PENULIS :
ADINDA YULIANA, AFIF FAUZAN BAHARIANTO, ALYSHA SURYA KANIA, ANNISA
FITRIYANI LUBIS, ARIS ARIYAΝΤΟ, ASMAUL HUSNA, DIANA ELSA FITRI, DITA TRI
WAHYUNI, DIZA NABILA, ERNAWATI, INTAN ELFRIYANTI, ISE AISAH,
KHOIRUNNISA, MUHAMAD YULADI FIRICHAL, MUHAMMAD IMAM AL-MUTTAQIN,
MUHAMMAD IRFAN RAMADHAN, NASIR, NENG OTIH WININGSIH, NIKEN
KURNIAWATI, RIKI HIDAYAT, RIPAL GUNAWAN, RIZKI SAPUTRA, RIZKY PUTRA
HAIKAL, SAHID ALFATAH, SAKI PULLAHI, SITI RUKOYAH, SITI SARIPАН, SULAIMAN
MAGFUR, SYAMZIDAN AGUNG EFENDI, TIA USWATUN HASANAH, ZULJULIANI
FARHANA
ISBN :
Design Cover :
MUHAMAD YULADI FIRICHAL
Layout :
MUHAMMAD IMAM AL-MUTTAQIN
Redaksi :
Jl. Raya Puspitek, Buaran, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15310
Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam
bentuk apapun tanpa izin penerbit.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah SWT yang telah melimpahkan nikmat karunia,taufik,
hidayahnya kepada kita semua sehingga kita dapat merasakan indahnya kehidupan di
dunia ini, tanpa nikmat dari allah maka kita tidak akan bisa merasakan keindahan hidup di
dunia ini kemudian sholawat ber iringan salam mudahan selalu tercurahkan kepada sang
revosioner Akbar yaitu junjungan kita nabi Muhammad SAW,syafaatnya yang sangat kita
harapkan di yaumil qiyamah kelak. Dengan mengucap Al-hamdulillah para rekan penulis
fakultas ekonomi syariah dapat manyelesaikan buku chapter, mudah-mudahan
bermanfaat bagi para pembaca,semoga bisa mendapatkan keberkahan dari allah SWT.
Buku chapter ini kami terbitkan untuk bertujuan bisa membangkitkan semangat
anak muda untuk terjun kedunia menulis buku chapter ini juga sebagai sebuah kumpulan
karya,merupakan cara yang ampuh untuk menjaring pemikiran dan para penulisnya. Di
buku ini, selain siswa terdapat pula karya-karya dari para guru. tulisan yang dibuat juga
tidak hanya ditulis dalam bahasa Indonesia namun juga menggunakan bahasa Inggris. ini
diharapkan dapat memberikan konten yang lebih bervariasi baik dari segi karakter, isi dan
keluasan maknanya menulis kalimat ini "Kami menyadari bahwasanya Buku ini masih
jauh dari kata sempurna, hal itu disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan yang ada.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun" Kami
mengucapkan terimakasih banyak kepada ketua program studi ekonomi Syariah Yang
terhormat (Dr.Mukhoyyaroh.S Ag. M.Ag) telah memberi izin kepada kami untuk menulis
buku chapter Pembimbing penulisan buku chapter (Dr.mutawali.S.E.I.,M,M).
PENDAHULUAN
A. Capaian Pembahasan
1. Untuk memahami konsep dasar ekonomi Islam
2. Untuk memahami prinsip-prinsip utama ekonomi islam
3. Untuk memahami perbandingan ekonomi Islam dan ekonomi konvensional
4. Untuk mengetahui sistem ekonomi Islam
5. Untuk mengetahui praktek ekonomi Islam dalam kehidupan sehari-hari
B. Pembahasan
1. Konsep Dasar Ekonomi Islam
Konsep dasar ekonomi islam adalah dasar sistem ekonomi berdasarkan
ajaran Islam. Ini melibatkan prinsip-prinsip seperti keadilan dalam distribusi
kekayaan, kepemilikan pribadi dengan tanggung jawab sosial, kebebasan
berkontrak yang jujur, dan mencapai kesejahteraan bersama. Perbedaan besar
dengan ekonomi konvensional termasuk larangan riba. Konsep ini
mencerminkan dalam praktek seperti zakat dan wakaf.
2. Definisi Ekonomi Islam
Definisi ekonomi islam adalah konsep ekonomi yang berakar dalam
ajaran Islam dan mengikuti prinsip-prinsip yang telah ditetapkan dalam agama
Islam. Ekonomi Islam berusaha mengintegrasikan nilai-nilai agama dengan
praktik ekonomi untuk membentuk suatu sistem ekonomi yang adil,
berkelanjutan, dan bermoral sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Berikut adalah
penjelasan lebih lanjut mengenai definisi ekonomi Islam:
a. Dasar ajaran agama Islam: Ekonomi Islam berakar pada ajaran Islam
yang terdapat dalam Al-Quran (kitab suci Islam) dan Hadis (tradisi dan
ajaran yang diatributkan kepada Nabi Muhammad). Prinsip-prinsip
ekonomi Islam didasarkan pada interpretasi dan pemahaman mendalam
terhadap ajaran-ajaran tersebut.
b. Aspek keberlanjutan dan etika: Ekonomi Islam mendorong praktik
ekonomi yang berkelanjutan dan bermoral. Ini mencakup larangan atas
riba (bunga), spekulasi berlebihan, dan praktik-praktik yang merugikan
masyarakat.
c. Perbedaan dengan ekonomi konvensional: Ekonomi Islam memiliki
perbedaan mendasar dengan ekonomi konvensional, terutama dalam hal
prinsip-prinsipnya. Sebagai contoh, larangan terhadap riba adalah salah
satu ciri khas ekonomi Islam, sementara dalam ekonomi konvensional,
riba adalah bagian integral dari sistem keuangan.
d. Tujuan ekonomi Islam: Sasaran utama ekonomi Islam adalah
menciptakan masyarakat yang adil, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Ekonomi Islam juga menekankan pentingnya mencapai keseimbangan
antara aspek material dan spiritual dalam kehidupan manusia.
Pemahaman yang mendalam tentang definisi ekonomi Islam menjadi
dasar bagi eksplorasi lebih lanjut tentang prinsip-prinsipnya, dampaknya
terhadap sistem ekonomi, dan implementasinya dalam praktik sehari-hari.
Dengan pemahaman yang kuat tentang dasar-dasar ekonomi Islam,
pembaca dapat memperoleh wawasan yang lebih baik tentang konsep ini
dan bagaimana ia membedakan diri dari sistem ekonomi konvensional.
3. Prinsip - prinsip Utama Ekonomi Islam
Prinsip-prinsip utama dalam ekonomi Islam adalah landasan konsep
yang mengatur kerangka kerja ekonomi sesuai ajaran Islam. Prinsip-prinsip ini
terdiri dari pedoman dan nilai-nilai yang mengatur segala aspek ekonomi dalam
konteks individu dan masyarakat, menunjukkan bagaimana ekonomi harus
dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Berikut adalah penyederhanaan
rinci mengenai prinsip-prinsip utama ekonomi Islam:
a. Keadilan (Adl)
1) Prinsip Keadilan merupakan salah satu prinsip mendasar dalam
ekonomi Islam.
1) Prinsip Kepemilikan mengakui hak individu atas harta dan aset pribadi.
2) Namun, hak kepemilikan ini harus disertai dengan tanggung jawab
sosial yang signifikan.
3) Meskipun individu memiliki hak atas kepemilikan harta, mereka juga
berkewajiban untuk memberikan zakat dan berpartisipasi dalam
kegiatan amal dan sosial lainnya.
c. Berkontrak (Ijab-Qabul)
d. Kesejahteraan (Falāḥ)
b. Sistem Keuangan
1) Ekonomi Islam: Dalam sistem keuangan Islam, riba (bunga) dilarang
keras, dan transaksi yang melibatkan riba dianggap tidak sah.
Sebaliknya, sistem keuangan Islam berpusat pada instrumen keuangan
yang didasarkan pada prinsip keadilan, seperti mudarabah dan
musharakah (kerjasama modal dan keuntungan).
2) Ekonomi Konvensional: Sistem keuangan konvensional didasarkan
pada penggunaan bunga sebagai sarana utama untuk memperoleh
keuntungan. Bank-bank konvensional memberikan pinjaman dengan
bunga kepada nasabah dan menggunakan berbagai instrumen
keuangan konvensional.
c. Kepemilikan dan Kepentingan Sosial
1) Ekonomi Islam: Ekonomi Islam mengakui hak kepemilikan individu,
tetapi juga menekankan tanggung jawab sosial yang kuat. Terdapat
ajaran-ajaran yang mendorong individu untuk memberikan kepada yang
membutuhkan dan berpartisipasi dalam praktik amal.
2) Ekonomi Konvensional: Ekonomi konvensional lebih menekankan hak
kepemilikan pribadi dan pencapaian profitabilitas individu. Tanggung
jawab sosial seringkali bukan fokus utama.
d. Tujuan Ekonomi
1) Ekonomi Islam: Tujuan utama ekonomi Islam adalah mencapai
kesejahteraan bersama (falāḥ), yang mencakup aspek material dan
spiritual. Akhirnya, tujuannya adalah kebahagiaan dan kesejahteraan
masyarakat.
2) Ekonomi Konvensional: Ekonomi konvensional sering lebih terfokus
pada pertumbuhan ekonomi dan profitabilitas perusahaan. Tujuan
utamanya adalah mencapai laba dan efisiensi ekonomi.
e. Pendekatan Terhadap Risiko
1) Ekonomi Islam: Ekonomi Islam memiliki pendekatan yang lebih berhati-
hati terhadap risiko. Transaksi yang melibatkan spekulasi berlebihan
dan gharar (ketidakpastian berlebihan) sering dihindari.
2) Ekonomi Konvensional: Ekonomi konvensional cenderung lebih terbuka
terhadap spekulasi dan pengambilan risiko yang tinggi.
Perbandingan ini membantu pembaca untuk memahami
perbedaan mendasar antara dua pendekatan ekonomi ini dalam
mengatur ekonomi. Hal ini juga menggambarkan mengapa prinsip-
prinsip ekonomi Islam memiliki relevansi dan signifikansi yang unik
dalam konteks ekonomi global.
C. Kesimpulan
D. Latihan soal
Kahf, Monzer, dan M. Kabir Hassan. "Islamic Finance: Shari'ah Principles and Practice."
Edward Elgar Publishing, 2016.
Warde, Ibrahim. "Islamic Finance in the Global Economy." Edinburgh University Press,
2000.
Iqbal, Zamir, dan Abbas Mirakhor. "An Introduction to Islamic Finance: Theory and
Practice." John Wiley & Sons, 2011.
Rosly, Saiful Azhar, dan Abu Umar Faruq Ahmad. "Islamic Finance: An Introduction."
Institute of Islamic Banking and Insurance, 2005.
PROFIL PENULIS
Dita Tri Wahyuni, lahir di Malang pada 13 Desember 2002 dan sekarang tinggal di Cinere,
Depok. Ia adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Saat ini, tengah menempuh studi
strata satu semester tiga di Universitas Pamulang Fakultas Agama Islam dan mengambil
konsentrasi pada bidang Ekonomi Syariah. Selain berkuliah ia juga sebagai karyawati di
sebuah pabrik roti di Jakarta Barat. Beliau memiliki karya menulis yang pertama dengan
judul “Ekonomi Desa Berbasis Islam”.
BAB 2
PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM
A. Capaian Pembelajaran
1. Untuk memahami bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan bahwa berkat
(barakah) berasal dari-Nya.
2. Untuk memahami konsep kepemilikan dalam Islam, termasuk kepemilikan
pribadi, kepemilikan publik, dan kepemilikan umum, serta bagaimana prinsip-
prinsip ini mengatur distribusi sumber daya ekonomi.
3. Untuk memahami pentingnya keadilan ekonomi dalam Islam dan bagaimana
prinsip-prinsip seperti distribusi yang adil, adil dalam perdagangan, dan
perlindungan terhadap eksploitasi diimplementasikan dalam praktik ekonomi.
4. Untuk mengetahui bahwa Islam melarang praktik riba (bunga) dalam transaksi
keuangan.
5. Untuk memahami sumber-sumber hukum ekonomi Islam, yaitu Al-Quran dan
Hadis (tradisi) Nabi Muhammad SAW, serta pentingnya ijtihad (penafsiran)
dalam menerapkan prinsip-prinsip ini dalam konteks ekonomi.
6. Untuk memahami peran ekonomi dalam pengembangan masyarakat dalam
Islam, termasuk pemberdayaan individu dan kelompok untuk meningkatkan
kesejahteraan umum.
7. Untuk menganalisa masalah-masalah yang sering terjadi dalam penerapan
prinsip ekonomi Islam.
8. Untuk memahami dampak globalisasi terhadap implementasi prinsip-prinsip
ekonomi Islam, terutama dalam konteks perdagangan internasional dan
investasi.
9. Untuk mengetahui perbedaan ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional.
B. Pembahasan
1. Segala Sesuatu Berasal Dari Allah SWT
Pada dasarnya, Islam adalah agama monoteistik yang mengajarkan
keyakinan akan keesaan Allah, yang dalam bahasa Arab dikenal sebagai
"Tawhid." Ini adalah konsep dasar dalam Islam yang menyatakan bahwa Allah
adalah satu-satunya Tuhan yang maha kuasa, menciptakan segala sesuatu,
dan mengendalikan seluruh alam semesta (Karim and Maimun 2021). Dalam
konteks ekonomi Islam, keyakinan akan Tawhid sangat penting. Prinsip ini
mengajarkan bahwa segala sesuatu, termasuk sumber daya alam, harta
benda, dan kekayaan, berasal dari Allah. Allah adalah pemilik sejati semua
yang ada di dunia ini. Dalam Al-Quran, Allah berfirman: "Kepunyaan Allah-lah
apa yang ada di langit dan di bumi." (QS. Al-Baqarah: 284). Prinsip ini
mengingatkan manusia bahwa mereka adalah khalifah (pengelola) di bumi,
bukan pemilik mutlak. Oleh karena itu, mereka harus bertanggung jawab atas
pengelolaan sumber daya yang Allah berikan kepada mereka.
Prinsip berikutnya adalah bahwa berkat (barakah) berasal dari Allah. Ini
berarti bahwa Allah memberikan berkah pada apa pun yang Dia kehendaki,
sehingga segala sesuatu menjadi lebih berharga dan produktif daripada jika
tidak diberkahi. Dalam ekonomi Islam, prinsip ini mendorong manusia untuk
mencari berkah Allah dalam semua aspek kehidupan ekonomi mereka.
Sebagai contoh, seorang pengusaha Muslim mungkin percaya bahwa
usahanya akan sukses jika ia menjalankannya dengan etika bisnis yang baik,
membayar zakat, dan berinvestasi dalam kegiatan yang dihalalkan dalam
Islam. Keyakinan ini mendorongnya untuk bertindak dengan integritas dan
bertanggung jawab dalam semua aktivitas ekonominya.
Akbar, Ali. 2012. “Konsep Kepemilikan Dalam Islam.” Jurnal Ushuluddin XVIII(2): 124–40.
Hasan, H A. 2021. “Sumber Hukum Dalam Sistem Ekonomi Islam.” Pilar 12(2): 66–78.
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/pilar/article/view/7623%0Ahttps://
journal.unismuh.ac.id/index.php/pilar/article/viewFile/7623/4608.
Karim, Bustanul, and Muhammmad Maimun. 2021. “PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM
DALAM AL-QUR’AN: Kajian Tematik Dalam Al-Qur’an Dan Tafsirnya Kementerian
Agama RI.” Jiqtaf 1(1): 91–126.
Mukrimaa, Syifa S. et al. 2016. “Keadilan Ekonomi Dalam Perspektif Ekonomi Syariah.”
Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar 6(August): 128.
Machendrawaty, Nanih, and Agus Ahmad Safei. Pengembangan Masyarakat Islam. PT
Remaja Rosdakarya Offset–bandung, 2001.
Qorib, Ahmad, and Isnaini Harahap. "Penerapan Maslahah Mursalah Dalam Ekonomi
Islam." Journal Analytica Islamica 5.1 (2016): 55-80.
Zulaikha, Siti. "Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Hukum Ekonomi Islam Di
Indonesia." Adzkiya: Jurnal Hukum dan Ekonomi Syariah 1.1 (2013): 1-14.
Mashdurohatun, Anis. "Tantangan ekonomi syariah dalam menghadapi masa depan
Indonesia di era globalisasi." Jurnal dinamika hukum 11 (2011): 76-88.
Madya, Salman Saesar Widyaiswara. "Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional." Oleh:
Salman Saesar Widyaiswara Madya. Ekonomi Islam Dan Ekonomi
Konvensional (2015).
PROFIL PENULIS
Penulis asal kelahiran Bogor ini pernah menjadi juara 2 di tingkat sekolah menengah
pertama dengan lomba menulis karya ilmiah tentang budidaya tanaman hias,lalu ia juga
pernah menjadi juara pertama di SMK fajar dengan meraih perlombaan memasak.
BAB 3
RANCANG BANGUN EKONOMI ISLAM
A. Capaian Pembelajaran
1. Untuk mengetahui konsep rancang bangun ekonomi islam.
2. Untuk mengetahui prinsip dasar rancang bangun ekonomi islam.
3. Untuk mengetahui karakteristik rancang bangun ekonomi islam.
4. Untuk mengetahui implementasi karakteristik rancang bangun ekonomi islam.
B. Pembahasan
1. Konsep Pada Rancang Ekonomi Islam
Ekonomi islam bisa anggap seperti halnya sebuah rumah, gedung ataupun
bangunan yang tersusun mulai dari atap, tiang, dan landasan. Sebuah rumah,
gedung ataupun bangunan tersebut sebelum dibangun tentunya
membutuhkan suatu perencanaan seperti, arsitektur, desain, atau rancang
bangun. Dengan memahami rancang bangun ekonomi islam diharapkan kita
bisa mampu mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh tetapi
singkat mengenai ekonomi islam yang tersusun mulai dari atap, tiang dan
landasan tersebut. Pada intinya dalam mendirikan sebuah bangunan atau
rumah bisa dimulai dengan membangun pondasi sebagai lantai dasar
(landasan) yang kuat.Lalu Kemudian diatas lantai dasar tersebut ditegakan
tiang-tiang sebagai penyanggah, dan dibagian paling atas di berikan atap.
Pada dasarnya membangun sebuah bangunan dimulai dengan meletakkan
pondasi yang kokoh.Ada lantai dasar yang dibangun di atasnya.Kolom
pendukung (pilar) kemudian didirikan di atas lantai dasar.Desain ekonomi
Islam adalah kerangka kerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam,
termasuk keadilan, masyarakat, distribusi, dan praktik bisnis tidak etis dalam
Islam.Dalam Ilmu Ekonomi Islam, bahan bangunannya adalah ajaran Islam
yang bersumber dari Al-Quran dan Hadits, serta tradisi intelektual yang
dikembangkan oleh para Ulama, falsafah dan tindakan para pemimpin Islam
seperti para Sahabat Nabi dan kemudian para pemimpin Ilmu Ekonomi
Tokoh-tokoh ternama di bidang Ekonomi Islam.sejarah perkembangan.
Seseorang dari Universitas Erlanga yaitu Suroso Imam Djazuli berpandangan
bahwa hakikat ekonomi syariah adalah praktik kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat. Bahkan ada buku yang
diterbitkan mengenai praktik ekonomi yang diperkenalkan oleh Khalifah Omar
bin Khattab Abu Bakar, serta pandangan teman-teman penting seperti Abu
Zal al-Ghifari yang dikenal sebagai pionir sosialisme Islam. Dari sudut
pandang ini kita dapat melihat dua unsur dalam konstruksi ekonomi Islam,
yaitu unsur normatif dan unsur sejarah.Jika mengikuti pandangan Imam Jajuli,
maka yang diperlukan terlebih dahulu adalah kajian sejarah tentang
bagaimana praktik dan perkembangan perekonomian yang terjadi pada masa
Nabi dan para sahabat.Tidak ada kajian komprehensif yang bersifat historis
dan yang ada bersifat fragmentaris atau semi-poin atau berbasis
berita.Namun saat ini, Ekonom UII Suwarsono Muhammad sedang mengkaji
sejarah perekonomian secara komprehensif. Dalam praktiknya, pengetahuan
tentang ekonomi Islam lebih banyak didasarkan pada kajian para pemikir
Islam seperti Abu Yusuf, Abu Ubaid, Ibnu Rashi, Al Ghazali dan Ibnu
Taimiyyah. Kajian ini menghasilkan dua jenis ilmu yaitu fiqh mu'amalah dan
kalam atau ideologi ekonomi yang menghasilkan moral dan etika
ekonomi.Namun yang berkembang menjadi besar peranannya adalah kajian
ilmu ekonomi hukum Islam yang memunculkan ilmu ekonomi hukum yang
menjadi landasan kokoh bagi ilmu ekonomi hukum Islam.Ekonomi hukum
Islam menitik beratkan pada ilmu ekonomi keuangan dan perbankan serta
mempunyai banyak sekali perangkat yang tinggi.nilai. Pada konsep desain di
atas terlihat landasannya adalah teori ekonomi Islam yang tercermin pada
nilai-nilai dasar ilmu ekonomi mulai dari Tauhid, Keadilan, Nubuwwah,
Dawlah, dan Ma’ad.Sementara itu, pada posisi selanjutnya yang menjadi pilar
penguatan konstruksi ekonomi syariah adalah prinsip ekonomi syariah itu
sendiri. Ada beberapa prinsip yang menjadi pedoman aktivitas ekonomi Islam,
antara lain kepemilikan ganda, kebebasan bergerak, dan keadilan sosial. Hal
terakhir yang menjadi kedudukan tertinggi atau yang bisa disebut sebagai
atap bangunan ekonomi Islam adalah akhlak. Dalam hal ini berarti akhlak
merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan masyarakat muslim dalam
kegiatan ekonomi syariah.
C. Kesimpulan
Pada Sistem ekonomi Islam telah memiliki pondasi yang kuat berupa nilai-
nilai yang dijadikan dasar pedoman kegiatan perekonomian. Dasar teori-teori
harus mampu diserap dan dipahami oleh umat muslim sebagai acuan dalam
melangkah termasuk pada kegiatan perekonomian. Penerapan setiap nilai dasar
tersebut akan menunjukkan tingkat pemahaman, dan mencipta peluang tujuan
ekonomi Islam dengan baik. Selain itu adanya tiang penopang berupa prinsip-
prinsip dasar dalam perwujudan ekonomi Islam untuk memperkokoh tujuan akhir
ekonomi Islam tersebut. Prinsip yang ada pada ekonomi Islam harus diperhatikan
oleh umat muslim, hal in di karenakan bahwa melalui teori tanpa adanya aplikasi
akan terasa percuma. Teori yang 17 ada sebagai pondasi, Melalui pondasi yang
kuat akan menciptakan pemahaman terkait ekonomi Islam bagi masyarakat
muslim. Sedangkan langkah selanjutnya adalah mengaplikasikan teori tersebut
dalam kegiatan ekonomi umat. Dalam proses mengaplikasikan teori tersebut
harus disesuaikan dengan prinsip ekonomi Islam. Pemenuhan prinsip-prinsip
ekonomi Islam juga dilandaskan pada pondasi sebelumnya, yaitu teori-teori terkait
ekonomi Islam. Jika prinsip telah mampu direalisasikan dalam kegiatan ekonomi
umatmuslim, maka tujuan utama ekonomi Islam akan dapat terpenuhi. Adanya
jaminan bahwa prinsip-prinsip yang ada telah terpenuhi untuk menunjukkan akhlak
yang baik dalam berkegiatan ekonomi dalam Islam.
Sehingga dalam praktik ekonomi Islam, perlu kontribusi masyarakat yang
memiliki moral yang baik untuk mencapai akhlak yang sesuai ekonomi
Islam.Pentingnya akhlak ini hingga dijadikan puncak rancang bangun ekonomi
Islam adalah bahwa melalui akhlak sebagai tolak ukur seorang umat. Ekonomi
Islam perlu dijalankan oleh umat muslim yang memiliki ketekunan serta sifat
profesionalitas dalam mengelola perekonomian. Akhlak seorang pelaku ekonomi
akan menentukan hasil akhir pencapaian nya kelak, dapat dikatakan bahwa
akhlak yang buruk akan membawa dampak buruk pula. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa, teori-teori ekonomi Islam dan prinsip yang ada dalam ekonomi
Islam tidak dapat berjalan baik tanpa adanya akhlak yang menunjukkan ciri
ekonomi Islam itu sendiri.Karena akhlak sebagai tujuan pengutusan Nabi dan
Rasul, sebagai penyempurna akhlak manusia. Sehingga sebagai umat muslim,
dalam melakukan kegiatanya sehari-hari harus dilandasi akhlak dan moralitas
yang baik. Termasuk dalam kegiatan perekonomian, maka akhlak yang
menunjukan ekonomi Islam harus diperhatikan.
D. Latihan Soal
1. Jelaskan apa yang menjadi dasar rancang bangun ekonomi islam ?
2. Bagaimana prinsip dasar rancang bangun ekonomi islam ?
3. Apa saja karakteristik rancang bangun ekonomi islam ?
4. Jelaskan implementasi krakteristik terhadap rancang bangun ekonomi islam ?
DAFTAR PUSTAKA
Amaroh, s. (2014). perbandingan ekonomi konvensional dan ekonomi islam. iqtishodiyah,
5(2) , 148-62.
Shafrani, Y. S. (2020). Rancang bangun ekonomi islam Adiwara karim dalam kajian
epistomologi. El-jizya , 228-242.
Sulaiman, F. L. (2022). Karakteristik dan rancang bangun ekonomi islam. jurnal hukum
ekonomi syariah 163-182 , 163-182.
PROFIL PENULIS
A. Capaian pembelajaran
Untuk mengtahui apa yang di maksud dengan permasalahan ekonomi
1. Untuk mengetahui permasalahan ekonomi pada masa rosulullah
2. Untuk mengetahui permasalahan ekonomi pada masa khulafaur rasyidin
3. Untuk mengetahui cara rosulullah dan khulafaur rasyidin meyelaesikan
masalah ekonomi
4. Untuk mengetahui permasalahan ekonomi di Indonesia dari masa ke masa
5. Untuk memahami bentuk bentuk permasalahan ekonomi dari segala aspek
6. Untuk Mengetahui dan Memahami cara menyelesaikan berbagai
permasalahan ekonomi di lingkungan.
B. Pembahasan
1. Mengetahui apa yang di maksud dengan permasalahan ekonomi
Permasalahan ekonomi adalah berbagai tantangan, masalah, atau isu-isu
yang berkaitan dengan produksi, distribusi, konsumsi, dan pengelolaan sumber
daya ekonomi dalam suatu masyarakat atau negara. Permasalahan ekonomi
mencakup berbagai aspek kehidupan ekonomi dan dapat mempengaruhi
kesejahteraan individu, kelompok, atau keseluruhan masyarakat. Beberapa
contoh permasalahan ekonomi yang umum meliputi.
a. Kemiskinan: Ketidakmampuan sebagian besar penduduk untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, perumahan, dan pendidikan
b. Pengangguran: Kondisi di mana sejumlah besar tenaga kerja tidak memiliki
pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan dan keinginan mereka.
c. Inflasi: Peningkatan umum dalam harga barang dan jasa seiring berjalannya
waktu, yang dapat mengurangi daya beli penduduk.
d. Ketidaksetaraan Pendapatan: Perbedaan yang signifikan dalam
pendapatan antara berbagai kelompok dalam masyarakat, yang bisa
mengakibatkan ketegangan sosial.
e. Krisis Keuangan: Krisis ekonomi yang serius, seperti krisis perbankan atau
resesi ekonomi, yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi negara.
f. Defisit Anggaran: Ketika pemerintah mengeluarkan lebih banyak uang
daripada yang diterimanya melalui pendapatan pajak dan sumber
pendapatan lainnya.
g. Utang Publik: Tingginya tingkat utang yang harus dibayar oleh pemerintah,
yang dapat membebani generasi mendatang dan mempengaruhi kebijakan
ekonomi.
h. Krisis Lingkungan: Permasalahan terkait eksploitasi sumber daya alam,
polusi, perubahan iklim, dan kerusakan lingkungan yang dapat
memengaruhi keseimbangan ekologi dan keberlanjutan ekonomin
i. Ketidakstabilan Pasar Finansial: Perubahan volatilitas atau fluktuasi dalam
pasar saham, mata uang, atau komoditas yang dapat memengaruhi
investasi dan kekayaan individu serta perusahaan
j. Ketidakadilan Sosial: Isu-isu seperti diskriminasi dalam kesempatan
ekonomi, hak-hak pekerja, atau akses ke layanan kesehatan dan
pendidikan.
C. Kesimpulan
Permasalahan ekonomi adalah berbagai tantangan dan isu-isu yang
berkaitan dengan produksi, distribusi, konsumsi, dan pengelolaan sumber daya
ekonomi dalam suatu masyarakat atau negara. Permasalahan ekonomi dapat
bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya dan dari satu periode waktu ke
periode waktu lainnya.
Pemahaman tentang permasalahan ekonomi melibatkan analisis berbagai
aspek ekonomi, termasuk makroekonomi dan mikroekonomi, sumber daya
ekonomi, permintaan dan penawaran, ketidaksetaraan ekonomi, inflasi, kebijakan
ekonomi, pertumbuhan ekonomi, globalisasi, krisis ekonomi, isu lingkungan,
korupsi, dan lain-lain. Memahami semua aspek ini adalah kunci untuk
mengembangkan solusi yang efektif dan kebijakan yang bijaksana dalam
menyelesaikan permasalahan ekonomi di lingkungan sekitar.
Proses penyelesaian permasalahan ekonomi melibatkan langkah-langkah
seperti identifikasi masalah, pengumpulan data, keterlibatan komunitas,
pengembangan solusi, kemitraan, implementasi program, evaluasi, edukasi, dan
keberlanjutan. Penting untuk melibatkan komunitas dalam proses ini untuk
memastikan solusi yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi mereka.
D. Latihan soal
1. permasalahan apa yang terjadi di zaman rosulullah
2. permasalahan apa yang terjadi di zaman khulafaur rasiyidin
3. permasalahan apa yang terjadi di Indonesia pada masa ke masa
4.solusi apa untuk mengatasi permasalahan di atas
DAFTAR PUSTAKA
J.Allen, M. (n.d.). "The Economic History of the Last 2,000 Years",Menjelajahi perjalanan
ekonomi manusia sepanjang sejarah.
A. Capaian Pembelajaran
1. Memahami konsep kemiskinan, termasuk faktor-faktor yang menyebabkan
kemiskinan, seperti pendapatan rendah, ketidaksetaraan, dan kurangnya
akses terhadap layanan dasar.
2. Menganalisis dampak kemiskinan terhadap individu, keluarga, dan
masyarakat, serta mengidentifikasi strategi untuk mengatasi kemiskinan.
3. Memahami konsep inflasi dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan
naiknya tingkat inflasi, seperti permintaan yang tinggi, biaya produksi, atau
tekanan moneter.
4. Menganalisis dampak inflasi pada perekonomian, termasuk pengaruhnya
terhadap daya beli masyarakat, tabungan, dan stabilitas ekonomi.
5. Memahami konsep pengangguran dan jenis-jenisnya, seperti pengangguran
struktural, friksional, dan konjungtural.
6. Menganalisis penyebab pengangguran, termasuk faktor ekonomi,
demografis, dan kebijakan, serta implikasinya pada tingkat pengangguran di
suatu negara.
7. Memahami peran sumber daya manusia dalam pembangunan ekonomi,
termasuk pentingnya pendidikan, keterampilan, dan kesehatan dalam
meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
8. Mengidentifikasi hubungan antara kemiskinan, inflasi, pengangguran, dan
sumber daya manusia dalam konteks perekonomian.
B. Pembahasan
1. Kemiskinan
Kemiskinan adalah sebuah kondisi sosial ekonomi di mana individu atau
kelompok masyarakat tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, air bersih, pakaian,
perumahan, pendidikan, dan layanan kesehatan. Kemiskinan juga bisa
mencakup keterbatasan dalam akses terhadap peluang ekonomi dan sosial
yang sama dengan yang dimiliki oleh kelompok-kelompok lain dalam
masyarakat. Konsep kemiskinan dapat dibagi menjadi beberapa dimensi,
dan berbagai faktor dapat menyebabkan atau memperburuk kondisi
kemiskinan. Berikut adalah gambaran lengkap tentang konsep kemiskinan
dan faktor-faktor yang menyebabkannya (Hendra 2010):
Dimensi Kemiskinan
a. Kemiskinan Absolut: Ini merujuk pada ketidakmampuan individu
atau keluarga untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti
makanan, pakaian, dan perumahan. Kemiskinan absolut adalah
kondisi di mana
seseorang hidup di bawah garis kemiskinan yang ditentukan oleh
standar minimal untuk kehidupan yang layak.
b. Kemiskinan Relatif: Kemiskinan relatif terjadi ketika seseorang atau
keluarga memiliki pendapatan atau aset yang rendah dibandingkan
dengan kelompok masyarakat lainnya di sekitarnya. Ini sering berkaitan
dengan perasaan ketidaksetaraan dan eksklusi sosial.
c. Kemiskinan Generasional: Kemiskinan generasional terjadi ketika
kemiskinan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Faktor-faktor seperti kurangnya pendidikan, akses terbatas terhadap
pekerjaan yang layak, dan kurangnya kesempatan dapat menyebabkan
kemiskinan menjadi siklus yang sulit diputuskan.
Faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan
a. Pendapatan Rendah: Salah satu faktor utama yang menyebabkan
kemiskinan adalah pendapatan yang rendah. Orang-orang dengan
pekerjaan yang berbayar rendah atau yang mengalami pengangguran
sering kali kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
b. Ketidaksetaraan: Ketidaksetaraan ekonomi dan akses terhadap peluang
dapat memperburuk kemiskinan. Ketika sebagian kecil masyarakat
memiliki kekayaan yang sangat besar sementara sebagian besar
masyarakat hidup dalam kemiskinan, ketidaksetaraan akan menjadi
faktor yang signifikan dalam menciptakan dan mempertahankan
kemiskinan.
c. Kurangnya Akses Terhadap Layanan Dasar: Kemiskinan sering kali
terkait dengan kurangnya akses terhadap layanan dasar seperti
pendidikan, perawatan kesehatan, dan air bersih. Keterbatasan dalam
akses ini dapat menghambat perkembangan individu dan keluarga
dalam jangka panjang.
d. Kurangnya Kesempatan Ekonomi: Beberapa komunitas atau wilayah
mungkin memiliki kurangnya kesempatan ekonomi karena faktor-faktor
seperti kurangnya infrastruktur, kurangnya investasi, atau konflik. Hal ini
dapat menyebabkan tingkat pengangguran yang tinggi dan kontribusi
terhadap kemiskinan.
e. Kesehatan yang Buruk: Kesehatan yang buruk dan penyakit kronis
dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk bekerja dan
mencari nafkah, sehingga menyebabkan kemiskinan.
f. Perubahan Lingkungan: Perubahan lingkungan seperti bencana alam
atau perubahan iklim dapat merusak mata pencaharian orang dan
menyebabkan kemiskinan di wilayah yang terkena dampak.
g. Diskriminasi dan Marginalisasi: Diskriminasi berdasarkan ras, jenis
kelamin, agama, atau kelompok sosial tertentu dapat membatasi akses
terhadap pekerjaan, pendidikan, dan layanan lainnya, yang pada
gilirannya dapat menyebabkan kemiskinan.
Kemiskinan adalah masalah yang kompleks dan multifaktor, dan
penanggulangannya memerlukan tindakan yang holistik dan berkelanjutan.
Upaya untuk mengurangi kemiskinan melibatkan kebijakan pemerintah,
inisiatif swasta, dan dukungan dari berbagai sektor masyarakat untuk
memastikan bahwa individu dan keluarga memiliki akses yang lebih baik
terhadap sumber daya dan peluang yang diperlukan untuk mengatasi
kemiskinan.
2. Dampak kemiskinan
Kemiskinan memiliki dampak yang merugikan tidak hanya terhadap individu
yang terkena dampaknya, tetapi juga terhadap keluarga, masyarakat, dan
bahkan seluruh negara. Dampak kemiskinan bisa mencakup berbagai
aspek kehidupan, termasuk kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan sosial
(Mualifah 2019).
Dampak Kemiskinan pada Individu:
a. Kesehatan yang Buruk: Individu yang hidup dalam kemiskinan sering
memiliki akses terbatas terhadap perawatan kesehatan dan gizi yang
memadai. Dampaknya adalah peningkatan risiko penyakit, malnutrisi,
dan kesehatan yang buruk secara keseluruhan.
b. Pendidikan yang Terhambat: Kemiskinan dapat menghambat akses
terhadap pendidikan yang berkualitas. Anak-anak dari keluarga miskin
mungkin terpaksa putus sekolah atau tidak mendapatkan pendidikan
yang memadai, yang berdampak pada masa depan mereka.
c. Peluang Pekerjaan Terbatas: Orang-orang miskin sering kali terjebak
dalam pekerjaan yang berbayar rendah atau pekerjaan yang tidak stabil.
Hal ini dapat menghambat perkembangan karier dan peningkatan
pendapatan.
d. Kurangnya Akses terhadap Perumahan yang Layak: Individu yang hidup
dalam kemiskinan sering memiliki akses terbatas terhadap perumahan
yang layak, yang dapat berdampak pada kondisi hidup yang tidak sehat
dan tidak aman
Tyas, Ari Anggarani Winadi Prasetyoning, and Katryn Trie Wicak Ikhsani. 2015.
“Natural Resources & Human Resources for Indonesia’s Economic
Development.” Forum Ilmiah 12(1): 1–15.
PROFIL PENULIS
A. Capaian Pembelajaran
1. Untuk mengetahui konsep permasalahan ekonomi secara umum.
2. Untuk mengetahui permasalahan ekonomi menurut islam.
3. Untuk mengetahui bukti nyata dari permasalahan ekonomi disekitar kita.
4. Untuk mengetatahui dampak dari permasalahan ekonomi.
5. Untuk mengetahui bagaimana upaya dalam mengatasi
permasalahan ekonomi.
B. Pembahasan
1. Konsep permasalahan secara umum
a. Pengertian permasalahan ekonomi
Pada dasarnya inti dari semua permasalahan ekonomi terjadi
karena adanya dampak daril kebutuhan manusial yang tidakl ada
lhabisnya, selalu merasal tidak puas atas apa yangl telah ldimilikinya,
sedangkan disisil lain alatl yang berfungsi sebagai pemuas kebutuhanl
manusia itu sendiri sangat terbatas. Bahkan ahli ekonomi konvensional
pun berpendapat bahwa semua permasalahan ekonomi terjadi karena
kelangkaan atau kurangnya alat pemuas kebutuhan baik barang
ataupun jasa yang ada hal ini terjadi karena tidak seimbangnya posisi
kebutuhan manusia yang berlebihan dengan barang yang tersedia, oleh
karena itu manusia harus berani membuat suatu cara bagaimana agar
posisi antara kebutuhan dan barang yang tersedia menjadi seimbang.
Masalah ekonomi pada saat ini memiliki banyak macamnya,
berbeda dengan zaman yang terdahulu,pada saat itu permasalahan
ekonomi relatif sempit dari pada masalah ekonomi setelahnya bahkan
sampai saat. Hal itu dikarenakan kebutuhan manusia mulai bergerak
dengan pola dan cara seperti itu pula.Sebelum zaman merkantilisme,
masalah ekonomi yang timbul adalah tentang bagaimana mencukupi
kebutuhan hidup berumah tangga. Dan Pada zaman ini masalah
ekonomi menyebar luas sehingga para ekonom mencari cara
bagaimana terciptanya neraca dagang yang lebih positif guna
memperkecil masalah ekonomi agar menjadi lebih baik lagi.
Adaml Smith merumuskanl masalah ekonomil sebagai “setiapl
usaha manusial bertujuan untuk menaklukanl alam danl dalam
usahanyal itu bertujuan untuk menghasilkan kekayaanl material. Padal
saat ini masalah masalah ekonomil yang dihadapil manusia sudahl
sedemikian luas secara kompleks, seperti alokasil sumber sumberl yang
llangka yang disebabkan oleh penggunaan sumbernya yang berbedal
beda, agar ldapat mencapai kepuasan konsumenl secara maksimall
serta sebagai suatu luntuk memaksimalkan keadaan agar meminimalisir
lpengangguran, dan lpertumbuhan ekonomi yangl stabil tanpal ada
gangguan inflansi. Masalahl ekonomi tersebutl lbersifat lmakro, namun
tidakl dipungkiri bahwa sebagai makhluk sosial kita tidak terlepas dari
individu.
Berikut ada beberapa hal ekonomi yang perlu diperhatikan yaitu
tentang motifekonomi, dan prinsip ekonomi semua hal itu harus
diperhatikan tidak hanya oleh satu pihak saja melainkan seluruh pihak
yang berkontribusi dalam kegiatan ekonomi agar tidak ada terjadinya
sebuah permasalahan dalam perekonomian. Permasalahan ekonomi ini
selalu terpicu dengan adanya ketidak cukupan Keinginan manusia,
manusia cenderung merasa tidakl pernah puasl selalu menginginkanl
hal yang terkadang ldiluar kebutuhan dalaml kehidupannya. Bahkan
menurutl mashlow kebutuhan fisiologis, lkeamanan, sosial dan hargal
diri manusial tentunya menginginkan laktualisasi diri. Aktualisasil diri inil
bersifat tidakl terbatas yangl pada akhirnyal akan membuatl manusia
ltidak pernah lpuas. Keterbatasan sumber daya alam ini dapat
divariasikan kedalam 3 bentuk pokok yaitu :
1) Distribusi sumberl daya yangl tidak meratal
Ketika sumber dayal alam yang tidakl merata menjadi salahl satu
penyebabl kelangkaan yang lrelatif. Bentuk ketidak merataan ini
antaral lain terjadi karena ladanya ketidaksamaan potensil sumber
dayal yang dimilikil oleh daerahnya lmasing-masing, misalnyal di
kawasan cikarang terdapatl kawasan industri, sedangkan di
lkawasan ponorogo jarangl terdapat kawasan lindustri.
2) Keterbatasanl manusia
Manusia sekalipun terciptal sebagai makhlukl yang memilkil
penciptaan atau lebih baik ldi atas amkhlukl lainnya ldi dunia, tetapl
saja ia memilki keterbatasanl-keterbatasan yangl tidak dapatl
dilampauinya. Contohnya seperti, keterbatasanl ilmu danl teknologi
yangl dikuasai manusial menyebabkan merekal hanya mampul
mengolah lkekayaan alam.Untukl memecahkan masalahl ekonomi
ini tentunya manusial haruslah lbertindak dan lberbuat,adapun
perbuatan itul tentunya bertujuan untuk menjadikan semuanya lebih
baik,baikl untuk mencukupil kebutuhan pribadinyal maupun untukl
meraih lkeuntungan dalam lusahanya, disebut sebagail perbuatan
lekonomi.
3) Motif ekonomi
Ada beberapa motif ekonomi dalam hal ini contoh salah satunya
yaitu orang yang bekerjakeras untukl memberi nafkahl anak danl
istrinya. Sedangkanl bekerja kerasl untuk mencukupil nafkah anakl
dan istril itu berfungsi sebagail perbuatan lekonomi. Dalam
melakukanl perbuatan ekonominyal itu, seseorang harus berpegangl
teguh lpada prinsip lekonomi, yaitu bahwal perbuatannya itul harus
dilakukanl dengan caral yang lsedemikian rupa sehinggal dalam
peralatanl dan bekall yang tersedia dapatl dicapai lhasil yang
sebesarl besarnya
b. Permasalahan ekonomi menurut islam
Permasalahan ekonomi menurut islam merupakan suatu bentuk
kontribusi yang tidak merata, maksudnya yaitu penyebaran barang
ataupun jasa yang tidak merata dikalangan masyarakat, selain itu juga
harga yang di pasarkan tidak sesuai dengan keadaan masyarakat luas
mungkin saja ada yang sesuai namun hanya sebagian orang,
sedangkan orang lainnya atau bisa dikatakan orang yang kurang
mampu tidak dapat merasakan atau membeli barang tersebut,
sedangkan jika barang yang tidak sesuai harganya tersebut adalah
bahan pokok (kebutuhan pokok) maka semua orang pasti
membutuhkannya baik yang yang mampu ataupun yang kurang mampu
untuk melangsungkan kehidupan nya. Beberapa masalahl pokok
ekonomil syariah/ dalam islam yaitu:
1) Komoditas yang dibutuhkan untuk kemaslahatan umat.
Maslahatl artinya yaitu setiapl keadaan lyang membawal
manusial padal derajat lyang lebihl baikl sebagai lmakhluk yang
lsempurna. lIndividu danl masyarakat yang lpeduli maslahatl akanl
memilihl alternatif yangl ada tentangl barangl ataupun jasa yang ia
perlukan, entah dalam jumlahnya, ataupun waktu yang ia perlukan.
Maka pada saat itulah kemaslahatan akan terwujud. Ekonomil islam
akanl selalu memanfaatkan sumber ldaya alam untuk komoditasl
yang hanya benarl benar di butuhkan untukl mencapai lfalah atau
kemuliaan.
2) Cara mendapatkan komoditas agar terciptanya suatu kemaslahatan
Untuk mencapai suatu ekonomi yang maslahat maka kita harus
mencari cara hal inilah di awali dengan memutuskan apa apa saja
yang menjadikan perekonomian lebih baik contohnya yaitu kita
harus memutuskan Siapakah yang akan memproduksi suatu barang
ataupun jasa, lalu seperti apa teknologi ekonomi produksil yang
ldigunakan, dan bagaimanal cara mengelola sumberl daya agar
tercapai suatu kemaslahatan tersebut. Kemaslahatanl dalam
produksil bisa terjadil sepanjang prosesl produksi baik pada
pemilihanl input, lproses produksi, hinggal output
ldihasilkan.Produksi lyang mengandung maslahatl yaitu produksil
yang menggunakanl input lhalal, diproses lsecara halal, danl
menghasilkan outputl halal.
3) Bagaimana komoditas didistribusikan agar tercapainya suatu
kemaslahatan
Setiap orang yang menginginkan kemaslahatan baik untuk
individu dan masyarakat mereka akan memutuskan siapa yang
pantas menerima barang atau jasa sehingga setiap orangnya
memiliki kesempatan untuk merasakan kemaslahatan tersebut
adalah dan mereka akan tau kepada siapa sumber daya akan di
distribusikan. Nilai utama dalam komoditas yang sesuai dengan
ajaran islam adalah keadilan dan saling tolong menolong (tafakul), di
mana sumber daya serta barang atau jasa didistribusikan kepada
individu secara adil dan tentunya melalui mekanisme pasar ataupun
metode kebajikan atau takaful (misalnya tidak menimbun barang,
tidak mengurangi timbangan), sehingga setiap individu dapat
merasakan kemaslahatan dari komoditas yang diproduksi.
Sistem Ekonomi Islam didirikan berdasarkan konsep yang
merujuk kepada kepemilikan pribadi. Penggunaan gak milik pun
dibatasi agar sesuai dengan ketentuan allah SWT karena pada
hakikatnya semua harta didunia adalah milik allah SWT manusia
hanya diberi kepercayaan oleh allah untuk mengelola sumber daya
alam tersebut. Namun pada hal ini terdapat konsekuensi yang harus
di terapkan oleh manusia yaitu sumber daya alam tentunya harus di
kembangkan dengan cara yang menguntungkan seluruh manusia
dari berbagai generasi dan dilakukan secara adil.
Karena kepemilikan individu sangat diperhatikan dalam
islam, maka mekanisme pasar yang menjadi tempat pertukaran
harta dimana pada tempat tersebut dijadikannya sebagai mekanis
untuk mengalokasikan sumber daya yang ada dengan baik dan
efisien. Masyarakat pun di harapkan untuk selalu bergerak maju
demi mewujudkan kesejahteraan sosial bersama baik dalam
material maupun im material.
Keadilan dan pembangunan menjadi insentif utama dalam
perekonomian. Arti dari insentif merupakan suatu dorongan untuk
meraih suatu kebahagiaan dan juga kesejahteraan baik material dan
immaterial dengan menjunjung tinggi kemuliaan atau falah,
Pada hal ini maka akanl melahirkan suatu permintaanl
barang ataupun jasal yang nantinya dihasilkanl oleh lprodusen,
produsen punl akan bergerak untuk lmemproduksi produk agar
dapat memberikanl kemaslahatan yang maksimal untuk
lmasyarakat, maslahat ini berisi tentang kehalalan suatu barang atau
jasa yang di hasilkan.
c. Berbagai kebutuhan masyarakat
Yang dimaksudkan dengan kebutuhan masyarakat adalah
keinginan masyarakat untuk memperoleh atau memiliki suatu barang
ataupun jasa. Adapun keinginan untuk memperoleh barang dan jasa ini
di bedakan menjadi dua yaitu :
1) Keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli
maksudnya yaitu ketika kita menginginkan sesuatu barang atau jasa
dan pada saat itu juga kita memiliki yang otomatis kita mampu
membeli barang dan jasa tersebut.
2) Keinginan yangl tidak disertail oleh kemampuanl untuk lmembeli
maksudnya ketika kita menginginkan suatu barang ataupun jasa
namun kita tidak memiliki uang untuk membelinya ataupun hargal
barang tersebutl tidak sesuail dengan lharga pasaran kita itu artinya
kita tidak memiliki kemampuan untuk membeli barang tersebut.
Adapun jenis barangl yang dibutuhkanl oleh manusia terdiril dari
bendal yang ldapat dilihat ataupun dirabal secara fisikl contohnya seperti
pakaian, lsepatu, makanan, ldan minuman. Sedangkanl barang yangl tidak
dapat dilihat yaitu jasa mengapa?, karena jasa merupakan layanan dari
seseorang ataupun suatul barang yangl memenuhi lkebutuhan masyarakat.
lBanyak pemikir ekonoml muslim yangl membahas tentang
permasalahan lekonomi dalam Islam karena permasalahan ekonomi ini
tidak akan luput dari perhatian kita sebagai manusia apalagi sebagai
ekonom pasti akan memperhatikan permasalahan ekonomi ini demi
merubah kegiatan ekonomi menjadi lebih baik lagi, diantara ilmuan muslim
yang memperhatikan tentang permasalahan ekonomi tersebut yaitu salah
satunya ada Baqr as-sa’d berikut penjelasan lebih lanjutnya Menurut
pemikiran Baqr as-sa’d ada beberapa teori tentang permasalahan ekonomi
yaitu : Konsep jaminan social, Keseimbangan social, Teori intervensi
negara.
Teori ini menjelaskan tentangl awal munculnyal persoalan ekonomil
merupakan pemikiranl yang orisinal bahkan tidak disepakatil oleh sebagianl
ekonom musliml dari berbagai belahan dunia, namun begitu pemikiranl ini
diyakini olehl beberapa teoril yang berasall dari pemikir ekonomi
konvensionall contohnya seperti marinal unility, law of dimishing, dan
hukum Gosen. Sebagian besar pemikiran ekonomi Baqr as sadr, berisi
tentang peran dan tanggung jawab pemerintah dibidang ekonomi, ketika
pemerintah tidak memiliki peran dan tanggung jawab pada dibidang
ekonomi maka ekonomi tersebut akan mengalami permasalahan.
d. Bukti nyata dari permasalahan ekonomi disekitar kita
Setiap perekonomian tentu saja pernah mengalami permasalahan,
semuanya tidak akan berjalan mulus karena perekonomian mengalami
perubahan demi perubahan dan tak jarang di tengah perubahan tersebut
terkadang ada suatu permasalahan yang datang berikut adalah bentuk
bentuk permasalahan ekonomi yangl terjadi ldi sekitar lkita bahkan
mungkinl menimpa saudara disekitar lkita :
1) Tingginya Angka Pengangguran
Contoh pertama dari permasalahan ekonomil yang terjadil di
lingkunganl sekitar lkita yaitu berhubungan dengan banyakl nya
pengangguran, bahkanl bisa dikatakan lbahwa pengangguran
selalu saja menjadil suatu permasalahan yangl dimiliki olehl setiap
negaral di berbagai belahan ldunia. Disisi lain juga pemerintah tidak
mudah untuk mewujudkan suatu pekerjaan yang sesuai dengan
kebutuhan, terkadang ketika dibukanya tempat untuk bekerja yangl
cukup besarl namun kualitasl sumber ldaya manusia nya belum
mumpuni atau belum mampu menjalankan pekerjaan tersebut hal ini
kerap kali menjadi alasan terjadinya pengangguran menjadi semakin
meningkat.
Adanya pengangguran di beberapa daerah membuat
masyarakat tidak memiliki pendapat yang jelas, pada akhirnya
mereka hanya mampu membeli barang atau jasa yang ada untuk
memenuhi kebutuhan nya bahkan tak jarang orang yang
menganggur tidak mampu membeli kebutuhan nya karena tidak
mempunyai pendapatan. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap
produsen yang menjual barang atau jasa mereka akan kesulitan
untuk memutarkan barang atau jasa yang mereka jual, dikarenakan
banyak konsumen yang tidak mampu membeli barang ataupun jasa
tersebut.
2) Permasalahan kemiskinan
Permasalahan ekonomi di Indonesia yaitu berkaitan dengan
kondisi kemiskinan yang kerap kali menjadi topik permasalahan
perekonomian hal ini masih berhubungan dengan pengangguran
kedua hal tersebut menjadi sebab-akibat satu sama yang lainnya.
Tingginya angka pengangguran memberi imbas pula kepada
kemiskinan karena ketika seseorang menganggur maka mereka
tidak memiliki penghasilan sedangkan ketika mereka tidak memiliki
penghasilan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya
hal inilah yang disebut dengan kemiskinan. Mereka menjadi susah
untuk mendapatkan kemakmuran di kehidupan mereka untuk
menjalani kehidupan sehari-hari nya.
3) Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat
Contoh permasalahan ekonomi yang ketiga ini tentunya masihl
berkaitan ldengan contoh sebelumnyal baik pada permasalahan
ekonomi pengangguranl maupun kemiskinanl semuanya tentu
berdampak pada keadaan suatu perekonomian. Hal tersebut terjadi
dikarenakan adanya pertumbuhan ekonomi di suatu negara dimana
pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh angka kemiskinan dan juga
angka pengangguran yang ada jika angka dari kedua permasalahan
tersebut cukup tinggi,sampai terjadi nya suatu ketimpangan atau
kesenjangan sosial yang menjadi smeniauh tentu konsisi tersebut
akan sangat berdampak bagi pertumbuhan ekonomi di suatu negara
menjadil tidak stabill sebaliknya jika angka kemiskinanl dan
pengangguran rendah makal pertumbuhan ekonomil akan
lmeningkat.
4) Daya Belil Masyarakat lRendah
Permasalahan ekonomi keempat adalah masalah yang terjadi
sangat dekat dengan kita yaitul berkaitan denganl daya belil oada
masyarakat hall ini terjadi ldikarenakan masyarakat Indonesial
cenderung memiliki dayal beli yangl rendah ataul yang biasa disebut
dengan stagnan disisi lain adal beberapa faktor yangl
mempengaruhi dayal lbeli pada masyarakat tersebutl contohnya
seperti permasalahan terhadap pendapatanl yang ldimiliki, harga
barangl ataupun jasa yang tidak sesuai dengan pasaran, dan juga
banyak nya barang ataupun jasa yang dibutuhkan untuk di
konsumsi.
Selain dari hal diatas juga kondisi infalnsi menjadi salah satu
faktor yang mempengaruhi dayal beli yangl dimiliki boleh
lmasyarakat, begitu jugal dengan banyaknya sukul bunga pinjamanl
yang tetapl dan membuatl suatu usaha lmenjadi terhambat dan tidak
dapatl diperluas.
5) Daya Saing Rendah
Permasalahan ekonomi yang kelima yaitu dengan adanya daya
saing yang rendah ditengah tengah masyarakat, lhal ini membuatl
investasi yangl terjadi ldi suatu negara menjadi semakin lberkurang,.
Hal ini mengakibatkan beberapa jumlah perusahaanl dan juga
bisnisl yang lberoperasi menjadi semakinl menurun dan tanpal
disadari, lhal ini membuatl persaingan di dunial bisnis menjadi
semakinl menurun bukan hanya di suatu negara bahkan mungkin
saja global.
6) Kebijakanl Subsidi Energil yang lInkonsisten
Contoh permasalahan ekonomi kali inil berkaitan dengan
kebijakan lsubsidi energi yangl terkadang berubah ubah atau tidak
konsisten. Permasalahan ekonomi ini rupanya sudah terjadi
beberapa tahun kebelakang, dimana subsidi di indonesia sudah
semakin berkurang hal ini mengakibatkan terpengaruh nya
perekonomian di Indonesia sedangkan masayarakat masih harus
memenuhi mereka dengan sumber energi yang ada. Oleh karena itu
pemerintah harus mampu mengusahakan pihak mana yang harus
benar-benarl berhak untukl mendapatkan subsidil tersebut.
7) Kinerja Pajak yang Rendah
Permasalahan ekonomi kali ini yaitu ketika kinerja ajak yang
rendah maka pendapatanl pemerintah yangl didapatkan melaluil
pembayaran pajakl juga semakinl menurun.
Disisi lain, rasiol utang terhadapl PDB masihl terus mengalamil
peningkatan. Halo lini berdampak pada pembayaran bungal utang
yang berfungsi sebagai belanjal pemerintah pusatl menjadi lebihl
tinggi. Makal dari itul dalam hal ini perlu kesadaran dari masyarakat
nya untukl membayar pajakl sesuai denganl ketentuan yangl ada
jika masyarakat tidak membebani pajak sesuai ketentuan
masyarakat maka akan merimbas pada kondisi perekonomian
negara.
8) Krisis Nilai Tukarl Uang
Permasalahan ekonomi kali ini datang dadi nilai pertukaran
uang, sebelum nya perlu kita ketahui bahwa nilai tukar uang
tentunya menberikan pengaruh yang cukup besar terhadap
pertumbuhan akonomi di suatu negara mengingat bahwa sebagian
besar kebutuhan bahan baku produksi di Indonesia itu berasal dari
luar negeri maka dari itu pembayaran untuk bahan baku yang
datang perlu menggunakan nilai mata uang yang tentunya sudah
disepakati sedari awal.
Contohnya pembayaran dengan mata uang Dollar AS ataupun
Euro yang jelas nilai mata uang nya lebih tinggi daripada mata yang
indonesia, hal ini akan berpengaruh terhadap margin laba yang
dimiliki oleh perusahaan itu. Ketika konsumsi masyarakat
meningkat, maka penghasilan yang didapatkan oleh perusahaan
yang dibeli barang atau jasanya akan sama meningkat hal ini tentu
berpengaruh pula terhadap pertumbuhan ekonomi dinergara
tersebut
9) Kredit yang Macet
Permasalahan mengenai kredit yang macet terjadi ketika para
debitur tidak mampu membayar hutang yang ia miliki yang
berhubungan dengan pihak lembaga keuangan contohnya seperti
bank. Biasanya masyarakat yang berperan sebagai debitur ini hanya
mengajukan pinjaman hanya untuk keperluan konsumtif, tak jarang
pada akhirnya mereka tidak mampu membayar pinjaman tersebut.
Sementara pihak lembaga keuangan tentu saja perlu memutarkan
modal yang ia miliki dari pinjaman yang akan dinayarkan oleh
debitur tersebuttersebut, ketika debitur tidak mampu membayar
maka lembaga keuangan akan kehilangan modal yang dimiliki
sebelumnya
Begitulah beberapa contoh permasalahan ekonomi yang terjadi
disekitar kita, maka dari itu untuk mengurangi permasalahan
ekonomi kita sebagai pelaku ekonomi harus bekerjasama dengan
pemerintah untuk mengatasi permasalahan ekonomi ini agar tidak
semakin parah ke depannya.
e. Dampak nyata dari permasalahan ekonomi
Ada berbagai macam bentuk permasalahan ekonomi namun
sebagai contohnya maka kita akan membahas satu masalah ekonomi
yang dampaknya sangat nyata bagi kita sebagai pelaku ekonomi yaitu
resesi, resesi ekonomi artinya adalah suatu keadaan dimana suatu
perekonomian mengalami penurunan dalam waktu yang cukup lama,
resesi ini tentu tidak menguntungkan bagi suatu pemrekonomian
Karena saatl resesi ekonomil terjadi hampir semual jenis lbisnis baik
yangl berskala besarl maupun lberskala kecil akanl terkena dampaknya.
Hal ini juga akan berdampak parah bagi kondisi kartu kredit yang
akan semakin ketat, dimana permintaan ataupun pengajuan
permohonan akan melambat dan pada akhirnya terciptalah
lkekhawatiran, ketidakpastian danl juga ketakutan secaral umum lresesi
ini tidak hanyal berdampak bagi pemerintah tetapil bagi perusahaan
ataupun lkehidupan individu berikutl penjelasan nya :
1) Dampak Resesi Pada Pemerintah
Dampak yang paling terasa dari resesi terhadap pemerintah
yaitu jumlahl pengangguran yangl kian lama kian lmeningkat, dan
pemerintah dituntutl untuk lsegera menemukan solusinya agar
resesil tersebut berkahir sehingga lapanganl kerja lkembali terbuka
untuk menyerapl tenaga kerjal disisi lain juga pinjaman lpemerintah
akan melambung tinggil sebab disetiap anggaran yangl dikeluarkan
oleh pemerintah lmembutuhkan dana yangl cukup guna membiayail
berbagai kebutuhanl sebagai upaya lpembangunan negara.
Beberapa sumberl negara yangl berasal daril pajak maupun nonl
pajak jugal akan menjadi rendahl karena ketika resesi terjadi
lpekerja hanya akan mendapat pemasukan yangl rendah, pada
akhirnya pemerintah hanya menerimal pajak lpenghasilan yang
relatif lrendah, harga propertil pun akan rendah pajakl yang
dihasilkan dari lproperti juga akan rendah, pengeluaran masyarakat
cenderung akan lebih sedikit semua ini akan sangat berpengaruh
bagi pendapatanl PPN (Pajakl Pertambahan lNilai) yang akan
mengalami kenaikan.
Selain dari pada itu pada bidang pembangunanl tetap akan
dituntutl untuk lterus dilakukan dari berbagail sektor pemerintahanl
hal ini dilakukan guna menjamin kesejahteraan rakyatnya, baik dari
segi tunjangan ataupun bantuanl sosial, lsubsidi dan yang lainl
sebagainya. Maka dari itu penurunanl dan peningkatan pajak
sangatlah berpengaruh untuk kesejahteraan karena hal ini akan
memutuskan tinggi ataupun rendahnya anggaran dan utang yang
dimiliki oleh pemerintah.
2) Dampak pada perusahaan
Dampak resesi tidak hanya berpengaruh pada pemerintahan
melainkan juga ada suatu perusahaan mengingat sebuah bisnisl
sangatl mungkinl mengalami lkebangkrutan akibatl terjadinya rlesesi
ini, hall ini dipicul loleh beberapa faktorl ekonomi lseperti lfaktor
ekonomi yangl tidak lbaik (negatifl), lalu lterpecahnya lsumberdaya
roll, lalul krisisl kredit, hargal aset yangl lberbasis hutang danl yang
llainnya. Ketikal suatu lbisnis gagal, perusahaan lpun akanl
mengalami lpenurunanl pendapatanl secara ldrastis sat pendapatanl
menurun makal semua akanl msmicul efek dominol terhadapl
kehidupan ekonomil pekerjaanya. Bagil pekerja yang terkenal PHKl
maka akanl kehilanganl seluruh lpendapatannya. L
Selain itu pekerjal yangl terkena penurunanl upah mereka akanl
kehilangan sebagaian lpendapatannya. Ketika pendapatanl menurun
maka jelasakan lmempengaruhi penurunan dayal belil pada
masyarakatl tersebut, disaat ldaya beli lmasyarakat tersebut
menurunl potensi lperusahaan untukl meningkatkanl pendapatanl
pun lsemakin kecil. lKondisi inilahl yang akanl mengancam
lelancaranl arusl kasnya.
Dengan terjadinya resesi maka masyarakat tentunya lebih
berhati-hati dalam menggunakan uangnya. Sehingga tingkat
permintaan terhadap barang dan jasa mengalami penurunan.
Permintaan yang menurun, tentu saja akan turut menurunkan laba
perusahaan, bahkan ketika permintaan tidak ada sama sekali
perusahaan tentu saja mendekati kepada kerugian besar atau
bahkan sampai bangkrut jika tidak pun mereka akan mengambil
langkah lain yaitu perang harga, namun dalam suatu perang harga
perusahaan akan mnggangtungkan dirinya pada harga pasar,
mereka akan melakukan penurunan harga besar besaran supaya
menarik minat konsumen untuk membeli barang tersebut hal ini
akan berefek pada kurangnya profitabilitas.
Profit yang menurun akan memaksa perushaan untuk
melakukan efisiensi dengan cara menutup bisnis yang dinilai kurang
menguntungkan dan memotong biaya operasional. Dalam upaya
tersebut tidak sedikit perusahaan yang menurunkan upah kerja atau
bahkan memutuskan hal kerja.
3) Dampak pada pekerja.
Resesi memberikan Dampak nyata pada para pekerja yaitu
dengan pemutusan hubungan kerja,hal ini akan menjadikan pekerja
tersebut menjadi pengangguran, padahal seseorang yang sudah
menganggur pun dituntutl untuk tetapl memenuhi lkebutuhan
hidupnya baikl untuk dirinya lsendiri ataupun keluarga nya.
Masalah pengangguranl tidak hanya menimbulkanl pada
perekonomianl tapi ljuga menuju ranah lsosial. Tingkat
pengangguranl yang tinggil sendiri menjadil salah lsatu faktor
penyebabl terjadinya ketidakstabilanl sosial, yangl mengarah
kepadal vandalisme ldan kerusuhan ldi masyarakat. lBahkan,
pengangguran massall juga dapatl mengancam ltatanan sosial
kehidupanl berbangsa danl bernegara.
f. Upaya dalam mengatasi permasalahan ekonomi
Seperti yang kita ketahui bahwa islam selalu berupaya untuk
menjadikan sebuah perekonomian yang mampu mensejahterakan
rakyatnya dan juga dalam berekonomi islam berharap akan tercapainya
norma norma islam dan juga distribusi pendapatan juga kekayaan
dengan cara yang adil juga merata maka dari itu perlu adanya solusi
yang nantinya mampu mengatasi permasalahan ekonomi dari berbagai
solusi yang ada berikut ada beberapa solusi untuk mengatasi
permasalahan ekonomi yang bertujuan untuk mensejahterakan ekonomi
yang nantinya dapat tercapai dengan menggunakani kerangkal norma
morall Islam danl terpenuhinya distribusi lpendapatan dan kekayaanl
secara adill dan meratal maka dari itu perlu juga adanya solusil yang
ldapat diberikan untukl mengatasi masalahl-masalah lekonomi dari
berbagai solusi yang ada berikut solusi untuk mengatasi permasalahan
ekonomi menurut islam :
1) Pro-Poor Growth
Islam selalu memberikan dukungan yang sangat besar untuk
pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik yang nantinnya dapat
bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Agar tujuan itu dapat dopenuhi
maka ada dua upaya yang harus dulakukan, dan keduanya akan
mendukung aktivitas perekonomian di sektor roll dan juga
pelarangan riba.
Adapun pelarangan riba ini nantinya akan mengendalikan
inflansi secara efektif dengan begitu saya beli masyarakat akan
semakin terjaga dan nantinya akan terciptalah suatu perekonomian
yang memenuhi stabilitas ekonomi namun hal ini juga perlu
didukung dengan penggunaan modal ekonomi yang produktif baik
dalam sistem kerja sama lekonomi maupun dalam bisnisl contohnya
seperti lmuzara'ah, lmudharabah, musaqah sehinggal dengan hal
tersebut akan terciptalah suatu keseimbangan atau keselaeasan
lantara sektor roll danl juga moneter dan pertumbuhanl ekonomi
punl akan berlangsung dengan lberkesinambungan.
2) Prol-Poor lBudgeting
Maksud dari upaya yang kedua ini yaitu seperti yang kita ketahui
bahwa islam selalu mengusahakan bagaimana caranya agar
perencanaanl anggaran di negaral dapat memihak padal
kepentingan kalanganl masyarakat, karena hal ini akan menjadi
salah satu acuan terjadinya kesejahteraan dalam masyarakat juga,
selain daripada itu islam berpendapat bahwa anggaran negara
merupakan harta publik yang artinya harta tersebut milik semua
komponen yang berada di negara tersebut sehinggal anggaran
ltersebut menjadil sangat responsifl bagi kepentinganl orang yang
kurang mampu. .
3) Pro-Poorl Public Servicesl
Dalam hal ini yang islam menjelaskan suatu upayanya mengenai
lpenyediaan pelayanan publikl yang nantinya akan berpihakl
terhadapl apapun yang menjadi lkepentingan masyarakatl yang luas.
lTerdapat tigal layanan publikl yangl tentunya lharus mendapat
perhatianl secaral serius yaitul dari bidang birokrasi, pendidikan, dan
juga dari bidang kesehatan. Adapun maksudl birokrasil merupakan
lsebuah lamanah luntuk memberikan pelayananl kepadal
masyarakat banyak. Dalam birokrasi ini tidakl dibentuk luntuk
kepentingan ldiri sendiri ataupunl golongan melainkan secara umum.
Adapun contoh birokrasi yang sudah terjadi yaitu seperti yangl
pernah ldilakukan loleh Khalifahl Usman dan lAli dalaml hal ini
lKhalifah lUsman tidakl mengambil lgaji daril kantor nya lsedangkan
Khalifah lAli membersihkanl birokrasi ltersebut ldengan lcara
memberhentikan lpejabat publik lyang sudahl terbukti melakukanl
korupsi, lselain itu islaml selalu lmendorong lkemajuan pendidikanl
maupun kesehatanl sebagail salahl satu lsumber yang menunjangl
produktivitas.
Tak terlepasl dari ketigal solusi terseblut,islam slelalu
mendolrong kebijaklan pemlerataan maulpun distribusi penldapatan
yang belrpihak padal rakyat miskinl, dalam distlribusi pendalpatan ini
telrdapat tiga ilnstrumeln utama lyang Islalm ajarkanl, yang perltama
ylaitu kepemiliklan tanah, penerapanl zakat, menglanjurkan qardhull
hasan, inlfak, serta wlkaf. Dallam hal ini secarla garis lberarti dapatl
diambil klesimpulan nyla bahwa ekonlomli Islam selallu berupaya
ulntuk berfolkus padal sebuah kolnsep sertal usaha untluk bisa
meningkaltkan kesejahteraanl masyarakat. Dan hal inilah membuat
ekonomi Isla disebut sebagaimana jawaban dari tantangan
peradaban dunia.
Adapun peran al-Qur'an dalam mengatasi permasalahan ekonomi
yaitu dengan :
1) Kesatuan
Maksud dari Kesatuan disini yaitu Kesatuan
sebagaimana yang di jelaskan dalam konsep tauhid dimana di
dalamnya terdapat perpaduan aspek kehidupan muslim yang
baik dalam bidang ekonomi, sosial, politik, agar menjadi suatu
yang homogen ya whole atau keseluruhan yang homogen,
dalam hal ini jug a terdapat suatu konsep yang sangat
dipentingkan yaitu konsep konsistensi dan kelenturan secara
menyeluruh. Dalam konsep tauhid seluruh perbuatan manusia
hanya akan terfokus pada Tuhan saja, jika dalam bahasa yusuf
Qardhawi hal ini disebut dengan titik tolak yang nantinya akan
bernilai rabbani atau ketuhanan ia pun menjelaskan lebih jauh
lagi tentang ekonomi islam dan berpendapat bahwa ekonomi
islam merupakan ekonomi yang ilahi yah karena titik tujuannya
yaitu kepada allah, seperti tujuan mencari ridha allah, dan cara
cara nya pun tidak bertentangan dengan syaratnya. Seluruh
kegiatan ekonomi menurut yusuf Qardhawi seluruh kegiatan
ekonomi, baik dalam produkai, konsumsi, Penukaran, dan
distribusi dikaitkan pada prinaip ilahi yah dan tujuan ilahi
2) kesetimbangan (Keadilan)
Adapun peran al-Quran dalam permasalahan ekonomi
yang kedua yaitu sebagai suatu ksetimbangan (equiblirium) atau
keadilan yang menggambarkan suatu dimensi horizontal dalam
ajaran islam, hal ini berhubungan dengan keseluruhan harmoni
pada alam semesta hal ini dikenal dengan sunatullah. Sifat dari
keseimbangan ataupun keadilan ini bukan hanya sekedar
karakteristik alami saja melainkan mencakup karakteristik
dinamis yang harus di perjuangan oleh setiap muslim di dalam
kehidupannya.
Pelaku keseimbangan dan keadilan ini dalam proses
ekonomi secara tegas sudah dijelaskan bahwa dalam konteks
proses bisnis yang sederhana agar setiap perusahaan dapat
menyempurnakan takaran maksudnya yaitu ketika menakar dan
menimbang dengan neraca harus dilakukan dengan benar,
karena hal tersebut merupakan perilaku yang baik dan sesuai
dengan syariat islam sebagaimana terdapat dalam (QS Al-Isra:
35, al-Muthaffifin: 1-3)
3) kehendak bebas
Kehendak blebas ini merupalkan peran Al-Qur'an yang
ketiga dalam mengatasi permasalahan ekonomi yang ketiga
dalam hal ini kehendak bebas merupakan suatu hal yang
memiliki peran palinlg orisinal dallam filslafat ilmu solsial tentang
konselp lmanusia yang “belbas” berdasarkanl pernyataan ini
makal dalaml perekonolmian manusila memililki suatu
kebebasaln untuk mlembuat Perjalnjian termasluk jugla untuk
menlepati janji ataupun mengingkari nya namuln, seorang
mluslim yang lpercaya padla kehendak allah maka muslim
tersebut akan menepati semula janjinyal. Dalam lmasalah
lperjanjian ini lbaik dalam Perjalnjian kesletiaan terhadap allalh
maupun lPerjanjian yang dibuat pada sesama manusia yang
lainnya, manusia dianjurkan harus menepati janjinya.
4) Pertanggungjawaban
Maksud dari pertanggungjawaban dalam Al-Qur’an yaitu
dalam perekonomian segala sesuatu akan
dipertanggungjawabkan jadi dalam menjalankan perekonomian
kita harus sesuai dengan prinsip syariah atau ketuhanan selain
untuk memenuhi ekonomi yang sesuai dengan syariat ekonomi
ini pun dapat mensejahterakan rakyat nya karena selalu
mengupayakan kepentingan bersama dalam berekonomi kita
tidak dapat melakukan suatu kebebasan yang tanpa batas.
Kebebasan tanpa batas ini merupakan hal yang sangat
mustahil yang dilakukan oleh manusia tentu saja hal ini akan
dipertanggungjawabkan. Hal yang perlu dipertanggungjawabkan
dalam perekonomian paling tidak secara garis besar ada tiga
yaitu pada perhitungan margin, keuntungan nilai upah tentunya
harus dikaitkan dengan upah minimum secara sosial yang
biasanya diterima oleh masyarakat banyak, yang kedua yaitu
pada economic return merupakan halnya yang harus
diperhatikan oleh para pemberi pinjaman modal mengapa?,
karena peminjaman modal ini tentunya harus di hitung
berdasarkan pengertian yang tegas bahwa besarnya
perhitungan tidak dapat diramalkan dengan probabilitas
kesalahan nol dan tak dapat lebih dahulu ditetapkan (seperti
sistem bunga). Ketiga, Islam melarang semua transaksi yang
dicontohkan dengan gharar atau kecurangan.
Mengingat tulisan diatas mengingatkan kita bahwa adal
baiknya kalaul kita lmembuka kembali sejarahl sejarah tentang
bagaimana prosesl maju mundurnya sekaligusl sebab sebab
terjadinya suatu tatananl masyarakat yangl awal mulanya baik
baik saja menjadi sebuah masyarakat yang hancur akibat
terjadinya penyimpanan penduduk lterhadap proses
perekonomianl pada waktul itu.
Contohnya saja pada kaum madyan dan Aikah kedua
kaum ini merupakan kaum yang dititipkan oleh allah swt kepada
nabi syuaib untuk membimbing mereka karena kedua kaum ini
melakukan kecurangan dalam bidang ekonomi dan juga
perdagangan, jika mereka melakukan perdagangan mereka
selalu bersuka tidak jujur dalam menjual barang, dan
mengurangli takaraln timbangan dlan jika melmbeli barangl
daganlgan mereka sukal mencela, mlengejek dan juga
menjaltuhkan barang, tak jarang pula mereka selalu menawar
barang tersebut denganl harga yangl sangat murah lmereka
disebut dengan kaum lbaahisatan, yaitu kauml yang sukal
bersikap lzalim dalam lperekonomian. Atas penyimpanganl
perekonomian yangl mereka llakukan, maka lAllah swt
mengirimkanl ganjaran yangl setimpal denganl perbuatan
lmereka, mereka ldihancurkan oleh gempal (QS lAl-A’raf: l91)
kekeringan danl panas yangl sangat ldan hujan apil (QS lAs-
Syu’aral: 189).
Dalam kisah kaum Madyan dan alikan di atas maka
dapat di simpulan bahwa setiap perbuatan kita pasti akan
dipertanggungjawabkan dan akan memeberikan dampak bagi
kita sendiri jika kita melakukan kebaikan maka akan allah ganti
dengan kebaikan dan Jika kita melakukan keburukan maka allah
juga akan menggantikan keburukan juga maka dari itu dalam
berekonomi kita harus memiliki sikap tanggungjawab dan juga
bersikap baik sesuai dengan aturan islam agar dalam kehidupan
kita, kita selalu diberikan hal hal yang mendatangkan
kemaslahatan dari allah swt.
C. Kesimpulan.
Setiap perekonomian tentu saja memiliki masalah karena,
perekonomian tidak hanya diam ditempat namun memiliki perkembangan dan
tak jarang pula perkembangan tersebut terdapat beberapa permasalahan
ekonomi. Masalah ekonomi pada saat ini memiliki banyak macamnya, berbeda
dengan zaman yang terdahulu,pada saat itu permasalahan ekonomi relatif
sempit dari pada masalah ekonomi setelahnya sampai saat ini.
Permasalahan ekonomi secara garis besar terjadi karena ulah dari
pelaku perekonomian itu sendiri juga terjadi karena kurangnya sember daya
alam yang ada namun Permasalahan ekonomi ini lebih sering terpicu dengan
adanya ketidak cukupan Keinginan manusia, manusia cenderung merasa tidakll
pernah puasl selalu menginginkanl hal yang terkadang diluarl kebutuhan dalaml
kehidupannya. Bahkan menurutl mashlow kebutuhan fisiologis, lkeamanan,
sosial dan hargal diri lmanusia tentunya menginginkan aktualisasil diri.
Aktualisasi diri inil bersifat tidakl terbatas lyang pada akhirnyal akan membuatl
manusia tidakl pernah lpuas. Sedangkan permasalahan perekonomian menurut
islam yaitu merupakan suatu bentuk kontribusi yang tidak merata, maksudnya
yaitu penyebaran barang ataupun jasa yang tidak merata dikalangan
masyarakat, selain itu juga harga yang di pasarkan tidak sesuai dengan
keadaan masyarakat luas mungkin saja ada yang sesuai namun hanya
sebagian orang, sedangkan orang lainnya atau bisa dikatakan orang yang
kurang mampu tidak dapat merasakan atau membeli barang tersebut,
sedangkan jika barang yang tidak sesuai harganya tersebut adalah bahan
pokok (kebutuhan pokok) maka semua orang pasti membutuhkannya baik yang
yang mampu ataupun yang kurang mampu untuk melangsungkan kehidupan
nya.
Permasalahan ekonomi ini sudah banyak terjadi disekitar kita seperti
kemiskinan, pengangguran, pertumbuhan ekonomi masyarakat dan
menurunnya minat beli masyarakat terhadap suatu barang atau jasa hal ini
tentu akan berdampak bukan pada pemerintahan saja tetapi pada perusahaan
bahkan individu juga. Maka dari itu kita sebagai pelaku ekonomi harus
memperhatikan apa apa saja yang menjadi sumber permasalahan ekonomi dan
juga kita harus menjalankan ekonomi sesuai dengan aturan baik aturan negara
maupun aturan syariat islam bahkan al-Qur’an pun membahas tata cara dalam
mengatasi permasalahan ekonomi maka dari itu kita harus menjalaninya
dengan baik agar bermanfaat bagi hidup kita bukan hanya di dunia melainkan
sampai ke akhirat.
D. Latihan Soal
1. Apa yang dimaksud dengan permasalahan ekonomi secara umum?, hal
apa saja yang menjadi sumber permasalahan ekonomi?, apa saja bentuk
bentuk dari keterbatasan sumber daya alam?
2. bagaimana pengertian permasalahan ekonomi menurut islam?, apakah
sama dengan pengertian ekonomi secara umum, siapakah ahli yang
mengemukakan pendapat nya tentang permasalahan ekonomi?, apa saja
kebutuhan masyarakat guna memenuhi kebutuhan sehari harinya?
3. apa saja bukti nyata permasalahan ekonomi yang ada disekitar kita?, terjadi
karena apa saja permasalahan ekonomi tersebut?, apakah benar
permasalahan ekonomi tersebut terjadi?
4. apa saja dampak dari permasalahan ekonomi?, apakah dampak tersebut
mempengaruhi kegiatan perekonomian yang ada?, sektor mana saja yang
terkena dampak dari permasalahan ekonomi tersebut?
5. Bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan ekonomi menurut islam?,
apakah al-Qur’an juga mengambil andil dalam menuntaskan ekonomi?
DAFTAR PUSTAKA
A. Capaian Pembelajaran
1. Untuk memahami kompleksitas masalah ekonomi yang dihadapi oleh
pemerintah, termasuk aspek-aspek seperti inflasi, pengangguran,
pertumbuhan ekonomi, dan ketidakstabilan keuangan.
2. Untuk menganalisis faktor-faktor yang berkontribusi pada munculnya krisis
ekonomi, baik di tingkat nasional maupun global.
3. Untuk memahami dampak dari kebijakan ekonomi yang diimplementasikan
oleh pemerintah dalam menangani masalah ekonomi, termasuk kebijakan
fiskal dan moneter.
4. Untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dihadapi pemerintah
dalam merancang, mengimplementasikan, dan mengawasi kebijakan
ekonomi.
5. Untuk mengatahui berbagai pendekatan kebijakan alternatif yang dapat
digunakan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi, termasuk
kebijakan stimulus, deregulasi, dan reformasi struktural.
6. Untuk memahami dampak sosial dari krisis ekonomi, seperti
ketidaksetaraan pendapatan, pengangguran, dan kesulitan ekonomi
masyarakat.
7. Untuk mengidentifikasi tantangan global yang mempengaruhi kemampuan
pemerintah dalam menangani masalah ekonomi, seperti perubahan iklim,
perdagangan internasional, dan perkembangan teknologi.
8. Untuk memahami bagaimana faktor-faktor politik, termasuk tekanan dari
pemangku kepentingan, dapat memengaruhi pengambilan keputusan
ekonomi oleh pemerintah.
B. Pembahasan
1. Kompleksitas Masalah Ekonomi yang Dihadapi oleh Pemerintah
a. Inflasi
Masalah inflasi merupakan salah satu tantangan paling kompleks yang
dihadapi oleh pemerintah dalam mengelola perekonomian suatu
negara. Inflasi, atau kenaikan umum harga barang dan jasa dalam
jangka waktu tertentu, memiliki dampak yang meluas dan dapat
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat. Pemerintah
harus memahami bahwa tingkat inflasi yang rendah dan stabil penting
untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menjaga
daya beli masyarakat. Namun, mengendalikan inflasi bukanlah tugas
yang mudah, karena dipengaruhi oleh sejumlah faktor kompleks (Bank
Indonesia 2023).
Inflasi dapat dipicu oleh faktor-faktor permintaan, seperti peningkatan
belanja konsumen atau investasi yang signifikan. Di sisi lain, faktor-
faktor penawaran, seperti kenaikan biaya produksi atau keterbatasan
pasokan bahan baku, juga dapat menjadi pendorong inflasi. Pemerintah
harus mampu mengidentifikasi akar penyebab inflasi tersebut dan
merumuskan kebijakan yang tepat untuk menanggulanginya. Kebijakan
moneter, termasuk pengaturan suku bunga dan kontrol jumlah uang
beredar, serta kebijakan fiskal yang bijaksana, dapat menjadi instrumen
penting dalam upaya menstabilkan tingkat inflasi.
Inflasi juga memiliki dampak sosial yang serius. Tingkat inflasi yang
tinggi dapat menggerus daya beli masyarakat, terutama bagi mereka
dengan pendapatan tetap atau yang berpenghasilan rendah.
Masyarakat menjadi lebih sulit memenuhi kebutuhan dasar, seperti
makanan, pakaian, dan perumahan. Oleh karena itu, pemerintah perlu
mempertimbangkan dampak sosial ini dalam merancang kebijakan anti-
inflasi, yang seharusnya tidak hanya memperhatikan angka-angka
statistik tetapi juga kehidupan riil rakyat. Dalam menghadapi
kompleksitas masalah inflasi, pemerintah harus mengadopsi
pendekatan holistik yang melibatkan berbagai stakeholder ekonomi,
mulai dari produsen hingga konsumen, untuk mencapai stabilitas harga
yang berkelanjutan dan berkeadilan.
b. Pengangguran
Pengangguran adalah salah satu masalah ekonomi yang paling
kompleks dan signifikan yang dihadapi oleh pemerintah. Tingginya
tingkat pengangguran dapat berdampak negatif pada pertumbuhan
ekonomi, kesejahteraan sosial, dan stabilitas politik. Namun, mengatasi
pengangguran bukanlah tugas yang sederhana, mengingat berbagai
faktor yang terlibat (Rahayu and Djumena 2022).
Penyebab pengangguran dapat bervariasi dan melibatkan faktor-faktor
ekonomi, demografis, dan struktural. Pengangguran dapat disebabkan
oleh resesi ekonomi, ketidaksesuaian antara keterampilan tenaga kerja
dan tuntutan pasar kerja, atau bahkan perubahan dalam industri tertentu
yang mengakibatkan hilangnya lapangan pekerjaan. Pemerintah harus
memiliki pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor ini untuk
merumuskan kebijakan yang sesuai dalam menanggulangi
pengangguran.
Mengatasi pengangguran memerlukan pendekatan yang holistik. Selain
menggenjot pertumbuhan ekonomi melalui investasi dan pembangunan
infrastruktur, pemerintah harus mengambil langkah-langkah khusus
untuk mempersiapkan tenaga kerja dengan keterampilan yang
dibutuhkan di pasar kerja. Ini melibatkan investasi dalam pendidikan
dan pelatihan, serta pelibatan industri dan sektor swasta dalam upaya
mengurangi ketidaksesuaian antara penawaran dan permintaan tenaga
kerja.
Pengangguran sering memiliki implikasi sosial dan politik yang
signifikan, termasuk ketidakpuasan masyarakat dan kemungkinan
ketegangan sosial. Oleh karena itu, pemerintah harus mengadopsi
kebijakan yang mencakup perlindungan sosial, insentif bagi penciptaan
lapangan kerja, dan dukungan bagi kelompok rentan. Dalam
menghadapi kompleksitas masalah pengangguran, pemerintah harus
memahami bahwa solusi jangka panjang memerlukan perencanaan
yang cermat, kerjasama lintas sektor, serta komitmen untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
c. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu aspek terpenting dalam
manajemen ekonomi yang dihadapi oleh pemerintah. Masalah ini
tergolong kompleks karena melibatkan berbagai faktor yang
berinteraksi, sehingga perumusan dan pelaksanaan kebijakan yang
efektif sangatlah menantang.
Pertumbuhan ekonomi tergantung pada faktor-faktor eksternal dan
internal yang saling terkait. Faktor eksternal, seperti fluktuasi ekonomi
global, perubahan harga komoditas, atau ketidakpastian geopolitik,
dapat memberikan dampak yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi
suatu negara. Di sisi lain, faktor internal, seperti kebijakan fiskal,
moneter, dan investasi dalam infrastruktur, juga memegang peranan
penting. Oleh karena itu, pemerintah harus mempertimbangkan
sejumlah faktor ini secara simultan dalam merancang strategi
pertumbuhan.
Masalah pertumbuhan ekonomi sering melibatkan perdebatan
mengenai distribusi kekayaan dan kesetaraan. Meskipun pertumbuhan
ekonomi dapat menciptakan kemakmuran secara keseluruhan, tidak
selalu berdampak merata pada seluruh lapisan masyarakat. Oleh
karena itu, pemerintah harus menjaga keseimbangan antara memacu
pertumbuhan dan memastikan bahwa manfaatnya dapat dirasakan oleh
sebanyak mungkin warga negara. Hal ini menambah kompleksitas
dalam merancang kebijakan ekonomi yang adil dan inklusif.
Masalah pertumbuhan ekonomi juga melibatkan perkiraan jangka
panjang yang rumit dan perubahan dalam paradigma ekonomi.
Pemerintah harus memahami dampak teknologi, globalisasi, perubahan
iklim, dan tantangan ekonomi lainnya dalam mengatasi pertumbuhan
ekonomi. Hal ini memerlukan visi jangka panjang, penyesuaian
kebijakan yang fleksibel, serta kolaborasi dengan pihak swasta dan
berbagai pemangku kepentingan.
Menghadapi kompleksitas masalah pertumbuhan ekonomi memerlukan
pemahaman mendalam, penelitian yang berkelanjutan, dan kesiapan
untuk beradaptasi dengan perubahan. Pemerintah harus mengambil
peran aktif dalam merumuskan strategi pertumbuhan yang seimbang,
inklusif, dan berkelanjutan guna mencapai kesejahteraan masyarakat
yang lebih baik.
d. Ketidakstabilan Keuangan
Ketidakstabilan keuangan merupakan salah satu aspek kompleks dalam
masalah ekonomi yang kerap dihadapi oleh pemerintah. Ketidakstabilan
ini mencakup berbagai fenomena, termasuk fluktuasi mata uang, krisis
keuangan, perubahan suku bunga, serta volatilitas pasar finansial.
Masalah ini menjadi kompleks karena berdampak luas pada
perekonomian suatu negara, merambat ke berbagai sektor, dan dapat
mengganggu stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Ketidakstabilan keuangan dapat muncul secara tiba-tiba akibat
perubahan faktor eksternal, seperti peristiwa global atau regional yang
mempengaruhi pasar keuangan. Gejolak ini seringkali sulit untuk
diprediksi, dan pemerintah harus bersiap dengan strategi untuk
meresponsnya, termasuk intervensi pasar dan kebijakan moneter yang
sesuai.
Masalah ketidakstabilan keuangan sering kali dipicu oleh faktor internal,
seperti masalah perbankan, masalah struktural dalam ekonomi, atau
ketidakdisiplinan fiskal. Penyebabnya bisa sangat beragam dan
memerlukan perhatian penuh pemerintah dalam menerapkan kebijakan
yang tepat guna menstabilkan situasi.
Mengatasi ketidakstabilan keuangan memerlukan kerjasama dengan
berbagai pemangku kepentingan, termasuk lembaga-lembaga
keuangan, pelaku bisnis, dan masyarakat. Pemerintah harus bekerja
keras dalam mengembangkan kerangka kerja yang memadai untuk
mengawasi, mencegah, dan mengatasi ketidakstabilan ini agar ekonomi
dapat tetap berjalan lancar.
Dalam menghadapi kompleksitas masalah ketidakstabilan keuangan,
pemerintah perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang
dinamika pasar keuangan, fleksibilitas dalam merancang kebijakan, dan
kesiapan untuk merespons dengan cepat. Hal ini penting untuk menjaga
stabilitas ekonomi, melindungi mata uang, serta meminimalkan risiko
yang dapat mengganggu pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat.
8. Faktor-faktor Politik
Faktor-faktor politik memiliki peran yang sangat signifikan dalam
pengambilan keputusan ekonomi oleh pemerintah. Tekanan dari berbagai
pemangku kepentingan, seperti kelompok bisnis, serikat pekerja, partai
politik, dan kelompok masyarakat sipil, seringkali memengaruhi arah dan
kebijakan ekonomi yang diambil.
Kelompok bisnis seringkali berusaha mempengaruhi kebijakan ekonomi
untuk kepentingan mereka sendiri. Mereka dapat memberikan dukungan
finansial kepada partai politik atau calon politik yang mendukung kebijakan
pro-bisnis, seperti pemotongan pajak atau deregulasi. Dalam beberapa
kasus, kelompok bisnis juga dapat melakukan kampanye lobi atau advokasi
kebijakan guna memengaruhi peraturan yang menguntungkan mereka.
Serikat pekerja juga memiliki peran penting dalam memengaruhi
kebijakan ekonomi. Mereka dapat melakukan mogok kerja atau demonstrasi
untuk menuntut kenaikan upah, perlindungan pekerja, atau penghapusan
kebijakan yang dianggap merugikan pekerja. Dalam konteks politik, serikat
pekerja sering menjadi penggerak kebijakan sosial dan ekonomi yang
bersifat pro-pekerja.
Partai politik memiliki pengaruh besar dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Partai politik yang berkuasa dapat menentukan arah kebijakan
fiskal, moneter, dan perdagangan. Mereka juga berusaha memenuhi janji
kampanye mereka kepada pemilih, yang dapat melibatkan perubahan
kebijakan ekonomi yang signifikan.
Kelompok masyarakat sipil dan aktivis juga dapat memengaruhi
pengambilan keputusan ekonomi. Mereka seringkali bertindak sebagai
pengawas dan pengkritik kebijakan pemerintah. Melalui kampanye,
demonstrasi, atau advokasi kebijakan, mereka berupaya untuk memastikan
kebijakan yang diambil pemerintah adalah yang terbaik bagi masyarakat.
Dalam pandangan ini, faktor-faktor politik memiliki dampak besar
terhadap kebijakan ekonomi suatu negara. Pemerintah harus
mengakomodasi berbagai kepentingan dan tekanan ini sambil tetap
menjaga keseimbangan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Pengambilan keputusan
ekonomi yang bijaksana memerlukan perhatian terhadap beragam masukan
politik, termasuk perdebatan dan kompromi yang dapat memengaruhi arah
kebijakan ekonomi.
C. Kesimpulan
Menghadapi masalah ekonomi adalah tugas yang kompleks dan penuh
tantangan bagi pemerintah di seluruh dunia. Kesulitan pemerintah dalam
menangani masalah ekonomi tercermin dalam berbagai aspek, termasuk
inflasi, pengangguran, hutang negara, dan pertumbuhan ekonomi yang lambat.
Salah satu tantangan utama adalah mengatasi keseimbangan yang rapuh
antara pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan stabilitas ekonomi jangka
pendek. Upaya untuk merangsang pertumbuhan sering kali dapat
meningkatkan inflasi atau memperburuk defisit anggaran, sementara kebijakan
yang terlalu ketat dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu,
mencapai keseimbangan yang tepat dalam pengambilan kebijakan ekonomi
adalah tugas yang rumit.
Kesulitan lainnya terletak pada tekanan global dan perubahan cepat dalam
dinamika pasar global. Ketidakstabilan dalam pasar keuangan global,
perubahan harga komoditas, dan gejolak perdagangan internasional dapat
secara signifikan mempengaruhi ekonomi suatu negara. Pemerintah harus
memiliki kesiapan dan ketangguhan untuk merespons dengan cepat terhadap
perubahan-perubahan ini, sambil tetap menjaga kestabilan ekonomi dalam
negeri.
Selain itu, masalah ekonomi sering kali terkait erat dengan masalah-
masalah sosial dan politik. Tuntutan dari berbagai kelompok masyarakat,
tekanan politik, dan adanya ketidaksetaraan ekonomi dapat mempersulit upaya
pemerintah dalam merancang dan melaksanakan kebijakan ekonomi yang
efektif. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk membangun konsensus
dan dialog yang kuat dengan berbagai pihak terkait untuk mencari solusi yang
berkelanjutan dalam menangani masalah ekonomi.
Secara keseluruhan, menghadapi kesulitan dalam menangani masalah
ekonomi membutuhkan kombinasi strategi yang bijaksana, keberanian untuk
membuat keputusan sulit, serta kemampuan untuk beradaptasi dengan
perubahan-perubahan global. Pemerintah harus mempertimbangkan berbagai
faktor, mendengarkan masukan dari berbagai pihak, dan memiliki visi jangka
panjang yang kuat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil,
berkelanjutan, dan inklusif bagi semua lapisan masyarakat.
D. Latihan Soal
1. Apa saja kesulitan utama yang dihadapi pemerintah dalam menangani
inflasi dan bagaimana upaya-upaya yang dapat diambil untuk mengatasi
masalah tersebut?
2. Bagaimana ketidakstabilan pasar keuangan global dapat mempengaruhi
ekonomi suatu negara, dan strategi apa yang sebaiknya digunakan oleh
pemerintah untuk merespons perubahan-perubahan tersebut?
3. Apa dampak ketidakstabilan ekonomi terhadap tingkat pengangguran, dan
strategi apa yang dapat diterapkan pemerintah untuk mengatasi masalah
pengangguran?
4. Bagaimana politik ekonomi internal suatu negara dapat memengaruhi
pengambilan keputusan pemerintah dalam menghadapi masalah ekonomi?
5. Apa peran perdagangan internasional dalam menghadapi kesulitan
ekonomi, dan apa tantangan yang dihadapi pemerintah terkait dengan
perubahan dalam dinamika perdagangan global?
DAFTAR PUSTAKA
A. Capaian Pembelajaran
1. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah dalam perekonomian.
2. Untuk memahami bagaimana pemerintah dalam bidang ekonomi.
3. Untuk mengetahui apa masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di
bidang ekonomi.
4. Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam menghadapi krisis ekonomi.
5. Untuk memahami kebijakan dari pemerintah untuk menghadapi masalah-
masalah dalam perekonomian.
B. Pembahasan
1. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah dalam perekonomian negara sangat penting
karena pemerintah memiliki peran besar dalam mengelola segala aspek
ekonomi dan membuat kebijakan yang memengaruhi negara tersebut.
Setiap pemerintahan yang mengatur suatu negara pasti memiliki kebijakan
dasar ekonomi dengan tujuan menciptakan perekonomian yang sehat dan
stabil untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyat.
Kebijakan ekonomi suatu negara selalu terkait dengan jenis sistem
ekonomi yang dianut, seperti kapitalisme, sosialisme, atau ekonomi Islam.
Oleh karena itu, pemerintah sebagai pengendali ekonomi negara biasanya
berpegang pada satu sistem ekonomi sebagai dasar bagi kebijakan
ekonominya.
Kebijakan ekonomi dapat diartikan sebagai serangkaian ide dan prinsip
yang menjadi pedoman bagi perencanaan, kepemimpinan, dan tindakan.
Konsep ini dapat diterapkan pada pemerintah, organisasi swasta, dan
individu.
Kebijakan pemerintah juga dapat dijelaskan sebagai keputusan yang
diambil oleh pemerintah secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu
yang berkaitan dengan kepentingan umum.
Kebijakan ekonomi terbagi menjadi tiga jenis:
a. Kebijakan mikroekonomi adalah kebijakan pemerintah yang berlaku
untuk semua jenis usaha, tanpa memandang jenis kegiatan yang
mereka lakukan.
b. Kebijakan mesoekonomi adalah kebijakan ekonomi yang ditujukan
untuk wilayah atau sektor tertentu.
c. Kebijakan makroekonomi mencakup semua aspek ekonomi di tingkat
nasional (atau bahkan global), dan dapat memengaruhi efektivitas
kebijakan mikro dan meso. Ekonomi Islam menitikberatkan nilai-nilai
keadilan sebagai nilai dasar yang paling utama dalam
menentukan kebijakan dan perilaku ekonomi
2. Pemerintah dalam Ekonomi
Pemerintah dalam urusan ekonomi di Indonesia punya peran yang
penting, seperti jadi pengatur, penyedia barang dan jasa, serta pembagi duit
rakyat. Dalam masalah stabilitas, mereka usahain agar semuanya tetap
aman, termasuk ekonomi, sosial, politik, hukum, pertahanan, dan
keamanan.
Selain itu, pemerintah juga jadi penyedia barang dan jasa publik. Mereka
bangun jalan, sekolah, beri listrik, dan sistem telepon buat masyarakat. Dan
yang terakhir, mereka juga urusin cara duit didistribusikan ke masyarakat
supaya lebih merata.
Di banyak negara, pemerintah ikut campur tangan dalam ekonomi, baik
langsung maupun tidak langsung. Mereka perlu campur tangan untuk
mengatasi masalah pasar yang nggak beres, kayak nentuin harga di pasar
yang didominasi satu pihak atau ngurusin dampak buruk bisnis swasta,
misalnya pencemaran lingkungan.
Pasar nggak bisa berjalan dengan baik tanpa aturan dari pemerintah.
Aturan-aturan ini jadi dasar yang ditegakkan, dan mereka juga bisa kasih
hukuman buat yang melanggar aturan itu. Makanya, peran pemerintah
amatlah penting, karena mekanisme pasar aja nggak bisa nangani semua
masalah ekonomi. Buat pastiin ekonomi berjalan efisien, adil, dan stabil,
peran dan fungsi pemerintah dalam ekonomi jadi pengendali mekanisme
pasar yang sangat diperlukan.
C. Kesimpulan
Pemerintah memiliki peran penting dalam mengelola dan mengatur
perekonomian negara. Mereka melaksanakan berbagai kebijakan ekonomi
yang melibatkan aspek mikroekonomi, mesoekonomi, dan makroekonomi.
Kebijakan ekonomi dapat digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi,
seperti pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, pemerataan pendapatan,
mengatasi masalah pengangguran, dan mengendalikan inflasi. Selain itu,
pemerintah juga bertanggung jawab dalam mengatasi masalah ekonomi seperti
kemiskinan, keterbelakangan, dan ketimpangan pendapatan.
Dalam menghadapi krisis ekonomi, pemerintah memiliki peran yang sangat
penting. Mereka dapat mengambil langkah-langkah seperti penyuntikan dana
ke dalam ekonomi, reformasi struktural, penguatan sektor riil, perlindungan
sosial, kerjasama internasional, dan pendekatan berkelanjutan. Semua upaya
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi krisis ekonomi, menjaga stabilitas
ekonomi, dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kebijakan pemerintah dalam mengatasi krisis ekonomi dapat mencakup
kebijakan fiskal, kebijakan moneter, dan kebijakan neraca pembayaran.
Kebijakan fiskal melibatkan pengaturan pendapatan dan pengeluaran
pemerintah untuk memengaruhi perekonomian. Kebijakan moneter melibatkan
pengaturan jumlah uang yang beredar dan nilai tukar mata uang. Kebijakan
neraca pembayaran mencatat transaksi ekonomi internasional suatu negara
dengan negara lain.
Pemerintah harus bijak dalam merancang dan melaksanakan kebijakan
ekonomi, terutama dalam situasi krisis ekonomi. Keputusan yang diambil dapat
memiliki dampak besar terhadap kesejahteraan masyarakat dan stabilitas
ekonomi negara. Oleh karena itu, pemerintah perlu mempertimbangkan dengan
cermat setiap langkah yang diambil untuk menghadapi tantangan ekonomi
yang dihadapi negara.
D. Latihan Soal
1. Apa dampak dari kebijakan pemerintah ?
2. Bagaimana peran dan fungsi pemerintah dalam masalah perekonomian di
negara Indonesia ?
3. Permasalahan apa saja yang dihadapi pemerintah dalam bidang ekonomi ?
dan bagaimana cara menghadapi masalah yang ada di bidang
perekonomian ?
4. Kebijakan apa yang dilakukan pemerintah dalam menghadapi
permasalahan di bidang perekonomian ?
DAFTAR PUSTAKA
A. Capaian Pembelajaran
1. Untuk memahami prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam, seperti sistem
keuangan tanpa riba (riba), distribusi kekayaan yang adil (zakat), dan
larangan transaksi spekulatif (maisir) untuk mengatasi ketidaksetaraan
ekonomi.
2. Untuk memahami dampak dari penerapan prinsip ekonomi Islam terhadap
pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan stabilitas ekonomi
suatu negara.
3. Untuk mengetahui strategi ekonomi alternatif lainnya yang dapat digunakan
untuk mengatasi masalah ekonomi seperti inflasi tinggi, pengangguran, dan
kemiskinan
4. Untuk memahami peran lembaga-lembaga keuangan Islam seperti bank
syariah dan pasar modal syariah dalam mendukung penerapan prinsip
dasar ekonomi Islam.
5. Untuk mengetahui apakah ada konflik atau pertentangan antara prinsip
dasar ekonomi Islam dan sistem ekonomi konvensional, dan bagaimana
cara mengatasi konflik tersebut.
B. Pembahasan
1. Menerapkan Prinsip-prinsip Dasar Ekonomi Islam
a. Sistem keuangan tanpa riba.
Dalam perspektif Muslim, riba dalam semua bentuknya dianggap
sebagai tindakan yang terlarang karena melibatkan pemanfaatan
terhadap sesama manusia. Tidak ada perbedaan dalam pandangan
terhadap riba, apakah itu riba yang tinggi atau hanya sedikit. Kehadiran
riba dianggap sama-sama haram, baik itu praktik yang dilakukan oleh
individu maupun institusi, dalam bentuk apa pun.
Meskipun di beberapa negara, terutama di Indonesia, masih ada
perdebatan tentang apakah bunga bank dapat disamakan dengan riba
atau tidak, para ulama, ahli fikih, dan praktisi perbankan Islam di seluruh
dunia telah mencapai kesepakatan bahwa bunga bank sesuai dengan
konsep riba dalam Islam, sehingga dianggap sebagai perbuatan yang
haram (Achmad Baraba, 2010:3).
Sistem keuangan tanpa riba, juga dikenal sebagai sistem keuangan
syariah, didasarkan pada prinsip-prinsip Islam yang melarang riba
(bunga atau keuntungan yang diperoleh dari uang pinjaman) serta
melibatkan prinsip-prinsip etika dan keadilan dalam transaksi keuangan.
Sistem ini menawarkan alternatif kepada sistem keuangan konvensional
yang banyak menggunakan bunga sebagai salah satu elemen
utamanya.
Berikut adalah penjelasan lengkap tentang penerapan sistem keuangan
tanpa riba:
1) Larangan Riba
Sistem keuangan tanpa riba didasarkan pada prinsip utama Islam
yang melarang riba (riba al-qard) dalam semua bentuknya. Riba
adalah peningkatan yang tetap atau tambahan yang diambil sebagai
imbalan atas pinjaman uang. Dalam sistem ini, bunga bank
konvensional dilarang, dan semua bentuk transaksi yang melibatkan
bunga dianggap tidak sah.
2) Prinsip Bagi Hasil (Mudarabah dan Musharakah)
Dalam sistem keuangan tanpa riba, prinsip bagi hasil (profit and loss
sharing) ditekankan. Ini mencakup dua konsep utama: Mudarabah
dan Musharakah. Mudarabah adalah kerja sama investasi antara
pemilik modal (shahib al-mal) dan pengelola (mudarib), di mana
keuntungan dan kerugian dibagi sesuai dengan kesepakatan
sebelumnya. Musharakah adalah kerja sama investasi antara dua
pihak atau lebih, di mana semua pihak terlibat berbagi modal,
keuntungan, dan risiko.
3) Larangan Transaksi Spekulatif
Sistem keuangan tanpa riba juga melarang transaksi spekulatif atau
yang bersifat perjudian (maisir). Transaksi semacam ini dianggap
tidak etis dalam Islam karena mereka dapat menghasilkan
keuntungan tanpa adanya pekerjaan yang produktif atau risiko yang
jelas.
4) Tijarah (Perdagangan)
Sistem ini mendorong perdagangan yang adil dan etis. Transaksi
harus jelas dan transparan, serta tidak melibatkan barang-barang
yang diharamkan, seperti alkohol atau produk babi.
5) Pembiayaan Syariah
Sistem keuangan tanpa riba juga melibatkan pembiayaan syariah,
yang mencakup produk-produk seperti pembiayaan properti
(Mudarabah, Murabahah), pembiayaan kendaraan (Ijarah), dan
lainnya. Dalam pembiayaan ini, tidak ada unsur bunga, dan pemilik
aset biasanya berbagi risiko dengan pihak yang memanfaatkannya.
6) Lembaga Keuangan Syariah
Untuk mengimplementasikan sistem keuangan tanpa riba, lembaga-
lembaga keuangan syariah seperti bank syariah dan perusahaan
asuransi syariah dibentuk. Mereka beroperasi sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah dan menawarkan produk dan layanan yang
sesuai dengan aturan tersebut.
7) Kepatuhan Terhadap Hukum Islam
Penting untuk memastikan bahwa semua transaksi dan praktik
dalam sistem keuangan ini sesuai dengan prinsip-prinsip hukum
Islam. Oleh karena itu, lembaga keuangan syariah biasanya memiliki
dewan pengawas syariah yang mengawasi operasi mereka dan
memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah.
b. Distribusi kekayaan yang adil (zakat).
Distribusi kekayaan yang adil merupakan salah satu prinsip utama
dalam ekonomi Islam. Salah satu cara untuk mewujudkan distribusi
kekayaan yang adil adalah dengan membayar zakat. Dalam Islam,
zakat bukan hanya sekadar ritual ibadah semata, tetapi juga merupakan
bentuk kewajiban untuk membantu mereka yang membutuhkan. Oleh
karena itu, zakat menjadi salah satu cara untuk mewujudkan distribusi
kekayaan yang adil (Agustini 2017). Berikut adalah penjelasan lengkap
tentang penerapan zakat dalam ekonomi Islam:
1) Kewajiban Sosial
Zakat merupakan kewajiban sosial bagi umat Muslim. Hukumnya
wajib (fardhu) dan termasuk dalam salah satu dari lima rukun Islam.
Zakat berfungsi sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan dasar dan
mendukung kesejahteraan masyarakat yang kurang beruntung.
2) Jenis-jenis Zakat
Dalam Islam, terdapat berbagai jenis zakat, termasuk:
a) Zakat Maal: Zakat atas harta, termasuk uang, emas, perak,
barang-barang dagangan, dan aset produktif lainnya. Biasanya,
jumlahnya sekitar 2,5% dari total nilai harta yang dimiliki selama
satu tahun.
b) Zakat Fitrah: Zakat yang harus dibayar oleh setiap Muslim pada
akhir bulan Ramadan untuk membantu mereka yang kurang
beruntung merayakan Idul Fitri dengan layak.
c) Zakat Penghasilan: Juga dikenal sebagai zakat profesi, yaitu
zakat yang dibayarkan atas penghasilan tahunan yang mencapai
ambang batas tertentu.
3) Penerima Zakat
Zakat diberikan kepada kelompok-kelompok tertentu yang
diidentifikasi dalam Islam sebagai penerima zakat yang sah. Ini
termasuk fakir miskin, yatim piatu, orang yang terlilit hutang, musafir
yang terlantar, dan pembebasan budak. Tujuan utamanya adalah
untuk memberikan perlindungan dan dukungan kepada mereka
yang membutuhkan.
4) Menghitung dan Distribusi Zakat
Umat Muslim diharapkan untuk menghitung jumlah zakat yang
mereka harus bayarkan, yang didasarkan pada jenis harta yang
mereka miliki dan persentase yang ditentukan. Zakat biasanya harus
dibayar secara tahunan. Setelah dihitung, zakat disalurkan kepada
penerima yang memenuhi syarat, biasanya melalui lembaga zakat
atau distribusi langsung kepada individu yang membutuhkan.
5) Penggunaan Zakat dengan Bijak
Orang yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat diharapkan
untuk menggunakan dana tersebut dengan bijak dan memastikan
bahwa mereka mencapai orang-orang yang membutuhkan. Praktik
korupsi atau penyalahgunaan dana zakat dianggap sebagai
pelanggaran serius terhadap prinsip zakat.
6) Pengaruh Terhadap Ekonomi
Penerapan zakat dapat memiliki dampak positif pada ekonomi. Ini
membantu mengurangi kemiskinan, meningkatkan daya beli mereka
yang kurang beruntung, dan mendukung kestabilan ekonomi dalam
masyarakat. Zakat juga dapat digunakan untuk membiayai proyek-
proyek sosial dan pembangunan.
7) Pemberdayaan Komunitas
Zakat bukan hanya tentang memberi, tetapi juga tentang
membangun kesadaran sosial dan tanggung jawab dalam
masyarakat Muslim. Ini dapat membantu memperkuat ikatan sosial
dan kepedulian terhadap sesama.
8) Pentingnya Kesadaran Zakat
Kesadaran akan zakat dan pemahaman yang baik tentang prinsip-
prinsipnya adalah kunci untuk penerapan yang efektif. Pendidikan
dan kampanye sosial sering kali digunakan untuk meningkatkan
pemahaman tentang zakat dalam masyarakat.
c. Larangan transaksi spekulatif (maisir)
Larangan terhadap transaksi maisir adalah salah satu prinsip
fundamental dalam ekonomi Islam. Maisir adalah istilah yang merujuk
kepada transaksi yang bersifat spekulatif atau perjudian, di mana pihak
yang terlibat mencoba untuk mendapatkan keuntungan tanpa
melakukan usaha yang produktif atau tanpa menghadapi risiko yang
jelas (Hilyatin 2021). Penerapan larangan terhadap transaksi maisir
adalah langkah penting dalam menciptakan ekonomi yang etis dan
berprinsip syariah. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang
penerapan larangan transaksi maisir dalam konteks ekonomi Islam:
1) Pengaruh pada Stabilitas Ekonomi
Transaksi maisir dapat merusak stabilitas ekonomi dan sosial.
Mereka seringkali memicu ketidakpastian, membuat orang terlilit
hutang, dan menyebabkan ketidaksetaraan ekonomi yang lebih
besar.
2) Alternatif Syariah
Dalam sistem ekonomi Islam, transaksi maisir dapat digantikan
dengan transaksi yang lebih etis, seperti prinsip bagi hasil
(Mudarabah dan Musharakah) dan perdagangan yang jelas dan adil.
Prinsip-prinsip ini mempromosikan usaha produktif, berbagi risiko,
dan distribusi kekayaan yang lebih adil.
3) Pendidikan dan Kesadaran
Kesadaran akan larangan terhadap maisir adalah kunci untuk
mencegahnya. Pendidikan dan kampanye sosial dapat membantu
masyarakat memahami risiko dan dampak negatif dari transaksi
maisir, serta memotivasi mereka untuk mematuhi prinsip-prinsip
ekonomi syariah.
4) Pengawasan dan Kepatuhan
Pemerintah dan lembaga pengawas keuangan dalam negara yang
menerapkan sistem ekonomi syariah harus memastikan kepatuhan
terhadap larangan maisir. Mereka harus mengawasi pasar
keuangan dan menerapkan sanksi terhadap pelanggar.
5) Keharusan Keputusan Bisnis yang Etis
Pelaku bisnis, termasuk perusahaan dan individu, harus menjauhi
transaksi maisir dan mengambil keputusan bisnis yang etis serta
berlandaskan nilai-nilai Islam.
C. Kesimpulan
Penerapan prinsip dasar ekonomi Islam dan strategi lainnya adalah
langkah penting dalam menjawab sejumlah masalah ekonomi yang dihadapi
oleh masyarakat dan negara-negara yang mengadopsi sistem ekonomi yang
berlandaskan nilai-nilai agama. Prinsip ekonomi Islam menekankan pada
aspek-aspek seperti distribusi pendapatan yang lebih adil, penghindaran praktik
riba, dan investasi dalam sektor-sektor yang memiliki manfaat sosial dan
lingkungan yang positif. Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk menciptakan
ekonomi yang lebih berkelanjutan dan berkeadilan.
Selain prinsip-prinsip Islam, strategi ekonomi alternatif seperti
perekonomian hijau, koperatif ekonomi, dan pemberdayaan ekonomi
masyarakat juga memberikan pendekatan yang dapat mengatasi masalah
ekonomi. Perekonomian hijau, misalnya, mengedepankan investasi dalam
teknologi ramah lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam yang
berkelanjutan. Koperatif ekonomi memberikan fokus pada kolaborasi dan
pendekatan berbagi keuntungan, sementara pemberdayaan ekonomi
masyarakat berupaya meningkatkan akses dan kapasitas masyarakat yang
kurang beruntung untuk berperan aktif dalam aktivitas ekonomi.
Dalam konteks global yang kompleks, upaya untuk menggabungkan
berbagai prinsip dan strategi ini adalah langkah yang bijaksana. Dalam hal ini,
peran pemerintah dan lembaga keuangan sangat penting dalam mengatur dan
mengawasi praktik-praktik ekonomi, sambil juga mempromosikan pendidikan
dan kesadaran mengenai prinsip-prinsip ekonomi yang berlandaskan agama.
Kesimpulannya, melalui kombinasi yang bijaksana antara prinsip dasar
ekonomi Islam dan strategi ekonomi alternatif, masyarakat dapat mencapai
pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan sesuai dengan nilai-
nilai yang mereka anut.
D. Latihan Soal
1. Apa yang dimaksud dengan prinsip dasar ekonomi Islam yang melarang
riba? Bagaimana penerapan prinsip ini dapat memengaruhi sistem
keuangan suatu negara?
2. Bagaimana konsep distribusi pendapatan dalam ekonomi Islam berbeda
dari sistem ekonomi konvensional? Apa implikasinya terhadap
ketidaksetaraan pendapatan?
3. Jelaskan konsep "pemberdayaan ekonomi masyarakat" dan bagaimana
strategi ini dapat membantu mengatasi kemiskinan dalam konteks ekonomi
yang berlandaskan nilai-nilai agama.
4. Apa yang dimaksud dengan perekonomian hijau, dan bagaimana
penerapannya dapat membantu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan?
5. Bagaimana peran lembaga keuangan syariah dalam mendukung penerapan
prinsip dasar ekonomi Islam? Sebutkan beberapa produk atau layanan
yang biasanya ditawarkan oleh lembaga keuangan syariah.
DAFTAR PUSTAKA
Baraba, Achmad. 2010. Prinsip dasar operasional perbankan syariah, Gema Insani.
Bandung
Agustini, Anti Wulan. 2017. “Distribusi Kekayaan Dalam Ekonomi Syariah.” Keislaman,
Kemasyarakatan, dan Kebudayaan 18(2): 129–46.
Amiral. 2017. “Perbandingan Ekonomi Konvensional Dan Ekonomi Islam.” Iqtishodiyah
5(2): 148–62.
Anwar, Muhkamat. 2022. “Green Economy Sebagai Strategi Dalam Menangani
Masalah Ekonomi Dan Multilateral.” Jurnal Pajak dan Keuangan Negara (PKN)
4(1S): 343–56.
Hilyatin, Dewi Laela. 2021. “Larangan Maisir Dalam Al-Quran Dan Relevansinya
Dengan Perekonomian.” MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 6(1): 16–29.
Ketua dan Sekertaris Jenderal SEF UGM. 2014. “Karakteristik Dasar Dan Dampak
Penerapan Ekonomi Dan Keuangan Syariah Dalam Sistem Ekonomi.”
sef.feb.ugm.ac.id. https://sef.feb.ugm.ac.id/karakteristik-dasar-dan-dampak-
penerapan-ekonomi-dan-keuangan-syariah-dalam-sistem-ekonomi/.
Mahallizikri, Irawan Fakhrudin. 2018. “Perpaduan Antara Pandangan Ekonomi
Konvensional Dengan Ekonomi Syariah Melahirkan Sebuah Paham Ekonomi
Yang Baru Dari Sebuah Sistem Yang Telah Ada.” stiesyariahbengkalis.ac.id.
https://www.stiesyariahbengkalis.ac.id/kolompikiran-11-perpaduan-antara-
pandangan-ekonomi-konvensional-dengan-ekonomi-syariah-melahirkan-sebuah-
paham-ekonomi-yang-baru-dari-sebuah-sistem-yang-telah-ada.html.
Saputra, Edo. 2023. “Membangun Stabilitas Ekonomi Melalui Prinsip-Prinsip Ekonomi
Makro Islam.” kompasiana.com.
https://www.kompasiana.com/edosaputra4884/64a7d34ae1a1675854763ba2/
membangun-stabilitas-ekonomi-melalui-prinsip-prinsip-ekonomi-makro-
islam#:~:text=prinsip-prinsip ini.-,Penerapan prinsip-prinsip ekonomi makro Islam
memiliki dampak yang signifikan,penciptaan sistem yang lebih adil.
Veithzal Rivai. 2020. “Bab Ii Kajian Pustaka Bab Ii Kajian Pustaka 2.1.” Bab Ii Kajian
Pustaka 2.1 12(2004): 6–25.
BIODATA PENULIS
A. Capaian Pembelajaran
B. Pembahasan
C. Kesimpulan
D. Latihan Soal
A. Capaian Pembelajaran
1. Untuk memahami konsep konsumsi dalam Islam, termasuk etika konsumsi,
keadilan dalam perdagangan, dan pentingnya menghindari pemborosan
dan konsumerisme berlebihan.
2. Untuk memahami prinsip-prinsip konsumsi yang berlandaskan pada
kepatuhan kepada Allah, keadilan, dan tanggung jawab sosial.
3. Untuk memahami konsep tabungan dalam Islam, termasuk pentingnya
menyimpan sebagian dari pendapatan untuk masa depan dan keberlanjutan
hidup.
4. Untuk memahami hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang mengatur
tabungan dalam Islam, termasuk hukum zakat yang berkaitan dengan
tabungan.
5. Untuk memahami pentingnya mencari keberkahan dalam konsumsi dan
tabungan, dengan berfokus pada kualitas hidup, ketenangan batin, dan
keberlanjutan ekonomi.
6. Untuk memahami pentingnya pengelolaan keuangan pribadi yang bijaksana
dalam Islam, termasuk pembagian pendapatan, pengendalian pengeluaran,
dan pengelolaan utang.
7. Untuk memahami peran konsumsi yang cerdas dan tabungan yang
bijaksana dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
8. Untuk memahami bagaimana konsumsi dan tabungan yang beretika dapat
memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat.
B. Pembahasan
1. Konsumsi dalam Islam
Konsep konsumsi dalam Islam mencerminkan prinsip-prinsip etika,
keadilan, dan keseimbangan yang mendasari ajaran agama ini. Islam
mengajarkan agar konsumsi dilakukan dengan etika yang tinggi,
menjunjung tinggi keadilan dalam perdagangan, serta menghindari
pemborosan dan konsumerisme berlebihan (Aulia et al. 2013). Etika
konsumsi dalam Islam mencakup tiga dimensi utama yaitu keadilan dalam
perdagangan, tanggung jawab sosial, dan pemeliharaan aset Allah.
Pertama, Islam mendorong praktik konsumsi yang adil dan jujur.
Keadilan dalam perdagangan adalah nilai sentral yang ditekankan dalam Al-
Quran dan Hadis. Para pedagang muslim diajarkan untuk tidak menipu atau
memanipulasi harga, dan untuk memberikan hak-hak yang setara kepada
konsumen dan produsen. Praktik perdagangan yang jujur adalah cara untuk
menjaga etika dalam konsumsi.
Kedua, konsep konsumsi dalam Islam menekankan tanggung jawab
sosial. Uang dan harta benda adalah anugerah dari Allah, dan umat Islam
diberi tanggung jawab untuk membantu yang membutuhkan. Konsep zakat
(sumbangan wajib) dan infaq (sumbangan sukarela) digunakan untuk
mendistribusikan kekayaan secara adil dalam masyarakat. Dengan
demikian, konsumsi dalam Islam bukan hanya tentang pemenuhan
kebutuhan pribadi, tetapi juga tentang membantu sesama dan menciptakan
kesejahteraan sosial.
Ketiga, Islam mengingatkan umatnya untuk menghindari pemborosan
dan konsumerisme berlebihan. Pemborosan adalah tindakan yang tidak
bijaksana dan bertentangan dengan ajaran Islam. Nabi Muhammad S.A.W.
mengajarkan untuk menggunakan sumber daya dengan hemat, bahkan
dalam hal-hal yang mungkin dianggap sepele. Konsumerisme berlebihan,
atau mengabdikan diri pada harta dan materi, juga dianggap sebagai sikap
yang merusak keseimbangan spiritual dan material.
Dengan demikian, konsep konsumsi dalam Islam mengajarkan etika,
keadilan dalam perdagangan, tanggung jawab sosial, dan pencegahan
pemborosan serta konsumerisme berlebihan. Ini menciptakan pandangan
yang seimbang terhadap konsumsi, yang mempromosikan kesejahteraan
pribadi dan sosial serta harmoni antara aspek materi dan spiritual dalam
kehidupan sehari-hari.
d. Pencegahan Pemborosan
Islam mengajarkan untuk menghindari pemborosan dan konsumerisme
berlebihan. Pemborosan adalah tindakan yang tidak bijaksana, dan
Nabi Muhammad S.A.W. mengajarkan untuk menggunakan sumber
daya dengan hemat, bahkan dalam hal-hal yang mungkin dianggap
sepele. Konsumerisme berlebihan, atau mengabdikan diri pada harta
dan materi, dianggap sebagai sikap yang merusak keseimbangan
spiritual dan material.
Prinsip-prinsip ini membentuk landasan etika konsumsi dalam Islam dan
menciptakan kesadaran yang mendalam tentang hubungan antara perilaku
konsumsi dan kesejahteraan sosial. Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini,
konsumen muslim diharapkan untuk menjalani kehidupan yang lebih
bermakna, etis, dan berkelanjutan, yang mengintegrasikan nilai-nilai
keagamaan dengan tindakan konsumsi sehari-hari mereka.
Aulia, Ikhawan, Fatahillah Dosen, Uin Sunan, and Gunung Jati. 2013. “Implementasi
Konsep Etika Dalam Konsumsi Perspektif Ekonomi Islam.” Hukum Islam XIII(1):
154–69.
Melis. 2015. “Prinsip & Batasan Konsumsi Dalam Islam.” Islamic Banking 1(1): 13–19.
Mujib, Muhammad Abdul. 2014. “Pandangan Hukum Islam Terhadap Pernikahan
Rodho’ah.” 1(3): 43–74.
Puspaningtyas, Lida. 2023. “Hukum Menabung Dan Mengatur Keuangan Dalam Islam
Sesuai Syariah.” sharia.replubika.co.id.
https://sharia.republika.co.id/berita/ryupbn502/hukum-menabung-dan-mengatur-
keuangan-dalam-islam-sesuai-syariah.
Rahman, Mentari. 2023. “Cara Mengatur Keuangan Menurut Islam.” financer.com.
https://financer.com/id/cara/mengatur-keuangan-dalam-islam/.
Zakiah, Selviana. 2022. “Teori Konsumsi Dalam Perspektif Ekonomi Islam.” El-Ecosy :
Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam 2(2): 180.
PROFIL PENULIS
A. Capaian Pembelajaran
B. Pembahasan
Dalam konteks materi ini akan difokuskan pada upaya pemerintah dalam
mengaplikasikan prinsip-prinsip Ekonomi Islam dalam kebijakan ekonominya.
Ini mencakup perancangan undang-undang, regulasi, dan kebijakan fiskal serta
moneter yang selaras dengan prinsip-prinsip Ekonomi Islam, serta upaya untuk
mendorong pertumbuhan lembaga keuangan yang sesuai dengan prinsip-
prinsip tersebut. Makalah juga akan menggali dampak dan kendala dari
implementasi Ekonomi Islam dalam ranah kebijakan pemerintah.
2. Peran Masyarakat
4. Sejarah Kebijakan
6. Dampak Kebijakan
Ekonomi Islam adalah disiplin ilmu yang berkaitan dengan analisis teoritis-
empiris dari realitas ekonomi yang diketahui dan kemungkinan ekonomi masa
depan, dalam terang prinsip-prinsip Islam bebas eksploitasi, untuk
mengeksplorasi cara yang paling efektif untuk meningkatkan produksi, distribusi
yang adil dan konsumsi yang seimbang dari sudut pandang meringankan
kesulitan ekonomi, memfasilitasi dan memperindah kehidupan manusia untuk
perdamaian, kemakmuran dan pembangunan semua manusia.
(Mursal et al., 2022)
Analisis Kelebihan dan Kelemahan dalam bab ini akan membantu
memberikan perspektif yang lebih seimbang tentang apa yang dapat
diharapkan dan potensi kendala yang mungkin dihadapi dalam upaya
pemerintah untuk mengintegrasikan unsur-unsur Ekonomi Islam dalam sistem
ekonomi mereka. Hal ini juga akan mendukung perumusan rekomendasi
kebijakan yang lebih informatif dan seimbang dalam konteks implementasi
Ekonomi Islam.
C. Kesimpulan
D. Latihan Soal