Laporan Praktikum Roket Air
Laporan Praktikum Roket Air
Disusun Oleh:
Kelas : XII-I
Anggota Kelompok : 1. Adelvis Wahyu S. (02)
2. Amanda Nur A. (06)
3. Dian Saputri (11)
4. Nisfatul Lamdia (25)
5. Nurul Khabibah (28)
6. Rico Arga S. (29)
Puji syukut atas nikmat yang Allah yang telah diberikan. Segala puji bagi Allah atas
segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami
dapat menyelesaikan “Laporan Ujian Praktikum: Roket Air” ini untuk menyelesaikan ujian
praktikum mata pelajaran fisika di SMA Negeri 13 Surabaya.
Dalam penyusunannya, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Guru Fisika
kami, Ibu Miming Widyawati yang telah memberikan dukungan serta bimbingan dalam proses
penyelesaian laporan praktikum ini. Tak lupa juga dukungan dari orang tua kami dan berbagai
pihak yang turut membantu. Dari mereka semua kesuksesan ini berawal.
Semoga penyusunan laporan ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Kami
juga berharap isi dari laporan praktikum ini bebas dari kekurangan dan kesalahan. Namun
sejatinya manusia masih tak luput dari kesalahan, oleh karenanya kami memohon saran dan
kritik agar dapat terus berkembang dalam praktikum yang lebih baik lagi kedepannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk memenuhi ujian praktikum mata pelajaran fisika
2. Untuk mengetahui cara pembuatan Roket Air secara sederhana
3. Untuk membuktikan bahwa prinsip kerja Roket Air menggunakan Hukum Bernoulli,
Hukum III Newton, Hukum Pascal dan Teori Gerak Parabola yang diaplikasikan secara
sederhana
1.4 Hipotesis
1. Perbedaan volume air mempengaruhi jarak tempuh Roket
2. Volume air dalam Roket berbanding lurus dengan jarak yang ditempuh
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Roket Air
Roket air adalah roket yang berbahan bakar atau lebih tepatnya berbahan pendorong air
dan udara bertekanan. Seperti kita ketahui bersama bahwa udara dalam suatu ruangan akan
menekan ke segala arah dan akan mengalir menuju tekanan yang lebih rendah. Dengan dasar
tersebut jika suatu botol diisi dengan udara dengan tekanan tertentu maka udara dalam botol
akan menekan ke segala arah dan jika botol dilubangi pada suatu titik maka udara akan keluar
dari lubang tersebut dan akan menyebabkan gaya yang berlawanan arah dari keluarnya udara.
Roket bekerja karena ada aksi dan reaksi (Hukum III Newton). Perubahan momentum pada
lubang pengeluaran sama dengan perubahan momentum yang dialami roket, jadi air dan udara
yang keluar dari dalam botol menyebabkan botol terdorong berlawanan arah dari keluarnya air
dan udara.
Keterangan:
P = Tekananal (Pascal)
v = kecepatan (m/s)
h = ketinggian (m)
2
2.3 Hukum III Newton
Hukum III Newton tentang gerak menyatakan bahwa bila suatu benda melakukan gaya pada
benda lainnya, maka akan menimbulkan gaya yang besarnya sama dengan arah yang
berlawanan. Dengan kata lain, Hukum III Newton ini berbunyi:
Dibaca sebagai “Gaya benda A yang bekerja pada benda B sama dengan negatif gaya benda B
yang bekerja pada benda.”
Ø Berat
Gaya yang paling umum dalam pengalaman sehari-hari adalah gaya tarikan grafitasi
bumi pada sebuah benda. Gaya ini dinamakan berat benda, w. Jika kita menjatuhkan sebuah
benda dekat permukaan bumi dan mengabaikan resistensi udara sehinngga satu-satunya gaya
yang bekerja pada benda itu adalah gaya karena grafitasi (keadaan ini dinamakan jatuh bebas),
benda dipercepat ke bumi dengan percepatan 9,81 m/s2
Ø Massa
Massa adalah sifat intrinsik dari sebuah benda yang menyatakan resistensinya terhadap
percepatan. Massa sebuah benda dapat dibandingkan dengan massa benda lain dengan
menggunakan gaya yang sama pada masing- masing benda dan dengan mengukur
percepatannya. Dengan demikian rasio massa benda-benda itu sama dengan kebalikan rasio
percepatan benda-benda itu yang dihasilkan oleh gaya yang sama:
m1/m2 = a1/a2
3
2.4 Hukum Pascal
Melalui penelitiannya, Pascal berkesimpulan bahwa apabila tekanan diberikan pada
fluida yang memenuhi sebuah ruangan tertutup, tekanan tersebut akan diteruskan oleh fluida
tersebut ke segala arah dengan besar yang sama tanpa mengalami pengurangan. Pernyataan ini
dikenal sebagai Hukum Pascal yang dikemukakan oleh Pascal pada 1653. Berdasarkan hukum
pascal ini diperoleh prinsip bahwa dengan gaya yang kecil dapat menghasilkan suatu gaya yang
lebih besar.
Tekanan yang diberikan pada zat cair di dalam ruang tertutup akan diteruskan kesegala arah
dan semua bagian ruang tersebut dengan sama besar.
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa terdapat sebuah sudut yang terbentuk di antara sumbu
X dan garis lintasan bola. Lintasan bola juga membentuk pola seperti jembatan lengkung atau
huruf U yang terbalik.
Ada beberapa faktor gaya yang bekerja pada benda yang bergerak parabola. Yang
pertama, adalah gaya pendorong yang diberikan pada suatu benda yang menyebabkan ia dapat
bergerak keatas dan memiliki kecepatan awal (V0). Yang kedua adalah pengaruh gaya grafitasi
yang cenderung menarik semua objek menuju ke arah pusat bumi.
4
BAB III
5
3.2 Cara Pembuatan
6
16. Pasang dan lem dop penutup pada ujung pipa paralon 1/2 inch yang ukuran 35 cm.
Peluncur dan roket siap digunakan.
7
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Percobaan
1. Tanggal: Sabtu, 18 Februari 2023
Waktu: 10.30 – 15.30 WIB
Tempat: Lapangan Universitas Negeri Surabaya
2. Variabel:
Variabel Kontrol: Massa Roket, Sudut Peluncur (45), Jumlah Pemompaan (25)
Variabel Bebas: Volume Air
Variabel Terikat: Jarak yang ditempuh Roket Air
25
20
15
10
0
200 ml 300 ml 400 ml 500 ml 600 ml
8
• Variabel 1: Dengan penambahan 200 ml. air, Roket Air dapat menempuh jarak
sejauh 21,4 meter
• Variabel 2: Dengan penambahan 300 ml. air, Roket Air dapat menempuh jarak
sejauh 23,2 meter
• Variabel 3: Dengan penambahan 400 ml. air, Roket Air dapat menempuh jarak
sejauh 28,3 meter
• Variabel 4: Dengan penambahan 500 ml. air, Roket Air dapat menempuh jarak
sejauh 21,1 meter
• Variabel 5: Dengan penambahan 600 ml. air, Roket Air dapat menempuh jarak
sejauh 21,9 meter
Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa volume air berbanding lurus dengan
jarak yang ditempuh roket. Hingga pada percobaan variabel keempat, grafik jarak
tempuh roket mengalami tren penurunan dan naik kembali pada percobaan variabel
kelima. Penurunan jarak tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
1. Penurunan kualitas peluncur pada pemakaian keempat
2. Ketidakseimbangan antara tekanan yang diberikan dengan massa roket saat
setelah di isi oleh air
3. Gangguan angin dilokasi percobaan
9
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hukum-hukum fisika ternyata tidak hanya sebatas teori, tetapi juga dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Alat dan bahan yang digunakan pun dapat
berasal dari alat dan bahan yang sederhana. Contohnya pada pembuatan roket air.
Prinsip kerja roket air dapat membuktikan beberapa teori fisika seperti Hukum III
Newton, Hukum Bernoulli, Hukum Pascal, dan Teori gerak parabola. Ternyata,
beberapa faktor juga dapat mempengaruhi kinerja roket air seperti volume air, sudut
elevasi, dan kualitas peluncur.
5.2 Saran
Dalam pembuatan roket air memang terlihat sangat mudah, akan tetapi
sebenarnya tidaklah semudah itu. Banyak sekali kendala yang kami alami selama
proses pembuatan dan peluncurannya. Oleh karena itu, dalam membuat roket air
dibutuhkan kerjasama, kesabaran, dan ketelitian yang tinggi agar hasil yang diperoleh
dapat maksimal.
10
DAFTAR PUSTAKA
Shilla A. R. dkk. 2017. Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Hukum Newton tentang Gerak.
Malang: Universitas Negeri Malang
11