Uts Metopen Khairunnisa
Uts Metopen Khairunnisa
Si
Oleh :
Nama :
Khairunnisa Nim :
2215058
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Tuhan yang maha esa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan tugas ujian tengah
semester ini, meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya. Saya juga berterima kasih
kepada Muhammad Ikhsan Ghozali, M. Si. selaku dosen pengampu mata kuliah
Metodologi Penelitian. Yang telah memberikan tugas ini kepada saya, sehingga saya dapat
mempelajari lebih mendalam mengenai bagaimana meriview artikel penelitian yang baik
dan benar. Saya harap hasil riview ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan saya mengenai meriview artikel yang baik dan benar. Saya menyadari
sepenuhnya bahwa hasil riview ini jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu saya berharap
adanya kritik, saran, serta usulan demi perbaikan yang telah saya buat untuk menjadi lebih
baik lagi ke depannya mengingat bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................
A. Judul .......................................................................................................................
B. Penulis.....................................................................................................................
C. Sumber....................................................................................................................
BAB II ...............................................................................................................................
PEMBAHASAN ................................................................................................................
A. Title .........................................................................................................................
B. Abstract ...................................................................................................................
C. Introduction.............................................................................................................
D. Methodology ............................................................................................................
1. Pendekatan............................................................................................................
F. Acknowledgements ..................................................................................................
G. References............................................................................................................
PENUTUP .........................................................................................................................
ARTIKEL PENELITIAN.................................................................................................
BAB I
B. Penulis
Hadiarni, Anggun Shaqhira
C. Sumber
jurnal obsesi: jurnal pendidikan anak usia
dini DOI: 10.31004/obsesi.v7i3.4387
Penerbit: Bimbingan dan Konseling, Universitas Islam Negeri, Mahmud Yunus
Batu sangkar,Indonesia
Published online: 2023
Jumlah halaman: 10
PEMBAHASAN
A. Title
Rumusan judul “Eksplorasi deskriptif tentang layanan bimbingan dan konseling di
PAUD: Realitas, Kendala, dan Harapan”
B. Abstract
Abstrak terdiri 153 kata, termasuk 12 kata sebagai kata kunci, ditulis dalam satu
paragraf panjang, sesuai dengan ketentuan. Abstrak memuat fokus penelitian dan
tujuannya. Dalam abstrak ini metodologi penelitian yang digunakan pun dijelaskan
secara garis besar. Begitu pun hasil, hanya dijelaskan secara garis besar. Kata-kata
kunci yang dicantumkan pun sudah cukup untuk menggambarkan permasalahan yang
dikaji.
Secara umum abstrak dan isi pada artikel ini sudah sinkron. Hal ini terlihat dari
susunan yang ada dalam abstrak yang berisi permasalahan, tujuan, metode
pengumpulan data, dan hasil dari penelitian tersebut.
C. Introduction
Dalam pendahuluan telah dijelaskan tentang permasalahan penelitian, yakni:
Belum ditemukan adanya penelitian yang menggali secara rinci bentuk-bentuk kendala
yang dihadapi.
Dalam introduction sudah mencakup latar belakang masalah serta kajian teori
dan hasil penelitian terdahulu yang relevan. Hal ini tampak dari permasalahan
yang telah dikemukakan sebelumnya.
Permasalahan diungkapkan dengan jelas, begitu pun dengan harapan yang
diharapkan penulis pada artikel ini tertera pada bagian akhir, paragraf akhir.
D. Methodology
1. Pendekatan
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan desain deskriptif dengan metode
survei.
Pertanyaan pertama yang digali dari penelitian ini adalah apakah responden
menemukan ada siswa pada satuan pendidikan PAUD di mana mereka mengajar
mengalamimasalah yang membutuhkan penanganan khusus. Adapun jawaban yang
mereka berikan telah dirangkum pada diagram pada gambar 2.
Lebih lanjut, sebagai guru kelas yang tidak memiliki latar belakang
pendidikan BK, adalah sangat beralasan jika mereka tidak dapat memenuhi
kewajiban mereka dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling secara
maksimal, terutama dalam membantumemecahkan masalah siswa, mereka akan
mengalami beberapa kendala sehingga hasilnya tidak maksimal karena keterbatasan
wawasan dan pengetahuan (Fitriani et al., 2022; Nugroho & Fathoni, 2022). Terkait
dengan beberapa kendala tersebut, responden juga menyampaikanharapan
mereka agar ada kesempatan bagi mereka untuk meningkatkan wawasan dan
pengetahuan tentang BK. Kabadayi (2016) menjelaskan pelatihan untuk guru
prasekolah penting dilakukan untuk pengembangan keprofesionalan mereka
dalam berbagai aspek yang dibutuhkan baik dalam proses pembelajaran maupun
bimbingan (Solehuddin, 2019). Bilgin (2017) menyatakan bahwa guru
pendidikan prasekolah membutuhkan pendidikan khusus sebagai dukungan untuk
dapat memberikan bimbingan kepada siswa dan orang tua sesuai dengan
kebutuhan mereka (Saglam et al., 2021). Beberapa temuan penelitian juga
merekomendasikan agar guru TK
diberikan pelatihan meningkatkan kompetensi sebagai pembimbing melalui
berbagai konsep/metode/strategi dalam bimbingan dan konseling sehingga
mereka dapat memenuhi kewajiban mereka dalam memberikan layanan
bimbingan dan konseling di satuan pendidikan PAUD di mana mereka mengajar
(Afiati & Sartika, 2020) Terkait dengan harapan guru PAUD tentang adanya
pelatihan keterampilan menyusun instrumen (need asesmen) dan penyusunan
program, dapat ditegaskan bahwa analisis kebutuhan (need assessment) sangat
penting karena melalui analisis kebutuhan tersebut dapat diperoleh gambaran
rumusan program perencana layanan yang dirancang sedemikian rupa, dengan
menyesuaikan kepada kebutuhan peserta didik yang telah dianalisis sebelumnya
(Muiz & Fitriani, 2022). Asesmen kebutuhan (need assesment) tidak hanya
proses spekulatif yang didasarkan pada opini, tetapi aktivitas pencarian fakta
dalam memenuhi kebutuhan nyata peserta didik/konseli, sehingga dapat
mengembangkan programbimbingan dan konseling (Adiputra, 2016). Asesmen
kebutuhan (need assesment) selain bertujuan memperoleh data konseli yang
tepat, menelaah secara mendalam penyebab masalah konseli muncul, asesmen
juga menantang seorang konselor mengembangkan keahliannya dalam
melakukan penilaian yang relevan terhadap masalah konseli.
Berpedoman kepada hasil asesmen, dapat ditentukan jenis layanan yang
dibutuhkan peserta didik/konseli, hasil asesmen juga dapat untuk merancang
program yang dibutuhkan dalam layanan. Oleh karena itu, setiap guru BK/
konselor harus melaksanakan asesmen kebutuhan agar program yang dirancang
sesuai dengan kebutuhan peserta didik/konseli serta tujuan sekolah (Nasution,
2021). Program yang disusun berdasarkan need assesment akan menjadi lebih lebih
efektif dalam penerapannya (Afiat et al., 2021). Layanan bimbingan
dankonseling yang dilaksanakan dalam pendidikan prasekolah tahapannya perlu
direncanakan, karena dengan program yang terstruktur dan terarah akan
memudahkan dalam realisasinya. Dalam merealisasikan program, guru dituntut
dapat menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan prinsip dan tujuan
yang telah ditetapkan (Güler & Çapri, 2019). Dalam pengembangan program,
ada beberapa faktor yang mempengaruhi konselor/guru bimbingan dan konseling
yaitu: pengetahuan konselor terkait evaluasi, keterampilan konselor dalam
melaksanakan evaluasi program serta afiksasi diri konselor dalam penggunaan
data (Mujiyatiet al., 2020).
Harapan lainnya yang disampaikan oleh responden adalah terkait dengan
peningkatan keterampilan dalam melaksanakan layanan bimbingan dan
konseling. Dalam pelaksanaan konseling seorang guru perlu menguasai
keterampilan dasar konseling sebagai modal awal untuk kesuksesan
melaksanakan layanan. Keterampilan dasar konseling, meliputi pemahaman
tentang konsep dan keterampilan komunikasi yang berlandaskan pemberikan
bantuan kepada orang lain melalui tahapan awal, inti dan penutup layanan konseling
(Witono et al., 2021). Hasil penelitian Mahdhita & Kurniawan (2017) menyimpulkan
bahwa keterampilan guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan layanan
berbanding lurus dengan minat siswa mengikuti layanan, artinya kalau guru
terampil maka minat siswa akan meningkat (Rahmi & Suriata, 2019).
Seorang guru PAUD dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan
konseling perlu mempelajari teknik-teknik yang relevan. Dengan mempelajari dan
memahami teknik, seorangguru akan mampu berpikir dengan baik dan
mengambil keputusan yang tepat dalam membantu menyelesaikan gangguan
yang dialami serta mengarahkan anak usia dini dalam mengembangkan potensi
mereka (Sitompul et al., 2021). Özgüven (2001) berpendapat bahwa guru PAUD
dapat memainkan peran penting untuk memahami anak-anak lebih baik melalui
peningkatan keterampilan seperti mendengarkan secara efektif (Saglam et al.,
2021). Guru BK/ konselor merupakan seorang guru yang bertugas dalam
memenuhi kebutuhan peserta didik baik dari segi psikologis dan kemanusiaan
secara ilmiah dan profesional. Seorang gurubimbingan dan konseling harus dapat
menciptakan komunikasi yang baik dengan peserta didik untuk mengatasi
masalah serta tantangan hidup (Saputra, 2022). Ivey dan Ivey, (
2007)menambahkan bahwa keterampilan mendengarkan aktif dapat digunakan
oleh konselor sekolah saat bekerja dengan siswa, pendidik, dan pemangku
kepentingan sekolah lainnya, atau wali untuk membina hubungan empati dalam
rangka mendorong hasil maksimal terkait sekolah seperti pembelajaran,
perkembangan sosial dan emosional, serta eksplorasi karir (Levy & Lemberger-
Truelove, 2021
F. Acknowledgements
Sebagaimana pertanggung jawaban dan etika, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan kepada guru yang mengajar di satuan pendidikan PAUD
Kabupaten 50 Kota dan Tanah Datar.
G. References
Penelitian ini memiliki 43 sumber rujukan, terdiri dari 1 buku serta 42 artikel dan
penelitian.
1. Tahun terbit buku pada tahun 2020
2. Sedangkan tahun terbit artikel dan laporan penelitian berkisar antara tahun 2010
hingga 2023, dengan rincian sebagai berikut:
a. 5 tahun (33 artikel): (2019; 2019; 2019; 2019; 2019; 2019; 2020; 2020; 2020;
2021; 2021; 2021; 2021; 2021; 2021; 2021; 2021; 2021; 2021; 2021; 2021;
2021; 2021; 2021; 2022; 2022; 2022; 2022; 2022; 2022; 2022; 2022; 2023)
b. Diatas 5 tahun sampai 10 tahun (7 artikel): (2014; 2016; 2017; 2017; 2017;
2017; 2018)
c. Lebih dari 10 tahun (2 artikel): (2010; 2013)
BAB III
PENUTUP
Demikian hasil review terhadap artikel berjudul “Eksplorasi deskriptif tentang layanan
bimbingan dan konseling di PIAUD: Realitas, kendala, dan harapan” yang ditulis oleh
Hadiarni, dan Anggun Shaqhira. Walaupun ada beberapa hal yang tidak ditulis secara
lengkap dalam riview artikel ini, akan tetapi hasil riview artikel ini sudah dikatakan
lengkap dan jelas. Semoga bermanfaat bagi pembaca.
ARTIKEL PENELITIAN
Batusangkar,Indonesia(1)
DOI: 10.31004/obsesi.v7i3.4387
Abstrak
Abstract
Usia dini sering disebut dengan golden age di mana pada masa ini anak
mengalami perkembangan yang sangat pesat pada berbagai aspek. Namun,
menurut Iswaningtyas (2017), apabila perkembangan anak pada usia ini
mengalami hambatan, maka akan berdampak padaperkembangan masa
selanjutnya (Amanah et al., 2020). Perlu disikapi beberapa permasalahan yang
umumnya dialami anak pada usia ini terkait dengan terhambatnya
perkembangannya mereka. Thompshon, Rudolf, Henderson (2004), misalnya,
menyatakan bahwa masalah yang terjadi pada anak-anak pada usia tersebut
meliputi: 1) konflik interpersonal, artinya anak- anak kesulitan dalam
berinteraksi dengan orang lain, seperti orang tua, guru, saudara, teman sebaya
dan sebagainya, 2) konflik intrapersonal, artinya anak-anak membutuhkan
bantuan orang lain dalam pemecahan masalah yang mereka hadapi, 3)
kurangnya pemahaman diri dan lingkungan, serta 4) kurangnya kompetensi
diri untuk melakukan sesuatu (Kholili et al., 2017). Selanjutnya, Bunu (2012),
menambahkan bahwa permasalahan yang umumnya dialami siswa PAUD
meliputi masalah sosial, emosional, perkembangan, moral dan bahasa (Addien
et al., 2022). Disamping itu, pendidikan dalam keluarga juga bisa menjadi
sumber masalah bagi mereka. Hasil penelitian Siti dan Retnaningsih dalam
Rahmatullah (2017 ) juga mengungkapkan bahwa anak yang dibesarkan dalam
keluarga yang tidak harmonis, kurang diperhatikan, kurang bersosialisasi dan
kurang diberi tanggung jawab oleh orang tua menjadipemicu munculnya
kepribadian yang keras, hilang percaya diri serta memiliki emosi yang tidak
stabil dalam pergaulannya (Ambarita et al., 2021). Agar permasalahan mereka
tidak semakin kompleks, perlu adanya upaya pemberian bantuan dan layanan
yang bertujuan untuk mengantisipasi dan mencarikan solusi. Terkait dengan
urgensi pemberian bantuan dan layanan ini, Saidah (2017) menegaskan bahwa
sekolah harus menyediakan layanan bimbingan dan konseling untuk
membantu mengatasi masalah yang dihadapi siswa (Sari et al., 2022).
Layanan bimbingan dan konseling dapat memberikan bantuan sesuai dengan
aspek
Beberapa
Beberapa temuan
penelitian penelitian
terdahulu terkait
di atas pelaksanaangambaran
memberikan bimbingan dan sama,
yang konseling
yaituuntuk
siswa PAUD menunjukkan
permasalahan yang dihadapibahwa
oleh guru
guru yang
PAUDbekerja
dalamdi pendidikan prasekolah
melaksanakan layanantidak
memiliki kemampuan
bimbingan yang memadai
dan konseling. dalam melakukan
Namun, belum ditemukan praktik
adanyabimbingan
penelitianyang efektif
yang
di lapangan
menggali karena
secara rincikurangnya keprofesionalan
bentuk- bentuk kendala mereka (Kiliçoğlu,Kebaruan
yang dihadapi. 2013). Guru
hasil kelas
seringkali ini
penelitian mengalami kesulitan mendapatkan
adalah mencoba dalam menghadapi problematika
gambaran yang lebihanak didiknya yang
komprehensif
pada gilirannya
terhadap realitas, menjadi penghambat
kendala dan pelaksanaan
harapan guru PAUD layanan bimbingan dan
dalam melaksanakan konseling
layanan
pada PAUD
bimbingan dan(Sofiani et al.,
konseling yang2021).
belumIni karena mereka
dilaksanakan olehtidak memiliki
penelitian kemampuan yang
sebelumnya.
memadai dalam melakukan praktik bimbingan dan konseling pribadi, pendidikan dan
kejuruan serta membantu memecahkan masalah siswa. Untuk itu guru prasekolah perlu
Metodologi
dibantu dalam hal metode dan praktik layanan bimbingan dan konseling untuk siswa
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan metode survey.
yang membutuhkan layanan khusus (Bilgin, 2017).
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengenali dan mengidentifikasi secara
Selanjutnya, Saglam, dkk. menemukan bahwa guru PAUD merasakan layanan
sistematis dan akurat tentang karakteristik populasi yang diteliti. Sedangkan,
bimbingan dan konseling harus dilaksanakan pada satuan pendidikan tersebut. Hanya
metode
saja, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh guru tersebut tidak memadai
dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling secara maksimal untuk peserta
didik mereka
Realitas
Permendiknas
No. 35/2010
Simpulan
Daftar Pustaka
Addien, B., Fatimah, N., Handaka, I. B., & Utomo, N. B. (2022). Konseptual
bimbingan dan konseling anak usia dini. 6(1), 117–126.
https://doi.org/10.26539/teraputik.611078
Afiat, Y., Fitriani, W., & Fitri, A. T. (2021). Need Assesment sebagai
Manifestasi Unjuk Kerja Konselor. Al-Tazkiah : Jurnal Bimbingan dan
Konseling Islam, 10(1), 1–20.
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/altazkiah/article/view/3410
Afiati, E., & Sartika, N. A. (2020). Pengaruh Pelatihan Berbasis Teori Vygotsky
Terhadap Kompetensi Guru Sebagai Pembimbing. Indonesia Journal of
Learning Education and
Counseling, 2(2), 193
–203.https://journal.ilininstitute.com/index.php/IJoLEC/article/view/255
Ambarita, J., Yuniati, E., & Purnamasari, I. (2021). Problematika Orang Tua
dalam Menjalankan Perannya sebagai Guru Bagi Anak Usia Dini.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(3), 1819–1833.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i3.1358
Anesty, E., Fatihaturrosyidah, F., & Putra, J. (2022). Knowledge and ability of
early childhood teachers in delivering career guidance for preschooler.
ProGCouns: Journal of Professionals in Guidance and Counseling, 3(1),
10–22. https://doi.org/10.21831/progcouns.v3i1.49609
Fitriani, E., Neviyarni, N., Mudjiran, M., & Nirwana, H. (2022). Problematika
Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Naradidik: Journal of
Education and Pedagogy, 1(3), 174–180.
https://doi.org/10.24036/nara.v1i3.69
Hardani, Auliya, N. H., Andriani, H., Fardani, R. A., Ustiawaty, J., Utami,
E. F., Sukmana, D. J., & Istiqomah, R. R. (2020). Buku Metode
Penelitian Kualitatif & Kuantitatif (Yogyakarta, Issue March).
Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Editor.
Lampiran.pdf
Witono, A. H., Widiada, I. K., Hakim, M., Jaelani, A. K., & Setiawan,
H. (2021). Peningkatan Keterampilan Dasar Konseling dengan
Bimbingan Kelompok bagi Mahasiswa PGSD FKIP Universitas
Mataram. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6(1), 7–13.
https://doi.org/DOI: 10.29303/jipp.v6i1.132