PENULIS :
ADINDA YULIANA, AFIF FAUZAN BAHARIANTO, ALYSHA SURYA KANIA, ANNISA
FITRIYANI LUBIS, ARIS ARIYAΝΤΟ, ASMAUL HUSNA, DIANA ELSA FITRI, DITA
TRI WAHYUNI, DIZA NABILA, ERNAWATI, INTAN ELFRIYANTI, ISE AISAH,
KHOIRUNNISA, MUHAMAD YULADI FIRICHAL, MUHAMMAD IMAM AL-MUTTAQIN,
MUHAMMAD IRFAN RAMADHAN, NASIR, NENG OTIH WININGSIH, NIKEN
KURNIAWATI, RIKI HIDAYAT, RIPAL GUNAWAN, RIZKI SAPUTRA, RIZKY PUTRA
HAIKAL, SAHID ALFATAH, SAKI PULLAHI, SITI RUKOYAH, SITI SARIPАН,
SULAIMAN MAGFUR, SYAMZIDAN AGUNG EFENDI, TIA USWATUN HASANAH,
ZULJULIANI FARHANA
ISBN :
Design Cover :
MUHAMAD YULADI FIRICHAL
Layout :
MUHAMMAD IMAM AL-MUTTAQIN
Redaksi :
Jl. Raya Puspitek, Buaran, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten
15310
Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini
dalam bentuk apapun tanpa izin penerbit.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah SWT yang telah melimpahkan nikmat karunia,taufik,
hidayahnya kepada kita semua sehingga kita dapat merasakan indahnya kehidupan di
dunia ini, tanpa nikmat dari allah maka kita tidak akan bisa merasakan keindahan
hidup di dunia ini kemudian sholawat ber iringan salam mudahan selalu tercurahkan
kepada sang revosioner Akbar yaitu junjungan kita nabi Muhammad SAW,syafaatnya
yang sangat kita harapkan di yaumil qiyamah kelak. Dengan mengucap Al-hamdulillah
para rekan penulis fakultas ekonomi syariah dapat manyelesaikan buku chapter,
mudah-mudahan bermanfaat bagi para pembaca,semoga bisa mendapatkan
keberkahan dari allah SWT.
Buku chapter ini kami terbitkan untuk bertujuan bisa membangkitkan semangat
anak muda untuk terjun kedunia menulis buku chapter ini juga sebagai sebuah
kumpulan karya,merupakan cara yang ampuh untuk menjaring pemikiran dan para
penulisnya. Di buku ini, selain siswa terdapat pula karya-karya dari para guru. tulisan
yang dibuat juga tidak hanya ditulis dalam bahasa Indonesia namun juga
menggunakan bahasa Inggris. ini diharapkan dapat memberikan konten yang lebih
bervariasi baik dari segi karakter, isi dan keluasan maknanya menulis kalimat ini "Kami
menyadari bahwasanya Buku ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu disebabkan
oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang ada.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun" Kami
mengucapkan terimakasih banyak kepada ketua program studi ekonomi Syariah Yang
terhormat (Dr.Mukhoyyaroh.S Ag. M.Ag) telah memberi izin kepada kami untuk
menulis buku chapter Pembimbing penulisan buku chapter (Dr.mutawali.S.E.I.,M,M).
PENDAHULUAN
A. Capaian Pembahasan
B. Pembahasan
1) Ekonomi Islam: Dasar filosofis dari ekonomi Islam adalah moralitas, keadilan
sosial, dan ketaatan terhadap hukum syariah. Tujuannya adalah mencapai
keseimbangan antara keuntungan pribadi dan kesejahteraan sosial.
2) Ekonomi Konvensional: Ekonomi konvensional cenderung lebih fokus pada
keuntungan individu, persaingan bebas, dan pengumpulan kekayaan tanpa
mempertimbangkan aspek moral atau etika secara mendalam.
b. Sumber Nilai
1) Percaya pada Satu Tuhan: Tauhid adalah prinsip inti dalam Islam yang
mengajarkan bahwa hanya ada satu Tuhan yang memiliki otoritas mutlak
atas alam semesta dan semua yang ada di dalamnya. Konsep ini adalah
dasar ajaran Islam dan membentuk fondasi moral dan etika dalam ekonomi
Islam.
2) Kesadaran tentang Allah dalam Tindakan Ekonomi: Dalam konteks ekonomi
Islam, tauhid berarti bahwa setiap tindakan ekonomi harus dilakukan dengan
kesadaran bahwa Allah adalah saksi atas semua tindakan tersebut. Ini
mencakup niat yang baik dan berperilaku dengan integritas dalam segala
aspek kehidupan ekonomi, seperti berdagang, berinvestasi, dan berbisnis.
3) Tindakan yang Dikendalikan oleh Ketuhanan: Konsep tauhid mendorong
individu dan perusahaan untuk menjalankan tindakan ekonomi dengan niat
yang tulus, menghindari penipuan, kecurangan, atau praktik-praktik yang
bertentangan dengan etika. Setiap tindakan ekonomi harus
memperhitungkan nilai-nilai moral dan etika dalam Islam.
4) Menghindari Praktik yang Diharamkan: Tauhid juga mendorong individu
untuk menghindari praktik-praktik ekonomi yang dilarang dalam Islam.
Contohnya, riba (bunga) dianggap sebagai praktik yang bertentangan
dengan tauhid karena melibatkan eksploitasi orang lain.
5) Menciptakan Keseimbangan antara Ekonomi dan Agama: Konsep tauhid
dalam ekonomi Islam menciptakan keseimbangan antara aspek ekonomi
dan agama. Ini berarti bahwa seseorang tidak boleh mengorbankan nilai-nilai
agama demi mencapai keuntungan ekonomi yang lebih besar. Keuntungan
ekonomi harus selalu diperoleh dengan cara yang sejalan dengan prinsip-
prinsip tauhid dan hukum syariah.
6) Mendorong Keadilan Sosial: Tauhid dalam ekonomi juga mendorong konsep
keadilan sosial dalam distribusi kekayaan dan sumber daya. Ini
mengingatkan individu untuk berbagi kekayaan mereka dengan orang lain,
termasuk melalui zakat (sumbangan amal), sehingga menciptakan
lingkungan ekonomi yang lebih adil dan merata.
1) Zakat
a) Definisi Zakat: Zakat adalah kewajiban amal dalam Islam yang diwajibkan
bagi umat Muslim untuk memberikan sumbangan kepada individu-individu
yang membutuhkan. Ini merupakan salah satu dari lima pilar Islam dan
memiliki peran sentral dalam ekonomi Islam.
b) Tujuan Zakat: Salah satu tujuan utama dari zakat adalah menciptakan
keadilan sosial dengan cara mendistribusikan kekayaan dari yang lebih
mampu kepada yang kurang mampu dalam masyarakat. Zakat juga
berfungsi sebagai alat untuk mengatasi masalah kemiskinan dan
ketidaksetaraan ekonomi.
c) Perhitungan Zakat: Zakat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari
harta yang dimiliki individu setelah memenuhi kebutuhan dasar dan
membayar utangnya. Jenis harta yang dikenai zakat meliputi uang tunai,
emas, perak, investasi, dan lain-lain. Zakat juga berlaku untuk
perdagangan dan bisnis.
d) Penerima Zakat: Zakat harus diberikan kepada delapan kelompok
penerima yang telah dijelaskan dalam Al-Quran, termasuk orang-orang
miskin, fakir, pekerjaan zakat, dan lain-lain. Penerima zakat berhak
menerima manfaat zakat tanpa syarat apa pun.
e) Pengelolaan Zakat: Zakat dapat diberikan langsung oleh individu kepada
yang membutuhkan atau melalui badan amil zakat yang sah. Badan ini
bertugas mengumpulkan, mengelola, dan mendistribusikan zakat sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah.
2) Infaq
a) Mudharabah
(1)Definisi Mudharabah: Mudharabah adalah bentuk perjanjian bisnis dalam
ekonomi Islam di mana satu pihak (shahib al-maal) menyediakan modal
untuk usaha, sedangkan pihak lain (mudharib) memberikan tenaga kerja
dan keterampilan untuk mengelola usaha tersebut. Keuntungan dari
usaha tersebut kemudian dibagi sesuai dengan kesepakatan sebelumnya,
dan kerugian biasanya ditanggung oleh pihak yang memberikan modal.
(2)Tujuan Mudharabah: Salah satu tujuan utama dari Mudharabah adalah
memungkinkan individu atau perusahaan untuk berinvestasi dan
menghasilkan keuntungan tanpa harus terlibat secara aktif dalam
manajemen usaha. Ini memungkinkan pemilik modal (shahib al-maal)
untuk memanfaatkan sumber daya ekonominya, sementara pengelola
usaha (mudharib) berkontribusi dengan pengetahuan dan keterampilan
manajemen.
(3)Bagi Hasil: Keuntungan dari usaha Mudharabah dibagi berdasarkan
persentase yang telah disepakati sebelumnya antara pemilik modal dan
pengelola. Pemilik modal biasanya mendapatkan sebagian dari
keuntungan, sementara pengelola menerima sebagian yang lain.
(4)Pengendalian Risiko: Dalam Mudharabah, risiko bisnis biasanya
ditanggung oleh pemilik modal. Ini berarti jika usaha mengalami kerugian,
pemilik modal akan kehilangan sebagian atau seluruh modal yang
diinvestasikan.
b) Musyarakah
Riba dan Gharar adalah dua konsep yang sangat relevan dalam
ekonomi Islam, karena menjadi bagian penting dari prinsip-prinsip ekonomi
Islam yang mengatur transaksi keuangan dan bisnis.
a) Riba
(1)Definisi Riba: Riba adalah istilah dalam ekonomi Islam yang mengacu
pada bunga atau keuntungan yang diperoleh dari pemberian atau
penerimaan uang tambahan atau berlebihan dalam transaksi keuangan.
Dalam Islam, riba dilarang dengan tegas dan dianggap sebagai salah
satu pelanggaran besar.
(2)Tujuan Pelarangan Riba: Tujuan dari pelarangan riba adalah untuk
menghindari eksploitasi dan penindasan dalam transaksi keuangan.
Larangan ini juga bertujuan untuk menciptakan keadilan sosial dengan
memastikan bahwa kekayaan tidak hanya berkumpul di tangan
beberapa orang yang memanfaatkan sistem bunga.
(3)Dampak Larangan Riba: Dengan melarang riba, sistem keuangan dalam
ekonomi Islam mendorong prinsip keuntungan bersama dan berbagi
risiko. Ini mendorong praktik perbankan syariah yang menghindari
bunga dan lebih fokus pada kemitraan dan pembagian keuntungan
dalam transaksi.
(4)Alternatif Keuangan: Untuk menggantikan praktik riba, ekonomi Islam
mengembangkan berbagai instrumen keuangan yang sesuai dengan
hukum syariah, seperti mudharabah dan murabahah. Ini memungkinkan
individu dan perusahaan untuk berinvestasi dan meminjam uang tanpa
melibatkan riba.
b) Gharar
1) Zakat dan Infaq: Praktik pertama yang sangat penting dalam ekonomi Islam
adalah pembayaran zakat dan infaq. Zakat adalah kewajiban sumbangan
amal wajib yang diberikan oleh individu kepada mereka yang membutuhkan.
Ini bertujuan menciptakan distribusi kekayaan yang lebih merata dalam
masyarakat. Infaq, di sisi lain, adalah tindakan sukarela memberikan
sumbangan atau bantuan kepada yang membutuhkan. Kedua praktik ini
membantu mencapai keadilan sosial dan meningkatkan kesejahteraan
mereka yang kurang beruntung.
2) Larangan Riba: Dalam praktik ekonomi Islam, larangan riba ditegakkan
secara ketat. Ini berarti bahwa masyarakat Muslim dihimbau untuk
menghindari transaksi yang melibatkan bunga atau keuntungan tambahan
yang dilarang dalam hukum syariah. Ini mendorong penggunaan alternatif
keuangan yang sesuai dengan prinsip keadilan dan pembagian risiko.
3) Mudharabah dan Musyarakah: Praktik kemitraan ekonomi seperti
Mudharabah dan Musyarakah menjadi cara bagi individu dan perusahaan
untuk berkolaborasi dalam usaha bisnis. Dalam Mudharabah, salah satu
pihak menyediakan modal, sementara yang lain menyediakan tenaga kerja
dan manajemen. Musyarakah melibatkan kerjasama dalam kepemilikan dan
pengelolaan bisnis. Ini menciptakan peluang untuk berbagi keuntungan dan
risiko.
4) Etika Bisnis: Praktik etika bisnis sangat penting dalam ekonomi Islam.
Masyarakat Muslim diharapkan untuk menjalankan bisnis dengan kejujuran,
integritas, dan transparansi. Ini mencakup mematuhi prinsip-prinsip keadilan
dalam semua transaksi dan menghindari praktik-praktik spekulatif atau
merugikan.
5) Pendidikan Ekonomi Islam: Pendidikan ekonomi Islam menjadi bagian
penting dari praktik ekonomi Islam dalam masyarakat. Ini memungkinkan
individu memahami prinsip-prinsip dan konsep ekonomi Islam sehingga
mereka dapat mengaplikasikannya dalam aktivitas ekonomi mereka sehari-
hari.
6) Pengelolaan Sumber Daya: Praktik pengelolaan sumber daya yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan juga relevan dalam ekonomi
Islam. Prinsip-prinsip pemeliharaan alam dan penghindaran pemborosan
sumber daya tercermin dalam praktik-praktik ini.
7) Pemberdayaan Ekonomi: Praktik ekonomi Islam juga mencakup upaya
pemberdayaan ekonomi, terutama untuk mereka yang kurang mampu. Ini
dapat mencakup program-program pelatihan, pemberian modal usaha, atau
bantuan pendidikan untuk membantu individu dan keluarga mereka
meningkatkan kualitas hidup mereka.
C. Kesimpulan
D. Latihan soal
Khan, M. A., & Mirakhor, A. (1990). Theoretical Studies in Islamic Banking and
Finance. International Centre for Research in Islamic Economics, King Abdulaziz
University.
Warde, I. (2000). Islamic Finance in the Global Economy. Edinburgh University Press.
Iqbal, Z., & Mirakhor, A. (2007). An Introduction to Islamic Finance: Theory and
Practice. John Wiley & Sons.
Khan, F. (1994). Riba and Interest: An Analysis of the Prohibition of Riba and Its
Contemporary Interpretation. Islamic Research and Training Institute.
PROFIL PENULIS
A. Capaian Pembelajaran
B. Pembahasan
d. Investasi
Investasi adalah tindakan atau pengeluaran uang untuk membeli aset
atau melakukan proyek dengan harapan mendapatkan keuntungan di
masa depan. Dalam konteks pertumbuhan ekonomi Indonesia, investasi
memiliki peran yang sangat penting. Ketika perusahaan, baik dalam
negeri maupun asing, memutuskan untuk berinvestasi di Indonesia,
mereka menciptakan lapangan kerja, membangun pabrik, atau
mengembangkan proyek infrastruktur. Semua ini memberikan dorongan
kuat bagi pertumbuhan ekonomi.
Investasi juga memicu peningkatan produksi dan produktivitas. Ketika
perusahaan melakukan investasi dalam teknologi, peralatan, atau
pelatihan karyawan, mereka menjadi lebih efisien dalam menghasilkan
barang dan jasa. Ini dapat meningkatkan kapasitas produksi,
menghasilkan lebih banyak barang untuk dijual, dan meningkatkan daya
saing di pasar global.
Selain itu, investasi juga mendukung pembangunan infrastruktur yang
sangat dibutuhkan, seperti jalan, pelabuhan, dan fasilitas energi.
Infrastruktur yang baik membuka peluang bisnis baru, menghubungkan
wilayah-wilayah yang terpencil, dan memfasilitasi perdagangan, yang
semuanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan.
e. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah adalah seperangkat aturan, langkah-langkah, dan
tindakan yang diambil oleh pemerintah untuk mengelola ekonomi
negara dan memengaruhi arah pertumbuhannya. Dalam konteks
pertumbuhan ekonomi Indonesia, kebijakan pemerintah memiliki peran
yang sangat penting. Pemerintah dapat memengaruhi pertumbuhan
ekonomi melalui beberapa cara:
f. Kebijakan Fiskal
Ini berkaitan dengan pengeluaran dan penerimaan pemerintah.
Pemerintah dapat mempengaruhi pertumbuhan dengan menetapkan
anggaran yang mencakup infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
Pengeluaran yang bijak dalam sektor-sektor ini dapat menciptakan
lapangan kerja, meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan daya
saing ekonomi.
g. Kebijakan Moneter
Ini melibatkan pengendalian jumlah uang beredar dan suku bunga oleh
bank sentral. Kebijakan moneter yang tepat dapat mempengaruhi
tingkat investasi dan konsumsi. Menurunkan suku bunga, misalnya,
dapat merangsang pinjaman dan investasi perusahaan, yang
mendukung pertumbuhan ekonomi.
h. Kebijakan Perdagangan
Pemerintah dapat mempromosikan pertumbuhan ekonomi dengan
membuka pasar ekspor bagi produsen lokal. Menandatangani perjanjian
perdagangan internasional dapat meningkatkan ekspor produk
Indonesia ke pasar luar negeri.
i. Kebijakan Regulasi
Regulasi yang jelas dan stabil menciptakan lingkungan bisnis yang
kondusif untuk investasi dan pertumbuhan usaha. Pemerintah juga
dapat mengeluarkan kebijakan yang mendukung sektor-sektor tertentu
yang memiliki potensi pertumbuhan, seperti industri manufaktur atau
teknologi.
j. Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan
Investasi dalam pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia adalah
langkah penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi jangka
panjang. Sumber daya manusia yang terampil dan berpendidikan tinggi
dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi.
k. Kebijakan Lingkungan
Melindungi lingkungan adalah faktor penting dalam pertumbuhan
ekonomi berkelanjutan. Kebijakan lingkungan yang bijak dapat
mencegah kerusakan lingkungan yang dapat merugikan pertumbuhan
ekonomi di masa depan.
1. Sebutkan tiga sektor utama dalam ekonomi Indonesia dan berikan contoh
sub-sektor di masing-masing sektor tersebut.
2. Apa yang dimaksud dengan inflasi dan bagaimana pemerintah Indonesia
mencoba mengendalikannya?
3. Bagaimana peran sektor pariwisata dalam perekonomian Indonesia?
Sebutkan beberapa tujuan wisata populer di Indonesia.
4. Mengapa ketidaksetaraan ekonomi dan kemiskinan masih menjadi masalah
di Indonesia? Apa upaya yang telah diambil oleh pemerintah untuk
mengatasi masalah ini?
DAFTAR PUSTAKA
Susilo Jahja, Adi. 2021. “Bab Vi Konsep Dasar Ekonomi.” (2021): 1–18.
https://repository.perbanas.id/xmlui/handle/perbanas/1818.
Suwarni, Emi. 2006. “Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia.” Journal of Economic &
Development 4(1): 19–29.
Syahputra, Rinaldi. 2017. “Analisis Faktor-Faktor Yang MSyahputra, Rinaldi. 2017.
‘Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia’.
1(2):183–91.Empengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia.” 1(2): 183–91.
Wihastuti, L. 2008. “PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA: Determinan Dan
Prospeknya.” Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan 9(1): 30660.
Royat, Sujana. 2015. Kebijakan Pemerintah dalam Penangulangan Kemiskinan.
Menko Kesra Bidang Koordinasi Pengangulan Kemiskinan. Jakarta
Retno, Ely Kusuma. "Pengaruh pendidikan dan kemiskinan terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia." Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE) 1.3 (2013).
PROFIL PENULIS
BAB 3
HADIRNYA EKONOMI ISLAM PERTAMA KALI DI INDONESIA
A. Capaian Pembelajaran
B. Pembahasan
D. Latihan Soal
1. Apa yang menjadi peran penting pedagang Muslim dalam membawa ajaran
Islam, nilai-nilai bisnis Islam, dan praktik perdagangan syariah pertama kali
ke Indonesia?
2. Bagaimana kedatangan pedagang Muslim mempengaruhi perkembangan
perdagangan dan ekonomi lokal di Indonesia pada masa itu?
3. Apa saja kontribusi pedagang Muslim terhadap pengembangan
infrastruktur, pendidikan, dan budaya Islam di Indonesia pada zaman awal
mereka datang?
4. Bagaimana dampak kedatangan pedagang Muslim pertama kali di
Indonesia memengaruhi pola perdagangan dan kerjasama ekonomi
antarwilayah di kepulauan nusantara?
5. Apa yang membedakan prinsip-prinsip bisnis Islam yang diperkenalkan oleh
pedagang Muslim dengan praktik bisnis tradisional yang ada sebelumnya di
Indonesia?
DAFTAR PUSTAKA
Fauziyah, Siti. 2010. “Peran Mubalig Pedagang Dalam Islamisasi Di Indonesia.”
Hasibuan, Ahmad Fauzul Hakim et al. 2022. Masa Depan Ekonomi Syariah Indonesia.
Ilham, Walhaarik. 2020. “Analisis Penerapan Etika Bisnis Islam Di Bukalapak.” Jurnal
Universitas Islam Indonesia 1(1): 22–25.
https://edoc.uii.ac.id/handle/123456789/19899.
Mashdurohatun, Anis. 2011. “Tantangan Ekonomi Syariah Dalam Menghadapi Masa
Depan Indonesia Di Era Globalisasi.” Jurnal Dinamika Hukum 11(Edsus).
Oktavian, Ricky Dendi, and Oktafia Renny. 2018. “Perkembangan Ekonomi Dan
Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia.” Skripsi 7: 1–5.
Parakkassi, Idris. 2018. “Perkembangan Ekonomi Islam Berdasarkan Sejarah , Budaya
, Sosial Dan Keagamaan Di Indonesia.” Tekstual 16(1): 22.
PROFIL PENULIS
MUHAMMAD IRFAN RAMADHAN sering dipanggil irfan,
Lahir di Tangerang, Pada Tanggal 18 Oktober 2003. Ia laki-
laki keturunan jawa dan betawi. Anak ke dua dari lima
bersaudara. Menyelesaikan Pendidikan Dasar di MI
Jamiatul Gulami pada tahun 2016, Kemudian Melanjutkan
Pendidikan Pondok Pesantren AN-Nuqthah selama 6 tahun
dan lulus pada tahun 2022, . Di Pondok pesantren ia pernah
mengikuti ekstrakulikuler atau lomba futsal tingkat SMA. Dan
sekarang Muhammad Irfan Ramadhan sedang menempuh studi S1 di Universitas
Pamulang Tangerang Selatan, mengambil jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Agama
Islam . Ini merupakan pengalaman kedua saya dalam melakukan proses penulisan
bookchapter sebelumnya saya sudah pernah melakukan proses penulisan buku
antologi yang berjudul “Mengkonsumsi makanan halal “.
BAB 4
BERDIRINYA LEMBAGA KEUANGAN BANK BERBASIS SYARIAH DI INDONESIA
A. Capaian Pembelajaran
B. Pembahasan
b. Bagi Hasil
Dalam konteks keuangan syariah, prinsip bagi hasil, yang dikenal
dengan istilah Mudarabah dan Musharakah, adalah konsep yang
mendasar dan penting. Mudarabah dan Musharakah adalah dua bentuk
transaksi keuangan yang didasarkan pada prinsip berbagi keuntungan
dan kerugian, dan keduanya bertujuan untuk mempromosikan
kerjasama dan berinvestasi dalam proyek-proyek ekonomi dengan cara
yang adil dan etis (Konsep Operasional Perbankan Syariah 2017).
1) Mudarabah
Mudarabah adalah kemitraan investasi di mana satu pihak
menyediakan modal (investor) dan pihak lainnya menyediakan
manajemen dan keterampilan (pengelola). Keuntungan yang
dihasilkan dari proyek tersebut dibagi sesuai dengan kesepakatan
awal antara kedua pihak. Namun, jika proyek mengalami kerugian,
kerugian tersebut akan ditanggung oleh investor, sedangkan
pengelola akan kehilangan upahnya.
2) Musharakah
Musharakah adalah bentuk kerjasama investasi di mana dua pihak
atau lebih menyumbangkan modal ke dalam proyek bersama.
Keuntungan dan kerugian dibagi sesuai dengan proporsi
kepemilikan masing-masing pihak. Musharakah menciptakan ikatan
kemitraan yang kuat di antara para pihak, dan semua pihak terlibat
dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan proyek
tersebut.
Kedua konsep ini mencerminkan prinsip keuangan syariah yang
mengutamakan keadilan, keberlanjutan, dan keuntungan bersama. Bagi
hasil menghindari konsep riba (bunga) dan spekulasi berlebihan,
sehingga sesuai dengan nilai-nilai Islam yang mendorong keuangan
yang beretika dan berkeadilan. Mudarabah dan Musharakah juga
mendukung pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif
dengan memotivasi pihak-pihak yang terlibat untuk berpartisipasi aktif
dalam proyek-proyek produktif dan berpotensi memberikan manfaat
bagi masyarakat lebih luas.
c. Aset yang Halal (Tayyib)
Aset yang Halal, yang dalam bahasa Arab dikenal sebagai "Tayyib,"
adalah konsep penting dalam keuangan syariah yang mengacu pada
keabsahan dan keberkahan dalam sumber daya ekonomi dan investasi.
Dalam konteks keuangan syariah, aset yang halal harus memenuhi
beberapa kriteria fundamental. Pertama, aset tersebut harus sesuai
dengan hukum Islam, artinya tidak terlibat dalam aktivitas yang
diharamkan seperti produksi atau distribusi alkohol, daging babi,
perjudian, atau riba (bunga). Selain itu, aset harus berasal dari sumber-
sumber yang sah, seperti usaha yang adil dan jujur, dan harus
mematuhi prinsip-prinsip etika dan moral Islam. Konsep ini menciptakan
lingkungan keuangan yang bersih dan berintegritas, di mana transaksi
dan investasi dibangun di atas dasar yang sah dan sesuai dengan nilai-
nilai Islam, yang selaras dengan tujuan keuangan syariah untuk
mempromosikan keadilan, keberlanjutan, dan kesejahteraan umum.
d. Transparasi dan Keadilan
Transparansi dan keadilan adalah dua prinsip kunci dalam berbagai
aspek kehidupan, termasuk dalam konteks keuangan, hukum, bisnis,
dan pemerintahan. Transparansi mengacu pada keterbukaan dan
keterlacakan informasi, yang memastikan bahwa proses dan keputusan
dapat diakses oleh semua pihak yang terkait. Prinsip ini menciptakan
lingkungan di mana tindakan dan kebijakan dapat dinilai secara objektif
dan dipertanggungjawabkan. Sementara itu, keadilan berarti
memperlakukan semua individu dan kelompok dengan adil dan setara,
tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya mereka.
Ini berarti memberikan hak-hak yang sama, kesempatan, dan
perlindungan hukum kepada semua, serta menghindari diskriminasi dan
penyalahgunaan kekuasaan. Keadilan juga melibatkan distribusi sumber
daya dan manfaat yang merata, sehingga masyarakat dapat mencapai
kesejahteraan yang lebih tinggi secara bersama-sama. Kombinasi
antara transparansi dan keadilan menciptakan fondasi yang kuat untuk
sistem yang etis dan berkelanjutan, baik dalam hal ekonomi,
pemerintahan, maupun dalam interaksi sehari-hari kita dengan orang
lain.
e. Larangan Spekulasi (Maisir) dan Gharar
Larangan spekulasi (Maisir) dan gharar adalah dua prinsip utama dalam
keuangan syariah yang menggarisbawahi pentingnya transaksi yang
jelas, berkeadilan, dan beretika (Hanafri 2021). Maisir merujuk pada
perjudian atau spekulasi berlebihan, di mana seseorang mencoba untuk
mendapatkan keuntungan tanpa pertukaran nilai yang sebenarnya atau
dengan risiko yang tidak proporsional. Dalam keuangan syariah, Maisir
dianggap haram karena tidak menciptakan nilai tambah nyata dan bisa
merugikan individu dan masyarakat.
Gharar, di sisi lain, mengacu pada ketidakpastian atau ketidakjelasan
yang berlebihan dalam transaksi. Ini berarti bahwa dalam transaksi,
salah satu pihak tidak tahu dengan pasti apa yang akan mereka terima
sebagai imbalan, atau terdapat unsur ketidakjelasan yang signifikan
dalam kontrak. Larangan Maisir dan gharar dalam keuangan syariah
bertujuan untuk menciptakan lingkungan keuangan yang lebih stabil,
etis, dan berkeadilan. Hal ini mendorong individu dan lembaga
keuangan untuk terlibat dalam transaksi yang jelas, proporsional, dan
bermanfaat, dan untuk menghindari praktek spekulatif yang merugikan
diri sendiri maupun pihak lain. Kepatuhan Hukum Islam
Kepatuhan hukum Islam, dalam konteks keuangan syariah maupun
dalam seluruh aspek kehidupan, adalah prinsip fundamental yang
mengacu pada ketaatan terhadap hukum dan etika Islam. Prinsip ini
menekankan pentingnya menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai,
ajaran, dan aturan yang terdapat dalam ajaran Islam, termasuk Al-
Quran dan Hadis. Dalam konteks keuangan syariah, kepatuhan hukum
Islam memastikan bahwa semua transaksi, investasi, dan operasi
keuangan dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang telah
ditetapkan, seperti larangan riba (bunga), larangan Maisir (perjudian),
dan persyaratan bagi hasil dalam investasi (Mudarabah dan
Musharakah). Penerapan kepatuhan hukum Islam juga melibatkan
memiliki dewan pengawas syariah yang memastikan bahwa semua
praktik keuangan berada dalam kesesuaian dengan ajaran Islam.
Prinsip ini menciptakan fondasi yang kuat untuk menjalani kehidupan
yang bermoral, adil, dan etis, serta memastikan bahwa aktivitas
keuangan berkontribusi pada kesejahteraan individu dan masyarakat
dengan cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama Islam.
A. Capaian Pembelajaran
B. Pembahasan
3. Kemiskinan di Indonesia
Kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang atau keluarga tidak
memiliki akses yang cukup terhadap sumber daya ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, perumahan, dan
pendidikan. Beberapa permasalahan kemiskinan di Indonesia meliputi
(Pratama 2015):
a. Kurangnya Akses ke Pendidikan: Kemiskinan dapat menghambat akses
anak-anak ke pendidikan yang berkualitas. Anak-anak dari keluarga
miskin sering kali terpaksa putus sekolah untuk membantu mencari
nafkah.
b. Kurangnya Akses ke Layanan Kesehatan: Masyarakat miskin mungkin
kesulitan mengakses layanan kesehatan yang berkualitas, sehingga
mereka lebih rentan terhadap penyakit dan masalah kesehatan yang
dapat menjadi beban finansial yang besar.
c. Kurangnya Akses ke Pekerjaan yang Layak: Banyak orang miskin
bekerja dalam sektor informal dengan upah rendah dan tanpa jaminan
sosial. Pekerjaan informal sering kali tidak memberikan keamanan kerja
dan manfaat lainnya.
d. Ketidaksetaraan Gender: Kemiskinan sering kali memengaruhi
perempuan lebih kuat daripada laki-laki karena adanya ketidaksetaraan
gender dalam akses ke pekerjaan, pendidikan, dan kontrol atas sumber
daya.
A. Capaian Pembelajaran
B. Pembahasan
Selain Bank Indonesia, ada juga peran dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK). OJK adalah lembaga yang memiliki kewenangan dalam pengawasan
dan regulasi sektor keuangan di Indonesia, termasuk lembaga keuangan
syariah non-bank. Peran OJK sangat penting dalam menjaga stabilitas dan
integritas sistem keuangan syariah di negara ini. Berikut adalah beberapa
aspek kunci mengenai peran OJK dalam mengawasi dan mengatur
lembaga keuangan syariah non-bank (Waro, Tulistyawati, and ... 2018):
a. Pemberian Izin dan Persyaratan Operasional
OJK memiliki kewenangan untuk memberikan izin operasi kepada
lembaga keuangan syariah non-bank dan menetapkan persyaratan
yang harus dipenuhi oleh mereka sebelum memulai operasional.
Persyaratan ini mencakup permodalan minimum, manajemen risiko, dan
kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah.
b. Pengawasan dan Pemeriksaan Rutin
OJK melakukan pengawasan dan pemeriksaan rutin terhadap lembaga
keuangan syariah non-bank untuk memastikan bahwa mereka
beroperasi sesuai dengan regulasi yang berlaku dan mematuhi prinsip-
prinsip syariah. Pengawasan ini mencakup evaluasi terhadap
manajemen risiko, tata kelola perusahaan, dan kecukupan modal.
c. Pengembangan Kebijakan
OJK berperan dalam mengembangkan kebijakan dan regulasi yang
berkaitan dengan lembaga keuangan syariah non-bank. Mereka
berkontribusi dalam merumuskan pedoman operasional, produk, dan
layanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, serta memastikan
bahwa lembaga-lembaga tersebut mematuhi regulasi yang berlaku.
d. Pendidikan dan Pelatihan
OJK mendukung pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang prinsip-prinsip syariah
dan layanan keuangan syariah. Mereka juga berperan dalam
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang terlibat dalam
lembaga keuangan syariah non-bank.
e. Perlindungan Konsumen
OJK memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak-hak konsumen
yang menggunakan layanan lembaga keuangan syariah non-bank.
Mereka mengatur mekanisme penyelesaian sengketa yang adil dan
memastikan bahwa konsumen mendapatkan informasi yang jelas
tentang produk dan layanan keuangan syariah yang mereka gunakan.
f. Kolaborasi dengan Lembaga Lain
OJK bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk
Bank Indonesia dan lembaga-lembaga keuangan syariah non-bank,
untuk mempromosikan perkembangan sektor keuangan syariah.
Kolaborasi ini melibatkan diskusi tentang regulasi, inovasi produk, dan
kerjasama dalam pengembangan industri keuangan syariah.
g. Penegakan Hukum dan Sanksi
OJK memiliki wewenang untuk memberikan sanksi atau tindakan
korektif jika lembaga keuangan syariah non-bank melanggar regulasi
atau tidak mematuhi prinsip-prinsip syariah. Ini termasuk pencabutan
izin operasi jika diperlukan.
Athief, F.H.N. 2022. Masa Depan Ekonomi Syariah Indonesia Lembaga Keuangan
Syariah Non-Bank.
“Bank Indonesia.” https://www.bi.go.id/.
Latifah, Nur Aini, and Sigit Arianto Nugroho. 2020. “Optimalisasi Struktur Dan Regulasi
Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia.” Jurnal Ekonomi Syariah 07(01): 176–
211. http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/nisbah/article/view/2366.
Syariah, Tim Bank Mega. 2023. “6 Perbedaan Bank Syariah Dan Bank Konvensional.”
megasyariah.co.id.
https://www.megasyariah.co.id/id/artikel/edukasi-tips/simpanan/perbedaan-bank-
syariah-dan-bank-konvensional.
Tika. 2023. “Inilah Perbedaan Lembaga Keuangan Syariah vs Konvensional.”
ajaib.co.id. https://ajaib.co.id/inilah-perbedaan-lembaga-keuangan-syariah-vs-
konvensional/.
Trimulato, and Asyraf Mustamin. 2022. “Peran Industri Keuangan Non-Bank Syariah
Dalam Mendukung UMKM.” Proceedings of Islamic Economics, Business, and
Philanthropy 1(1): 50–68.
Waro, N, N A Tulistyawati, and ... 2018. “Peran Otoritas Jasa Keuangan Terhadap
Pengaturan Dan Pengawasan Pada Perbankan Syariah Indonesia.” Peran
Perbankan Syariah Dalam Mengimplementasikan Keuangan Inklusif Di Indonesia
1(1): 105–20. https://ejurnal.politeknikpratama.ac.id/index.php/jcsr/article/view/
1745%0Ahttps://ejurnal.politeknikpratama.ac.id/index.php/jcsr/article/download/
1745/1733.
Yelvita, Feby Sri. 2022. “FUNGSI DAN PERANAN BANK SYARIAH DAN LEMBAGA
KEUANGAN NON BANK.” 5–2003 :)8.5.2017( הארץ.
PROFIL PENULIS
A. Capaian Pembelajaran
B. Pembahasan
C. Kesimpulan
Prandawa, M. C., Jubba, H., NB, F. R., & Wardani, T. U. (2022). Perkembangan
Ekonomi Islam di Indonesia antara Peluang dan tantangan. Jurnal Istiqro :
Jurnal Hukum Islam, Ekonomi dan Bisnis, 29-47.
A. Capaian Pembelajaran
B. Pembahasan
Dr. Ika Yunia Fauzia, Lc., M.E.I. dkk, Prinsip Dasar Ekonomi Islam Perspektif
Maqashid Al-Syariah, hal 2
Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi Ed 3(jakarta PT Raja Grafindo persada,
2012), 3.2
Hurriah Ali Hasan,“SUMBER HUKUM DALAM SISTEM EKONOMI ISLAM”,journal
PILAR perspective of contemporary Islamic studies, Vol 12, No 2 (2021)
Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktorat Jendral Badan Peradilan
Agama,Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES), Edisi Revisi 2011, h.1
Anisa Fitri Yani, “KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIATENTANG EKONOMI
SYARIAH”,jurnal uin banten,Hal 55
Abdul majid,” SEJARAH MASUKNYA ISLAM DAN KERAGAMAN KEBUDAYAAN
ISLAM DI INDONESIA”,journal.iqrometro, vol.XI,2021
Anis Mashdurohatun, “TANTANGAN EKONOMI SYARIAH DALAM MENGHADAPI
MASA DEPAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI”, jurnal dinamika hokum,
vol 11(2011)
PROFIL PENULIS
A. Capaian Pembelajaran
B. Pembahasan
C. Kesimpulan
Marthon, Said Sa’ad, Dr. (2007). Ekonomi Islam : Di Tengah Krisis Ekonomi Global.
Jakarta: Zikrul Hakim. Pusat
adhi, Kuncoro. 2020. “Konsep Dasar Ekonomi Islam_.” Jurnal: Konsep Dasar Ekonomi
Islam: 1–16.
Mukrimaa, Syifa S. et al. 2016. ” Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar 6
(August): 128.
Rahmawaty, Anita. 2019. “Riba Dalam Perspektif Keuangan Islam.” Al Amwal 1(2): 49.
Sulaiman, Sofyan. 2015. “Prinsip-Prinsip Keuangan Islam Menurut Abdullah Saeed.”
Millah 15(1): 135–60.
Ariswanto. Buku Pintar Teori Ekonomi. Jakarta: Aribu Mitra Mandiri, 1997
Mashdurohatun, Anis. "Tantangan ekonomi syariah dalam menghadapi masa depan
Indonesia di era globalisasi." Jurnal dinamika hukum 11 (2011): 76-88.
Nurohman, YulfanArif., & Qurniawati, RinaSari. 2022. Persepsi Nasabah Generasi Z
Pasca Pengumuman Merger Bank Syariah. Jurnal Among Makarti, 14(2), p.
13-28.
PROFIL PENULIS
A. Capaian Pembelajaran
B. Pembahasan
Reformasi (1998-2004):
a. Pengunduran Diri Soeharto: Akibat dari tekanan demonstrasi dan
kerusuhan yang meluas, Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran
dirinya pada tanggal 21 Mei 1998, setelah memerintah selama 32 tahun.
b. Transisi Politik: Setelah Soeharto, Wakil Presiden B.J. Habibie mengambil
alih sebagai presiden dan memulai era reformasi politik. Ini mencakup
pembebasan tahanan politik, kebebasan pers, dan pemilihan umum yang
lebih bebas.
c. Reformasi Ekonomi: Era reformasi ekonomi dimulai dengan upaya untuk
mengatasi krisis ekonomi. Pemerintah melakukan liberalisasi sektor
ekonomi, mengadopsi kebijakan pertumbuhan yang berkelanjutan, dan
membuka pintu bagi investasi asing.
d. Pemilihan Umum 1999: Pada tahun 1999, Indonesia mengadakan
pemilihan umum yang pertama kali diadakan secara bebas dalam beberapa
dekade. Abdurrahman Wahid terpilih sebagai presiden dalam pemilihan ini.
e. Presiden Megawati: Pada tahun 2001, Abdurrahman Wahid digantikan
oleh Megawati Sukarnoputri, yang menjadi presiden Indonesia pertama
yang berjenis kelamin wanita.
f. Reformasi Hukum: Reformasi juga mencakup upaya untuk memperbaiki
sistem hukum dan peradilan. Reformasi hukum bertujuan untuk
meningkatkan ketidakberpihakan, transparansi, dan independensi sistem
peradilan.
g. Konsolidasi Demokrasi: Indonesia berhasil mengkonsolidasikan
demokrasinya dengan mengadakan pemilihan umum secara berkala dan
mengadopsi sistem multipartai yang mendukung persaingan politik yang
sehat.
h. Perekonomian yang Stabil: Meskipun masih ada tantangan ekonomi,
Indonesia berhasil pulih dari krisis finansial dan mencapai pertumbuhan
ekonomi yang stabil dan kuat dalam beberapa tahun terakhir.
C. Kesimpulan
D. Latihan Soal
A. Capaian Pembelajaran
B. Pembahasan
c. Sertifikasi Syariah:
d. Penyelesaian Sengketa:
e. Pengawasan Berkelanjutan:
e. Pembentukan DPS:
a. Awal Perkembangan:
b. Regulasi Awal:
e. Dampak Positif:
C. Kesimpulan
D. Latihan Soal
Ilyas, R. (2021). Peran Dewan Pengawas Syariah Dalam Perbankan Syariah. JPS (Jurnal
Perbankan Syariah), 2(1), 42–53. https://doi.org/10.46367/jps.v2i1.295
Prabowo, B. A., & Jamal, J. Bin. (2017). Peranan Dewan Pengawas Syariah terhadap
Praktik Kepatuhan Syariah dalam Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Hukum IUS
QUIA IUSTUM, 24(1), 113–129. https://doi.org/10.20885/iustum.vol24.iss1.art6
Syukron, A. (2013). Dinamika perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Economic:
Journal of Economic and Islamic Law, 3(2), 28–53.
Iqbal. & Llewen, N. T. (2015). "IslLamic BankiInk and Fiinance; New Perspectiives Profit-
Shariing & Riskk." Edwardo Ellgar Publiishing.
Hasan, (2007). "Chalenges in Isllamic Fiinance: An Overview Pasific Bain France Journal,
28, 1-7.
El-Qorii, M. (2019). "Islami Finence Gearr Up." Internatiional -Monetary Fund.
PROFIL PENULIS
A. Capaian Pembelajaran
B. Pembahasan
Selain yang di atas ada Solusi keuangan syariah dapat menjadi pilihan
yang berguna untuk menyelesaikan banyak permasalahan keuangan di
Indonesia. Berikut beberapa solusi yang dapat diterapkan:
a. Penerapan prinsip syariah: Penerapan prinsip syariah dalam seluruh
aspek keuangan, termasuk pelarangan riba (bunga) dan investasi pada
perusahaan haram. Hal ini dapat membantu mencegah spekulasi dan
aktivitas ekonomi yang merugikan masyarakat.
b. Pengembangan Perbankan Syariah: Mendorong berkembangnya bank
syariah yang menawarkan produk keuangan syariah. Bank-bank ini
harus diawasi secara ketat untuk memenuhi standar syariah.
Pendekatan berbasis kemitraan: mendorong model keuangan berbasis
kemitraan (mudharabah dan musyarakah) di mana dana gabungan
digunakan untuk proyek-proyek produktif. Hal ini dapat membantu
mengurangi risiko dan mendorong investasi di sektor-sektor yang
sedang berkembang.
c. Zakat dan Wakaf: Mendorong lebih banyak orang untuk memberikan
zakat dan wakaf (sumbangan amal) untuk memecahkan masalah sosial
dan ekonomi. Dana ini dapat digunakan untuk membantu mereka yang
membutuhkan, seperti masyarakat miskin dan proyek infrastruktur
sosial.
d. Edukasi Keuangan Syariah: Meningkatkan pemahaman masyarakat
mengenai prinsip keuangan syariah dan manfaatnya. Dengan
pemahaman yang lebih baik, masyarakat dapat membuat keputusan
keuangan yang lebih cerdas.
e. Pelatihan Kewirausahaan: Memberikan pelatihan kewirausahaan
kepada masyarakat, khususnya kelompok paling tidak mampu, untuk
membantu mereka mendirikan usaha sesuai prinsip syariah.
f. Mempromosikan inklusi keuangan: mengembangkan produk keuangan
syariah yang lebih mudah diakses oleh masyarakat miskin, termasuk
produk tabungan dan asuransi berbiaya rendah.
g. Kemitraan dengan Lembaga Keuangan Internasional: Mengembangkan
kerjasama dengan Lembaga Keuangan Internasional untuk mendukung
pengembangan sektor keuangan syariah di Indonesia.
h. Konseling dan Pengawasan: Konseling dan pemeriksaan ketat terhadap
lembaga keuangan Syariah untuk memastikan kepatuhannya terhadap
prinsip-prinsip Syariah. Pengembangan Instrumen Keuangan Inovatif:
Pengembangan Instrumen Keuangan Inovatif Sesuai Syariah seperti
Sukuk (Obligasi Syariah) dan Reksa Dana Syariah.
5. Implikasi Politik
Dampak politik mengacu pada akibat atau dampak suatu kebijakan,
tindakan, atau peristiwa terhadap dunia politik, pemerintahan, atau sistem
politik suatu negara. Dampak politik ini bisa sangat berbeda tergantung
pada konteks dan sifat dari peristiwa atau keputusan tersebut. Berikut
adalah beberapa contoh kebijakan umum.
a. Pengaruh terhadap keputusan politik: Keputusan politik para manajer
atau dewan dapat mempunyai pengaruh politik yang signifikan.
Misalnya, keputusan mengenai kebijakan ekonomi, luar negeri atau
sosial dapat mempengaruhi dukungan politik terhadap pemimpin atau
partai politik yang ada.(Ahyani & Nurhasanah, 2020)
b. Pemilihan Parlemen: Setiap keputusan politik atau tindakan pemerintah
sering kali mempengaruhi pemilihan umum. Kebijakan yang populer
dapat meningkatkan peluang kandidat atau partai petahana untuk
memenangkan pemilu, sementara kebijakan yang kontroversial atau
tidak populer dapat merugikan mereka.
c. Stabilitas politik: Pengaruh politik juga dapat dikaitkan dengan stabilitas
politik suatu negara. Kebijakan atau peristiwa yang memicu ketegangan
politik atau sosial dapat mengganggu stabilitas politik dan memicu
konflik internal.
d. Perubahan kekuasaan: Keputusan politik atau peristiwa politik tertentu
dapat mempengaruhi perubahan struktur kekuasaan. Misalnya,
pergantian pemimpin atau pemerintahan melalui pemilu atau revolusi
dapat menimbulkan konsekuensi politik yang serius.
e. Hubungan Internasional: Pengaruh politik juga dapat meluas ke
hubungan internasional. Tindakan atau kebijakan suatu negara dapat
mempengaruhi hubungan diplomatiknya dengan negara lain dan dapat
mempunyai implikasi politik yangsignifikan.
f. Reputasi politik: Keputusan politik juga dapat mempengaruhi reputasi
politik seorang pemimpin atau pemerintahan di mata masyarakat
domestik dan internasional. Reputasi yang baik atau buruk dapat
mempengaruhi sejauh mana suatu pemerintah dapat mencapai
tujuannya.
g. Partisipasi Politik: Pengaruh politik dapat mempengaruhi partisipasi
politik masyarakat. Kebijakan atau peristiwa yang membuat masyarakat
merasa dilibatkan atau mendorong partisipasi dalam proses politik dapat
mempengaruhi dinamika politik.
h. Pengaruh media: Media memainkan peran penting dalam memberikan
informasi kepada masyarakat tentang konsekuensi politik dari peristiwa
atau keputusan tertentu. Cara media meliput suatu peristiwa atau
kebijakan dapat memengaruhi persepsi publik dan pada akhirnya hasil
politik.
Ahyani, H., & Nurhasanah, E. (2020). Peran Strategi Politik Islam Terhadap
Perekonomian Di Indonesia. Mutawasith: Jurnal Hukum Islam, 3(1), 18–43.
Kurniawan, R. R., Putri, T. D., & Sufni, A. Z. (2022). Ragam Solusi Ekonomi Islam
dalam
Mengatasi Masalah Ekonomi. Ulumul Qur’an: Jurnal Kajian Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir,
2(2), 161–173.
Muslim, A. (2011). Peranan Konsumsi dalam Perekonomian Indonesia dan Kaitannya
dengan Ekonomi Islam. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Pranata Sosial, 1(2),
70–82.
Hasan, Zubair. (2016). Islamic Finance: Principles and Operations. Edward Elgar
Publishing.
Effendi, Yusuf Wibisono. (2018). Islamic Economics in Indonesia: Development,
Behavior, and Prospect. Palgrave Macmillan.
Warjiyo, Perry. (2017). Islamic Finance: Stability and Inclusion: Islamic Finance for
Financial Stability and Sustainable Growth. International Monetary Fund.
An-Nabhani, Taqyuddin. “Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif Islam”.,
1996.
Mustafa, Edwin Nasution. “Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam”. Jakarta: Kencana.,
2007.
PROFIL PENULIS