Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


MASALAH DENGAN DIAGNOSA MEDIK : OSTEOATHRITIS

Disusun oleh
KELOMPOK II
1. Aliah
2. Annisa April Liana
3. Dinda Eka Syafiri
4. Fajriah Nur Rahmadhani
5. Miftahurrahmah
6. Nur Intan
7. Ratu Alkhar Sahbana Putri
8. Sully Wahyuni H.S

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


INSTITUT TEGNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2023/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan program profesi Ners
pada stase keperawatan dasar praktik dengan judul “Laporan Pendahuluan Tumor
Osteoathritis”. Dalam pembuatan laporan ini penulis tentu mengalami kesulitan. Namun, berkat
dukungan dari orang-orang terdekat, peneliti mampu menyelesaikannya dengan baik. Oleh
karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada pihak yang telah membantu pembuatan laporan ini.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, tentu saja laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh sebab itu, penulis sangat membutuhkan saran dan kritik dan membangun.
Terimakasih.

Balikpapan, November 2023

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata “osteoatritis”berasal dari yunani dimana “asteo” yang berarti tulang “artho” yang
berarti sendi dan “itis” yang berarti infalmasi, walaupun sebenarnya inflamasi pada
osteoatritis tidak begitu mencolok seperti yang ada pada rheumatoid dan autoimun arthritis
(arya, 2018). Osteoatritis (OA) adalah penyakit sendi yang paling sering dan merupakan salah
satu penyakit penyebab nyeri, disabilitias, dan kerugian ekonomi dalam populasi (donald,
2019) Osteoathritis merupakan suatu kelainan degerasi sendi yang terjadi pada cartilage
(tulang rawan) yang ditandai dengan timbulnya nyaeri saat tejadi penekanan (zhang,2018).
Jadi, dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu osteoatritis merupakan suatu
gangguan kesehatan degenartif dimna terjadi kekaun dan peradangan pada persendian yang
ditandai dengan kerusakan rawan sendi sehingga dapat menyebabakan nyeri pada sendi
tangan, leher, punggung, pinggang, dan yang paling sering adalah sendi lutut.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk menjelaskan manajemen asuhan keperawatan secara komprehensif kepada klien
dengan osteoathritis
2. Tujuan khusus
a) Untuk menjelaskan pengkajian keperawatan kepada klien dengan oesteoathirits
b) Untuk menjelaskan penegakkan diagnosa keperawatan kepada klien dengan
osteoathritis
c) Untuk menjelaskan penyusunan intervensi keperawatan kepada klien dengan
osteoathrotos
C. Manfaat
Mampu menjelaskan tindakan keperawatan pada klien dengan kasus osteoathirits meliputi
pengkajian, diagosa, dan menjelaskan intervensi keperawatan
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Kata “osteoatritis”berasal dari yunani dimana “asteo” yang berarti tulang “artho” yang
berarti sendi dan “itis” yang berarti infalmasi, walaupun sebenarnya inflamasi pada
osteoatritis tidak begitu mencolok seperti yang ada pada rheumatoid dan autoimun arthritis
(arya, 2018). Osteoatritis (OA) adalah penyakit sendi yang paling sering dan merupakan salah
satu penyakit penyebab nyeri, disabilitias, dan kerugian ekonomi dalam populasi (donald,
2019) Osteoathritis merupakan suatu kelainan degerasi sendi yang terjadi pada cartilage
(tulang rawan) yang ditandai dengan timbulnya nyaeri saat tejadi penekanan (zhang,2018).
Jadi, dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu osteoatritis merupakan suatu
gangguan kesehatan degenartif dimna terjadi kekaun dan peradangan pada persendian yang
ditandai dengan kerusakan rawan sendi sehingga dapat menyebabakan nyeri pada sendi
tangan, leher, punggung, pinggang, dan yang paling sering adalah sendi lutut.

B. Etiologi
1. Umur
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang
terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin meningkat dengan bertambahnya
umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40 tahun
dan sering pada umur diatas 60 tahun. Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan
dengan bertambahnya umur dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan
endapannya berbentuk pigmen yang berwarna kuning.
2. Jenis Kelamin.
Wanita lebih sering terkenaosteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering terkena
osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan dibawah 45 tahun
frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun
frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya
peran hormonal pada patogenesisosteoartritis.
3. Genetik
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu dari seorang
wanita denganosteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal terdapat dua kali lebih sering
osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-anaknya perempuan cenderung mempunyai
tiga kali lebih sering dari pada ibu dan anak perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis.
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya ditemukan pada pria
yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis, sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang
tuanya yang terkena.
4. Suku
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat perbedaan
diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritispaha lebih jarang diantara orang-
orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia. Osteoartritis lebih sering dijumpai pada orang
– orang Amerika asli dari pada orang kulit putih. Hal ini mungkin berkaitan dengan
perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan
pertumbuhan.
5. Kegemukan
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak hanya
berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga dengan
osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
6. Cedera sendi, pekerjaan dan olah raga (trauma)
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang menimbulkan
kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi tersebut.
7. Kepadatan tulang dan pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi melalui dua
mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang harus dikandungnya.
8. Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi peradangan
dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi oleh membran sinovial dan sel-sel
radang.
9. Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi akan membal
dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil / seimbang sehingga mempercepat proses
degenerasi.
10.Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang berlebihan
pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik rawan sendi, ligamen, tendo,
sinovia, dan kulit. Pada diabetes melitus, glukosa akan menyebabkan produksi proteaglikan
menurun.
11.Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat mengendapkan
hemosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal monosodium urat/pirofosfat
dalam rawan sendi.
C. Manifestasi klinis
Menurut Joen (2020), tanda dan gejala yang muncul pada pasien dengan diagnose
osteoatrhitis yaitu :

1. Riwayat penyakit
a. Nyeri
1) Nyeri pada awal gerakan
2) Nyeri selama bergerak
3) Nyeri yang menetap atau nocturna
4) Membutuhkan analgesic
2. Hilangnya fungsi
a. Kekakuan (stiffness)
b. Keterbatasan gerakan
c. Penurunan akitifitas sehari-hari
d. Kebutuhan akan alat bantu ortopedi
3. Gejala lain
a. Krepitisi
b. Peningkatan sensitivitas terhadap dingin dan atau lembab
c. Progresi bertahap (Joem, 2010)
D. Komplikasi
Menurut Guermazi (2018), komplikasi dapat terjadi apabila osteoarthritis lutut tidak
ditangani dengan serius. Terdapat dua menmacam komplikasi yaitu :
1. Komplikasi Kronis
Komplikasi kronis berupa malfungsi tulang yang signifikan, yang paling parah ialah
terjadinya kelumpuhan
2. Komplikasi Akut
a. Osteonecrosis
b. Rupture baker cyst
c. Bursitis
d. Symptomatic meniscal tear.
E. Patofisiologi

Osteoatritis berkembang dengan pengaruh dari interaksi beberapa faktor dan hal
merupakan hasil dari interaksi antara sistemik faktor local. Penyakit ini merupakan hasil dari
beberapa kominasi faktor bahwa obesitas itu sindrom yang komplek yaitu adanya
ketidaknormalan aktivitas jalur endokrin dan jalur pro implomasi yang mengakibatkan
perubahan control makanan, ekspansi lemak, dan perubahan metabolic (Heidari, 2018).

Selain itu kasusu osteoarthritis juga yang disebabakan oleh faktor kelainana structural
yang ada disekitar persendian. Pada kartilago, terdapat kerusakan yang diakibatkan oleh
cacat kolagen tipe 2 dan beberapa kondropati lainnya diman mutasi akan mempengaruhi
protein pada kartilago yang terkait, sehingga menyebabkan asteoarthritis berkembang
semakin cepat. pada struktur ligament, terdapat kerusakan pada ACL atau cedera gabungan
yang melibatkan ligament ko lateral, sehingga dapat meningkatkan resiko tulang rawan.
Kemudian pada struktur meniscus, terdapat eksrusi meniscus, yaitu kondisi hilangnya tulang
rawan yang diakibatkan oleh penyempitan ruang sendi dalam waktu yang lama dan
terabaikan, hal tersebut juga merupakan penyebab utama OA. Kemudian pada struktuk
tulang terdapat trauma tulang atau predposisi yang menyebabkan tekanan menjadi abnormal
(Mcgonagle et al, 2018)
F. WOC
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
a. Medikamentosa
Sampai saat ini masih belum ada obat yang spesifik yang khas untuk osteoatrhitis,
oleh karna patogenesisinya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk
mengurangi rasa sakit, meningkatakna mobilitas yang mengurangi ketidak mampuan.
Obat-obat anti implamasi steroid bekerja sebagai analgetik, dan sekaligus
mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat memerbaiki atau menghentikan proses
patologis osteoatritis. Beberapa jenis obatyang diberikan yaitu : analgesic, injeksi
cortisone serta suplemen visco
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Perlindungan sendi
Osteoatritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang baik. perlu
dihindari akitivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit, pemakaian tongkat, alat-
alat lisrik yang dapat memeperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan, beban pada
lutu berlebihan karena yang tetekuk
b. Diet
Diet yang menurunkan berat badan pasien osteoatrhitis yang gemuk harus menjadi
program utama pengobatan osteoarthritis, penurunan berat badan yang sama sekali
dapat mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
c. Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoatritis oleh karena sifatnya yang
menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien
menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin terlihat orang lain
memikirkan penyakitnya. Pasien osteoatritis sering kali keberatan untuk memakai
lat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.
d. Persoalan seksual
Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoatritis terutama pada tulang
belakang, paha dan lutut, sering kali kita diskusi karena ini harus dimulai dari dokter
karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.
e. Fisioterapi
fisoterapi berperan penting pada penata laksanaan osteoatritis yang meliputi
pemakain panas dan dingin dan program latihan yang tepat. Pemakaian panas yang
sedang diberikan sebelum latihan untuk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada
sendi yang masih aktif sebaikya diberi dingin dan obat-obat gosokjangan dipakai
sebelum pemanasan. Berbagai sumber panas dapat dipakai sperti hidrokolator,
bantalan elektrik, ultrasonic inframerah yang ebrtuuan untuk memeprbaiki rentang
gerak sendi dan memperkuat otot yang biasanya atropik pada sekitar sendi osteotritis.
Latihan isometric lebih baik daripada isotonic erena mengurangi tegangan pada
sendi. Atropi rawan sendi dan tulang timbul pada tungkai yang lumpuh timbulnya
karena berkurangnya beban kesendi oleh karena kontraksi otot.

H. Konsep asuhan keperawatan


1. Pengkajian
a. Aktivitas dan istirahat
Nyeri pengiriman karena pergerakan, nyeri tekan, yang memburukdengan stress pada
sendi, kekakuan sendi pada pagi hari.Tanda : malaise, keterbatasan ruang gerak, atrofi
otot, kulit kontraktur ataukelainan pada sendi dan otot.
b. Kardiovaskuler
Fenomena Raynaud jari tangan/kaki, missal pucat berselang,sianotik kemudian
kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.
c. Integritas ego
Faktor-faktor stres akut/kronis misal finansial, pekerjaan,Ketidakmungkinan, faktor-
faktor hubungan sosial, keputusasaan danketidakberdayaan. Ancaman pada konsep
diri, citra tubuh, identitas dirimisal ketergantungan pada orang lain, dan perubahan
bentuk anggotatubuh
d. Makanan
Janji untuk menghasilkan atau mengonsumsi makananatau cairan adekuat, anoreksia,
dan kesulitan untuk mengunyah.Tanda : penurunan berat badan, dan membran
mukosa kering
e. Kebersihan
Berbagai kesulitan untuk menjalankan aktivitas perawatan pribadisecara mandiri,
bergantung pada orang lain.
f. Neurosensory
Kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.Tanda :
pembengkakan sendi asimetri
g. Kenyamanan
Fase akut dari nyeri ( disertai/ tidak disertai pembengkakan jaringan lunak pada
sendi ), rasa nyeri kronis dankekakuan (terutama pada pagi hari)
h. Keamanan
Kulit mengkilat, tegang, nodus subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki,kesulitan dalam
menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga, demamringan menetap, kekeringan
pada mata, dan membran mukosa
i. interaksi sosial.

2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan sendi
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk tubuh
d. Risiko cedera ditandai dengan perubahan sensasi
3. Intervensi Keperawatan

No. SDKI SLKI SIKI

1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri


berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 Observasi
agen pencedera jam, diharapkan tingkat nyeri - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
fisiologis menurun. Kriteria hasil kualitas dan intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri menurun - Identifkasi skala nyeri
2. Meringis menurun - Identifikasi respon nyeri nonverbal
3. Sikap protektif menurun - Identifikasi faktor yang memperberat dan
4. Gelisah menurun memperingan nyeri
5. Kesulitan tidur menurun - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri
Terpeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik

2. Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan Dukungan Mobilisasi


fisik berhubungan keperawatan selama 2x24
Observasi
dengan kekakuan jam diharapkan mobilitas
- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
sendir fisik membaik. Kriteria hasil
- Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
1. ROM meningkat
- Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
2. Kekuatan otot meningkat
sebelum memulai mobilisasi
3. Pergerakan ekstremitas
- Monitor kondisi umum selama melakukan
meningkat
mobilisasi
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi
- Fasilitasi melakukan pergerakan
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur mobiliasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan

3. Gangguan citra Setelah dilakukan tindakan Promosi Citra Tubuh


tubuh berhubungan keperawatan selama 2x24 Observasi
dengan perubahan jam, diharapkan citra tubuh - Identifikasi harapan citra tubuh
struktur/bentuk membaik. Kriteria hasil: - Identifikasi perubahan citra tubuh yang
tubuh 1. Melihat bagian tubuh mengakibatkan isolasi sosial
membaik - Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri
2. Menyentuh bagian tubuh sendiri
membaik - Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh
3. Verbalisasi kecatatan yang berubah
bagian tubuh membaik Terapeutik
- Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
- Diskusikan perubahan penampilan fisik terhadap
harga diri
- Diskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan,
dan penuaan
- Diskusikan kondisi stress yang mempengaruhi citra
tubuh
Edukasi
- Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan
perubahan tubuh
- Anjurkan mengungkapkan gamparan diri terhadap
citra tubuh
- Anjurkan menggunakan alat bantu
- Anjurkan mengikuti kelompok pendukung
- Latih fungsi tubuh yang dimiliki
- Latih pengungkapan kemampuan diri lepada orang
lain atau kelompok

4 Risiko cedera Setelah dilakukan tindakan Manajemen Kselamatan Lingkungan


ditandai dengan keperawatan selama 1x24 Observasi
perubahan sensasi jam diharapkan tingkat - Identifikasi kebutuhan keselamatan
cedera menurun. Kriteria - Monitor perubahan status keselamatan lingkungan
hasil : Terapeutik
- Hilangkan bahaya keselamatan lingkungan
1. Kejadian cedera menurun
- Modifikasi lingkungan untuk menimialkan bahaya
2. Luka menurun
dan risiko
3. Toleransi aktivitas
- Sediakan alat bantu pengamanan lingkungan
meningkat
- Lakukan program skrinning bahaya lingkungan
Edukasi
- Ajarkan individu, keluarga, atau kelompok risiko
tingga bahaya lingkungan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata “osteoatritis”berasal dari yunani dimana “asteo” yang berarti tulang “artho” yang
berarti sendi dan “itis” yang berarti infalmasi, walaupun sebenarnya inflamasi pada
osteoatritis tidak begitu mencolok seperti yang ada pada rheumatoid dan autoimun arthritis
(arya, 2018). Osteoatritis (OA) adalah penyakit sendi yang paling sering dan merupakan
salah satu penyakit penyebab nyeri, disabilitias, dan kerugian ekonomi dalam populasi
(donald, 2019) Osteoathritis merupakan suatu kelainan degerasi sendi yang terjadi pada
cartilage (tulang rawan) yang ditandai dengan timbulnya nyaeri saat tejadi penekanan
(zhang,2018).
Jadi, dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu osteoatritis merupakan suatu
gangguan kesehatan degenartif dimna terjadi kekaun dan peradangan pada persendian yang
ditandai dengan kerusakan rawan sendi sehingga dapat menyebabakan nyeri pada sendi
tangan, leher, punggung, pinggang, dan yang paling sering adalah sendi lutut.
B. Saran
Untuk melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan osteoathritis maka pengkajian
yang lengkap dan dilakukan tindakan keperawatan secara keseluruhan sesuai dengan rencana
keperawatan yang sesuai dengan keadaan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

1. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :

Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : DPP PPNI.


2. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2022. Standar Luaran Keperawatan Indonesia :

Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan Cetakan III. Jakarta : DPP PPNI.
3. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :

Definisi dan Tindakan Keperawatan Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI.


4. Nuranf & Kusuma (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan diagnose

medis NANDA NIC NOC Jilid I. Yogyakarta ; Mediasi


5. Kapoor, M. et al. Role of Pro-inflammatory Cytokines in Pathophysiologyof

Osteoarthritis. Nat. Rev. Rheumatol. 7, 33–42 (2016)


6. Subcommittee on Osteoarthritis Guidelines. Recommendations for theMedical

Management of Osteoarthrits of the Hip and Knee. AmericanCollege of


Rheumatology January 29, 2017.

Anda mungkin juga menyukai