Anda di halaman 1dari 42

PROFIL INDIKATOR MUTU

UPTD PUSKESMAS LUENG KEUBEU JAGAT


TAHUN 2023

UPTD PUSKESMAS LUENG KEUBEU JAGAT


KEC. TRIPA MAKMUR
KAB. NAGAN RAYA TAHUN 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................3
A. Latar Belakang.........................................................................................................3
B. Tujuan......................................................................................................................3
C. Ruang Lingkup........................................................................................................3

BAB II. DEFINISI.............................................................................................................4

BAB III. INDIKATOR MUTU PUSKESMAS...............................................................5


A. Indikator Nasional Mutu..........................................................................................5
B. Indikator Mutu Unit.................................................................................................21
C. Indikator Mutu Prioritas Puskesmas........................................................................37

BAB IV. PENUTUP...........................................................................................................40

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mutu adalah kesesuaian dengan standar yang ada, dilihat dari input, proses, maupun
output yang dihasilkan dari suatu pelayanan serta dapat memberikan kepuasan bagi
penggunanya. Oleh sebab itu, untuk memberikan suatu kepuasan kepada masyarakat, maka
perlu ditetapkan suatu indikator dan standar yang ingin dicapai dalam pelayanan Puskesmas.
Indikator adalah petunjuk atau tolak ukur atau fenomena yang dapat diukur. Indikator
mutu adalah asuhan kesehatan atau pelayanan kesehatan dapat mengacu pada indikator yang
relevan berkaitan dengan input, proses, maupun output. Selanjutnya indikator dispesifikkan
dalam berbagai kriteria. Penetapan indikator mutu mutlak diperlukan agar Puskesmas dapat
mengevaluasi pelayanan yang diberikan dalam berbagai dimensi serta selanjutnya dapat
mengambil tindak lanjut ats hasil evaluasi yang diperoleh sebagai dasar melakukan upaya –
upaya untuk meningkatkan hasil kearah yang lebih baik lagi
Mutu pelayanan Puskesmas dapat diukur dengan memperhatikan atau memantau dan
menilai indikator, kriteria, dan standar yang diasumsikan relevan dan berlaku sesuai dengan
aspek input, proses, output dari pelayanan Puskesmas tersebut.
Indikator mutu Puskesmas akan mencerminkan mutu pelayanan Puskesmas. Fungsi dari
penetapan indikator tersebut antara lain sebagai alat untuk melaksanakan manajemen kontrol
dan alat untuk mendukung pengambilan ketetapan dalam rangka perencanaan kegiatan untuk
masa yang akan datang.

B. Tujuan
Tujuan penyusunan profil indikator ini adalah untuk mengarahkan agar peningkatan
mutu lebih spesifik, sistematik dan terarah.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup profil indikator ini meliputi jenis dan macam indikator di area
administrasi manajemen, upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat.

3
BAB II

DEFINISI

A. Indikator adalah petunjuk atau tolak ukur atau fenomena yang dapat diukur.
B. Alasan pengukuran indikator adalah penyebab / alasan mengapa indikator tersebut dipilih
C. Referensi indikator adalah pedmoan yang dijadikan referensi tentang indikator tersebut
D. Sumber data : asal atau tempat memperoleh data (primer atau sekunder), atau sumber bahan
nyata / keterangan yang dapat dijadikan dasar kajian yang berhubungan langsung dengan
persoalan.
E. Definisi Operasional adalah penjelasan tentang judul idikator yang dipilih
F. Numerator ( pembilang ) adalah besaran nilai pembilang dalam rumus indikator mutu.
G. Denominator ( penyebut ) adalah besaran nilai pembagi dalam rumus indikator mutu.
H. Target capaian (dalam %) : Sasaran ( batas ketentuan ) yang telah ditetapkan untuk dicapai
yang merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik dan
terukur
I. Dimensi mutu adalah suatu pandangan dalam menentukan penilaian terhadap jenis dan mutu
pelayanan yang diberikan, berdasarkan standar WHO dilihat dari :
1. Kelayakan
2. Ketersediaan : tingkat perawatan dan pelayanan yang tepat,tersedia sesuai kebutuhan.
3. Kesinambungan (Continuity) : tingkat perawatan dan pelayanan dikoordinasi antar
disiplin ilmu, antar organisasi sepanjang waktu
4. Ketepatan waktu (timelines) : tingkat perawatan dan pelayanan diberikan sesuai waktu
yang diperlukan
5. Keselamatan : Tingkat perawatan dan pelayanan dimana risiko intervensi dan risiko di
lingkungan direduksi untuk pasien, keluarga, residen, termasuk petugas kesehatan.
6. Kehormatan dan harga diri : tingkat perawatan dan pelayanan diberikan dengan
menghargai kebutuhan,harapan dan keinginan individu, dimana individu dilibatkan
dalam ketetapan perawatan dan pelayanan mereka
7. Manfaat : perawatan dan pelayanan yang diterimapasien bermanfaat.
8. Efektivitas : tingkat perawatan dan pelayanan diberikan sesuai pengetahuan untuk
mencapai outcome yangdiinginkan.
9. Efisiensi : hubungan antara outcome (hasil perawatan dan pelayanan) dan
sumberdaya yang digunakan untuk memberikan perawatan dan pelayanan.
10. Efficacy : tingkat perawatan dan pelayanan telah memenuhi harapan atau outcome yang

diinginkan
J. Jenis indikator : indikator yang diukur dapat diambil dari
1. Input : mengukur sarana prasarana/ sumber daya

4
2. Proses : mengukur proses/kegiatan
3. Output : mengukur hasil dari suatu proses/ kegiatan

K. Kriteria :
1. Inklusi : jumlah sampel yang akan diambil, yang memenuhi kriteria yang telah
ditentukan untuk dianalisa.
2. Eksklusi : jumlah sampel yang tidak memenuhi kriteria untuk dianalisa
L. Metodologi pengumpulan data:
1. Retrospektif : data diambil dari kegiatan yangtelah lalu
2. Concurrent : data diambil dari kegiatan yangbaru dimulai/ akan dilakukan
M. Populasi adalah keseluruhan sasaran yang akan dianalisa.
N. Sampel : merupakan jumlah pasien/individu dari populasi yang akan dimasukkan dalam analisa.
O. Petugas Pengumpul data adalah orang yang diberi tanggung jawab untuk mengumpulkan
data di setiap satuan kerja.
P. Periode waktu pelaporan adalah waktu pelaporan, harian, bulanan,triwulanan, semester atau
tahunan.
Q. Tempat pengumpulan data adalah tempat/ satuan kerja yangmengumpulkan data indikator
kinerja mutu dan keselamatan pasien, adalah semua satuan kerja, sesuai dengan tugaspokok
dan fungsi yang telahditetapkan.
R. Langkah – langkah yang dilakukan adalah langkah yang dilakukan untuk dapat mengetahui
niai capain indikator yag telah ditetapkan.

5
BAB III
INDIKATOR MUTU PUSKESMAS

A. INDIKATOR NASIONAL MUTU

PROFIL INDIKATOR
KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN
1 Judul Indikator : Kepatuhan Kebersihan Tangan
2 Dasar Pemikiran : 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
3. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan seluruh
pemberi pelayanan dalam melakukan
kebersihan tangan sesuai dengan ketentuan WHO
3 Dimensi Mutu : Keselamatan
4 Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan sebagai
dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan
agar dapat menjamin keselamatan petugas dan
pasien/pengguna layanan dengan cara mengurangi
risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
5 Definisi Operasional : 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci
tangan menggunakan sabun dan air mengalir bila
tangan tampak kotor atau terkena cairan tubuh, atau
menggunakan alkohol (alcohol-based handrubs)
dengan kandungan alkohol 60-80% bilatangan tidak
tampak kotor.
2. Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar
adalah kebersihan tangan sesuai indikasi dan
langkah kebersihan tangan sesuai rekomendasi
WHO.
3. Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan tangan
dilakukan pada saat tertentu sebagai upaya untuk
menghentikan penularan mikroba selama perawatan.
4. Lima indikasi (five moment) kebersihan
tanganterdiri dari:
a. Sebelum kontak dengan pasien yaitu
sebelum menyentuh tubuh/permukaan tubuh
pasien.
b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah
menyentuh tubuh/permukaan tubuhpasien.
c. Sebelum melakukan prosedur aseptik yaitu
kebersihan tangan yang dilakukan sebelum
melakukan tindakan steril atau aseptik,
seperti: pemasangan intra vena kateter
(infus), perawatan luka, pemasangan kateter
urin, suctioning, pemberian suntikandan lain-
lain.
d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh
pasien seperti muntah, darah, nanah, urin,
6
feses, produksi drain, setelah melepas sarung
tangan steril dan setelah melepas APD.
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien
yaitu melakukan kebersihan tangan setelah
tangan petugas menyentuh permukaan, sarana
prasarana, dan alat kesehatan yang ada di
lingkungan pasien, seperti: menyentuh tempat
tidur pasien, linen yang terpasang di tempat
tidur, alat- alat di sekitar pasien atau peralatan
lain yang digunakan pasien.
5. Peluang adalah periode di antara indikasi di mana
tangan terpapar kuman setelah menyentuh
permukaan (lingkungan atau pasien) atau tangan
menyentuh zat yang terdapat pada permukaan.
6. Tindakan kebersihan tangan yang dilakukan adalah
kebersihan tangan yang dilakukan sesuai peluang
yang diindikasikan.
7. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan
tenaga kesehatan.
8. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah
penilaian kepatuhan pemberi pelayanan yang
melakukan kebersihan tangan dengan benar.
9. Observer adalah orang yang melakukan
observasiatau penilaian kepatuhan dengan metode
dan tool yang telah ditentukan.
10. Periode observasi adalah kurun waktu
yangdigunakan untuk mendapatkan minimal 200
peluang kebersihan tangan di setiap unit atau
Puskesmas sesuai dengan waktu yang ditentukan
untuk melakukan observasi dalam satu bulan.
11. Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
observasi maksimal 20 menit (rerata 10menit).
12. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi adalah
jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam
satu periode observasi.
13. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi pada
waktu observasi tidak boleh lebih dari 3 orang agar
dapat mencatat semua indikasi kegiatan yang
dilakukan.

6 Jenis Indikator : Proses


7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator (Pembilang) : Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
9 Denominator (Penyebut) : Jumlah total peluang kebersihan tangan yang
seharusnya dilakukan dalam periode observasi
10 Target Pencapaian : ≥ 85%

7
11 Kriteria: : Kriteria inklusi : seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi
pelayanan terindikasi harus melakukan kebersihan tangan.

Kriteria ekslusi : tidak ada

12 Formula : Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan


x 100%
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang
seharusnya dilakukan dalam periode observasi

13 Metode Pengumpulan : Observasi


Data
14 Sumber Data : Hasil observasi
15 Instrumen Pengambilan : Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Data
16 Besar Sampel : Minimal 200 Peluang
17 Cara Pengambilan : Non probability Sampling – Consecutive sampling
Sampel
18 Periode Pengumpulan : Bulanan
Data
19 Penyajian Data : Tabel
Run chart
20 Periode Analisis dan : Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Penanggung jawab mutu

8
PROFIL INDIKATOR
KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
1 Judul Indikator : Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
2 Dasar Pemikiran : 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai
penanggulangan penyakit yang dapat menimbulkan
wabah atau kedaruratan kesehatan masyarakat.
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
5. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama.
6. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD).
7. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan pemberi
pelayanan dalam menggunakan APD
sesuai dengan prosedur.

3 Dimensi Mutu : Keselamatan


4 Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas dalam
menggunakan APD.
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna
layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi
5 Definisi Operasional : 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang
dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat,
partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi
pemakainya dari cedera atau transmisi infeksi atau
penyakit.
2. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan
petugas dalam menggunakan APD dengan tepat sesuai
dengan indikasi ketika melakukan tindakan yang
memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena
atau terpercik darah atau cairan tubuh atau cairan
infeksius lainnya berdasarkan jenis risiko transmisi
(kontak, droplet dan airborne).
3. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah
penilaian terhadap petugas dalam menggunakan APD
sesuai indikasi dengan tepat saat memberikan
pelayanan kesehatan pada periode observasi.
4. Petugas adalah seluruh tenaga yang terindikasi
menggunakan APD, contoh dokter, dokter gigi,
bidan, perawat, petugas laboratorium.

9
5. Observer adalah orang yang melakukan
observasiatau penilaian kepatuhan dengan metode
dan tool yang telah ditentukan.
6. Periode observasi adalah waktu yang ditentukan
sebagai periode yang ditetapkan dalam proses
observasi penilaian kepatuhan.
6 Jenis Indikator : Proses
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator (Pembilang) : Jumlah petugas yang patuh menggunakann APD
sesuai indikasi dalam periode pengamatan
9 Denominator (Penyebut) : Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan
APD dalam periode observasi
10 Target Pencapaian : 100%
11 Kriteria: : Kriteria inklusi : semua petugas yang terindikasi harus
menggunakan APD

Kriteria ekslusi : tidak ada


12 Formula : Jumlah petugas yang patuh
menggunakanAPD sesuai indikasi dalam
periode
x 100%
Jumlah seluruh petugas yang terindikasi
menggunakan APD dalam periode
observasi
13 Metode Pengumpulan : Observasi
Data
14 Sumber Data : Hasil Observasi
15 Instrumen Pengambilan : Formulir Observasi Kepatuhan Penggunaan APD
Data
16 Besar Sampel : 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
17 Cara Pengambilan : Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
18 Periode Pengumpulan : Bulanan
Data
19 Penyajian Data : □ Tabel
□ Run chart
20 Periode Analisis dan : Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Penanggung jawab mutu

1
PROFIL INDIKATOR
KEPATUHAN IDENTIFIKASI PASIEN
1 Judul Indikator : Kepatuhan identifikasi pasien
2 Dasar Pemikiran : 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
Pasien.
2. Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting untuk
menjamin keselamatan pasien selama proses
pelayanan dan mencegah insiden keselamatan pasien.
3. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien maka
diperlukan indikator yang mengukur dan memonitor
tingkat kepatuhan pemberi pelayanan dalam
melakukan proses identifikasi. Dengan adanya
indikator tersebut diharapkan pemberi pelayanan akan
menjadikan identifikasi sebagai
proses rutin dalam proses pelayanan

3 Dimensi Mutu : Keselamatan


4 Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan
untukmelakukan identifikasi
pasien dalam melakukan
tindakan pelayanan.
5 Definisi Operasional : 1. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan
tenaga kesehatan.
2. Identifikasi pasien secara benar adalah proses
identifikasi yang dilakukan pemberi pelayanan dengan
menggunakan minimal dua penandaidentitas seperti:
nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekam medik,
NIK sesuai dengan yang ditetapkan di Puskesmas.
3. Identifikasi dilakukan dengan cara visual (melihat)dan
atau verbal (lisan).
4. Pemberi pelayanan melakukan identifikasi pasien
secara benar pada setiap keadaan terkait tindakan
intervensi pasien seperti :
a. Pemberian pengobatan: pemberian obat,
pemberian cairan intravena.
b. Prosedur tindakan: pencabutan gigi, imunisasi,
pemasangan alat kontrasepsi, persalinan,dan
tindakankegawatdaruratan.
c. Prosedur diagnostik: pengambilan sampel.

5. Identifikasi pasien dianggap benar jika pemberi


pelayanan melakukan identifikasi seluruh
tindakan intervensi yang dilakukan dengan benar.

6 Jenis Indikator : Proses


7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator (Pembilang) : Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi
pasien secara benar dalam periode observasi.

1
9 Denominator (Penyebut) : Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam
periode observasi.
10 Target Pencapaian : 100%
11 Kriteria: : Kriteria Inklusi:
Semua pemberi pelayanan yang memberikan pelayanan
kesehatan.

Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
12 Formula : Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan
identifikasi pasien secara benar dalam
periode observasi
x 100%
Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasidalam
periode observasi
13 Metode Pengumpulan : Observasi
Data
14 Sumber Data : Hasil Observasi
15 Instrumen Pengambilan : Formulir Observasi Kepatuhan Identifikasi Pasien
Data
16 Besar Sampel : 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
17 Cara Pengambilan : Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
18 Periode Pengumpulan : Bulanan
Data
19 Penyajian Data : □ Tabel
□ Run chart
20 Periode Analisis dan : Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Penanggung Jawab Mutu

1
PROFIL INDIKATOR
KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TB SEMUA KASUS SENSITIF OBAT (SO)
1 Judul Indikator : Keberhasilan Pengobatan Pasien TB Semua Kasus
Sensitif Obat (SO)
2 Dasar Pemikiran : 1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Penanggulangan Tuberkulosis.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas.
4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB
semuakasus minimal 90% dengan memperhatikan
upayapenurunan angka putus berobat, gagal,
meninggaldan pasien tidak dilakukan evaluasi.

3 Dimensi Mutu : Efisien, Efektif, Tepat Waktu


4 Tujuan Untuk mengetahui jumlah keberhasilan pengobatan pasien
TB semua kasus sensitif obat dan mengurangi angka
penularan penyakit TB
5 Definisi Operasional : 1. Tuberkulosis yang selanjutnya disingkat TB adalah
penyakit menular yang disebabkan
olehMycobacterium tuberculosis, yang dapat
menyerang paru dan organ lainnya.
2. TB Sensitif Obat (SO) adalah penderita TB yang
berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau Tes
Cepat Molekuler (TCM) menunjukkan hasil masih
sensitif terhadap Obat Anti Tuberculosis(OAT) lini 1
(pertama).
3. OAT lini 1 adalah obat anti tuberculosis yang
terdiridari Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid
(Z), Etambutol (E) dan Streptomisin (S).
4. Keberhasilan pengobatan pasien TB adalah angkayang
menunjukkan persentase semua pasien TB yang
sembuh dan pengobatan lengkap di antara semua
pasien TB yang diobati dan dilaporkan sesuai dengan
periodisasi waktu pengobatan TB. Angka ini
merupakan penjumlahan dari angka kesembuhan
semua kasus dan angka pengobatan lengkap semua
kasus yang menggambarkankualitas pengobatan TB.
5. Sembuh adalah pasien TB paru dengan hasil
pemeriksaan bakteriologis positif pada awal
pengobatan yang hasil pemeriksaan bakteriologis pada
akhir pengobatan menjadi negatif dan pada salah satu
pemeriksaan sebelumnya.
6. Pengobatan lengkap adalah pasien TB yang telah
menyelesaikan pengobatan secara lengkap di mana
pada salah satu pemeriksaan sebelum akhir
pengobatan hasilnya negatif dan di akhir

1
pengobatan tidak ada bukti hasil pemeriksaan
bakteriologis (tidak dilakukan pemeriksaan
bakteriologis di akhir pengobatan).
7. Upaya peningkatan mutu keberhasilan pengobatan
pasien TB dilihat menurut alur pengobatan mulai dari
pasien dinyatakan positif sebagai pasien TB
berdasarkan hasil pemeriksaanbakteriologis atau TCM
sampai dengan pasien dinyatakan sembuh dan
pengobatan lengkap.
8. Upaya peningkatan mutu tersebut meliputi:
a. Pemeriksaan dahak yang tepat dan benar
dengan hasil terdokumentasi.
b. Pelaksanaan Komunikasi Informasi Edukasi
(KIE) TB kepada pasien TB dan keluarga,
pembuatan kesepakatan pasien dalam
menjalankan pengobatan TB termasuk
penunjukan Pengawas Minum Obat (PMO).
c. Pemberian regimen dan dosis obat yang
tepat.
d. Pemantauan kemajuan pengobatan
termasuk penanganan efek samping obat.
e. Pencatatan rekam medis (medical record)
secara lengkap dan benar di setiap tahapan
pengobatan.

6 Jenis Indikator : Hasil


7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator (Pembilang) : Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan pengobatan
lengkap pada tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas

9 Denominator (Penyebut) : Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun


berjalan di wilayah kerja Puskesmas
10 Target Pencapaian : 90%
11 Kriteria: : Kriteria Inklusi:
Semua pasien TB SO yang dinyatakan sembuh dan
menjalani pengobatan secara lengkap di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan.

Kriteria Eksklusi:
1. Pasien TB pindahan yang tidak dilengkapi dengan
TB.09 dan hasil pengobatan pasien TB pindahan
dengan TB.10
2. Pasien TB dengan hasil positif pada bulan ke 5 atau
bulan ke 6
3. Pasien TB meninggal sebelum berakhir masa
pengobatan

1
12 Formula : Jumlah semua pasien TB SO yang sembuhdan
pengobatan lengkap pada tahun berjalan
di wilayah kerja Puskesmas
x 100%
Jumlah semua kasus TB SO yang
diobatipada tahun berjalan di wilayah
kerja
13 Metode Pengumpulan : Retrospektif
Data
14 Sumber Data : Formulir TB/Sistem Informasi TB (SITB)
15 Instrumen Pengambilan : Data sekunder
Data
16 Besar Sampel : Total sampel
17 Cara Pengambilan : Total sampel
Sampel
18 Periode Pengumpulan : Bulanan
Data
19 Penyajian Data : □ Tabel
□ Run chart
20 Periode Analisis dan : Triwulanan, Semesteran, Tahunan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Penanggung jawab Program TB

1
PROFIL INDIKATOR
IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN PELAYANAN ANC SESUAI STANDAR
1 Judul Indikator : Ibu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan ANC Sesuai
Standar
2 Dasar Pemikiran : 1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pelayanan
Kesehatan Ibu.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas.
5. Hasil SUPAS 2015 menyebutkan Angka KematianIbu
(AKI) 305/100.000 kelahiran hidup (KH) sedangkan
target pada RPJMN 2020-2024 adalah183/100.000
KH dan pada akhir SDGs 2030 adalah 131/100.000
KH.
6. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC sesuai
standar, maka risiko pada kehamilan dapatsejak awal
diketahui dan dilakukan tata laksana, sehingga faktor
risiko dapat dikurangi agar tidak terjadi komplikasi.
7. ANC sangat penting dilakukan untuk kelangsungan
hidup baik bagi ibu maupun bayi serta bayi dapat lahir
sehat, berkualitas dan tercegah dari risiko stunting.

3 Dimensi Mutu : Efektif, Keselamatan, Berorientasi pada Pasien/Pengguna


Layanan
4 Tujuan 1. Mendorong penurunan angka kematian ibu di
Indonesia
2. Mendapatkan gambaran pelayanan ANC yang
sesuai standar
5 Definisi Operasional : 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai
standar adalah ibu hamil yang telah bersalin serta yang
mendapatkan pelayanan ANClengkap sesuai dengan
standar kuantitas dan standar kualitas selama periode
kehamilan di wilayah kerja Puskesmas pada tahun
berjalan.
2. Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali selama
periode kehamilan (K4) terdiri dari:
a. 1 (satu) kali kunjungan sedini mungkin
pada trimester ke-1 (satu)/ 0-12 minggu
b. 1 (satu) kali kunjungan pada trimester ke-2
(dua)/ > 12-24 minggu, dan
c. 2 (dua) kali kunjungan pada trimester ke-3
(tiga)/ 24 minggu-sampai dengan kelahiran
3. Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang
memenuhi 10T meliputi:

1
a. Timbang berat badan dan tinggi badan
b. Ukur tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur LILA)
d. Ukur tinggi fundus uteri (setelah kehamilan 24
minggu)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung
janin
f. Skrining status imunisasi dan berikan suntikan
tetanus toksoid (TT) biladiperlukan.
g. Beri tablet tambah darah
h. Pemeriksaan laboratorium meliputi:
1) Golongan darah
2) Kadar Hemoglobin
3) Gluko-Protein urin
4) termasuk pemeriksaan HIV
i. Tata laksana
j. Temu wicara/ konseling
4. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti
daftarpemeriksaan ANC sesuai
ketentuan
yang berlaku.
5. Sasaran Indikator adalah semua ibu bersalin yang
telah mendapatkan pelayanan ANC sesuai standarpada
masa kehamilan pada tahun berjalan.
6 Jenis Indikator : Hasil
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator (Pembilang) : Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayananANC
lengkap sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas pada
tahun
berjalan
9 Denominator (Penyebut) : Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin yang
mendapatkan pelayanan ANC di wilayah kerja puskesmas
pada tahun berjalan
10 Target Pencapaian : 100%
11 Kriteria: : Kriteria Inklusi:
Seluruh ibu hamil yang telah bersalin di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan

Kriteria Eksklusi:
1. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1
2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)
3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa
kehamilan (abortus)
4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki catatan
riwayat kehamilan lengkap
5. Ibu hamil meninggal sebelum bersalin
6. Ibu hamil yang bersalin sebelum menyelesaikanK4
(premature)

1
12 Formula : Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan ANC lengkap sesuai standar di wilayah
kerja Puskesmas pada tahun berjalan
x 100%
Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin yang
mendapatkan pelayanan ANC di wilayah
kerja Puskesmas pada tahun berjalan
13 Metode Pengumpulan : Observasional retrospektif
Data
14 Sumber Data : 1. Kohort Ibu, Kartu Ibu, PWS KIA, Buku Register Ibu
2. e-Kohort
15 Instrumen Pengambilan : Data Sekunder
Data
16 Besar Sampel : Total sampel

17 Cara Pengambilan : Total sampel


Sampel
18 Periode Pengumpulan : Bulanan
Data
19 Penyajian Data : □ Tabel
□ Run chart
20 Periode Analisis dan : Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Penanggung Jawab Program KIA

1
PROFIL INDIKATOR
KEPUASAAN PASIEN
1 Judul Indikator : Kepuasan Pasien
2 Dasar Pemikiran : 1. Undang-Undang mengenai pelayanan publik
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi mengenai Pedoman
Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit
Penyelenggara Pelayanan Publik.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Puskesmas.

3 Dimensi Mutu : Berorientasi kepada pasien


4 Tujuan Mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai dasar upaya
peningkatan mutu dan terselenggaranya pelayanan di semua
unit yang mampu memberikan
kepuasan pasien.
5 Definisi Operasional : 1. Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan penilaian
pasien terhadap kinerja pelayanan yangdiberikan
oleh fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Responden adalah pasien yang pada saat
surveisedang berada di lokasi unit pelayanan, atau
yang pernah menerima pelayanan.
3. Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan
sampel dari Krejcie dan Morgan
4. Survei Kepuasan Pasien adalah kegiatanpengukuran
secara komprehensif tentang tingkatkepuasan pasien
terhadap kualitas layanan yangdiberikan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan kepada pasien
5. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang
terdapat dalam penyelenggaraan pelayanan sebagai
variabel penyusunan survei kepuasan untuk
mengetahui kinerja unit pelayanan.
6. Unsur survei kepuasan pasien dalam peraturan ini
meliputi:
a. Persyaratan.
b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur.
c. Waktu Penyelesaian.
d. Biaya/Tarif.
e. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan.
f. Kompetensi Pelaksana.
g. Perilaku Pelaksana.
h. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan.
i. Sarana dan prasarana
7. Indeks Kepuasan adalah hasil pengukuran dari
kegiatan Survei Kepuasan berupa angka

1
6 Jenis Indikator : Outcome
7 Satuan Pengukuran : Indeks
8 Numerator (Pembilang) : Tidak ada
9 Denominator (Penyebut) : Tidak ada
10 Target Pencapaian : ≥ 76,60 %
11 Kriteria: : Kriteria Inklusi: Seluruh pasien

Kriteria Eksklusi:
Pasien yang tidak kompeten dalam mengisi kuesioner
dan/atau tidak ada keluarga yang mendampingi
12 Formula : Total nilai persepsi seluruh responden
x 25
Total unsur yang terisi dari seluruh responden

13 Metode Pengumpulan : Survei


Data
14 Sumber Data : Hasil survei
15 Instrumen Pengambilan : Kuisioner
Data
16 Besar Sampel : Sesuai tabel Sampel Krejcie dan Morgan

17 Cara Pengambilan : Stratified Random Sampling


Sampel
18 Periode Pengumpulan : Semesteran
Data
19 Penyajian Data : □ Tabel
□ Run chart
20 Periode Analisis dan : Semesteran, Tahunan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Penanggung Jawab Mutu

20
B. INDIKATOR MUTU UNIT

Jenis
No Pelayanan Indikator Target

1 ADMEN TENAGA KESEHATAN MEMILIKI SIP 100 %

PROFIL INDIKATOR
ADMEN
1 Judul Indikator : Tenaga kesehatan memiliki SIP
2 Dasar Pemikiran : UU no.36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan
Perpres no.90 tahun 2017 tentang Konsil Tenaga
Kesehatan Indonesia
Permenkes no.43 tahun2019 tentang puskesmas
Tenaga kesehatan wajib memiliki SIP dalam melakukan
pelayanan kepada pasien secara legalitas.
3 Dimensi Mutu : Efektif , Aman , Berorientasi pada Pasien
4 Tujuan Memberikan legalitas praktik bagi tenaga kesehatan
tertentu ( dokter,perawat,bidan,apoteker, ass.apoteker,
analis)
5 Definisi Operasional : Surat izin praktek merupakan persyaratan wajib yang harus
dimiliki tenaga kesehatan yang telah ditetapkan sesuai
dengan peraturan perundang undangan yang
berlaku bagi setiap profesi.
6 Jenis Indikator : Input
7 Satuan Pengukuran : Waktu dalam bulan
8 Numerator : Jumlah tenaga kesehatan yang memiliki surat legalitas,
perizinan bekerja di puskesmas sesuai profesi
9 Denominator : Jumlah tenaga kesehatan menurut golongan profesi
10 Target Pencapaian : 100 %
11 Kriteria Inklusi Dan : Inklusi : Jumlah tenaga kesehatan yang memiliki surat
Eksklusi legalitas di puskesmas Lueng keubeu Jagat
Eksklusi : Jumlah tenaga kesehatan yang tidak
memberikan pelayanan berdasarkan golongan profesi
12 Formula : Jumlah Tenaga Kesehatan yang memiliki legalitas
perizinan bekerja di Puskesmas sesuai profesi
x 100 %
Jumlah tenaga kesehatan menurut profesi

13 Metode Pengumpulan : Dilakukan observasi dengan cara Survei


Data
14 Sumber Data : Data kepegawaian
15 Instrumen Pengambilan : Sertifikat
Data

21
16 Besar Sampel : Sampel : Metode : Ketersediaan /
Convinience Besar sampel > 640 = 128
sampel
320 – 639 = 20% dari total
64 -319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
17 Cara Pengambilan : Total sampling
Sampel
18 Periode Pengumpulan : Bulanan
Data
19 Penyajian Data : Tabel

20 Periode Analisis dan : Bulanan


Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Koordinator ADMEN /KTU
Indikator

22
Jenis
No Pelayanan Indikator Target
WAKTU TUNGGU PENYEDIAAN
2 PENDAFTARAN DOKUMEN REKAM MEDIK PASIEN 100%
BARU RAWAT JALAN ≤10 MENIT

PROFIL INDIKATOR
PENDAFTARAN
1 Judul Indikator : Waktu Tunggu penyediaan dokumen rekam medik
pasien baru rawat jalan ≤10 Menit
2 Dasar Pemikiran : PERMENKES No. 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas
3 Dimensi Mutu : Efisien, efektif dan Tepat waktu
4 Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan pada hari kerja
yang mudah dan cepat di akses oleh pasien
5 Definisi Operasional : Dokumen rekam medis rawat jalan adalah dokumen rekam
medis pasien baru yang digunakan pada pelayanan rawat
jalan. Waktu penyediaan dokumen rekam medis mulai dari
pasien mendaftar memberikan identitas diri sampai rekam
medis disediakan oleh petugas
6 Jenis Indikator : Proses
7 Satuan Pengukuran : Menit
8 Numerator : Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medis pasien
baru rawatjalan yang diamati
9 Denominator : Jumlah pasien rawat jalan yang diobservasi
10 Target Pencapaian : Kurang dari 10 menit
11 Kriteria Inklusi Dan : Inklusi : pasien baru yang berobat jalan
Eksklusi
Ekslusi : pasien yang tidak datang pada waktu yang
ditentukan, atau pada saat dipanggil , pasien mcu
12 Formula : Jumlah kumulatif waktu penyediaan RM (menit)
Jumlah pasien rawat jalan yang diobservasi
13 Metode Pengumpulan : Observasi
Data
14 Sumber Data : Data hasil observasi
15 Instrumen Pengambilan : Formulir observasi Waktu Tunggu Rawat jalan
Data
16 Besar Sampel : Sampel : Metode : Ketersediaan /
Convinience Besar sampel > 640 =
128 sampel
320 – 63 = 20% dari total
64 - 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
17 Cara Pengambilan Sampel : Probability Sampling

Simple Random
Sampling/Stratified Random sampling (berdasar poli
umujm
18 Periode Pengumpulan : Bulanan
Data
19 Penyajian Data : Run Chat
20 Periode Analisis dan : Formulir rekapitulasi bulan
Pelaporan Data
21 Penanggung jawab : Petugas Pendaftaran
Indikator

23
24
Jenis
No Pelayanan Indikator Target
PENGISIAN REKAM MEDIS
3 POLI UMUM 100%
SESUAI STANDAR

PROFIL INDIKATOR
UNIT POLI UMUM
1 Judul Indikator : Pengisian Rekam Medis Sesuai Standar
2 Dasar Pemikiran : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2022 Tentang Rekam Medis
3 Dimensi Mutu : Efektif, Aman
4 Tujuan : Pengisian rekam medis lebih lengkap
5 Definisi Operasional : Terisinya Data Subyektif :
1. Intensitas
2. Skala
3. Kajian awal
4. Riwayat Penyakit Sebelumnya
5. Lamanya Keluhan
Terisinya Data Obyektif :
1. BB
2. Tensi
3. Respirasi
4. Nadi
5. Suhu
Terisinya Data Asesment :
1. Nomenklatur
2. Coding
Terisinya Data Plan :
1. Terapi / Rujuk
2. KIE
6 Jenis Indikator : Proses
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah Rekam Medis yang terisi lengkap
9 Denominator : Jumlah Rekam medis yang diisi petugas
10 Target Pencapaian : 100 %
11 Kriteria Inklusi Dan : Kriteria Inklusi: Rekam Medis yang diisi petugas poli
Eksklusi umum
Kriteria Eksklusi: Rekam medis yang diisi oleh petugas poli
umum yang tidak tetap
12 Formula : Jumlah Rekam Medis yang terisi lengkap
x100%
Jumlah Rekam medis yang diisi petugas
13 Metode Pengumpulan : Data Restrostektif dengan telaah rekam medis
14 Sumber Data : Sekunder
15 Instrumen Pengambilan : SOP Pengisian Rekam Medis

16 Besar Sampel : Besar sampel > 640 = 128 sampel


320 – 63 = 20% dari total
64 - 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi

25
17 Cara Pengambilan : Seluruh pasien yang akan melakukan pemeriksaan di
Sampel poli umum
18 Periode Pengumpulan : 1 Bulan Sekali
Data
19 Penyajian Data : Run chart , Dokumentasi
20 Periode Analisis dan : triwulan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : PJ. Poli Umum (UKP)
Indikator

26
Jenis
No Indikator Target
Pelayanan
4 Poli Gigi Pelaksanaan Inform Consent 100%
Sebelum Tindakan Pencabutan
Gigi

PROFIL INDIKATOR
UNIT POLI GIGI
1 Judul Indikator Pelaksanaan Inform Consent Sebelum Tindakan
:
Pencabutan Gigi
2 Dasar Pemikiran Persetujuan Tindakan kedokteran telah di atur dalam pasal 45
undang - undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran sebagaimana di nyatakan setiap Tindakan
:
kedokteran atau kedokteran gigi yang akan di lakukan oleh
dokter atau dokter gigi terhadap pasien
harus mendapat persetujuan
3 Dimensi Mutu : Kualitas dan Keselamatan
4 Tujuan Untuk mengukur pelaksanaan inform consent sebelum
:
tindakan pencabutan gigi
5 Definisi Operasional Sebagai bukti persetujuan pasien terhadap tindakan
pencabutan gigi yang akan di lakukan kepadanya,
: setelah di jelaskan kepada pasien tersebut mengenai
resiko/efek samping dan resiko jika tidak di lakukan
Tindakan, untuk menghindari tuntutan di kemudian hari
6 Jenis Indikator Proses
:
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah Inform Consent pada hari itu
9 Denominator : Jumlah Tindakan pencabutan gigi pada hari itu
10 Target Pencapaian : 100 %
11 Kriteria Inklusi Dan Kriteria Inklusi :Seluruh pasien yang terindikasi akan di
Eksklusi lakukan tindakan pencabutan di Poli Gigi
:
Kriteria Eksklusi : pasien yang tidak terindikasi tindakan
pencabuatan
12 Formula Jumlah Inform Consent pada hari itu
: x100%
Jumlah Tindakan Pencabutan Gigi pada hari itu
13 Metode Pengumpulan
Data : Melalui Pemeriksaan
14 Sumber Data Rekam Medis pasien yang memperoleh tindakan
:
pencabutan gigi
15 Instrumen Pengambilan
Data : Register Kunjungan Pasien

16 Besar Sampel : Seluruh pasien yang akan dilakukan tindakan pencabutan gigi

27
17 Cara Pengambilan : Setiap pasien yang akan cabut gigi
Sampel
18 Periode Pengumpulan : 1 Bulan Sekali
Data
19 Penyajian Data : Run chart , Observasi
20 Periode Analisis dan : triwulan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : PJ. Poli Gigi (UKP)
Indikator

28
Jenis
No Pelayanan Indikator Target

Kepatuhan Pelaksanaan ANC dengan


5 Poli KIA dan KB 100%
pemeriksaan 10t

PROFIL INDIKATOR
UNIT POLI KIA DAN KB
1 Judul Indikator : Kepatuhan Pelaksanaan ANC dengan pemeriksaan 10t
2 Dasar Pemikiran : a. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentangPraktik
Kedokteran.
b. PERMENKES No. 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien.
c. PERMENKES No.43 Tahun 2019 tentangPuskesmas.
3 Dimensi Mutu : Keselamatan
4 Tujuan : Tergambarnya tanggung jawab petugas kesehatandalam
kelengkapan pemeriksaan ANC
5 Definisi Operasional :
ANC adalah pemeriksaan kehamilan yang
terstandar dan berkualitas

6 Jenis Indikator : Proses


7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah ANC yang dilaksanakan dengan 10 T yangdisurvei
dalam 1 bulan
9 Denominator : Jumlah ANC yang di survey dalam 1 bulan
10 Target Pencapaian : 100 %
11 Kriteria Inklusi Dan : Inklusi : Seluruh pasien yang dilakukan pemeriksaan 10t
Eksklusi di Poli KIA
Eksklusi :
1. Pasien yang tidak berkunjung ke Poli KIA
2. Pasien yang dating pada TM 3
3. Pasien Abortus
4. Pasien pindah KK
12 Formula : Jumlah Ibu Hamil yang dilakukan pemeriksaan 10t
x100%
Jumlah ibu hamil yang berkunjung ke poli KIA
dan KB
13 Metode Pengumpulan :
Data Data Restrostektif
14 Sumber Data : Rekam Medis pasien
15 Instrumen Pengambilan :
Data Formulir pemeriksaan 10t
16 Besar Sampel : Semua pasien yang melakukan pemeriksaan ANC
17 Cara Pengambilan
: Setiap ibu hamil yang melakukan anc
Sampel
18 Periode Pengumpulan
: 1 Bulan Sekali
Data
19 Penyajian Data : Dokumentasi

29
20 Periode Analisis dan
: triwulan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab
: Bidan Koordinator
Indikator

30
Jenis
No Indikator Target
Pelayanan

6 Farmasi Kepatuhan Penggunaan 100 %


Formularium
Puskesmas

PROFIL INDIKATOR
FARMASI
1 Judul Indikator : Kepatuhan Penggunaan Formularium Puskesmas
2 Dasar Pemikiran : a. PERMENKES No. 26 Tahun 2020 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
b. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/
MENKES/137/2016 tentang Perubahan Atas Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/
523/2015 tentang Formularium Nasional.
3 Dimensi Mutu : Efektif dan efisien
4 Tujuan Terwujudnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien
berdasarkandaftar yang ditetapkan dalam Formularium
Nasional.
5 Definisi Operasional :  Formularium Nasional adalah daftar obat yang disusun
berdasarkan bukti ilmiah muktahir oleh komite nasional
penyusunan Formularium Nasional.
 Kepatuhan Penggunaan Formularium Puskesmas adalah
pengadaan obat di puskesmas merujuk sesuai
formularium nasional.
6 Jenis Indikator : Proses
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Daftar obat yang tersedia di Puskesmas sesuai dengan
Formularium Nasional
9 Denominator : Daftar obat yang sesuai dengan Formularium Nasional

10 Target Pencapaian : 100%


11 Kriteria Inklusi Dan : Inklusi : Daftar obat yang sesuai dengan
Eksklusi Formularium Puskesmas
Ekslusi : Daftar Obat diluar Formularium Puskesmas
12 Formula : Daftar obat yang tersedia di Puskesmas sesuai dengan
Formularium Puskesmas
x100%
Daftar obat yang sesuai dengan Formularium Puskesmas

13 Metode Pengumpulan : Observasi


Data
14 Sumber Data : Formulir kesesuaian penggunaan Formularium Puskesmas
15 Instrumen Pengambilan : Seluruh daftar obat yang tercantum dalam
Data Formularium Puskesmas
16 Besar Sampel : Total sampel
17 Cara Pengambilan : Membandingkan jumlah obat yang berada di puskesmas
Sampel dengan yang sesuai Formularium Puskesmas

31
18 Periode Pengumpulan : Triwulan
Data
19 Penyajian Data : Run chart , Form Evaluasi
20 Periode Analisis dan : Triwulan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : PJ. Farmasi (UKP)
Indikator

32
Jenis
No Pelayanan Indikator Target
Waktu tunggu pelayanan Pelayanan
7 Laboratorium Pemeriksaan Gula darah sewaktu ≤10 100%
menit

PROFIL INDIKATOR
LABORATORIUM
1 Judul Indikator : Waktu tunggu pelayanan Pelayanan Pemeriksaan Gula
darah sewaktu ≤10 menit
2 Dasar Pemikiran : a. PERMENKES No.37 Tahun 2012 tentang
PenyelenggaraanLaboratorium Puskesmas.
b. PERMENKES No.11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien
c. PERMENKES No. 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
3 Dimensi Mutu : Keselamatan, fokus pada pasien, integrasi, Tepat waktu
4 Tujuan : Tergambarnya Kecepatan Pelayanan Laboratorium
5 Definisi Operasional : Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium adalah tenggang
waktu mulai pasien diambil sampel sampai
dengan hasil siap diserahkan
6 Jenis Indikator : Proses
7 Satuan Pengukuran : Menit
8 Numerator : Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
KGDSpasien yang di survey dalam 1 bulan
9 Denominator : Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium KGDS yang
di surveydalam bulan tersebut
10 Target Pencapaian : ≤10 menit
11 Kriteria Inklusi Dan : Inklusi : Semua hasil pemeriksaan laboratorium gula
Eksklusi darah sewaktu
Ekslusi : Semua hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis
12 Formula : Semua hasil pemeriksaan laboratorium gula darah
sewaktu Jumlah seluruh pemeriksaan yang
dilakukan
13 Metode Pengumpulan : Restropektif
Data
14 Sumber Data : Register Laboratoium
15 Instrumen Pengambilan :
Pasien yang melakukan pemeriksaan pada laboratorium
Data
16 Besar Sampel : Seluruh pasien yang melakukan pemeriksaan laboratorium
17 Cara Pengambilan :
Setiap Hari
Sampel
18 Periode Pengumpulan :
1 Bulan Sekali
Data
19 Penyajian Data : Tabel, Runchart
20 Periode Analisis dan :
Bulanan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab :
PJ.Laboratorium
Indikator

33
Jenis
No Indikator Target
Pelayanan
8 Unit gawat Pemberi pelayanan kegawatdaruatan yang 100 %
darurat bersertifikat (dokter, perawat)
(ATLS/ACLS/BTLS/BHD) yang masih
berlaku

PROFIL INDIKATOR
UNIT GAWAT DARURAT
1 Judul Indikator : Pemberian Pelayanan kegawatdaruratan yang
Bersertifikat masih berlaku
2 Dasar Pemikiran : a. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
tentang PraktikKedokteran.
b. PERMENKES No. 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien.
c. PERMENKES No.43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
3 Dimensi Mutu : Keselamatan pasien, berorientasi pada pasien dan tepat
waktu
4 Tujuan : Tersedianya pelayanan gawat darurat oleh tenaga
yang kompeten dalam bidang kegawatdaruratan.
5 Definisi Operasional : Petugas kegawatdaruratan sudah mengikuti pelatihan
kegawatdaruratan adalah tenaga kesehatan yang bertugas di
unit gawat darurat sudah mendapatkan pelatihan
kegawatdaruratan, yang dibuktikan dengan adanya sertifikat
pelatihan kegawatdaruratan yang masih berlaku.
Dokter yang bertugas di Unit Gawat Darurat, sudah
mengikuti pelatihan ATLS, ACLS atau GELS yang di
buktikan dengan sertifikat pelatihan yang masih berlaku.
Tenaga perawat yang bertugas di Unit Gawat Darurat, sudah
mengikuti pelatihan BTCLS atau pelatihan
kegawatdaruratan yang dibuktikan
dengan sertifikat pelatihan yang masih berlaku.
6 Jenis Indikator : Input
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah tenaga pemberi layanan yang memiliki sertifikat
pelatihan yang masih berlaku
9 Denominator : Jumlah tenaga yang memberikan pelayanan kegawat
daruratan
10 Target Pencapaian : 100 %
11 Kriteria Inklusi Dan : Kriteria Inklusi : Semua tenaga pemberi pelayanan diruang
Eksklusi tindakan dan gawat darurat memiliki sertifikat pelatihan
ATLS/BTCLS/ACLS/BHD yang masih berlaku

Kriteria Eksklusi : Tenaga pemberi pelayanan yang tidak


meiliki sertifikat pelatihan
12 Formula : Jumlah tenaga yang memiliki
sertifikat pelatihan
Kegawatdaruratan
x 100%
Jumlah seluruh petugas ruang gawat darurat yang
meberikan pelayanan

34
13 Metode Pengumpulan : Retrospective
Data
14 Sumber Data : Data Kepegawaian

35
15 Instrumen Pengambilan : Laporan kredensial
Data
16 Besar Sampel : 29
17 Cara Pengambilan : Total sampling
Sampel
18 Periode Pengumpulan : 1 bulan sekali
Data
19 Penyajian Data : Tabel, grafik
20 Periode Analisis dan : 1 bulan sekali
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : PJ. Gawat Darurat
Indikator

36
No Jenis Indikator Target
Pelayanan
9 Ruang Bersalin KEPATUHAN PENGISIAN PARTOGRAPH 100%
LENGKAP PADA PERSALINAN NORMAL
DI RUANG BERSALIN

PROFIL INDIKATOR
RUANG BERSALIN
1 Judul Indikator : Kepatuhan pengisian partograph lengkap pada persalinan
normal di Ruang Bersalin
2 Dasar Pemikiran : a. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
b. PERMENKES No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien.
c. PERMENKES No.43 Tahun 2019 tentang Puskesmas
3 Dimensi Mutu : Berorientasi pasien, keselamatan pasien
4 Tujuan Tergambarnya pertolongan persalinan di Puskesmas yang
sesuai dengan indikasi dan efisien
5 Definisi Operasional : Partograph merupakan suatu sistem yang tepat untuk
memantau keadaan ibu dan janin yang dikandung
selama persalinan dari waktu ke waktu
6 Jenis Indikator : Proses
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah persalinan normal yang dilengkapi partograph yang
disurvei dalam 1 bulan
9 Denominator : Jumlah persalinan normal yang disurvey dalam 1 bulan
10 Target pencapaian : 100%
11 Kriteria Inklusi Dan : Inklusi : seluruh ibu bersalin di Fasilitas Kesehatan di
Eksklusi wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.

Ekslusi : Ibu yang tidak bersalin di Fasilitas Kesehatan


12 Formula : Jumlah ibu bersalin yang telah mendapatkan pelayanan
persalinan sesuai standar di fasilitas pelayanan kesehatan
x100%
Jumlah sasaran ibu bersalin di wilayah
kerja puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.
13 Metode Pengumpulan : Retrospektif
Data
14 Sumber Data : Laporan Bulanan Persalinan
15 Instrumen Pengambilan : Kohort Ibu
Besar Sampel : Seluruh ibu yang bersalin dipueksemas
16 Cara Pengambilan : Total Sampling
Sampel
18 Periode Pengumpulan : 1 Bulan Sekali
Data
19 Penyajian Data : Tabel, Grafik
20 Periode Analisis dan : 1 Bulan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Bidan Koordinator
Indikator

37
Jenis
No Pelayanan Indikator Target

Terpasangnya gelang identifikasi pada pasien


10 Rawat Inap 100%
dirawat inap

PROFIL INDIKATOR
RAWAT INAP
1 Judul Indikator : Terpasangnya gelang identifikasi pada pasien dirawat
inap
2 Dasar Pemikiran : PERMENKES No.11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien
3 Dimensi Mutu : Aman, Efektif , keselamatan

4 Tujuan : Mencegah terjadinya kesalahan dalam melakukan identifikasi


pasien serta meningkatkan ketelitian dan kecocokan layanan
dengan individu yang mendapat layanan.

5 Definisi Operasional : Gelang identitas pasien adalah suatu penanda yang diberikan
kepada pasien rawat inapsebagai identifikasi pasien yang
terdiri minimal 2 identitas yaitu biru/pink.
Kepatuhan penggunaan gelang identitas kepatuhan salah satu
resiko paling serius terhadap keselamatan pasien.
6 Jenis Indikator : Proses
7 Satuan Pengukuran : Persen
8 Numerator : Jumlah psien baru yang terpasang gelang identitas pasien
dengan benar
9 Denominator : Jumlah seluruh pasien baru rawat inap diruangan tersebut
dalam periode waktu yang sama
10 Target Pencapaian : 100%
11 Kriteria Inklusi Dan : Inklusi : Semua pasien rawat inap
Eksklusi Ekslusi : Pasien yang berkunjung untuk berobat jalan
12 Formula : Semua pasien rawat inap yang terpasang gelang identifikasi
X 100%
Semua pasien rawat inap pada periode yang sama
13 Metode Pengumpulan : Total sampling pasien rawat inap periode yang sama
Data
14 Sumber Data : Semua pasien rawat inap
15 Instrumen Pengambilan :
Observasi
Data
16 Besar Sampel : Seluruh pasien rawat inap yang dirawat pada bulan yang
sama
17 Cara Pengambilan :
Setiap Hari
Sampel
18 Periode Pengumpulan : 3 Bulan Sekali
19 Penyajian Data : Tabel, Grafik
20 Periode Analisis dan :
Bulanan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : PJ. Rawat Inap

38
C. INDIKATOR MUTU PRIORITAS PUSKESMAS

Jenis
No Indikator Target
Pelayanan
10 Gizi Penurunan Angka Bayi dan Balita Gizi 100%
Kurang BB/TB, BB/PB dan BB/U dengan
pemberian PMT Lokal

PROFIL INDIKATOR
GIZI
1 Judul Indikator : Penurunan Angka Bayi dan Balita Gizi Kurang
BB/TB, BB/PB dan BB/U dengan pemberian
PMT Lokal
2 Dasar Pemikiran : PERMENKES No.29 Tahun 2019 tentang pananggulangan
masalah gizi bagi anak akibat penyakit

3 Dimensi Mutu : Efektif, Efisien, berorientasi kepada pasien

4 Tujuan : Untuk mencegah dan menurunkan angka kejadian gizi


kurang pada bayi dan balita di Wilayah kerja Puskesmas
Lueng Keubeu Jagat
5 Definisi Operasional : Balita gizi kurang : Kondisi dimana nutrisi balita/ bayi tidak
dipenuhi secara seimbang layaknya protein, kalori, vitamin
ataupun mineral

6 Jenis Indikator : Proses


7 Satuan Pengukuran : Persen
8 Numerator : Jumlah bayi dan balita gizi kurang yang mendapat PMT
lokal
9 Denominator : Jumlah seluruh bayi dan balita gizi kurang
10 Target Pencapaian : 100%
11 Kriteria Inklusi Dan : Inklusi : Semua bayi dan balita gizi kurang berdasarkan data
Eksklusi yang mendapat PMT
Ekslusi : Seluruh bayi dan balita sehat yang datang
berkunjung ke posyandu , balita diluar wilayah puskesmas
12 Formula : Selisih bayi dan balita gizi kurang setelah diberikan PMT
lokal
X 100%
Semua bayi dan balita gizi kurang pada awal tahun
13 Metode Pengumpulan : Total sampling
Data
14 Sumber Data : Data E-PPGBM
15 Instrumen Pengambilan :
Observasi
Data
16 Besar Sampel : Seluruh balita dan bayi gizi kurang di Wilayah kerja
Puskesmas Lueng Keubeu Jagat tahun 2023
17 Cara Pengambilan :
Setiap bulan
Sampel
18 Periode Pengumpulan :
3 Bulan Sekali
Data
19 Penyajian Data : Tabel, Grafik

39
20 Periode Analisis dan :
Bulanan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab :
PJ. Gizi
Indikator

40
BAB IV

PENUTUP

Pemenuhan tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan yang bermutu tinggi dan
memuaskan harus menjadi prioritas dalam pengelolaan pelayanan kesehatan. Keterjaminan mutu dan
keselamatan pasien maupun sasaran akan memberikan kontribusi yang dominanterhadap kepercayaan
masyarakat yang berdampak pada eksistensi institusi di tengah persaingan global.
Keberadaan indikator mutu pelayanan upaya kesehatan perseorangan bermanfaat untuk
mengukur mutu pelayanan di Puskesmas. Oleh karena itu, keberhasilan dalam mempertahankan mutu
serta upaya yang terus - menerus dalam meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien harus
terus dilaksanakan. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan upaya yang terpadu dari semua komponen
terlibat dalam pelayanan baik langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini diperlukan komitmen
pimpinan Puskesmas dan seluruh staf serta karyawan untuk turut bertanggungjawab dalam rangka
mewujudkan mutu pelayanan yang berkualitas serta aman.

41

Anda mungkin juga menyukai