Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH MANAJEMEN STRATEGI

USAHA COFFE SHOP

NAMA ANGGOTA KELOMPOK


1. BENTINA SIUN (2023804011)
2. INGGRIANI SINAR ( 2023804029)
3. OKTAVIA ANAM ( 2023804051)
4. YOVITA TEKLA VIANI ( 2023804082)
5. MARKUS MAJA (2023804042 )

PENGELOLAAN AGRIBISNIS
MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kopi merupakan salah satu minuman yang sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.
Bisnis coffee shop (kedai kopi) di Indonesia terus mengalami pertumbuhan diberbagai tempat,
mulai dari pelosok desa hingga perkotaan yang saat ini sudah mencapai 10.000 kedai kopi dan
diprediksi masih akan terus tumbuh hingga tahun 2020 dengan total pendapatan dari sektor usaha
bisnis kedai kopi mencapai 4,16 miliar setiap tahun (Idris Rusadi Putra, 2018). Peningkatan dan
pertumbuhan usaha bisnis kedai kopi ini tidak terlepas juga dari terus meningkatnya jumlah
masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi kopi. Hasil riset pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian Dirjen Perkebunan Republik Indonesia pada tahun 2017 mencatat bahwa diperkirakan
jumlah masyarakat penikmat kopi di Indonesia terus mengalami peningkatan secara drastic

Semakin kesini, bisnis kedai kopi di Indonesia penuh dengan persaingan untuk menarik
pelanggan yang datang berkunjung dan menikmati kopi di kedai kopi mereka, sehingga segala
strategi peningkatan bisnis kedai kopi pun diterapkan seperti pemberian diskon dan voucher.
Tidak sedikit juga pemilik kedai kopi yang memberikan promosipromosi kopi melalui jejaring
media sosial untuk menarik perhatian calon konsumennya. Tentunya strategi yang diterapkan
semakin banyak pasti dapat memberikan peluang bagi pemiliki kedai kopi dalam memenangkan
persaingan bisnis kedai kopi. 2 Umumnya perbedaan yang paling jelas dalam kedai kopi
memiliki dua perbedaan, yaitu kedai kopi take away dan juga kedai kopi pada umumnnya. Kedai
kopi take away ini muncul karena kebutuhan konsumen yang begitu besar terhadap kopi, namun
waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkannya relatif sedikit. Perlahan muncul konsep drive
thru, menikmati kopi tanpa harus duduk di kedai kopi, memesangnya dari kendaraan dan
kemudian pergi, belum lagi perkembangan teknologi yang memungkinkan calon konsumen
memesan kopi hanya dari aplikasi smartphone. Di Indonesia sendiri, terbilang belum ramai yang
memanfaatkan fitur pemesanan secara online dari aplikasi smartphone, mungkin mengingat
sajian kopi yang datang tidak panas lagi, itu juga menjadi tantangan bagi pemilik kedai kopi
untuk menggunakan layanan pemesanan kopi melalui aplikasi smarhphone

1.2 TUJUAN

1. Mengidentifikasi lingkungan eksternal


2. Mengidentifikasikan lingkungan internal

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Peta hasil Analisa usaha warkop

Segmentasi ( Segmenting ) Yaitu tindakan membagi suatu pasar menjadi


beberapa kelompok pembeli yang berbeda.
Pembeli mungkin membutuhkan produk –
produk dan atau kombinasi pemasaran yang
terpisah dan berbeda.

Penentuan pasar sasaran ( warkop ) Yaitu suatu tindakan mengevaluasi keaktifan


daya tarik setiap segmen pasar dan memilih
salah satu atau lebih dari segmen pasar
tersebut untuk dimasuki

Penetapan produk ( positioning ) Yaitu tindakan untuk menempatkan posisi


bersaing produk dan bauran pemasaran yang
tepat pada setiap pasar sasar.

2.2 Lingkungan Ekstrnal

1. Lingkungan Politik dan Hukum

Faktor politik dan hukum merupakan pertimbangan penting bagi para manajer dalam
merumuskan strategi perusahaan karena berhubungan dengan aktivitas bisnis perusahaan.
Pemerintah selaku pembuat kebijakan harus memberikan perhatian terhadap perkembangan
industri bisnis yang ada. Peraturan yang terdapat di De Koffie-pot sudah mengacu pada peraturan
pada Undang-Undang yang diatur oleh Pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya Undang-
Undang mengenai lingkungan dan perburuhan yang dicantumkan diarsip ketenagakerjaan De
Koffie-Pot. Namun peraturan mengenai keamanan dan kesehatan tenaga kerja di De Koffie-Pot
belum memiliki peraturan yang diatur dalam perusahaan. De Koffie-Pot sampai saat ini masih
memberlakukan sistem perpajakan daerah No. 28 Tahun 2009 tentang perpajakan restoran dan
tempat hiburan serta Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2011 tentang pajak restoran.

2. Lingkungan Ekonomi

Pada umumnya kondisi ekonomi memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap
perkembangan suatu pelaku usaha yang terdapat pada suatu daerah tertentu. Kondisi ekonomi
yang cenderung stabil dan menunjukan pertumbuhan ke arah positif maka kondisi tersebut dapat
mendukung kelancaran usaha yang berkembang di suatu daerah tertentu serta dapat pula
mendorong tumbuhnya kelompok-kelompok usaha yang baru. Namun jika cenderung negatif
maka dapat terjadi sebaliknya, dimana kondisi ini dapat menghambat kelancaran suatu usaha
bahkan dapat melumpuhkan kelompok usaha tertentu. Salah satunya ketidakstabilan kondisi
perekonomian memberikan pengaruh terhadap kecenderungan iklim usaha yang tidak menentu.
Contohnya, kenaikan harga BBM, hal ini yang menjadi kekhawatiran pihak De Koffie-Pot
karena dengan kenaikan harga BBM secara otomatis harga bahan baku dipasar pun mengalami
peningkatan. Adanya kenaikan TDL juga mempengaruhi kondisi lingkungan eksternal De
Koffie-Pot. Hal ini dikarenakan De Koffie-Pot menggunakan listrik sebagai komponen penting
dalam penjualannya. Kondisi ini mempersulit pihak De Koffie-Pot untuk melakukan penetapan
harga pada penjualan produknya. Pihak yang berperan dalam penetapan harga produk di De
Koffie-Pot sendiri, yaitu General Manager dan Store Manager yang dikelola oleh owner.
Adanya laju pertumbuhan PDRB Kota Bogor yang meningkat (lampiran 2) juga menunjukan
bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia positif dan merupakan peluang bagi De Koffie-Pot.
Meningkatnya daya beli masyarakat merupakan salah satu bukti membaiknya perekonomian
Indonesia. Produk yang dihasilkan dapat diserap oleh konsumen karena daya beli masyarakat
yang cenderung meningkat.

3. Lingkungan Sosial

Nilai sosial terwujud dalam perubahan gaya hidup yang mempengaruhi permintaan
terhadap produk dan jasa ataupun cara perusahaan berhubungan dengan karyawannya. Berbagai
interaksi yang terjadi antara satu perusahaan dengan aneka ragam kelompok yang dilayanainnya,
faktor sosial sangat penting untuk disadari oleh para pengambil keputusan strategis. Faktor ini
memiliki pengaruh yang besar terhadap hampir semua produk, pasar, jasa, dan pelanggan. Salah
satu faktor yang memiliki pengaruh adalah faktor demografi, yaitu penduduk. Menurut BPS Kota
Bogor pada tahun 2010- 2011 jumlah penduduk meningkat dari 949.066 jiwa menjadi 967.398
jiwa dengan laju pertumbuhan 2 persen dan kepadatan penduduknya 8.694 jiwa/Km2. Tingginya
kepadatan penduduk di Kota Bogor menjadi peluang bagi usaha De Koffie-Pot. Pertumbuhan
penduduk serta tingkat kepadatan penduduk di Kota Bogor memberikan peluang tersedianya
pasar potensial bagi usaha coffe shop.

2.3 Lingkungan Internal

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

De Koffie-Pot memiliki 19 karyawan yang terdiri atasyang terdiri atas satu Asisten direktur, satu
general manager, satu store manager, satu asisten manager, satu accounting satu SVP Barista,
enam barista, dua maintenance, tiga security, dan tiga cleaning service, Seluruh karyawan ini
berada dibawah pimpinan direktur utama, yaitu Bapak Christoper Dedi S. Perekrutan karyawan
tidak dilakukan setiap bulan tetapi dilakukan apabila ada posisi yang membutuhkan karyawan.
Hubungan karyawan dengan seluruh pihak perusahaan terjalin dengan baik. Coffee shop, ini
memiliki kriteria dalam perekrutan karyawannya. Kriteria karyawan yang dipilih oleh pihak De
Koffie-Pot adalah jujur, loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan, dan mau bekerja keras.
Seluruh karyawan wajib memberikan pelayanan yang ramah kepada konsumen yang datang.
Dalam perusahaan sangat memperhatikan Manajemen SDM, keterampilan dan motivasi kerja,
serta produktivitas.

2. Pemasaran
Agar dapat bersaing dengan persaingan bisnis yang kompetitif perusahaan harus memiliki
penguasaan dalam sistem pemasaran yang handal. Dalam pemasarannya usaha De Koffie-Pot
terkait dengan tujuh bauran pemasaran, yaitu product, place, price, promotion, process, people,
dan physic. Bentuk promosi yang dilakukan De Koffie–Pot adalah dengan melakukan variasi
menu minuman baru, mengadakan acara khusus seperti menayangkan secara langsung event-
event tertentu. Promosi yang paling mempengaruhi pelanggan berdasarkan pengamatan adalah
informasi dari mulut ke mulut, sedangkan promosi dengan menyebarkan pamflet atau media
elektronik tidak dilakukan oleh De Koffie–Pot karena menurut pihak manajemen informasi dari
mulut ke mulut sudah cukup efektif. Harga minuman dan makanan yang ditawarkan De Koffie –
Pot berkisar antara Rp 30 000 sampai dengan Rp 40 000 untuk minuman, dan Rp 25 000 sampai
dengan Rp 40 000 untuk makanan. Harga minuman dan makanan yang ditawarkan relatif mahal,
hal ini disebabkan harga bahan baku untuk membuat makanan dan minuman juga meningkat.

3. Keuangan

Modal usaha De Koffie-Pot berasal dari modal pribadi pemilik. Selama ini De Koffie-Pot tidak
memilki kendala dal

am hal ketersediaan modal. De Koffie-Pot sudah memiliki pencatatan keuangan yang dilakukan
dengan baik oleh bagian accounting. Bagian accounting bertanggung jawab dalam aktivitas
keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

https://123dok.com/article/analisa-lingkungan...

Anda mungkin juga menyukai