A. Identitas modul
Nama Penyusun : Desy Kaspariani, S.Sos
Nama Satuan Pendidikan : SMAS SANDIKTA
Tahun Penyusunan : 2023
Jentang Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila
Fase-Kelas : F-XI
Kurikulum : Merdeka Belajar
Materi Pokok : UNDANG-UNDANG DASAR TAHUN 1945
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 2x pertemuan)
B. Kompetensi Awal
Peserta didik memiliki pengetahuan:
1. Peta pemikiran para pendiri bangsa.
2. Praktik penerapan Pancasila dalam konteks kehidupan bernegara.
C. Relevansi Dengan Profil Pelajar Pancasila
1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
2) Mandiri,
3) Bergotong-royong,
4) Berkebinekaan global,
5) Bernalar kritis,
6) Kreatif.
D. Sarana dan Prasarana
Peserta didik regular/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar.
36 Peserta Didik
G. Model Pembelajaran
1. Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu menganalisis produk perundang-undangan dan mengevaluasi ketidaksesuaian antar
produk perundang-undangan; dan mempraktikkan sikap dan perilaku dalam menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan, preferensi
belajar, dan minat peserta didik menggunakan model pembelajaran “Project Base Learning (PjBL)” yang
dipadukan dengan metode presentasi, penugasan, ceramah dan diskusi, serta pendekatan Science, Technology,
Engineering, and Mathematics atau disingkat dengan STEM untuk menyiapkan peserta didik memperoleh
keterampilan abad 21, yaitu keterampilan cara berpikir melalui berpikir kritis, kreatif, mampu memecahkan
masalah dan mengambil keputusan serta cara bekerja sama melalui kolaborasi dan komunikasi. Dengan
memunculkan nilai-nilai karakter pada pembelajaran yaitu Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, dan
Integritas, diharapkan:
KOGNITIF:
• Peserta didik mampu menjelaskan tentang akar sejarah konstitusi Republik Indonesia, mulai dari ide
para perumusnya (pendiri bangsa), jenis konstitusi, hingga posisi atau status regulasinya dalam
ketatanegaran Indonesia.
• Peserta didik dapat menjelaskan dan menganalisis tentang hierarki regulasi perundang-undangan,
mulai dari UUD NRI Tahun 1945 yang menempati posisi paling atas hingga peraturan daerah/kota di
posisi paling bawah. Selain itu,
AFEKTIF:
• Peserta didik diharapkan mampu menunjukkan sikap dalam menganalisis beberapa kasus
ketidakserasian, tumpang tindih, dan kontradiksi antar peraturan perundang-undangan, serta contoh
kasus aturan yang benar, serasi, dan tidak tumpang tindih.
• Peserta didik dapat mengidentifikasi minat diri mengenai, berbagai jenis kesepakatan bersama yang
ada di sekolah. Peserta didik juga dapat menunjukkan sikap dari mengevaluasi pelaksanaan
kesepakatan bersama di sekolah; hal yang sudah dilaksanakan dan belum dilaksanakan.
PSIKOMOTORIK:
• Peserta didik mampu menginisiasi kegiatan mendiskusikan kasus-kasus pelanggaran terhadap norma
dan aturan secara objektif dengan berdasarkan ketentuan normatif dalam konstitusi. Selain itu, peserta
didik dapat memahami berbagai macam bahaya dan dampak pelanggaran norma yang ada di
masyarakat, seperti korupsi, narkoba, kekerasan, tawuran, ketidakadilan hukum, dan seks bebas.
3. Indikator Pencapaian
KOGNITIF:
• Menjelaskan tentang akar sejarah konstitusi Republik Indonesia, mulai dari ide para perumusnya
(pendiri bangsa), jenis konstitusi, hingga posisi atau status regulasinya dalam ketatanegaran Indonesia.
• Menjelaskan dan menganalisis tentang hierarki regulasi perundang-undangan, mulai dari UUD NRI
Tahun 1945 yang menempati posisi paling atas hingga peraturan daerah/kota di posisi paling bawah.
Selain itu, peserta didik diharapkan pula mampu menganalisis beberapa kasus yang menunjukkan
ketidakserasian, tumpang tindih, dan kontradiksi antar peraturan perundang-undangan, serta contoh
kasus aturan yang benar, serasi, dan tidak tumpang tindih.
AFEKTIF
• Mengidentifikasi minat diri mengenai, berbagai jenis kesepakatan bersama yang ada di sekolah.
• Menunjukkan sikap dari mengevaluasi pelaksanaan kesepakatan bersama di sekolah; hal yang sudah
dilaksanakan dan belum dilaksanakan.
PSIKOMOTORIK
• Menginisiasi kegiatan mendiskusikan kasus-kasus pelanggaran terhadap norma dan aturan secara
objektif dengan berdasarkan ketentuan normatif dalam konstitusi. Selain itu, peserta didik dapat
memahami berbagai macam bahaya dan dampak pelanggaran norma yang ada di masyarakat, seperti
korupsi, narkoba, kekerasan, tawuran, ketidakadilan hukum, dan seks bebas.
B. Pemahaman Bermakna
Manfaat yang akan peserta didik terima setelah mengikuti proses pembelajaran ini yang dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
• Menambah pengetahuan peserta didik mengenai akar sejarah konstitusi Republik Indonesia, mulai dari
ide para perumusnya (pendiri bangsa), jenis konstitusi, hingga posisi atau status regulasinya dalam
ketatanegaran Indonesia dan hierarki regulasi perundang-undangan, mulai dari UUD NRI Tahun 1945
yang menempati posisi paling atas hingga peraturan daerah/kota di posisi paling bawah.
• Meningkatkan kesadaran peserta didik akan ancaman kasus ketidakserasian, tumpang tindih, dan
kontradiksi antar peraturan perundang-undangan, serta contoh kasus aturan yang benar, serasi, dan
tidak tumpang tindih seperti korupsi, narkoba, kekerasan, tawuran, ketidakadilan hukum, dan seks
bebas.
• Meningkatkan keikutsertaan peserta didik dalam menginisiasi kegiatan mendiskusikan kasus-kasus
pelanggaran terhadap norma dan aturan secara objektif dengan berdasarkan ketentuan normatif dalam
konstitusi.
C. Pertanyaan Pemantik
4) Tahap 4: Memonitor
• Guru melakukan observasi dan memantau proses kolaborasi dan kerja sama yang terbangun di
masing-masing kelompok.
• Guru mengajak peserta didik untuk merefleksikan tentang apa saja yang telah dipelajari serta apa yang
perlu dipelajari untuk menuntaskan lembar kerjanya.
• Guru meminta peserta didik secara individual untuk menuliskan 3 hal yang mereka pelajari, 2 hal yang
yang ingin ditanyakan, dan 1 pendapat mereka terkait materi ini.
• Guru dapat juga meminta peserta didik melakukan refleksi terhadap diri sendiri dengan menjawab
pertanyaan yang dapat membantu mereka untuk berefleksi, seperti:
a) Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...
b) Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih dalam
tentang ...
c) Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari ...
• Peserta didik dan guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa.
2) Tahap 6: Mengevaluasi
a. Peserta didik melakukan evaluasi terhadap hasil karya Projek “Sejarah Konstitusi Indonesia”
yang telah dibuat.
b. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik yang telah menyelesaikan pembuatan dan
presentasi kegiatan hari ini.
E. REFLEKSI
2. Pengayaan
a. Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi pembelajaran yang
akan diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas mencapai KKTP atau telah berhasil memenuhi
Capaian Pembelajaran/CP.
b. Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan sesuai kesepakatan dengan peserta didik.
H. LAMPIRAN
1. Bahan Ajar (Terlampir: Lampiran)
2. Lembar Kerja Peserta Didik (Terlampir)
3. Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat diakses melalui link berikut:
4. Instrumen Penilaian, Rubik Penilaian dan Kisi-kisi (Terlampir )
I. DAFTAR PUSTAKA
• Hatim Gazali, Tedi Kholiludin, Ali Usman, Ahmad Asroni, 2021: Buku Panduan Guru Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XI
• Buku UUD NRI 1945
LAMPIRAN 1: BAHAN AJAR - Presentasi
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) – ASESMEN DIAGNOSTIK KOGNITIF
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) – ASESMEN SUMATIF
LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN
Sekolah : SMAS SANDIKTA Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila
Tujuan Pembelajaran:
KOGNITIF:
• Peserta didik mampu menjelaskan tentang akar sejarah konstitusi Republik Indonesia, mulai dari ide
para perumusnya (pendiri bangsa), jenis konstitusi, hingga posisi atau status regulasinya dalam
ketatanegaran Indonesia.
• Peserta didik dapat menjelaskan dan menganalisis tentang hierarki regulasi perundang-undangan,
mulai dari UUD NRI Tahun 1945 yang menempati posisi paling atas hingga peraturan daerah/kota di
posisi paling bawah. Selain itu,
AFEKTIF:
• Peserta didik diharapkan mampu menunjukkan sikap dalam menganalisis beberapa kasus
ketidakserasian, tumpang tindih, dan kontradiksi antar peraturan perundang-undangan, serta contoh
kasus aturan yang benar, serasi, dan tidak tumpang tindih.
• Peserta didik dapat mengidentifikasi minat diri mengenai, berbagai jenis kesepakatan bersama yang
ada di sekolah. Peserta didik juga dapat menunjukkan sikap dari mengevaluasi pelaksanaan
kesepakatan bersama di sekolah; hal yang sudah dilaksanakan dan belum dilaksanakan.
PSIKOMOTORIK:
• Peserta didik mampu menginisiasi kegiatan mendiskusikan kasus-kasus pelanggaran terhadap norma
dan aturan secara objektif dengan berdasarkan ketentuan normatif dalam konstitusi. Selain itu, peserta
didik dapat memahami berbagai macam bahaya dan dampak pelanggaran norma yang ada di
masyarakat, seperti korupsi, narkoba, kekerasan, tawuran, ketidakadilan hukum, dan seks bebas.
KOGNITIF:
N Tujuan Kelas Materi Indikator Tingkat Kesukaran Level No
o. Pembelajaran /Fase Pencapaian Kognitif Soal Bentuk
Soal
Mudah Sedang Sukar