Anda di halaman 1dari 3

LEMBAGA KAJIAN HUKUM DAN SOSIAL (LKHS)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Sekretariat Jalan H.R Bunyamin, Kompleks UKM Justitia 4 Fakultas Hukum

Term Of Reference (TOR) atau Kerangka Acuan Kerja

Tentang LKHS
Lembaga Kajian Hukum dan Sosial merupakan sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa
yang berdiri sejak 1994 yang bersifat semi otonom di Fakultas Hukum Universitas Jenderal
Soedirman yang berdasarkan asas demokrasi, kekeluargaan, dan pluralisme. Tujuan
didirikannya LKHS adalah untuk membangun kultur intelektualitas dan keilmiahan di
lingkungan internal dan eksternal Universitas Jenderal Soedirman; Membangun mahasiswa
Fakultas Hukum UNSOED untuk mengkritisi hukum dan memberikan solusi untuk
perubahan sosial kemasyarakatan; Membekali anggota LKHS dengan keilmuan dibidang
hukum; serta menumbuhkan dan meningkatkan kepedulian sosial terhadap dinamika kampus.

Tentang Diskotik: Diskusi Obrolan Cantik


Diskotik sebagai bentuk kesadaran Lembaga Kajian Hukum dan Sosial atas redupnya ruang
diskusi di Fakultas Hukum Unsoed, sehingga diperlukan upaya peningkatan minat diskusi mahasiswa
terutama dalam hal hukum dan sosial. Diskotik ini akan diselenggarakan dalam bentuk diskusi publik
dengan melibatkan tenaga pendidik Fakultas Hukum Unsoed sebagai pemantik guna terciptanya
ruang diskusi yang esensial.

Tujuan Kegiatan
1. Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai kondisi atau kehidupan negara yang
berkaitan dengan isu hukum dan sosial, terkhusus Hukum Pemilu.
2. Meningkatkan kesadaran demokrasi yang berintegritas.
3. Menghidupkan ruang diskusi terutama di lingkungan kampus Fakultas Hukum
Unsoed.
Tema
Pekan Hukum Ilmiah 2023, dengan tema “Revitalisasi Kerangka Demokrasi Menuju
Pemilu 2024 yang Berkeadilan”.

1
Gambaran Umum
Mengetahui mengenai masalah hukum dan politik merupakan hal yang penting bagi
mahasiswa fakultas hukum agar mengenal permasalahan hukum yang ada baik dalam lingkup
nasional maupun internasional. Kontestasi Pemilu merupakan representasi pesta demokrasi yang
dalam hal ini seluruh elemen masyarakat, baik suprastruktur maupun infrastruktur sistem politik, ikut
berperan penting dalam penyelenggaraannya. Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum menjelaskan bahwa Pemilihan Umum sebagai sarana kedaulatan rakyat
untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan
Wakil Presiden, serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Pelaksanaan Pemilu harus selalu
berdasarkan pada prinsip Pancasila dan UUD 1945 melalui penerapan asas Langsung, Umum, Bebas,
Rahasia, Jujur, dan Adil sehingga mencerminkan nilai kebangsaan Indonesia. Prof. Jimly Asshiddiqie
berpandangan bahwa Pemilu (general election) sebagai representasi kedaulatan rakyat yang bertujuan
jangka panjang untuk memilih wakil rakyat yang harus dipilih oleh rakyat sendiri (Asshiddiqie, 2014).
Pemilu harus dipandang sebagai sarana untuk menjaga kedaulatan rakyat. Namun prinsip ini
hanya dapat terwujud jika penyelenggara Pemilu dan pemangku kepentingan mengambil peran untuk
beritikad baik dalam menjaga suara rakyat. Pada praktiknya, demokrasi yang berlandaskan kepada
kejujuran dan keadilan justru tidak tercapai dengan adanya kecurangan seperti politik uang, politisasi
birokrasi, ketidaknetralan aparat penegak hukum dan penyelenggara Pemilu, sehinggai perkara hukum
yang tidak terpisahkan dalam proses Pemilu di Indonesia mulai dari Polarisasi, Akuntabilitas Dana
Kampanye, dan Deviasi dalam Pemilu menjadi tantangan integritas Pemilu. Perlu ada strategi internal
dan eksternal yang komprehensif sehingga teratasi dengan sistematis. Pencerdasan terkait Pemilu
sebagai ajang pesta demokrasi, perlu dielaborasi lebih lanjut kepada masyarakat Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut, penyelenggara berencana mewadahi Keluarga Besar Mahasiswa Fakultas
Hukum Unsoed dengan menyelenggarakan Diskusi Publik dengan topik diskusi “Revitalisasi
Kerangka Demokrasi Menuju Pemilu 2024 yang Berkeadilan” untuk mendapatkan pemahaman lebih
mendalam mengenai Pemilu sekaligus mempersiapkan diri untuk mengikuti pemilihan pada 2024
yang akan datang.

Pelaksanaan Kegiatan
a. Bentuk Acara : Diskusi Publik yang dilaksanakan secara offline dengan
pemantik dari tenaga pendidik Hukum Tata Negara, Fakultas
Hukum Unsoed.
Hari/tanggal : Minggu, 3 Desember 2023
Pukul : 09.00 WIB - selesai

b. Inisiator : Lembaga Kajian Hukum dan Sosial Fakultas Hukum

2
LEMBAGA KAJIAN HUKUM DAN SOSIAL (LKHS)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Sekretariat Jalan H.R Bunyamin, Kompleks UKM Justitia 4 Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman.

c. Moderator : Wilujeng Kusuma Putri

d. Rekomendasi Pemantik Diskusi Publik


Nama : Hermawan
Poin Pembahasan :
● Apa dan bagaimana problematika demokrasi di Indoensia
yang menghambat kedaulatan dan keadilan rakyat?
● Apa makna Pemilu bagi perbaikan kualitas kehidupan
bangsa secara keseluruhan?
● Apa faktor persoalan akibat diterapkannya demokrasi
langsung yang menghambat kedaulatan dan keadilan
rakyat?
● Masihkan Pemilu dianggap sebagai aktivitas artikulasi
kedaulatan rakyat atau hanya sekadar alat pengokohan
legitimasi penguasa saja?
● Apa upaya untuk membangun kesadaran masyarakat
terhadap pentingnya memperhatikan kualitas pilihan?
Narahubung
Nama : Rabiatul Adawiyah Situmorang
No. Tlp : 085155360116

Anda mungkin juga menyukai