi Observasi:
SLKI ( L.03031) Status nutrisi bayi membaik dengan KH:
1. Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi (
missal gangguan menelan) 1. Berat badan meningkat
2. Identifikasi perubahan berat badan 2. Panjang badan meningkat
3. Identifikasi kelainan pada kulit
3. Kulit kuning menurun
4. Identifikasi kelainan pada rambut
5. Identifikasi kemampuan menelan 4. Prematuritas menurun
6. Identifikasi kelainan eliminasi (diare, eliminasi yang 5. Pucat menurun
tidak teratur)
6. Kesulitan makan menelan menurun
7. Monitor warna konjungtiva
8. Monitor hasil 7. Lapisan lemak membaik
laboratorium Teraufetik: SIKI (I.14539) Pencegahan
1. Timbang berat badan infeksi Observasi:
2. Hitung perubahan berat badan
Monitor tanda dan gejala infeksi local dan
3. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien iskemik Teraufetik:
4. Dokumentasian hasil 1. Batasi jumlah pengunjung
pemantauan Edukasi:
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan pada orang
tua pasien pasien dan lingkungan pasien
2. Informasikan hail pemantauan 3. Pertahankan teknik
aseptic Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Maryunani, A. 2013. Asuhan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).Jakarta: Trans Info Media.

Nelson. 2013. Patofisiologi Berat Badan Lahir Rendah.Jakarta: EGC

Tim pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai