Tim Penyusun,
i
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
V. PENUTUP ................................................................................. 4
ii
PEMANTAUAN 6 SASARAN KESELAMATAN PASIEN
I. Pendahuluan
Berdasarkan Permenkes Nomor 11 tahun 2017 setiap fasilitas kesehatan
wajib mengupayakan keselamatan pasien dengan tujuan menyediakan sistem
asuhan yang lebih aman dengan ciri-cirinya yaitu assesment risiko, identifikasi
dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan dampak tindak lanjutnya, implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera. Terdapat enam
sasaran keselamatan pasien yang wajib diterapkan oleh rumah sakit, yaitu:
1. Mengidentifikasi pasien dengan benar
2. Meningkatkan komunikasi yang efektif
3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai (High
Alert Medications)
4. Memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien
pembedahan (site marking)
5. Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.
II. Tujuan
Pemantauan sasaran keselamatan pasien bertujuan untuk mendorong
rumah sakit agar melakukan perbaikan sistem yang spesifik dalam
keselamatan pasien. Sistem yang baik akan berdampak pada peningkatan
mutu pelayanan rumah sakit dan keselamatan pasien.
1
III. Kamus Indikator
2
keputusan perawatan dan pelayanan
mereka
7. Manfaat : Perawatan dan pelayanan
yang diterima pasien bermanfaat
8. Efektivitas : Tingkat perawatan dan
pelayanan diberikan sesuai
pengetahuan untuk mencapai outcome
yang diinginkan
Efisiensi : Hubungan antara outcome
(hasil perawatan dan pelayanan) dan
sumberdaya yang digunakan untuk
memberikan perawatan dan pelayanan
9. Efficacy: Tingkat perawatan dan
pelayanan telah memenuhi harapan
atau outcome yang diinginkan
Dasar pemikiran Alasan yang melatarbelakangi indikator
4.
tersebut dipilih
Numerator Besaran nilai pembilang dalam rumus
5.
(pembilang) indikator kinerja
Denominator Besaran nilai pembagi dalam rumus
6.
(penyebut) indikator kinerja.
Formula pengukuran kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk
memberikan angka-angka pada suatu
7. gejala atau peristiwa, atau benda,
sehingga hasil pengukuran akan selalu
berupa angka.
Retrospektif: Data diambil dari kegiatan
yang telah lalu
8. Metodologi Concurrent: Data diambil dari kegiatan
pengumpulan data yang baru dimulai/ akan
dilakukan
9. Cakupan data Ruang lingkup/jangkauan seluruh data
Frekuensi Banyaknya pengulangan dalam
10.
pengumpulan data mengumpulkan data
Frekuensi analisis Banyaknya pengulangan dalam
11.
data menganalisa data
Metodologi analisa cara yang digunakan untuk
data memperoleh kebenaran menggunakan
12.
penelusuran dengan tata cara tertentu
dalam menemukan kebenaran
13. Asal atau tempat memperoleh data (primer
3
Sumber data atau sekunder), atau sumber bahan nyata
/ keterangan yang dapat dijadikan dasar
kajian yang berhubungan langsung
dengan persoalan
Pengumpul data Orang yang diberi tanggung jawab untuk
14.
mengumpulkan data di setiap satuan kerja
Publikasi data dan Publikasi adalah menyebarluaskan data
feedback hasil kepada masyarakat umum
15. pemantauan Feedback adalah data yang disampaikan
kembali kepada penyaji untuk dijadikan
pembelajaran
Kamus Indikator
NO ASPEK DESKRIPSI
1. Judul Indikator Kepatuhan identifikasi pasien
2. Definisi operasional Identifikasi pasien adalah proses pengecekan
identitas pasien menggunakan minimal 2 identitas
dari 3 identitas yang tercantum pada gelang, label
atau bentuk identitas lainnya sebelum memberikan
pelayanan sesuai dengan regulasi yang berlaku di
rumahsakit.
1. pemberian obat
2. pemberian pengobatan termasuk nutrisi
3. pemberian darah dan produk darah
4. pengambilan specimen
5. sebelum melakukan tindakan diagnostik /
therapeutic.
4
masing proses tersebut diatas dan menghasilkan
lima sub indikator yaitu:
5
pengumpul data
15. Publikasi data dan Rapat monitoring dan evaluasi.
feedback hasil
pemantauan
6
2. Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Laboratorium
Indikator ini bertujuan untuk memantau sasaran keselamatan pasien yang
kedua, yaitu meningkatkan komunikasi yang efektif. Komunikasi dianggap
efektif bila tepat waktu, akurat, lengkap, tidak bermakna ganda (ambiguous),
dan dapat dimengerti oleh penerima informasi, yang bertujuan untuk
mengurangi kesalahan-kesalahan dan untuk meningkatkan keselamatan
pasien. Waktu lapor hasil tes kritis laboratorium merupakan salah satu contoh
komunikasi efektif. Hasil pemeriksaan yang berada diluar rentang angka
normal secara mencolok akan menunjukkan suatu keadaan yang berisiko
tinggi atau mengancam jiwa sehingga perlu segera dilaporkan.
Kamus Indikator
NO ASPEK DESKRIPSI
1. Judul Indikator Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Laboratorium
2. Definisi operasional Waktu lapor hasil tes kritis laboratorium adalah
waktu yang diperlukan untuk memberikan jawaban
kepada dokter yang mengirim setelah keluar hasil
pemeriksaan dan mulai dibaca oleh Dokter/ Analis
Laboratorium sampai hasilnya diterima oleh dokter
yang mengirim
(lisan atau tulisan).
Standar : harus diterima oleh dokter yang
mengirim dalam waktu kurang dari 30 (tiga puluh)
menit baik secara lisan maupun tulisan
Yang dimaksud dengan kritis adalah adalah hasil
pemeriksaan yang termasuk dalam kategori kritis
yang ditetapkan dengan kebijakan RS.
RED Category Condition adalah keadaan yang
masuk dalam kondis kategori kritis atau yang
memerlukan penatalaksanaan segera.
Waktu tunggu yang memanjang dapat berakibat:
a. Menurunkan kepercayaan terhadap layanan
laboratorium
b. Memperpanjang diagnosa dan terapi
penderita
3. Tujuan dan dimensi Tujuan : Tergambarnya kecepatan pelayanan
mutu laboratorium
Dimensi Mutu : Efektifitas, kesinambungan
pelayanan, efisiensi
4. Dasar a. UU 44/2009 tentang Rumah Sakit
pemikiran/alasan b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
pemilihan indicator 411/Menkes/PER/III/2010 tentang
Laboratorium Klinik.
7
c. Permenkes Nomor 11 Tahun 2017 tentang
keselamatan pasien
d. Merupakan indikator yang diwajibkan oleh
KARS
5. Pembilang (Numerator) Jumlah pemeriksaan laboratorium kritis yang
dilaporkan < 30 menit
6. Penyebut
Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium kritis
(Denominator)
7. Formula pengukuran N/D x100
8. Metodologi retrospekstif
pengumpulan data
9. Cakupan data Total populasi/100 % hasil laboratorium yang
menunjukkan nilai kritis
10. Frekuensi Harian
pengumpulan data
11. Frekuensi analisis 3 bulanan
data
12. Metodologi analisis Menggunakan diagram garis (run chart) atau
data diagram batang (bar chart):
i. diagram garis digunakan untuk menampilkan
data dari waktu ke waktu
ii. diagram batang digunakan untuk
menampilkan data perbandingan antar
rumah sakit lain bila ada (benchmarking)
13. Sumber data Hasil laboratorium pasien dan berkas rekam medis
pasien
14. Penanggung jawab Penanggung jawab data Instalasi Rawat Inap
pengumpul data
15. Publikasi data dan Rapat monitoring dan evaluasi.
feedback hasil
pemantauan
8
3. Kejadian Tidak Diharapkan Obat High Alert
Indikator ini bertujuan untuk memantau sasaran keselamatan pasien yang
ketiga, yaitu meningkatkan keamanan obat-obat yang harus diwaspadai (high
alert).
Obat high alert terdiri dari:
a. Obat risiko tinggi, yaitu obat yang bila terjadinya kesalahan (error) dapat
menimbulkan kematian atau kecacatan, seperti, insulin, heparin, atau
kemoteraputik.
b. Obat, yang namanya, kemasannya, dan labelnya, penggunaan kliniknya,
tampak/kelihatan sama (look alike), bunyi ucapan sama (sound alike),
seperti Xanax dan Zantac atau Hydralazine dan hydroxyzine atau disebut
juga nama obat rupa ucapan mirip (NORUM )
c. Elektrolit konsentrat
Angka kejadian tidak diharapkan terkait dengan penggunaan obat high alert
merupakan indikator adanya kesalahan dalam sistem keamanan pengelolaan
obat high alert.
Kamus Indikator
NO ASPEK DESKRIPSI
1. Judul indikator Kejadian tidak diharapkan obat high alert
Adanya insiden keselamatan pasien berupa
2. Definisi operasional kejadian tidak diharapkan yang berkaitan dengan
penggunaan obat high alert
Tujuan dan dimensi Melaksanakan pemantauan kejadian tidak
3.
mutu diharapkan terkait pengelolaan obat high alert
Dasar
Kesalahan penggunaan obat high alert
4. pemikiran/alasan
membahayakan keselamatan pasien
pemilihan indicator
Jumlah pasien yang mengalami KTD pada
5. Pembilang (Numerator)
pemberian obat high alert
Penyebut(Denomerator) Jumlah seluruh pasien yang mendapatkan obat
6.
high alert
7. Formula pengukuran N/D x 100
Metodologi
8. Retrospektif
pengumpulan data
100% (Seluruh pasien yang menerima obat high
9. Cakupan data
alert)
9
Frekuensi
10. Harian
pengumpulan data
11. Frekuensi analisis data 3 bulanan
Metodologi analisis
12. Kuantitatif dan kualitatif
data
13. Sumber data Ruang rawat inap dan IGD
Penanggung jawab
14. Kepala unit ruangan/instalasi
pengumpul data
Publikasi data dan Rapat Pertemuan feedback
15. feedback hasil Buku laporan peningkatan mutu dan keselamatan
pemantauan pasien.
10
4. Kepatuhan Petugas dalam Mengisi Checklist Pembedaan
Indikator ini bertujuan untuk memantau sasaran keselamatan pasien yang
keempat, yaitu memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien
sebelum melakukan pembedahan. Rumah sakit telah menetapkan regulasi
untuk menggunakan check list bedah. Kepatuhan petugas dalam pengisian
check list tersebut dapat mencegah terjadinya kesalahan dalam prosedur
pembedahan.
Kamus Indikator
NO ASPEK DESKRIPSI
Judul indikator Kepatuhan petugas dalam melakukan checklist
1.
pembedahan
Kepatuhan petugas dalam mengisi checklist
2. Definisi operasional bedah sebelum operasi atau tindakan invasif
dilakukan
Tujuan dan dimensi Melaksanakan pemantauan kepatuhan petugas
3.
mutu dalam mengisi chechlist pembedahan
Dasar Kesalahan lokasi, prosedur dan pasien pada
4. pemikiran/alasan tindakan invasif membahayakan keselamatan
pemilihan indicator pasien
Jumlah checklist bedah yang terisi tepat dan
5. Pembilang (Numerator)
lengkap
Penyebut(Denomerator) Jumlah seluruh pasien yang dilakukan
6. pembedahan dan wajib disertai checklist
pembedahan
7. Formula pengukuran N/D x 100
Metodologi
8. Retrospektif
pengumpulan data
100% (Seluruh pasien pasien yang dilakukan
9. Cakupan data pembedahan dan wajib disertai checklist
pembedahan)
Frekuensi
10. Harian
pengumpulan data
11. Frekuensi analisis data 3 bulanan
Metodologi analisis
12. Kuantitatif dan kualitatif
data
13. Sumber data Berkas rekam medis
Penanggung jawab
14. Kepala unit ruangan
pengumpul data
Publikasi data dan Rapat Pertemuan feedback
15.
feedback hasil Buku laporan peningkatan mutu dan keselamatan
11
pemantauan pasien.
12
5. Kepatuhan Cuci Tangan
Indikator ini bertujuan untuk memantau sasaran keselamatan pasien yang
kelima, yaitu mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan. Salah
satu upaya terpenting untuk mengurangi risiko infeksi adalah dengan menjaga
kebersihan tangan melalui cuci tangan. Rumah sakit telah menetapkan
regulasi untuk menggunakan dan melaksanakan evidence-based hand
hygiene guidelines untuk menurunkan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan.
Profil Indikator
NO ASPEK DESKRIPSI
1. Judul indikator Angka kepatuhan cuci tangan
Kepatuhan petugas dalam melakukan cuci tangan
sebelum kontak dengan pasien, sebelum
melakukan tindakan aseptik, setelah terkena
2. Definisi operasional
cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan
pasien, dan setelah kontak dengan lingkungan
pasien.
Tujuan dan dimensi
3. Meningkatkan kepatuhan hand hygiene
mutu
Dasar Kegagalan melakukan kebersihan tangan dengan
pemikiran/alasan baik dab benar dianggap sebagai penyebab
pemilihan indicator utama infeksi nosokomial (HAIs) dan penyebaran
4. mikroorganisme multi resisten di fasilitas
pelayanan kesehatan dan diakui telah menjadi
kontributor yang penting terhadap timbulnya
wabah (Boyke dan Pittet 2002)
5. Pembilang (Numerator) Tindakan melakukan cuci tangan
Penyebut(Denomerator) Oportunity (kesempatan petugas melakukan cuci
6.
tangan sesuai momen)
7. Formula pengukuran N/D x 100
Metodologi
8. Observasi
pengumpulan data
9. Cakupan data 100%
Frekuensi
10. Sampling
pengumpulan data
11. Frekuensi analisis data 3 bulanan
Metodologi analisis
12. Kuantitatif dan kualitatif
data
13. Sumber data PPI
13
Penanggung jawab
14. PPI
pengumpul data
Publikasi data dan 1. Membuat rekomendasi hasil analisa data tiap
feedback hasil tiga bulan kepada pihak manajemen dan
15. pemantauan direktur
2. Memberikan feedback dari hasil analisa data
infeksi dalam pertemuan rutin bulanan tiap unit
14
6. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien jatuh pada
Pasien Rawat Inap
Indikator ini bertujuan untuk memantau sasaran keselamatan pasien yang
keenam, yaitu mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh. Upaya
pencegahan pasien jatuh dapat dilakukan melalui screening pasien di rawat
jalan/IGD, pengkajian awal risiko jatuh, pengkajian ulang risiko jatuh, dan
edukasi pencegahan pasien jatuh.
Profil Indikator
NO ASPEK DESKRIPSI
Kepatuhan upaya pencegahan risiko cedera
1. Judul indikator
akibat pasien jatuh pada pasien rawat inap
Upaya pencegahan jatuh meliputi:
a. Screening di rawat jalan/IGD
b. Pengkajian awal risiko jatuh
c. Pengkajian ulang risiko jatuh
d. Edukasi pencegahan pasien jatuh
Catatan:
a. Pengkajian awal hanya dilakukan pada
pasien rawat inap
b. Untuk pasien rawat jalan dan IGD hanya
dilakukan screening
15
pengumpulan data
11. Frekuensi analisis data 3 bulanan
Metodologi analisis
12. Kuantitatif dan kualitatif
data
13. Sumber data Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap
Penanggung jawab
14. Kepala unit ruangan
pengumpul data
Publikasi data dan Rapat Pertemuan feedback
15. feedback hasil Buku laporan peningkatan mutu dan keselamatan
pemantauan pasien.
16
V. PENUTUP
Pemenuhan tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan
pelayanan yang bermutu tinggi harus menjadi prioritas dalam pengelolaan
pelayanan kesehatan. Keterjaminan mutu dan keselamatan pasien akan
memberi kontribusi yang dominan terhadap kepercayaan masyarakat
yang berdampak pada eksistensi institusi ditengah persaingan global.
Keberadaan indikator 6 sasaran keselamatan pasien bermanfaat
untuk mengukur mutu pelayanan dan keselamatan pasien di rumah sakit.
Oleh karena itu keberhasilan dalam mempertahankan mutu serta upaya
yang terus menerus dalam meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien harus terus dilaksanakan. Untuk mendukung hal
tersebut diperlukan upaya yang terpadu dari semua komponen terlibat
dalam pelayanan baik langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini
diperlukan komitmen pimpinan rumah sakit dan seluruh staf serta
karyawan untuk turut bertanggungjawab dalam rangka mewujudkan mutu
pelayanan yang berkualitas serta aman.
17