REFERENSI 1. PP 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen K3; 2. Permenkes 54 tahun 2015 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan; 3. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 52 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasyankes 4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2023 tentang Pemeliharaan Alat Kesehatan di Fasyankes 5. Pedoman Pengelolaan Peralatan Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tahun 2015 Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI Gambaran Umum • Peralatan medis merupakan peralatan di Fasyankes yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
• Pengelolaan peralatan medis dari aspek
keselamatan dan kesehatan kerja adalah upaya memastikan sistem peralatan medis aman bagi SDM Fasyankes, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun masyarakat di sekitar lingkungan Fasyankes dari potensi bahaya peralatan medis baik saat digunakan maupun saat tidak digunakan Peralatan Kesehatan Instrumen, apparatus, mesin dan/atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. Peralatan Medis • Peralatan medis sebagai bagian peralatan kesehatan pada adalah yang memerlukan kalibrasi, pemeliharaan, perbaikan, pelatihan pengguna, dan dekomisioning, kegiatan biasanya dikelola oleh para tenaga teknis (elektromedis/clinical engineer). • Peralatan medis digunakan untuk tujuan diagnosis tertentu dan pengobatan penyakit atau rehabilitasi setelah penyakit atau luka yang dapat digunakan baik sendiri atau bersamaan dengan aksesori, bahan operasional, atau bagian lain dari peralatan medis. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2023 TENTANG PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS DARI ASPEK K3
1. Memastikan tersedianya daftar inventaris seluruh
peralatan medis 2. Memastikan penandaan pada peralatan medis yang digunakan dan yang tidak digunakan 3. Memastikan dilakukan uji fungsi dan uji coba peralatan 4. Memastikan dilaksanakanya kalibrasi secara berkala 5. Memastikan dilakukan pemeliharaan pada peralatan medis 6. Memastikan penyimpanan peralatan medis dan penggunanya sesuai standar prosedur operasional 1. INVENTORY PERALATAN MEDIS • Inventori peralatan medis merupakan data detil peralatanmedis yang berkaitan dengan aspek teknisma upun administrasi setiap tipe/model peralatan medis. • Inventori harus selalu dikelola/update sehingga data yang terdapat dalam inventori merupakan kondisi terkini • Inventori dapat memberikan informasi : 1. Technical assessment, merk dan tipe peralatan beserta jumlah dan status kondisi peralatan. 2. Memberikan informasi dasar untuk pengelolaan aset, termasuk membantu penjadwalan pemeliharaan preventif, penelusuran dan pemeliharaan, perbaikan, penarikan kembali/recall. 3. Memberikan infomasi keuangan guna mendukung penilaian budget dan ekonomi. • Setiap fasilitas pelayanan kesehatan mungkin memiliki kebutuhan inventori yang berbeda-beda. • Inventori dapat terdiri dari beberapa form yaitu berupa 1. Daftar data peralatan medis, 2. Daftar pabrikan, suplieror atau penyedia 3. Daftar bahan habis pakai dan suku cadang Contoh Daftar Inventaris di Ruangan Contoh Kartu Inventaris di Ruangan (KIR) ASPAK 1.4.7 EP 1 Entry Data ASPAK 2. PENANDAAN PADA PERALATAN MEDIS YANG DIGUNAKAN DAN YANG TIDAK DIGUNAKAN
Label alat kesehatan dapat
berbentuk gambar, warna, tulisan, atau kombinasi antara ketiganya atau bentuk lainnya yang ditempel dia alat atau kemasan Manajemen Alkes
• Tidak ada alkes rusak didalam ruangan
• Alkes rusak harus disimpan di gudang 3. UJI FUNGSI DAN UJI COBA PERALATAN
Uji fungsi dilakukan untuk mengetahui
kinerja alat sesuai dengan yang diharapkan atau sesuai dengan standard keamanan dan standard dari pabrikan UJI FUNGSI • Pengujian alat kesehatan secara keseluruhan, melalui uji bagian-bagian alat dengan kemampuan maksimum (secara teknis saat itu) tanpa beban sebenarnya, sehingga dapat diketahui kinerja dan kemampuan alat dalam hal fungsi komponen dan keluaran. • Uji fungsi dilaksanakan sebelum alat diterima oleh Panitia Penerima Barang. Pelaksanaan uji fungsi a. Pemeriksaan fungsi komponen/bagian alat (tombol, saklar, indikator, putaran motor, pengereman, dll) b. Kinerja output • Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap hasil keluaran dari alat (misal; X-ray, temperature, putaran, energy, daya hisap, sistem perekaman, dll) • Pada pengujian keluaran ini, supplier harus melakukan pengukuran, dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dengan keluaran yang dihasilkan setiap jenis alat. c. Pengujian aspek keselamatan, meliputi (arus bocor, impedansi kabel pembumian, nilai tahanan hubungan pembumian, radiasi bocor dan paparan radiasi, anaesthesia gas sca-enging system, Kesetimbangan/balancing, sistem pengamanan tertentu) Tanggung Jawab Penyedia Dalam pelaksanaan uji fungsi pihak penyedia haruslah menyediakan • bahan operasional yang diperlukan untuk uji fungsi • alat ukur yang diperlukan dan • tenaga ahli yang mampu untuk melakukan uji fungsi dan peragaan alat. UJI COBA • Pengujian alat secara keseluruhan, melalui uji bagian-bagian alat dengan beban sebenarnya (misalnya pasien), setelah uji fungsi dilakukan dengan hasil baik • Uji coba dilaksanakan oleh operator yang telah dilatih, untuk membiasakan penggunaan alat sesuai prosedur kerjanya dalam waktu tertentu atau berdasarkan jumlah pemakaian. KALIBRASI SECARA BERKALA
Kalibrasi adalah memastikan hubungan
antara besaran yang ditunjukkan oleh suatu alat ukur atau sistem pengukuran atau besaran yang diabadikan pada suatu bahan ukur dengan besaran yang sebenarnya dari besaran yang diukur PMK NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG PENGUJIAN DAN KALIBRASI ALAT KESEHATAN Pengujian adalah keseluruhan tindakan yang meliputi pemeriksaan fisik dan pengukuran untuk membandingkan alat yang diukur dengan standar, atau untuk menentukan besaran atau kesalahan pengukuran.
Kalibrasi adalah kegiatan peneraan untuk
menentukan kebenaran nilai penunjukkan alat ukur dan/atau bahan ukur. PENGUJIAN/KALIBRASI ALKES Pasal 8
(1) Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan dilakukan
secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
(2)Pengujian dan/atau Kalibrasi Pesawat Sinar-X tidak
perlu dilakukan apabila Pengujian dan/atau Kalibrasi jatuh pada tahun yang bersamaan dengan Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X. PENGUJIAN/KALIBRASI ALKES
(4) Dalam kondisi tertentu, Alat Kesehatan wajib diuji
dan/atau dikalibrasi sebelum jangka waktu 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(5) Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
terdiri atas: • mengikuti petunjuk pemakaian Alat Kesehatan • diketahui penunjukan atau keluarannya atau kinerjanya atau keamanannya tidak sesuai lagi • telah mengalami perbaikan • telah dipindahkan bagi yang memerlukan instalasi; • telah dilakukan reinstalasi; dan/atau • belum memiliki Sertifikat Pengujian dan/atau Kalibrasi Izin BAPETEN untuk pelayanan Radiologi DILAKUKAN PEMELIHARAAN PADA PERALATAN MEDIS Perbedaaan Corrective Maintenance dan Emergency Maintenance • Pemeliharaan Korectif/ Corrective Maintenance (CM) dilakukan jika ketika petugas melakukan inspeksi ditemukan adanya masalah, maka dilakukan corrective maintenance • Pemeliharaan Darurat/ Emergency Maintenance (EM) : terjadi masalah/kondisi kritikal maka dilakukan urgent maintenance (kalau masih bisa ditunda, untuk kemudian dimasukkan dalam kategori prioritas untuk perbaikan), atau emergency maintenance harus segera dilakukan perbaikan • Dengan kemajuan tehnologi sudah dilakukan emergency automated maintenance: contoh terjadi kebocoran pada system distribusi gas medis, maka akan terjadi automatic system shut down, dan alarm, sehingga segera dilakukan pemeliharaan emergensi • Jika belum dilakukan otomasi, maka dilakukan dengan permohonan pemeliharaan emergensi Kegiatan Pemeliharaan Alat Kesehatan di FASYANKES
▪ inventarisasi Alat Kesehatan;
▪ pemeliharaan promotif; ▪ pemeliharaan pemantauan fungsi/inspeksi; ▪ pemeliharaan preventif; dan ▪ pemeliharaan korektif/perbaikan. Pemeliharaan Alat Pemeliharaan Alat PENYELENGGARAAN PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN
• Setiap Fasyankes bertanggung jawab terhadap pemeliharaan
alkes yang dimiliki • Alkes merupakan investasi yang besar di Fasyankes sehingga diperlukan program pemeliharaan yang terencana dan berkesinambungan unruk menjaga Alkes dapat digunakan dengan aman, bermutu, laik pakai, dan memiliki masa penggunaan sesual dengan Jangka waktu yang ditetapkan sesuai dengan standar masing-masing Alkes. • Program pemeliharaan Alkes yang efektif terdiri dari aspek perencanaan yang mempertimbangkan sumber daya manusia sumber daya keuangan, dan fasilitas yang memadai, aspek manajemen, dan aspek pelaksanaan. 1. ASPEK PERENCANAAN Hal yang harus diperhntikan dan dijadlkan pertimbangan dalam perencanaan pelaksanaen program Pemellharaan Alat Kesehatan yang efektif yaitu; • merencanakan dan mengidentifikasi jumlah dan sumber daya manusia yang berkompeten untuk melakukan Pemeliharaan Alat Kesehatan, misalnya Jenis & tenaga yang dibutuhkan yaitu lulusan teknik elektromedik dan/atau tenaga lainnya yang terlatih di bidang Pemeliharaan alat Kesehatan. • menghitung anggaran yang dibutuhkan untuk penyiapan suku cadang, bahan pendukung, dan pemeliharaan sesuai kebutuhan alat serta sumber daya keuangan yang diniliki • menyiapkan fAsilitas kerja yang memadai yaitu ketersediaan dokumen teknis, tepat, dan peralatan kerja yang dibutuhkan. 2. Aspek Manajemen • Aspek manajemen dalam Pemeliharaan Alat Kesehatan merupakan suatu teknik dalam pengaturan pelaksanaan Pemeliharaan Alat Kesehatan yang efektif dan efisien sehingga mampu menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu dan sesuai standar. • Aspek manajemen meliputi: • Standar prosedur operasional • Pendidikan dan pelatihan kemampuan teknis sumber daya manusia; • Analisis kebutuhan sumber daya manusia berdasarkan beban kerja. 3. Aspek Pelaksanaan • Dalam pelaksanaan Pemeliharaan Alat Kesehatan harus mempertimbangkan volume pekerjaan, kemampuan teknisi, tingkat teknologi Alat Kesehatan, fasilitas kerja, anggaran dan prosedur • pembiayaan. Berdasarkan petimbangan tersebut maka pelaksanaan Pemeliharaan Alat Kesehatan di Fasyankes dapat dilakukan oleh teknisi Fasyankes tersebut. • Jika Fasyankes tersebut tldak memiliki teknisi pemeliharaan alkes dan/atau suatu alat rertentu memerlukan suku cadang dan/atau keahlian khusus, maka pemeliharaan dapat dilakukan oleh unit Pemeliharann Alat Kesehatan milik Pemerintah Daerah atau unit pemeliharaan Alat Kesehatan millk masyarakat/swasta. Pelaksanaan pemeliharaan Alkles dilakukan melalui kegiatan
• Inventarisasi Alat Kesehatan adalah pencatatan data Alat Kesehatan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan yang akan dilakukan Pemeliharaan Alat Kesehatan.
• Pemeliharaan promotif merupakan kegiatan pemeliharaan yang bersifat memberikan
petunjuk penggunaan atau pengoperasian Alat Kesehatan.
• Pemeliharaan pemantauan fungsi/inspeksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang
bersifat melakukan pemantauan fungsi pada setiap Alat Kesehatan yang akan digunakan atau dioperasionalkan.
• Pemeliharaan preventif merupakan kegiatan pemeliharaan yang bersifat
pembersihan, pelumasan, penggantian suku cadang dan aksesoris yang masa waktunya harus diganti.
• Pemeliharaan korektif/perbaikan merupakan kegiatan pemeliharaan yang bersifat
perbaikan kerusakan ringan sampai berat (overhaul). Contoh Formulir Pemeliharaan Harian PENYIMPANAN PERALATAN MEDIS DAN PENGGUNANYA SESUAI SPO PENYIMPANAN Tahapan Pengoperasian… Setelah peralatan medis selesai digunakan, dilakukan kegiatan pengemasan/perapian, dimana kegiatan ini sangat berpengaruh terhadap usia peralatan medis, kegiatan pengemasan/perapian meliputi : • Mematikan peralatan medis sesuai prosedur. • Melepaskan hubungan peralatan medis dari catu daya. • Membersihkan peralatan medis maupun aksesories yang habis dipakai. • Meletakan peralatan medis di tempatnya. • Mencatat beban kerja peralatan medis.