Anda di halaman 1dari 11

Optimalisasi Kapasitas Produksi Air PDAM Tirta Mayang

Jambi Dengan Metode Simpleks


Siti Nur Aisyah 1 *, Anisya Tasya 2 , Dirani Amaris Fajrin 3
1,2,3
Universitas Jambi; Jalan Jambi - Muara Bulian KM. 15, Mendalo Darat, Kecamatan Jambi Luar Kota,
Kabupaten Muaro Jambi, Jambi
1,2,3
Prodi Matematika Universitas Jambi Indonesia
e-mail: diraaaaani.amarisf@gmail.com

Abstrak
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat berperan penting dalam kegiatan hidup
setiap makhluk hidup. Kelangkaan air bersih tentunya akan memberikan dampak negatif dan
kekhawatiran bagi sejumlah orang. PDAM Tirta Mayang merupakan Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) memiliki tanggung jawab untuk menyediakan dan mendistribusikan air bersih bagi kebutuhan
masyarakat di wilayah Kota Jambi. Tingginya permintaan air bersih seiring dengan pertumbuhan
penduduk mengakibatkan PDAM Tirta Mayang Jambi harus membangun beberapa daerah Instalasi
Pembangunan Air (IPA) untuk menambah kapasitas produksi air. Sehingga dibutuhkan suatu metode
untuk membantu PDAM Tirta Mayang menentukan kapasitas produksi air yang optimal. Pada penelitian
ini, digunakan metode simpleks dengan memaksimumkan fungsi tujuan 𝑍 = 144 𝑋1 + 9.155 𝑋2 +
5.260 𝑋3 dengan fungsi kendala 10 𝑋1 ≤ 150 ; 600 𝑋1 + 312 𝑋2 ≤ 9.655; 220 𝑋1 + 184 𝑋2 ≤ 5.547;
𝑋1 ≥ 0; 𝑋2 ≥ 0; 𝑋3 ≥ 0. Dengan menggunakan data laporan PDAM Tirta Mayang tahun 2003 yang
dibatasi pada tiga daerah tertentu di wilayah Kota jambi yaitu daerah Aurduri, Broni dan Benteng.
Sehingga hasil yang didapatkan akan optimal ketika 𝑍 = 14.625.
Kata Kunci: Air, Kapasitas Produksi, Metode Simpleks, Optimal.

Abstract
The water is one of the natural resources that important role in the life activities of every living
creature the scarcity of clean water will certainly have a negative impact and concern for a number of
people. PDAM Tirta Mayang is a Regional Owned Enterprised (ROE) that is responsible for providing
and distributing clean water along with population growth resulting in PDAM Tirta Mayang having to
build several Water Development Installation Areas (WDIA) to increase water production optimal
capacity. So that a method is needed to help PDAM Tirta Mayang Jambi determine the optimal water
production capacity in this study used simplex method by maximizing the function of purpose 𝑍 =
144 𝑋1 + 9.155 𝑋2 + 5.260 𝑋3 with the function of constraints 10 X1 ≤ 150 ; 600 X1 + 312 X 2 ≤
9.655; 220 X1 + 184 X 2 ≤ 5.547; X1 ≥ 0; X 2 ≥ 0; X 3 ≥ 0. By using data from the 2003 PDAM Tirta
Mayang reports which is limited to three specific areas in the Jambi city area is Aurduri, Broni and
Benteng areas so that the results obtained will be optimal when 𝑍 = 14.625.
Keywords: The water, production capacity, simplex method, optimal

1. Pendahuluan
Air merupakan salah satu faktor pendukung terpenting dalam keberlangsungan kehidupan
makhluk hidup di dunia. Terutama bagi manusia yang membutuhkan sumber daya alam ini
sebagai kebutuhan dasar untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci, minum,
dan lain-lain. Oleh sebab itu, ketersediaan air bersih harus lebih diperhatikan seiring waktu,
apalagi dengan meningkatnya populasi manusia yang membutuhkan air dimanapun dan
kapanpun sehingga kapasitas air yang dibutuhkan semakin meningkat pula.
Optimalisasi Kapasitas Produksi Air PDAM Tirta Mayang Jambi Dengan Metode Simpleks

Tingginya permintaan air bersih tidak sebanding dengan ketersediaan air bersih yang
cukup memprihatinkan karena beberapa faktor seperti pencemaran, kerusakan alam dan lain-lain.
Saat ini diperkirakan ketersediaan air bersih secara nasional pada 514 kabupaten di Indonesia
pada tahun 2021 dengan rata-rata 74%, dan masih terdapat daerah dengan ketersediaan air bersih
yang rata-ratanya kurang dari 70%. Seiring waktu berjalan, pemerintah mendesak agar setiap
tahun ketersediaan air bersih terus bertambah hingga target mencapai 100% untuk setiap daerah
yang ada di Indonesia.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan perusahaan Badan Usaha Milik
Daerah (BUMN) dengan fungsi dan tujuan sebagai penyedia air bersih dan menyediakan
pelayanan pendistribusian air ke setiap daerah, hampir di seluruh daerah di Indonesia, termasuk
Jambi. Pelayanan pendistribusian air PDAM yang berada di Jambi salah satunya yaitu PDAM
Tirta Mayang.
Menurut Kodoatie (2003), air bersih merupakan air yang digunakan oleh manusia untu
digunakan sebagai keperluan memasak, mencuci, mandi, juga dapat diminum setelah dimasak
dan lainnya. Air merupakan kebutuhan pokok yang sangat diperlukan bagi manusia, hewan
maupun tumbuhan. Air secara alami selalu mengalami siklus yang sama, yaitu air yang berada di
permukaan bumi mengalami sebuah proses penguapan ke atmosfer hingga membentuk awan-
awan, kemudian terjadi hujan yang memenuhi sungai, laut, serta danau yang kemudian diserap
kembali oleh tanah.
PDAM Tirta Mayang memiliki sebuah gedung yang dinamakan Graha Tirta PDAM Tirta
Mayang Kota Jambi yang disediakan oleh PDAM Tirta Mayang sebagai pusat layanan bagi
konsumen dan masyarakat Jambi ini berada dalam satu area dengan kawasan Instalasi
Pengolahan Air (IPA) Benteng dan bersebrangan jalan dengan Museum Perjuangan Rakyat
Jambidan terletak di di Jalan Letkol. Slamet Riyadi, Telanai Pura, Jambi. Pelanggan dapat
melakukan pembayaran tagihan air, meminta informasi pelanggan, pengaduan terhadap
gangguan pelayanan air dan pelayanan lainnya.
PDAM Tirta Mayang didirikan sekitar tahun 1975 dan pembangunan kapasitas Instalasi
Pembangunan Air (IPA) dilakukan secara bertahap sekitar 20 liter/ detik oleh pemerintah.
Kapasitas Instalasi Pembangunan Air (IPA) mengalami peningkatan dengan bantuan beberapa
proyek pemerintah seperti Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) dengan itu
ditujukan untuk proses peningkatan kinerja dan pengembangan pelayanan air
PDAM Tirta Mayang Kota Jambi dari waktu ke waktu terus berupaya memberikan
pelayanan yang berkualitas terbaik untuk konsumen. Hasil yang dicapai cukup besar, baik dari
segi keuntungan maupun dari segi pelayanan PDAM Tirta Mayang kepada konsumen. Jumlah
Siti Nur Aisyah, Anisya Tasya dan Dirani Amaris Fajrin

pelanggan PDAM Tirta Mayang mencapai lebih dari 57.408 pelanggan pada tahun 2020 dengan
laba kotor terus meningkat sejak tahun 2002.
Sumber air baku bersumber dari permukaan tanah seperti danau, sungai, waduk, dan
bendungan air hujan. Air baku tidak langsung digunakan untk diberikan kepada pelanggan,
melainkan harus di proses melalui pemrosesan yang steril dan memenuhi kriteria kualitas,
kuantitas, dan kontinuitas. Untuk menjaga kualitas air baku, biasanya air akan melalui proses
dengan berbagai mesin raksasa. Pemrosesan ini umumnya dapat dilakukan dengan cara metode
fisik, kimia dan biologis. Pemrosesan fisik biasanya dilakukan dengan memanfaatkan sifat
mekanik air tanpa menambahkan bahan kimia. Kemudian deposisi, adsorpsi, filtrasi. Pengolahan
secara kimia dengan bahan kimia biasanya menggunakan tawas, klorin, dan lainnya yang juga
dapat ditambahkan. Penjernihan air oleh PDAM Tirta Mayang bertujuan untuk menghilangkan
kandungan zat logam yang terkandung dalam air dan pada saat yang sama bioproses dengan
mikroorganisme tertentu digunakan untuk menjernihkan air.
PDAM Tirta Mayang menggunakan Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang terbagi atas dua
bagian yaitu menggunakan Intake Building dimana tempat awal masuk air. Intake Building dari
PDAM Tirta Mayang adalah Sungai Batang Hari Jambi. Selanjutnya adalah Water Treatment
Plan merupakan bagian untuk kelayakan air untuk dapat digunakan dengan beberapa bagian
yaitu koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi, dan reservoir.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), optimalisasi berasal dari kata optimal
yang artinya terbaik. Sedangkan untuk optimalisasi itu sendiri merupakan proses
mengoptimalkan sesuatu menjadi yang paling tinggi atau paling baik. Jadi dapat disimpulkan
bahwa optimalisasi suatu proses pengoptimalan sesuatu menjadi yang terbaik.
Menurut pendapat Singiresu S. Rao, John Wiley dan Sons (2009) optimalisasi dapat
didefinisikan sebagai proses dalam mendapatkan keadaan ketika mencapai nilai maksimum atau
minimum dari suatu fungsi.
Menurut Assauri (1999), pemrograman linear adalah sebuah metode perencanaan dengan
model matematika untuk menemukan kombinasi-kombinasi produk terbaik dalam menyusun
alokasi sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan yang terbaik.
Berdasarkan pendapat Yamit (1996), pemrograman linier merupakan metode yang
digunakan untuk membantu manajer dalam sebuah keputusan untuk mendapatkan nilai
maksimum atau minimum adalah pemrograman linier itu sendiri.
Menurut Gaspez (1998), pemrograman Linier adalah sebuah teknik riset operasi yang
banyak digunakan dalam berbagai masalah yang dihadapi suatu perusahaan dengan
mengoptimalkan kapasitas produksi.
Optimalisasi Kapasitas Produksi Air PDAM Tirta Mayang Jambi Dengan Metode Simpleks

Perhitungan pemrograman linier digunakan untuk mengoptimalkan kapasitas produksi


volume air perusahaan PDAM Tirta Mayang. Jadi dari perhitungan ini akan menghasilkan
prosedur operasi standar maksimum kapasitas produksi volume air perusahaan PDAM Tirta
Mayang. Untuk menentukan program linier terdapat langkah-langkah yang dimulai dengan
memformulasikan model pemrograman linier, yakni mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan
dengan fungsi tujuan dan fungsi kendala yang membatasi tujuan tersebut. Formulasi model
program linier terdapat beberapa unsur yang dapat digunakan yaitu menentukan variabel
keputusan, fungsi tujuan, fungsi kendala, dan batasan variabel.
Berikut istilah yang digunakan dalam penyusunan pemrograman linier.
1. Variabel keputusan dalam program linier merupakan variabel yang akan dicari dan
digunakan untuk menentukan keputusan-keputusan dalam menentukan solusi optimal.
Ketika salah menentukan variabel keputusan maka akan menyebabkan solusi optimal
tidak tercapai dan keputusan yang diambil pun salah.
2. Fungsi tujuan program linier adalah fungsi yang menggambarkan tujuan dari masalah
program linier yang terkait dengan penggunaan sumber daya yang optimal untuk
memperoleh keuntungan maksimum atau menggunakan biaya minimum. keuntungan
maksimum atau menggunakan biaya minimum.
3. Fungsi kendala dalam pemrograman linier adalah rumus kendala untuk mendapatkan
hasil terbaik.
4. Batasan variabel dalam program linier merupakan gambaran tentang wilayah variabel,
misalnya 𝑋1, 𝑋2, … , 𝑋𝑛 ≥ 0.
Menurut jurnal M.R. Hussain, M. Qayyum, dan M.E. Hussain, Metode Simpleks
merupakan metode yang paling populer untuk menyelesaikan permasalahan program linier, baik
yang melibatkan dua variabel keputusan maupun lebih dari dua variabel keputusan. Terdapat
beberapa metode berbeda untuk menyelesaikan program linier, seperti metode simpleks, dual-
simpleks, Big-M dan dua fase. George B. Dantzig merupakan tokoh yang pertama kali
memperkenalkan metode simpleks pada tahun 1947. Menurut Herjanto (2007), penyelesaian dari
metode simpleks dimulai dari suatu penyelesaian dasar yang fisibel ke penyelesaian dasar fisibel
lainnya melalui perhitungan ulang (iterasi) dimana sebelum mendapatkan solusi optimum maka
dapat dilakukan langkah-langkah perhitungan yang sama dengan mengulang langkah awal
kembali.
Metode simpleks menggunakan algoritma yang efisien untuk menyelesaikan
permasalahan dengan banyak pertidaksamaan dan banyak variabel yang telah ditentukan di suatu
perusahaan dan digunakan untuk pengambilan keputusan berikutnya. Penggunaan metode
Siti Nur Aisyah, Anisya Tasya dan Dirani Amaris Fajrin

simpleks untuk memecahkan masalah program linier dan model program linier pada fungsi
tujuan dan fungsi kendala harus diubah ke bentuk umum yang disebut bentuk baku atau bentuk
kanonik. Bentuk umum dari model pemrograman linier adalah semua fungsi kendala dan fungsi
tujuan dalam bentuk persamaan dengan sisi kanan non-negatif dengan tujuan bisa
dimaksimalkan atau diminimalisir.
Terdapat istilah-istilah yang digunakan dalam penggunaan metode simpleks, diantaranya:
a. Iterasi merupakan suatu tahap dimana nilai pada perhitungan bergantung dengan nilai
pada tabel sebelumnya.
b. Variabel non basis merupakan variabel yang nilainya dinolkan dengan jumlah derajat
variabel non basis sama dengan variabel basisnya.
c. Variabel basis merupakan variabel tak nol. Terdapat tiga macam variabel basis yaitu
variabel slack (≤),variabel artificial (≥) atau (=) , dan Variabel surplus (≥).
d. Nilai yang terdapat pada bagian kanan disebut solusi merupakan nilai yang diambil dari
ketersediaan batasan sumber daya.
e. Variabel slack merupakan variabel basis dengan tanda pertidaksamaan (≤) yang nantinya
akan diubah menjadi persamaan (=) dalam bentuk kanonik atau bentuk baku.
f. Variabel surplus merupakan variabel yang tidak dapat digunakan sebagai variabel basis
dengan tanda pertidaksamaan (≥) yang nantinya akan diubah menjadi persamaan (=)
dalam bentuk kanonik atau bentuk baku.
g. Variabel artificial merupakan variable yang harus bernilai 0 pada tahap inisialisasi
dengan bentuk pertidaksamaan (≥) atau persamaan (=) dan dapat digunakan sebagai
variabel basis.
h. Kolom pivot (kolom kerja) merupakan kolom yang memuat koefisien yang ditentukan
dari baris z bernilai negatif terbesar dan digunakan untuk menentukan baris pivot dengan
membagi nilai kanan.
i. Baris pivot (baris kerja) merupakan penentuan variabel keluar yang ditentukan
berdasarkan dari salah satu baris pada variabel basis.
j. Elemen pivot (elemen kerja) merupakan elemen yang ada diantara pertemuan baris dan
kolom pivot untuk digunakan sebagai perhitungan berikutnya.
k. Entering variable merupakan variabel yang dipilih untuk menjadi variabel basis dari
variabel non basis dan bernilai positif pada iterasi berikutnya.
l. Leaving variable merupakan variabel non basis yang digantikan oleh variabel basis pada
iterasi berikutnya.
Optimalisasi Kapasitas Produksi Air PDAM Tirta Mayang Jambi Dengan Metode Simpleks

2. Metode Penelitian
Dengan menggunakan metode grafis hanya dapat menggambarkan penyelesaian masalah
dua variabel saja, sehingga akan sulit untuk menentukan penyelesaian permasalahan tiga variabel
atau lebih. Oleh karena itu, kita dapat memanfaatkan metode simpleks untuk menyelesaikan
permasalahan dua variabel atau lebih variabel keputusan dengan menggunakan tabel simpleks.
Berikut adalah langkah-langkah dalam pengerjaan metode simpleks:
1. Identifikasi variabel keputusan dan formulasikan dalam simbol matematika.
2. Identifikasi tujuan dan kendala-kendala.
3. Formulasi tujuan dan kendala ke dalam fungsi model matematika.
4. Masukkan data fungsi tujuan dan kendala-kendala dalam bentuk kanonik ke dalam tabel
simpleks.
5. Tentukan kolom pivot/kunci (negatif terbesar pada baris fungsi tujuan).
6. Tentukan baris pivot/kunci (positif terkecil pada kolom indeks).
7. Tentukan angka pivot/ kunci yaitu pertemuan antara kolom kunci dengan baris kunci.
8. Untuk mengubah semua elemen dalam baris kunci, ubah variabel keputusan di baris
kunci menjadi variabel keputusan di kolom kunci dan bagi semua elemen dengan nomor
kunci.
9. Gunakan metode untuk mengubah nilai string selain keystring. Nilai baris baru = nilai
baris lama - nilai baris baru dari kolom kunci dikalikan dengan parameter kolom kunci
baris asli.
10. Pastikan semua item di toolbar target positif. Jika nilai negatif tetap ada, ulangi langkah
5, dan seterusnya.
Data yang dibutuhkan dalam karya tulis ilmiah ini adalah data kualitatif yang bersumber
dari data hasil simulasi yang dikembangkan pada penelitian sebelumnya.
Siti Nur Aisyah, Anisya Tasya dan Dirani Amaris Fajrin

Berikut adalah data yang dibutuhkan untuk membangun pemodelan matematika dalam
penyelesaian permasalahan dengan menggunakan metode simpleks.

Tabel 1. Identifikasi variabel keputusan dan formulasikan dalam simbol matematika


Variabel Subvariabel Indikator Ukuran

Variabel X1 Jumlah kapasitas terpasang air pdam Nominal


keputusan tirta mayang tahun 2003

X2 Jumlah kapasitas produksi air pdam


tirta mayang tahun 2003

Fungsi Max 1. Memaksimumkan keuntungan total Nominal


tujuan z = 144X1 + 9.155X2 + 5.260X3 yang diperoleh pdam tirta mayang
dari daerah aurduri (X1)
2. Memaksimumkan keuntungan total
yang diperoleh pdam tirta mayang
dari daerah Broni (X2)
3. Memaksimumkan keuntungan total
yang diperoleh pdam tirta mayang
dari daerah Benteng (X3)
Fungsi 10X1 ≤ 150 Realisasi kapasitas penggunaan air Nominal
kendala dari daerah aurduri l/m3

600X1 + 312X2 ≤ 9.655 Realisasi kapasitas penggunaan air


dari daerah Broni l/m3

220X1 + 184X2 ≤ 5.547 Realisasi kapasitas penggunaan air


dari daerah Benteng l/m3
Optimalisasi Kapasitas Produksi Air PDAM Tirta Mayang Jambi Dengan Metode Simpleks

3. Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan pembahasan sebelumnya, berikut formulasi model matematika kapasitas
produksi volume air perusahaan pdam tirta mayang di kota jambi.
Variabel keputusan
Variabel keputusan adalah variabel yang nilainya mempengaruhi nilai hasil yang diinginkan.
Variabel keputusan ini terdiri atas :
X1 = Jumlah kapasitas terpasang air pdam tirta mayang tahun 2003
X2 = Jumlah kapasitas produksi air pdam tirta mayang tahun 2003
Fungsi Kendala
Fungsi kendala adalah fungsi yang berbentuk persamaan ataupun pertidaksaamaan yang
menyatakan pembatasan atau kendala dari banyaknya sumber daya yang tersedia. Fungsi kendala
meliputi penggunaan air dari daerah aurduri 𝑙/𝑚3 , penggunaan air dari daerah Broni 𝑙/
𝑚3 , penggunaan air dari daerah Benteng 𝑙/𝑚3. Terdapat tiga fungsi kendala yang digunakan
untuk mengoperasikan penyelesaian masalah dengan menggunakan metode simpleks :

10𝑋1 ≤ 150
600𝑋1 + 312𝑋2 ≤ 9.655
220𝑋1 + 184𝑋2 ≤ 5.547
𝑋1 , 𝑋2 , 𝑋3 ≥ 0

Fungsi Tujuan
Fungsi tujuan adalah fungsi untuk menentukan nilai maksimum atau nilai minimum dari fungsi
kendala yang telah didapatkan nilai variabelnya. Fungsi tujuan yaitu memaksimumkan
𝑍 = 975𝑋1 + 610𝑋2
Berdasarkan dari uraian pada bagian hasil maka dapat dituliskan formulasi lengkapnya yaitu :
Maksimumkan :
𝑍 = 975𝑋1 + 610𝑋2

dengan kendala
10𝑋1 ≤ 150
600𝑋1 + 312𝑋2 ≤ 9.655
220𝑋1 + 184𝑋2 ≤ 5.547
𝑋1 , 𝑋2 , 𝑋3 ≥ 0
Siti Nur Aisyah, Anisya Tasya dan Dirani Amaris Fajrin

Selanjutnya, formulasi matematis dari data diatas akan diubah ke dalam bentuk baku, kemudian
dilakukan iterasi pada tabel simpleks.
Maksimumkan :
𝑍 − 975𝑋1 − 610𝑋2 − 0𝑆1 − 0𝑆2 − 0𝑆3 = 0

dengan kendala:
10𝑋1 + 𝑆1 − 0𝑆2 − 0𝑆3 = 150
600𝑋1 + 312𝑋2 − 0𝑆1 + 𝑆2 − 0𝑆3 = 9.655
220𝑋1 + 184𝑋2 − 0𝑆1 − 0𝑆2 + 𝑆3 = 5.547
𝑋1 , 𝑋2 , 𝑋3 ≥ 0
Iterasi 0
Tabel 2. Tabel Simpleks
VB Z X1 X2 S1 S2 S3 RHS INDEKS

Z 1 -975 -610 0 0 0

S1 0 10 0 1 0 0 150

S2 0 600 312 0 1 0 9.655

S3 0 220 184 0 0 1 25.547

Iterasi 1
Tabel 3. Tabel Simpleks
Menentukan kolom kunci dengan mencari negatif terbesar pada baris z
VB Z X1 X2 S1 S2 S3 RHS INDEKS
Z 1 -975 -610 0 0 0
S1 0 10 0 1 0 0 150
S2 0 600 312 0 1 0 9.655
S3 0 220 184 0 0 1 25.547

Tabel 4. Tabel Simpleks


Menentukan baris kunci dengan mencari positif terkecil pada kolom indeks
VB Z X1 X2 S1 S2 S3 RHS INDEKS
Z 1 -975 -610 0 0 0
S1 0 10 0 1 0 0 150 150/10=15
S2 0 600 312 0 1 0 9.655 9.655/600=16,09
S3 0 220 184 0 0 1 25.547 25.547/220=116,12
Optimalisasi Kapasitas Produksi Air PDAM Tirta Mayang Jambi Dengan Metode Simpleks

Menentukan angka pivot


Baris kunci = RHS/kolom kunci

𝑍 = 𝑏0 ′ = 𝑏0 + 975𝑏1
1
𝑋1 = 𝑏1 ′ = 𝑏
10 1
𝑆2 = 𝑏2′ = 𝑏2 − 600𝑏1
𝑆3 = 𝑏3′ = 𝑏3 − 220𝑏1

VB Z X1 X2 S1 S2 S3 RHS INDEKS
Z 1 0 365 97,5 0 0 14.625
X1 0 1 0 1/10 0 0 15
S2 0 0 312 -60 1 0 655
S3 0 0 184 22 0 1 22.247

Dari hasil tabel simpleks tersebut didapatkan kondisi yang optimal dengan 𝑋1 = 15, 𝑋2 =
0, 𝑋3 = 0, 𝑆1 = 0, 𝑆2 = 655, 𝑆3 = 22.247 dan 𝑍 = 14.625. Berdasarkan keterangan tersebut
maka dapat dismpulkan bahwa optimalisasi kapasitas produksi volume air perusahaan PDAM
Tirta Mayang pada tiga daerah di wilayah Kota Jambi, yaitu Aurduri, Broni dan Benteng pada
Tahun 2013 akan mengalami optimalisasi pada saat didapatkan nilai 𝑍 = 14.625.

4. Simpulan
Manfaat dari metode simpleks yaitu untuk menyelesaikan permasalahan dua variabel atau
lebih variabel keputusan dengan menggunakan tabel simpleks.
Optimalisasi kapasitas produksi volume air perusahaan PDAM Tirta Mayang yang
dibatasi pada tiga daerah di wilayah Kota Jambi, yaitu Aurduri, Broni dan Benteng pada tahun
2013 akan mengalami optimalisasi pada saat didapatkan nilai z = 14.625.

5. Ucapan Terima Kasih


Ucapan terimakasih kami tuturkan kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan dan partisipasi dalam penulisan Optimalisasi Kapasitas Produksi Air PDAM Tirta
Mayang Jambi dengan Metode Simpleks sehingga didapatkan hasil penulisan yang akan
memberikan beberapa informasi dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi para pembaca.
Siti Nur Aisyah, Anisya Tasya dan Dirani Amaris Fajrin

6. Daftar Pustaka
[1] Corporate Pan, PDAM Tirta Mayang. Jambi: PDAM Tirta Mayang, 2001.
[2] E. Herjanto, Manajemen Operasi. Jakarta: Grasindo, 2007.
[3] G. S. Hiller, Frederick, J. Liebermann, Introduction To Operations Research Teeth
Edition. MCGrawHill. MCGrawHill Education: Standford University, 2015.
[4] H. A. Taha, Operations Research An Introduction. England: Pearson, 2017.
[5] H. Novi, “Penyediaan Air Bersih Didesa Karangduor Kecamatan Kalikajar Kabupaten
Wonosobo,” 2010.
[6] J. W. dan S. Singiresu S Rao, “Engineering Optimalization : Theory and Practice, Fourth
Edition,” 2009.
[7] M. Erwin, Hukum Lingkungan dalam Sistem Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup di Indonesia (edisi revisi). Bandung: PT. Revika Aditama, 2015.
[8] M. E. H. M.R. Hussain, M. Qayyum, “Effect of Seven Steps Approach on Simplex
Method to Optimize the Mathematical Manipulation,” vol. 7, pp. 34–43, 2019.
[9] P. T. Mayang, Laporan Tahunan PDAM 2002 – 2003. Jambi: PDAM Tirta Mayang, 2003.
[10] R. J. Kodoatie, Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2003.
[11] S. Assauri, Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999.
[12] U. Rafflesia, Pemrograman Linier. Bengkulu: Badan Penerbitan Fakultas Pertanian,
UNIB, 2002.
[13] V. Gaspersz, Manajemen Produksi Total, Strategi Peningkatan Produktivitas Bisnis
Global. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1998.
[14] Z. Yamit, Manajemen Kualitas Produk Dan Jasa, 1st ed. Yogyakarta: Ekonisia, Kampus
Fakultas Ekonomi UII, 2005.
[15] Zulyadaini, Seri Pembelajaran Program Linier. Yogyakarta: Tangga Ilmu, 2016.

Anda mungkin juga menyukai