Anda di halaman 1dari 38

AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN

ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad


DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

Pandangan Ulama Terhadap Image Processing Pada Astrofotografi Di BMKG


Untuk Rukyatul Hilal

Riza Afrian Mustaqim


Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
Email: rizaafrian63@gmail.com

Abstrak Artikel Info


BMKG develops rukyatul hilal by using Image processing Received:
in astrophotography. The process of image processing on the 11 Februari 2018
cresent that can not be ascertained its existence. Image Revised:
processing is able to clarify the vivid image of the cresent 16 Maret 2018
becoming more vivid and invisible. This study examines the Accepted:
views of ulama related to the validity of the use of image 18 Mei 2018
processing. There is a difference between the scholars.
Firstly, the scholars did not allow the use of image
processing because of the use of limited tools to aid vision.
Secondly, scholars who allow the use of image processing
but only limited to clarify the image of the new moon.
Thirdly, scholars who allow the use of image processing as a
whole, because the step is a scientific process to ensure
moon.

Keyword: Image Processing, Rukyatul hilal, Ulama

A. Latar Belakang penggunaan alat lain, seperti


Astrofotografi merupakan penggunaan theodolit atau teleskop
pengamatan fenomena benda langit dan misalnya, yang hanya berfungsi sebatas
mengabadikannya melalui foto. Hal mengumpulkan cahaya, memisahkan
tersebut bisa dilakukan secara sederhana cahaya, dan memperbesar objek,
melalui kamera Digital Single Lens sehingga memberi bantuan pada retina
Reflex (DSLR) hingga melalui teropong mata melalui media refraksi saat
yang canggih.1 Penggunaan melakukan pengamatan hilal.2 Berbeda
astrofotografi dalam rukyatul hilal, dengan astrofotografi yang selain
lebih baik dibandingkan dengan mencakup tiga fungsi di atas, juga dapat

1 2
Lihat Thierry Legault, pengantar Siti Tatmainaul Qulub, Ilmu Falak;
Astrophotography , (Rocky Nook: Canada, dari Sejarah Ke Teori dan Aplikasi,
2014), PDF e-book, ix. (Depok: Rajawali Pers, 2017), h. 287-289.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
78
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

memotret atau merekam citra hilal (degradasi), misalnya mengandung


dalam bentuk data berupa gambar. cacat atau derau (noise), warnanya
Kemampuan astrofotografi terlalu kontras, kurang tajam, kabur
untuk mengabadikan proses (blurring), dan sebagainya. Tentu saja
pengamatan hilal berupa citra atau citra semacam ini menjadi lebih sulit
gambar dapat dijadikan sebagai data diinterpretasi karena informasi yang
hilal untuk sebuah pengembangan disampaikan oleh citra tersebut menjadi
keilmuan terkait hilal. Sebagaimana berkurang.5 Agar citra hilal yang
dalam pengamatan BMKG sendiri, telah mengalami gangguan atau tidak terlihat
teramati data hilal sebagai berikut: mudah diinterpretasi (baik oleh manusia
maupun mesin), maka citra tersebut
No Ketinggian Jumlah Hilal
perlu diproses atau dilakukan
Hilal Teramati3
1 6-7 derajat 4 data hilal pengolahan gambar untuk menghasilkan
2 7-8 derajat 5 data hilal citra hilal lain yang kualitasnya lebih
3 8-9 derajat 6 data hilal
4 9-10 derajat 15 data hilal baik.
5 10-11 derajat 23 data hilal Berdasarkan data di atas, hilal
6 11-12 derajat 15 data hilal
7 12 > derajat 69 data hilal pada ketinggian 6-8 derajat masih
Tabel 1.1, Rekapitulasi Data Hilal membutuhkan pengolahan gambar atau
Teramati BMKG4
Image Processing agar hilal dapat

Teknik astrofotografi dalam terlihat citranya.6 Untuk citra pada

rukyatul hilal memiliki hubungan yang ketinggian 9 derajat adalah optional,

sangat erat dengan Image Processing, kadang membutuhkan Image

karena citra hilal yang dipotret sering Processing kadang tidak. Sedangkan

mengalami penurunan mutu ketinggian 10 derajat lebih Image


Processing tidak diperlukan, karena
3
Jumlah teramati sebanyak 137 data pada ketinggian tersebut hilal sudah
hilal dari pengamatan rutin pada setiap
bulannya sejak Oktober 2008 hingga Mei
5
2017. Priyanto Hidayatullah, Pengolahan
4
Interview dengan Suaidi Ahadi Citra Digital; Teori dan Apklikasi Nyata,
pada hari Sabtu 30 September 2017. Pada (Bandung: Informatika Bandung, 2005), h.
pukul 09.00. Lihat Juga Materi yang 3.
6
disampaikan oleh Rukman Nugraha, dalam Interview dengan Suaidi Ahadi
Online Group Discussion – Pusdiklat pada hari Sabtu 21 Oktober 2017. Pada
BMKG Rabu, 17 Mei 2017, PPT. pukul 09.00.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
79
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

terlihat hanya dengan pengambilan citra Praktek rukyatul hilal yang


hilal melalui astrofotografi tanpa harus berkembang di Indonesia, keberadaan
melakukan pengolahan gambar.7 data (citra hilal) sebagai bukti
Penerapan Image Processing8 terlihatnya hilal bukanlah suatu hal
pada astrofotografi di Badan yang dipandang perlu. Hal ini terlihat
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika pada pelaporan hasil observasi hilal, di
(BMKG) merupakan salah satu teknik mana perukyat yang melihat hilal hanya
pengembangan rukyatul hilal. Secara perlu melaporkan hasil observasi
umum Image Processing berfungsi (syahadah) kepada petugas dengan
untuk perbaikan atau memodifikasi menyertakan formulir Laporan Hasil
citra9 guna menonjolkan beberapa aspek Observasi Bulan tanpa harus
informasi yang terkandung di dalamnya, menyertakan data hilal (citra hilal) dan
juga untuk pengelompokan dan ketentuan-ketentuan yang berhubungan
pencocokan citra, serta penggabungan dengan Hukum Islam harus pula diikuti
citra dengan bagian citra yang lain.10 oleh perukyah.11 Menurut T.
Pada citra hilal, Image Processing Djamaluddin kesaksian rukyat tidak
dengan tahapan-tahapan tertentu mutlak kebenarannya. Mata manusia
berfungsi untuk memperjelas bisa salah lihat. Mungkin yang dikira
ketampakan hilal pada citra atau gambar hilal sebenarnya objek lain. Keyakinan
yang berhasil diambil gambarnya bahwa yang dilihatnya benar-benar hilal
melalui teknik astrofotografi. harus didukung pengetahuan dan
pengalaman tentang pengamatan hilal.12
Selain itu, belum ada batasan-
7
Interview dengan Rukhman
Nugraha pada tanggal 7 Februari 2018, batasan yang pasti mengenai
pukul 09.00 WIB. Di BMKG Pusat, Jakarta
penggunaan alat dan multimedia dalam
Pusat.
8
Image Processing merupakan
istilah lain dari pengolahan gambar.
9 11
Citra (image) merupakan istilah lain Lihat Direktorat Jedral Bimbingan
untuk gambar sebagai salah satu komponen Masyarakat Islam Kementerian Agama RI,
multimedia memegang peranan sangat (Almanak Hisab Rukyat, ttp: tp, 2010), h.
penting sebagai bentuk informasi visual. 215.
12
Lihat Priyanto Hidayatullah, Pengolahan T. Djamaluddin, Menjelajah
Citra Digital ..., 1. Keluasan Langit Menembus Kedalaman al-
10
Lihat Priyanto Hidayatullah, Qur’an, (ttt: Khazanah Intelektual, 2006),
Pengolahan ..., h.3. h. 94.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
80
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

pelaksanaan rukyatul hilal, khususnya hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari,


pada aliran yang memperbolehkan sebagaimana berikut:
pelaksanaan rukyah dengan alat bantu. ‫حدثنا عبد هللا بن مسلمة عن مالك عن نافع عن عبد‬
Ibnu Hajar misalnya, tidak ‫هللا بن عمر رضي هللا عنهما أن رسول هللا صلى هللا‬
mengesahkan penggunaan cara ‫عليه و سلم ذكر رمضان فقال ال تصوموا حتى تروا‬
pemantulan melalui kaca atau air. al- ‫الهالل والتفطرواحتى تروه فإن غم عليكم فاقدرواله‬
Syarwani lebih jauh menjelaskan bahwa 15
.)‫(رواه البخاري‬
penggunaan alat yang mendekatkan atau “Abdullah Ibn Maslamah bercerita pada
kita dari Nafi’ dari ‘Abdullah Ibn Umar
membesarkan seperti teleskop, air,
ra. bahwasanya Rasulullah saw.
ballur13 masih dapat dianggap sebagai menjelaskan tentang puasa Ramadan
lalu Beliau bersabda: “Janganlah kalian
rukyah. Al- Muthi’i menegaskan bahwa
berpuasa hingga kalian melihat hilal dan
penggunaan alat optik sebagai penolong janganlah kalian berbuka sebelum
melihatnya lagi. Bila hilāl itu tertutup
diizinkan karena yang melakukan
awan maka kadarkanlah.” (HR.
penilaian terhadap hilal adalah mata Bukhari)
Hadis ini secara zhahir
perukyah sendiri.14 Hal ini memperkuat
mewajibkan puasa ketika telah melihat
bahwa belum adanya kepastian
hilal melalui rukyah baik malam atau
mengenai penggunaan alat bantu dalam
siang hari, hanya saja untuk kasus
rukyatul hilal, sehingga ketika Image
melihat di siang hari, kewajiban puasa
Processing diterapkan pada
diperuntukkan hari berikutnya, bukan
astrofotografi untuk rukyatul hilal
hari itu juga. Hadis ini juga menjelaskan
sebagaimana yang dilakukan oleh
tentang larangan untuk memulai puasa
BMKG memunculkan suatu
Ramadan sebelum melihat hilal.
permasalahan baru. Padahal jika kita
Redaksi ‫ فإن غم عليكم‬menunjukkan
telusuri pada dasar hukum yang menjadi
rukyah hanya ketika langit dalam
acuan rukyatul hilal adalah sama, yaitu
keadaan cerah, tidak ketika langit
mendung. Hal ini masih menjadi
13
Ballur adalah benda yang berwarna perselisihan. Mayoritas ulama berkata,
putih seperti kaca.
14 “maksud dari ‫ فاقدرواله‬adalah lihatlah
Ahmad Izzuddin, Fiqh Hisab
Rukyah; Menyatukan NU &
15
Muhammadiyah dalam Penentuan Awal Muhammad Ibn Ismail al-Bukhari,
Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha, Shahih al-Bukhari, (Beirut : Dar al-Kutub
(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007), h. 6-7. al- ’Ilmiyah, 1992), h. 588.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
81
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

awal bulan dan hitunglah sempurnanya yaitu: bagaimana pandangan ulama


30 hari".16 terhadap keabsahan Image Processing
Dalam hal ini telah terjadi pada astrofotografi di BMKG untuk
kesenjangan antara penggunaan Image rukyatul hilal.
Processing pada astrofotografi di Ada beberapa penelitian yang
BMKG untuk rukyatul hilal dengan berkaitan dengan Penelitian ini, di
praktek rukyatul hilal secara umum. antaranya:
Image Processing mampu memperjelas 1. Ike Mardiya Sari, dkk, tentang
citra hilal yang samar-samar menjadi “Implementasi Circular Hough
lebih jelas dan yang tidak terlihat (pada Transform untuk Deteksi
ketinggian tertentu) menjadi terlihat. Kemunculan Bulan Sabit”.
Praktek rukyatul hilal yang berkembang Penelitian ini menjelaskan tentang
penggunaan alat bantu dalam rukyat Suatu sistem untuk mendeteksi
hilal hanya sebatas membantu kemunculan bulan sabit dengan
penglihatan, pada akhirnya mata tetap metode Circular Hough Transform.
sebagai penilai dari hasil pengamatan. Metode ini terdiri dari empat tahap
Kita ketahui bahwa rukyatul hilal sangat yaitu preprocessing, segmentasi,
erat hubungannya dengan pelaksanaan pencarian kandidat obyek, dan
ibadah, sehingga segala sesuatu yang deteksi obyek dengan Circular
berkembang berdasarkan kemajuan Hough Transform. Hasil uji coba
teknologi harus ditinjau kembali pada sejumlah citra hasil
keabsahannya menurut hukum Islam pengamatan menunjukkan
yang berlaku. keberhasilan sistem sebesar 75%
Dalam penelitian ini akan dalam mendeteksi kemunculan
diuraikan bagaimana pandangan ulama bulan sabit.17
terhadap Image Processing pada 2. Dhani Herdiwijaya tentang
astrofotografi untuk rukyatul hilal di “Prosedur Sederhana Pengolahan
BMKG, dengan rumusan permasalahan
17
Ike Mardiya Sari, dkk,
“Implementasi Circular Hough Transform
16
Ibnu Hajar, Fathul Baari Syarah untuk Deteksi Kemunculan Bulan Sabit”,
Shahih Bukhari, (Beirut: Darul Ma’rifah, Jurnal Teknik Pomits, vol. 1, no. 1, 2012, h.
1379 H), h. 121. 1.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
82
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

Citra untuk Pengamatan Hilal”. Image Processing pada astrofotografi


Penelitian ini mengkaji tentang hilal.
membangun database dalam Penelitian ini termasuk dalam
perkembangan penelitian hilal di penelitian kualitatif (library research),
masa mendatang. Di sisi lain dengan pendekatan saintifik19 dan
kondisi di lapangan seringkali normatif20, pendekatan ini dibutuhkan
menyisakan waktu yang sempit untuk mengkaji kebenaran berdasarkan
untuk melaporkan hasil observasi normatif serta berdasarkan saintifik atau
sebagai bahan sidang isbat, berdasarkan pandangan ulama serta
sehingga tidak sempat untuk berdasarkan sains yang berkembang.
melakukan pengolahan citra. Fokus Penelitian ini merujuk kepada
Prosedur pengolahan citra secara penggunaan Image Processing di Badan
sederhana dari bukti rekaman citra Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
hilal dengan menggunakan (BMKG) pusat. Sumber data primer
perangkat lunak yang nir biaya dalam Penelitian ini menggunakan 4
perlu dilakukan, terutama untuk buah citra hilal yang berhasil teramati
hilal umur sangat muda.18 melalui Image Processing di BMKG
Berdasarkan penelitian-penelitian
di atas, penelitian tentang “Pandangan 19
Pendekatan saintifik merupakan
Ulama Terhadap Image Processing proses pencarian pengetahuan, pemahaman,
serta skill yang harus dilakukan secara
pada Astrofotografi di BMKG untuk sistematis sesuai kaidah dan langkah
ilmiah. Hal ini didasarkan pada hakikat
Rukyatul hilal” ini merupakan suatu manusia yang selalu ingin tahu dengan cara
kebaruan, di mana perbedaannya melakukan pembuktian dari apa yang
dilihat, didengar dan dirasakan. Lihat
terletak pada Image Processing itu Musfiqon & Nurdyansyah, Pendekatan
Pembelajaran Saintifik, (Sidoarjo: Nizamia
sendiri, fokus locus penelitian, serta
Learning Center, 2015), 48.
20
pengkajian pandangan ulama terhadap Pendekatan normatif adalah studi
Islam yang memandang masalah dari sudut
legal formal atau normatifnya. Yang
dimaksud dengan legal formal adalah
18
Dhani Herdiwijaya, “Prosedur hubungannya dengan halal-haram, boleh
Sederhana Pengolahan Citra untuk atau tidak, dan sejenisnya. Sementara
Pengamatan Hilal”, (Makalah Seminar normatifnya adalah seluruh ajaran yang
Nasional Hilal 2009, Lembang: terkandung dalam nash. Lihat Khairudin
Observatorium Bosscha, 19 Desember Nasution, Pengantar Studi Islam,
2009), h. 109. (Yogyakarta: Rosda, 2009), h. 31.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
83
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

antara tahun 2008-2017. Sedangkan mengetahui atau telah mengetahui.


sumber data sekundernya adalah Sedangkan kata ‫ علماء‬berarti orang-
tulisan-tulisan ilmiah pendukung di orang yang berilmu atau orang orang-
antaranya: Robert Reeves, Introduction orang yang mengetahui.21 Kata Ulama
to Digital Astrophotography; Imaging jika dihubungkan dengan perkataan
the Universe with a Digital Camera, lain, seperti Ulama fiqh, Ulama hadis,
Priyanto Hidayatullah, Pengolahan Ulama tafsir dan sebagainya, akan
Citra Digital; Teori dan Apklikasi mengandung arti yang luas, yakni
Nyata, Abdul Kadir, Dasar Pengolahan meliputi orang yang berilmu dalam
Citra dengan Dalphi, dan lain-lain. bidang tertentu.22
Teknik analisis dalam penelitian Dalam konteks penetapan
ini menggunakan analisis deskriptif, hukum, Ulama dapat mengintegrasikan
yaitu mendeskripsikan keabsahan hasil diri dalam mekanisme yang ada untuk
Image Processing astrofotografi hilal di berpartisipasi membentuk hukum dan
BMKG untuk rukyatul hilal opini legal. Ulama dipandang
berdasarkan pandangan ulama tentang mempunyai maslahat yang lebih besar
Image Processing. Mendeskripsikan sesuai dengan fungsinya
kejadian atau fakta, keadaan, fenomena, mempertahankan representasi otoritas
dan variabel dengan menarik suatu titik hukum Islam.23 Ulama sebagai sumber
temu dalam penggunaan Images ilmu merupakan orang yang fakih
Processing pada astrofotografi hilal di dalam masalah halal-haram. Ia adalah
BMKG. rujukan dan tempat menimba ilmu
sekaligus guru yang bertugas membina
A. Pengertian Ulama
Kata “Ulama” berasal dari
bahasa Arab ‫ علماء‬jamak dari ‫ عليم‬yang 21
Mahmud Yunus, Kamus Arab
Indonesia, (Jakarta: Mahmud Yunus Wa
berarti orang yang berilmu atau orang Dzurriyah, 2007), h. 278.
22
yang berpengetahuan. Maka kata ‫عليم‬ Muhtaron, Reproduksi Ulama di
Era Globalisasi, (Yogyakarta: Pustaka
adalah isim yang diserupakan dengan Pelajar, 2005), h. 12.
23
Abdul Ghofur dan Sulistiyono,
isim fa’il. Kata ‫ عا لم‬adalah isim fa’il “Peran Ulama dalam Legislasi Modern
dari kata kerja ‫ علم‬yang berarti ia telah Hukum Islam”, Jurnal Asy-Syir’ah, vol. 49,
no. 1, Desember 2014, h. 291.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
84
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

umat agar selalu berjalan di atas tidak secara terspesialisasi dan tidak
tuntunan Allah dan rasul-Nya.24 dibeda-bedakan.26
Nikkie R Kiddie dalam Scholar, Selain itu, menurut M. Quraish
Saint and Sufis: Muslim Religious Shihab27, ulama bertugas untuk
Institution in Middle East since 1500, memberikan petunjuk dan bimbingan
mendefinisikan ulama sebagai guna mengatasi perselisihan-
sekumpulan orang yang berkuasa perselisihan pendapat, problem-problem
(powerful) Dan dihormati, yang sosial yang hidup dan berkembang
memiliki sejumlah kekayaan personal dalam masyarakat. Sedangkan Menurut
maupun perusahaan serta memiliki Hiroko Horikoshi, hubungan ulama
pengaruh yang besar dalam membentuk dengan masyarakat adalah dengan
masyarakat Islam. Ulama yang istilah patron dengan client. Banyak
melakukan tugas khusus sebagai faktor yang menyebabkan kedekatan
seorang pengajar, penceramah, atau antara patron dengan client antara lain
qadi, menerima penghargaan atas jasa karena keilmuannya dan kredibilitas
mereka dalam beragam bentuk, mereka moralnya, di samping karena sebagai
juga mengelola lembaga pendidikan, pengayom masyarakat.28
lembaga peradilan, rumah sakit, serta Harun Nasution membagi ciri
lembaga-lembaga amal lainnya. 25 pemikiran Islam kedalam tiga zaman,
Otoritas ulama tersebut tidak saja dalam yaitu: priode klasik (650-1250 M)29,
masalah hukum, pendidikan, namun priode pertengahan (1250-1800 M)30,
juga masalah-masalah kontemporer
26
dimana memiliki kemampuan yang Ira M. Lapidus, Muslim Cities in
the Later Middle Eastern Affairs,
(Cambridge: Havard University Press, tt),
h. 108.
27
Quraish Shihab, Membumikan Al-
Qur an. (Bandung: Penerbit Mizan, 1993),
h. 375.
28
Hiroko Horikoshi, Kyai dan
24
Dadang Kahmad, Sosiologi Perubahan Sosial (Jakarta: P3M, 1987), h.
Agama, (Bandung: PT. Remaja 148-188.
29
Rosdakarya, 2006), h. 138. Harun Nasution, Islam Ditinjau
25
Nikkie R Kiddie, Scholar, Saint dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press,
and Sufis: Muslim Religious Institution in 1985), h. 56.
Middle East since 1500, (Los Angeles: 30 Harun Nasution, Islam Ditinjau
University of California Press, 1978), h. 2. dari ..., h.79.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
85
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

dan priode modern (1800 M)31. modern sudah ada pemikiran baru yang
Menurut Harun Nasution, metode juga menggunakan al-Quran dan hadis,
berfikir ulama priode klasik terikat khususnya pada masalah yang belum
langsung dengan al-Qur’an dan hadis, terjadi pada masa dulu, sehingga akan
sehingga banyak melahirkan ijtihad terus berkembang sesuai permasalahan
yang kualitatif. Sedangkan pemikiran pada masa modern.
priode pertengahan menjadi lebih terikat
Untuk lebih jelasnya yang
sekali dengan hasil pemikiran ulama
dimaksud dengan istilah ulama dalam
klasik. Dalam menghadapi masalah-
penelitian ini adalah orang Islam yang
masalah baru mereka tidak lagi secara
pengetahuannya tentang agama Islam
langsung menggali al-Qur’an dan hadis,
melebihi orang-orang biasa dan
melainkan lebih banyak terikat dengan
merupakan tokoh masyarakat sekaligus
produk pemikiran ulama zaman klasik,
sebagai pemimpin non formal.
sehingga orisinalitas pemikiran semakin
Berkaitan dengan keabsahan
berkurang dan cenderung dogmatis.
penggunaan Image Processing pada
Pemikiran priode kontemporer tidak
astrofografi untuk rukyatul hilal, maka
mesti terikat dengan pemikiran klasik
ulama yang dimaksud di sini secara
maupun pertengahan, bila ternyata tidak
spesifik adalah ulama fiqh, ulama sains,
relevan dengan persoalan yang ada,
dan ulama yang berkaitan langsung
tetapi yang masih relevan tetap
dengan rukyatul hilal tersebut.
dijadikan pegangan.

Berdasarkan pendapat di atas B. Image Processing pada


menurut penulis pemikiran klasik dan Astrofotografi
pertengahan dalam menyikapi suatu Image Processing merupakan
permasalahan langsung dari al-Quran istilah lain dari pengolahan citra. Dalam
dan hadis, namun hanya pada masalah pengertian umum, citra adalah gambar.
tertentu pada masanya, sehingga masih Dalam pengertian yang lebih khusus,
sangat kaku. Sedangkan pemikiran citra adalah gambaran visual mengenai
suatu objek atau beberapa objek. Tentu
31 Harun Nasution, Islam Ditinjau
saja, wujud citra dapat bermacam-
dari ..., h. 88.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
86
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

macam, dari foto orang, gambar awan, tidak mengejutkan bila citra memainkan
hasil rontgen, hingga cita satelit.32 peran yang paling penting dalam
Secara prinsip, citra dapat dibagi persepsi manusia. Bagaimanapun, tidak
menjadi tiga jenis, yaitu citra warna, seperti manusia yang terbatas dalam
citra keabuan, dan citra biner (citra band penglihatan spektrum
monokrom). Citra berwarna (true color) elektromagnetik (EM), mesin pencitraan
merepresentasikan keadaan visual mencakup hampir semua spektrum EM,
objek-objek yang bisa kita lihat. Citra dengan jangkauan mulai dari sinar
berskala keabuan atau (grayscale) gamma sampai gelombang radio. Mesin
adalah citra yang menggunakan gradasi tersebut dapat mengoperasikan citra
warna abu-abu yang merupakan yang dihasilkan oleh sumber yang
kombinasi antara hitam dan putih. Citra manusia tidak biasa hubungkan dengan
biner atau dikenal dengan sebutan cita citra, termasuk ultrasound, electron
hitam-putih atau citra monokrom adalah microscopy dan komputer pembuat
citra yang dinilai piksel-pikselnya citra. Karena itu, pengolahan citra
berupa angka nol atau satu saja atau dua digital meliputi daerah aplikasi yang
keadaan seperti 0 dan 255.33 luas dan bermacam-macam.35
Pengolahan citra digital Bidang digital Image Processing
dibangun di atas fondasi formulasi dan meliputi pengolahan digital image dari
probabilistik, intuisi dan analisis suatu komputer digital. Gambar
manusia memainkan peran penting dihasilkan dari seluruh spektrum EM ,
dalam pemilihan teknologi. Pemilihan mulai dari gamma sampai gelombang
sering dibuat berdasarkan pendapat radio. Ada tiga tipe pengolahan citra,
subjektif dan visual.34 Penglihatan diantaranya: Pertama, Low level
adalah indra yang paling peka sehingga process, meliputi operasi dasar seperti
image preprocessing: reduce noise,
32
Abdul Kadir, Dasar Pengolahan
Citra dengan Dalphi, (Yogyakarta: contrast enhancement, dan image
Penerbit Andi, 2013), h. 2. sharpening. Kedua, Mid level process,
33
Abdul Kadir, Dasar Pengolahan
Citra ..., h. 3-4. meliputi segmentasi (membagi sebuah
34
Eko Prasetyo, Pengolahan Citra
Digital dan Aplikasinya Menggunakan
35
Matlab, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2011), Eko Prasetyo, Pengolahan Citra
h. 9. Digital ...,h.. 1.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
87
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

gambar dalam region atau object), pengurangan noise38, kontras dan


mendeskripsikan objek tersebut untuk peningkatan kecerahan, dan koreksi
direduksi dalam bentuk yang diinginkan warna.39
dan klasifikasi (recognition) dari objek Tidak ada astrofotografi yang
tersebut. Ketiga, High level process, melakukan pemrosesan gambar sama
meliputi pemberian arti suatu rangkaian persis. Program yang baik memiliki
objek-objek yang dikenali dan akhirnya tutorial yang menjelaskan cara
menampilkan fungsi-fungsi kognitif pengoperasiannya, pengguna akan
secara normal sehubungan dengan menemukan kombinasi yang paling
penglihatan.36 sesuai untuk masing-masing citra,
Image Processing bertujuan terutama jika tujuannya adalah untuk
memperbaiki kualitas citra agar mudah menghasilkan "citra terbaik". Citra yang
diinterpretasi oleh manusia atau mesin ilmiah harus mengikuti proses
(dalam hal ini komputer). Teknik-teknik pengolahan ketat langkah demi langkah,
pengolahan citra mentransformasikan yang dapat didokumentasikan dan tidak
citra menjadi citra lain. Jadi, membahayakan data.40
masukannya adalah citra dan Banyak yang menggunakan
keluarannya juga citra, namun citra lebih dari satu program untuk
keluaran mempunyai kualitas lebih baik melengkapi citra yang akan diproses,
daripada citra masukan.37 38
Noise merupakan sebuah istilah
Dalam astrofotografi, yang digunakan oleh analis data deret
waktu untuk menggambarkan fluktuasi
mengambil citra merupakan suatu acak yang mungkin mengaburkan sinyal
langkah awal. Untuk sampai pada citra sebenarnya. Urutan kesalahan, dalam
pengamatan berturut-turut, yang terdiri dari
yang memuaskan, maka harus nilai acak bebas dari distribusi normal
dengan artian nol disebut white noise. Lihat
menghadapi hal-hal seperti
http://www.oxfordreference.com, kata
kunci “noise”. Secara singkat Noise disebut
sebagai ganguan pada citra. Diakses pada
tanggal 14 februari 2018, pukul 08.45 WIB.
39
Robert Reeves, Introduction to
36
Fajar Astuti Hermawati, Digital Astrophotography; Imaging the
Pengolahan Citra Digital; Konsep dan Universe with a Digital Camera, (New
Teori, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2013), York: Congress Cataloging, 2005), PDF e-
h. 4. book, h. 353.
37 40
Priyanto Hidayatullah, Pengolahan Robert Reeves, Introduction to
Citra Digital ..., h. 5. Digital ..., h. 353.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
88
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

mulai dari kecerahan, kontras, koreksi membantu keberhasilan pengamatan


warna, dan lain-lain. Oleh sebab itu, hilal sebanyak 15 data sejak 2013
sulit untuk meletakkan aturan atau hingga Mei 2017 dari pengamatan rutin
langkah universal dalam pengolahan setiap bulannya, pada bulan-bulan
gambar. Sehingga sangat dibutuhkan selanjutnya secara umum tinggi hilal di
keahlian khusus.41 bawah delapan derajat membutuhkan
pengolahan citra sebagaimana
C. Image Processing pada dijelaskan di atas.42
Astrofotografi di BMKG untuk Sedangkan hilal pada ketinggian
Rukyatul hilal sembilan derajat terkadang juga
BMKG hanya melakukan Image membutuhkan Image Processing untuk
Processing pada citra-citra hilal pada memperjelas citra hilal, dapat dikatakan
saat ketinggian di bawah delapan opsional untuk hilal pada ketinggian
derajat. Karena biasanya pada sembilan derajat. Namun hilal pada
ketinggian tersebut citra hilal belum ketinggian sepuluh derajat ke atas, tidak
dapat dipastikan apakah terlihat atau membutuhkan Image Processing karena
tidak. Terkadang hilal sudah terlihat pada ketinggian tersebut citra hilal telah
namun perlu dinaikkan kontras pada terlihat jelas.
citra tersebut agar lebih jelas citra Sebelum melakukan pengolahan
hilalnya. Atau mungkin citra hilal citra terlebih dahulu harus mengetahui
terlihat samar-samar, maka dinaikkan orientasi hilal dan ukuran hilal dengan
kontrasnya dan memperhatikan prediksi. Orientasi hilal untuk
konsistensinya pada citra-citra lain. Hal memprediksikan arah kemiringan hilal
tersebutlah yang menjadi alasan utama terhadap sinar matahari, sedangkan
mengapa Image Processing dibutuhkan ukuran hilal untuk menentukan bentuk
dalam citra hilal. hilal dalam satu frame, dengan
Dengan menerapkan metode
pengolahan citra di atas, Image
Processing pada astrofotografi telah
42
Interview dengan Iswanudin pada
41
Robert Reeves, Introduction to tanggal 7 Februari 2018, pukul 11.00 WIB.
Digital ..., h. 353-354. Di BMKG Pusat, Jakarta Pusat.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
89
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

diprediksikan besar hilal itu seperti tersebut dalam bentuk gambar


apa.43 dapat dibedakan dari objek lain
Pada umumnya terdapat 4 atau background. Kontras
metode yang dapat dilakukan dalam ditentukan oleh perbedaan dalam
Images Processing pada astrofotografi warna dan tingkat kecerahan dari
untuk rukyatul hilal, di antaranya: objek yang satu dengan yang
1. Meningkatkan atau menurunkan lainnya dalam jangkauan pandang
kontras pada satu citra hilal. yang sama.45
2. Meningkatkan atau menurunkan Dalam citra hilal kontras
kontras pada beberapa citra hilal diperlukan untuk memperjelas
dengan memperhatikan ketampakan hilal pada satu citra,
konsistensinya. karena biasanya citra hilal sering
3. Penumpukan citra hilal tanpa terlihat sama dengan background
kalibrasi. atau objek lain seperti awan yang
4. Penumpukan citra hilal dengan ada disekelilingnya, sehingga sulit
kalibrasi.44 dipastikan apakah objek tersebut
Untuk memahami empat hal adalah hilal atau bukan, maka
proses pengolahan di atas, berikut akan diperlukan peningkatan kontras
dijelaskan secara terperinci dari masing- agar citra Hilal lebih mendominasi.
masing metode Image Processing: Jadi, dalam peningkatan
1. Meningkatkan atau menurunkan kontras pada satu citra hilal ini,
kontras pada satu citra hilal. pada dasarnya dalam citra awal
Kontras dalam visual adalah hilal telah terlihat atau tampak,
sesuatu yang membuat sebuah namun peningkatan kontras pada
objek atau representasi dari objek citra hilal tersebut dilakukan untuk
lebih memperjelas hilal yang sudah
43
Interview dengan Rukhman terlihat. Perhatikan contoh gambar
Nugraha pada tanggal 7 Februari 2018, berikut!
pukul 09.00 WIB. Di BMKG Pusat, Jakarta
Pusat.
44
Interview dengan Rukhman 45
John Felix, “Penggunaan Kontras
Nugraha pada tanggal 7 Februari 2018, Warna dalam Fotografi”, Jurnal
pukul 09.00 WIB. Di BMKG Pusat, Jakarta Humaniora, Vol.1, No.2, Oktober 2010, h.
Pusat. 319.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
90
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

dapat dipastikan terlihat atau tidak,


namun kemungkinan terlihat itu
ada, sehingga pengolahan pada satu
citra hilal saja tidak akan
membantu. Hal lain yang perlu
dilakukan adalah memperhatikan
konsistensi ketampakan hilal pada
Gambar 3.3; Citra Awal. citra yang lain. Konsistensi yang
dimaksudkan adalah adanya
kesamaan antara citra yang satu
dengan citra yang lain, baik dari
segi bentuk hilal, maupun dari segi
posisi atau letak hilal dalam citra
satu dengan citra yang lainnya.
Jika konsistensinya
Gambar 3.4; Citra Sesudah menunjukkan persamaan, maka
Diproses. dapat disimpulkan bahwa yang
2. Meningkatkan atau menurunkan terlihat seperti hilal tersebut adalah
kontras pada beberapa citra hilal hilal. Dalam proses tersebutlah
dengan memperhatikan kontras dinaikkan pada beberapa
konsistensinya. citra untuk lebih meyakinkan
Fungsi kontras masih tetap bahwa citra hilal benar terlihat.
sama dalam tahapan ini yaitu Perhatikan contoh gambar berikut!
membuat sebuah objek atau
representasi dari objek tersebut
dalam bentuk gambar dapat
dibedakan dari objek lain atau
background.
Yang membedakan tahap
ini dengan tahap sebelumnya
adalah pada tahap ini hilal belum Gambar 3.5; Citra Awal.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
91
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

menampilkan citra hilal akhir,


sehingga dapat dipastikan apakah
hilal terlihat atau tidak. Jika citra
hilal terlihat, maka pada akan
muncul suatu bentuk hilal pada
tempat dan posisi yang sama dalam
citra yang telah ditumpuk tersebut.
4. Penumpukan citra hilal dengan
kalibrasi.
Gambar 3.6; Citra Sesudah
Pada tahap terakhir untuk
Diproses.
prosesnya hampir sama dengan
3. Penumpukan citra hilal tanpa
tahap ketiga, yaitu menumpukkan
kalibrasi.
beberapa citra hilal menjadi satu
Berbeda dengan tahap
citra untuk dapat mengetahui
sebelumnya, pada tahap ini hilal
apakah hilal terlihat atau tidak.
tidak terlihat dalam beberapa citra.
Namun yang membedakannya
Dan peningkatan kontras pada satu
adalah pada tahap keempat ini
citra atau peningkatan kontras pada
sebelum melakukan penumpukan
beberapa citra dengan
tersebut terlebih dahulu melakukan
memperhatikan konsistensinya
kalibrasi terhadap citra hilal.
tidak membantu untuk
Kalibrasi tersebut dilakukan
menampilkan citra hilal pada
pada saat pengambilan citra dengan
gambar. Maka tahapan selanjutnya
alat-alat kaliblator. Untuk
yang mungkin untuk dilakukan
meningkatkan Signal to Noise
adalah menumpukkan beberapa
(S/N) Ratio, lakukan perekaman
citra hilal atau menggabungkan
citra bias (bias frame), citra gelap
beberapa citra menjadi satu.
(dark frame), dan citra medan datar
Penumpukan tersebut tidak
(flat field frame).
terbatas jumlahnya, bisa mencapai
Citra Bias diperlukan untuk
100 citra atau bahkan lebih banyak.
mengoreksi ketidakteraturan setiap
Penumpukan citra tersebut akan
pixel pada detektor dalam merekam

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
92
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

data. Citra Gelap diperlukan untuk D. Pandangan Ulama Terhadap


mengoreksi efek panas dan derau Keabsahan Image Processing pada
elektronik pada detektor. Citra Astrofotografi untuk Rukyatul
Medan Datar diperlukan untuk hilal
mengoreksi permasalahan- Image Processing pada
permasalahan terkait dengan astrofotografi untuk rukyatul hilal
penjalaran cahaya dari depan merupakan bentuk penerapan sains dan
teleskop, lensa, hingga ke teknologi terhadap penetapan
detektor.46 pelaksanaan ibadah. Menurut Baiquni,
Di BMKG sendiri Image sains adalah himpunan pengetahuan
Processing yang dilakukan sejauh manusia tentang alam yang diperoleh
ini hingga tahap pertama dan tahap sebagai konsensus para pakar, melalui
kedua. Yaitu tahapan meningkatkan penyimpulan secara rasional mengenai
kontras pada satu citra hilal dan hasil-hasil analisis yang kritis terhadap
beberapa citra hilal dengan data pengukuran yang diperoleh dari
memperhatikan konsistensinya. observasi pada gejala-gejala alam.
Namun terkadang pernah juga Sedangkan teknologi adalah himpunan
melakukan percobaan pengolahan pengetahuan manusia tentang proses-
gambar hingga ke tahapan yang proses pemanfaatan alam yang
lebih lanjut atau kompleks. Hal ini diperoleh dari penerapan sains, dalam
menunjukkan bahwa hilal dengan kerangka kegiatan yang produktif
ketinggian lebih rendah dapat ekonomis.48 Beragam fenomena
terlihat dengan teknik kebaruan semesta dan peristiwa selalu
astrofotografi, meskipun mata diiringi pula dengan runtutan teori yang
telanjang belum dapat melihatnya.47

46
Interview dengan Rukhman (Kuala Lumpur: Universiti Malaya, 2013),
Nugraha pada tanggal 7 Februari 2018, h. 102.
pukul 09.00 WIB. Di BMKG Pusat, Jakarta 48
Jamal Fakhri, “Sains dan
Pusat. Teknologi dalam al-Qur’an dan
47
Joko Satria A, dkk “Pensabitan Implikasinya dalam Pembelajaran”, Jurnal
Hilal Menerusi Teknik Pengimejan”, dalam Ta’dib, Vol. XV No. 01. Edisi, Juni 2010,
Dimensi Penyelidikan Asytonomi Islam h.123.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
93
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

menjelaskannya.49 Berikut akan Syarhil Minhaj, Ibnu Hajar


dipaparkan pandangan ulama terhadap menjelaskan bahwa rukyatul hilal
keabsahan Image Processing pada dilakukan pada saat setelah ghurub,
astrofotografi untuk rukyatul hilal, di dan dilakukan tanpa menggunakan
antaranya: perantara (alat) seperti kaca ( ‫ال‬
1. Ulama Fiqh Klasik ‫)بواسطة نحو مرآة‬.51
a. Ahmad Ibnu Hajar al-Haitami
Hal tersebut merupakan
Ibnu Hajar al-Haitami lahir
penjelasan dari pelaksanaan
di Mahallah Abi al-Haitam, Mesir
rukyatul hilal dalam menetapkan
bagian Barat, Rajab 909 H, beliau
puasa Ramadan, dimana Ibnu Hajar
wafat di Mekkah Rajab 973 H.
juga menjelaskan bahwa:
Beliau adalah seorang ulama di
‫يجب صوم رمضان با كمال شعبان ثال ثين أو رؤية‬
bidang fikih mazhab syafi'i, ahli 52
‫الهالل‬
kalam dan tasawuf. Ibnu Hajar
menguasai berbagai ilmu antara “Kewajiban puasa Ramadan
dilakukan dengan
lain tafsir, hadis, ilmu kalam, fikih,
menyempurnakan jumlah bulan
ushul fiqh, ilmu waris, ilmu hisab, Syakban 30 hari atau dengan
rukyatul hilal”.
tasawuf, dan ilmu lain. Di antara
karya-karyanya adalah al-Fatawa b. Abdul Hamid asy-Syarwani

al-Fiqhiyyah al-Kubra, Syarh Abdul Hamid bin al-Husain

Mukhtashar Abi al-Hasan al-Bakri, al-Daghistani al-Syarwani al-

Tuhfatul Muhtaj al Syarhil Minha, Makki. Beliau menekuni berbagai

dan masih banyak karya lainnya.50 ilmu agama di negerinya,


Daghistan, kemudian beliau
Dalam kitab Hamisy
mengembara ke negara-negara
Hawasyii Tuhfatul Muhtaj bi
Islam dalam rangka menuntut ilmu,

49
Istanbul, lalu ke Mesir. Di kedua
Hasan Baharun, dkk, Metodologi
Studi Islam; Percikan Pemikiran Tokoh
51
dalam Membumikan Agama, (Jogjakarta: Ahmad Ibnu Hajar al-Haitami,
Ar-ruzz Media, 2011), h.76. Hamisy Hawasyii Tuhfatul Muhtaj bi
50
Diadaptasi dari Syarhil Minhaj, (Mesir: Mushthafa
https://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Hajar_al Muhammad, tt), h. 371-372.
52
-Haitami, diaskses pada 05 Mei 2017, pukul Ahmad Ibnu Hajar al-Haitami,
21.35 WIB. Hamisy Hawasyii Tuhfatul ..., h. 371-372.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
94
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

kota pusat keilmuan Islam pada 1856 M., di daerah al-Muti’,


masa tersebut, al-Syarwani keturunan Bakhit bin Husein. Pada
menimba ilmu dari para ulama usia empat tahun ayahnya
terkemuka di sana, antara lain memasukkan dia ke sekolah.
Syaikh Mushthafa al-Wadini dan Setelah hafal al-Qur'an sang ayah
Syaikhul-Islam Ibrahim bin mengantarkannya ke al-Azhar.
Muhammad al-Bajuri. Karyanya Pada tahun 1297 M, pemerintah
yang paling terkenal adalah menunjuk Muhammad Bakhit Al-
Hawasyi (catatan pinggir) terhadap Muti’i sebagai Ketua Pengadilan di
Tuhfah al-Muhtaj Syarh al-Minhaj, Kabupaten Qalyubi. Satu tahun
karya Ibnu Hajar al-Haitami, dan kemudian ia pindah sebagai hakim
dicetak di Mesir dalam 10 jilid.53 di Kabupaten Al-Minya. Di antara
al-Syarwani menyatakan karya-karyanya adalah Jam Al-
bahwa dalam rukyatul hilal lebih Jawami, Irsyad Ahli al-Millah ila
utama untuk dilakukan tidak Isbat al-Ahillah, al-Kalimat al-
dengan menggunakan alat, tetapi Hisan fi al Ahruf al-Sab’ah wa
juga diperbolehkan menggunakan Jami’i al-Qur'an, al-Qaul al-Mufid
alat. Alat yang dimaksud tersebut fi al-Tawhid, dan lain-lain.55
adalah seperti air, ballur, sesuatu
al-Muti’i berpendapat
yang mendekatkan yang jauh, dan
bahwa ( ‫تقبل شهادة الرائ للهالل ولو رأي‬
yang membesarkan yang kecil
‫)بالنظارة المعظمة‬ dapat diterima
dalam pandangan.54
persaksian orang yang melihat hilal
c. Muhammad Bukhit al-Muti’i
walaupun ia melihat dengan
Muhammad Bakhit al-
teropong pembesar sepanjang hilal
Muthi'i merupakan seorang Mutfi
tersebut dapat dilihat oleh selain
Mesir lahir pada tahun 1271 H /
orang yang tajam sekali

53
padangannya menurut kita, karena
Diadaptasi dari
www.muslimedianews.com, diakses pada
55
05 Mei 2018, pukul 22.07 WIB. Diadaptasi dari
54
Abdul Hamid asy-Syarwani, http://arhamsukses.blogspot.co.id
Hawasyii Tuhfatul Muhtaj bi Syarhil /2012/02/biografi-muhammad-bakhit-al-
Minhaj, (Mesir: Mushthafa Muhammad, tt), mutii.html, diakses pada 05 Mei 2018,
h. 372 pukul 22.50 WIB.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
95
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

yang dilihat dengan perantaraan mendapatkan gelar Ph.D dalam


alat tersebut adalah hilal itu sendiri ilmu fiqih perbandingan mahzab di
dan fungsinya hanya untuk Universitas al-Azhar. Beliau
membentuk penglihatan untuk menjadi anggota Komisi Fatwa
melihat benda yang jauh atau kecil MUI Pusat sejak tahun 1987,
yang tidak mungkin dilihat tanpa menjadi anggota Dewan Syariah
alat tersebut. Nasional MUI sejak 1997, dan
Al-Muthi’i menambahkan menjadi ketua MUI Pusat Bidang
oleh karena itu, tidak ada halangan Pengajian dan Pengembangan
untuk melihat hilal sekarang ini Sosial sejak 2000. Karangannya
dari teropong Bulan Mesir dan lain- yang dibukukan dan diterbitkan
lainnya dengan alat pembesarnya. antara lain adalah, Pandangan
Adapun rukyat dengan perantaraan Islam tentang Gender, Pengantar
teropong pembesar, maka ia seperti Perbandingan Mahzab, Fiqih
rukyat dengan mata tanpa Perempuan Kontemporer, Masail
perbedaan sebagaimana diketahui Fiqhiyah: Kajian Fiqih
hal itu pada penggunaan kacamata Kontemporer, dan lain-lain.57
untuk membaca.56 Menurut Huzaemah
2. Ulama Fiqh Kontemporer penggunaan teknik astrofotografi
a. Huzaemah T. Yanggo untuk rukyatul hilal sebagai
Huzaemah Tahido Yanggo penentuan awal bulan Kamariah
dilahirkan di Donggola, Sulawesi merupakan suatu perkara yang
Tengah pada 30 Desember 1946. baik. Karena kemampuan teknik
Beliau merupakan Rektor Institut tersebut yang dapat mendeteksi
Ilmu al-Qur’an (IIQ) 2014-2018 hilal dengan output-nya berupa
dan Ketua Bidang Fatwa MUI gambar. Dimana dengan mata
Pusat. Beliau adalah wanita telanjang hal tersebut tidak dapat
pertama dari Indonesia yang
57
Diadaptasi dari profil beliau yang
56
Muhammad Bukhit al-Muti’i, tertera pada halaman web site IIQ, lihat
Irsyadu Ahli al-Millati Ila Itsbaati al- https://iiq.ac.id/index.php?a=artikel&d=5&i
Ahillah, (Mesir ; Kurdistan al-Ilmiyah, d=221, diakses pada 05 Mei 2018, pukul
1329 H ), h. 293-294 21.00 WIB.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
96
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

dilakukan. Hal ini sangat berkaitan memperjelas pelaksanaan ibadah.


erat dengan perkembangan Peninjauan suatu perkara atas dasar
teknologi yang mengambil peran “baik” tersebut sangat perlu dalam
dalam perkara ibadah, sehingga perkembangan suatu hukum yang
ketika teknologi tersebut dapat mengikuti kemajuan zaman dan
mempermudah pelaksanaan menuju teknologi.
suatu ibadah maka itu dipandang Kemudian untuk Image
baik. Processing atau pengolahan citra
Pada hakekatnya istihsan itu dari hasil astrofotografi tersebut,
adalah berkaitan dengan penerapan jika sifatnya sebagai proses lanjutan
atau pelaksanaan ketentuan hukum untuk memperjelas atau
yang sudah jelas dasar dan memastikan keberadaan hilal pada
kaidahnya secara umum baik dari citra maka sah-sah saja untuk
nash, ijma’, atau qiyas, tetapi diterapkan. Selama dalam
ketentuan hukum yang sudah jelas pemrosesan yang dilakukan padat
ini tidak dapat diberlakukan dan dipertanggungjawabkan secara
harus dirubah karena berhadapan ilmiah. 59
dengan persoalan yang khusus dan b. Al Yasa Abubakar
spesifik.58 Dengan menggunakan Al Yasa’ Abubakar lahir di
dasar istihsan, kita dapat mengatasi Takengon, Aceh Tengah, tahun
masalah kontemporer seperti 1953. Beliau merupakan profesor di
penggunaan astrofotografi untuk bidang fikih dan ushul fiqh UIN ar-
rukyatul hilal. Mengingat sejauh ini Raniry Banda Aceh. Di luar
permasalahan mengenai penetapan kampus beliau pernah bertuga
awal bulan kamariah tidak kunjung sebagai Wakil Ketua Majelis
menuai titik temu. Maka Permusyawaratan Ulama (MPU)
astrofotografi di sini merupakan Aceh dan setelah itu Kepala Dinas
salah satu metode yang Syari’at Islam Provinsi Aceh yang

59
Interview dengan Huzaemah T.
58
Romli SA, Studi Perbandingan Yanggo, pada 22 februari 2018 pukul 11.45
Ushul Fiqh, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, WIB di Insitut Ilmu Qur’an Ciputat,
2014), h. 194. Jakarta.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
97
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

pertama. Beliau juga pernah diberi pada tiga hal: Pertama, jika ditinjau
amanah menjadi Ketua Pimpinan dalam perspektif hisab
Wilayah Muhammadiyah provinsi astrofotografi tersebut tidak
Aceh. Ketika aceh diberi izin untuk diperlukan selain termasuk kedalam
melaksanakan syari’at Islam, perkara mubazir, juga karena tanpa
melalui UU No. 44 Tahun 1999, bantuan alat tersebut perkara
beliau ikut terlibat dalam penentuan awal bulan Kamariah
penyusunan perencanaan, sudah dianggap selesai dalam artian
kebijakan, dan penulisan berbagai telah dapat ditentukan kapan bulan
qanun untuk pelaksanaannya baru akan masuk. Kedua, jika
sampai sekarang. Di antara buku ditinjau dalam perspektif rukyat
yang beliau tulis yang telah murni juga hal tersebut tidak perlu
diterbitkan yaitu: Alam Pikiran dilakukan karena ketika melakukan
Islam dan Perkembangannya, pengamatan dengan mata telanjang
(terjemahan) 1986; Hidayatul hilal tidak terlihat dikarenakan
Habib fit Targhib wat Tarhib, tertutup awan atau mendung maka
2012; Penerapan Syari’at Islam di diistikmalkan tanpa harus bersusah
Aceh: Upaya Penyusunan Fiqh payah menggunakan teknologi.
dalam Negara Bangsa, 2013; Ketiga jika ditinjau dari rukyat hilal
Metode Istislahiah Pemanfaatan yang didukung oleh alat bantu
Ilmu Pengetahuan dalam Ushul maka alat tersebut berguna dalam
Fiqh, 2016; dan masih banyak lagi mempermudah pengamatan hilal.
karya lainnya.60 Salah satu langkah
Al Yasa Abubakar penalaran istislahiah adalah
memandang persoalan menggunakan hasil dan capaian
astrofotografi untuk rukyatul hilal ilmu pengetahuan dan teknologi
terhadap kedudukan alat tersebut modern. Hal ini perlu

60
dipertimbangkan dan digunakan,
Diadaptasi dari beberapa
halaman biografi penulis pada buku-buku karena biasanya apa yang
belia, salah satunya Metode Istislahiah;
Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dalam dihasilkan dan dijelaskan oleh ilmu
Ushul Fiqh, (Jakarta: Prenadamedia Group, pengetahuan relatif telah terukur
2016).

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
98
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

tersistematisasi bahkan terbukti dan juga sebagai Wakil Ketua


kemanfaatannya atau Umum Majelis Ulama Indonesia
kemudaratannya.61 Maka untuk (MUI) Provinsi Jawa Tengah.
tingkat pengolahan citra atau Image Selain itu beliau juga pernah
Processing dapat dilakukan sampai menjabat sebagai Wakil Sekretaris
kepada tahapan yang masih (1996-1998), Sekretaris (1998-
diterima oleh akal. Dalam artian 1999), dan Wakil Ketua (1999-
harus benar-benar ilmiah 2000) Pengurus Wilayah Nahdlatul
pengolahannya. Karena dalam Ulama (PWNU) Jawa Tengah.
multimedia apa saja dapat Beliau juga pernah menjadi Rektor
dilakukan, sehingga sangat Universitas Wahid Hasyim
memungkinkan adanya manipulasi. (Unwahas) Semarang (2008-2010).
Untuk menghindari hal tersebut, Di antara karya-karya beliau yaitu:
maka penerapan prinsip-prinsip Hukum Islam di Indonesia, 2006;
umum tentang pengolahan citra Pembaharuan Hukum Islam di
ilmiah perlu dilakukan dan Indonesia, 2002; Fiqh Aktual,
divalidasi dengan bukti-bukti 2003; Fiqh Kontekstual, 2003: dan
pendukung lain.62 karya-karya lain.63
c. Ahmad Rofiq Menurut Ahmad Rofiq
Ahmad Rofiq lahir di dalam rukyatul hilal, teknologi
Kudus14 Juli 1959. Saat ini beliau berfungsi untuk membantu
merupakan Direktur Pasca Sarjana pengamatan hilal dan manusia yang
UIN Walisongo Semarang, akan menentukan apakah hilal
sekaligus guru besar dalam Hukum terlihat atau tidak berdasarkan
Islam UIN Walisongo Semarang, hukum yang berlaku. Teknologi
apa pun dalam rukyatul hilal harus
61
Al Yasa’ Abubakar, Metode senantiasa mempertimbangkan dua
Istislahiah; Pemanfaatan Ilmu hal, yaitu kalibrasi dan validasi
Pengetahuan dalam Ushul Fiqh, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2016), h.74.
62 63
Interview dengan Alyasaa Diadaptasi dari riwat penulis
Abubakar, pada 1 Maret 2018 pukul 18.14 pada buku beliau, Fiqh Mawaris, (Depok:
WIB., via telepon dengan melampirkan data PT Rajagrafindo Persada, 2012), h. 215-
ke rumah informan di Dasussalam, Aceh. 220.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
99
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

kebenaran teknologi tersebut, Rekayasa dalam teknologi


begitu halnya dengan teknik rukyat bisa saja terjadi, maka hal
astrofotografi yang dilakukan oleh yang akan berlaku adalah ‫حكم الحاكم‬
BMKG. ‫“ إلزام يرفع الخالف‬Keputusan hakim
Ahmad Rofiq adalah suatu yang harus ditaati
menambahkan bahwa rukyatul hilal sebagai pemutus perbedaan”, dalam
merupakan instrumen untuk hal ini peran hakim (dalam rukyatul
menerapkan perintah melihat hilal hilal hakim yang dimaksud adalah
berdasarkan dasar-dasar hadis Kementerian Agama RI) juga
rukyat. Pemahaman secara bahasa sangat dibutuhkan, yaitu sejauh
atau redaksi kata “‫ ”تروالهالل‬dalam mana hakim yakin terhadap alat
hadis-hadis rukyat menunjukkan tersebut. Hukum hakim tersebut
bahwa amaratul lafdzi dalam kata dilakukan melalui beberapa proses,
tersebut adalah rukyat dengan kasat diantaranya: hisab (perhitungan),
mata, bukan dengan akal. Agar kriteria imkan ar-rukyat, dan proses
seseorang dapat melihat hilal sidang isbat. Ketika dilakukan
tersebut, maka digunakanlah peninjauan terdapat kesesuaian atau
teropong atau teknologi lain untuk akurasi dengan tiga hal di atas,
mengurangi halangan atau maka dapat dipergunakan (sah),
kesulitan. Posisi alat di sini adalah jika tidak maka tidak dapat
untuk membantu hingga kepada dipergunakan (tidak sah).64
tingkat yang meyakinkan. Pada
akhirnya, sepanjang Image 3. Ulama Sains dan Ulama Falak
Processing pada astrofotografi a. S. Farid Ruskanda
untuk rukyatul hilal yang dilakukan S. Farid Ruskanda
BMKG dapat merupakan salah satu tokoh
dipertanggungjawabkan penggas Teknologi Rukyat pada
kebenarannya maka dapat tahun 1994, saat itu beliau
digunakan, karena posisinya untuk
64
Interview dengan dengan Ahmad
membantu. Rofiq, pada 7 Maret 2018 pukul 08.00 WIB
di Pasca Sarjana UIN Walisongo,
Semarang.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
100
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

merupakan sebagai peneliti pusat menembus asap di pekarangan.


penelitian Kalibrasi, Instrumentasi Agar pandangan kita jelas, kita
dan Mentrologi LIPI. Terdapat dua dapat membersihkan lubang
karya beliau yang masih sering pengintip, membeningkan kaca
dijadikan sebagai rujukan hingga jendela yang suram, dan menghalau
saat ini adalah Rukyat dengan asap yang menghalangi. Demikian
Teknologi dan 100 Masalah Hisab pula prinsip kerja teknologi
Rukyat.65 pengolahan citra.
Menurut Farid Ruskanda Farid Ruskanda
Image Processing merupakan suatu menegaskan, apapun upaya yang
teknologi yang digunakan untuk dilakukan, jika bendanya tidak ada,
memproses citra yang terbentuk tidak akan terlihat apa-apa. Jadi
sehingga bertambah jelas, terang teknologi pengolahan citra tidak
dan bersih, serta masih sesuai bisa mengadakan (atau tepatnya
dengan bentuk aslinya. “mengada-mengada”) benda yang
Teknik ini tidak bisa tidak ada, bagaimanapun suasana
mengarang-ngarang benda atau kejiwaan orang yang
citra (hilal) yang tidak ada menjadi menggunakannya. Teknologi
ada. Bagaimanapun canggihnya pengolahan citra tidak bisa
teknologi pengolahan citra, jika menghadirkan benda yang gaib.66
citranya tidak hadir, dan tidak b. Thomas Djamaluddin
wujud, maka sesuatu itu tidak akan Thomas Djamaluddin lahir
ada. Jika citranya hadir, walaupun di Purwokerto, 23 Januari 1962.
tipis dan suram, selalu bisa Saat ini beliau bekerja di LAPAN
disempurnakan. Teknik ini dapat (Lembaga Penerbangan dan
dibandingkan dengan aktivitas Antariksa Nasional) sebagai Kepala
melihat melali lubang di dinding, LAPAN dan Peneliti Utama IVe
menembus kaca jendela, lalu (Profesor Riset) Astronomi dan

65 66
Diadaptasi dari beberapa sumber, S. Farid Ruskanda, 100 Masalah
di antaranya buku Rukyat dengan Teknologi Hisab & Rukyat; Telaah Syaria, Sains dan
dan 100 Masalah Hisab Rukyat karya S. Teknologi, (Jakarta: Gema Insani Press,
Farid Ruskanda. 1996), h. 79-80

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
101
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

Astrofisika. Sebelumnya pernah Menurut Thomas


menjadi Kepala Unit Komputer Astrofotografi dan Image
Induk LAPAN Bandung (Eselon Processing adalah alat bantu untuk
IV), Kepala Bidang Matahari dan menambah keyakinan. Hal ini sama
Antariksa (Eselon III), Kepala dengan penggunaan jam untuk
Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer meyakinkan masuknya waktu
dan Iklim (Eselon II) LAPAN, dan shalat atau penggunaan kompas
Deputi Sains, Pengkajian, dan untuk meyakinkan arah kiblat.
Informasi Kedirgantaraan (Eselon Penggunaan Image Processing
I). Saat ini juga mengajar dan pada astrofotografi untuk rukyatul
menjadi pembimbing di Program hilal merupakan upaya saintifik
Magister dan Doktor Ilmu Falak di untuk memperjelas citra dengan
UIN Walisongo Semarang. menghilangkan efek gangguan dan
meningkatkan kontrasnya. Image
Terkait dengan kegiatan
processing sangat disarankan
penelitian, saat ini Thomas
digunakan pada rukyatul hilal utuk
Djamaluddin menjadi anggota
meyakinkan bahwa objek yang
Himpunan Astronomi Indonesia
direkam benar-benar hilal, bukan
(HAI), International Astronomical
objek lain.
Union (IAU), dan National
Tahapan penggunaan
Committee di Committee on Space
metode-metode Image Processing
Research (COSPAR), serta anggota
sangat bergantung pada tingkat
Badan Hisab Rukyat (BHR)
kesulitannya. Hilal yang cukup
Kementerian Agama RI dan BHR
tinggi dan umurnya relatif lebih tua
Daerah Provinsi Jawa Barat. Lebih
adalah hilal yang relatif paling
dari 50 Penelitian ilmiah, lebih dari
mudah dirukyat, jadi cukup
100 tulisan populer, dan 5 buku
dilakukan pengolahn citra dengan
tentang astronomi dan keislaman
ditingkatkan kontrasnya saja.
telah beliau publikasikan.67
Semakin muda umur hilal dan

67
Diadaptasi dari djamaluddin-thomas-djamaluddin/, diakses
https://tdjamaluddin.wordpress.com/1-t- pada 08 Mei 2018, pukul 09.46 WIB.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
102
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

ketinggiannya rendah, hilal akan bisa segera percaya utuk melakukan


semakin redup, maka perlu itsbat.68
dilakukan tahapan-tahapan Secara umum tujuan dari
selanjutnya dalam Image Rukyat bil fi'li adalah mencari bukti
Processing. Menurut Thomas pada hilal, yang juga lebih meyakinkan
citra yang sangat lemah perlu dengan alat bantu astrofotigrafi
ditumpuk seperti tahapan ketiga berikut Image Processing. Jadi
dan keempat dalam metode Image Image Processing merupakan
Processing BMKG, atau bisa juga bagian dari rukyatul hilal yg
dengan menambah waktu eksposur mempunyai kedudukan yang sama
waktu pengambilan citra. degan rukyat bil fi’li, bahkan
Dalam hal penerapan Image buktinya lebih kuat. Adapun
Processing pada astrofotografi perbedaannya hanya terletak pada
untuk rukyatul hilal harus dipahami bukti yang diperoleh. Rukyat bil fi'li
bahwa rukyatul hilal adalah cara buktinya disimpan di otak
meyakinkan bahwa bulan telah pengamat dan dinyatakan secara
berganti dengan bukti terlihatnya lisan dengan sumpah di hadapan
hilal. Sebagai bukti, hilal bisa hakim. Image Processing buktinya
diperoleh dengan pengamatan bisa ditunjukan di layar atau
langsung tanpa alat, pengamatan dicetak utuk meyakinkan hakim
langsung dengan alat (seperti yang meng-itsbat. Kedudukan
kacamara, binokuler, teleskop), kesaksian dari kedua hal ini adalah
perekaman dengan kamera tanpa sama karena bukti citra sangat kuat
pengolahan citra, atau perekaman dan tak terbantahkan.
dengan pengolahan citra (Image Di sini lain, Image
Processing). Pengamatan langsung Processing bisa saja jadi terjadi
diyakinkan lagi dengan sumpah. kesalahan dalam interpretasi.
Tetapi dengan bukti perekaman Misalnya ada goresan cahaya yang
mudah ditunjukkan citranya, hakim
68
Interview dengan dengan
Thomas Djamaluddin pada 07 Mei 2018,
pukul 08.06 WIB, via WhatsApp.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
103
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

diduga hilal, namun sebenarnya saja dari praktek observasi benda-


bukanlah hilal sesungguhnya. benda langit. Demikian juga Image
Namun, secara astronomi kesalahan Processing. Sebelumnya, harus
tersebut bisa dihindari dg dibedakan terlebih dahulu antara
membandingkannya dengan model rukyatul hilal (dan Image
bentuk hilal, seperti ditunjukkan Processing) dengan metode
aplikasi astronomi (a.l. Stellarium). penetapan penanggalan hijriyah.
Data Image Processing Hisab dan rukyatul hilal hakikatnya
dapat dijadikan sebagai data dalam dapat dipandang sebagai pekerjaan
pengembangan hilal, bahkan lebih saintifik. Sedangkan penetapan
utama daripada rukyat bil fi'li yang awal bulan baru hijriyah tidak
buktinya hanya dengan sumpah, semata dan belum tentu
sehingga akan sulit mengacu pada menggunakan kedua pekerjaan
data sumpah dalam pengembangan tersebut sebagai basis keputusan.
penelitian tentang hilal. Data rukyat Perijinan penggunaan (boleh atau
dengan Image Processing dapat tidak boleh) Image Processing
menjadi bukti tak terbantahkan adalah masalah hukum/aturan yang
yang dapat disimpan dalam waktu menjadi ciri khas sistem
lama utuk penelitian berikutnya.69 penanggalan, bukan masalah
c. Muhammad Irfan Hakim70 saintifik.
Menurut Irfan Hakim ruang Jika hukum
lingkup rukyatul hilal memperbolehkan penggunaan
meniscayakan astrofotografi dan Image Processing, maka Image
pekerjaan lanjutannya, misalnya Processing untuk benda langit
adalah Image Processing. Sebab, memang suatu pekerjaan rutinitas
rukyatul hilal dalam perspektif biasa bagi astronom observasional,
sains astronomi adalah suatu contoh sehingga semua metode Image

69
Processing tersebut secara teoritis
Interview dengan dengan
Thomas Djamaluddin pada 07 Mei 2018, dapat saja dilakukan. Dalam
pukul 08.06 WIB. Via WhatsApp.
70
Mahammad Irfan Hakim kondisi kebolehan hukum seperti
merupakan pakar astronomi Institut itu, tidak perlu ada pembatasan
Teknologi Bandung (ITB).

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
104
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

hingga metode mana yang dapat yang telah lama berkiprah dalam
dilakukan kecuali tujuan-tujuan mengambagkan khzanah keilmuan
saintifik itu sendiri yang falak. Hal tersebut dapat dilihat dari
membatasinya. karya-karya beliau, di antaranya:
Hilal hasil Image Almanak Sepanjang (2011), Ilmu
Processing dikatakan sebagai Falak I (2011), Ilmu Falak Arah
rukyat atau tidak merupakan Kiblat Setiap Saat (2013),
perkara yang dispute di ranah Pengantar Ilmu Falak Menyimak
hukum. Kebebasan saintifik an sich Proses Pemebentukan Alam
tidak terhalangi untuk Semesta (2012), dan lain-lain.
membuktikan hal itu benar atau Selain itu beliau juga adalah
tidak benar (rukyatul hilal terbukti penemu Istiwaaini (sebuah alat
atau tidak terbukti) dengan yang didesign untuk menentukan
menggunakan piranti yang ada: arah kiblat, arah true north
mata, teropong, kamera fotografi dansebagainya). Saat ini beliau
dan Image Processing. Namun, merupakan bagian dari beberapa
untuk kepentingan hukum seperti organisasi sosial keagamaan,
ini, sains dapat tunduk pada aturan diantaranya: Ketua Lajnah
hukum (baik diputuskan sejalan Falakiyah PWNU Jawa Tengah,
atau tidak sejalan dengan hasil Wakil Ketua Lajnah Falakiyah
temuan saintifik).71 PBNU, Anggota Musyawarah
Kerja & Tim Hisab Rukyat RI, dan
d. Slamet Hambali
Anggota Komisi Fatwa MUI Jawa
Slamet Hambali lahir pada
Tengah.72
hari Kamis, 5 Agustus 1954 M., di
dukuh Bajangan Desa Sambirejo
Kecamatan Bringin Kabupaten 72
Diadaptasi dari Interview dengan
dengan Slamet Hambali pada hari Rabu 09
Semarang Jawa Tengah. Beliau Mei 2018, pukul 12.30 WIB., di Fakultas
merupakan salah satu ahli falak Syariah dan Hukum UIN Walisongo
Semarang. Lihat juga Laporan Hasil
Penelitian Individual, “Menguji Kakuratan
71
Interview dengan dengan Hasil Pengukuran Arah Kiblat
Muhammad Irfan Hakim, pada 07 Mei Menggunakan Istiwaaini Karya Slamet
2018, pukul 16. 29 WIB. Via WhatsApp. Hambali”.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
105
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

Menurut Slamet Hambali yang diproses itu direkayasa atau


penerapan Image Processing dalam tidak, sehingga perlu pembuktian
citra hilal, pada hakikatnya hilalnya akan proses tersebut.
harus terlihat terlebih dahulu Foto pada prinsipnya adalah
(embrio hilal terlihat itu harus ada), asli, jika ada kasus hilal terlihat
meski pun tidak jelas atau samar- hanya pada hasil citra dasar
samar. Pengolahan diperbolehkan astrofotografi sedangkan ketika
jika sebatas memperjelas citra hilal melihat melalui eyepiece pada
tersebut. Tetapi jika hilal tidak ada teleskop hilal tidak terlihat maka
sama sekali kemudian diproses hal tersebut dapat diterima
menjadi ada maka hal itu tidak meskipun dalam bentuk foto,
dapat diterima. Karena bahkan menurut Slamet Hambali
dikhawatirkan hal tersebut hal ini bukanlah rekayasa, nilai foto
merupakan rekayasa. Dalam hal ini tersebut lebih tinggi jika
akan sangat lebih baik untuk dibandingkan dengan Image
menghindari mudharat. Processing.
Hilal yang diproses untuk Dalam penggunaan Image
memperjelas citra hilal tersebut Processing sangat dibutuhkan
dapat diterima, sehingga Image kejujuran dari pengamat. Oleh
Processing juga dapat dikatakan karena itu setiap pengamatan, baik
sebagai rukyat bil fi’li. Rukyat foto dasar atau foto dengan
dengan perbuatan yang nyata tidak pengolahan citra (memperjelas)
sekedar ilmu pengetahuan tetapi harus tetap diambil sumpah. Di sisi
dengan mengamati langsung, lain setiap pengamatan tersebut
karena pada prinsipnya pengolahan juga harus sesuai dengan kriteria
hanya sebatas memperjelas hilal Imkan al-Rukyat. Pada prinsipnya
bukan mengadakan hilal. Ada pun yang menentukan tetaplah
rekaya adalah mengolah sesuatu keputusan sidang istbat, setiap
menjadi sesuatu atau mengolah proses pengamatan dengan
yang tidak ada menjadi ada. Sangat beragam metode hanya sebagai
sulit untuk memastikan apakah hilal pendukung. Dalam sidang itsbat

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
106
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

jika hasil dari laporan-laporan ini Muthi’i dengan alasan yang


memunculkan perbedaan beragam pula.
pandangan, pada akhirnya juga Ibnu Hajar berpendapat
akan diambil footing antara yang bahwa dalam rukyatul hilal tidak
percaya dan menolak.73 diperbolehkan menggunakan alat
bantu apapun.74 Jadi rukyatul hilal
E. Analisis Pandangan Ulama
yang dimaksud oleh Ibnu Hajar
Terhadap Keabsahan Image
adalah rukyat dengan menggunakan
Processing pada Astrofotografi
mata telanjang. Pendapat ini
untuk Rukyatul hilal
merupakan sebuah kehati-hatian,
Para ulama cenderung berbeda
terhadap penggunaan Image Processing Ibnu Hajar mengemukakan
pendapatnya dengan
pada astrofotografi untuk Rukyatul
mengumpamakan melihat hilal di
Hilal. Penyebab terjadinya perbedaan
kaca karena ditakutkan yang dilihat
tersebut adalah historisitas keberadaan
adalah bukan hilal itu sendiri.
ulama tersebut dengan teknologi yang
Jika berlandasan pada
berkembang serta kepakaran ilmu yang
pendapat Ibnu Hajar, maka
dimiliki oleh ulama tersebut. Jika
melihat beragam pandangan ulama di astrofotografi saja tidak sah untuk

atas, maka dapat dikategorikan menjadi digunakan dalam rukyatul hilal. Itu
artinya secara otomatis juga
tiga pandangan terhadap penggunaan
penerapan Image Processing pada
Image Processing, yaitu:
citra hilal tidak diperkenankan.
1. Ulama yang tidak memperbolehkan
al-Syarwani dan al-Muthi’i
penggunaan Image Processing
memperbolehkan penggunaan alat
Secara umum, tidak
bantu dalam rukyatul hilal. Alat
diperbolehkannya penggunaan
bantu yang dimaksud fungsinya
Image Processing oleh ulama fiqh
hanya sebatas perantara untuk
klasik (pertengahan). Di antaranya:
mendekatkan sesuatu yang jauh
Ibnu Hajar, al-Syarwani, dan al-
atau memperbesar sesuatu yang
73
Interview dengan dengan Slamet
Hambali pada hari Rabu 09 Mei 2018,
74
pukul 12.30 WIB., di Fakultas Syariah dan Ahmad Ibnu Hajar al-Haitami,
Hukum UIN Walisongo Semarang. Hamisy Hawasyii Tuhfatul Muhtaj ..., 372.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
107
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

kecil, dalam hal ini fungsi mata sebagai penilai akan terlihatnya
masih sebagai penilai rukyat itu hilal.
sendiri.75 Analogi yang akan muncul
al-Muthi’i lebih jauh adalah secara umum dapat
menjelaskan bahwa penggunaan dikatakan astrofotografi tersebut
teropong atau alat bantu sebagai alat yang fungsinya masih
diperbolehkan dalam rukyatul hilal sama dengan apa yang dimaksud
selama memenuhi kriteria sebagai oleh al-Syarwani dan al-Muthi’i.
berikut: alat berfungsi hanya untuk Tepatnya ketika hilal terlihat pada
membantu melihat benda yang jauh proses dasar astrofotografi dan
atau kecil yang tidak bisa terlihat terlihat pada eyepiece (lubang
oleh mata, adanya persamaan pengintai) oleh mata. Proses
fungsi antara alat dengan mata kebolehannya akan berhenti pada
secara alamiah, dan tidak kasus tersebut. Tidak pada kasus
diperkenankan rukyat dengan cara lain, misalnya hanya terlihat pada
pemantulan seperti di air atau dari citra astrofotografi saja atau setelah
balik kaca.76 pengolahancitra, hal tersebut dinilai
al-Syarwani dan al-Muthi’i telah menghilangkan fungsi mata
memang memperbolehkan menurut dua pendapat ulama ini.
penggunaan alat bantu dalam 2. Ulama yang memperbolehkan
rukyatul hilal, namun perlu penggunaan Image Processing
ditekankan bahwa alat bantu yang (Sebatas Memperjelas)
dimaksud di sini terbatas pada pada Secara umum, menurut
membatu penglihatan ulama fiqh kontemporer Image
(memperdekat benda yang jauh dan Processing dapat diterapkan pada
memperbesar benda yang kecil). citra hilal namun sebatas
Selain itu, mata masih digunakan memperjelas. Perlu ditekankan di

75
sini bahwa maksud memperjelas
Abdul Hamid asy-Syarwani,
Hawasyii Tuhfatul ...,372. Lihat juga ulama fiqh kontemporer tidak
Muhammad Bukhit al-Muti’i, Irsyadu Ahli
al-Millati ..., h. 293 memberikan keterangan terperinci.
76
Muhammad Bukhit al-Muti’i, Menurut penulis hal tersebut wajar
Irsyadu Ahli al-Millati ..., h. 293-294.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
108
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

terjadi karena secara keilmuan Secara tegas Huzaemah dan


Image Processing merupakan suatu Alyasaa Abubakar menegaskan
pengetahuan yang sedikit asing, bahwa pengolahan citra tersebut
sehingga dalam menetapkan harus benar-benar ilmiah dan perlu
kebolehannya menggunakan dihindari manipulasi dan rekayasa
metode istimbat hukum istihsan data. Hal ini sejalan dengan apa
(dikemukakan oleh Huzaemah)77 yang dikemukakan Ma’ruf Amin
metode istimbat hukum mashlahah pada prinsipnya syari’ah tidak
mursalah (dikemukakan oleh menolak keikutsertaan iptek dalam
Alyasaa Abubakar).78 Penggunaan proses penentuan awal bulan
kedua metode tersebut pada Kamariah, selama tidak
hakikatnya memandang fungsi bertentangan dengan syari’ah atau
secara umum dari penggunaan mengabaikan petunjuk yang telah
Image Processing ini yaitu sebagai diberikan syari’ah, namun syari’ah
suatu kebaikan dan maslahat dalam juga tidak menuntut hal-hal yang
menentukan waktu ibadah, ditengah memberatkan umat.79 Selain itu,
kesulitan dalam menciptakan menurut Ahmad Rofiq, perlu
persamaan dalam memulai ibadah dilakukan kalibrasi dan validasi
khususnya puasa dan hari raya. terkait hasil dari Image Processing
Dalam hal ini menurut penulis tersebut. Untuk mengetahui
perlu adanya pembentukan batas bagaimanakah keakuratan hasil
“memperjelas” antara ulama sains pengolahan tersebut terhadap hasil
dan ulama hisab rukyat agar hisab dan Imkan al-Rukyat.80
tercipta kolerasi yang seimbang. Sedangkan menurut ulama
falak, Slamet Hambali

79
Ma’ruf Amin, “Rukyah untuk
77
Interview dengan Huzaemah T. Penentuan Awal dan Akhir Ramadan
Yanggo, pada 22 februari 2018, pukul Menurut Pandangan Syari’ah dan Sorotan
11.45 WIB., di Insitut Ilmu Qur’an Ciputat, Iptek”, dalam Selayang Pandang Hisab
Jakarta. Rukyat, (ttt:tp, 2004), h. 99.
78 80
Interview dengan Alyasaa Interview dengan dengan Ahmad
Abubakar, pada 1 Maret 2018, pukul 18.14 Rofiq, pada 7 Maret 2018, pukul 08.00
WIB., via telepon dengan melampirkan data WIB., di Pasca Sarjana UIN Walisongo,
ke rumah informan di Dasussalam, Aceh. Semarang.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
109
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

diperbolehkannya penggunaan sangat tergantung pada ketinggian


Image Processing juga sebatas hilal itu sendiri. Jika ketinggian
memperjelas citra hilal. Lebih hilal tinggi, hilal akan terlihat
detailnya diberikan suatu terang, maka peningkatan kontras
penjelasan terperinci terkait yang saja sudah cukup untuk
dimaksud dengan memperjelas memperjelas citra hilal. Sebaliknya,
tersebut. Memperjelas dalam artian jika ketinggian hilal rendah, hilal
sebelum dilakukan pemerosesan akan terlihat redup, maka
citra embrio hilal terlihat harus peningkatan kontras saja tidak akan
sudah ada, sehingga proses tersebut membantu. Oleh sebab itu
hanya membantu untuk membuat dibutuhkan penumpukan citra
lebih jelas citra hilal.81 untuk memperkuat ketampakan
3. Ulama yang memperbolehkan hilal.82 Menurut Muhammad Irfan
penggunaan Image Processing Hakim jika hukum
secara keseluruhan memperbolehkan penggunaan
Pendapat ini dikemukan Image Processing, maka Image
oleh para ulama sains, di antaranya: Processing untuk benda langit
S. Farid Ruskanda, T. memang suatu pekerjaan rutinitas
Djamaluddin, dan Muhammad Irfan biasa bagi astronom observasional,
Hakim. Mereka berpendapat bahwa sehingga semua metode Image
Image Processing merupakan Processing tersebut secara teoritis
proses memperjelas citra hilal dapat saja dilakukan. Dalam
untuk menambah keyakinan bahwa kondisi kebolehan hukum seperti
bulan baru telah muncul, meskipun itu, tidak perlu ada pembatasan
pada citra dasarnya hilal belum hingga metode mana yang dapat
terlihat. dilakukan kecuali tujuan-tujuan
T. Djamaluddin
menjelaskan tingkat pengolahannya

81
Interview dengan dengan Slamet
82
Hambali pada hari Rabu 09 Mei 2018, Interview dengan dengan
pukul 12.30 WIB., di Fakultas Syariah dan Thomas Djamaluddin pada 07 Mei 2018,
Hukum UIN Walisongo Semarang. pukul 08.06 WIB. Via WhatsApp.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
110
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

saintifik itu sendiri yang penggunaan teknologi digital dalam


membatasinya.83 pengamatan hilal seperti astrofotografi
S. Farid Ruskanda dan Image Processing memberikan
menegaskan bahwa banyak manfaat dalam pengamatan
sebagaimanapun canggihnya mesin hilal. Contoh kecil hasil Image
pengolahan citra, maka citra hilal Processing menjadi bukti yang kuat
tidak akan hadir. Sebaliknya jika yang dapat ditinjau kembali dalam
citra hilal itu ada meskipun sangat jangka waktu yang panjang.
kecil dan buram, citra tersebut Jika kita menilik sejarah
masih bisa untuk diperbaiki. Itu penggunaan alat bantu dalam rukyatul
artinya, Image Processing yang hilal, pernah pada masanya penggunaan
diterapkan dengan prosedur yang alat bantu binokuler atau teleskop juga
benar tidak bisa merekayasa atau tidak diperbolehkan. Saat itu semua
memanipulasi citra hilal, dari tidak sepakat bahwa rukyatul hilal adalah
ada menjadi ada.84 melihat hilal dengan mata telanjang atau
Menurut penulis, perbedaan ini alat bantu. Seiring berjalannya waktu
muncul karena para ulama, baik ulama karena faktor yang mempersulit
fiqh, sains, atau falak berbeda dalam pengamatan dengan mata telanjang
menafsirkan proses Image Processing. mulai bermunculan, seperti faktor cuaca
Kita harus mengakui bahwa teknologi dan polusi serta sudah
akan terus menerus berkembang. memasyarakatnya tentang kegunaan
Menyikapi perkembangan teknologi binokuler dan teleskop dikalangan
tersebut sudah semestinya hukum Islam perukyat alat tersebutpun mulai
juga harus sigap dan tangkap. Tidak diterima sebagai penunjang pengamatan
mungkin kita tetap berpegang pada hilal.
ijtihad lama yang sudah tidak relevan Dalam kaitannya dengan Image
untuk diterapkan. Harus kita akui Processing, menurut ulama falak ketika
hilal tidak terlihat pada citra awal
83
Interview dengan dengan kemudian dilakukan pengolahan
Muhammad Irfan Hakim, pada 07 Mei
2018, pukul 16. 29 WIB. Via WhatsApp. sehingga hilal terlihat merupakan proses
84
S. Farid Ruskanda, 100 Masalah membuat hilal, sehingga pada kondisi
Hisab ..., h. 79-80

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
111
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

tersebut Image Processing tidak dapat


diterima. Sejatinya pendapat ini F. Kesimpulan
merupakan kehati-hatian, karena Berdasarkan penjelasan di atas,
dikhawatirkan hal tersebut bukanlah maka dapat diambil suatu kesimpulan
hilal sebenarnya, sama halnya sebagai berikut:
kekhawatiran ulama fiqh sehingga Ulama berbeda pendapat
menekankan untuk menghindari rekasa terhadap penggunaan Image Processing
dan manipulasi data. Sedangkan pada astrofotografi di BMKG untuk
menurut ulama sains citra hilal tidak rukyatul hilal. Terdiri dari tiga
akan muncul jika memang hilal tidak pandangan, yaitu: Pertama, ulama yang
terdapat pada citra tersebut, meskipun sama sekali tidak memperbolehkan
pada citra dasarnya tidak terdapat citra
penggunaan Image Processing karena
hilal, proses tersebut adalah upaya penggunaan alat terbatas dalam
saintifik dalam memperjelas citra hilal membantu penglihatan dan mata masih
yang mengalami gangguan. sebagai penilai. Kedua, ulama yang
Sebagai jalan tengah, menurut memperbolehkan penggunaan Image
penulis setiap pemerosesan citra dengan Processing namun hanya sebatas
Image Processing memang diperlukan memperjelas citra hilal, menurut ulama
keprofesonalitasan. Artinya untuk ini embrio hilal harus sudah terlihat
menghilangkan keragu-raguan dan pada citra awal meskipun tidak jelas
menambah keyakinan terhadap hasil
atau samar-samar. Ketiga, ulama yang
citra yang diproses tersebut selain memperbolehkan penggunaan Image
dilakukan sumpah juga perlu untuk Processing secara keseluruhan, karena
membuktikan langkah demi langkah langkah tersebut adalah proses ilmiah
pengolahan yang dilakukan, meliputi: untuk memastikan keberadaan hilal,
citra awalnya seperti apa, langkah meskipun pada citra dasarnya hilal tidak
pemerosesan yang ditempuh apa saja, terlihat. Harus diakui bahwa hasil
hingga citra akhirnya. Hal tersebut pada
Image Processing memiliki banyak
akhirnya akan menambah keyakinan manfaat jangka panjang terkait
dan kepercayaan terhadap keilmiahan perkembangan penelitian hilal.
Image Processing.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
112
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

Daftar Pustaka Fakhri, Jamal. “Sains dan Teknologi


dalam al-Qur’an dan Implikasinya
A, Joko Satria, dkk. (2013). dalam Pembelajaran”, Jurnal
“Pensabitan Hilal Menerusi Ta’dib, Vol. XV No. 01. Edisi,
Teknik Pengimejan”, dalam Juni 2010.
Dimensi Penyelidikan Asytonomi
Islam. Kuala Lumpur: Universiti Felix, John, “Penggunaan Kontras
Malaya. Warna dalam Fotografi”, Jurnal
Humaniora, Vol.1, No.2, Oktober
Abubaka, Alyasaa. (2016). Metode 2010.
Istislahiah; Pemanfaatan Ilmu
Pengetahuan dalam Ushul Fiqh. Ghofur, Abdul dan Sulistiyono, “Peran
Jakarta: Prenadamedia Group Ulama dalam Legislasi Modern
Hukum Islam”, Jurnal Asy-
Amin, Ma’ruf. “Rukyah untuk Syir’ah, vol. 49, no. 1, Desember
Penentuan Awal dan Akhir 2014.
Ramadan Menurut Pandangan
Syari’ah dan Sorotan Iptek”, Haitami, Ahmad Ibnu Hajar. tt. Hamisy
dalam Selayang Pandang Hisab Hawasyii Tuhfatul Muhtaj bi
Rukyat. ttt:tp, 2004. Syarhil Minhaj. Mesir: Mushthafa
Muhammad.
Baharun, Hasan, dkk. (2011).
Metodologi Studi Islam; Percikan Hajar, Ibnu. (1379 H). Fathul Baari
Pemikiran Tokoh dalam Syarah Shahih Bukhari. Beirut: Darul
Membumikan Agama. Jogjakarta: Ma’rifah.
Ar-ruzz Media.
Hambali, Slamet Laporan Penelitian
Bukhari, Muhammad Ibn Ismail. Individual “Menguji Kakuratan
(1992). Shahih al-Bukhari. Beirut Hasil Pengukuran Arah Kiblat
: Dar al-Kutub al- ’Ilmiyah. Menggunakan Istiwaaini Karya
Slamet Hambali”.
Direktorat Jedral Bimbingan
Masyarakat Islam Kementerian Herdiwijaya, Dhani, “Prosedur
Agama RI. (2010). Almanak Sederhana Pengolahan Citra
Hisab Rukyat, ttp: tp. untuk Pengamatan Hilal”,
(Makalah Seminar Nasional Hilal
Djamaluddin, T. (2006). Menjelajah 2009, Lembang: Observatorium
Keluasan Langit Menembus Bosscha, 19 Desember 2009).
Kedalaman al-Qur’an. ttt:
Khazanah Intelektual. Hermawati, Fajar Astuti. (2013).
Pengolahan Citra Digital;

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
113
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

Konsep dan Teori, Yogyakarta: Interview dengan dengan Suaidi Ahadi


Penerbit Andi. pada hari Sabtu 30 September
2017. Pada pukul 09.00.
Hidayatullah, Priyanto. (2005).
Pengolahan Citra Digital; Teori Interview dengan dengan Thomas
dan Apklikasi Nyata. Bandung: Djamaluddin pada 07 Mei 2018,
Informatika Bandung. pukul 08.06 WIB, via WhatsApp.

Horikoshi, Hiroko. (1987). Kyai dan Interview dengan Huzaemah T.


Perubahan Sosial. Jakarta: P3M. Yanggo, pada 22 februari 2018
pukul 11.45 WIB di Insitut Ilmu
http://arhamsukses.blogspot.co.id Qur’an Ciputat, Jakarta.

http://www.oxfordreference.com Interview dengan Iswanudin pada


tanggal 7 Februari 2018, pukul
https://id.wikipedia.org
11.00 WIB. Di BMKG Pusat,
https://iiq.ac.id Jakarta Pusat.

Interview dengan Rukhman Nugraha


https://tdjamaluddin.wordpress.com
pada tanggal 7 Februari 2018,
Interview dengan Alyasaa Abubakar, pukul 09.00 WIB. Di BMKG
pada 1 Maret 2018 pukul 18.14 Pusat, Jakarta Pusat.
WIB., via telepon dengan
Izzuddin, Ahmad. (2007). Fiqh Hisab
melampirkan data ke rumah
Rukyah; Menyatukan NU &
informan di Dasussalam, Aceh.
Muhammadiyah dalam Penentuan
Interview dengan dengan Ahmad Rofiq, Awal Ramadhan, Idul Fitri, dan
pada 7 Maret 2018 pukul 08.00 Idul Adha. Jakarta: Penerbit
WIB di Pasca Sarjana UIN Erlangga.
Walisongo, Semarang.
Kadir, Abdul. (2013). Dasar
Interview dengan dengan Muhammad Pengolahan Citra dengan Dalphi.
Irfan Hakim, pada 07 Mei 2018, Yogyakarta: Penerbit Andi.
pukul 16. 29 WIB. Via WhatsApp.
Kahmad, Dadang, (2006). Sosiologi
Interview dengan dengan Slamet Agama. Bandung: PT. Remaja
Hambali pada hari Rabu 09 Mei Rosdakarya.
2018, pukul 12.30 WIB., di
Kiddie, Nikkie R. (1978). Scholar, Saint
Fakultas Syariah dan Hukum UIN
and Sufis: Muslim Religious
Walisongo Semarang.
Institution in Middle East since

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
114
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: https://doi.org/10.30596/jam.v4i1.1937
Published June 2018

1500. Los Angeles: University of Qulub, Siti Tatmainaul. (2017). Ilmu


California Press. Falak; dari Sejarah Ke Teori dan
Aplikasi. Depok: Rajawali Pers.
Lapidus, Ira M. tt. Muslim Cities in the
Later Middle Eastern Affairs. Reeves, Robert. (2005). Introduction to
Cambridge: Havard University Digital Astrophotography;
Press. Imaging the Universe with a
Digital Camera. New York:
Legault, Thierry. (2014). Pengantar Congress Cataloging.
Astrophotography. Rocky Nook:
Canada. Rofiq, Ahmad. (2012). Fiqh Mawaris.
Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Materi yang disampaikan oleh Rukman
Nugraha, dalam Online Group Ruskanda, S. Farid, (1996). 100
Discussion – Pusdiklat BMKG Masalah Hisab & Rukyat; Telaah
Rabu, 17 Mei 2017. Syaria, Sains dan Teknologi.
Jakarta: Gema Insani Press, 1996.
Muhtaron. (2005). Reproduksi Ulama di
Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka SA, Romli. (2014). Studi Perbandingan
Pelajar. Ushul Fiqh. Yogyakarta: Pustaka
pelajar.
Musfiqon & Nurdyansyah. (2015).
Pendekatan Pembelajaran Sari, Ike Mardiya, dkk, “Implementasi
Saintifik. Sidoarjo: Nizamia Circular Hough Transform untuk
Learning Center. Deteksi Kemunculan Bulan
Sabit”, Jurnal Teknik Pomits, vol.
Muti’i, Muhammad Bukhit. (1329 H). 1, no. 1, 2012.
Irsyadu Ahli al-Millati Ila Itsbaati
al-Ahillah. Mesir; Kurdistan al- Shihab, Quraish. (1993). Membumikan
Ilmiyah. Al-Qur an. Bandung: Penerbit Mizan.

Nasution, Khairudin. (2009). Pengantar Syarwani, Abdul Hamid. tt. Hawasyii


Studi Islam. Yogyakarta: Rosda. Tuhfatul Muhtaj bi Syarhil
Minhaj. Mesir: Mushthafa
Nasution. Harun. (1985). Islam Ditinjau Muhammad.
dari Berbagai Aspeknya. Jakarta: UI
Press. www.muslimedianews.com

Prasetyo, Eko. (2011). Pengolahan Yunus, Mahmud. (2007). Kamus Arab


Citra Digital dan Aplikasinya Indonesia. Jakarta: Mahmud
Menggunakan Matlab. Yunus Wa Dzurriyah.
Yogyakarta: Penerbit Andi.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
115
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).

Anda mungkin juga menyukai