Anda di halaman 1dari 19

KEPATUHAN KODE DALAM DESAIN FASILITAS

(REGULASI OSHA, ADA)


APA ITU STANDAR OSHA?

 Standar OSHA adalah serangkaian pedoman dan persyaratan yang diberlakukan oleh
Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OSHA) untuk meminimalkan risiko
kesehatan dan keselamatan di tempat kerja yang berbasis di AS. Peraturan ini
mengatur perusahaan untuk menjaga kondisi kerja yang aman dan sehat serta
memberikan pelatihan dan bantuan yang sesuai kepada karyawannya sebelum
melakukan pekerjaan mereka. Standar OSHA juga dikenal sebagai peraturan OSHA
atau persyaratan OSHA karena diatur dalam Bagian 1910 Judul 29 Kode Peraturan
Federal AS (CFR).
SEJARAH OSHA

 OSHA dianggap setara dengan Safe Work Australia di Australia . Pada tahun 1960-an, Amerika Serikat
mengalami peningkatan tajam dalam jumlah cedera dan penyakit akibat kerja; mengakibatkan 14.000
pekerja meninggal di tempat kerja setiap tahunnya . Senator AS Harrison A. Williams Jr. dan Perwakilan
DPR William A. Steiger mendorong tindakan segera untuk mengekang statistik yang mengkhawatirkan
ini.
 “Pengetahuan bahwa situasi kecelakaan industri semakin memburuk, bukannya membaik, menggarisbawahi
perlunya tindakan sekarang.” – Senator AS Harrison A.Williams Jr.
 Pada tanggal 29 Desember 1970, Presiden AS saat itu Richard Nixon menandatangani Undang-Undang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja tahun 1970 yang melahirkan tiga lembaga berbeda, masing-masing
berfokus pada aspek kesehatan dan keselamatan di tempat kerja yang berbeda:
STANDAR KEAMANAN OSHA

 Standar keselamatan OSHA adalah daftar persyaratan material dan peralatan beserta
pedoman dan instruksi bagi pemberi kerja untuk meminimalkan risiko karyawan
dalam pelaksanaan pekerjaan. Kepatuhan terhadap standar OSHA melindungi pekerja
dari bahaya fatal dan risiko kesehatan. Ini diatur menjadi empat industri besar.
CONTOH STANDAR OSHA 1: INDUSTRI UMUM
 Bagian ini menguraikan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja OSHA yang mencakup bisnis yang tidak
termasuk dalam industri pertanian, konstruksi, dan maritim::
 Pengusaha harus menyediakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai untuk setiap karyawan jika diperlukan. Hal
ini termasuk respirator, kacamata keselamatan, pelindung wajah, penutup telinga, sarung tangan pelindung,
pakaian tahan api, dll. Kegagalan dalam menyediakan APD yang sesuai dapat mengakibatkan pemberi kerja
melanggar standar OSHA untuk setiap karyawan.
 Pengusaha harus memberikan pelatihan keselamatan yang sesuai kepada karyawan baik secara internal atau
melalui sarana pihak ketiga, untuk mempersiapkan mereka secara memadai menghadapi bahaya yang mungkin
mereka hadapi di tempat kerja. Kegagalan memberikan pelatihan keselamatan yang memadai dapat
menyebabkan pemberi kerja melanggar standar OSHA untuk setiap karyawan.
 Pengusaha harus memastikan bahwa semua area yang digunakan untuk bekerja, termasuk lantai produksi, ruang
penyimpanan, dan permukaan jalan, tetap bersih, teratur, dan sanitasi.
 Pengusaha harus memastikan bahwa semua permukaan tempat berjalan dan bekerja cukup kuat untuk
menopang beban gabungan pekerja, peralatan, dan mesin yang ditempatkan di area tersebut di atas.
CONTOH STANDAR OSHA 1: INDUSTRI UMUM
 Pengusaha harus memastikan bahwa permukaan kerja berjalan bebas dari bahaya termasuk benda tajam/menonjol,
papan lantai yang lepas, kebocoran bahan kimia, tumpahan, salju, dan es.
 Pengusaha harus memastikan bahwa karyawan mempunyai akses terhadap titik masuk dan keluar yang aman ke
dan dari area kerja berjalan kaki.
 Pengusaha harus memastikan bahwa permukaan jalan untuk berjalan diperiksa dan dipelihara secara teratur dan
seperlunya untuk menjaga kondisi aman.
 Pengusaha harus memastikan bahwa area kerja pejalan kaki yang berbahaya telah diperbaiki sebelum karyawan
diperbolehkan mengakses area tersebut lagi. Jika koreksi atau perbaikan tidak dapat segera dilakukan, akses harus
ditutup sampai tindakan perbaikan yang diperlukan telah diambil.
 Pengusaha harus menyediakan alat pemadam kebakaran portabel dan memastikan alat tersebut mudah diakses
oleh karyawan.
 Pengusaha bertanggung jawab atas inspeksi, pemeliharaan, dan pengujian alat pemadam kebakaran portabel
dan aset terkait lainnya dalam organisasi.
KEPATUHAN KODE DALAM DESAIN FASILITAS

 Desain fasilitas yang mematuhi peraturan dan standar keamanan adalah suatu
keharusan. Kepatuhan terhadap regulasi OSHA dan ADA adalah kunci untuk
memastikan bahwa fasilitas Anda aman dan dapat diakses oleh semua individu,
termasuk mereka yang memiliki kecacatan. Dalam materi ajar ini, kita akan membahas
PENGENALAN REGULASI OSHA DAN ADA

 OSHA (Occupational Safety and Health Administration): OSHA adalah


badan pemerintah Amerika Serikat yang bertanggung jawab untuk mengatur dan
menegakkan standar keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. OSHA memiliki
standar yang berlaku untuk berbagai jenis industri dan kegiatan. Tujuannya adalah
melindungi pekerja dari bahaya potensial di tempat kerja.
 ADA (Americans with Disabilities Act): ADA adalah undang-undang federal
yang dirancang untuk melindungi hak-hak individu dengan disabilitas. Salah satu bagian
terpenting dari ADA adalah bagian yang mengatur aksesibilitas fasilitas untuk individu
dengan disabilitas. Ini mencakup berbagai ketentuan untuk memastikan bahwa mereka
dapat mengakses dan menggunakan fasilitas dengan nyaman.
PRINSIP-PRINSIP DESAIN KESELAMATAN OSHA

 Identifikasi Bahaya Potensial: Saat merancang fasilitas, penting untuk mengidentifikasi bahaya
potensial yang dapat menyebabkan kecelakaan atau cedera. Ini dapat meliputi bahaya fisik, kimia,
biologis, atau ergonomi.
 Pencegahan Kecelakaan dan Cedera: Rancang fasilitas Anda dengan mempertimbangkan cara
untuk mencegah kecelakaan dan cedera. Ini mungkin melibatkan penggunaan pelindung diri, penggunaan
peralatan pelindung, pengaturan alat dan peralatan, serta pelatihan pekerja.
 Penggunaan PPE (Peralatan Pelindung Diri): Pastikan bahwa pekerja memiliki akses dan
menggunakan peralatan pelindung diri yang sesuai sesuai dengan jenis pekerjaan yang mereka lakukan.
PRINSIP-PRINSIP DESAIN KESESUAIAN ADA

 Aksesibilitas untuk Individu dengan Disabilitas: Fasilitas harus dirancang sedemikian rupa
sehingga individu dengan disabilitas dapat mengakses dan menggunakan semua area dengan mudah. Ini
mencakup penggunaan pintu lebar, lantai yang rata, dan akses yang mudah ke ruang publik.
 Rancangan Jalur dan Rampe yang Memadai: Fasilitas harus menyediakan jalur dan rampe yang
memadai untuk individu dengan kursi roda atau peralatan bantu lainnya. Ini juga mencakup penandaan
yang jelas dan mudah diakses.
 Ruang Khusus dan Fasilitas yang Dapat Diakses: Fasilitas harus memiliki ruang khusus seperti
toilet dan kamar mandi yang dapat diakses oleh individu dengan disabilitas. Ini juga mencakup
pengaturan tempat duduk yang sesuai dan area parkir yang ditunjuk.
INTEGRASI KEPATUHAN OSHA DAN ADA

 Untuk memastikan kepatuhan yang baik dalam desain fasilitas Anda, penting untuk
mengintegrasikan prinsip-prinsip keselamatan OSHA dan aksesibilitas ADA. Contoh
integrasi meliputi:
 Penggunaan pintu yang mudah dibuka oleh individu dengan disabilitas fisik.
 Pengaturan alat dan peralatan yang mempertimbangkan penggunaan peralatan
pelindung diri (PPE).
 Ruang yang dapat diakses oleh individu dengan disabilitas dan memenuhi
persyaratan keselamatan
KESIMPULAN

 Kepatuhan terhadap regulasi OSHA dan ADA adalah kunci untuk desain fasilitas yang
aman, aksesibel, dan sesuai dengan hukum. Memahami prinsip-prinsip ini dan
mengintegrasikannya ke dalam proses perancangan adalah langkah penting untuk
memastikan keberhasilan proyek dan kesejahteraan semua penggunanya.
STUDI KASUS: PUSAT PERBELANJAAN BARU
YANG AMAN DAN AKSESIBEL
DESKRIPSI PROYEK

 Deskripsi Proyek: Sebuah pengembang sedang merencanakan pembangunan pusat


perbelanjaan baru yang akan menjadi pusat perbelanjaan terbesar di kota. Mereka
ingin memastikan bahwa fasilitas ini mematuhi semua regulasi keselamatan OSHA dan
aksesibilitas ADA.
LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN KODE DALAM DESAIN
FASILITAS:
 Pengenalan Regulasi OSHA dan ADA:
 Tim desain dan konstruksi mengadakan pelatihan untuk memahami peraturan OSHA dan ADA serta
mengidentifikasi aspek-aspek penting dari kedua regulasi ini.
 Pemetaan Potensi Bahaya (OSHA):
 Tim mulai dengan mengidentifikasi potensi bahaya yang mungkin terjadi di pusat perbelanjaan. Ini mencakup
risiko seperti kecelakaan saat bekerja di ketinggian (misalnya, pemasangan lampu), risiko penumpukan
kerusakan (misalnya, di gudang penyimpanan), dan bahaya kimia (misalnya, penggunaan bahan pembersih).
 Pencegahan Kecelakaan dan Kecelakaan (OSHA):
 Dalam perencanaan desain, tim memutuskan untuk memasang jalur pejalan kaki yang terpisah dari area
konstruksi. Mereka juga menyediakan pelatihan khusus untuk pekerja yang akan bekerja di ketinggian dan
memasang pagar pengaman yang memadai.
 Penggunaan PPE (OSHA):
 Tim memeriksa semua peralatan pelindung diri yang diperlukan, seperti helm keras, pelindung mata,
dan pelindung telinga untuk memastikan ketersediaannya dan pelatihan yang sesuai untuk
penggunaannya.
 Aksesibilitas untuk Individu dengan Disabilitas (ADA):
 Tim mengidentifikasi bahwa pusat perbelanjaan harus memiliki aksesibilitas yang baik untuk individu
dengan disabilitas. Ini mencakup pintu masuk yang luas, trotoar yang rata, dan jalur yang sesuai untuk
kursi roda.
 Rancangan Jalur dan Rampe (ADA):
 Tim desain memasukkan rampe di setiap tangga dan perubahan tingkat di seluruh pusat
perbelanjaan. Mereka memastikan bahwa rampe ini memenuhi persyaratan panjang, lebar, dan
kemiringan yang sesuai.
 Ruang Khusus (ADA):
 Dalam perencanaan kamar mandi, tim memutuskan untuk menyediakan kamar mandi khusus yang
dapat diakses oleh individu dengan disabilitas. Mereka juga memasang tanda aksesibilitas yang jelas
di seluruh pusat perbelanjaan.
 Integrasi Kepatuhan OSHA dan ADA:
 Tim memastikan bahwa penggunaan bahan konstruksi yang aman juga memenuhi persyaratan
aksesibilitas. Misalnya, mereka memastikan bahwa lantai yang digunakan adalah non-slip dan mudah
diakses oleh kursi roda.
PENGAWASAN DAN PENEGAKAN:

 Tim pengawasan berkala dilakukan selama konstruksi untuk memastikan bahwa


desain sesuai dengan regulasi OSHA dan ADA. Ini mencakup pemeriksaan kepatuhan
keselamatan dan aksesibilitas fasilitas.
 Dalam contoh ini, pengembang mengambil langkah-langkah konkret untuk
memastikan bahwa pusat perbelanjaan yang mereka bangun mematuhi kedua regulasi
OSHA dan ADA. Ini tidak hanya membantu memastikan keselamatan dan aksesibilitas
bagi semua pengunjung, tetapi juga mencegah potensi masalah hukum dan sanksi yang
mungkin timbul jika tidak mematuhi peraturan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai