Anda di halaman 1dari 5

Nama : Zulfikar

Prodi : Akhwal Al-Syakhsiyyah

Tugas : KTI

Judul : Batasan Pergaulan Setelah Adanya Ikatan Peminangan Persepektif


Hukum Islam di Desa Sanrangeng Kec. Dua Boccoe Kab. Bone

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peminangan dalam bahasa Arab disebut “Al-khitbah” berasal dari lafadz
khathiba, yakhthibu, khithbatun. Terjemahannya ialah lamaran atau pinangan. al-khithbah
ialah permintaan seorang laki-laki kepada seorang perempuan untuk dijadikan istri
menurut cara-cara yang berlaku di kalangan masyarakat. Peminangan merupakan langkah
pendahuluan menuju ke arah perjodohan antara seorang pria dan wanita. Islam
mensyariatkannya, agar masing-masing calon mempelai dapat saling mengenal lebih
dekat dan memahami pribadi mereka masing-masing. Bagi calon suami, dengan
melakukan pinangan (khitbah) untuk mengenal lebih dekat kepada calon istrinya.
Pergaulan merupakan jalinan hubungan sosial antara seseorang dengan orang lain
yang berlangsung dalam jangka relatif lama sehingga terjadi saling mempengaruhi satu
dengan lainnya. Pergaulan merupakan kelanjutan dari proses interaksi sosial yang terjalin
antara individu dalam lingkungan sosialnya. Pergaulan dalam kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI) berasal dari kata dasar Gaul yang artinya hidup berteman atau
bersahabat. Pergaulan merupakan salah satu cara seorang untuk berinteraksi
dengan lingkungannya.
Provinsi Sulawesi Selatan yang terdiri atas berbagai macam etnis, suku, dan
budaya masing-masing memiliki keragaman budaya yang berbeda-beda. Masyarakat
merupakan suatu bentuk kehidupan bersama, yang warganya hidup bersama untuk
jangka waktu yang cukup lama, sehingga menghasilkan suatu kebudayaan. Kebudayaan
pada umumnya dapat dikatakan sebagai suatu proses atau hasil cipta, rasa, dan karsa
manusia dalam menjawab tantangan kehidupan yang berasal dari alam sekelilingnya.
Hasil pemikiran dan karsa manusia merupakan kebudayaan yang berkembang pada
masyarakat. Pikiran dan perbuatan yang dilakukan manusia secara terus menerus pada
akhirnya akan menjadi sebuah tradisi. Sejalan dengan adanya penyebaran agama, tradisi
yang ada dimasyarakat dipengaruhi oleh ajaran agama yang berkembang. Dengan kondisi
seperti itu, maka terjadi banyak kebudayaan yang berkembang dalam kehidupan
masyarakat tetap terpelihara. Di syariatkan dalam QS Al-Baqarah 2:235, Meski konteks
pembicaraannya tentang wanuta yang dalam masa iddah.
‫ِل ّٰل‬ ‫ِس‬ ‫ِب ِم ِخ ِة ِء‬ ‫ِف‬
‫َواَل ُج َناَح َعَلْيُك ْم ْيَم ا َعَّرْضُتْم ٖه ْن ْطَب الِّنَس ۤا َاْو َاْك َنْنُتْم ِف َاْنُف ُك ْم ۗ َع َم ال ُه َاَّنُك ْم‬
‫َس َتْذُك ُرْو َنُه َّن َو ٰلِكْن اَّل ُتَواِعُد ْوُه َّن ِس ًّرا ِآاَّل َاْن َتُقْو ُلْوا َقْواًل َّم ْع ُرْو ًفا ۗە َواَل َتْع ِزُمْوا ُعْق َد َة الِّنَك اِح‬
‫ّٰل‬ ‫ِس‬ ‫ّٰل‬ ‫ِك‬
‫َح ىّٰت َيْبُلَغ اْل ٰت ُب َاَج َل ٗهۗ َواْع َلُم ْٓو ا َاَّن ال َه َيْع َلُم َم ا ِف َاْنُف ُك ْم َفاْح َذ ُرْوُهۚ َواْع َلُم ْٓو ا َاَّن ال َه‬
‫ِل‬
‫َغُفْوٌر َح ْيٌم‬

Terjemahnya: Dan tidak ada dosa bagimu atas kata sindiran untuk meminang
perempuan-perempuan1 atau (keinginan menikah) yang kamu sembunyikan dalam hati.
Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka. Akan tetapi, janganlah
kamu berjanji secara diam-diam untuk (menikahi) mereka, kecuali sekadar mengucapkan
kata-kata yang patut (sindiran). Jangan pulalah kamu menetapkan akad nikah sebelum
berakhirnya masa idah. Ketahuilah bahwa Allah mengetahui apa yang ada dalam
hatimu. Maka, takutlah kepada-Nya. Ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyantun. ( Qs. Al-Baqarah 2:235).
Dalam bahasa Al-Qur'an, peminangan disebut khitbah, seperti pada ayat di atas.
Mayoritas Ulama menyatakan bahwa peminangan tidak wajib. Namun praktik kebiasaan
dalam masyarakat menunjukkan bahwa peminangan merupakan pendahuluan yang
hampir pasti dilakukan. Karena di dalamnya. ada pesan moral dan tatakrama untuk
mengawali rencana membangun rumah tangga yang ingin mewujudkan kebahagiaan,
sakinah, mawaddah, dan rahmah Ini sejalan dengan pendapat Dawud al-Dhahiry yang

1
Perempuan yang boleh dipinang secara sindiran ialah perempuan yang dalam masa idah karena ditinggal mati oleh
suaminya atau karena talak bā’in, sedangkan perempuan yang dalam idah talak raj‘iy (bisa dirujuk) tidak boleh dipinang,

walaupun dengan sindiran.


menyatakan meminang hukumnya wajib. Betapapun juga, meminang adalah merupakan
tindakan awal menuju terwujudnya perkawinan yang baik
Di Desa Sanrangeng adalah tempat kelahiran saya sendiri mayoritas suku Bugis
yang mempunyai berbagai macam adat, dan akan saya bahas salah satunya
“peminangan” atau dalam bahasa Bugis “Madduta”. Didalam tradisi masyarakat Bugis,
istilah Madduta, ialah sebuah acara yang dimana pihak keluarga laki-laki mendatangi
pihak keluarga perempuan dengan maksud dan tujuan untuk meminta anak
perempuannya menjadikan istri dari keluarga pihak laki- laki. Biasanya sebelum
melakukan acara Madduta dikenal dengan istilah Mammanumanu yaitu pihak keluarga
laki-laki atau calon mempelai laki-laki melihat-lihat atau memantau dan mencari
informasi tentang asal- usul perempuan yang akan dilamar atau dipinang. Madduta biasa
pula diistilahkan massuro¸yakni meminang, pinangan itu diterima atau tidak, kalau
diterima pihak keluarga laki-laki datang membicarakan hal-hal yang dibutuhkan dalam
perkawinan utamanya uang belanja yang disebut doi menre' atau mappenre balanca.
Dalam pembahsan ini, saya akan membahas tentang batasan pergaulan seseorang
setelah adanya ikatan peminangan dalam perspektif hukum Islam dan hukum adat Bugis
di Desa Sanrangeng. Tidak semestinya seseorang bebas dalam melakukan pergaulan
sebelum ke jenjang pernikahan baik calon mempelai laki-laki ataupun perempuan, bisa
saja seorang calon mempelai melakukan perzinahan kerena merasa sudah tidak apa-apa
melakukan perbuatan tersebut dengan menganggap dirinya sebentar lagi melakukan akad
pernikahan. Maka dari itu, bagi seseorang yang ingin melangsungkan pernikahan sangat
perlu bimbingan terhadap batasan tersebut, agar terhindar dari melakukan perzinahan
yang mengakibatkan hamil di luar nikah dan menimbulkan fitnah terhadap masyarakat
setempat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan bebrepa permasalahan


sebagai berikut :

1. Apasajakah batasan-batasan pergaulan setelah adanya ikatan peminangan?


2. Bagaimana tinjauan perspektif hukum Islam dalam batasan pergaulan setelah
adanya ikatan Peminangan?
C. Pengertian Judul

Terlebih dahulu sebelum penulis lebih lanjut, penulis akan mengutarakan


beberapa istilah yang dapat penulis jelaskan dalam penelitian dengan judul “Batasan
Pergaulan Setelah Adanya Ikatan Peminangan Persepektif Hukum Islam” agar dapat
mempermudah penjelasan para pembaca pada judul di atas, maka penulis memberikan
batasan penjelasan judul supaya pengkajian ini terhindar dari bermacam-macam
tanggapan yang berbeda-beda:

1. Batasan atau boundaries merupakan limit yang menandakan hal-hal mana yang dapat
diterima dan tidak, apa yang bisa ditolerir atau tidak, baik itu berlaku baik bagi orang
lain ataupun diri kita sendiri. Batasan dalam KBBI ialah garis (sisi) yang menjadi
perhinggaan suatu bidang (ruang, daerah, dan sebagainya); pemisah antara dua
bidang (ruang, daerah, dan sebagainya); sempadan.
2. Pergaulan merupakan jalinan hubungan sosial antara seseorang dengan orang lain
yang berlangsung dalam jangka relatif lama sehingga terjadi saling mempengaruhi
satu dengan lainnya. Pergaulan merupakan kelanjutan dari proses interaksi
sosial yang terjalin antara individu dalam lingkungan sosialnya. Kuat lemahnya suatu
interaksi sosial mempengaruhi erat tidaknya pergaulan yang terjalin. Seorang anak
yang selalu bertemu dan berinteraksi dengan orang lain dalam jangka waktu relatif
lama akan membentuk pergaulan yang lebih. Beda dengan orang yang hanya sesekali
bertemu atau hanya melakukan interaksi sosial secara tidak langsung.
3. Ikatan berasal dari kata dasar ikat. Ikatan adalah sebuah homonim karena arti-artinya
memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Ikatan memiliki
arti dalam bidang ilmu kimia. Ikatan memiliki arti dalam kelas nomina atau kata
benda sehingga ikatan dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua
benda dan segala yang dibendakan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
arti kata ikatan adalah yang diikat. Arti lainnya dari ikatan adalah cara mengikat.
4. Seperti keterangan di atas menurut ethimologi, meminang adalah meminta untuk
dijadikan istri (baik untuk diri sendiri ataupun orang lain). Menurut terminology
peminangan ialah kegiatan upaya kearah terjadinya hubungan perjodohan antara
seorang pria dan seorang wanita.Atau seorang laki-laki meminta kepada seorang
perempuan untuk menjadi istrinya, dengan cara-cara yang umum yang berlaku di
tengah-tengah masyarakat.2
5. Perspektif adalah suatu sudut pandang yang digunakan untuk melihat atau
menilai suatu fenomena. Perspektif bisa juga dikatakan sebagai sebuah cara
pandang terhadap masalah yang terjadi. Sedangkan hukum Islam adalah
syariat yang berarti aturan yang dibuat oleh Allah untuk hamba-Nya yang
dibawa oleh seorang Nabi SAW, baik hukum yang berhubungan dengan
kepercayaan (aqidah) maupun hukum-hukum yang berhubungan dengan
amaliyah (perbuatan) yang dilakukan oleh semua umat Muslim.
D. Tinjauan Pustaka
Pandangan Hukum Islam tentang Batasan Pergaulan Antara Laki- Laki dan
Perempuan Selama Ikatan Peminangan (Khitbah) Pada Masyarakat Desa
Kepunduhan Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal.

2
Mahdil Mawahib, Fiqih Munakahah (Kediri: STAIN KEDIRI, 2009) 10.

Anda mungkin juga menyukai