Anda di halaman 1dari 13

MODUL AJAR

BAB 4 : HUKUM DASAR KIMIA DI SEKITAR KITA


SUB BAB 4.2 : EMPAT HUKUM DASAR KIMIA (HUKUM LAVOISIER, HUKUM
PROUST, HUKUM DALTON, DAN HUKUM GAY LUSSAC)

INFORMASI UMUM

I. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : .....................................................................................
Satuan Pendidikan : SMA
Fase / Kelas : E - X (Sepuluh)
Mata Pelajaran : IPA (Kimia)
Prediksi Alokasi Waktu : 2 JP (45 x2)
Tahun Penyusunan : 2022

II. KOMPETENSI AWAL


Kaitan dengan materi pembelajaran sebelumnya adalah peserta didik telah mengenal reaksi
kimia sederhana termasuk menyetarakan persamaan reaksi kimia yang sudah diulas sekilas
pertemuan sebelumnya.
Perlu diperhatikan bahwa pada setiap tahapan pembelajaran guru senantiasa mengingatkan
kembali peserta didik dengan cara mengulang-ulang materi kimia terkait persamaan reaksi
kimia yang sudah pernah dibahas meskipun pada bab ini juga masih diulas materi tersebut
sehingga memperkuat dasar-dasar ilmu kimianya.

III. PROFIL PELAJAR PANCASILA


Beriman, bertakwa kepada Tuhan yag maha Esa, bergotong royong, bernalar kritis, kreatif,
inovatif, mandiri, berkebhinekaan global

IV. SARANA DAN PRASARANA


1. Gawai 4. Buku Teks 7. Handout materi
2. Laptop/Komputer PC 5. Papan tulis/White Board 8. Infokus/Proyektor/Pointer
3. Akses Internet 6. Lembar kerja 9. Referensi lain yang mendukung

V. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi
ajar.

VI. MODEL PEMBELAJARAN


Blended learning melalui model pembelajaran dengan menggunakan Project Based Learning
(PBL) terintegrasi pembelajaran berdiferensiasi berbasis Social Emotional Learning (SEL).
KOMPONEN INTI

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Menganalisis keempat hukum dasar kimia (hukum Lavoisier, hukum Proust, hukum Dalton,
dan hukum Gay Lussac).

II. PEMAHAMAN BERMAKNA


Tidak hanya pemahaman, untuk mempelajari kimia peserta didik juga perlu kemampuan
menghitung. Namun diperlukan pemahaman yang baik mengenai hukum dasar kimia agar
dapat melakukan perhitungan karena perrhitungan kimia adalah aplikasi dari hukum-hukum
dasar kimia. Melalui perhitungan kimia, peserta didik akan dapat menghitung jumlah zat-zat
yang bereaksi dan hasil reaksi.

III. PERTANYAAN PEMANTIK


 Apa yang peserta didik ketahui dari penyataan “massa dapat berubah bentuk akan tetapi
tidak bisa diciptakan ataupun dimusnahkan”, kaitkan dengan beberapa reaksi kimia seperti
pembakaran kayu, pembuatan kue, proses kimia didalam tubuh saat mencerna makanan, dan
besi berkarat.
 “Energi matahari itu datangnya dari mana, ya?”. Nah, di sinilah persamaan Einstein
dipakai. Energi matahari itu datang dari reaksi Fusi, atom-atom hidrogen bergabung menjadi
atom helium. Pada reaksi itu, atom-atom tersebut kehilangan sebagian dari massanya. Massa
yang hilang itu menjadi apa? Ya, menjadi energi dalam bentuk sinar matahari. Sinar itulah
yang bisa sampai ke bumi dan membantu reaksi fotosintesis tadi. Setiap detik, matahari
kehilangan 4.260.000.000 kg massanya gara-gara reaksi fusi ini.

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN KE-1
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Doa; absensi; menyampaikan tujuan pembelajaran; dan menyampaikan penilaian hasil
pembelajaran
 Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai denganProfil
Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6)
berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusandalam satuan
pendidikan.

Kegiatan Inti (90 Menit)


Kontruksi pengetahuan
 Arahkan peserta didik untuk menemukan konsep pembuktian teoriterkait reaksi pembakaran
dari Aktivitas 4.2 yang akan dilakukan.
 Ajak peserta didik untuk menuliskan hasil percobaan ke dalam tabellalu menganalisis
datanya.
 Arahkan peserta didik untuk membuat kesimpulan hasil percobaan.
 Arahkan peserta didik bahwa konsep reaksi pembakaran pada systemterbuka adalah
penggunaan gas oksigen sehingga hasil reaksi akanmempunyai massa lebih besar dari
jumlah massa bahan-bahan sebelumbereaksi.
 Ajak peserta didik untuk mengkomunikasikan hasil percobaannyadalam kelas.
 Ajak peserta didik menghubungkan hasil percobaan terhadap teoriflogiston.
 Ajak peserta didik mengulas teori flogiston hingga teori ini gugurkarena percobaan
Lavoisier sehingga lahirnya hukum Lavoisier.
 Ajak peserta didik untuk menelaah contoh soal hitungan.
 Sebelum membahas hukum selanjutnya yaitu hukum Proust, ajakpeserta didik mengingat
kembali materi pada Bab 3 bahwa setiap unsurmemiliki nomor atom, nomor massa, dan
mengartikannya.
 Ajak peserta didik untuk memahami konsep massa atom dan massaatom relatif (Ar) dan
contoh perhitungannya.
 Ajak peserta didik untuk memahami konsep massa molekul relatif (Mr)dan contoh
perhitungannya.
 Ajak peserta didik untuk memahami hubungan massa satu molzat terhadap massa molekul
rata-rata relatif (Mr) beserta contohperhitungannya.
 Tekankan pada peserta didik bahwa massa 1 mol zat sama dengan Aratau Mr zat tersebut.
 Arahkan peserta didik untuk menelaah materi hukum Proust, hukumDalton,dan hukum Gay
Lussac.
 Ajak peserta didik menemukan konsep hukum Proust, hukum Dalton,dan hukum Gay
Lussac lalu menjawab pertanyaan pada Ayo Berlatih.
 Ajak peserta didik untuk menelaah contoh soal hitungan padamasing-masing hukum dasar
kimia.

Aplikasi Konsep
 Ajak peserta didik untuk melakukan percobaan mandiri di rumahmasing-masing, misalnya:
- Membuktikan hukum Lavoisier. Konsep kerjanya adalah menimbangkertas atau lidi
sebelum dibakar pada nyala api lilin. Setelah pembakaranselesai (udara terbuka) maka
dilakukan penimbangan massa hasilpembakaran kemudian membandingkan massa zat
sebelum dan sesudahreaksi pembakaran.
- Membuktikan hukum Lavoisier. Konsep kerjanya adalah mereaksikansoda kue dan asam
cuka dalam plastik ziplock. Masa bahan-bahanditimbang dan juga setelah reaksi selesai,
menimbang kembali massacampuran soda kue dan asam cuka dalam plastik ziplock.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
 Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui
ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
 Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat
belajar dan diakhiri dengan berdoa.

V. ASESMEN/PENILAIAN
Jenis penilaian yang dianjurkan pada guru
Jenis Bentuk Teknik
Pengetahuan Tes Ayo Cek Pemahaman
Ayo Berlatih subbab 4.1
Ayo Berlatih subbab 4.2
(Jumlah soal bisa ditambah oleh guru)
Non Tes Aktivitas 4.1
Aktivitas 4.2
Keterampilan Non Tes Aktivitas 4.3:
Proyek (numerasi)
Sikap Non tes Observasi

VI. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


 Tekankan kembali konsep mol pada persamaan reaksi kimia sederhana lalu arahkan peserta
didik untuk mengerjakan tugas Proyek.

VII.REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK


 Ajaklah peserta didik untuk berdiskusi hal-hal apa yang telah dipelajari, hal-hal apa yang
masih belum dipahami tentang konsep hukum dasar kimia dan perhitungannya.
 Mintalah peserta didik menyampaikan pembelajaran apa yang mereka peroleh pada bab ini.
 Tekankan pada peserta didik manfaat belajar pada subbab ini.
LAMPIRAN- LAMPIRAN

Lampiran 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Aktivitas 4.2
Reaksi Pembakaran Logam
Tujuan percobaan:
Membuktikan teori terkait reaksi pembakaran logam

Alat dan Bahan:


1) Timbangan
2) Lilin dan korek api
3) Mangkok untuk menampung hasil pembakaran
4) Penjepit kayu
5) Pita magnesium sepanjang 6-8 cm

Cara Kerja:
1) Gunakan terlebih dahulu masker untuk menutupi hidung, kacamatapelindung, dan sarung tangan.
2) Timbanglah massa pita magnesium lalu catatlah hasilnya.
3) Timbanglah mangkok kosong untuk menampung hasil pembakaranlalu catatlah hasilnya.
4) Jepitlah pita magnesium dengan penjepit kayu.
5) Bakarlah di atas nyala lilin.
6) Tampunglah abu hasil pembakaran ke dalam mangkok (tampungsemua, jangan sampai ada yang
tercecer).
7) Timbang kembali abu hasil pembakaran bersama mangkoknya lalucatatlah hasilnya.
8) Tulislah semua hasil percobaan pada Tabel 4.1 lalu analisislahdatanya.
10) Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan Kalian.
11) Komunikasikan hasil percobaan Kalian dalam diskusi kelas.

Tabel 4.1. Hasil pengamatan percobaan reaksi pembakaran logam.


Massa pita Mg (g) = a
Massa mangkok (g) = x
Massa mangkok + abu hasil pembakaran (g) = y
Massa abu hasil pembakaran (g) = y – x
Massa sebelum pita Mg dibakar = a
Dari manakah pertambahan massa setelahreaksi pembakaran?
Persamaan reaksi kimia pembakaran pitamangnesium (Mg)
dengan gas Oksigen (O2)menghasilkan abu magnesium oksida
(MgO)
Kesimpulan
Ayo Berlatih
Lingkari jawaban yang paling tepat.
 Menurut teori flogiston pada reaksi pembakaran maka flogiston.......... (diambil/dilepaskan)
 Menurut teori terkait reaksi pembakaran yang dikemukakan Lavoisier maka oksigen.........
(diambil/dilepaskan) saat pembakaran untuk membentuk oksida.

Ayo Berlatih
Perhatikan tabel periodik unsur yang ada pada bab 3. Carilah unsur-unsur dengan nomor atom yang
berbeda lalu tulislah lambang unsurnya, nomor atom, dan nomor massa beserta artinya masing-
masing. Diskusikan dalam kelompok dan tulis jawaban pada buku catatan.

Ayo Berlatih
Bagaimana Mr dari molekul soda kue (NaHCO3) dan molekul asam cuka (CH3COOH) yang data
Ar-nya bisa Kalian lihat pada tabel periodik unsur. Tuliskan jawaban Kalian pada kolom ini.
(1) Mr NaHCO3 : .....................................................................................................................
(2) Mr CH3COOH : ...................................................................................................................

Ayo Berlatih
Berdasarkan keterangan yang sudah Kalian baca dan contoh perhitungannya maka diskusikan
dalam kelompok bagaimana konsep hukum perbandingan tetap.

Ayo Berlatih
Menurut John Dalton (1803) jika ..................................... unsur dapat membentuk lebih dari satu
senyawa dan jika massa salah satu unsur yang membentuk senyawa tersebut
adalah ................................. maka perbandingan massa unsur yang lain dalam senyawa itu
merupakan bilangan ..................... dan .....................

Ayo Berlatih
Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan Gay Lussac coba Kalian membuat kesimpulan
konsep hukum Gay-Lussac. Tulis jawaban Kalian di buku catatan lalu diskusikan dalam kelas
dipandu guru Kalian.
Lampiran 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
Empat Hukum Dasar Kimia
Setelah mempelajari ciri, jenis, dan persamaan reaksi kimia tentu Kalian sudah memahami salah
satu reaksi kimia yang ada di sekitar kita misalnya reaksi pembakaran. Coba ingat kembali hal-hal
yang terkait reaksi pembakaran. Tulislah pada buku catatan Kalian lalu bahaslah jawabannya
bersama kawan-kawan dipandu guru Kalian.
Jawaban yang Kalian tulis adalah hasil dari pembuktian terhadap teori terkait reaksi pembakaran
yang dikenal saat ini. Bagaimana membuktikannya? Ayo lakukan Aktivitas 4.2 bersama kelompok
Kalian.
Hasil percobaan dan kesimpulan yang sudah Kalian dapatkan itu adalah konsep reaksi pembakaran
yang pernah dilakukan oleh ilmuwan bernama Robert Boyle. Meskipun terkenal dengan hukum
Boyle yang membahas tentang gas, Boyle juga melakukan percobaan membakar logam magnesium.
Hasil percobaan membuktikan bahwa massa hasil pembakaran (magnesium oksida) lebih besar
ketimbang massa logam magnesium sebelum dibakar.
Selanjutnya Boyle meminta rekannya yang bernama Mikhail Lomonosov untuk mengulangi
percobaan tersebut. Ternyata hasil percobaan sama dengan hasil yang sudah Boyle lakukan. Oleh
karena itu pada tahun 1753 Lomonosov menyatakan bahwa teori flogiston salah. Apakah teori
flogiston itu? Apakah hubungannya dengan percobaan yang dilakukan Boyle?
Sebelum orang mengenal teori yang benar terkait reaksi pembakaran saat ini ternyata ada teori yang
dipercayai oleh para ilmuwan pada masa itu selama lebih dari 100 tahun. Teori yang dimaksud
adalah teori flogiston. Bagaimana selanjutnya? Mari analisis bacaan pada bagian intisari berikut
untuk memahami sejarah perkembangan teori terkait reaksi pembakaran.

Intisari
Sejarah awal Teori Flogiston

Gambar 4.4.
Johann Joachim Becher (1635-1682)
Sumber: Saburchill.com/Sochi
Pada tahun 1669, Johann Joachim Becher seorang ilmuwan kimia Jerman mencetuskan idenya
tentang pembakaran logam. Hal ini menjadi dasar munculnya teori flogiston. Becher beralasan
bahwa bahan yang terbakar harus mengandung komponen yang mudah terbakar yaitu elemen api
(terra pinguis). Pandangan Becher ini memperbaharui prinsip kimia sebelumnya yang menyatakan
bahwa bahan terdiri dari proporsi yang berbeda dari empat elemen baik tanah, udara, api, dan air.
Dalam teori Becher disebutkan bahwa benda mudah terbakar karena hanya terdapat elemen api
(terra pinguis).
Selama pembakaran, komponen ini dilepaskan ke udara ditandai dengan timbulnya nyala api. Selain
itu dinyatakan bahwa tedapat residu misalnya abu kayu yang memiliki massa lebih ringan dari
bahan aslinya. Demikian pula saat memanaskan logam di udara akan dihasilkan calx yang lebih
ringan dari logam. Hal ini adalah bukti bahwa ada sesuatu yang hilang.
Pada pertengahan abad ke-18, masalah paling penting dalam ilmu kimia dan fisika adalah
menentukan apa yang sebenarnya terjadi ketika sesuatu terbakar. Saat itu gas Oksigen belum
ditemukan. Tepatnya pada tahun 1703, Georg Ernst Stahl, seorang ilmuwan kimia Jerman,
mengembangkan teori Becher. Ia mengemukakan istilah flogiston yang sebelumnya dikenal dengan
nama terra pinguis. Dalam bahasa Yunani flogiston berarti terbakar. Adapun teori Stahl mencakup
ide-ide berikut:

Gambar 4.5.
Georg Ernst Stahl (1660–1734)
Sumber: Portraitindex.de/DDK Marburg
1) Semua zat yang mudah terbakar mengandung flogiston.
2) Semakin banyak flogiston yang dikandung suatu zat, semakin baik dan lebih sempurna ia
terbakar.
3) Pembakaran melepaskan flogiston dari zat ke udara.
4) Nyala api menunjukkan lepasnya flogiston dengan cepat.
5) Udara diperlukan untuk pembakaran karena menyerap flogiston yang keluar.
6) Pembakaran dalam wadah tertutup segera terhenti, karena udara di dalamnya menjadi jenuh
dengan flogiston.
7) Udara diperlukan untuk bernapas. Makhluk yang ditempatkan dalam wadah tertutup mati karena
udara tidak dapat lagi menyerap flogiston, sehingga tidak dapat lagi menopang kehidupan.
8) Residu atau abu yang tertinggal setelah pembakaran disebut calx.
9) Massa calx lebih ringan dari bahan sebelum dibakar.
Teori flogiston memang menjelaskan banyak karakteristik terkait pembakaran namun ternyata saat
melakukan pembakaran logam justru hal yang sebaliknya terjadi. Akhirnya teori ini dipatahkan
karena ternyata jika logam dibakar massanya justru bertambah.
Sumber: https://edu.rsc.org/feature/the-logic-of-phlogiston/2000126.article

Setelah menganalisis informasi pada intisari tersebut maka kesimpulan apakah yang Kalian peroleh
terkait teori flogiston? Tuliskan jawabannya pada buku catatan lalu diskusikan dalam kelas bersama
guru Kalian. Lalu bagaimana kelanjutannya? Pada tahun 1774, Joseph Priestley seorang ilmuwan
berusaha membuktikan kebenaran teori flogiston dengan cara membakar logam merkuri. Hasil
pembakaran berupa senyawa merkuri oksida yang kemudian dipanaskan lagi. Hasil pembakarannya
adalah gas yang dinamai oleh Priestley yaitu deplogisticated gas yang sifatnya berbeda dari
senyawa sebelumnya. Kendati demikian Priestly belum berhasil memahami hasil temuannya.

Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)


Pada tahun 1780-an, seorang ilmuwan Prancis Antoine Laviosier yang dikenal sebagai bapak kimia
modern menyangkal keberadaan flogiston. Ia melakukan eksperimen dengan cara menggunakan
deplogisticated gas hasil temuan Joseph Priestley. Antoine Lavoisier menamai deplogisticated gas
sebagai gas oksigen. Laviosier menunjukkan bahwa proses pembakaran membutuhkan oksigen
yaitu gas dengan massa tertentu yang dapat diukur dengan menimbang wadah tertutup. Oksigen
terlibat dalam reaksi pembakaran. Kesimpulan dari eksperimennya menyatakan bahwa zat bernama
flogiston dalam proses pembakaran itu tidak pernah ada.
Mengapa? karena terbakarnya sebuah benda itu terjadi apabila oksigen bertemu dengan bahan yang
terbakar.
Nah berdasarkan ulasan sejarah perkembangan teori terkait pembakaran maka bagaimana perbedaan
teori flogiston terhadap teori terkait pembakaran yang dikenal saat ini?

Terkait perhitungan pada eksperimen Lavoisier ternyata gabungan massa merkuri dan oksigen sama
dengan massa merkuri oksida. Berkat temuannya ini Lavoisier menjadi orang pertama yang
mencetuskan prinsip kekekalan massa dalam reaksi kimia. Menurutnya reaksi kimia dapat
menyusun ulang unsur-unsur yang ada dalam zat-zat yang bereaksi, tetapi tidak menghancurkan
massa yang terlibat dalam reaksi tersebut. Jadi massa zat tidak bisa diciptakan maupun
dimusnahkan. Hasil akhir reaksi menyatakan bahwa dalam ruang tertutup maka zat-zat akan
memiliki massa yang sama dengan zat-zat penyusunnya. Inilah yang disebut Hukum kekekalan
massa. Bagaimana perhitungannya? Ayo perhatikan contoh berikut.
Contoh
Seorang siswa memanaskan 10 gram serbuk Zn dengan 2 gram serbuk belerang (S). Hasil
percobaan menunjukkan bahwa terbentuk endapan hitam ZnS sebanyak 6,08 gram dan sisa serbuk
Zn yang tidak bereaksi adalah 5,92 gram.
a) Tulislah persamaan reaksi kimia setara yang terjadi.
b) Ciri-ciri reaksi kimia yang manakah yang tepat untuk kasus ini?
c) Kesimpulan apakah yang Kalian peroleh?
Pembahasan:

Sisa Zn adalah 5,92 g maka Zn yang bereaksi adalah (10 – 5,92) = 4,08 g
Massa zat sebelum bereaksi = (4,08 + 2) g = 6,08 g
Massa zat sesudah bereaksi = 6,08
Kesimpulan: dalam ruang tertutup maka massa zat baik sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
Penemuan Lavoisier terhadap hukum kekekalan massa membawa revolusi kimia tentang pentingnya
suatu pengukuran. Setelah Lavoisier mengemukakan hukum kekekalan massa yang ditulis dalam
bukunya Traite Elementaire de Chimie maka ahli-ahli kimia mulai terinspirasi untuk menyelidiki
aspek kuantitatif dari reaksi kimia. Dengan demikian lahirlah hukum kimia berikutnya yaitu hukum
perbandingan tetap.
Sebelum membahas hukum selanjutnya ayo mengingat kembali materi pada bab 3 bahwa setiap
unsur memiliki nomor atom dan nomor massanya masing-masing. Apa arti nomor atom dan nomor
massa? Perhatikan lambang unsur oksigen berikut.

Berilah penjelasan pada masing-masing angka yang tercantum pada lambang unsur oksigen.
Manakah yang merupakan nomor atom dan nomor massa? Diskusikan dalam kelas dan simpulkan
bersama.
Telah kita ketahui bahwa nomor massa suatu atom merupakan jumlah proton dan neutron dalam inti
atom. Lalu bagaimana dengan jumlah elektron? Dalam hal ini jumlah elektron diabaikan karena
memiliki massa yang jauh lebih kecil dari proton dan neutron. Dengan demikian nomor massa
merupakan massa atom yaitu partikel proton dan neutron. Massa partikel ini dinyatakan dalam
satuan massa atom (sma) atau Dalton (Da).
Lalu bagaimana sebenarnya menentukan massa atom? Apakah atom-atom itu ditimbang? Mari kita
cermati ulasan berikut.

Massa atom relatif dan Massa Molekul Relatif


Atom berukuran sangat kecil sehingga kita tidak bisa menimbang sebuah atom. Meski demikian
kita bisa menentukan massa atom suatu unsur dengan cara membandingkannya dengan atom unsur
yang lain. Oleh karena itu diperlukan unsur yang dapat dijadikan pembanding.
Dengan demikian massa atom suatu unsur mempunyai istilah massa atom relatif yang diberi notasi
Ar. Massa atom relatif merupakan massa atom rata-rata unsur tersebut terhadap 1/12 massa atom C
dengan nomor atom 12. Jadi Ar merupakan perbandingan. Dalam bentuk persamaan matematis
ditulis sebagai berikut.

Ingatlah bahwa Ar di sini sudah tidak memiliki satuan. Mengapa?


Tuliskan jawabannya pada buku catatan Kalian.
Menurut Dalton, baik atom-atom sejenis maupun yang berbeda jenis dapat bergabung membentuk
molekul. Nah jika demikian maka bagaimana caranya menentukan masa molekul? Dalam hal ini
yang dihitung adalah massa molekul relatif yang diberi notasi Mr. Perhatikan molekul air (H2O)
yang disusun dari 2 atom H dan 1 atom O. Atom H memiliki Ar 1 sedangkan atom O mempunyai
Ar 16 sehingga jika Kalian gabungkan diperoleh perhitungan berikut.
Mr = 2 × Ar H + 1 × Ar O
= 2 × (1) + 1 (16)
= 18

Hubungan massa satu mol zat terhadap massa molekul rata-rata relatif
Terkait hubungan massa satu mol zat terhadap massa molekul relatif rata-rata zat tersebut mari kita
pelajari sifat lain dari bilangan Avogadro yang sudah diulas pada bagian terdahulu. Perhatikan
contoh berikut.
Contoh 1
Berapakah massa 2 mol air jika diketahui Ar H = 1 dan Ar O = 16? Uraian jawaban
Massa molekul relatif rata-rata dari air (H2O) dihitung sebagai berikut.
Mr H2O = 2 × Ar H + 1 × Ar O
= 2 × 1 + 1 × 16 = 18 (tanpa satuan)
Maka massa satu mol air adalah 18 gram.
Jadi massa 2 mol air adalah 2 × 18 = 36 gram.
Contoh 2
Berapakah jumlah mol dari 138 gram C2H5OH jika diketahui bahwa
Ar H=1; Ar C=12; Ar O =16.
Uraian jawaban
Mr C2H5OH = 2 × Ar C + 6 × Ar H + 1 × Ar O
= 2 × 12 + 6 × 1 + 1 × 16 = 46 (tanpa satuan)
Jika massa satu mol C2H5OH adalah 46 gram maka sebanyak 138 gram C2H5OH adalah 3 mol.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:
1 mol zat setara dengan Ar atau Mr zat

Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)


Setelah mengingat kembali massa atom mari kita mempelajari hukum dasar kimia selanjutnya yaitu
Hukum perbandingan tetap yang dikemukakan oleh Joseph Proust. Hukum ini lahir dari eksperimen
terhadap air yang massa atom hidrogen dan massa atom oksigennya diubah-ubah. Jika 9 gram air
terurai maka akan diperoleh 1 gram hidrogen dan 8 gram oksigen. Jika 18 gram air diuraikan maka
akan dihasilkan 2 gram hidrogen dan 16 gram oksigen. Demikian juga jika 2 gram hidrogen
dicampur dengan 8 gram oksigen lalu campuran dibakar maka didapatkan 9 gram air dan sisa
hidrogen yang tidak bereaksi sebesar 1 gram. Hasil eksperimen Proust menyatakan bahwa pada
berbagai massa hidrogen dan massa oksigen yang bereaksi maka perbandingan massa atom H
terhadap massa atom O selalu 1 : 8.
Apakah Kalian sudah memahami konsep perhitungannya? Mari berlatih sejenak. Karbon dioksida
terdiri dari satu atom karbon dan dua atom oksigen. Jika massa atom karbon adalah 12 dan massa
oksigen adalah 32 maka berapa perbandingan massa atom karbon terhadap oksigen? Tulislah
jawaban pada buku catatan lalu diskusikan bersama teman dan guru Kalian. Lebih jauh lagi ayo
perhatikan contoh perhitungan berikut.
Contoh
Sebanyak 2,8 gram kalsium oksida dihasilkan dari pemanasan batu kapur yang mengandung 0,8
gram oksigen. Saat 1 gram oksigen direaksikan dengan kalsium maka 3,5 gram kalsium oksida
diperoleh. Buktikan bahwa keadaan ini memenuhi hukum perbandingan tetap.
Pembahasan

Terbukti bahwa perbandingan massa unsur-unsur yang menyusun kalsium oksida yaitu unsur
kalsium dan unsur oksigen berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana yaitu 2,5 : 2,5 = 1 : 1.

Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton)


Hukum perbandingan tetap didukung oleh teori atom Dalton. Teori yang dikemukakan oleh John
Dalton ini menyatakan atom-atom sejenis membentuk unsur kimia. Unsur tidak dapat diuraikan
melalui reaksi kimia. Sedangkan senyawa kimia disusun dari unsur-unsur yang berbeda.
Adapun unsur-unsur yang sama dapat menyusun lebih dari satu senyawa yang berbeda. Pada aspek
kuantitatif hukum perbandingan berganda merupakan pengembangan hukum perbandingan tetap.
Hukum ini dikemukakan oleh Dalton sehingga dikenal sebagai Hukum Dalton. Bagaimana
membuktikan hukum Dalton? Ayo perhatikan contoh ini.
Unsur karbon dan unsur oksigen dapat membentuk dua jenis senyawa. Senyawa pertama adalah CO
dan senyawa kedua adalah CO2. Manakah di antara unsur-unsur tersebut yang memiliki
perbandingan sama? Berapa perbandingannya? Ayo diskusikan bersama dalam kelompok.
Nah sekarang unsur manakah yang memiliki perbandingan berbeda? Berapakah perbandingannya?
Tulislah pada catatan Kalian dan diskusikan.
Selanjutnya lihatlah contoh berikut.
Contoh
Nitrogen membentuk beberapa senyawa dengan oksigen. Pada senyawa yang disebut gas tertawa
bahwa 2,62 gram nitrogen bergabung dengan 1,50 gram oksigen. Sementara pada senyawa polutan,
sebanyak 0,655 gram nitrogen bergabung dengan 1,50 gram oksigen. Tunjukkan bahwa data-data
ini menunjukkan hukum perbandingan berganda!
Pembahasan

Senyawa 1: perbandingan massa N : massa O = 2,62 : 1,5


Senyawa 2: perbandingan massa N : massa O = 0,655 : 1,5
Dari kedua senyawa tersebut terlihat bahwa:
Perbandingan massa atom O senyawa 1 terhadap massa atom O senyawa 2 = 1,5 : 1,5 = 1 : 1
Perbandingan massa atom N pada senyawa 1 terhadap massa atom N senyawa 2 = 2,62 : 0,655 = 1 :
4 merupakan bilangan bulat dan sederhana.
Dari contoh-contoh yang telah Kalian pelajari, ayo berlatih menyimpulkan konsep hukum
perbandingan berganda.

Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac)


Perkembangan hukum dasar kimia berikutnya dikemukakan oleh Joseph Louis Gay-Lussac (1778–
1850) ahli kimia dari Perancis. Dalam eksperimennya ia menemukan bahwa 199,89 bagian volume
hidrogen dikonsumsi untuk setiap 100 bagian volume oksigen. Oleh karena itu perbandingan
volume gas hidrogen terhadap gas oksigen saat membentuk uap air adalah 2 : 1 sesuai persamaan
berikut.

Rasio bilangan bulat yang serupa untuk reaksi antara pasangan gas lainnya juga menjadi bagian dari
penemuan Gay Lussac.
Contoh 1
Gas hidrogen klorida (HCl) bereaksi dengan gas amonia (NH3) dalam perbandingan volume 1 : 1
menghasilkan uap amonium klorida menurut persamaan reaksi:

Contoh 2
Gas amonia mengalami penguraian saat dipanaskan maka akan dihasilkan tiga bagian volume
hidrogen dan satu bagian volume nitrogen.
Lampiran 3
GLOSARIUM
Hipotesis : sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi,
dan sebagainya) meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan; anggapan dasar
Logam : unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras, penghantar listrik dan panas, serta
mempunyai titik cair tinggi.
Nonlogam : kelompokan unsur kimia yang bersifat elektronegatif, yaitu lebih mudah menarik
elektron valensi dari atom lain dari pada melepaskannya.
Reaksi kimia : suatu proses di mana satu atau lebih zat, diubah menjadi satu atau zat yang berbeda
dan menghasilkan produk yang baru.
Reaktan : Pereaksi (kimia) seperti yang tertera dalam suatu persamaan reaksi
Zat : sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang dan berdasarkan wujudnya, zat dibagi atas
3 jenis, yaitu zat padat, cair, dan gas.

Lampiran 4
DAFTAR PUSTAKA
Anna Permanasari, dkk., 2021, Buku Guru dan Buku Siswa: Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMA
Kelas X, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Jakarta.
Kemdikbud. 2020. Profil Pelajar Pancasila. Jakarta:Kemdikbud.
Kemdikbud. 2021. Capaian Pembelajaran Fase E Mata Pelajaran Fisika, Kimia, Biologi. Jakarta
Royal Society of Chemistry. 2021. Conservation of Mass Practical video: Supporting resources
Registered charity number: 207890. United States: Royal Society of Chemistry
Tramidiya. 2014. Penerapan Media Story Picture untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
dalam Pembelajaran PKN. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Warlina, Lina. 2016. Modul Kimia dasar I . Jakarta: Universitas Terbuka
Watanabe-Crockett, Lee. 2018. 10 Self-Reflective Questions Teachers Can Debrief With Every Day.
diakses melalui https://wabisabilearning.com/blogs/mindfulness-wellbeing/reflective-
questions-teachers pada 21 Juni 2021

Anda mungkin juga menyukai