Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KURANG MAMPU OLEH BAZNAS KOTA


MATARAM

Oleh:

Irfan Asmawan Hadi

NIM 200501022

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM

2023
A. Latar Belakang
Manajemen zakat meliputi kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlingi) terhadap
pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat. Sedangkan pengertian
zakat itu sendiri sudah jelas, yakni harta yang wajib disisihkan oleh seseorang muslim
atau suatu badan yang dimiliki oleh orang muslim (muzakki) sesuai dengan ketentuan
agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya (mustahiq). Dalam konteks itu
kemudian muncul dua istilah yang sangat berhubungan dengan zakat. Pertama, muzakki
yakni orang atau badan yang berkewajiban menunaikan zakat. Kedua, mustahiq atau
orang atau badan yang berhak menerima zakat. Keduanya bagaikan dua sisi mata yang
uang yang tidak mungkin bisa dipisahkan.1
Dalam buku Manajemen Pengelolaan Zakat yang diterbitkan oleh Departemen
Agama RI mendefinisikan perencanaan sebagai rangkaian program yang disusun untuk
dilaksanakan oleh suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu. Ada program yang
diproyeksikan untuk dilaksanakan dalam jangka pendek dengan waktu yang dialokasikan
maksimal 1 (satu) tahun, ada perencanaan jangka jangka menengah dengan alokasi antara
2 sampai 3 tahun, dan perencanaan jangka panjang dengan alokasi waktu antara 3 sampai
5 tahun. Namun karena program yang sudah direncanakan seringkali dihadapkan pada
berbagai kondisi yang memungkinkan program tersebut tidak dapat dilaksanakan sesuai
target waktu yang sudah ditentukan, maka diperlukan penerapan perencanaan strategis
yaitu sistem perencanaan yang memperhitungkan aspek kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman dari pada organisasi tersebut.2
Perencanaan zakat pada pokoknya adalah mengerjakan urusan zakat dengan
mengetahui apa yang dikehendaki untuk dicapai, baik yang diselesaikan sendiri atau
orang lain yang setiap waktu selalu mengetahui apa yang akan harus dituju. Dalam
perencanaan diperlukan semacam kemahiran untuk melakukan, bisa melalui latihan atau
pengalaman, semakin kompleks perencanaannya, maka semakin diperlukan ketinggian
dan kompleks tingkat kemahirannya dalam menilai dan menyusun apa yang diperlukan.3
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mataram sebagai perpanjangan
tangan dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Pusat maupun Provinsi telah
berikhtiar untuk menghimpun dana dari umat Islam baik berupa zakat sebagai kewajiban
juga infaq maupun sedekah (ZIS). Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota
Mataram sebagai lembaga yang mengelola keuangan publik Islam tetap melakukan upaya
terbaik untuk mensosialisasikan diri kehadapan muzakki. Hal ini dilakukan untuk
memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang tugas dan kewajiban Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) sebagai pengelola dana publik, baik berupa zakat, infaq
maupun sadakah (ZIS). Pengetahuan dan pemahaman yang telah dimiliki masyarakat

1
Fakhruddin. Fiqih & Manajemen Zakat di Indonesia, (Malang: UIN-Malang Press, 2008). Hal. 267.
2
Departemen Agama RI, Manajemen Pengelolaan Zakat, 2005. Hlm.15
3
Fakhruddin. Fiqih & Manajemen Zakat di Indonesia, (Malang: UIN-Malang Press, 2008). Hal.275-276
akan berdampak pada keingianannya untuk menyetorkan zakat-nya ke lembaga tersebut
sembari mengurangi pengeluaran yang dilakukan secara individual.4
Jumlah masyarakat miskin yang berada di Kota Mataram secara
keseluruhanmenurutdata BPS (Badan Pusat Statistik) pada lima tahun terakhir progres
penduduk miskin KotaMataram menurun, dari tahun 2011 jumlah penduduk miskin
53.736 jiwa atau 13,81 persen.Mengalami penurunan di 2012 menjadi 11,87 persen atau
49.633 jiwa. Selanjutnya, di 2013 berkurang jadi 46.674 jiwa atau 10,75 persen. Tahun
2014 sebanyak 46.670 jiwa atau 10,53 persen. Pada posisi 2015, penduduk miskin di
Mataram 46.670 jiwa atau 10,45 persen.Tahun 2016, penduduk miskin 9,80 persen atau
44.810 jiwa. Sementara tahun 2017,penduduk miskin Kota Mataram 9,55 persen atau
44.529 jiwa. 5
Dari data tersebut tidak bisa menutup kemungkinan bahwa jumlah mustahiq
akantetap ada dan masih tergolong cukup banyak dari pada muzakky (orang yang
menyalurkanzakatnya). Pertanyaannya adalah kenapa bisa demikian?, Walaupun di
BAZNAS Kota Mataram jumlah danazakat yang diterima setiap tahunnya dikatakan
selalu meningkat. BAZNAS Kota Mataram menghimpun zakat, infak, dan sedekah dan
danasosial lainnya untuk dimanfaatkan atau didistribusikan untuk kesejahteraan
masyarakatkhususnya mustahiqdan penanggulangan kemiskinan di Kota Mataram.
Bantuan-bantuan yang disalurkan melalui BAZNAS Kota Mataram meliputi kegiatan
produktif seperti usahabakulan, mikro kecil, mikro kecil menengah. Ada pula bantuan
yang bersifat konsumtif bagifakir miskin, lansia terlantar, perbaikan rumah tidak layak
huni, dan lain-lain. Melihat kondisi saat ini, seiring dengan banyaknya lembaga pengelola
zakat yangmuncul, banyak juga masyarakat baik di daerah perkotaan salah satunya di
Kota Mataram ataupun pedesaan sudah mampu menyalurkan harta zakat, infak dan
sedekahnya melalui kantong peribadi artinya menyalurkannya sendiri-sendiri kepada
orang yang dianggapnyalayak dikatakan sebagai mustahik tanpa melalui suatu lembaga
amil zakat.
Peran yang sudah dilakukan oleh Baznas Kota Mataram dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat kurang mampu terdiri dari beberapa peran:
1. Memberikan modal usaha kepada para pelaku UMKM terutama pelaku
UMKM yang menengah ke bawah. Baznas Kota Mataram memberikan modal
kepada para pelaku usaha kecil atau UMKM untuk mengembangkan usahanya
agar bisa lebih berkembang.
2. Memberikan bantuan Beasiswa terhadap mahasiswa yang kurang mampu dari
segi ekonomi keluarga. Selain memberikan modal kepada para pelaku usaha
Baznas Kota Mataram juga memberikan bantuan pendidikan berupa Beasiswa
terhadap calon mahasiswa yang kurang mampu untuk kuliah.

4
Muhammad Irwan, dkk. “Analisis Penerimaan Dan Penyaluran Dana Zakat Infaq dan Shadaqah Melalui
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Mataram”. Jurnal Ekonomi Pembangunan, (Vol. 1, No. 1, 2019).
5
gunan, (Vol. 1, No. 1, 2019). 5Badan Pusat Statistik Kota Mataram, Statistik Daerah Kota Mataram 2017,
(Mataram: BPS Kota Mataram).
3. Memberikan dana untuk membangun rumah yang layak huni kepada
masyarakat kurang mampu yang memiliki keadaan rumah yang tidak layak
untuk ditempati. Sampai saat ini banyak sekali rumah masyarakat terutama
masyarakat di Kota Mataram yang tidak layak untuk ditempati sehingga
Baznas Kota Mataram memberikan dana untuk membangun rumah kepada
masyarakat yang rumahnya tidak layak untuk ditempati. Dari ketiga kontribusi
di atas sumber dananya berasal dari dana zakat yang dikelola oleh Baznas
Kota Mataram yang berasal dari masyarakat yang mengeluarkan zakat kepada
Baznas Kota Mataram untuk dikelola sesuai dengan semestinya.
Berangkat dari pembahasan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang manajemen pengelolaan dan pendistribusian dana zakat oleh Baznas Kota
Mataram dalam meningkatkan pemberdayaan mustahik di Kota Mataram, dan ingin
mengetahui peranan manajemen pendistribusian dana zakat yang dilakukan oleh Baznas
Kota Mataram dalam meningkatkan pemberdayaan mustahik di Kota Mataram terutama
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya yang tergolong kurang
mampu. Dan sebagai bahan kajian untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana
manajemen pengelolaan dana zakat khususnya yang dilakukan oleh Baznas Kota
Mataram. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Baznas Kota Mataram karena,
untuk menambah pemahaman peneliti dan para muzakki yang ingin menyalurkan dana
zakat ke Baznas Kota Mataram agar Baznas Kota Mataram lebih transparan dalam
memberikan informasi terkait dengan pengelolaan dana zakat yang diterima dari muzakki
dan sampai dengan penyalurannya kepada mustahik. Dan yang menarik di Baznas Kota
Mataram adalah darimana sumber dana yang didapatkan oleh Baznas Kota Mataram
sehingga bisa memberikan batuan yang begitu besar terhadap masyarakat dan
mustahiknya, bantuan yang diberikan bisa berupa bantuan beasiswa, bantuan dana
membangun rumah untuk rumah yang tidak layak huni dan bantuan modal UMKM.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di satas, ada dua rumusan masalah yang digunakan
untuk memudahkan penelitian ini:
1. Bagaimanakah manajemen pengelolaan dana zakat oleh Baznas Kota Mataram dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat kurang mampu di Kota Mataram?
2. Bagaimanakah problematika atau kendala Baznas Kota Mataram dalam pengelolaan
dana zakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kurang mampu di Kota
Mataram dan bagaimana solusi kontribusi peneliti kepada kendala yang terjadi?

C. Telaah Pustaka
Dari beberapa rujukan skripsi peneliti memilih beberapa skripsi terdahulu yang
memiliki referensi yang kuat dan pembahasan yang jelas sebagai rujukan terkait dengan
judul penelitian penulis yakni Kontribusi Baznas Kota Mataram Dalam Meningkatkan
Taraf Hidup Masyarakat Kurang Mampu sebagai berikut :
1. Skripsi Shulhanzainul Afkar dengan judul “Analisis Kinerja Baznas Kota Mataram
Dengan Pendekatan Indeks Dimensi Makro Pada Indeks Zakat Nasional” dengan
hasil adalah membahas tentang bagaimana secara keseluruhan kinerja Baznas Kota
Mataram berdasarkan indeks dimensi makro pada indeks zakat nasional adalah cukup
baik dengan indeks dimensi makro 0.599. Kesamaanya, adalah tentang kinerja
Baznas Kota Mataram pada indeks zakat nasional dan metode penelitian yang
digunakan oleh penulis terdahulu sama dengan metode penelitian yang digunakan
oleh penulis yakni metode penelitian kualitatif serta kesamaan yang lain penulis
terdahulu dan penulis adalah lokasi penelitian yang sama. Dan perbedaannya adalah
deskripsi fokus penelitian penulis.6
2. Skripsi Imam Asqolani dengan judul “Upaya Pemerintah Kota Mataram Dalam
Penanganan Kemiskinan Masyarakat Melalui Lembaga Baznas di Kelurahan Dasan
Agung”. Dengan hasil bahwasanya kemiskinan mayarakat merupakan permasalahan
penting yang menjadi kebutuhan dasar seorang warga negara Indonesia. Pemerintah
Kota Mataram telah berupaya mengurangi dan menangani masalah kemiskinan
dengan memberdayakan masyarakat melalui berbagai program salah satunya adalah
melalui lembaga Baznas di Kelurahan Dasan Agung. Kesamaannya adalah objek
penelitian yakni meneliti tentang bagaimana pemerintah Kota Mataram melalui
lembaga Baznas melakukan upaya untuk menangani kemiskinan masyarakat dan
hampir memiliki kesamaan dengan penulis yakni tentang manajemen pengelolaan
zakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat kurang mampu oleh Baznas
Kota Mataram. Dan perbedaannya adalah lokasi penelitian.7
3. Skripsi Istikomah, dengan judul “Peranan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Kota Metro Dalam Meningkatkan Zakat Profesi”. Dengan hasil bahwasanya peran
yang dilakukan oleh Baznas Kota Metro tentang peningkatan zakat profesi adalah
perecanaan, pelaksanaan dan pengorganisasian dalam pengumpulan, pendistribusian
dan pendayagunaan zakat, diketahui belum maksimal secara keseluruhan, ini
dibuktikan bahwa Baznas Kota Metro dalam melakukan sosialisasi tentang zakat
profesi hanya satu kali dalam setahun di setiap kecamatan yang ada di Kota Metro.
Kesamaannya adalah skripsi peneliti terdahulu dengan penulis sama-sama membahas
tentang Baznas dalam meningkatkan zakat. Perbedannya adalah peneliti terdahulu
lebih memfokuskan pada peranan Baznas dalam meningkatkan zakat profesi dan
lokasi penelitian yang berbeda.8

D. Metodelogi Penelitian

6
Skripsi Shulhanzainul Afkar, Analisis Kinerja Baznas Kota Mataram Dengan Pendekatan Indeks Dimensi
Makro Pada Indeks Zakat Nasional, (UIN Malang, 2018).
7
Skripsi Imam Asqolani, Upaya Pemerintah Kota Mataram Dalam Penanganan Kemiskinan Mayarakat
Melalui Lembaga Baznas Di Kelurahan Dasan Agung, (Universitas Muhammadiyah Mataram, 2020).
8
Skripsi Istikomah, Peranan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Metro Dalam Meningkatkan
Zakat Profesi, (IAIN Metro Lampung, 2017).
Metodelogi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturanperaturan suatu
metode. Jadi metodelogi penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari
peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian dan dari sudut filsafat metodelogi
penelitian merupakan epistimologi penelitian. Dan adapun rangkaian metodelogi yang
digunakan penulis sebagai berikut:
1. Jenis penelitian
Jenis pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Pemilihan pendekatan ini karena metode ini lebih
berhubungan dengan kenyataan yang ada. Pendekatan kualitatif mengasumsikan
data deskriptif beruapa kata-kata tertulis atau lisan dari orang yang diamati, lalu
penelitian ini mengkaji secara mendalam persoalan yang harus yang harus diteliti
(fokus penelitian) dan metode ini lebih peka dalam menyesuaikan diri dengan
penajaman bersama pola-pola nilai yang dihadapi. Sumber data dalam penelitian
kualitatif adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data
asli di lokasi penelitian atau objek penelitian.9
2. Sumber data
a. Data Primer: jenis data yang dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari
sumber utama atau tempat penelitian dilakukan, baik yang diperoleh secara
lisan maupun dengan tindakan di objek atau tempat penelitian.
b. Data Sekunder: data yang telah dikumpulkan atau data yang tersedia yang
berasal dari buku, jurnal, dokumentasi yang berkaitan dengan masalah yang
menjadi objek penelitian.
3. Teknik pengumpulan data
a. Metode Wawancara atau Interview
Metode ini merupakan sebuah dialog atau diskusi yang dilakukan oleh
peneliti dengan narasumber. Dengan kata lain, wawancara adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab,
sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden menggunakan
alat yang dinamakan Interview guide (panduan wawancara).
b. Metode Observasi
Metode ini merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Adapun data yang bisa
didapatkan melalui metode observasi ini adalah mengenai kegiatan dan
keadaan yang berkaitan dengan objek penelitian.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
E. Pembahasan

9
Mujrad Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2013). Hal. 157.
A. Analisis Manajemen Pengelolaan Zakat Oleh Baznas Kota Mataram Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kurang Mampu di Baznas Kota Mataram
Pengertian manajemen menurut James Stoner adalah proses perencanaan,
pengorganisasian dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen adalah proses perencanaan
(Planning), pengorganisasian (Organizing), pelaksanaan (Actuating) dan pengawasan
(Controlling). Manajemen mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu
organisasi atau suatu lembaga. Hal tersebut dikarenakan dalam setiap organisasi atau
lembaga memiliki tujuan utama dalam melakukan aktivitas organisasi. Dengan
adanya proses Manajemen dapat diharapkan organisasi atau lembaga tersebut dapat
berjalan secara sistematis sehingga tujuan organisasi dapat tercapai sesuai target dan
tepat waktu. Dalam organisasi sendiri memerlukan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan serta pengawasan.
Dalam melaksanakan pengelolaan zakat sangat diperlukan fungsi-fungsi
manajemen agar zakat dapat dikelola dengan baik dan sesuai dengan yang
direncanakan. Oleh sebab itu lembaga pengelola zakat seperti BAZNAS, LAZ, Amil
Zakat dan sebagainya, sebagian besar selalu menerapkan fungsi manajemen yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
Fungsi-fungsi manajemen yaitu: Perencanaan, Pengorgansasian, Pelaksanaan dan
Pengawasan mempunyai pengertian sebagai berikut;
1. Manajemen Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan oleh Baznas Kota Mataram sudah sudah
dilaksanakan dengan sangat baik dan tetap berdasarkan fungsi manajemen
mengenai perencanaan. Bisa dibuktikan dengan pada saat penyusunan RKAT
(Rancangan Kerja dan Anggaran Tahunan), mengenai penyusunan RKAT Baznas
Kota Mataram melibatkan pengurus dalam penyusunan RKAT dan nanti apabila
RKAT disetujui oleh semua pengurus maka RKAT yang sudah disusun tersebut
bisa dijadikan sebagai perencanaan kerja yang akan dilakukan oleh Baznas Kota
Mataram.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian yang dilakukan oleh Baznas Kota Mataram dalam
mendistribusikan dan menyalurkan dana zakat dilakukan dengan cara mensurvai
Mustahik yang bekerja sama dengan Kelurahan Kelurahan yang ada di wilayah
Kota Mataram dan nanti para Mustahik mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan untuk menerima bantuan dana zakat, dan pihak Kelurahan
menyerahkan data Mustahik ke Baznas Kota Mataram.
Manajemen Pengorganisasian di Baznas Kota Mataram dapat dianalisis
melalui pengumpulan dana zakat yang dilakukan oleh UPZ (Unit Pengumpul
Zakat) di beberapa Instansi Vertikal yang ada di wilayah Kota Mataram dan
pendistribusian yang dilakukan oleh SDM yang ada di Baznas Kota Mataram
melalui survai yang dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak Kelurahan yang
ada di wilayah Kota Mataram.
3. Manajemen Pelaksanaan
Manajemen Pelaksanaan dalam penditrribusian dana zakat melalui 5
program yang dimiliki oleh Baznas Kota Mataram yaitu:
1) Program Mataram Peduli Yaitu program yang ditunjukan untuk
menanggulangi berbagai musibah/bencana dan masalah sosial
kemanusiaan.
2) Program Mataram Sejahtera Yaitu program yang ditunjukan untuk
meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) dengan memberikan
semangat dan cerdas untuk bekerja.
3) Program Mataram Cerdas Yaitu program yang ditunjukan untuk
meningkatkan kecerdasan masyarakat dan kualitas pendidikan.
4) Program Mataram Sehat Yaitu program yang ditunjukan memberikan
Bantuan Pengobatan Lanjut dan Kesehatan Gratis kepada masyarakat
miskin.
5) Program Mataram Taqwa Yaitu program yang ditunjukan untuk
membangun dan memperkuat keimanan dan ketakwaan umat Islam.
Manajemen perencanaan dan pengorganisasian di Baznas Kota Mataram
sudah melaksanakan program kegiatan pendistribusian dana zakat dengan baik
dilihat dari hasil wawancara mengenai pelaksanaan pendistribusian yang
dilakukan oleh Baznas Kota Mataram dimana Mustahik merasa sangat puas dan
merasa sangat terbantu dengan adanya program pendistribusian Baznas Kota
Mataram tentu saja hal tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
kurang mampu yang ada di wilayah Kota Mataram.
4. Manajemen Pengawasan
Ada beberapa pengawasan yang dilakukan oleh Baznas Kota Mataram
yaitu:
1) Pengawasan Pengumpulan Zakat Pada saat melaksanakan pengawasan
pengumpulan zakat, kondisi saat ini, penerimaan zakat sebagian besar
berasal dari zakat Pendapatan dan Jasa dari Kantor Satuan Kerja
Pemerintah Daerah/Instansi Vertikal lingkup Kota Mataram maupun
perorangan serta beberapa BUMD dan Perusahaan Swasta.
2) Pengawasan Syariah Yaitu pengawasan dari segi syariah baik dari segi
pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan apakah sudah sesuai
dengan hokum-hukum agama.
3) Pengawasan Bantuan Yaitu memverifikasi dan mengevaluasi bantuan
kepada Mustahik (penerima) berdasarkan program yang telah
direncanakan. Manajemen pengawasan yang dilakukan oleh
Baznas Kota Mataram sesuai dengan perencanaan pengelolaan dana zakat
mulai dari pengumpulan dana zakat sampai dengan
penyaluranya.Penerapan fungsi-fungsi manajemen menurut Teori James
Stonner mulai dari, Perencanaan (Planning), Pengorganisasian
(Organizing), Pelaksanaan (Actuating), dan Pengawasan (Controlling)
sudah dilaksanakan sepenuhnya dengan baik oleh Baznas Kota Mataram.

B. Analisis Problematika atau Kendala Baznas Kota Mataram Dalam Pengelolaan Dana
Zakat Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kurang Mampu

BAZNAS sebagai lembaga pemerintah Non-struktural yang bersifat mandiri dan


bertanggung jawab kepada Presiden melalui Mentri serta berwenang melakukan tugas
pengelolaan zakat secara nasional. Secara eksplisit BAZNAS memiliki fungsi dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pelaporan, serta pertanggung jawaban
pengelolaan zakat. Dalam artian ini, BAZNAS merupakan pengelola sekaligus
koordinator pengelola zakat.
Berdasarkan UU 23/2011 secara tegas menjabarkan bahwa dua tujuan
pengelolaan zakat yaitu untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan
dalam pengelolaan zakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
penanggulangan kemiskinan. Artinya pengelolaan zakat harus senantiasa dikaitkan
dengan agenda peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan
kemiskinan. Untuk itu, penting bagi BAZNAS agar dapat membangun koordinasi dan
sinergi dengan seluruh kementrian/lembaga Nonkementrian terkait di bidang
pengentasan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan sosial, dalam hal ini, tidak
hanya ditangani BAZNAS namun juga perlu melibatkan seluruh institusi pemerintah.
Oleh sebab itu pembentukan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota
Mataram tidak terlepas dari kiprah Badan Amil Zakat, Infaq dan Sadaqah Daerah
yang bisa disebut BAZISDA. Seiring dengan perkembangan waktu BAZISDA
berubah nama dengan Nomenklatur menjadi BAZDA terutama pasca lahirnya
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. Keberadaan
BAZDA Kota Mataram sesuai dengan surat Keputusan Walikota Mataram Nomor
64/I/2013 tentang pembentukan Pengurus Badan Amil Zakat Kota Mataram dan
semakin eksis dalam pengelolaan ZIS dengan diterbitkannya Perda Kota Mataram
Nomor 01 Tahun 2015 tanggal 14 Januari 2015 tentang Pengelolaan Zakat, Infaq dan
Sadaqah (ZIS).
Ada beberapa kendala atau permasalahan yang dihadapi oleh Baznas Kota
Mataram dalam manajemen pengelolaan zakat yaitu:
1. Segi Pengumpulan
Dari segi pengumpulan dana zakat Baznas Kota Mataram mengalami
beberapa kendala seperti kurangnya Muzakki yang menyerahkan dana zakat ke
Baznas Kota Mataram, hal tersebut disebabkan masih kurangnya pemahaman dari
Muzakki tentang pengelolaan dana zakat para Muzakki memilih menyalurkan
sendiri dana zakatnya. Hal tersebut dibuktikan dengan wawancara yang dilakukan
dengan pihak Baznas Kota Mataram dimana masih banyak Muzakki yang enggan
mengeluarkan dana zakatnya ke Baznas Kota Mataram padahal potensi dana zakat
di Kota Mataram sangat besar.
2. Segi Pendistribusian
Untuk segi pendistribusian sendiri letak permasalahan atau kendalanya
adalah Mustahiknya dimana banyak Mustahik yang sudah diberikan dana zakat
tapi tidak digunakan dengan semestinya seperti bantuan modal untuk para pelaku
UMKM, para Mustahik tidak menggunakan dana zakat tersebut untuk
mengembangkan usahanya akan tetapi digunakan untuk kepentingan yang lain.
Selain kendala dari Mustahik ada juga kendala dari Baznas Kota Mataram seperti
kurangnya Monitoring yang dilakukan oleh Baznas Kota Mataram dalam
penyaluran bantuan modal usaha untuk para Mustahik.
Sedangkan dalam perencanaan dan pelaksanaan pendistribusian harus
menunggu perintah dari Pimpinan baru bisa dilaksanakan proses Pendistribusian
dana zakat. Dalam perencanaan dan pelaksanaan Pendistribusian tidak bisa
dilakukan dengan cara sembarangan ada ketentuannya, misalkan Pendistribusian
dana zakat dilakukan dalam 1 Tahun sekali dan dalam bentuk bantuan berobat,
modal dan lain sebagainya. Kendala berikutnya adalah terletak pada para UPZ
(Unit Pengumpul Zakat) yang meminjam dulu dana zakat yang terkumpul dan
tidak langsung diserahkan kepada Baznas Kota Mataram.
3. Kendala Ekternal dan Kendala Internal
Di Kota Mataram sendiri potensi dana zakat sangat besar dalam setiap 1
Tahun jumlah dana zakat bisa mencapai 25 Miliar pertahunnya, akan tetapi dana
zakat yang bisa dikumpulkan oleh Baznas Kota Mataram hanya sebesar 4,5% dan
5,5% dari dana zakat yang potensinya sangat besar tersebut. Hal tersebut
disebabkan karena kurangnya kesadaran Muzakki untuk mengeluarkan dana zakat
ke Baznas Kota Mataram.Banyak Muzakki yang memilih untuk menyalurkan
zakatnya sendiri karena kurangnya pemahaman tentang pengelolaan dana zakat di
Baznas Kota Mataram.
Sedangkan untuk Kendala Internalnya sendiri kurangnya kinerja Baznas
Kota Mataram dalam pengelolaan zakat dan Monitoring. Monitoring yang
dimaksud disini adalah monitoring dalam hal pengawasan bantuan yang sudah
diberikan seperti kurangnya monitoring pada Mustahik yang sudah diberikan dana
zakat untuk mengembangkan usahanya atau bantuan untuk pelaku UMKM.

F. Kesimpulan

Dari pemaparan data di atas dapat ditarik kesimpulan manajemen pengelolaan


dana zakat oleh Baznas Kota Mataram sesuai dengan fungsifungsi Manajemen yaitu:
Perencanaan (Planning) melalui Rapat Tahunan sesuai RKAT (Rancangan Kerja dan
Anggaran Tahunan) dan RENSTRA 76 (Rencana Strategis), Pengorganisasian
(Organizing), yang diserahkan kepada SDM (Sumber Daya Manusia) di Baznas Kota
Mataram dan UPZ (Unit Pengumpul Zakat), Pelaksanaan (Actuating) dilakukan dalam
berbagai program ada 5 program yaitu: Program Mataram Peduli, Program Mataram
Sehat, Program Mataram Sejahtera, Program Mataram Cerdas dan Program Mataram
Sehat, dan Pengawasan (Controlling) ada 3 pengawasan yaitu: Pengawasan Pengumpulan
Zakat, Pengawasan Syariah dan Pengawasan Bantuan.
Kendala dalam manajemen pengelolaan dana zakat meliputi kendala internal dan
kendala eksternal. Kendala internal di Baznas Kota Mataram adalah lemahnya
Monitoring yang dilakukan Baznas Kota Mataram dalam pendistribusian zakat hal ini
karena kekurangan personil. Sedangkan untuk kendala ekternal pada penggunaan zakat
oleh Mustahik zakat tidak digunakan sesuai dengan peruntukannya atau sesuai dengan
ketentuan yang sudah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai